Anda di halaman 1dari 94

EFEKTIVITAS PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN

JIGSAW DAN MIND MAP PADA KOMPETENSI


SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TSM
SMK MUHAMMADIYAH 2 WONOSOBO

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Mundak Bayu Febriyanto
NIM 102170141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OTOMOTIF


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014
EFEKTIVITAS PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
JIGSAW DAN MIND MAP PADA KOMPETENSI
SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TSM
SMK MUHAMMADIYAH 2 WONOSOBO

Oleh
Mundak Bayu Febriyanto
NIM 102170141

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan


di depan Panitia Penguji Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Arif Susanto, M.Pd. Drs. H. Ashari


NIP/NIDN 0606088301 NIP 19600626 199103 1 003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

Arif Susanto, M.Pd.


NIP/NIDN 0606088301

ii
EFEKTIVITAS PENGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
JIGSAW DAN MIND MAP PADA KOMPETENSI
SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TSM
SMK MUHAMMADIYAH 2 WONOSOBO

Oleh
Mundak Bayu Febriyanto
NIM 102170141

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi


Universitas Muhammadiyah Purworejo
Pada hari Selasa tanggal 22 Juli 2014

TIM PENGUJI
(Penguji Utama)

Bambang Sudarsono, M,Pd. ………………………………….


NIP/NIDN 0626018503
(Penguji I/ Pembimbing I)

Arif Susanto, M.Pd. ………………………………….


NIP/NIDN 0606088301
(Penguji II/ Pembimbing II)

Drs. H. Ashari ………………………………….


NIP 19600626 199103 1 003

Purworejo, …………

Mengetahui
Dekan FKIP,

Drs. H. Hartono, M.M.

NIP 19540105 198103 1 002

iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Mundak Bayu Febriyanto

NIM : 102170141

menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri, bukan plagiat dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya

bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Purworejo, 6 Juli 2014


Yang membuat pernyataan

Mundak Bayu Febriyanto

iv
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat,

hidayah dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Efektivitas Pengunaan Metode Pembelajaran Jigsaw dan Mind Map Pada Kompetensi

Sistem Pengapian Siswa Kelas XI TSM SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo”. Penulisan

skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir menyelesaikan studi akhir Program Studi

Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Purworejo. Skripsi ini diperoleh dari data penelitian di SMK

Muhammadiyah 2 Wonosobo, Kabupaten Wonosobo tahun 2014.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan untuk itu dengan

kerendahan hati penulis menerima kritik saran dari manapun datangnya yang bersifat

menyempurnakan hasil penulisan ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Drs. Supriyono, M.Pd., selaku rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang

telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Muhammadiyah Purworejo.

2. Drs. H. Hartono, M.M., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Arif Susanto, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif dan

dosen pembimbing I yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyusun skripsi ini.

v
4. Drs. H. Ashari. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk

dengan penuh kesabaran, ketulusan, dan kesungguhan dalam penulisan skripsi ini.

5. Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.

Penulis tidak dapat menyebutkan satu per satu pihak yang telah membantu skripsi

ini. Mudah-mudahan segala amal baik dari berbagai pihak tersebut memperoleh balasan

yang selayaknya dari Allah Swt.

Akhirnya, semoga skripsi hasil penelitian ini akan dapat bermanfaat bagi penulis

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, institusi Universitas Muhammadiyah Purworejo

sebagai bahan refernsi, duina pendidikan secara khusus mata pelajaran teknik otomotif.

Purworejo, 6 Juli 2014


Penulis

Mundak Bayu Febriyanto

vi
ABSTRAK

Febriyanto, Mundak Bayu. “Efektivitas Pengunaan Metode Pembelajaran Jigsaw dan


Mind Map Pada Kompetensi Sistem Pengapian Siswa Kelas XI TSM SMK
Muhammadiyah 2 Wonosobo”. Skripsi. Pendidikan Teknik Otomotif. FKIP, Universitas
Muhammadiyah Purworejo. 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) untuk mengetahui pengunaan
metode jigsaw atau metode mind map salah satu bisa meningkatkan pada hasil
pembelajaran sistem pengapian pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo,
dan (2) untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil prestasi siswa setelah
mendapat metode pembelajaran jigsaw dan mind map.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus yang dilaksanakan pada siswa kelas XI SMK
Muhammadiyah 2 Wonosobo tahun pembelajaran 2013/2014. Subjek penelitian seluruh
siswa kelas XI SMK Muhamaddiyah 2 Wonosobo program keahlian Teknik Sepeda Motor,
berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik tes,
yaitu tes buatan guru dan tes standar. Pengumpulan data dilakukan dengan tes. Teknik
analisis data dilakukan secara kualitatif.
Hasil penelitian: (1) berdasarkan hasil dari perhitungan analisis data dan sesuai
rumusan pada hipotesis, dapat diketahui hasil belajar siswa hasilnya lebih baik
mengunakan metode mind map dari pada menggunakan metode jigsaw; (2) hasil prestasi
siswa dari prasiklus sampai siklus II banyak mengalami kenaikan hasil prestasi belajar
siswa sistem pengapian kelas XI TSM SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo. Kemampuan
siswa dalam pembelajaran sistem pengapian skor rata-rata pada prasiklus adalah 51 atau
4% kategori sangat kurang. Setelah penelitian dilakukan menggunakan metode jigsaw,
rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian menjadi 74,7 atau 56%
termasuk masih katgori cukup, tetapi pada siklus I belum mencapai rata-rata 75,00
sehingga diperlukan penerapan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode
mind map untuk mengetahui lebih efektif mana diantara dua metode tersebut. Selanjutnya
pada siklus II, rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian
meningkat lagi menjadi 79,4 atau 88% merupakan katefori yang sudah baik dan sudah
mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75,00.

Kata kunci: metode jigsaw, metode mind map, sistem pengapian.

vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada
diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (QS
Al-Anfal(8): 53)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan sebagai tanda ketulusan cinta


dan bakti kepada:

1. Ayah dan Ibuku yang selalu mengiringi setiap


langkahku dengan doa-doanya;

2. Istri dan anakku yang setiap saat menjelma menjadi


malaikat di kehidupanku serta selalu memotivasi,
memberikan semangat agar selalu terus maju;

3. Teman-teman seangkatan yang selalu memberikan


dukungan dan telah memberikan kenangan yang tidak
terlupakan.

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
PRAKATA ................................................................................................ v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................. 4
C. Batasan Masalah ....................................................................... 5
D. Rumusan Masalah..................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI,TUJUAN PUSTAKA, KERANGKA


PIKIR, DAN RUMUSAN HIPOTESIS............................................. 7

A. Kajian Teori .............................................................................. 7


1. Belajar ...................................................................................... 7
a. Pengertian belajar................................................................. 7
b. Prinsip belajar....................................................................... 8
c. Hasil belajar ......................................................................... 9
2. Media Pembelajaran.................................................................. 12
a. Definisi media pembelajaran................................................ 12
b. Fungsi media pembelajaran.................................................. 14
3. Metode pembelajaran jigsaw dan mind map ............................ 14

ix
a. Definisi metode pembelajaran............................................. 14
b. Metode jigsaw ...................................................................... 15
c. Metode mind map ................................................................ 18
B. Kajian Pustaka .......................................................................... 21
C. Kerangka Pikir .......................................................................... 23
D. Rumusan Hipotesis .................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 25


A. Desain penelitian....................................................................... 25
B. Tempat dan waktu penelitian .................................................... 27
C. Subjek penelitian....................................................................... 27
D. Teknik pengumpulan data......................................................... 27
E. Instrumen penelitian ................................................................. 28
F. Analisis data.............................................................................. 29
G. Indikator keberhasilan............................................................... 30

BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA ................................... 31


A. Deskripsi hasil penelitian ............................................................ 31
1. Deskripsi data kondisi awal .................................................... 31
2. Deskripsi data siklus I............................................................. 34
3. Deskripsi data siklus II ........................................................... 37
B. Analisis data ................................................................................ 39
C. Pembahasan dan hasil penelitian................................................. 44

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 49


A. Simpulan ................................................................................... 49
B. Implikasi .................................................................................. 50
C. Saran ........................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 51
LAMPIRAN ..................................................................................................... 53

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 : Kisi-kisi instrument tes hasil belajar siswa sistem pengapian.............. 29

Tabel 2 : Nilai rata-rata tiap aspek pembelajaran prasiklus................................. 32

Tabel 3 : Nilai rata-rata tiap aspek pembelajaran siklus I ................................... 35

Tabel 4 : Nilai rata-rata tiap aspek pembelajran siklus II.................................... 38

Tabel 5 : Skor rata-rata prasiklus, siklus I dan siklus II ...................................... 39

Tabel 6 : Hasil prosentase prasiklus, siklus I dan siklus II.................................. 41

Tabel 7 : Peningkatan jumlah siswa yang tuntas sesuai dengan KKM ............... 44

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Pendekatan analisis sistem ................................................................ 10


Gambar 2 : Hasil belajar....................................................................................... 11
Gambar 3 : Kerucut pengalaman Edgar Dale ....................................................... 13
Gambar 4 : Desain penelitian ............................................................................... 27
Gambar 5 : Skor rata-rata prasiklus...................................................................... 33
Gambar 6 : Skor rata-rata siklus I......................................................................... 36
Gambar 7 : Skor rata-rata siklus II ....................................................................... 39
Gambar 8 : Diagram perbandingan nilai rata-rata prasiklus, siklus I dan siklus II 41
Gambar 9 : Prosentase ketuntasan siswa .............................................................. 44

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat keterangan penelitian

Lampiran 2 : Surat keterangan pelaksanaan penelitian

Lampiran 3 : Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing

Lampiran 4 : Kartu bimbingan skripsi

Lampiran 5 : Daftar siswa

Lampiran 6 : Silabus

Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 8 : Instrumen Tes

Lampiran 9 : Lembar Jawab Prasiklus

Lempiran 10 : Lembar Jawab Siklus I

Lampiran 11 : Lembar Jawab Siklus II

Lampiran 12 : Nilai Instrumen Prasiklus

Lampiran 13 : Nilai Instrumen Siklus I

Lampiran 14 : Nilai Instrumen Siklus II

Lampiran 15 : Materi Sistem Pengapian

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kriteria proses belajar mengajar yang efektif adalah: (1) Mampu

mengembangkan konsep generalisasi serta bahan abstrak menjadi Pendidikan

merupakan salah satu tujuan bangsa yang tercantum dalam Undang - Undang

Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang memiliki kedudukan yang

sangat penting. Untuk itu semua orang berhak mendapatkan Pendidikan.

