Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Busi merupakan salah satu komponen penting pada kendaraan baik sepeda motor maupun
mobil yang berbahan bakar bensin ataupun mesin-mesin kecil yang sering dipakai orang untuk
keperluan sehari-hari seperti mesin genset, mesin penarik air atau sanyo, dan lain sebagainya.
Busi sangat penting bagi mesin berbahan bakar bensin karena tanpa ada busi suatu mesin
berbahan bakar bensin tidak bisa dioperasikan atau di hidupkan. Karena fungsi busi adalah
memercikkan bunga api untuk membakar bensin didalam ruang bakar. Biasanya busi dipasang
pada kepala silinder kendaraan, bagian elektrodanya terhubung langsung dengan ruang bakar.
Pada saat terjadi kompresi pada ruang bakar,maka pada elektroda tersebut terjadi loncatan bunga
api. Celah pada busi bias mempengaruhi besarnya loncatan bunga api.

1.2. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

1.Untuk Mengetahui dan memahami proses pembuatan busi

2.Sebagai ujian akhir semester pada mata kuliah PEMILIHAN BAHAN Dan PROSES

3.Untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan busi


4. Meningkatkan pemahaman pembuatan makalah

5.sebagai bahan pertimbangan unuk pembuatan nilai pada mata kuliah PEMILIHAN BAHAN
DAN PROSES

6.supaya pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang pembuatan busi

1.3. MAKSUD PEMBUATAN MAKALAH

1.Memberikan masukan bagi mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan


dalam pembuatan busi

2.Mengetahui jenis-jenis dan macam-macam busi

3.Mengetahui bagian–bagian dari busi dan fungsinya.

4.Untuk mengaplikasikan teori-teori tentang busi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Busi (berasal dari bahasa Belanda bougie) adalah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin
pembakaran dalam dengan ujung elektrode pada ruang bakar. Busi dipasang untuk membakar
bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian
tengah busi terdapat elektrode yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil)
di luar busi, dan dengan ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di
dalam silinder. Hak paten untuk busi diberikan secara terpisah kepada Nikola Tesla, Richard
Simms, dan Robert Bosch. Karl Benz juga merupakan salah satu yang dianggap sebagai
perancang busi.

Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin dengan percikan, yang memerlukan busi
untuk memercikkan campuran antara bensin dan udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel), yang
tanpa percikan, mengkompresi campuran bensin dan udara sampai terjadi percikan dengan
sendirinya (jadi tidak memerlukan busi).

Pada umumnya, busi terletak di atas blok slinder mesin bagian luar. Tanpa ada busi suatu mesin
yang berbahan bakar premium tidak bisa dioperasikan ataupun di hidupkan. Didalam dunia
otomotif, pada saat kita mengendarai sepeda motor ataupun mobil yang berbahan bakar
premium, tiba-tiba mesin mogok pastinya kita harus memeriksa bahan bakar duluan dan kalau
kita merasa tidak kekurangan bahan bakar, kita harus memeriksa busi. Dimana busi banyak yang
sudah habis pakai, masih tetap kita pergunakan tanpa menghitung umur ataupun masa layak
pakai busi.

2.1 CARA KERJA BUSI

Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh koil pengapian
(ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektrode
di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin
dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur
gas di antara kedua elektrode tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik
daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat
insulator, berubah menjadi konduktor.

Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah
percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang
terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada
prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir

2.2JENIS-JENIS BUSI

Tanpa busi tentunya mesin Anda tidak bisa hidup, dan tentunya sebelum busi melemah dan
lama-lama mati tentunya kita harus menggantinya dengan yang baru. namun sebelum itu ada
baiknya kita mengetahui jenis-jenis busi sebagai berikut.

1. Busi standart

Bahan ujung elektroda dari nikel dan diameter center electrode rata-rata 2,5 mm. Jarak tempuh
busi standar sampai sekitar 20 ribu Km, ketika kondisi pembakaran normal dan tak dipengaruhi
oleh faktor lain macam oli mesin dan konsumsi BBM yang berlebihan efek peningkatan spek
karbu. Busi ini bawaan motor setiap diluncurkan dari pabrikan.

