Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MERANGKAI SISTEM KELISTRIKAN BODY STANDART

(Lampu Kepala, Lampu Kota, Lampu Tanda Belok, Lampu Rem Dan Lampu Mundur)

OLEH :

Nama Kelompok :
Adrianus Pohus
Aldofus Jebatu
Aprianto A. Ngampu
Basilius D. Nggampang

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN


KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF
SMK SANTO ALOISIUS RUTENG
2018/2019
LAMPU KEPALA

A. Tujuan

Setelah selesai praktek siswa diharapkan dapat :

1. Membuat/merancang rangkaian (single dan wiring diagram) kelistrikan bodi standar


khususnya lampu kepala
2. Siswa dapat memahami jenis – jenis dan fungsi lampu serta fungsi sekring dan relay
pada bodi kendaraan
3. Siswa dapat memahami urutan pemasangan lampu kepala sesuai rangkaian yang telah
dibuat.
4. Siswa dapat memahami hubungan terminal – terminal pada saklar kombinasi dengan
lampu kepala
5. Siswa dapat memasang rangakaian lampu kepala dengan rapih, baik dan benar
6. Siswa dapat mengidentifikasi jenis kerusakan/kesalahan yang sering terjadi saat
merangkai lampu kepala
7. Siswa dapat memahami cara kerja lampu kepala
B. Teori Singkat
1. Baterai
Baterai adalah komponen elektrokimia yang menghasilkan tenaga listrik melalui
adanya reaksi kimia yang terjadi antara elektrolit baterai dengan plat baterai. Elektrolit
baterai merupakan campuran antara asam sulfat dan air dengan komposisi
campuran 36% asam sulfat dan 64% air dengan berat jenis sekitar 1,270 pada 20 oC
saat baterai terisi penuh. Baterai memiliki beberapa fungsi menurut kondisi kendaraan,
yaitu :1) Pada saat mesin belum hidup (kunci kontak ON), baterai memberikan energi
listrik untuk sistem penerangan atau lampu-lampu dan aksesoris. 2) Pada saat start,
baterai memberikan energi listrik untuk memutar motor starter dan sistem pengapian
selama start. 3) Pada saat mesisn hidup, baterai berfungsi untuk menerima dan
menyimpan energi listrik yang diberikan oleh sistem pengisian baterai.
Gambar aki
2. Sekring
Sekering berfungsi untuk mencegah kerusakan rangkaian akibat kelebihan arus.
Sekering memiliki bagian yang mudah meleleh akibat aliran arus yang berlebihan yang
melebihi kapasitasnya, bagian tersebut dilindungi oleh badan sekering yang biasanya
terbuat dari tabung kaca atau plastik. Kapasitas sekering yang ada adalah 0,5 A sampai
35 A dan yang paling banyak digunakan adalah 7,5 A sampai 20 A. Bagian logam
yang meleleh dan putus pada sekering akan menyebabkan terjadinya rangkaian terbuka
sehingga arus tidak dapat mengalir pada rangkaian tersebut dan rangkaian tidak dapat
bekerja.
Sekering yang dipakai kendaraan dapat dikelompokan menjadi dua macam,
yaitu sekering tipe tabung kaca (cartridge) dan sekering tipe bilah (blade). Sekering
tipe tabung kaca berbentuk silinder yang didalamnya terdapat elemen logam pengaman
yang terhubung dengan bagian ujung penutup sekering yang terbuat dari logam yang
akan terputus apabila dialiri arus berlebih, sedangkan sekering tipe bilah berbentuk
pipih dengan dua kaki yang dapat diselipkan pada dudukan sekering. Sekering tipe
bilah adalah model sekering yang sekarang banyak digunakan pada kendaraan
bermotor baik roda empat maupun roda dua, untuk sekering tipe tabung kaca
digunakan pada kendaraan keluaran lama.Tipe blade banyak digunakan karena lebih
kompak dengan elemen metal dan rumah pelindung yang tembus pandang. Warna dari
sekering merupakan petunjuk kapasitas sekring (5A-30A).
Kapasitas Identifikasi warna
5A Coklat kekuning – kuningan
7,5 A Coklat
10 A Merah
15 A Biru
20 A Kuning
25 A Tak berwarna
30 A Hijau
Tabel 1. Identifikasi sekring
Gambar