Seiring perkembangan mutu dan bentuk pendidikan. Menurut pasal 1 Undang-

Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosesnya agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, ahlak mulia serta ketrampilan, yang

di perlukan dirinya , masyarakat , Bangsa dan Negara.

Upaya untuk meningkatkan pendidikan terus- menerus di lakukan guna

mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Upaya-upaya tersebut telah

banyak dilakukan antara lain dengan di adakanya desentralisasi pendidikan,

manajemen berbasis sekolah, akreditasi sekolah , munculnya sekolah setandar

nasional (SSN), sekolah setandar internasional (SSI), dan munculnya peraturan

pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang setandar nasional pendidikan

memberikan dasar yang jelas terhadap penetapan setandar kualitas pendidikan

di Indonesia. Dalam peraturan pemerintah ini memuat tentang delapan standar

1
2

nasional pendidikan yang meliputi setandar isi, kopetesi lulusan pendidikan

dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan

penilaiaan pendidikan.

Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses pembelajaran di

selengarakan secara efektif, artinya proses belajar mengajar (PBM) dapat

berjalan lancar, terarah dan sesuai, dengan tujuan pembelajaran. Kriteria proses

belajar mengajar yang efektif adalah: (1) Mampu mengembangkan konsep

generalisasi serta bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata, (2) mampu

melayani perkembangan belajar peserta didik yang berbeda-beda, (3)

melibatkan peserta didik secara aktif dengan pengajaran sehingga proses

belajar mampu mencapai tujuan yang sesuai program yang di terapkan.

Dalam proses pembelajaran, dua unsur yang penting yaitu sistem

metode pembelajaran dan media pembelajaran. kedua aspek ini saling

berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mem-pengaruhi

jenis metode pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Pengunaan

metode pembelajaran dan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran

akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran pada saat itu serta

mampu membangkitkan motivasi dan minat siswa. Sistem dan media

pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik, terpercaya, memudahkan penafsiran dan

memadatkan informasi.

Sesuai dengan observasi pada saat saya mengajar dan melakukan

wawancara dengan guru pengampu jurusan teknik sepeda motor di SMK


3

Muhammadiyah 2 Wonosobo tentang mata pelajaran sistem pengapian, siswa

kurang memperhatikan pelajaran, karena tidak adanya metode yang mampu

merangsang siswa dalam mata pelajaran sistem pengapian. Metode yang di

gunakan hanya metode ceramah tanpa adanya metode yang bisa membantu

siswa untuk lebih mudah dalam menerima mata pelajaran sistem pengapian.

Seorang pendidik berusaha agar mata pelajaran yang disampaikan mampu

diserap dan dipahami oleh siswa. Proses pembelajaran sering terjadi salah

pemahaman antara guru dan siswa. Hal tersebut terjadi karena mata pelajaran

yang disampaikan oleh guru tidak mudah diterima oleh siswa, sehingga sulit

bagi siswa memahami dan menangkapnya. Selain itu, guru dituntut untuk

menjelaskan mata pelajaran dalam waktu yang singkat tanpa mengurangi bobot

mata pelajaran yang disampaikan sehingga siswa mampu menerima pelajaran

dengan baik dan mampu memenuhi atau lulus dengan nilai yang sudah di

tentukan oleh sekolah. Adanya kenyataan tersebut maka di perlukan adanya

metode dan media pembelajaran yang baik untuk mempermudah pemahaman

siswa serta untuk mempermudah guru menjelaskan mata pelajaran yang di

sampaikan.

Metode pembelajaranya tentang sistem Pengapian di kenalkan dengan

metode jigsaw maupun metode maind map hal ini di pandang perlu di lakukan

penelitian. Karena di SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo yang bertempat di

Kecamatan Wadaslintang yang bersetatus sekolah baru, dimana dalam proses

pembelajarn siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran, sehingga

banyak siswa yang belum lulus sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal
4

(KKM) yang di tentukan yaitu 75. Untuk itu dengan melaksanakan kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka harus menerapkan metode

pembelajaran yang lebih bervariasi, inofatif, efisien serta efektif. Dalam

mengunakan metode pembelajaran di samping bervariasi diharapkan agar dapat

memperoleh hasil yang maksimal.

Pengunaan metode pembelajaran jigsaw dan mind map pada

pembelajaran kompetensi sistem pengapian siswa kelas XI diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi siswa, guru, maupun Sekolah. Bagi siswa, penelitian

ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal dalam

pembelajaran system pengapian. Selanjutnya, bagi guru dan sekolah peng-

gunaan metode jigsaw dan mind map akan mepermudah guru dalam

pembelajaran siswa peserta didik. Dari latar belakang tersebut, maka peneliti

mengambil judul tentang “Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran

Jigsaw dan Mind map Pada Kompetensi Sistem Pengapian Pada Siswa Kelas

XI Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu :

1. Minat belajar siswa rendah karena siswa merasa bosan dan jenuh dengan

metode yang masih konvensional Pada Siswa Kelas XI Teknik Sepeda

Motor SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo.


5

2. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pengampu selama ini

terus menerus hanya mengunakan metode ceramah Pada Siswa Kelas XI

Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi di atas terlihat bahwa untuk

meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu peneliti ini hanya difokuskan pada

tingkat efektifitas suatu metode pembelajaran dengan metode Jigsaw dan Mind

Map. Selanjutnya permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada efektivitas

pengunaan metode pembelajaran Jigsaw dan Mind Map pada kompetensi

sistem pengapian siswa kelas XI Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah

2 Wonosobo mata pelajaran yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah

sistem pengapian.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas, maka permasalahan yang muncul dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah pengunaan metode jigsaw atau metode mind map dapat meningkat

pada hasil pembelajaran sistem pengapian pada siswa kelas XI SMK

Muhammadiyah 2 Wonosobo ?

2. Seberapa besar peningkatan hasil prestasi siswa setelah mendapat metode

pembelajaran jigsaw dan mind map?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu metode pembelajaran

yang variatif terhadap minat belajar siswa dengan mengunakan metode


6

jigsaw dan mind map dalam pembelajaran sistem pengapian pada siswa

kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo.

2. Untuk mengetahui Bagaimana prestasi siswa setelah mendapatkan metode

jigsaw dan mind map dalam pembelajaran sistem pengapian pada siswa

kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penulis

dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Yang nantinya akan turun langsung dalam dunia pendidikan, kemudian

bisa sebagai acuan metode pembelajaran yang lebih efektif untuk

meningkatkan kualitas belajar siswa kelas XI SMK.

2. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada umumnya, dan SMK

Muhammadiyah 2 Wonosobo pada khususnya. Memberikan masukan dan

refrensi tambahan dalam kegitan pembelajaran dalam upaya meningkatkan

pengetahuan tentang sistem pengapian yang lebih efektif.

3. Bagi Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian maupun

refrensi ilmiah bidang pendidikan bagi mahasiswa maupun dosen

Universitas Muhammadiyah Purworejo pada umumnya dan fakultas teknik

pada khususnya.
BAB II
KAJIAN TEORI, KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR
DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Pada bab ini, dibahas kajian teori, kajian pustaka, kerangka pikir, dan

rumusan hipotesis. Adapun pemaparannya sebagai berikut.

A. Kajian Teori

Beberapa teori yang mendasari tentang penelitian ini antara lain:

belajar, pelajaran sistem pengapian, media pembelajaran, metode

pembelajaran, metode jigsaw, dan metode mind map.

1. Belajar

a. Pengertian belajar

Menurut Hamalik (2007: 27) belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the

modification or strengthening of behavior trhough experiencing).

Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

dan bukan suatu hasil atau tujuan, atau bisa juga perubhan tingkah laku

melalui interaksi individu dan lingkungan. Belajar bukan hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil

belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan

kelakuan.

Menurut Hilgar dan Bower, dalam bukunya Theories Of

Learning (1975) mengemukakan. “Belajar berhubungan dengan

perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang

7
8

disebabkan oleh pengalamanya yang berulang ulang dalam situasi itu,

di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat

seseorang ( misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya ).” (

Purwanto, 2013 : 84 ).

Suhendar dan Iskandarwassid (2008: 4) menyatakan belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat

adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui

pengalaman dan latihan. Dari definisi – definisi yang dikemukakan di

atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang

mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa belajar merupakan

suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat

mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lama tentang

belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh

pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan

kebiasaan secara otomatis dan seterusnya.

b. Prinsip Belajar

Prinsip belajar menurut (Hamalik, 2009: 17) merupakan

petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar.

Perbuatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atau

hasil kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru. Siswa akan


9

berhasil belajar jika guru mengajar secara efektif dan efesien. Itu

sebabnya, guru perlu mengenal prinsip-prinsip belajar agar siswa

belajar aktif dan berhasil.

Dalam bukunya, Preston (1968) mengemukakan sejumlah

prinsip belajar sebagai berikut:

1. Pengalaman dasar yang berfungsi mempermudah siswa

memperoleh pengalaman baru.

2. Motivasi belajar, siswa akan melalakukan perbuatan belajar untuk

memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sebaginya.

3. Penguatan belajar, hasil belajar yang telah diperoleh siswa perlu

dimantapkan agar tercipta penguasaan tuntas.

William Burton dalam bukunya (Hamalik, 2007: 31)

menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip

belajar sebagai berikut.

a. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui

(under going).

b. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata

pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakana bagi pengalaman

murid.

c. Hasil Belajar

Bukti bahwa seorang telah belajar adalah terjadinya perubahan

tingkah laku tersebut (Hamalik, 2007: 30). Tingkah laku memiliki


10

unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur

rohaniah, sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah.

Belajar merupakan suatu proses sebagai suatu proses sudah

barang tentu harus ada yang diproses dan hasil dari pemrosesan. Jadi

dalam hasil ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar dengan

pendekatan analisis sistem.