2. Busi Platina

Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum, jadi pengaruh panas ke
metal platinum lebih kecil. Diameter center electrode 0,6 mm – 0,8 mm, jarak tempuh busi
sekitar 30 ribu km. Busi ini favorit bikers penyuka touring karena kemampuannya

3. Busi Iridium

Ciri khasnya ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electroda dari iridium alloy warna
platinum buram. Diameter center electroda 0,6 mm – 0,8 mm mm. Jarak tempuh busi sekitar 50
ribu sampai 70 ribu km. berumur lama cocok buat mesin motor besar diatas 150cc. Bisa
dikatakan semi kompetisi, biasa diaplikasi buat mesin non standar

4. Busi Racing

Busi yang tahan terhadap kompresi tinggi, serta temperatur mesin yang tinggi. Dipersiapkan
untuk mampu mengimbangi pemakaian full throttle dan deceleration.
Busi racing tidak sama dengan busi Iridium. Diameter center electroda pun relatif kecil
meruncing macam jarum. Jarak tempuh busi juga relatif pendek di 20 ribu – 30 ribu Km, untuk
rpm tinggi diatas 6000 pada temperatur mesin yang tinggi.

2.3CERA MEMILIH BUSI

1. Perbandingan kompresi mesin


Jika perbandingan kompresi mesin tinggi maka sebaiknya kita memilih busi dingin, hal ini
dikarenakan busi dingin lebih baik dalam transfer panas, sedangkan kalau kompresi mesin
rendah lebih baik kita menggunakan busi panas. penggunaan mesin kompresi rendah
menggunakan busi dingin tidak akan menambah tenaga dan bahkan akan membuat busi cepat
mati.
2. Daerah tempat tinggal
Untuk daerah bersuhu dingin, seperti daerah pegunungan dan dataran tinggi, paling pas memakai
busi panas. Sebab, pemakaian busi dingin akan mempercepat penumpukan kerak. Sedang, daerah
panas macam tepi laut atau metropolis, lebih baik memakai busi dingin. Untuk mencegah
terjadinya pre ignition atau pembakaran dini.

3. Penggunaan
Jika penggunaan kendaraan kita sering bepergian jauh ada baiknya kita memakai busi agak
dingin, hal ini dikarenakan semakin sering mesin menyala maka suhu mesin sangat tinggi dan ini
harus diimbangi dengan transfer panas yang baik, akan tetapi jika untuk pemakaian harian biasa
ada baiknya kita menggunakan busi standar pabrik. Demikian pula jika spesifikasi mesin sudah
diubah maka ada baiknya kita menyesuaikan pemilihan busi dengan ubahan mesin apalagi jika
kompresi mesin dinaikkan maka kita harus menggunakan busi racing.

2.4 BAGIAN-BAGIAN BUSI

1. Terminal
Pada puncak busi terdapat sebuah terminal yang digunakan untuk menghubungkan busi
pada sistem ignition. Pada umumnya busi memiliki
bentuk konektor berupa plug…tetapi ada juga yang menggunakan model terminal kabel dan
memerlukan kunci untuk memasang kabel busi lagi.

2. Insulator
Bagian utama dari insulator terbuat dari porselen atau keramik. Fungsi utamanya adalah
untuk memberikan topangan mekanik bagi inti elektroda yang berada ditengahnya sekaligus
sebagai isolator elektrik terhadap tegangan tinggi yang akan mengalir di inti elektroda.

3. Ribs
setiap busi bentuknya hampir sama, terdapat lekuk2 pada bagian insulatornya. Lekuk-lukuk busi
ini yang dikatakan Ribs-Ribs bekerja menambah kemampuan insulator dari keramik. Dengan
adanya bentuk ribs ini maka jarak antara inti elektroda dengan ground akan semakin jauh,
dengan semakin jauh jaraknya maka hambatan antar inti besi dan ground juga semakin besar
sehingga tegangan tidak dapat lompat dari inti besi ke ground sekitar busi.
4. Insulator tip
Bagian ujung dari insulator, Terdapat di dalam body besi bagian kepala dari busi. Ujung dari
insulator atau insulator tip ini akan mengalami peristiwa pembakaran yang terjadi pada ruang
bakar…sehingga material yang digunakan harus tahan terhadap temperatur tinggi dan juga
mampu menjadi insulator yang baik. Rata2 ujung dari insulator ini mampu menahan temperatur
650 derajat celcius dan mampu menahan tegangan 60.000 Volt Panjang pendeknya ujung
insulator ini akan mempengaruhi jenis sebuah busi..apakah busi itu busi panas atau busi dingin.

