NAMA :Ran
di Fajar Wicaksono
NO : 24
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah dengan judul “Elektronik Power Steering” ini, sholawat serta salam semoga
tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Baginda Muhammad SAW yang telah
menjadi suri tauladan bagi umat diseluruh alam.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Chassis. Selanjutnya
penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Purwanto
dan Bapak Sutiana selaku guru sekaligus pembimbing mata pelajaran Pemeliharaan
Chasis dan Pemindah Tenaga.
1. Setelah kunci diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik
untuk kondisi stand-by. Seketika itu pula, indikator EPS pada panel instrumen
menyala.
2. Begitu mesin hidup, maka Noise Suppressor segera menginformasikan pada
Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung
menghubungkan motor dengan batang setir.
3. Torque Sensor Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas
memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar. Dan
mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat
putarannya.
4. Dengan dua informasi itu, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai
yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu
proses memutar setir menjadi ringan.
Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control
Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada
panel instrument akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya
ia juga menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan motor
dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih
terhubung dengan setir melalui batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk
dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti kemudi tanpa power
steering.
PEMBAHASAN [ABS]
A. Sistem Rem
Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah
kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh
masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan.
3. 3-Sensor 3-Chanel
Roda depan dikontrol tersendiri namun untuk roda belakang dikontrol
secara bersamaan oleh satu wheel speed sensor (khususnya differential ring
gear).
Mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai sistem
kontrol ABS jenis ini. 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda
belakang. Roda belakang dikontrol bersama dengan select low control logic.
Untuk X-brake line system, diperlukan 2 channels (2 brake port di dalam unit
ABS) untuk mengatur roda belakang dikarenakan masing-masing roda
belakang mempunyai jalur rem yang berbeda.
4. 1-Sensor 1-channel
Hanya mengatur tekanan roda belakang oleh satu sensor.Dipakai Untuk
mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system, hanya untuk mengontrol
tekanan roda belakang.Pada rear diffirential dipasang satu wheel speed
sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepan roda.
Cara kerjanya adalah saat dilaukan pengeraman mendadak roda depan
akan terkunci, sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti
pada permukaan jalan yang mempunyai daya gesek rendah (low-• ) juga akan
bertambah jauh. Sistem ini hanya akan membantu untuk penghentian lurus.
2. Safety Circuit
Saat Ignition switch diputar ke ON, ABSCM akan melakukan self-test sampai
kecepatan kendaraan mencapai batas kecepatan normal dan juga memonitor
sistem saat mobil melaju. Jika terdeteksi ada kerusakan, pertama yang
dilakukannya adalah menghentikan fungsi ABS dan menyalakan lampu peringatan
ABS. Meskipun ABS tidak dapat bekerja, namun rem konvensional mesih tetap
bekerja.setelahtidak terdeteksi lagi adanya kerusakan pada sistem, maka lampu
peringatan akan mati dan sistem kembali berjalan normal.
a. Initial Self-Testing setelah IG ON (mobil berhenti)
Ketika kunci kontak diputar ke ON maka arus akan mengalir ke ABSCM,
dan melakukan prosedur kerja sebagai berikut :
1) Mengecek fungsi microprocessor
a) Membuat Watchdog Error dan memeriksa jika ada kesalahan
b) Memeriksa data ROM
c) Memeriksa data RAM apakah penulisan dan membacaan data
normal
d) Memeriksa kerja converter A/D (Analog /Digital)
e) Memeriksa komunikasi diantara dua microprocessor
2) Memeriksa fungsi valve relay
a) Mengaktifkan valve relay dan memeriksa kerjanya
3) Memeriksa fungsi fail memory circuit microprocessor
a) Memeriksa fail memory circuit microprocessor
Cara Kerja
Brake Assist
Seperti Penjelasan didepan sistem BA melibatkan serangkaian sensor-sensor
elektronik yang dirancang untuk mendektesi sewaktu ada pengereman darurat yang
secara otomatis meningkatkan upaya pengereman kendaraan yang bertujuan
meningkatkan keselamatan penumpang, menurut survai dan penelitian Sistem Brake
Assist dapat mengurangi jarak henti hingga 21 meter pada kecepatan 201 km/jam.
BAB V
PEMBAHASAN (EBD)
Sistem EBD (Electronic Brake force Distribution) adalah sub bagian dari sistem
ABS yang gunanya untuk mengontrol secara efektif pemakaian roda-roda belakang
sebagai adhesi (perekat). Untuk penggunaan selanjutnya, pengembangan peralatan
ABS dikontrol oleh selip roda belakang dengan range pengereman memihak. Gaya
pengereman dipindahkan bahkan bisa lebih mendekati optimal dan dikontrol secara
elektronik, kemudian disalurkan ke proportioning valve yang membutuhkannya.
KEUNTUNGAN EBD
1. (Load sensitive) proportioning valve
2. Meningkatkan kontribusi rear axle ke gaya pengereman
3. Mendekati distribusi gaya pengereman yang ideal (lurus dan berbelok)
4. Bisa beradaptasi terhadap beban yang berbeda
5. Distribusi pengereman yang tetap konstan meskipun kendaraan dipakai untuk
jangka waktu yang lama
6. Adanya monitor untuk fungsi EBD
7. Minimal extension of ABS hardware required
KONSEP
Penggunaan komponen ABS yang sudah ada
Fungsi diperloleh melalui tambahan perangkat lunak
KEAMANAN
Kerusakan bisa diketahui melalui lampu peringatan
Layout sistem dasar pengereman
KERUGIAN
Tidak ada alat cadangan jika sistem EDM mengalami kerusakan
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Elektronik Power Steering merupakan pengembangan dari sistem Hidraulik
Power Steering. Lebih hemat bahan bakar karena sistem EPS menggunakan listrik
sebagai energi penggeraknya.
Dari penulisan makalah ini dapat ditarik kesimpulannya diantaranya :
1. Cara kerja rem ABS sudah di control secara otomatis, semua masukan dari
sensor-sensor di olah oleh ABSCM.
2. Dalam perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) harus sesuai
dengan prosedur perawatan, agar diperoleh hasil yang maksimal dan
mengurangi kerusakan yang lebih fatal.
B. Saran
Lebih baik menggunakan sistem EPS, karena sistem ini tidak menggunakan
putaran mesin sebagai sumber penggeraknya. Jadi sistem ini lebih efisien untuk
pemakaian bahan bakar.
Tetap melakukan pengecekan dan perawatan secara berkala, walaupun sistem
ini lebih bebas perawatan.
1. Bagi para siswa teknik otomotif maupun mekanik mobil agar melakukan
perawatan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) sesuai dengan prosedur
perawatan.
2. Bagi pihak jurusan Teknik Otomotif agar dapat menyediakan model untuk
sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System) agar mahasiswa teknik otomotif
lebih menguasai sistem rem ABS (Anti-Lock Brake System).