Dengan pendekatan sistem, menurut (Purwanto, 2003: 106)

kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut:


INSTRUMENTAL
INPUT

RAW INPUT TEACHING- OUTPUT


LEARNING DAN
PROCESS

ENVIROMENTAL
INPUT
Gambar 1
Pendekatan Analisis Sistem
Gambar di atas merupakan masukkan mentah (Raw Input),

merupakan bahan baku yang perlu diolah. Dalam hal ini diberikan

pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar. Dalam

proses belajar-mengajar turut berpengaruh pula sejumlah faktor

lingkungan yang merupakan masukkan lingkungan (Enviromental

Input). Berfungsi pula sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan

dimanipulasikan (Instrumental Input). Guna terciptanya

pengeluaran yang dikehendaki (Output) (Purwanto, 2003: 106-

107).
11

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, maka yang

dimaksud masukkan mentah (Raw Input) adalah siswa, sebagai

raw input siswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis

maupun psikologis. Mengenai fisiologis adalah bagaimana

mengenai kondisi fisiknya, panca indra, dan sebagainya, sedangkan

kondisi psikologis adalah minat, tingkat kecerdasan, bakat,

motivasi, kemampuan kognitif dan sebagainya. Semua itu dapat

mempengaruhi hasil dan proses belajar.

Instrumental input atau faktor-faktor yang sengaja

dirancang dan dimanipulasikan bahan pelajaran, guru yang

memberikan pengajaran, sarana, dan fasilitas, serta manajemen

yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Dalam keseluruhan

sistem maka instrumental input merupakan faktor yang sangat

penting dan paling menentukan pencapaian hasil (output) yang

dikehendaki. Intrsumental input inilah yang menetukan bagaimana

proses belajar-mengajar itu akan terjadi di dalam diri pelajar.

Tujuan instruksional
(a) (b)
Pengalaman belajar Hasil belajar
(c)
Gambar 2: gambar hasil belajar
Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan

instruksional dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan

hubungan antara pengalaman dan hasil belajar, dan garis (c)

menunjukkan hubungan tujuan instruksional dengan hasil belajar.


12

Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan

penilaian dinyatakan oleh garis (c), yakni suatu tindakan atau

kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional

telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-

hasil belajar yang diperlihatkan setelah mereka menempuh

pengalaman belajarnya. Sedangkan garis (b) merupakan kegiatan

penilaian untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam

mencapai hasil belajar yang optimal ( Sudjana, 2013: 2).

2. Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium.

Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau penghantar

terjadinya komunikasi dari pengirim maupun penerima Heinich

et,al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001 dalam bukunya

(Daryanto, 2010: 4). Media merupakan salah satu komponen

komunikasi yaitu sebagi pembawa pesan dari komunikator menuju

komunikan Criticos, 1996 (dalam buku Daryanto, 2010: 5).

Berdasarkanm definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses

pembelajaran merupakan proses komunikasi.

Kata media dari bahasa Latin adalah bentuk jamak dari

medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun

kita membatasi pada media pendidikan saja yakni yang digunakan

sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran Aqib ( 2013: 49).


13

Jika kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media

pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu

guru dalam kegiatan mengajar. alat bantu mengajar benda nyata

lainnya. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan

pengalaman lebih konkret, memotivasi serta mempertinggi daya

serap dan daya ingat siswa dalam belajar.

Sekitar pertengahan abad-20 usaha pemanfaatan alat visual

mulai dilengkapi dengan peralatan audio. Dari hal ini, maka

lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. usaha untuk membuat

pelajaran abstrak menjadi lebih konkret terus dilakukan. Dalam

usaha itu, Edgar Dale mebuat klasifikasi 11 tingkat pengalaman

belajar dari yang paling konkret menjadi yang paling abstrak.

Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut

pengalaman” (Cone experience) dari Edgar Dale.

Abstrak
Verbal
symbol
Visual
Radio
Film
verbal
Tv
Wisata
Demonstrasi
Partisipasi
observasi

Pengalaman langsung

Gambar 3 konkret
Kerucut pengalaman Edgar dale (Aqib, 2013:49)
14

b. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai

pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa)

Daryanto (2010: 8). Sedangkan metode adalah prosedur untuk

membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna

mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam suatu proses belajar-mengajar dua unsur yang amat

penting adalah: metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua

aspek ini selalu berkaitan. Pemilihan metode mengajar tertentu

akan mempengaruhi media pembelajaran yang sesuai, meskipun

ada aspek lain yang perlu diperhatikan dalam memilih media,

yakni tujuan pengajaran jenis tugas dan respon yang diharapkan

dari peserta didik kuasai setelah pengajaran berlangsung dan

konteks pembelajaran merupakan karakteristik peserta didik.

3. Metode Pembelajaran Jigsaw dan Mind Map

a. Definisi Metode Pembelajaran

Menurut La Iru( 2012: 4) metode dapat diartikan cara

teratur yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran. metode

pembelajaran adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan pembelajaran sehingga kompetensi dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran adalah cara

yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk


15

mencapai tujuan pembelajaran. cara yang dilakukan seseorang

dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik disebut

teknik pembelajaran.

Menurut Aqib (2013: 102) metode diartikan sebagi cara

melakukan sesuatu. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai

cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan sebagai prinsip

dasar pendidikan. Selain itu, metode juga merupakan berbagai

teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses

pembelajaran pada diri pembelajar.

b. Metode Jigsaw

Model pembelajaran jigsaw diperkenalkan oleh Areson, Blaney,

Stephen, dan Snap pada tahun 1978 (dalam bukunya Aqib, 2013: 21). Pada

model ini siswa lebih berperan dalam pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggung jawab atas beberapa penguasaan materi belajar dan mampu

mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Manfaat psikologis dari metode jigsaw menurut Areson, Blaney,

Stephen, dan Snap pada tahun 1978 (dalam bukunya Aqib, 2013: 21) yang

berjudul “ model-model, media, dan strategi pembelajaran kontekstual

(inovatif)” adalah:

a. Perhatian siswa lebih dipusatkan,

b. Proses belajar siswa lebih terarah dari materi yang dipelajari,


16

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

dalam diri siswa.

Kelebihan metode jigsaw adalah:

a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu

proses atau kerja suatu benda,

b. Proses pembelajaran lebih menarik, sebab siswa tak hanya

mendengar tetapi siswa juga melihat peristiwa yang terjadi,

c. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat

dihindari, sebab siswa akan disuruh langsung memperhatikan

bahan pelajaran yang dijelaskan,

d. Memudahkan berbagai penjelasan,

e. Kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki melalui pengamatan dan

contoh konkret dengan menghadirkan objek yang sebenarnya,

f. Dengan mengamati secara langsung siswa akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

Dengan demikian, siswa akan lebih meyakini kebenaran materi

pembelajaran.

Di samping beberapa keunggulan metode jigsaw juga memiliki

kelemahan, antara lain:

a. Metode jigsaw memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab

tanpa persiapan yang memadai demostrasi bisa gagal, sehingga

dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.


17

b. Metode jigsaw memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat

yang memadai, yang berarti penggunaan metode ini memerlukan

pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

c. Metode jigsaw memerlukan pengetahuan dan keterampilan guru

yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih

profesional. Di samping itu juga demonstrasi memelukan kemauan

dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses

pembelajaran.

Langkah-langkah dalam menerapkan metode jigsaw:

a. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.

b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda-beda.

c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda yang

ditugaskan.

d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari

bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru untuk

mendiskusikan subbab mereka.

e. Setelah selesai sebagi tim ahli setiap anggota kembali ke kelompok

asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang

subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya

mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

f. Tiap tim ahli mempersentasikan hasil diskusi.

g. Guru memberi evaluasi.

h. Penutup.
18

Metode jigsaw merupakan metode mengajar yang sering digunakan

dalam pembelajaran sains. Metode jigsaw menggunakan suatu mesin

untuk memperagakan:

a. Cara menggunakan alat, misalnya: cara menggunakan

multitester/avometer.

b. Prinsip dan prosedur kerja suatu alat, misalnya: prinsip kerja sistem

pengapian AC/DC.

c. Prosedur pelaksanaan percobaan, misalnya: prosedur

pembongkaran alternator/spull pengapian.

d. Merangsang siswa untuk menemukan masalah, dan membimbing

siswa untuk memcahkan masalah.

a. Metode Mind Map

Menurut Buzan (2013: 7), peta alur pikir (mind map) adalah

membantu merencana dan mengatur hidup demi keberhasilan maksimal,

memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan mengagumkan, dan

menyerap fakta serta informasi baru dengan sangat mudah. Langkah

dalam membuat peta alur pikir (mind map), setiap potong informasi baru

yang kita masukkan ke perpustakaan kita otomatis “dikaitkan” ke semua

informasi yang sudah ada di sana. Semakin banyak kaitan ingatan yang

melekat pada setiap potong informasi dalam kepala kita akan semakin

mudah kita, “mengaitkan keluar” apa pun itu informasi yang kita

butuhkan. Dengan peta alur pikir (mind map), semakin banyak yang kita
19

tahu dan belajar, akan semakim mudah belajar dan mengetahuin lebih

banyak.

Langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan dengan berpedo-

man pada strategi peta alur pikir (mind map). Siswa mengembangkan

keterampilan yang dimiliki dapat dengan cara kerja kelompok atau

individu.

Persiapan yang diperlukan saat kita membuat peta alur pikir

(mind map) antara lain kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna,

otak, dan imajinasi. Tujuh langkah dalam membuat peta alur pikir (mind

map), yaitu:

a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar. Mengapa? Karena memulai dari tengah mem-

beri kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan un-

tuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral Anda. Mengapa? Se-

buah gambar yang bermakna seribu kata dan membantu kita meng-

gunakan imajinasi. Mengapa? Sebuah gambar sentral akan lebih

menarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsen-

trasi, dan mengaktifkan otak kita.

c. Gunakan warna. Bagi otak warna sama menariknya dengan gambar.

Mengapa? Warna membuat peta alur pikir (mind map) lebih hidup,

menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan!


20

d. Hubungkan cabang-cabang yang utama ke gambar pusat dan hu-

bungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua,

dan seterusnya. Mengapa? Karena otak bekerja me-nurut asosiasi.

e. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.