5. Seal
Hal ini berguna agar kompresi dari ruang bakar tidak ada yang keluar melalui celah derat busi.

6. Metal case
Casing metal atau disebut juga jaket..sering kita anggap hanya sebagai Sarana untuk mengunci
busi ke silinder head, sebenarnya ada fungsi lainya yaitu sebagai material konduksi yang
memiliki daya hantar panas yang baik..sehingga panas dari busi dapat di konduksikan ke tempat
lain…selain itu casing metal juga berfungsi sebagai ground pada busi. Mangkanya kalau mesin
sedang dalam kondisi hidup jangan coba-coba pegang soalnya tegangan 50.000 volt akan lompat
ke body anda sebab anda akan beraksi seolah-olah menjadi ground.

7. Center electrode
Inti elektroda terhubung dengan terminal kepala busi melalui penghubung internal yang di
selubungi oleh keramic insulatornya. ujung dari inti elektroda ini bisa tebuat dari kombinasi
tembaga, besi dan nickle, Chromium atau logam2 bagus lainnya. Pada umumnya material yang
paling sering digunakan adalah cupprum atau copper atau tembaga.

8. Side electrode (ground )


Elektroda samping atau ground merupakan bagian dari ujung busi yang bersentuhan langsung
dengan body atau ground kendaraan kita sehingga ini merupakan perjalanan terakhir dari api
koil. Elektron akan melompat dari elektroda inti ke ground terdekat..dalam hal ini adalah
elektroda samping.
Bahan elektroda seharusnya mempunyai daya hantar panas yang bagus dan mampu menahan
temperatur yang tinggi, gas-gas korosif (bersifat merusak) dan gangguan arus yang bersifat
erosif. Logam yang mampu mengatasi persyaratan tersebut adalah campuran nikel-
kromiumbarium, atau yang lebih tinggi dengan platinum, tungsten (wolfram) atau campuran
iridium. Elektroda pusat menjadi panas dari pada elektoda pada massa dan kerena itu semburan
electron terjadi dan pemutusan tegangan dari celah berkurang. Salah satu faktor yang
mempengaruhi dalam membuat busur api lewat celah udara busi adalah panjang celah dimana
semakin panjang (besar) celah, makin lebar pemutusan tegangan yang diharapkan.
2.5CARA MEMBACA KODE BUSI

1. Denso (W24ES-U)

W : Diameter ulir busi (W-14 mm)


24 : Tingkat panas busi, kalau nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin
E : Panjang ulir 19 mm
S : Tipe penggunaan busi S-standar
U : Konfigurasi gap busi.

2.NGK (CPR 7HSP-9)

C : Diameter ulir busi (B : 14 mm, C : 1 0mm, D : 12mm)


P : Type rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu kode ini)
R : Busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin dengan teknology digital
menggunakan busi type ini untuk menghindari terjadinya frekuensi yg dapat mengganggu
pembacaan sensor digital)
“7″ : Tingkat panas busi. Kalau tambah kecil angkanya 6, 5, 4 disebut busi panas dan
sebaliknya tambah besar 8, 9 diklaim sebagai busi dingin
H : Panjang ulir busi, ada tiga jenis kode huruf yang dipakai. Kalau H = 12,7 mm , E = 19 mm
dan L = 11,2 mm
S : Type elektroda tengah. Kode lain, ada IX artinya bahan iridium dan G menunjukkan tipe
busi racing. Kalau P platinum dan S standar.
“9″ : Celah inti elektroda busi, angka 9 artinya celah busi 0,9mm dan kalau 10 celah busi 1 mm.

2.6KODE ELEKTRODA BUSI

C : Copper Core Center Elektroda


D : 2 ground Electroda
P : Platinum Elektroda
R : Burn off Resistor
S : Silver electroda
T : 3 Ground Elektroda
V : Wide Gap 1,3 mm
W : Wide Gap 0,9 mm
X : Wide Gap 1,1 mm
Y : Wide Gap 1,5 mm
Z : Wide Gap 2,0 mm

2.7 PEDOMAN PEMILIHAN TIPE BUSI

DENSO
HONDA NGK IRIDIUM
IRIDIUM

REVO/SUPRA CR7HIX IUF22

BEAT/SCOOPY/NEW M.PRO CR8EIX IU24

BLADE/ABS.REVO CR7EIX IU20

CBR 150/SONIC/CS 1 DR8E1X IU24

TIGER /MEGA PRO DPR8EIX-9 IX24B

VARIO CRBEHIX-9 IUH24

SUPRA PGM FI IU20

DENSO
KAWASAKI NGK IRIDUM
IRIDUM

BLITZ 125/KAZE/ATHLETE CR7HIX IUF22

NINJA 250 - IU24

NINJA 150 BR9EIX IW22

NINJA RR 150 - IW27

SUZUKI NGK IRIDUM DENSO


IRIDUM

SATRIAA F 150/THUNDER
CR8EIX IU24
125

SKYWAVE/SPIN/SKYDRIVE CR7HIX IUF22

THUNDER 250 CR8EIX IX24

TITAN/NEW
SMASH/SHOGUN/SHOGUN CR7HIX IUF22
FI/ARASHI

DENSO
YAMAHA NGK IRIDUM
IRIDUM

VIXION/ CR8EIX IU24

SCORPIO DPR8EIX-9 IX24

JUP.Z/VEGA R
CR7HIX IUF22
MIO/NOUVO/FINO

JUP.MX/BYSON CR9EIX IU24

DENSO
BAJAJ NGK IRIDUM
IRIDUM

PULSAR DTSi
CR9EIX IU27
150/180/200/XCD 125
BAB III

METODE

3.1 PEMBUATAN ISOLATOR

Bagian yang utama di buat pada bagian Busi adalah bagian keramiknya / Isulator. Isolator ini
terbuat dari pasir kuarsa, feldsprad, dan senyawa lainya. Semua bahan tersebut dicampur
kedalam suatu tempat pengadukan bahan pembuatan material, dan diaduk sampai rata, kemudian
dimasukkan kedalam die (cetakan) dan dipanaskan supaya kering dan terbentuk seperti isolator
busi. Sebelum mengkilap seperti yang kita lihat sekarang ini, bagian yang berwarna putih pada
bagian busi itu, berwarna doft terlihat seperti kapur yang dicetak sesuai konstruksi dan di open
pada suhu tertentu agar menjadi keras.

3.2 PEMBUATAN THREAD

Berikutnya membuat komponen pada bagian kepala / Thread yang mendukung terjadinya
percikan api, Thered biasanya terbuat dari baja type SAE/AISI 1010 ,pembuatanya dilakukan
dengan mesin khusus tapi masih setengah jadi. namun belum di lengkapi dengan center
elektroda.

Thread yang setengah jadi tersebut di buat dratnya agar bisa masuk pada lubang busi pada
mesin seperti gambar di bawah ini

3.3 PROSES PEMBUATAN DRAT PADA THREAD

Sebelum di buat dratnya, terlebih dahulu bagian atasnya di tambahkan denga komponen kecil
yang di las bernama Ground elektroda seperti gambar di bawah ini.

Setelah semua bagian komponen-komponen tersebut telah jadi, kemudian di jadikan satu
sebagai keutuhan sebuah busi, Yaitu pemasangan terminal pada bagian pantat busi dan
pemasang Thread pada bagian kepala .

3.4 PENYATUAN ISOLATOR, THREAD DAN TERMINAL

Proses penyatuan ini dilakukan ataupun dikerjakan langsung pakai mesin khusus untuk
mendapatkan hasil yang bagus.dengan cara memasukkan terminal busi kedalam thereaddan
kemudian dipres.Setelah semuanya terpasang langkah berikutnya di panaskan lagi dengan
suhu tertentu untuk memberikan lapisan Hardener pada bagian terminal dan bagian Thread.

3.5 FINISHING DAN QUALITY CONTROL

Langkah terakhirnya adalah finising dan Quality Control,adalah mengecek celah busi sesuai
dengan standar yang di tentukan oleh masing-masing manufacturing. Biasanya untuk mengecek
celah busi digunakan dengan pullergauge.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Dari proses pembuatan busi diatas, hasil yang didapat seperti gambar dibawah ini

konstruksi busi

Gambar 4.1 busi

Dari gambar diatas, pembakaran yang kurang sempurna biasanya menyisakan jelaga (hitam
pekat) pada elektrode busi. Jelaga inilah yang menyebabkan umur busi menjadi kurang awet.
Jika sumber masalahnya belum teratasi maka setiap ganti busi baru, tidak lama kemudian akan
mati kembali.

4.2 PEMBAHASAN
Busi memang mempunyai bentuk yang kecil sehingga terkadang sering dilupakan dari perhatian
pemilik motor. Padahal komponen ini juga membutuhkan perhatian dan perawatan rutin, sebab
jikabusi motor rusak, bisa berakibat motor kesayangan anda akan mogok atau tidak bisa hidup
secara normal. Busi sepeda motor sekarang ini sering diganti. Sebabnya busi tersebut setelah
diperiksa apinya tidak cukup besar bahkan meskipun telah dibersihkan apinya tetap saja kecil.
Lantas kenapa busi tersebut cepat mati?. Busi cepat mati adalah karena elektroda cepat sekali
kotor oleh kerak. Jika mesin tersebut jenis 4 tak (Honda) maka penyebab awalnya karena oli ikut
terbakar. Tetapi pada mesin jenis 2 tak karena campuran oli kedalam bensin terlalu banyak.
Biasanya elektroda busi kotor oleh bekas sisa pembakaran oli tersebut.

Penyebab lainya adalah karena campuran gas terlalu gemuk sehingga bensin yang tidak terbakar
akan tersisa pada ruang bakar dan membentuk jelaga yang mengotori elektroda busi.

Untuk memastikan penyebabnya amati elektroda busi.

Jika isolator berwarna putih kuning. Elektroda-elektroda terbakar. Penyebab campuran kurus,
saat pengapian terlalu awal atau kualitas bensin terlalu rendah.

Jika elektroda dan isolator berjelaga. Penyebabnya adalah campuran terlalu banyak bensin
(terlalu kaya).

Jika elektroda dan isolator berwarna coklat muda dan sangat kotor. Berarti oli ikut terbakar.

Kesimpulan
Maka, pemakaian busi yang sesuai dengan mesin motor bisa, berdasar dari faktor ;
- Campuran bahan bakar dan udara
- Perbandingan kompresi
- Timing pengapian
- Oktan BBM
- Gaya pemakaian standar atau balap
- Suhu daerah sekitar

4.2.1MENGENALI PROBLEM MESIN DARI KONDISI BUSINYA

Selain disebabkan kesalahan pemakaian jenis busi, ada problem lain yang biasa terjadi yaitu:

Kerak berlebihan di ujung busi


- Part pengapian ada yang rusak, diantara CDI, koil dan cop busi
- Terlalu lama mengendarai motor di RPM rendah
- Kode busi terlalu dingin
- Bahan bakar dan udara campurannya terlalu gemuk

Panas berlebihan
- Kode busi terlalu panas
- Setingan udara /bahan-bakar terlalu kering
- Penumpukan kerak di ruang bakar mulai banyak
- Terlalu sering full throtle

4.2.2 EFEK GAP BUSI RAPAT DAN RENGGANG

Sering dialami oleh semua pengendara, kadang celah center elektroda busi mengalami
perubahan, cenderung merapat atau kadang merenggang. Sesuai dengan tradisi, celah center
elektroda busi kadang dibenahi sendiri oleh pengendara.

pengaruh nya terhadap mesin ketika terlalu renggang dan rapat

1.Gap rapat
Pengapian akan melemah atau kecil dan tak sesuai dengan pembakaran, itu sisi negatifnya.
Tapi keuntungannya, busi selalu memercikan api di setiap peningkatan rpm mesin dengan kurva
yang rapat.

2.Gap renggang
Kelemahannya, pengapian pada rpm dan kecepatan tinggi akan kacau, tapi pengapian kuat
dan pembakaran lebih sempurna itu terjadi pada rpm rendah dan menengah

4.2.3 PEMBAKARAN KURANG SEMPURNA


Pembakaran yang kurang sempurna biasanya menyisakan jelaga (hitam pekat) pada
elektrode busi. Jelaga inilah yang menyebabkan umur busi menjadi kurang awet. Jika sumber
masalahnya belum teratasi maka setiap ganti busi baru, tidak lama kemudian akan mati kembali.

Pembakaran kurang sempurna bisa disebabkan beberapa hal diantaranya:

1. Karburator

Penyuplai gas pembakaran ini jika jeroannya rusak seperti jarum skep, needle jet atau
spuyernya aus, juga bisa menyebabkan campuran gas pembakaran terlalu kaya. Alhasil,
pembakaran pun menjadi ngaco. Jika karburator masih baru (karena sudah diganti) maka bisa
jadi penyebabnya bukan bagian komponen ini. Coba periksa bagian yang lain.

2. Pengapian

Sistem pengapian tugasnya menyiapkan api untuk membakar gas pembakaran (campuran
udara dan bensin). Syarat api disini harus kuat dan timingnya tepat. Coba cek, apakah api yang
keluar dari koil menuju busi mempunyai percikan api yang kuat? Kalau timing rasanya tidak
berubah karena CDI masih original.