3. Relay
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang
dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga
listrik sebagai sumber energinya.
4. Sakelar kombinasi
5. Lampu kepala
C. Alat dan Bahan
1. Trainer sistem kelistrikan bodi standar
2. ACCU 12 V
3. Tang crimping/tang kombinasi
4. Obeng +
5. Obeng –
6. Multimeter/Avometer
7. Auto kabel/kabel perangkai warna merah ukuran ....mm2
8. Auto kabel/kabel perangkai warna hitam ukuran ....mm2
D. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan keselamatan kerja/alat pelindung diri (APD)
2. Usahakan membaca rangkaian terlebih dahulu sebelum praktek agar tidak terjadi
kesalahan saat merangkai
3. Tiap – tiap rangkaian gunakan sekering
4. Hati – hati saat melepas/memasang, jangang memasang/melepas jika sakelar dalam
keadaan ON
5. Periksa hubungan setiap terminal(misalnya flasher dan relay) dan beban dengan baik
dan benar menggunakan multimeter/avomete
6. Gunakan obeng +/– saat memasang/membongkar kabel di sakelar agar kabel tidak
dan mudah terlepas dari mur
7. Gunakan multimeter/avometer dengan baik dan benar, kalibrasi dahulu baru bisa
mengukur tahanan.
8. Jangan menghubungkan langsung pada baterai (membuat hubungan singkat)
9. Tanyakan guru praktek jika masih ragu dengan rangkaian yang sudah dirangkai.
E. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Arus litrik ajam mengalir pada rangakaian tertutup dari terminal + baterai ke
rangkaian pemakai kemudian lewat masa lalu kembali ke baterai
3. Untuk kabel masa gunakan kabel hitam dan untuk kabel fasa/positif gunakan kabel
merah
4. Buat rangkaian sistem penerangan lampu kepala
5. Siapkan trainer/papan rangkaian sistem kelistrikan bodi standart (lampu kepala)
6. Pastikan semua komponen dalam keadaan baik/bisa digunakan.
7. Periksa hubungan kaki – kaki terminal pada saklar kombinasi dengan beban(lampu
kepala) menggunakan multimeter/avometer
8. Memasang rangkaian/pengawatan (rangkaialah komponen) sesuai gambar rangkaian
yang sudah dibuat dan hubungkan kaki – kaki terminal saklar kombinasi dengan
lampu kepala yang sudah di cek menggunakan multimeter/avometer dan jangan
hubungkan dengan sumber sebelum rangkaian selesai.
9. Gunakan obeng +/ – saat memasang/mengencangkan baut dengan kabel
10. Dibawah pengawasan guru praktek gunakan multimeter sebelum mengetahui hasil
kerja.
11. Setelah selesai menguji hasil rangkaian, gunakan obeng +/ – saat membongkar
rangkaian.
12. Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula dan rapikan tempat praktek.
F. Gambar Kerja/rangkaian
G. Hasil Praktikum

H. Kesimpulan
a. Usahakan membaca rangkaian terlebih dahulu sebelum praktek agar tidak terjadi
kesalahan saat merangkai
b. Periksa hubungan setiap terminal(misalnya flasher dan relay) dan beban dengan
baik dan benar menggunakan multimeter/avometer.
I. Saran
Tanyakan guru praktek jika masih ragu dengan rangkaian yang sudah dirangka
J. Referensi
http://www.modifikasi.com/showthread.php/531912-Perbedaan-Lampu-Headlight-
Menggunakan-Halogen-Led-Hid-dan-Laser
https://news.okezone.com/read/2015/04/05/15/1129424/perbedaan-lampu-pijar-dan-
halogen-untuk-kendaraan
https://www.google.co.id/search?q=gambar+rangkaian+sederhana+lampu+kota&oq=G&
aqs=chrome.0.69i59l3j69i60l3.1373j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
LAMPU RETING/TANDA BELOK