Mengapa? Karena garis lurus akan membosankan otak.

f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? Kata kunci

tunggal dapat memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada peta

alur pikir (mind map).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peta alur

pikir (mind map) sangat membantu dalam pembelajaran. Peta alur pikir

(mind map) jauh lebih baik karena melibatkan kedua belahan otak untuk

berpikir. Hal ini ber-bada dengan model pembelajaran konvensional yang

biasanya masih bersifat teporitis. Imajinasi dan kreativitas tidak

berkembang dengan baik melalui model pembelajaran yang

konvensional.

Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini adalah sebagai

berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi

oleh siswa /sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternative

jawaban.

c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.


21

d. Tiap kelompok menginvintarisi/mencatat alternative jawaban hasil

diskusi.

e. Tiap kelompok membaca hasil diskusinya, guru mencatat di papan

dan mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru.

f. Dari data-data di papan, siswa diminta membuat kesimpulan atau

guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah kajian kritis terhadap kajian terdahulu sehingga

diketahui perbedaan yang khas antara kajian terdahulu dengan kajian yang

dilakukan. Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilaksanakan. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan

terhadap peneletiuan yang dilaksanakan.

Penelitian Agung Thitus Heryanto tentang efektivitas penggunaan

metode pembelajaran jigsaw dan konvensional terhadap prestasi dan minat

belajar subkompetensi pemeliharaan sistem kopling siswa kelas XI teknik

kendaraan ringan SMK Maarif 2 Temon. Penelitian ini dapat diketahui hasil

prestasi siswa pada kelompok kontrol sebelum dan menggunakan metode

jigsaw dalam kategori sedang, sedangkan dalam kelompok eksperimen

sebelum menggunakan metode jigsaw dalam kategori sedang dan sesudah

menggunakan menggunakan metode jigsaw dalam kategori tinggi. Skor rata-

rata dalam kelompok kontrol 64,6 dengan eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran jigsaw, karakterikstik minat belajar siswa kelompok

eksperimen setelah mendapatkan perlakuan dengan skor rata-rata 84,43.


22

Penelitian Aris Purnomo (2012) tentang efektivitas metode animasi dan

metode konvensional pada pelajaran sistem pengapian di SMK 4 Maarif

Kebumen tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan penelitian yang di lakukan

oleh Aris Purnomo, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

mengunakan metode animasi dan metode konvensional menghasilkan hasil

belajar siswa lebih baik dari pada menggunakan metode konvensional. di SMK

4 Maarif Kebumen tahun pelajaran 2012/2013. Rata-rata hasil belajar siswa

yang menggunakan metode animasi sebesar 79.83 lebih baik dari pada rata-rata

hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional, yaitu sebesar

67,66.

Penelitian Muh Chamndani (2012), tentang upaya meningkatkan minat

belajar materi pemeliharaan dan perbaikan sistem pendingin melalui teknik

Jigsaw pada siswa kelas XI SMK Hasyim Ashari Purworejo tahun ajaran

2012/2013. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar sebelum dan sesudah

pembelajaran materi pemeliharaan dan perbaikan sistem pendingin dengan

metode Jigsaw pada siswa kelas XI SMK Hasyim Ashari Purworejo. Hal ini

dapat dibuktikan dari hasil prestasi belajar siklus I nilai rata-rata siswa yang

mencapai tingkat ketuntasan belajar adalah 68,23, kemudian dalam siklus II

meningkat menjadi 70,68, sehingga terjadi peningkatan sebesaar 2,45. Kondisi

ini mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa telah mencapai ketuntasan

belajar klasikal dengan nilai rata-rata 70,68. Peningkatan minat belajar siswa

dinyatakan berhasil jika 90% dari siswa yang tuntas belajar di atas nilai kkm

65.
23

Penelitian Sutrisno Adi Purnomo (2010) efektivitas pengunaan modul

pembelajaran interaktif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kompetensi

sistem pengisian program keahlian teknik mekanik otomotif SMK Panca Bakti

Banjarnegara. Peningkatan prestasi belajar siswa yang menggunakan modul

pembelajarean interaktif lebih besar dari pada peningkatan prestasi belajar

siswa tanpa menggunakan modul pembelajaran interaktif. Ketuntasan siswa

menggunakan modul pembelajaran interaktif lebih tinggi dari pada ketuntasan

belajar siswa tanpa menggunakan modul pembelajaran interaktif.

C. Kerangka Pikir

Hasil observasi kelas XI pada tanggal 18 Maret 2013 hasil belajar siswa

pada proses belajar-mengajar (PMB) pelajaran sistem pengapian di SMK

Muhammadiyah 2 Wonosobo, masih rendah. Minat dan hasil belajar siswa

sangat penting untuk ditingkatkan, karena mempermudah proses belajar siswa

dan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Pelajaran sistem pengapian membahas semua metri yang terkait dengan

sistem pengapian kendaraan, mulai dari komponen-komponen serta cara kerja

dari masing-masing komponen. Pelajaran sistem pengapian banyak membahas

cara pembongkaran, identifikasi nama komponen dan perawatan sistem

pengapian. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar-

mengajar pada pelajaran ini juga harus dapat menjelaskan kegiatan

pembelajaran tersebut.

Metode pembelajaran yang cocok untuk menjelaskan lebih jauh tentang

materi ini adalah metode jigsaw dan mind map. Metode jigsaw mampu
24

memberikan contoh yang nyata tentang materi yang dipelajari, sedangkan mind

map memberikan contoh yang lebih spesifikasi dari sistem pengapian.

Berdasarkan uraian tentang fungsi pembelajaran metode jigsaw dan mind map,

penggunaan metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, sehingga nilai yang sudah di tentukan oleh sekolah siswa bisa

mencapainya.

D. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, rumusan hipotesis penelitian ini adalah

1. Ada peningkatan hasil belajar pada siswa setelah diberi perlakuan

dengan pembelajaran metode jigsaw dan mind map

2. Ketuntasan belajar siswa meningkat setelah menggunakan metode dari

pada ketuntasan belajar siswa yang tampa menggunakan metode

pembelajaran sama sekali.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Arikunto (2010: 137) menyatakan bahwa penelitian ini menggunakan

desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penilitian tindakan kelas merupakan

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Arikunto

(2012: 3) menjelakan pengertian penelitian tindakan kelas itu sendiri antara

lain (a) penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh

data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti, (b) tindakan menunjuk pada sesutau

gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dan (c) kelas

dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian

yang lebih spesifik.

Menurut Jhon Elliot (1982), menyatakan bahwa PTK adalah tentang

situasi sosial dengan mengetahui maksud untuk meningkatkan kualitas

tindakan yang ada di dalamnya. Pendapat lain, Kemmis dan MC Taggart

menjelaskan bahwa PTK adalah bentuk refleksi dan kolektif yang dilakukan

oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan

praktik sosial (Daryanto, 2011: 3).

25
26

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses

pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa. Dalam penelitian ini masing-masing siklus terdapat

empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4)

refleksi.

Model Kurt Lewin dikembangkan dengan empat komponen tersebut ke-

mudian dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart (Arikunto, 2010: 131).

Kedua ahli ini memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga

mereka menyatukan dua komponen yang ke-2 dan ke-3, yaitu tindakan (acting)

dan pengamatan (observing) sebagai suatu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini

kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya yaitu refleksi men-

cermati apa yang sudah terjadi (reflecting). Dari terselesaikannya refleksi lalu

disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian

tindakan dan pengamatan lagi.

Proses PTK ini direncanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas

empat tahap, yaitu (i) perencanaan, (ii) tindakan, (iii) observasi atau

pengamatan, dan (iv) refleksi. Jika tindakan siklus I nilai rata-rata siswa belum

mencapai target yang telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II.

Menurut Arikunto (2010: 137), desain penelitian tindakan kelas dalam pe-

nelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.


27

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 4 Desain Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo siswa

kelas XI program keahlian teknik sepeda motor, sedangkan penelitian di mulai

pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2014.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh

populasi pada siswa kelas XI SMK Muhamaddiyah 2 Wonosobo program

keahlian Teknik Sepeda Motor, jumlah dari subjek penelitian pada kelas XI

berjumlah 25 siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling setrategis

dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah untuk mengumpulkan


28

data yang digunakan dalam penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data. Sugiyono (2009: 224)

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mengetahui berapa besar peningkatan hasil belajar pada siswa kelas XI

program Teknik Sepeda motor SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo adalah

Teknik Tes. Tes sebagai instrumen pengumpulan data dapat di bedakan

menjadi dua yaitu :

1. Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu.

2. Tes terstandar tes yang biasaanya sudah tersedia di lembaga testing.

Dari dua bentuk instrument di atas yang peneliti gunakan adalah teknis

tes yang di buat oleh Peneliti untuk mengetahui seberapa besar efektifitas

metode terhadap hasil nilai kompetensi Sistem Pengapian pada siswa kelas XI

Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang berupa Tes ini dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Untuk mengukur kemampuan

dasar antara lain: tes untuk mengukur intelegensi (IQ). Selanjutnya dianalisis

menggunakan rumus statistic yang diggunakan dalam teknik analisis data.


29

1. Instrumen tes

Tabel 1
Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa pelajaran sistem pengapian.

Variabel Jumlah
Indikator Nomor soal
penelitian soal
Komponen sistem pengapian 1,2,3,4,5, 5
Kompetensi Fungsi komponen 6,7,8,9,10 5
Sistem Teori terjadinya tegangan tinggi 11,12,13,14,15 5
Pengapian Perawatan sistem pengapian 16,17,18,19,20 5
Perbaikan kerusakan 21,22,23,24,25 5
Total 25

F. Analisis Data

Menurut Daryanto (2011 : 191), Analisis data dilakukan dengan teknik

analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh

dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk

memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan suatu metode atau persentase

keberhasilan siswa setelah proses belajar berlangsung setiap putaran dilakukan

dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir

putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:


X
 X
 N
Dengan:

X = nilai rata-rata
 X = jumlah semua nilai siswa

 N = jumlah siswa (Daryanto, 2011:191)


30

Dari rumus di atas maka nilai hasil belajar pada siswa kelas XI Teknik

Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo pada Kompetensi Sistem

Pengapian, akan di ketahui nilai tes dari masing – masing siswa, dan akan

mengetahui efektifitas suatu metode yang telah di terapkan pada siswa.