3. Kompresi

Tekanan kompresi terlalu rendah juga bisa menyebabkan pembakaran kurang sempurna.
Coba mintalah bengkel resmi mengukurnya (karena harus menggunakan alat khusus). Kompresi
turun dari spek normal bisa disebabkan karena ring piston lemah atau klep bocor.

4. Filter udara kotor

Udara merupakan salah satu unsur terjadinya proses pembakaran. Jika filter udara kotor,
maka suplai udara yang menuju karburator juga sedikit. Akibatnya, campuran pembakaran
menjadi terlalu kaya. Hasil pembakaran akan menyisakan jelaga hitam di mulut busi.

Hampir 90% gangguan mesin yang disebabkan oleh busi, dikarenakan kotor oleh endapan
karbon ( carbon fouling ), kotor oleh endapan oli (olie fouling) dan kotor oleh endapan timah
hitam ( lead fouling).

Penyebab keadaan terjadinya carbon fouling adalah:

1. Kesalahan pemakayan nomor tingkat panas busi.


2. Pemakaian bahan bakar berlebihan ( karburator banjir, penyetelan karburator terlalu kaya, cuk
tidak sempurna pada posisi off. atau saringan udara karburator tersumbat ).
3. Bahan bakar tidak baik mutunya.
4. Terlalu lama dipakai pada kecepatan rendah.
5. Pembakaran oleh busi telat.

Keadaan mesin seperti diatas dapat dilihat pada warna insulator dan elektroda busi yang tertutup
oleh lapisan serbuk karbon kering berwarna hitam.
4.2.4 PERAWATAN BUSI

1. Lepaskan semua busi dengan kunci busi, jangan sekali-kali memakai kunci pas.Periksalah
kondisinya. Jika busi kering dan berkerak abu-abu menandakan kondisi pembakaran motor Anda
baik. Bila basah serta kerak berwarna hitam, menggambarkan pembakaran mesin kurang
sempurna.

2.Sebelum busi dilepas, lubang tempat busi bersemayam harus dibersihkan terlebih dahulu.
Cukup dengan kain bersih. Ketika melakukan pembersihan, cek kondisi penutup busi apakah
masih dalam kondisi baik. Bersihkan mulut busi bagian luar dengan menggunakan sikat kawat.
Untuk memudahkan pembersihan, busi direndam dengan bensin atau minyak tanah sebelum
dibersihkan. setelah bersih keringkan. Bersihkan elektrode masa dengan kikir plat tipis. Ukur
celah busi untuk mengoptimalkan kinerja busi Anda.
3. Periksa kembali celah antara elektroda positif (bagian membulat) dan elektroda negatif
(bagian melengkung yang nampak keluar dari busi). Kembalikan pada posisi normal. Pada
umumnya celah busi berjarak 0,8 mm-1,2mm.

4. Setelah itu masukkan kembali busi pada tempatnya. Harap diingat, jangan mengencangkan
busi hingga terlalu keras. Sebab, bila itu terjadi busi akan sulit kembali dilepas atau bisa saja
menyebabkan rusaknya arus ulir pada lubang mesin. Bersihkan busi secara teratur. Agar umur
pemakaian busi Anda bisa lebih panjang, sebaiknya setiap 5.000 km Anda membersihkannya
dengan tiupan angin atau dengan sikat khusus.
Perawatan busi akan sangat membantu proses optimasi pembakaran. Sehingga tak saja busi,
platina maupun injektor juga akan lebih awet.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. busi sangat berarti pada suatu kendaraan yang fungsinya untuk membakar bahan bakar dan
campuran udara

2. proses pembuatan busi tidak terlalu rumit/susah dibuat apabila sudah lengkap semua bahan
dan alat pembuatanya
3.perawatan busi tidak terlalu sulit dilakukan, hanya saja dilakukan dengan ketelitian
4. Bagian-bagian busi tidak terlalu banyak, dan mudah didapat pada saat pembuatan busi
5. Pembacaan kode pada busi tidaklah terlalu sulit

5.2 SARAN

1. pada saat membuat busi, perhatikan bahan pembuatanya dan mesin pembuatanya apkah masih
layak dipakai
2. Perhatikan keselamat kerja pada saat membuat busi
3. Gantilah busi anda setiap 20.00 km
4.periksalah busi anda sebelum bepergian jauh, karena busi kadang lemah

Anda mungkin juga menyukai