Anda di halaman 1dari 12

EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING)

Oleh: Khafid Hidayat, S.Pd

A. Pendahuluan

Electronik Power Steering ( EPS ) merupakan salah satu teknologi

dibidang otomotif yang sangat memberikan kemudahan bagi para pengguna

kendaraan. Teknologi ini membantu meringankan putaran kemudi yang

bertujuan meningkatkan efisiensi kerja kendaraan dengan melakukan

perubahan proses kerja power steering. Perubahan ini mengalihkan sistem

hidraulis ke elektrik.

Alasannya sederhana Sistem power steering hidraulis memperbesar

konsumsi bbm kendaraan. Kebutuhan energi untuk sistem itu dalam

beroperasi, lebih besar dari penggunaan AC mobil. Malah sistem hidraulis

berada pada posisi ketiga untuk kerugian mekanis yang dialami mobil ketika

bergerak. Posisinya di bawah kerugian akibat hambatan udara dan gesekan

dengan jalan.

Di era 1990-an, fitur power steering hanya hadir pada mobil-mobil

mewah yang beredar di Indonesia. Atau menjadi fitur tambahan pada mobil

yang lebih terjangkau. Kala itu, sistem power steering yang digunakan adalah

jenis hidraulis. Namun beberapa tahun belakangan ini, produsen kendaraan

melakukan pengembangan sistem yang membantu meringankan putaran

kemudi itu. Honda Motor Co., menjadi pabrikan mobil pertama yang

mengembangkan dan menggunakan Electric Power Steering(EPS) untuk

mobil massalnya yakni pada Honda Acura NSX pada 1993.


Dengan demikian, Elektronik Power Steering merupakan sistem yang

membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan

motor listrik, dipakai pada kendaraan sedang dan kecil.

B. Model Elektronik Power Steering

1. Fully Electric

Artinya motor listrik bekerja langsung dalam membantu gerakan

kemudi. Baik yang letaknya menempel pada batang kemudi, seperti

padaToyota Yaris dan Vios. Juga yang letaknya menempel pada rack

steer seperti Honda Jazz, Suzuki Karimun dan Swift. Bahkan pada

generasi awal yang diterapkan Mazda Vantrend lansiran 1995 ataupun

Toyota Crown keluaran 2005, di tempatkan pada gearbox steering.

2. Semi Electric.

Putaran motor elektrik hanya dimanfaatkan untuk mendorong hidraulis.

Ini sebagai pengganti pompa power steering yang menempel di mesin

dan diputar oleh sabuk V-belt. Misalnya seperti pada Chevrolet Zafira

danMercedes Benz A-Class. Perangkat EPS yang digunakan tentunya

tidak lagi menempel pada mesin. Namun masih mengandalkan minyak

untuk meringankan gerak setir. Biasanya perangkat ini juga masih

menggunakan slang tekan dan slang balik dari minyak.Perusahaan yang

memproduksi EPS adalah Koyo, NSK, Delphi, Showa, Visteon dan ZF

Freidrichshafen AG. Power steering hidraulis membuat mobil lebih

boros BBM hingga sekitar 1,07 km/l.


C. Komponen Elektronik Power Steering

Seperti halnya pada power steering hidrolik yang berfungsi untuk

meringankan tenaga untuk memutar steering wheel, Elektronik Power

Steering tidak lagi menggunakan hidrolik sebagai power tetapi menggunakan

motor DC yang dikontrol secara elektrik, dengan demikian dibandingkan

dengan Hydraulic Power Steering memiliki beberapa kelebihan antara lain :

 Kehilangan tenaga mesin sangat kecil

 Konsumsi bahan bakar lebih irit

 Lebih ringan dan kompak

 EPS bekerja berdasarkan kecepatan kendaraan

 Mudah dalam pemeriksaan

 Lebih aman

Komponen-komponen utama Elektronik Power Steering antara lain:

Keterangan :

1. Kontrol Unit EPS

2. Sensor Kecepatan Kendaraan


3. Sensor Torque

4. Motor Power dan kopling

5. Gigi kemudi

6. Baterai

7. Sinyal putaran mesin

1. Kontrol Unit/Control Module

Komponen ini adalah bagian terpenting dari sistem kontrol elektronik,

selain fungsi utamanya sebagai pengontrol tenaga dan arah putaran

motor, juga dilengkapi dengan Onboard Diagnostic System.

2. Sensor Kecepatan / VSS

Berfunsi mendeteksi kecepatan kendaraan, biasanya dipasang pada

transmisi. VSS akan membangkitkan sinyal secara proposional

tergantung kecepatan kendaraan yang selanjutnya sinyal tersebut akan

dikirim ke speedometer dan control modul.


3. Sensor Torque

Berfungsi mendeteksi besarnya gaya yang dibutuhkan serta arah gerakan

steering wheel, yang dikonversikan menjadi sinyal tegangan listrik untuk

dikirim ke control modul.

