Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN OBERVASI

ELECTRIC POWER STEERING

Disusun Oleh :

Muhamad Sapuan

Kelas : Reg 5 D

NPM : 3219110053

PENDIDIKAN VOKSLISME TEKNIK MESIN OTOMOTIF


FAKULTAS SAINTEK
UNIVERSITAS IVET SEMARANG
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat,taufik serta hidayah-Nya kepada kami sehingga penulisan laporan observasi electric
power steerin ini dapat berlangsung dengan lancar. Penulis selesaikan untuk memenuhi
salahsatu tugas Ulanagan Akhir Semester mata kuliah Chasis pada semester 7. Semoga
laporan ini memenuhi syarat seperti yang diharapkan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan untuk masa mendatang.

Pati, 30 januari 2022

Muhamad Sapuan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II : PELAKSANAAN OBSERVASI

A. Lokasi dan Waktu Observasi ................................................................... 3


B. Subjek Observasi .................................................................................... 3
C. Variabel Observasi ................................................................................. 3
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 3

BAB III : HASIL OBSERVASI

A. Pengertian Electrik Power Steering (EPS) ............................................. 4


B. Komponen dan Fungsi Electrik power Steering ..................................... 5
C. Cara Kerja Electrik Power Steering ....................................................... 9
D. Trouble Shooting Electrik Power Steering .............................................. 11
E. Cara Mendiagnosis Kerusakan serta Cara Perbaikannya ........................ 11

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 16
B. Saran ....................................................................................................... 16

LAMPIRAN ....................................................................................................................

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gambar 1. Komponen EPS


Seiring dengan perkembangan teknologi yang digunakan pada kendaraan khususnya pada
system kemudi kini kita mengenal teknologi Power steering konvensional ataupun yang
menggunakan pompa yang digerakkan engine melalui pully dianggap terlalu boros dalam
menggunakan energi, karena setiap saat engine berputar maka pompa juga aktif, walaupun
tekanan pompa. Jenis konvensional ini kemudian disempurnakan dengan jenis Semi Electronic
Power Steering (SEPS) disebut juga motor drive power steering (MDPS) atau disebut
juga Electronic Hidraulic Power Steering (EHPS). Jenis ini, pompa digerakkan oleh motor
listrik, yang hanya berputar saat dibutuhkan saja.
Komponen pada EHPS termasuk di dalamnya komponen yang sama seperti pada
sistem power steering konvensional, sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid valve
pada power steering gear box, dan satu control unit. Untuk mengontrol aliran oli
pada steeringgear box, disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari control
module yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.

1
Sistem ini dianggap masih kurang sempurna karena masih menggunakan fluida, maka
dikembangkan lagi menjadi electronic power steering, dan motor digunakan langsung untuk
menggerakkan poros kemudi untuk membantu meringankan kemudi saat dibelokkan.

B. Perumusan Masalah

Masalah – masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang pengertian
EPS, model, komponen, cara kerja Elektric Power Steering, trouble shooting pada
Elektric Power Steering. Karena banyak mobil yang menggunakan EPS. Dalam
makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud Elektrik Power Steering ?
2. Apa saja model EPS ?
3. Apa saja komponen di dalam sistem Elektrik Power Steering?
4. Bagaimana cara kerja dari Elektrik Power Steering?
5. Apa saja kerusakan yang terjadi pada Elektrik Power Steering dan bagaimana cara
memperbaikinya?

C. Tujuan Observasi

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan diatas adalah:
1. Memahami apa itu Elektrik Power Steering
2. Memahami komponen serta fungsi komponen pada Elektrik Power
Steering.
3. Mengetahui cara kerja Elektrik Power Steering.
4. Mengetahui bagaimana cara mendeteksi kerusakan Elektrik Power Steering
serta cara mengatasinya.

2
BAB II

PELAKSANAAN OBSERVASI

A. Lokasi dan Waktu Observasi


1. Lokasi Observasi

Dalam observasi ini penulis mengambil lokasi diantaranya yaitu:

 SMK Permata Nusantara gabus


 Bengkel koco tegalmalang
 Bengkel cino gabus
 Internet

2. Pelaksanaan observasi

Penulis melakukan observasi pada hari Selasa sampai hari Sabtu, 12 s.d. 16
April 2016 dengan mendatangi langsung lokasi tersebut diatas dimulai pukul
08.00 s.d. 13.00 WIB.

B. Subyek Observasi

Subyek observasi yang penulis pilih untuk narasumber observasi yaitu dosen
Universitas Ivet dan masyarakat

C. Variabel Observasi

Variabel observasi yang menjadi titik tolak penulis adalah sejarah


perkembangan teknologi pada system kemudi

D. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data ini dengan cara melakukan pengamatan langsung


terhadap setiap mobil costomer yang sedang melakukan perbaikan di bengkel
tersebut dan beberapa tambahan dari media internet

3
BAB III

HASIL OBSERVASI

A. Elektric Power Steering ( EPS )

ElectricPower Steering atau yang biasa disingkat EPS ini merupakan salah satu
teknologi dibidang otomotif yang sangat memberikan kemudahan bagi para pengguna
kendaraan. Teknologi ini membantu meringankan putaran kemudi yang bertujuan
meningkatkan efisiensi kerja kendaraan dengan melakukan perubahan proses
kerja power steering. Perubahan ini mengalihkan sistem hidraulis ke elektrik.
EPS mempunyai 2 jenis yaitu :
1. Fully Electric, secara langsung gerakan kemudi dibantu oleh motor elektrik, yang
letaknya tidak menempel pada mesin melainkan pada steering colum sinyal dari
VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.
Sebutan fully electric power steering artinya motor listrik bekerja langsung
dalam membantu gerakan kemudi. Baik yang letaknya menempel pada batang
kemudi, seperti pada Toyota Yaris dan Vios. Juga yang letaknya menempel pada
rack steer seperti Honda Jazz, Suzuki Karimun dan Swift. Pada generasi awal yang
diterapkan pada Mazda Vantrend tahun 1995 ataupun Toyota Crown keluaran
2005, di tempatkan pada gearbox steering. Fully Electricatau disebut Electric
Power Steering (EPS) adalah sistem terbaru di mana motor listrik yang melekat
langsung gearbox kemudi tanpa sistem hidrolik. Sensormendeteksi gerakan kolom
kemudi dan kontrol modul memerintahkan sebuah motor listrik. Hal ini
memungkinkan berbagai jumlah bantuan tenaga tergantung pada kondisi
mengemudi.

Gambar 2. Skema EPS

4
2. Semi Electronic Power Steering

Gambar. 3 . Layout electronic hydraulic poweer steering


Semi Electronic Power Steering (SEPS) disebut juga motor drive power
steering(MDPS) atau disebut juga Electronic Hidraulic Power
Steering (EHPS). Komponen pada EHPS termasuk di dalamnya komponen yang
sama seperti pada sistem power steering konvensional, sebagai tambahannya adalah
sebuah solenoid valve pada power steering gear box, dan satu control unit. Untuk
mengontrol aliran oli pada steering gear box, disediakan satu solenoid yang bekerja
berdasarkan arus dari control module yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle
Speed Sensor) dan TPS.
Pada gambar di atas terlihat bahwa sekilas seperti power steering hidrolik atau
konvensional, namun sesungguhnya pada system ini sudah dilengkapi dengan
control aliran dan tekanan hidrolik secara elekrtonik.

B. Komponen dan Fungsi Electrik Power Steering


Tekanan yang dibutuhkan untuk mengarahkan bantuan tenaga kemudi, dihasilkan
oleh pompa hidrolik . Pompa digerakkan secara langsung oleh mesin kendaraan, ini
adalah system power steering konvensional. Hal ini berarti sebagian tenaga dari mesin
dipergunakan untuk memutar pompa, padahal bantuan tenaga kemudi terbesar
diperlukan saat parkir atau belok diam, sementara kondisi ini putaran mesin berada
pada titik terendah.
Semakin cepat putaran mesin semakin tinggi volume fluida yang mengalir,
sementara kecepatan kendaraan semakin tinggi kebutuhan bantuan kemudi semakin

5
kecil, sehingga ini merupakan kapasitas yang tidak diperlukan dan dikembalikan
ke reservoirmelalui bypass.
Dalam sistem kemudi yang baru, mengupayakan memperbaiki kelemahan tersebut
dengan motor listrik sebagai pemutar pompa. Sistem ini adalah bantuan kemudi yang
didasarkan pada sudut belok kemudi (steering angle rate) dan kecepatan kendaraan.

Gambar 4. Komponen utama electronic hydraulic power steering


Komponen – komponen pada Elektric Power Steering
1. Warning lamp
Warning lamp atau lampu peringatan berfungsi untuk memperingatkan
pengemudi tentang kondisi system power steering. Lampu peringatan bekerja
setelah kunci kontak di arahkan ON, Siklus tes internal berlangsung selama waktu
tertentu. Jika lampu peringatan tidak mati setelah mesin dhidupkani dan setelah
siklus tes selesai, berarti terdapat gangguan dalam system.

Gambar 5.Warning lamp pada dashboard

6
2. Power Steering Sensor
Sensor power steering terletak menyatu dalam rumah katup rotari pengatur arah
aliran. Sensor ini berfungsi mendeteksi sudut belok kemudi dan menghitung tingkat
kecepatan sudut kemudi. Jika sensor gagal mendeteksi, fungsi kemudi
tetap terjamin, karena power steering beralih ke mode program berjalan darurat
namun tenaga kemudi yang diperlukan lebih besar. Gangguan yang timbu disimpan
dalam unit kontrol power steering

Gambar 6. Power Steering Sensor sudut belok


3. Steering Angle Sender
Steering angle sender terletak antara kolom kemudi dan saklar
kemudi. Sensor ini digunakan hanya pada kendaraan yang dilengkapi electronic
stabilitas programme ( esp ). Pada jenis ini maka sensor kemudi tidak diperlukan
lagi. Unit control ABS dan unit control power steering mendapatkan signal
dari steering angle sender dan dikirim melalui CAN databus , untuk mendeteksi
sudut belok kolom kemudi.

Gambar 7. Steering angle sender

7
4. Speedometer Sender
Speedometer sender mendeteksi kecepatan laju kendaraan, dikirim ke unit
control untuk menentukan putaran pompa

Gambar 8.Speedometer Sender


5. Ignition Sender (Motronic control unit )
Ignition sender mendeteksi bahwa mesin dalam keadaan hidup dan menentukan
tingkat kecepatan putaran mesin.

Gambar 9. Unit kontrol motronic


6. Power Steering Unit Control
Unit kontrol power steering terintegrasi dalam unit pompa. Berfungsi
mengkonversi sinyal untuk mengendalika putaran pompa sesuai dengan tingkat
sudut kemudi dan kecepatan kendaraan. Unit control mendeteksi dan menyimpan
gangguan selama operasional.

Gambar 10. Power Steering Unit Control menyatu dengan pompa

8
C. Cara Kerja Electrik Power Steering

Gambar 11 .Cara Kerja EPS


Setelah kunci diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk
kondisi stand-by. Seketika itu pula, indikator EPS pada panel instrumen menyala.
Begitu mesin hidup, maka Noise Suppressor segera menginformasikan pada
Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung
menghubungkan motor dengan batang setir.
Torque Sensor Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi
informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar. Dan mengirimkan
informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya.
Dengan dua informasi itu, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai yang
dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses
memutar setir menjadi ringan.
Vehicle Speed Sensor bertugas menyediakan informasi bagi control module tentang
kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam,
motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module. Dengan begitu setir
menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini mengatur
besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja.
Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control
Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator

9
EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan.
Selanjutnya ia juga menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas
hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS
ini masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk
dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti kemudi tanpa power steering

10
D. Trouble Shooting Electrik Power Steering

Gejala gangguan Area gangguan Tindakan


Kontinuitas katup
Steering gear and
solenoid
linkages
by-pass Valve
Lepas Fuse dan diamkan
selama 10-15 detik
Pergerakan roda kemudi kemudian pasang
berat (bila kunci kontak kembali
dihidupkan, tidak ada Fuse Lepaskan konektor unit
arus yang mengalir kontrol dan periksa
melalui solenoid) kontinuitas solenoid
harness (antara terminal
No.1 dan No.2)
Periksa kontinuitas pada
Control module masing-masing terminal
di control module
Memeriksa sensor
kecepatan dengan
multimeter
Saat mengemudi dengan
Control module Periksa arus solenoid
kecepatan sedang atau
sehubungan dengan
tinggi, kemudi tetap
perubahan kecepatan
ringan
kendaraan
Steering gear and Kontinuitas katup
linkages solenoid by-pass valve

E. Cara Mendiagnosis Kerusakan Serta Cara Perbaikannya


1) PRINSIP KERJA EPS

Vehicle speed sensor

EPSCM Solenoid (PCV)


e
c
ten ro
ng
f
rr
u
C ih
. spu
lo .
S
l
o
Km/h S
Sol. Current

Valve characteristics Reaction mechanism + PCV

11
Pump

TPS (XG)

2) EPSCM INPUT & OUTPUT

INPUT EPSCM OUTPUT

VEHICLE
VEHICLE TARGET
SPEED
SPEED SENSOR CURENT SOLENOID
CALCULATIO
CALCULATION VALVE
TPS (XG)
DIAGNOSIS

* Sinyal TPS digunakan hanya untuk XG sebagai fungsi failsafe.

12
3) LETAK EPSCM & LAYOUT PIN

Letak ESP control module ada dibawah Audio.

Tabel berikut adalah penunjukan pin yang ada pada main connector. Pin terminal no.1
dipakai atau tidak tergantung dari model kendaraannya. Khusus untuk XG, sinyal TPS
dipakai untuk fungsi failsafe yang memberikan steering effort lebih berat pada range
kecepatan tinggi dibandingkan dengan sistem EPS tanpa sinyal TPS.

PIN NO. DESCRIPTION

1 TPS (XG)

2 Solenoid(+)

3 Solenoid(-)

4 Ground

5 IG2

6 Sensor signal from vehicle speed sensor

7 Data Link Connector

8 -

13
4) EPS SOLENOID VALVE

1. Lepas konektor EPS solenoid valve kemudian hubungkan ampere-meter.

2. Besarnya arus pada kecepatan 0 km/h harus berada antara 0.9 ~ 1.1 A.

3. Lihat arus output-nya pada saat kecepatan kendaraan merambat naik.

4. Ketika kecepatan kendaraan ditambah, maka ampere-nya harus turun.

5) KONTROL ARUS PADA SOLENOID VALVE

a. Mobil berhenti atau kecepatan rendah

V E H IC L E S P E E D CURRENT

0 km /h 1A

Ketika
kendaraan berhenti atau melaju pelan, EPSCM mengontrol arus pressure control solenoid
valve menjadi 1 amper. Pada saat tersebut, reaction plunger yang ada pada solenoid valve
bergerak ke atas untuk menutup aliran oli. Reaction plunger tidak mempunyai gaya untuk
mendorong input shaft, oleh karena itulah pengemudi bisa memutar kemudi dengan
mudah.

14
b. Pada kecepatan sedang-cepat

VEHICLE SPEED CURRENT

40 km /h 0.76A

80 km /h 0.6A

Ketika kendaraan melaju dengan kecepatan sedang-tinggi, tekanan oli sebanyak arus
yang berkurang diberikan ke reaction plunger. Ketika kemudi dibelokkan, tekanan
output dari oil pump akan meningkat mengikuti sudut belokan dan tekanan output oli
sebanding dengan steering effort yang diperoleh. Tekanan output ini membantu
pengemudi untuk memperoleh kestabilan kemudi pada kecepatan sedang-cepat.

c. Pada kecepatan tinggi

VEHICLE SPEED CURRENT

120 km /h 0.4A

240 km /h 0.2A

Pada saat arus pada pressure control solenoid valve berkurang, satu plunger yang ada
pada solenoid valve bergerak ke bawah sehingga tekanan tinggi dapat diberikan ke
bagian belakang plunger. Input shaft ditahan oleh plunger, torsion spring dan pinion
gear bergerak bersama menghasilkan steering effort yang berat sama seperti kemudi
tanpa power steering.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Electronic Power Steering (EPS) merupakan perangkat yang digunakan


untuk membantu meringankan beban pengemudian. EPS terbagi menjadi 2 tipe,
yaitu tipe Semi Electronic Power Steering dan tipe Full Electronic Power Steering.
Pada tipe Semi Electronic Power Steering, tenaga listrik digunakan untuk
membangkitkan tenaga hidrolik. Kemudian tenaga hidrolik tersebut digunakan
untuk mengerakkan rack untuk meringankan beban pengemudian. Sedangkan pada
Full Electronic Power Steering, tenaga motor listrik langsung menggerakkan poros
kemudi. Penggunaan electronic Power Steering mempunyai banyak kelebihan
dibanding Power Steerig konvensional, seperti : mengurangi penggunaan energi,
ramah lingkungan, dan bebas perawatan.

B. Saran

Lebih baik menggunakan sistem EPS, karena sistem ini tidak menggunakan
putaran mesin sebagai sumber penggeraknya. Jadi sistem ini lebih efisien untuk
pemakaian bahan bakar.Tetap melakukan pengecekan dan perawatan secara berkala,
walaupun sistem ini lebih bebas perawatan.
.

16
Lampiran…..

17

Anda mungkin juga menyukai