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa melalui

metode pembelajaran jigsaw dan mind map yang semula hanya sebesar 60%

dari siswa 25 siswa , mampu mencapai 80% dari jumlah 25 siswa, dan prestasi

siswa yang semula nilai rata - ratanya hanya memperoleh 6,5 mampu

meningkat dan mencapai KKM yang di tentukan yaitu 7,5 dari jumlah 25 siswa

kelas XI Teknik Sepeda Motor SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian di sajikan dalam 3 kondisi meliputi : (1) kondisi awal

(sebelum tindakan ), (2) siklus 1 dengan mengunakan metode Jigsaw, dan siklus 2

dengan mengunakan metode mind map. Data tersebut di peroleh dari sampel berjumlah

25 dari jumlah semua populasi berjumlah 25 siswa yaitu kelas XI TKR 4, meliputi data

hasil belajar.

1. Deskripsi Data Kondisi awal ( sebelum tindakan )

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti mengumpulkan data yaitu data

siswa dan hasil prestasi belajar siswa kelas XI TSM SMK Muhammadiyah 2

Wonosobo. Untuk lebih memperjelas mengenai hasil dan prestasi siswa kelas

XI TSM SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo peneliti melakukan tes awal

sebelum melakukan metode – metode yang akan di gunakan.

a. Kondisi Awal Hasil Belajar Kelas XI TSM

Berdasarkan evaluasi peneliti dari tes awal yang di laksanakan pada

hari Sabtu 17 Mei 2014 dengan jumlah soal 25 pilihan ganda yang terdiri

dari 5 indikator yang meliputi :

1). Komponen sistem pengapian 5 soal nomor 1 – 5

2). Fungsi Komponen pengapian 5 soal nomor 6 – 10

31
32

3). Teori terjadinya teganggan tinggi 5 soal 11 – 15

4). Perawatan sistem pengapian 5 soal 16 – 20

5). Perbaikan kerusakan 5 soal nomor 21 – 25

Dapat di ketahui bahwa dari populasi kelas XI TSM SMK

Muhammadiyah 2 Wonosobo yang berjumlah 25 siswa, baru 1 siswa yang

lulus KKM dan rata – rata sebesar 51. Keberhasilan produk prasiklus (tanpa

metode) dapat dinilai berdasarkan hasil pembelajaran sistem pengapian tanpa

menggunakan metode jigsaw atau mindmap. Dari hasil penelitian, diperoleh

data skor rata-rata setiap aspek.

Tabel 2
Nilai Rata-Rata Tiap Aspek Pembelajaran Sistem Pengapian Siswa Kelas XI SMK
Muhammadiyah 2 Wonososbo Prasiklus

Aspek yang dinilai ketepatan dalam Rata-rata


No
menjawab soal sesuai indikator Prasiklus
1. Komponen sistem pengapian 1,7
2. Fungsi komponen 2,3
3. Teori terjadinya tegangan tinggi 2,7
4. Perawatan sistem pengapian 2,3
5. Perbaikan kerusakan 3,4
Jumlah 12,8
Rata-rata 51

Keterangan
Skor 85-100 : sangat baik
Skor 70-84 : baik
Skor 60-69 : cukup
Skor 50-59 : kurang
Skor ≤ 50 : sangat kurang
33

Di sini, peneliti juga menyajikan nilai rata-rata kelas untuk hasil

pembelajaran sistem pengapian siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2

Wonosobo berdasarkan hasil prasiklus.

Nilai =

Nilai =

Jadi, nilai rata-rata siswa kelas kelas XI SMK Muhammadiyah 2

Wonosobo untuk pembelajaran menulis sistem pengapian pada tahap

prasiklus adalah 51. Nilai ini masih tergolong kurang memenuhi KKM yang

telah ditentukan untuk penilaian sistem pengapian. Kriteria ketuntasan

minimal yang telah ditentukan adalah 75.

3.5 Prasiklus
3
2.5
2
1.5
1 Prasiklus
0.5
0
I II III IV V

Gambar 5. askor rata-rata prasiklus


34

2. Deskripsi Data Siklus 1 ( Jigsaw )

a. Perencanaan tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan pada siklus I ( Jigsaw ) di laksanakan

pada hari Rabu 21 mei 2014. Pada pelaksanaanya tahap perencanaan

tersebut peneliti menyampaikan ke siswa kelas XI TSM SMK

Muhammadiyah 2 Wonosobo tentang sekenario atau tata cara pembelajaran

materi sistem pengapian dan peneliti juga menyiapkan instrument tes.

b. Pelaksanaan Tindakan

Guru membuka pelajaran dengan doa bersama kemudian salam dan

apersepsi pada siswa. Sebelum melakukan tindakan siklus I guru

mengevaluasi pekerjaan pada saat pra siklus. Guru menanyakan pada siswa

soal mana yang kurang paham untuk mengevaluasi kembali soal yang di

berikat pada saat pra siklus. Setelah selesai evaluasi guru melakukan

tindakan siklus I.

Setelah tindakan siklus I berlangsung guru mengadakan evaluasi

untuk mengetahui hasil yang di peroleh. Berdasarkan hasil evaluasi atau

pengamatan yang di lakukan oleh peneliti pada saat proses tindakan

berlangsung pada siklus I, di peroleh beberapa kesimpulan di antaranya :

1). Ternyata setelah siklus I berjalan, proses belajar siswa secara kelompok
masih kurang efektif antar sesama kelompok.

2). Hanya beberapa angota saja yang kelihatan aktif dalam kelompoknya
yang terdiri dari 5 siswa dari setiap kelompok.
35

c. analisis siklus I

Pada akhir kegiatan tindakan pada siklus I di laksanakan tes materi

sistem pengapian sepeda motor untuk mengetahui hasil dan prestasi siswa.

1). Hasil tes belajar kelas XI TSM

Berdasarkan evaluasi teori yang telah di laksanakan pada siklus I,

di peroleh hasil tes siswa ada yang mengalami kenaikan nilai rata – rata

siswa menjadi 74,7. Soal yang di ujikan berjumlah 25 soal pilihan ganda.

Tabel 3
Nilai Rata-Rata Tiap Aspek Pembelajaran Sistem Pengapian Siswa Kelas XI SMK
Muhammadiyah 2 Wonososbo Siklus I
Aspek yang dinilai ketepatan dalam Rata-rata
No
menjawab soal sesuai indikator Siklus I
1. Komponen sistem pengapian 3,5
2. Fungsi komponen 3,9
3. Teori terjadinya tegangan tinggi 3,7
4. Perawatan sistem pengapian 3,6
5. Perbaikan kerusakan 4,0
Jumlah 18,7
Rata-rata 74,7

Keterangan
Skor 85-100 : sangat baik
Skor 70-84 : baik
Skor 60-69 : cukup
Skor 50-59 : kurang
Skor ≤ 50 : sangat kurang
36

Sementara itu dalam menghitung nilai rata-rata kelas untuk hasil

pembelajaran sistem pengapian siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2

Wonosobo berdasarkan hasil siklus I.

Nilai =

Nilai =

Jadi, nilai rata-rata siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2

Wonosobo untuk pembelajaran sistem pengapian pada tahap siklus I adalah

74,7. Nilai ini masih kurang untuk memenuhi KKM yang telah ditentukan

untuk penilaian sistem pengapian.

4.0 Siklus I
3.8

3.6

3.4
Siklus I
3.2
I II III IV V

Gambar 6. skor rata-rata siklusI


Keterangan:
I Komponen system pengapian
II Fungsi komponen
III Teori terjadinya tegangan tinggi
IV Perawatan sistem pengapian
V Perbaikan kerusakan
37

a. Deskripsi data siklus II (mind map)

1). Perencanaan tindakan

Kegiatan pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada akhir

pelaksanaan tindakan setelah pembelajaran siklus I selesai. Pada tahap

ini peneliti melaksanakan skenario dengan materi sistem pengapian.

Tahap ini peneliti juga menyiapkan instrumen penilaian teori.

2). Pelaksanaaan tindakan

Pada siklus II persiapan dan pelaksanaan tindakan

pembelajaran relatif sama dengan siklus I dapat ditambah dengan

perbaikan hasil refleksi siklus I yaitu:

a) Dalam proses pembelajaran guru harus menekankan terhadap


kemampuan individu bukan kelompok.
b) Observer ikut memotivasi siswa agar mampu bekerja mandiri.
c) Evaluasi interaktif harus dilakukan individu, agar mental siswa
terbentuk.
3). Observasi

Pada tahap ini, guru dan observer melakukan pengamatan

jalannya siklus II. Guru mengamati aktifitas siswa saat evaluasi.

Hasilnya dalam siklus II siswa menjadi lebih terampil lagi dan paham

akan materi sistem pengapian.

a). Hasil tes belajar kelas XI TSM siklus II

Berdasarkan evaluasi teori yang dilaksanakan pada siklus II,

diperoleh kenaikan rata-rata menjadi 79,4. Soal yang di ujikan

berjumlah 25 soal pilihan ganda.


38

Tabel 4
Nilai Rata-Rata Tiap Aspek Pembelajaran Sistem Pengapian Siswa Kelas XI SMK
Muhammadiyah 2 Wonososbo Siklus II

Rata-rata
No Aspek yang dinilai
Siklus II
1. Komponen sistem pengapian 4,0
2. Fungsi komponen 4,1
3. Teori terjadinya tegangan tinggi 4,1
4. Perawatan sistem pengapian 3,9
5. Perbaikan kerusakan 3,8
Jumlah 19,8
Rata-rata 79,4

Keterangan
Skor 85-100 : sangat baik
Skor 70-84 : baik
Skor 60-69 : cukup
Skor 50-59 : kurang
Skor ≤ 50 : sangat kurang
Berdasarkan skor pada setiap aspek pada siklus II, peneliti akan

menghitung rata-rata untuk hasil pembelajaran sistem pengapian siswa kelas

XI SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo berdasarkan hasil siklus II.

Nilai =

Nilai =

Jadi, nilai rata-rata siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo

untuk pembelajaran sistem pengapian pada tahap siklus II adalah 79,4. Nilai ini

telah memenuhi KKM yang telah ditentukan untuk penilaian sistem pengapian.

Berikut ini disajikan skor rata-rata prasiklus, siklus I, dan siklus II

dalam bentuk diagram.


39

Siklus II
4.20
Skala Nilai

4.00
3.80
3.60
Siklus II 4.00 4.10 4.10 3.90 3.80
I II III IV VII

Gambar 7. Skor rata-rata siklus II


Keterangan:
I Komponen system pengapian
II Fungsi komponen
III Teori terjadinya tegangan tinggi
IV Perawatan sistem pengapian
V Perbaikan kerusakan
B. Analisis Data

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada kondisi awal, siklus I, dan siklus

II, dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI TSM .

peningkatan prestasi belajar siswa dapat dijelaskan dalam table berikut:

Tabel 5. Skor Rata-Rata Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II


Rata-rata
No Aspek yang dinilai
Pretes Siklus I Siklus II
1. Komponen sistem pengapian 1,7 3,5 4,0
2. Fungsi komponen 2,3 3,9 4,1
3. Teori terjadinya tegangan tinggi 2,7 3,7 4,1
4. Perawatan sistem pengapian 2,3 3,6 3,9
5. Perbaikan kerusakan 3,4 4,0 3,8
Jumlah 12,8 18,7 19,8
Rata-rata 51 74,7 79,4
40

Keterangan
Skor 85-100 : sangat baik
Skor 70-84 : baik
Skor 60-69 : cukup
Skor 50-59 : kurang
Skor ≤ 50 : sangat kurang
Dari tabel di atas hasil tes pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Keberhasilan

penelitian ini dapat dilihat dan diukur dari meningkat atau tidaknya hasil tes sistem

pengapian. Dari ketiga tahap penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil skor rata-rata

pembelajaran sistem pengapian siswa meningkat lebih baik, yaitu 51 pada prasiklus,

74,7 pada siklus I, dan 79,4 pada siklus II.

Berdasarkan peningkatan skor masing-masing siswa dari tes prasiklus sampai

siklus II, diketaui peningkatan siswa terbagi menjadi 5 kategori, yaitu kategori sangat

baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Pada pretes karena masih menggunakan

metode ceramah siswa merasa jenuh dan kurang memperhatikan apa yang di sampaikan

oleh peneliti, selain itu belum menguasai materi sistem pengapian. Kemudian pada

metode jigsaw sedikit mengalami peningkatan meskipun masih banyak yang di bawah

KKM. Hal ini terjadi karena siswa juga masih awam dengan metode yang di gunakan

dan merasa metode yang di gunakan juga belum bisa membawa siswa tersebut tertarik

untuk lebih mendalami isi materinya. Pada metode terakhir hasil belajar siswa

meningkat sekitar 88% dari jumlah populasi sebanyak 25 siswa yang lulus KKM

sebanyak 25 siswa metode ini menandakan bahwa metode mind map efektif untuk

meningkatkan hasil dan prestasi siswa.


41

Berdasarkan tabel di atas peningkatan hasil tes belajar tersebut dapat

digambarkan dengan grafik sebagai berikut:

Perbandingan Nilai Prasiklus, siklus I dan


Siklus II
Skala Nilai

100 siklus II
50
Prasiklus
0
1
Prasiklus 51
Siklus I 74.7
siklus II 79.4

Gambar 8. Diagram perbandingan nilai rata-rata prasiklus, siklus I, dan siklus II

Selain itu, pelaksanaan prasiklus, siklus I, dan siklus II juga mengalami

peningkatan prosentase jumlah siswa yang mengalami ketuntasan minimal yaitu 75.

Peningtan tersebut dapat dilihat dengan tabel berikut:

Tabel 6
Hasil Prosentase Tes Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Prasiklus Siklus I Siklus II


Rentan Skala
No Persen- Persen- Persen-
g Nilai Nilai F Bobot F Bobot F Bobot
tase % tase % tase %
1 85-100 Sangat - - - 5 268 20% 6 540 24%
baik
2 75-84 Baik 1 76 4% 9 704 36% 16 1336 64%
3 65-74 Cukup 4 276 16% 6 428 24% 1 72 4%
4 55-64 Kurang 6 368 24% 5 292 20% 2 120 8%
5 0-54 Sangat 14 560 56% - - - - - -
kurang
Jumlah 25 1280 100% 25 1868 100% 25 1984 100%
Nilai Rata-rata 1280/25= 51 1868/25= 74,7 1984/25= 79,4
42

Dari tabel di atas hasil tes pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Keberhasilan

penelitian ini dapat dilihat dan diukur dari meningkat atau tidaknya hasil tes sistem

pengapian. Dari ketiga tahap penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil skor rata-rata

pembelajaran sistem pengapian siswa meningkat lebih baik, yaitu 51 pada prasiklus,

74,7 pada siklus I, dan 79,4 pada siklus II.

Berdasarkan peningkatan skor masing-masing siswa dari tes prasiklus sampai

siklus II, diketaui peningkatan siswa terbagi menjadi 5 kategori, yaitu kategori sangat

baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Kelompok siswa yang mengalami

peningkatan baik pada prasiklus 1 siswa atau 4%. Kelompok yang mengalami

peningkatan kategori cukup sejumlah 4 siswa atau 16%. Kelompok yang dinyatakan

dalam kategori kurang sejumlah 6 siswa atau 24%. Sementara itu kelompok yang masuk

kategori sangat kurang ada 14 siswa atau 56%.

Peningkatan skor masing-masing siswa dalam siklus I, yaitu kategori sangat

baik, baik, cukup, dan kurang. Kelompok siswa yang mengalami peningkatan sangat

baik pada siklus I , 5 siswa atau2 4%. Kelompok yang mengalami peningkatan kategori

baik sejumlah 9 siswa atau 36%. Kelompok yang dinyatakan dalam kategori cukup

sejumlah 6 siswa atau 24%. Sementara itu kelompok yang masuk kategori kurang ada 4

siswa atau 16%.

Sedangkan peningkatan skor masing-masing siswa dalam siklus II, yaitu

kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Kelompok siswa yang mengalami

peningkatan sangat baik pada siklus II, 6 siswa atau 24%. Kelompok yang mengalami

peningkatan kategori baik sejumlah 16 siswa atau 64%. Kelompok yang dinyatakan
43

dalam kategori cukup sejumlah 1 siswa atau 4%. Sementara itu kelompok yang masuk

kategori kurang ada 2 siswa atau 8%.

Dari 25 siswa yang mengikuti pembelajaran sistem pengapian akan di ambil 3

siswa dengan kategori yang peningkatanya berbeda. Untuk kategori peningkatan baik,

di miliki oleh Kevin Surya Utama. Untuk peningkatan kategori cukup di miliki oleh

Sulistyo Irawan, sedangkan peningkatan kategori kurang di miliki oleh Ahmad amrul.

Kevin Surya Utama adalah salah satu siswa yang mengalami peningkatan baik

dalam pembelajaran sistem pengapian. Nilai yang di peroleh dari prasiklus sampai

siklus II adalah 72, 92, 96. Pada prasiklus Kevin Mengalami kelemahan pada aspek

pertama yaitu tentang komponen sistem pengapian, karena ketidaktahuan apa saja

komponen dari sistem pengapian. Selain itu juga karena kurang aktif dalam bertanya.

Siklus I Kevin mengalami kelemahan masih pada aspek pertama, kemungkinan masih

kurangnya kerja sama dengan kelompoknya, dan kurangnya keseriusan untuk belajar.

Siklus II Kevin mengalami peningkatan yang lebih baik karena anak tersebut sangat

menyenangi metode mind map apa lagi Kevin suka menggambar.

Ke dua Sulistyo Irawan memperoleh nilai 48, 72, 76. Pada prasiklus mempunyai

kelemahan pada aspek ke 1, 2, 3 yaitu aspek komponen sistem pengapian, fungsi

komponen dan teori terjadinya tegangan tinggi. Pada aspek 1 dan 2 karena tidak

mengetahui komponen dari sistem pengapian, sehingga fungsi dari komponen sistem

pengapian juga tidak paham. Aspek yang ketiga teori terjadinya tegangan tinggi karena

masih belum paham sistem kerja dari komponen sistem pengapian. Siklus I dan II siswa

tersebut mengalami peningkatan karena siswa tersebut suka dengan metode yang baru.
44

Terakhir Ahmad Amrul memperoleh nilai 44, 60, 56. Dari prasiklus sampai

siklus II hasil belajar setiap aspek dari sistem pengapian kurang paham karena

keterbatasan pemikiran anak tersebut sehingga dalam setiap pembelajaran nilainya

hanya sedikit sekali perubahannya.

Tabel 7
Peningkatan jumlah siswa yang tuntas sesuai dengan KKM
Kenaikan Kenaikan
Jumlah siswa yang lulus Prosentase dari dari
No
KKM (%) prasiklus- siklus I-
siklus I siklus II
1 Prasiklus 1 siswa 4%
2 Siklus I 14 siswa 56% 54% 32%
3 Siklus II 22 siswa 88%

Untuk mempermudah memahami prosentase dalam tabel dapat kita gambarkan

dengan grafik sebagai berikut:

Prosentase Ketuntasan Siswa

100%
80%
60%
40%
20%
0%
prasiklus siklus I siklus II
Prosentase Ketuntasan
4% 56% 88%
Siswa

Gambar 9. Prosentase Ketuntasan Siswa

C. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Proses evaluasi mata pelajaran sistem pengapian otomotif dengan menggunakan

metode jigsaw atau metode mind map merupakan suatu hal yang baru untuk
45

meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa. Proses evaluasi ini dapat berjalan dengan

baik pada tiap siklus hingga berakhirnya siklus II. Proses evaluasi dapat berjalan dengan

baik dan lancar dengan menggunakan metode mind map daripada menggunakan metode

jigsaw. Oleh karena itu kelemahan metode jigsaw siswa tidak dituntut untuk mandiri,

tetapi tetap saja mengandalkan teman kelompok, padahal pembelajaran yang baik dalam

siswa adalah segala sesuatu harus tetap dikerjakan secara mandiri. Apabila siswa

tersebut kurang paham, alangkah baiknya jika siswa tersebut langsung bertanya kepada

guru yang bersangkutan.

Pelaksanaan proses evaluasi dengan metode jigsaw pada siklus I masih kurang

berjalan dengan baik, karena siswa masih belum mampu melaksanakan pekerjaan

secara mandiri, dan masih mengandalkan dengan cara berkelompok. Oleh karena itu,

dilaksanakan perencanaan siklus II untuk dapat meningkatkan keterampilan mereka dan

dapat bekerja secara individu.

Dengan dilaksanakannya evaluasi tes ini siswa menjadi lebih giat untuk dapat

bekerja secara mandiri tanpa menggantungkan suatu pekerjaan pada teman atau orang

lain. Dengan tercapainya hasil belajar yang baik diharapkan setelah mereka mempunyai

pemahaman tentang teori-teori sistem pengapian mereka dapat melatih kemampuannya

dengan berlatih praktik agar mereka bisa masuk dalam dunia industri tanpa mengalami

suatu kesulitan.

Pembelajaran mind map dalam proses pembelajaran adalah pembelajaran

membantu merencana dan mengatur hidup demi keberhasilan maksimal, memunculkan


46

ide-ide baru yang kreatif dan mengagumkan, dan menyerap fakta serta informasi baru

dengan sangat mudah. Langkah dalam membuat peta alur pikir (mind map), setiap

potong informasi baru yang kita masukkan ke perpustakaan kita otomatis “dikaitkan” ke

semua informasi yang sudah ada di sana. Semakin banyak kaitan ingatan yang melekat

pada setiap potong informasi dalam kepala kita akan semakin mudah kita, “mengaitkan

keluar” apa pun itu informasi yang kita butuhkan. Dengan peta alur pikir (mind map),

semakin banyak yang kita tahu dan belajar, akan semakim mudah belajar dan

mengetahuin lebih banyak.

Proses pendidikan dalam sistem sekolah kita, umumnya belum menerapkan

sampai peserta didik menguasai materi pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, tidak

aneh bila banyak peserta didik yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun

sudah dinyatakan tamat dari sekolah.


BAB V
PENUTUP

Bab terakhir ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan sari dari

penelitian dan saran merupakan usulan yang penulis sampaikan berkaitan dengan

hasil penelitian tersebut.

A. SIMPULAN

Dari pembahasan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan be-

berapa pokok hasil penelitian sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil dari perhitungan analisis data dan sesuai rumusan pada

hipotesis, dapat diketahui hasil belajar siswa hasilnya lebih baik

mengunakan metode mind map dari pada menggunakan metode jigsaw.

2. Hasil prestasi siswa dari prasiklus sampai siklus II banyak mengalami

kenaikan hasil prestasi belajar siswa sistem pengapian kelas XI TSM SMK

Muhammadiyah 2 Wonosobo. Kemampuan siswa dalam pembelajaran

sistem pengapian skor rata-rata pada prasiklus adalah 51 atau 4%

kategori sangat kurang. Setelah penelitian dilakukan menggunakan metode

jigsaw, rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem pengapian

menjadi 74,7 atau 56% termasuk masih katgori cukup, tetapi pada siklus I

belum mencapai rata-rata 75,00 sehingga diperlukan penerapan

pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan metode mind map untuk

mengetahui lebih efektif mana diantara dua metode tersebut. Selanjutnya

47
48

pada siklus II, rata-rata kemampuan siswa dalam pembelajaran sistem

pengapian meningkat lagi menjadi 79,4 atau 88% merupakan katefori yang

sudah baik dan sudah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu

75,00.

B. IMPLIKASI

Penelitian ini telah membuktikan bahwa dengan diterapkannya motode

mind map dapat meningkatkan prestasi belajar siswa agar lebih berimajinasi

lagi. Oleh sebab itu, dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa SMK,

sebaiknya guru melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, sehingga

lulusan SMK akan menjadi kompetitif dan siap kerja

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memiliki beberapa saran

sebagai berikut.

1. Bagi guru, khususnya guru prodi otomotif, penggunaan strategi peta alur

pikir (mind map) sangat mendukung proses dan hasil pembelajaran karena

sifatnya yang demokratis. Selain itu, strategi peta alur pikir (mind map)

siswa untuk aktif dalam proses pembalajaran dan dapat me-ningkatkan

Prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi siswa secara umum, strategi peta alur pikir (mind map) dapat dija-

dikan sarana untuk berlatih dan belajar secara demokratis.


49

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsami. 1986. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Bina Aksara
…………………. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rieneka Cipta.
Arikunato, Suhardjono, dan Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Buzan, Tony. 2013. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia.

Chamndani, Much. 2012. “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Materi


Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem Pendingin Melalui Teknik
Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMK Hasyim Ashari Purworejo
Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi. Purworejo: Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan


Sekolah Beserta Contoh-contohnya. Yogyakarta: Gama Media.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2009. Pendekatan Baru Strategi Belajar mengajar


berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Heryanto, Agung Thitus. 2012. “Efektivitas Penggunaan Metode


Pembelajaran Jigsaw Dan Konvensional Terhadap Prestasi Dan
Minat Belajar Subkompetensi Pemeliharaan Sistem Kopling
Siswa Kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Maarif 2
Temon”. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan,
Metode, Strategi dan Model-model pembelajaran. Yogyakarta:
Multi Presindo.
Purnomo, Sutrisno Adi. 2010. “Efektivitas Pengunaan Modul
Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Kompetensi Sistem Pengisian Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif SMK Panca Bakti Banjarnegara”. Skripsi.
Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
50

Purnomo, Aris. 2012. “Efektivitas Metode Animasi Dan Metode


Konvensional Pada Pelajaran Sistem Pengapian Di SMK 4 Maarif
Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi. Purworejo:
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka Cipta.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sunendar, Dadang dan Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran
Bahasa. Bandung: ROSDA.
DAFTAR SISWA

NO NAMA
1 ADE RIO NUGROHO
2 ALFAN CAHYA
3 ANDI PRASETYO
4 ANTONI SUSILO
5 ARNAS IBNU AKROM
6 ARYA SAEFUL ILHAM
7 BIMAN
8 ENDRO SAPUTRO
9 FAJAR FATONI
10 FAJAR TRI NUGROHO
11 HABIBUL LUTFI
12 KEVIN SURYA UTAMA
13 M. HAYADIN
14 NUR ANWAR
15 NUR HIDAYAT
16 NUR WAHYUDI
17 SULISTYO IRAWAN
18 THOMAS SUKIRNO
19 TIKAD
20 ULUL IDRIS
21 WAHYU SANTOSO
22 YAEMANZAH
23 YONAS ARDIAN
24 AHMAD AMRUL
25 SYARIF H
SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMK Muhammadiyah 2 Wonosobo
MATA PELAJARAN : Produktif (KK)
KELAS/SEMESTER : XI / 4
STANDAR KOMPETENSI: Melakukan perbaikan sistem pengapian.
KODE KOMPETENSI : 021 KK 17
ALOKASI WAKTU : 55 X 45 Menit
ALOKASI SUMBER
MATERI
KOMPETENSI KEGIATAN PENILAIA WAKTU BELAJAR
INDIKATOR PEMBELAJAR KARAKTER
DASAR PEMBELAJARAN N
AN
TM PS PI
1. Mengidentifikasi  Sistem pengapian dikelompokkan  Pengelompokan  Menggali  Tes 6 9 -  Modul.  Teliti
komponen sistem berdasarkan prinsip kerja. sistem informasi tentang tertulis.  Buku  Jujur
pengapian.  Fungsi komponen sistem pengapian. sistem pengapian  Tes (18) referensi.  Tanggungjawab
pengapian dijelaskan sesuai  Fungsi sepeda motor. praktek.  Sepeda motor
informasi manual. komponen  Mendiskusikan  Pengamata berbagai
 Jenis sistem pengapian sistem tentang fungsi n. jenis.
konvensional dijelaskan sesuai pengapian. komponen-  Cek list.  Bengkel
informasi manual.  Jenis sistem komponen sistem sepeda motor.
 Jenis sistem pengapian elektrik / pengapian pengapian.
CDI dijelaskan sesuai informasi konvensional.  Mempelajari jenis
manual.  Jenis sistem sistem pengapian
pengapian konvensional
elektrik / CDI. sepeda motor.
 Mempelajari jenis
sistem pengapian
elektrik / CDI
sepeda motor.
 Mendiskusikan
kelebihan /
kekurangan /
perbedaan sistem
pengapian
konvensional
dengan sistem
pengapian elektrik
/ CDI.
ALOKASI SUMBER
MATERI
KOMPETENSI KEGIATAN PENILAIA WAKTU BELAJAR
INDIKATOR PEMBELAJAR KARAKTER
DASAR PEMBELAJARAN N
AN
TM PS PI
2. Mendiagnosis  Komponen dan prinsip kerja  Prinsip kerja  Mempelajari  Tes 6 12 2  Modul.  Teliti
gangguan pada sistem pengapian. komponen prinsip kerja tertulis.  Buku  Jujur
sistem pengapian.  Persyaratan sistem pengapian sistem komponen sistem  Tes (24) (8) referensi.  Tanggungjawab
bekerja pada kondisi kerja pengapian. pengapian sepeda praktek.  Sepeda motor
normal.  Syarat sistem motor  Pengamata berbagai
 Menentukan kesalahan / pengapian (konvensional, n. jenis.
kerusakan pada sistem pengapian bekerja normal. elektronik / CDI)  Cek list.  Bengkel
dan komponennya.  Prosedur  Mendiskusikan sepeda motor.
 Seluruh kegiatan dilakukan penanganan persyaratan sistem
berdasarkan SOP, peraturan K3L, kesalahan / pengapian bekerja
dan prosedur / kebijakan kerusakan dengan normal.
perusahaan. komponen  Memahami
sistem prosedur
pengapian. penaganan
gangguan
komponen sistem
pengapian
(konvensional,
elektronik / CDI).
ALOKASI SUMBER
MATERI
KOMPETENSI KEGIATAN PENILAIA WAKTU BELAJAR
INDIKATOR PEMBELAJAR KARAKTER
DASAR PEMBELAJARAN N
AN
TM PS PI
3. Memperbaiki  Perbaikan sistem pengapian  Petunjuk teknik  Melaksanakan  Tes 6 12 2  Modul.  Teliti
gangguan sistem dilakukan tanpa menyebabkan material sistem petunjuk teknik tertulis.  Buku  Mandiri
pengapian. kerusakan terhadap komponen pengapian. dalam pemilihan  Tes (24) (8) referensi.  Terampil
atau sistem lainnya.  Variabel terapan material sistem praktek.  Sepeda motor  Tanggungjawab
 Informasi yang benar diakses dari sistem pengapian.  Pengamata berbagai
spesifikasi pabrik dan dipahami. pengapian.  Menjelaskan n. jenis.
 Perbaikan, penyetelan dan  Prosedur variabel /  Cek list.  Bengkel
penggantian komponen dilakukan perbaikan komponen sistem sepeda motor.
dengan menggunakan peralatan, sistem pengapian
teknik dan bahan yang sesuai. pengapian. konvensional,
 Seluruh kegiatan perbaikan  Prosedur elektronik / CDI.
dilakukan berdasarkan SOP, pengujian  Melakukan
peraturan K3L, dan prosedur / sistem prosedur perbaikan
kebijakan perusahaan. pengapian. sistem pengapian
sepeda motor
dengan
menggunakan
peralatan dan
teknik yang sesuai.
 Menguji
kemampuan sistem
pengapian dalam
kondisi kerja
mesin normal.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NamaSekolah : SMK MUHAMMADIYAH PURWOREJO