Cara kerja Sensor Torque :

a. Saat posisi stir lurus

Pada posisi stir tidak diputar/lurus maka tidak terjadi puntiran pada

torque bar sehingga tidak terjadi penyimpangan putaran antara input

shaft dengan output shaft maka slider diam dan steel ball ditengah

dan tidak menyebabkan lever potensiometer bergerak (tidak ada

perubahan nilai resistan potensiometer)


b. Saat stir diputar kekanan/kekiri

Apabila stir diputar akan menyebabkan puntiran pada torque bar

sehingga terjadi penyimpangan antara input shaft dan output shaft

maka slider bergerak keatas atau ke bawah, arah gerakan ini

menyebabkan lever potensiometer bergerak dan akan merubah nilai

resistansi yang akan dikirimkan ke kontrol modul.

4. Motor dan kopling

Motor DC dipasangkan pada steering column terdiri dari sebuah worm

gear, sebuah kopling elektromagnetik dan sebuah motor DC. Putaran

motor diteruskan ke output shaft melalui kopling elektromagnet-

reduction gear.
5. Gigi kemudi/steering colum

6. Baterai

Merupakan sumber tegangan untuk mensuplai arus ke sistem EPS

7. Sinyal putaran

Sinyal putaran yang diambilkan dari ignation coil melalui noise

suppresor memberikan informasi ke kontrol modul mesin berputar atau

tidak.
D. CARA KERJA ELECTRIC POWER STEERING

Cara kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci

diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi

stand-by, bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel instrumen

menyala. Saat mesin hidup, Noise Suppressor segera menginformasikan pada

Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung

menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor yang terletak

pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module ketika

setir mulai diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi

tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya. Dengan dua

informasi tersebut, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai yang

dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu

proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas begitu

mobil mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control module

tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak

80 km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module.


Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety.

Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor

listrik hanya sesuai kebutuhan saja. Selain mengatur kerja motor elektrik

berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada

malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan

menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control

Module menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan

motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi

EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil masih

dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat

seperti kemudi tanpa power steering.

E. Diagnosa dan Perbaikan Kerusakan EPS

Bila terjadi kerusakan pada sistem kelistrikan atau pada komponen

elektronik atau sensor dapat dideteksi dengan kedipan lampu indikator “EPS”

yang terdapat pada instrumen panel.

Prosedur untuk diagnosa dengan menggunakan lampu indikator pada

dashboard :

a. Carilah monitor coupler


b. Hubungkan kabel termnal A dan B pada monitor coupler

c. Putar steering kekanan dan kekiri dan tarik rem parkir.

d. Start mesin

e. Bila terjadi kerusakan akan ditunjukkan oleh kedipan lampu indikator

pada dashboar

f. Setelah tahu jumlah kedipan lihat kode kedipan pada buku manual, maka

kerusakan pada sistem EPS akan nampak

Kode kerusakan EPS (Susuki Karimun)


Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Kode kerusakan akan ditampilkan dari yang terkecil.

b. Kode kerusakan akan tersimpan di memori control module, sehingga

setelah perbaikan pastikan direset dengan cara melepas baterai.

c. Kode kerusakan 22 akan ditunjukkan pada saat ignation swicth ON

F. Perawatan Elektronik Power Steering

Sebagai komponen yang relatif tanpa perlu lagi melakukan perawatan.

Umumnya sebatas melakukan perawatan pada komponen luar rangkaian

motor elektrik. Pasalnya, parts pengganti seperti dinamo, sensor dan

komponen kecil lainnya belum dijual di pasaran. Jika terjadi kerusakan,

umumnya harus mengganti satu rangkaian. Misalnya model steer column

yang tergabung dengan dinamo atau dengan racksteer.

Sebagai perawatan, komponen EPS sebaiknya diperiksa secara rutin

waktu mobil dalam kondisi terangkat. Misalnya saat melakukan cuci kolong

diperiksa kondisi kabel penghubungnya. Atau bisa dengan menambahkan

pelindung komponen yang bisa kemasukan air.

Sekring EPS yang umumnya tertancap dalam kotak sekring dalam kabin

mesin perlu diperiksa juga. Biar enggak bermasalah, bisa semprot dengan

cairan sejenis pembersih atau contact cleaner. Atau diganti setelah tampak

kendur.

Selain itu, komponen penunjang lain seperti karet boot steer dan joint

steer bisa dirawat seperti biasa. Jika tampak sobek hingga getas pada sistem
semi electric artinya perlu penggantian segera. Jika joint steer dan bagian tie

rod mulai oblak artinya perlu penggantian juga seperti merawat Power

Steering biasa saja.

G. Penutup

1. Simpulan

Elektronik Power Steering merupakan pengembangan dari sistem

Hidraulik Power Steering. Lebih hemat bahan bakar karena sistem EPS

menggunakan listrik sebagai energi penggeraknya.

2. Saran

Lebih baik menggunakan sistem EPS, karena sistem ini tidak

menggunakan putaran mesin sebagai sumber penggeraknya. Jadi sistem

ini lebih efisien untuk pemakaian bahan bakar.

Tetap melakukan pengecekan dan perawatan secara berkala, walaupun

sistem ini lebih bebas perawatan.

Referensi

Direktorat Pembinaan SMK. (2008). Bab 24 Sistem EPS, Wiper, Kursi Electrik

Ototronik. (2012). Sistem Elektronik Power Steering (EPS). SMK TKM


PertambanganKebumen :Kebumen.

Training Material & Publication. (...) Wheel Aligment& ECS

Wakhid, Muhkamad. (2011). Sistem Kemudi Pada Kendaraan Ringan. Insania:


Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai