Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ENGINE MAINTENANCE & SISTEM PELUMAS (EMP)

Disusun oleh :

Carli Nursehim
218311002
3 MEA

MINGGU PROGRAM KE – 16
(22 Februari 2021 – 26 Februari 2021)

TEKNIK MANUFAKTUR
POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
Jl. Kanayakan No.21 Dago 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008
Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649
Homepage : http://www.polman-bandung.ac.id
E-mail : sekretariat@polman-bandung.ac.id

Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat - Nya kepada
penyusun untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Engine Maintenence &
Sistem Pelumas” ini.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi salah satu mata kuliah Pengetahuan
Mesin dengan program praktik Engine Maintenence & Sistem Pelumas program studi
Teknik Pemeliharaan Mesin. Di mana dalam proses pembuatannya menemui banyak
kendala yang tanpa bantuan dari berbagai pihak, tentu saja makalah ini tidak dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih serta memohon maaf
atas kesalahan yang telah penyusun lakukan kepada pihak - pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini, adapun pihak - pihak tersebut adalah:
1. Bpk. Suyono, selaku dosen;
2. Bpk. Ujang Taryana, selaku instruktur/PLP; serta
3. Orang tua yang telah membantu baik secara moril maupun materi.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penyusun harapkan.

Bandung, 23 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ................................................................................................................... 1
1.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Mesin .................................................................................................... 3
2.2 Motor Bakar ............................................................................................................ 3
2.2.1 Motor bakar torak bensin............................................................................. 5
2.2.2 Motor bakar torak diesel .............................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................................. 14
3.1 Tempat Pengambilan Data .................................................................................... 14
3.2 Waktu Pengambilan Data ..................................................................................... 14
3.3 Alat Bantu yang Digunakan .................................................................................. 14
3.4 Mesin yang digunakan Praktikum ........................................................................ 14
3.5 Kegiatan Praktikum .............................................................................................. 14
3.5.1 Menghidupkan mesin diesel ...................................................................... 14
3.5.2 Mengukur kecepatan mesin diesel ............................................................. 17
3.5.3 Identifikasi kerusakan ................................................................................ 19
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 20
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 20
4.2 Saran ..................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya engine atau mesin pada mobil atau sepeda motor dan yang
berhubungan dengan bahan bakar itu bersifat sama, sama – sama mengubah energi panas
menjadi energi gerak dalam arti engine sendiri adalah sekumpulan komponen yang
mengubah tenaga panas menjadi tenaga penggerak bisa disebut dengan mesin atau motor
bakar.
Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai
dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik.
Mesin yang bekerja dengan cara seperti ini disebut motor pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine). Adapun mesin kalor yang cara memperoleh energi dengan proses
pembakaran di luar disebut motor pembakaran luar (External Combustion Engine).
Motor pembakaran dalam adalah mesin yang memanfaatkan fluida kerja/gas panas hasil
pembakaran, di mana antara medium yang memanfaatkan fluida kerja dengan fluida
kerjanya tidak dipisahkan oleh dinding pemisah.

1.2 Identifikasi Masalah


Pada program praktik EMP terdapat beberapa aspek yang diperhatikan, namun
yang menjadi identifikasi masalah saat ini adalah sebagai berikut :
1. Macam – macam motor bakar.
2. Sistem pelumasan pada motor bakar.
3. Cara menyalakan mesin diesel dengan engkol.

1.3 Tujuan
Program praktik ini bertujuan agar mahasiswa dapat paham mengenai engine
maintenance, yaitu di antaranya mengerti macam – macam motor bakar, cara perawatan
mesin/engine yang benar, dan dapat menyalakan mesin diesel.

1.4 Manfaat
Makalah praktikum ini dapat berguna sebagai sumber referensi dan bahan
masukan bagi semua pihak yang akan praktik EMP.

1
1.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada praktikum ini dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Observasi
Mengambil data pada mesin yang bersangkutan secara langsung.
2. Dokumentasi
Mengambil gambar pada mesin secara langsung.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mesin


Mesin adalah suatu alat yang digunakan untuk mengolah energi. Energi diolah
dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, misalnya energi potensial menjadi energi
mekanik, atau dari energi kimia menjadi energi mekanik atau dari energi listrik menjadi
mekanik, panas dan lain sebagainya. Namun juga dapat dari mekanik ke mekanik dalam
vektor yang berbeda.
2.2 Motor Bakar
Motor bakar adalah suatu perangkat/mesin yang mengubah energi thermal/panas
menjadi energi mekanik. Energi ini dapat diperoleh dari proses pembakaran yang terbagi
menjadi 2 (dua) golongan, yaitu:
a. Motor bakar pembakaran luar, yaitu suatu mesin yang mempunyai sistim
pembakaran yang terjadi di luar dari mesin itu sendiri. Misalnya mesin uap di mana
energi thermal dari hasil pembakaran dipindahkan ke dalam fluida kerja mesin.
Pembakaran air pada ketel uap menghasilkan uap kemudian uap tersebut baru
dimasukkan ke dalam sistim kerja mesin untuk mendapatkan tenaga mekanik.
b. Motor pembakaran dalam. Pada umumnya motor pembakaran dalam dikenal
dengan motor bakar. Proses pembakaran bahan bakar terjadi di dalam mesin itu
sendiri sehingga gas hasil pembakaran berfungsi sekaligus sebagai fluida kerja
mesin. Motor bakar itu sendiri dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan sistim
yang dipakai, yaitu motor bakar torak, motor bakar turbin gas, dan motor bakar
propulsi pancar gas. Untuk motor bakar torak dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu
motor bensin dan motor diesel. Menurut langkah kerjanya motor bakar dibagi
menjadi mesin dengan proses dua langkah dan mesin dengan proses empat langkah.

Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam. Adapun


pengklasifikasian motor bakar adalah sebagai berikut:

1) Berdasarkan sistem pembakaran


a. Mesin bakar dalam
Mesin pembakaran dalam atau sering disebut sebagai Internal Combustion
Engine (ICE), yaitu di mana proses pembakarannya berlangsung di dalam motor

3
bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai
fluida kerja.
Hal-hal yang dimiliki pada mesin pembakaran dalam yaitu :
• Pemakaian bahan bakar irit
• Berat tiap satuan tenaga mekanis lebih kecil
• Konstruksi lebih sederhana, karena tidak memerlukan ketel uap, kondensor,
dan sebagainya.
Pada umumnya mesin pembakaran dalam dikenal dengan nama motor bakar.
b. Mesin bakar luar
Mesin pembakaran luar atau sering disebut sebagai Eksternal Combustion
Engine (ECE) yaitu di mana proses pembakarannya terjadi di luar mesin, energi
termal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin.
Hal-hal yang dimiliki pada mesin pembakaran luar yaitu :
• Dapat memakai semua bentuk bahan bakar.
• Dapat memakai bahan bakar bermutu rendah.
• Cocok untuk melayani beban-beban besar dalam satu poros.
• Lebih cocok dipakai untuk daya tinggi.
Contoh mesin pembakaran luar yaitu pesawat tenaga uap, pelaksanaan
pembakaran bahan bakar dilakukan di luar mesin.
2) Berdasarkan penyalaan
a. Motor bensin
Motor bensin dapat juga disebut sebagai motor otto. Motor tersebut dilengkapi
dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan bunga api listrik yang
membakar campuran bahan bakar dan udara karena motor ini cenderung disebut
spark ignition engine. Pembakaran bahan bakar dengan udara ini menghasilkan
daya. Di dalam siklus otto (siklus ideal) pembakaran tersebut dimisalkan sebagai
pemasukan panas pada volume konstan.
b. Motor diesel
Motor diesel adalah motor bakar torak yang berbeda dengan motor bensin.
Proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api listrik. Pada waktu
torak hampir mencapai titik TMA bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar.
Terjadilah pembakaran pada ruang bakar pada saat udara – udara dalam silinder

4
sudah bertemperatur tinggi. Persyaratan ini dapat terpenuhi apabila perbandingan
kompresi yang digunakan cukup tinggi, yaitu berkisar 12-25.
2.2.1 Motor bakar torak bensin
Motor bakar torak bensin adalah motor bakar torak yang bahan – bahan bakar
minyak bensin/petrol dan sistem penyalaannya menggunakan percikan bunga api dari
busi. Pada mulanya perkembangan motor bakar torak dengan motor bakar bensin
ditemukan oleh Nichollus Otto pada tahun 1876. Karena bentuknya kecil dan tenaganya
besar juga mudah dihidupkan dan sangat praktis, maka memberikan kemungkinan untuk
dapat mempergunakan motor tersebut di berbagai lapangan kerja dengan aneka macam
ragamnya. Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder.
Salah satu fungsi torak ini adalah sebagai pendukung terjadinya pembakaran pada motor
bakar. Tenaga panas yang dihasilkan dari pembakaran diteruskan torak ke batang torak,
kemudian diteruskan ke poros engkol yang mana poros engkol nantinya akan diubah
menjadi gesekan putar.
Siklus Teoretis Motor Bakar Bensin
Siklus termodinamika adalah serangkaian perubahan keadaan berturut-turut yang
di alami oleh sejumlah gas, sehingga dapat kembali ke keadaan semula baik tekanan
volume maupun temperaturnya. Untuk motor bensin digunakan siklus Otto (Otto Cycle)
di mana proses pemasukan kalor berlangsung pada volume konstan. Beberapa asumsi
yang digunakan adalah:
1) Kompresi berlangsung isontropis.
2) Pemasukan kalor pada volume konstan dan tidak memerlukan waktu.
3) Ekspansi isentropis
a) Siklus termodinamika
Konversi energi yang terjadi pada motor bakar torak berdasarkan pada siklus
termodinamika. Proses sebenarnya amat kompleks, sehingga analisa dilakukan pada
kondisi ideal dengan fluida kerja udara. Idealisasi proses tersebut sebagai berikut:
1) Fluida kerja dari awal proses hingga akhir proses.
2) Panas jenis dianggap konstan meskipun terjadi perubahan temperatur pada
udara.
3) Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara adiabatik, tidak terjadi
perpindahan panas antara gas dan dinding silinder.
4) Sifat-sifat kimia fluida kerja tidak berubah selama siklus berlangsung.

5
5) Motor 2 (dua) langkah mempunyai siklus termodinamika yang sama dengan
motor4(empat) langkah.

Gambar 1. Diagram P-V dan T-S siklus termodinamika

b) Siklus otto
Pada siklus otto atau siklus volume konstan proses pembakaran terjadi pada
volume konstan, sedangkan siklus otto tersebu ada yang berlangsung dengan 4
(empat) langkah atau 2 (dua)langkah. Untuk mesin 4 (empat) langkah siklus kerja
terjadi dengan 4 (empat) langkah piston atau 2 (dua) poros engkol. Adapun langkah
dalam siklus otto yaitu gerakan piston dari titikpun cak (TMA=titik mati atas) ke
posisi bawah (TMB=titik mati bawah) dalam silinder.

Gambar 2. Diagram P-V dan T-S siklus otto

Proses siklus otto sebagai berikut :


1) Proses 1-2 : proses kompresi isentropic (adiabatic reversible) dimana piston
bergerak menuju(TMA=titik mati atas) mengkompresikan udara sampai
volume clearance sehingga tekanan dan temperatur udara naik.
2) Proses 2-3 : pemasukan kalor konstan, piston sesaat pada (TMA=titik mati
atas) bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperature
meningkat hingga nilai maksimum dalam siklus.

6
3) Proses 3-4 : proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi mendorong
piston turun menuju (TMB=titik mati bawah), energi dilepaskan di sekeliling
berupa internal energi.
4) Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada
(TMB=titik mati bawah) dengan mentransfer kalor ke sekeliling dan kembali
melangkah pada titik awal.
Prinsip Kerja Motor Bakar Bensin
Motor bakar bekerja dengan gerakan torak bolak-balik (translasi). Motor bensin
bekerja menurut prinsip 4 langkah dan 2 langkah. Yang dimaksud dengan istilah
‘langkah’ di sini adalah perjalanan torak dari titik mati atas ke titik mati bawah atau
sebaliknya. Daya atau tenaga yang menggerakkan torak tersebut diperoleh dari tekanan
gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara. Kemudian gerakan bolak-balik dari torak
diubah ke dalam bentuk gerak berputar (rotasi) oleh poros engkol. Gerak putaran poros
engkol inilah yang merupakan output dari motor bakar torak bensin, yang kemudian
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mekanis, salah satunya untuk
menggerakkan kendaraan.
Adapun prinsip kerja motor bakar 2 (dua) langkah dan 4 (empat) langkah adalah
sebagai berikut:
a) Motor bensin 4 (empat) langkah

Pada motor bensin 4 langkah, setiap siklus terdapat 4 langkah/proses. Setiap


proses tersebut terjadi dalam silinder secara bergantian, seiring dengan gerak translasi
torak. Berikut adalah gambar skema gerakan torak pada motor bensin 4 langkah.

Gambar 3. Skema gerakan torak pada motor bensin 4 langkah

7
Langkah Masuk/Isap:

Torak bergerak ke bawah, katup masuk membuka, katup buang tertutup, terjadilah
penurunan tekanan dalam silinder selama torak bergerak ke bawah, sehingga campuran
bahan bakar udara mengalir ke dalam silinder melalui katup masuk, campuran bahan
bakar udara datang dari karburator.

Langkah Kompresi:

Pada saat torak berada pada titik mati bawah, katup masuk tertutup dan torak bergerak
kembali ke atas, katup buang tertutup pada saat torak bergerak ke atas. Campuran bahan
bakar udara dikompresikan dan apabila torak telah mencapai titik mati atas, campuran
dikompresikan sekitar seperdelapan dari isinya.

Langkah Usaha / Kerja:

Ketika torak telah mencapai titik mati atas, campuran bahan bakar udara dibakar dengan
dipicu oleh percikan bunga api listrik yang dihasilkan dari busi. Pembakaran ini
mengakibatkan kenaikan tekanan hingga mencapai 30-40 kg/cm2 (0,03-0,04 N/m2) dan
mengakibatkan torak terdorong kembali ke bawah.

Langkah Buang:

Gas sisa pembakaran dikeluarkan dari dalam silinder, torak bergerak dari titik mati
bawah ke titik mati atas, katup buang membuka.

b) Motor bensin 2 (dua) langkah


Pada dasarnya prinsip kerja motor bensin adalah sama, proses intake,
compression, power, exhaust hanya saja pada motor bensin 2 langkah semua proses
hanya dilakukan dalam 2 langkah (upward dan downward) torak. Berikut adalah gambar
skema gerakan torak pada motor bensin 2 langkah.

Gambar 4. Skema gerakan torak pada motor bensin 2 langkah

8
Langkah Petama (Upward Stroke):
Merupakan langkah kompresi, di mana torak bergerak ke atas, campuran bahan bakar
udara dimampatkan dan kemudian dibakar pada saat torak telah mencapai titik mati
atas. Hal ini mengakibatkan penurunan tekanan (vacuum) pada crankcase, sehingga
campuran bahan bakar udara dari karburator mengalir ke dalam crankcase.
Langkah Kedua (Downward Stroke):
Merupakan langkah usaha, torak didorong ke bawah oleh tekanan pembakaran,
campuran bahan bakar udara di dalam crankcase dikompresikan bila torak menutup
lubang pemasukan.
Pembilasan:
Pembilasan berlangsung bila torak melewati titik mati bawah, campuran bahan bakar
udara akan mengalir dari crankcase melalui saluran bilas ke dalam silinder
mengeluarkan gas sisa pembakaran.

2.2.2 Motor bakar torak diesel


Motor bakar diesel merupakan mesin pembakaran internal yang menggunakan
panas kompresi untuk melakukan pembakaran pada bahan bakar. Secara sederhana
mesin diesel bekerja dengan cara menginjeksikan bahan bakar ke dalam ruangan yang
telah dikompresi dan memiliki suhu yang tinggi sehingga bahan bakar langsung berubah
menjadi uap dan meledak. Adanya ledakan ini menyebabkan terbentuknya tenaga
untuk menggerakkan mesin – mesin pertanian, generator dan lain sebagainya. Pada
langkah isap hanya udara segar yang masuk ke dalam silinder. Pada waktu torak
hampir mencapai TMA bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder. Terjadilah
penyalaan untuk pembakaran, pada saat udara masuk ke dalam silinder
sudah bertemperatur tinggi.

Prinsip Kerja Motor Diesel 4 (Empat) Langkah

Mesin empat langkah adalah mesin yang melengkapi satu siklusnya yang terdiri
dari proses kompresi, ekspansi, buang dan hisap selama dua putaran poros engkol.
Prinsip kerja motor diesel empat langkah di gambarkan pada Gambar 5 di bawah ini.

9
Gambar 5. Skema gerakan torak pada motor diesel 4 langkah
Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor
pembakaran dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin
gas. Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition
engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam
ruang bakar. Universitas Medan Area Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan
dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara tersebut
dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat sebelum
torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar solar diinjeksikan ke dalam ruang
bakar. Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup tinggi maka
partikelpartikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sehingga membentuk
proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka diperlukan
rasio kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira 600ºC. Meskipun untuk motor
diesel tidak diperlukan sistem pengapian seperti halnya pada motor bensin, namun dalam
motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan bakar yang berupa pompa injeksi (injection
pump) dan pengabut (injector) serta perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang
disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition). Penampang
mesin diesel secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Skema motor diesel

10
Prinsip kerja engine diesel 4 tak sebenarnya sama dengan prinsip kerja engine
otto, yang membedakan adalah cara memasukkan bahan bakarnya. Pada motor diesel
bahan bakar di semprotkan langsung ke ruang bakar dengan menggunakan injector. Di
bawah ini adalah langkah dalam proses engine diesel 4 tak yaitu :

1) Langkah Isap (Intake Stroke)


2) Langkah Kompresi ( Compression Stroke)
3) Langkah Kerja (Power Stroke)
4) Langkah Buang (Exhaust Stroke)
1) Langkah Isap (Intake Stroke)
Dalam langkah ini katup masuk membuka. Piston bergerak dari TMA ke TMB
seperti yang ditunjukan pada Gambar 7. Jadi poros engkol memutar 1800 sementara
tekanan di dalam silinder rendah. Selisih tekanan antara udara yang masuk dan tekanan
rendah di dalam silinder akan menyebabkan udara yang masuk mengalir ke dalam
silinder.

Gambar 7. Langkah Isap (Intake Stroke)

2) Langkah Kompresi ( Compression Stroke)


Pada langkah kompresi katup masuk dan katup buang tertutup, piston bergerak
menuju ke atas seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 8. Piston bergerak dari TMB ke
TMA. Poros engkol berputar 1800 lagi. Udara yang ada dalam silinder dimampatkan di
atas piston dan menyebabkan temperatur naik.

11
Gambar 8. Langkah Kompresi ( Compression Stroke)

3) Langkah Kerja (Power Stroke)


Dalam langkah ini katup masuk dan katup buang masih dalam keadaan tertutup.
Pada akhir langkah kompresi, pada Gambar 9. Ditunjukkan pompa penyemprotan
bertekanan tinggi itu menyemburkan sejumlah bahan bakar dengan ketentuan sempurna
kedalam ruang bakar yang berisi udara panas yang dimampatkan. Bahan bakar itu
berbagi sangat halus dan bercampur dengan udara panas. Karena temperatur tinggi dari
udara yang dimampatkan tadi maka bahan bakar itu langsung terbakar. Akibatnya
tekanan naik dan piston bergerak dari TMA ke TMB.

Gambar 9. Langkah Kerja (Power Stroke)

4) Langkah Buang (Exhaust Stroke)


Pada akhir langkah katup pembuangan membuka. Seperti yang ditunjukan oleh
Gambar 10. Piston bergerak dari TMB ke TMA dan mendorong gas-gas sisa
pembakaran keluar melalui katup buang yang terbuka. Jadi bila dipandang secara teoritis
pada motor diesel 4 tak katup masuk dan katup buang bersama-sama menutup 3600 dan

12
hanya selama 1800 menghasilkan usaha. Semakin banyak silinder sebuah motor maka
langkah usaha akan semakin banyak setiap 7200 atau dua putaran.

Gambar 10. Langkah Buang (Exhaust Stroke)

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tempat Pengambilan Data


Pengambilan data ini dilaksanakan di Bengkel Pabrikasi Politeknik Manufaktur
Negeri Bandung Jalan Kanayakan No.21, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

3.2 Waktu Pengambilan Data


Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2021.

3.3 Alat Bantu yang Digunakan


Alat bantu dalam praktikum EMP ini yaitu tachometer untuk mengukur
kecepatan mesin diesel.

3.4 Mesin yang digunakan Praktikum


Mesin yang digunakan praktikum EMP yaitu mesin diesel dengan merek
Yamakoyo Machine, dengan spesifikasi berikut.

Gambar 11. Name plate mesin diesel

Mesin diesel ini tipe DH 1115, memiliki tenaga konstan 22 HP dengan kecepatan
2000 RPM dan tenaga maksimalnya yaitu 25 HP dengan kecepatan 2200 RPM dengan
berat 200 Kg.

3.5 Kegiatan Praktikum


3.5.1 Menghidupkan mesin diesel
Sebelum menghidupkan mesin diesel, pastikan mesin telah terisi bahan bakar dan
air pendingin. Selain itu, periksalah ketersediaan oli mesinnya apakah masih cukup atau
tidak, karena jika oli mesin kurang, akan menyebabkan mesin diesel cepat panas.