A. Tujuan
Setelah selesai praktek siswa diharapkan dapat :
1. Membuat/merancang rangkaian (single dan wiring diagram) kelistrikan bodi standar
khususnya lampu tanda belok
2. Siswa dapat memahami jenis – jenis dan fungsi lampu serta fungsi sekring dan
flasher pada bodi kendaraan
3. Siswa dapat memahami urutan pemasangan lampu kepala sesuai rangkaian yang
telah dibuat.
4. Siswa dapat memahami hubungan terminal – terminal pada saklar kombinasi dengan
lampu tanda belok
5. Siswa dapat memasang rangakaian lampu tanda belok dengan rapi, baik dan benar
6. Siswa dapat mengidentifikasi jenis kerusakan/kesalahan yang sering terjadi saat
merangkai lampu tanda belok
7. Siswa dapat memahami cara kerja lampu tanda belok
B. Teori Singkat
1. Flasher
Flasher merupakan salah satu komponen kelistrikan yang ada dikendaraan.
Flasher berfungsi untuk menghasilkan arus ke lampu yang berubah-ubah sehingga
menghasilkan nyala lampu yang berkedip-kedip. Untuk macam-macam flasher
sendiri, antara lain :
Flasher tipe bimetal : Pada flasher jenis bimetal ini, konsep cara kerjanya hampir
sama dengan prinsip cara kerja pada komponen time delay switch, kecuali pada saat
pemutusan aliran arus. Pemutusan arus kontak ini memanfaatkan bimetel, jika arus
tidak mengalir maka bimetal menjadi dingin sedangkan saat dialiri arus bimetal
akan menjadi panas. Cara kerja dari flasher bimetal ini adalah ketika bimetal
menjadi dingin, kontak akan terhubung dan ketika bimetal terhubung maka arus
akan mengalir kembali serta proses pemanasannya pun juga dimulai kembali.
Pemanasan serta pendinginan bimetal yang menyebabkan kontak terputus dan
terhubung kembali sehingga arus yang mengalir pada flasher juga akan putus
hubung. Kondisi ini dimanfaatkan untuk membentuk nyala lampu tanda belok atau
lampu sein untuk berkedip selama sistem bekerja.
Flasher Tipe Transistor : Sistem tanda belok dengan menggunakan flasher tipe
transistor ini merupakan tipe flasher yang pengontrolan kontaknya tidak lagi secara
mekanik lagi, tetapi pegontrolannya sudah dilakukan secara elektronik. Sistem ini
menggunakan komponen multivibrator oscillator yang digunakan untuk
menghasilkan signal pulsa (denyutan) ON-OFF yang kemudian akan diarahkan ke
flasher (turn signal relay) melawati amplifier (penguat listrik). Selanjutnya flasher
akan menghidup-matikan lampu tanda belok agar lampu tersebut berkedip.
Flasher tipe kapasitor : Flasher tipe kapasitor juga merupakan flaser elektronik,
cara kerja flasher tipe kapasitor ini yaitu pada saat kunci kontak dihubungkan,
namun saklar lampu sein masih dalam posisi ‘off”, arus akan mengalir ke terminal
L2 melalui plat kontak P kemudian akan mengisi kapasitor. Setelah saklar lampu
sein diarahkan ke salah satu lampu, arus kemudian juga mengalir ke L1 terus ke
lampu tanda belok sehingga lampu menyala.
2. Lamp tanda belok
Lampu sein merupakan salah satu komponen terpenting dari sebuah
kendaraan. Lampu sein berfungsi sebagai indikator pada kendaraan ketika berbelok
yang dibuat dengan tujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan. Lampu ini berwarna
kuning yang akan menyala berkedip-kedip ketika dihidupkan.
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Arus litrik ajam mengalir pada rangakaian tertutup dari terminal + baterai ke
rangkaian pemakai kemudian lewat masa lalu kembali ke baterai
3. Untuk kabel masa gunakan kabel hitam dan untuk kabel fasa/positif gunakan kabel
merah
4. Buat rangkaian sistem penerangan lampu tanda belok
5. Siapkan trainer/papan rangkaian sistem kelistrikan bodi standart (lampu tanda belok)
6. Pastikan semua komponen dalam keadaan baik/bisa digunakan.
7. Periksa hubungan kaki – kaki terminal pada saklar kombinasi dengan beban(lampu
kepala) menggunakan multimeter/avometer
8. Memasang rangkaian/pengawatan (rangkaialah komponen) sesuai gambar rangkaian
yang sudah dibuat dan hubungkan kaki – kaki terminal saklar kombinasi dengan
lampu tanda belok yang sudah di cek menggunakan multimeter/avometer dan jangan
hubungkan dengan sumber sebelum rangkaian selesai.
9. Gunakan obeng +/ – saat memasang/mengencangkan baut dengan kabel
10. Dibawah pengawasan guru praktek gunakan multimeter sebelum mengetahui hasil
kerja.
11. Setelah selesai menguji hasil rangkaian, gunakan obeng +/ – saat membongkar
rangkaian.
12. Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula dan rapikan tempat praktek.
D. Gambar Kerja/rangkaian

E. Kesimpulan
1. Usahakan membaca rangkaian terlebih dahulu sebelum praktek agar tidak terjadi
kesalahan saat merangkai
2. Periksa hubungan setiap terminal(misalnya flasher dan relay) dan beban dengan baik
dan benar menggunakan multimeter/avometer
F. Saran
Tanyakan guru praktek jika masih ragu dengan rangkaian yang sudah dirangkai
G. Referensi
http://www.teknik-otomotif.com/2016/08/flasher-dan-jenis-jenisnya.html
http://dasar-otomotif.blogspot.co.id/2011/03/flasher.html
LAMPU REM

A. Tujuan
Setelah selesai praktek siswa diharapkan dapat :
1. Membuat/merancang rangkaian (single dan wiring diagram) kelistrikan bodi standar
khususnya lampu rem
2. Siswa dapat memahami jenis – jenis dan fungsi lampu serta fungsi sekring pada bodi
kendaraan
3. Siswa dapat memahami urutan pemasangan lampu rem sesuai rangkaian yang telah
dibuat.
4. Siswa dapat memahami hubungan terminal – terminal pada saklar kombinasi dengan
lampu rem
5. Siswa dapat memasang rangakaian lampu rem dengan rapi, baik dan benar
6. Siswa dapat mengidentifikasi jenis kerusakan/kesalahan yang sering terjadi saat
merangkai lampu rem
7. Siswa dapat memahami cara kerja lampu rem
B. Teori Singkat
Lampu rem (brake light), yang merupakan salah satu dari beberapa lampu yang
terdapat pada kendaraan atau mobil. Lampu rem ini terletak di bagian belakang, di bagian
depan tidak terdapat lampu rem. Baik di motor maupun di mobil pasti terdapat lampu rem.
Sesuai dengan namnya, lampu rem ini berfungsi sebaga tanda atau isyarat kepada
pengemudi atau pengendara di belakangnya bahwa mobil tersebut melakukan pengereman
atau memperlambat laju kendaraan.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang diakibatkan karena
pengemudi dibelakangnya tidak siap mobil didepannya melakukan perlambatan lajunya.
Atau dapat juga dikatakan untuk mencegah terjadinya tubrukan antara mobil yang di
depan dengan yang dibelakannya saat mobil yang di depan melakukan pengereman.
Lampu rem ini akan hidup ketika pedal rem diinjak, dan ketika pedal rem tidak diinjak
maka lampu rem tidak menyala.
Bolamp lampu rem ini menjadi satu dengan lampu kota, sehingga bolampnya disebut
bolamp 2 filamen. Umumnya lampu rem ketika menyala akan lebih terang, dibandingkan
dengan lampu kota. Jadi ketika lampu kota sudah hidup, kemudian pedal remnya diinjak
maka lampu belakang tempat lampu kota dan lampu rem akan menyala lebih terang. Yang
membuat lampu rem lebih terang adalah karena daya dari lampu rem lebih besar,
dibandingkan dengan daya pada lampu kota.
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Arus litrik ajam mengalir pada rangakaian tertutup dari terminal + baterai ke
rangkaian pemakai kemudian lewat masa lalu kembali ke baterai
3. Untuk kabel masa gunakan kabel hitam dan untuk kabel fasa/positif gunakan kabel
merah
4. Buat rangkaian sistem penerangan lampu rem
5. Siapkan trainer/papan rangkaian sistem kelistrikan bodi standart (lampu rem)
6. Pastikan semua komponen dalam keadaan baik/bisa digunakan.
7. Periksa hubungan kaki – kaki terminal pada saklar kombinasi dengan beban(lampu
rem) menggunakan multimeter/avometer
8. Memasang rangkaian/pengawatan (rangkaialah komponen) sesuai gambar rangkaian
yang sudah dibuat dan hubungkan kaki – kaki terminal saklar kombinasi dengan
lampu rem yang sudah di cek menggunakan multimeter/avometer dan jangan
hubungkan dengan sumber sebelum rangkaian selesai.
9. Gunakan obeng +/ – saat memasang/mengencangkan baut dengan kabel
10. Dibawah pengawasan guru praktek gunakan multimeter sebelum mengetahui hasil
kerja.
11. Setelah selesai menguji hasil rangkaian, gunakan obeng +/ – saat membongkar
rangkaian.
12. Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula dan rapikan tempat praktek.
D. Gambar Kerja/rangkaian

E. Kesimpulan
1. Usahakan membaca rangkaian terlebih dahulu sebelum praktek agar tidak terjadi
kesalahan saat merangkai
2. Periksa hubungan setiap terminal(misalnya flasher dan relay) dan beban dengan baik
dan benar menggunakan multimeter/avometer
K. Saran
Tanyakan guru praktek jika masih ragu dengan rangkaian yang sudah dirangkai
L. Referensi
http://www.bisaotomotif.com/2015/12/fungsi-lampu-rem-brake-light.html
http://www.teknik-otomotif.com/2017/10/fungsi-lampu-rem-dan-komponen.html
LAMPU MUNDUR

A. Tujuan
Setelah selesai praktek siswa diharapkan dapat :
1. Membuat/merancang rangkaian (single dan wiring diagram) kelistrikan bodi standar
khususnya lampu mundur
2. Siswa dapat memahami jenis – jenis dan fungsi lampu mundur serta fungsi sekring
pada bodi kendaraan
3. Siswa dapat memahami urutan pemasangan lampu mundur sesuai rangkaian yang telah
dibuat.
4. Siswa dapat memahami hubungan terminal – terminal pada saklar kombinasi dengan
lampu mundur
5. Siswa dapat memasang rangakaian lampu mundur dengan rapi, baik dan benar
6. Siswa dapat mengidentifikasi jenis kerusakan/kesalahan yang sering terjadi saat
merangkai lampu mundur
7. Siswa dapat memahami cara kerja lampu mundur
B. Teori Singkat
Fungsi lampu mundur (backup light) pada mobil - Ketika kendaraan akan melaju
mundur, maka harus ada isyarat dari pengemudi agar tidak salah pengertian dengan yang
ada di belakangnya. Salah satu isyarat yang digunakan adalah dengan menggunakan
lampu. Jadi ketika kendaraaan khususnya mobil dan truk maka lampu ini akan menyala.
Pada motor biasa, lampu ini tidak ditemukan karena motor umumnya tidak bisa berjalan
mundur. Sesuai dengan namanya fungsi dari lampu mundur adalah untuk memberikan
isyarat kepada pengemudi atau orang dibelakangnya bahwa kendaraan tersebut akan
berjalan mundur.
Selain itu juga lampu mundur berfungsi sebagai lampu yang membantu menerangi
jalan bagian belakang. Lampu mundur atau backup light ini akan menyala ketika tuas
transmisi diposisikan pada posisi mundur, ketika kunci kontak on. Ketika kunci off, dan
tuas transmisi di posisikan mundur maka lampu tidak menyala. Warna lampu mundur
telah ditetapkan oleh internasional, yaitu berwarna putih. Lampu mundur sering disebut
juga dengan lampu atret, artinya lampu yang hidup ketika mobil atret.
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Arus litrik ajam mengalir pada rangakaian tertutup dari terminal + baterai ke
rangkaian pemakai kemudian lewat masa lalu kembali ke baterai
3. Untuk kabel masa gunakan kabel hitam dan untuk kabel fasa/positif gunakan kabel
merah
4. Buat rangkaian sistem penerangan lampu mundur
5. Siapkan trainer/papan rangkaian sistem kelistrikan bodi standart (lampu mundur)
6. Pastikan semua komponen dalam keadaan baik/bisa digunakan.
7. Periksa hubungan kaki – kaki terminal pada saklar kombinasi dengan beban(lampu
mundur) menggunakan multimeter/avometer
8. Memasang rangkaian/pengawatan (rangkaialah komponen) sesuai gambar rangkaian
yang sudah dibuat dan hubungkan kaki – kaki terminal saklar kombinasi dengan
lampu rem yang sudah di cek menggunakan multimeter/avometer dan jangan
hubungkan dengan sumber sebelum rangkaian selesai.
9. Gunakan obeng +/ – saat memasang/mengencangkan baut dengan kabel
10. Dibawah pengawasan guru praktek gunakan multimeter sebelum mengetahui hasil
kerja.
11. Setelah selesai menguji hasil rangkaian, gunakan obeng +/ – saat membongkar
rangkaian.
12. Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula dan rapikan tempat praktek.
D. Gambar Kerja/rangkaian

E. Kesimpulan
1. Usahakan membaca rangkaian terlebih dahulu sebelum praktek agar tidak terjadi
kesalahan saat merangkai
2. Periksa hubungan setiap terminal(misalnya flasher dan relay) dan beban dengan baik
dan benar menggunakan multimeter/avometer
F. Saran
Tanyakan guru praktek jika masih ragu dengan rangkaian yang sudah dirangkai
G. Referensi
http://www.bisaotomotif.com/2015/12/fungsi-lampu-mundur-backup-light-pada-
mobil.html
LAMPU KOTA

A. Tujuan
Setelah selesai praktek siswa diharapkan dapat :
1. Membuat/merancang rangkaian (single dan wiring diagram) kelistrikan bodi standar
khususnya lampu mundur
2. Siswa dapat memahami jenis – jenis dan fungsi lampu mundur serta fungsi sekring
pada bodi kendaraan
3. Siswa dapat memahami urutan pemasangan lampu mundur sesuai rangkaian yang telah
dibuat.
4. Siswa dapat memahami hubungan terminal – terminal pada saklar kombinasi dengan
lampu mundur
5. Siswa dapat memasang rangakaian lampu mundur dengan rapi, baik dan benar
6. Siswa dapat mengidentifikasi jenis kerusakan/kesalahan yang sering terjadi saat
merangkai lampu mundur
7. Siswa dapat memahami cara kerja lampu mundur
B. Teori Singkat
Lampu kota (tail light atau clearance light) pada kendaraan merupakan salah satu
dari beberapa sistem penerangan yang ada pada kendaraan. Sebutan lampu kota ini
dikenal di Indonesia, nama asli dari lampu kota ini adalah clearance light yang artinya
lampu jarak atau juga disebut dengan tail light yang artinya lampu belakang. Pada
kendaraan, lampu kota ini terletak pada bagian depan dan pada bagian belakang
kendaraan. Lampu kota dapat menyala sendiri atau menyala bersama dengan lampu
kepala (headlight).
Lampu kota bagian belakang (tail light) berfungsi untuk memberikan isyarat jarak
lebar kendaraan pada mobil. Isyarat ini akan memberi tahu pengemudi atau pengendara
lain tentang ukuran lebar dari kendaraan tersebut.
Isyarat lebar kendaraan ini akan sangat berguna ketika berkendara pada kondisi gelap
atau pada malam hari. Karena akan dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan,
kenapa dapat mengurangi resiko kecelakaan? Karena pengendara lain tahu lebar
kendaraan tersebut, sehingga dapat berhati-hati ketika akan menyalip atau ketika
bepapasan dengan kendaraan tersebut. Lampu kota pada bagian depan disebut dengan
clearance light atau juga sering disebut dengan fog light (lampu kabut) yang berfungsi
untuk menerangi jalan pada saat kondisi senja atau berkabut.
Lampu kota pada bagian belakang kendaraan menyatu dengan lampu rem. Pada
kendaraan mobil lampu belakang terdiri dari lampu mundur, lampu kota, lampu rem
dan lampu tanda belok. Bohlam lampu untuk lampu rem dan lampu kota merupakan
satu bagian. Bohlam lampu ini memiliki dua filament, satu untuk lampu kota dan satu
lagi untuk lampu rem. Nyala lampu untuk lampu rem ini lebih terang dibandingkan
dengan nyala lampu kota. Cara menyalakan lampu kota sangatlah mudah yaitu dengan
memutar headlight switch sekali saja, maka lampu kota sudah menyala. Jika headlight
switch diputar dua kali maka lampu kota akan menyala bersamaan dengan lampu
kepala. Lampu kota dapat dinyalakan tanpa memutar kunci kontak karena aliran arus
dari positif baterai tidak melewati kunci kontak tapi langsung ke headlight switch.
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Arus litrik ajam mengalir pada rangakaian tertutup dari terminal + baterai ke
rangkaian pemakai kemudian lewat masa lalu kembali ke baterai
3. Untuk kabel masa gunakan kabel hitam dan untuk kabel fasa/positif gunakan kabel
merah
4. Buat rangkaian sistem penerangan lampu kota
5. Siapkan trainer/papan rangkaian sistem kelistrikan bodi standart (lampu kota)
6. Pastikan semua komponen dalam keadaan baik/bisa digunakan.
7. Periksa hubungan kaki – kaki terminal pada saklar kombinasi dengan beban(lampu
kota) menggunakan multimeter/avometer
8. Memasang rangkaian/pengawatan (rangkaialah komponen) sesuai gambar rangkaian
yang sudah dibuat dan hubungkan kaki – kaki terminal saklar kombinasi dengan
lampu kota yang sudah di cek menggunakan multimeter/avometer dan jangan
hubungkan dengan sumber sebelum rangkaian selesai.
9. Gunakan obeng +/ – saat memasang/mengencangkan baut dengan kabel
10. Dibawah pengawasan guru praktek gunakan multimeter sebelum mengetahui hasil
kerja.
11. Setelah selesai menguji hasil rangkaian, gunakan obeng +/ – saat membongkar
rangkaian.
12. Kembalikan alat dan bahan ke tempat semula dan rapikan tempat praktek.
D. Gambar Kerja/rangkaian
E. Kesimpulan
1. Usahakan membaca rangkaian terlebih dahulu sebelum praktek agar tidak terjadi
kesalahan saat merangkai
2. Periksa hubungan setiap terminal(misalnya flasher dan relay) dan beban dengan baik
dan benar menggunakan multimeter/avometer
F. Saran
Tanyakan guru praktek jika masih ragu dengan rangkaian yang sudah dirangkai
G. Referensi
http://www.teknik-otomotif.com/2017/09/fungsi-dan-rangkaian-kelistrikan-lampu.html

Anda mungkin juga menyukai