14
Berikut langkah-langkah menghidupkan mesin diesel adalah sebagai berikut.

1) Geser tuas gas ke posisi STAR atau posisikan di tengah-tengah batas kecepatan.

Gambar 12. Proses pengaturan gas pada posisi STAR

2) Peganglah tuas engkol dengan tangan kanan. Kemudian masukan ke poros


engkol secara benar agar tidak meleset saat memutar tuas engkolnya.

Gambar 13. Proses pemasangan tuas engkol

3) Atur choke dalam keadaan netral. Choke ini terletak di bagian sisi samping
berdekatan dengan filter udara dan knalpot. Dalam hal ini yang
memutar/mengatur choke adalah orang yang berbeda dengan yang memutar
engkol.

Gambar 14. Proses pengaturan choke

4) Putar engkol ke kanan (searah jarum jam) secara perlahan untuk memastikan
solar telah mengalir.

15
5) Setelah tekanan solar berbunyi, tambahkan kecepatan putaran tuas engkol secara
berangsur-angsur. Ketika mencapai di putaran tercepat, lepaskan tuas choke
bersamaan dengan melepaskan tuas engkol.

Gambar 15. Proses memutar engkol searah jarum jam

6) Setelah mesin berhasil dihidupkan, atur kecepatan putaran mesin dengan


mengatur tuas gas sesuai yang dikehendaki. Apabila belum berhasil, ulangilah
langkah 3 sampai 5 sampai mesin dapat dinyalakan.

Gambar 16. Proses mengatur gas setelah mesin hidup

16
3.5.2 Mengukur kecepatan mesin diesel
Untuk mengukur kecepatan mesin diesel ini, dibutuhkan alat bantu pengukuran,
yaitu tachometer. Berikut hasil pengukuran kecepatan mesin diesel dengan tachometer
dengan kecepatan mulai dari kecepatan rendah hingga kecepatan tertinggi.

Gambar 17. Putaran paling rendah

Gambar 18. Putaran bertambah setelah gas dinaikkan

Gambar 19. Putaran bertambah setelah gas dinaikkan

17
Gambar 20. Putaran paling tinggi

Setelah dilakukan pengukuran kecepatan, dapat di katakan bahwa


mesin diesel tersebut masih dalam keadaan baik, karena kecepatan konstannya
berada pada 2031 RPM, dan itu sesuai dengan spesifikasi mesin yang ada pada
name plate.

18
3.5.3 Identifikasi kerusakan
Setelah melaksanakan praktikum ini, kami menemukan beberapa kerusakan pada
mesin, yaitu:
1) Baut pengikat knalpot tidak ada, sehingga knalpot terlepas.

Gambar 21. Kondisi baut pengikat knalpot yang terlepas

2) Sambungan knalpot mesin terlepas

Gambar 22. Kondisi sambungan knalpot yang terlepas

3) Penutup air pendingin/radiator tidak ada

Gambar 23. Kondisi tangki radiator tanpa penutupnya

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:
1) Engine adalah sekumpulan komponen yang mengubah tenaga panas menjadi tenaga
penggerak bisa disebut dengan mesin atau motor bakar.
2) Ketika melepas tuas choke dan tuas engkol harus bersamaan. Jangan sampai
melepaskan tuas choke terlebih dahulu yang mengakibatkan tangan terpeleset.
4.2 Saran
Saran penulis setelah dilakukannya praktikum ini yaitu, perlu adanya aba – aba antara
orang yang melepaskan tuas choke dengan orang yang memutar engkol untuk menghindari
hal yang tidak diinginkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2016). Ottofriend. Pengertian Engine atau Mesin. [Online]. Diakses pada 23
Februari 2021 dari:
http://ottofriends.blogspot.com/2016/02/pengertian-engine-atau-mesin.html

Anonim. Undifined. Pengertian Motor Bakar. [Online]. Diakses pada 24 Februari 2021 dari:
https://mprabowo19.blogspot.com/2013/06/pengertian-motor-bakar-motor-bakar.html

Kuswandi. (2017). Motor Bakar Torak Bensin. [Online]. Diakses pada 24 Februari 2021
dari:
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/70/jbptppolban-gdl-kuswandi09-3498-3-bab2--
7.pdf

iii

Anda mungkin juga menyukai