Mata Pelajaran : Produktif (KK)
Kelas / Semester : XI/4(empat)
AlokasiWaktu : 55 x 45 menit
Pertemuan : 1 (satu)
KKM : 75
Pendidikan karakter : Jujur dan Kreatif

I. StandarKompetensi:
Melakukan perbaikan sistem pengapian.
II. KompetensiDasar:
1. Mengidentifikasikomponensistempengapian.
III. Indikator:
1. Sistem pengapian dikelompokkan berdasarkan prinsip kerja.
2. Fungsi komponen sistem pengapian dijelaskan sesuai informasi manual.
3. Jenis sistem pengapian konvensional dijelaskan sesuai informasi manual.
4. Jenis sistem pengapian elektrik / CDI dijelaskan sesuai informasi manual.
IV. TujuanPembelajaran:
1. SiswamemahamiPengelompokansistempengapian.
2. SiswamengetahuiFungsikomponensistempengapian.
3. SiswamengetahuiJenissistempengapiankonvensional.
4. SiswamengetahuiJenis sistem pengapian elektrik / CDI.
5. MateriPokok:
1. Menggaliinformasitentangsistempengapiansepeda motor.
2. Mendiskusikan tentang fungsi komponen-komponen sistem pengapian.
3. Mempelajari jenis sistem pengapian konvensional sepeda motor.
4. Mempelajari jenis sistem pengapian elektrik / CDI sepeda motor.
5. Mendiskusikan kelebihan / kekurangan / perbedaan sistem pengapian konvensional
dengan sistem pengapian elektrik / CDI.
6. Pendekatan dan Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan : a. Kompetensi
b. Masteri learning (belajar tuntas)
2. Metode Pembelajaran:
a. Jigsaw
7. Sumber dan Media Pembelajaran:
1. Buku :modulsistempengapianJalius

8. Langkah-langkahPembelajaran:
Waktu Bahan /Peralatan
No KegiatanPembelajaran (menit) /Sumber

1 KEGIATAN AWAL
a. Appersepsi :
b. Siswa dan salah satu siswa memimpin doa
sebelummemulai pelajaran
c. Guru melakukan absensi
d. Guru menyampaikankompetensidasar yang 5m
Buku/modul
harusdicapaisiswa.
e. Guru menyampaikanindikatorpembelajaran
yang harusdicapaisiswa
f. Guru menyampaikan materi .
g. Motivasi :
(1) Memotivasisiswatentangpentingnya
mempelajarisistempengapian
(2) Guru
memotivasisiswauntukturutberperan
aktifdalamproses
belajarsistempengapian
KEGIATAN INTI
1. Eksplorasi
a. Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota
tim.
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi
yang berbeda-beda.
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi
yang berbeda yang ditugaskan.
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari bagian/subbab yang sama
bertemu dalam kelompok baru untuk 20 m
mendiskusikan subbab mereka.
e. Setelah selesai sebagi tim ahli setiap
anggota kembali ke kelompok asal dan
2 bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh.
f. Tiap tim ahli mempersentasikan hasil
diskusi.
2. Elaborasi
a. Siswa mencatat dan mendengarkan team
ahli dalam kelompok apa yang telah
terangkan /sampaikan.
b. Siswa bertanya ke pada guru bila ada materi
yang membinggungkan
c. Guru menutup pembelajaran dengan
memberitahukan tujuan guru kepada siswa

KEGIATAN AKHIR
a. Guru bertanya mengenai metode yang
3 digunakan kepada siswa
b. Siswa menanggapi metode yang digunakan 20
c. Guru memberi instrumen tes pada siswa
d. Guru menutup pelajaran dengan doa.

9. PENILAIAN :
1. Tes instrumen metode Jigsaw. ( soal terlampir )

Mengetahui Wadaslintang, 17Mei 2014


KepalaSekolah Peneliti

SamsudiS.Pd MundakBayuFebriyanto
NBM : 1118188 102170141
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK MUHAMMADIYAH PURWOREJO


Mata Pelajaran :Produktif (KK)
Kelas / Semester : XI/4(empat)
Alokasi Waktu : 55 x 45 menit
Pertemuan : 1 (satu)
KKM : 75
Pendidikan karakter : Jujur dan Kreatif

I. Standar Kompetensi:
Melakukan perbaikan sistem pengapian.
II. Kompetensi Dasar:
1. Mengidentifikasi komponen sistem pengapian.
III. Indikator:
1. Sistem pengapian dikelompokkan berdasarkan prinsip kerja.
2. Fungsi komponen sistem pengapian dijelaskan sesuai informasi manual.
3. Jenis sistem pengapian konvensional dijelaskan sesuai informasi manual.
4. Jenis sistem pengapian elektrik / CDI dijelaskan sesuai informasi manual.
IV. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa memahami Pengelompokan sistem pengapian.
2. Siswa mengetahui Fungsi komponen sistem pengapian.
3. Siswa mengetahui Jenis sistem pengapian konvensional.
4. Siswa mengetahui Jenis sistem pengapian elektrik / CDI.
5. Materi Pokok:
1. Menggali informasi tentang sistem pengapian sepeda motor.
2. Mendiskusikan tentang fungsi komponen-komponen sistem pengapian.
3. Mempelajari jenis sistem pengapian konvensional sepeda motor.
4. Mempelajari jenis sistem pengapian elektrik / CDI sepeda motor.
5. Mendiskusikan kelebihan / kekurangan / perbedaan sistem pengapian konvensional
dengan sistem pengapian elektrik / CDI.
6. Pendekatan dan Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan : a. Kompetensi
b. Masteri learning (belajar tuntas)
2. Metode Pembelajaran:
a. Mind Map
7. Sumber dan Media Pembelajaran:
1. Buku : 1. Modul Sistem Pengapian Jalius
2. Buku pintar Mind Map

8. Langkah-langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Bahan /Peralatan
(menit) /Sumber

KEGIATAN AWAL
1 a. Appersepsi :
b. Siswa dan salah satu siswa memimpin doa
sebelum memulai pelajaran
c. Guru melakukan absensi
d. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa. 5m
e. Guru menyampaikan indikator pembelajaran
yang harus dicapai siswa
f. Guru menyampaikan materi . Buku/modul
g. Motivasi :
(1) Memotivasi siswa tentang
pentingnya mempelajari sistem
pengapian
(2) Guru memotivasi siswa untuk turut
berperan aktif dalam proses belajar
sistem pengapian
KEGIATAN INTI

1. Eksplorasi
a. Guru menyampaikan materi yang akan di
ajarkan
b. Guru mengemukakan permasalahan yang
akan di tanggapi oleh siswa .
2 c. Guru menyampaikan metode mind map
yang di gunakan dalam proses
pembelajaran.
20 m
d. Siswa mengikuti mengembangkan sendiri
arahan dari guru dalam proses pembelajaran
meind map.
2. Elaborasi
a. Siswa mencatat dan mengembangkan materi
sesuai dengan pengetahuanya
b. Siswa bertanya ke pada guru bila ada materi
yang membinggungkan
c. Guru menutup pembelajaran dengan
memberitahukan tujuan guru kepada siswa

KEGIATAN AKHIR

3 a. Guru bertanya mengenai metode yang


digunakan kepada siswa
b. Siswa menanggapi metode yang digunakan 20
c. Guru memberi instrumen tes pada siswa
d. Guru menutup pelajaran dengan doa.

9. PENILAIAN :
1. Tes instrumen metode Mind map. ( soal terlampir )

Mengetahui Wadaslintang , 17 Mei 2014


Kepala Sekolah Peneliti

Samsudi S.Pd Mundak Bayu Febriyanto


NBM : 1118188 102170141
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH WADASLINTANG
SMK MUHAMMADIYAH 2 WONOSOBO
Alamat : Jln. Prembun Km. 1 Wadaslintang

PETUNJUK UMUM
1. Tuliskan identitas anda pada lembar jawaban
2. Periksalah dan bacalah lembar soal dengan teliti sebelum anda menjawab
3. Dahulukan menjawab soal-soal yang menurut anda mudah
4. Kerjakan pada lembar jawab yang sudah di sediakan
5. Bentuk soal pilihan ganda semua
6. Periksalah pekerjaan anda sebelum di kumpul

Soal !!!

1. Disajikan gambar sistem pengapian AC. Apa nama komponen yang di


tunjukan oleh nomor 2 ?

(2)

a. CDI c. Alternator e. Regulator


b. Pulser d. Kumparan pengapian

2. Apa nama gambar di bawah ini ?

a. CDI

b. Pulser

c. Alternator

d. Kumparan pengapian

e. Regulator
3. Pada gambar busi di bawah ini komponen isolator terletak pada nomor?

1 a. 1
3 2 b. 2
5 4 c. 3
d. 4
e. 5

4. Apa nama komponen sistem pengapian yang di tandai dengan “tanda


panah” pada gambar di bawah ini ?

a. CDI c. Alternator e. Regulator


b. Pulser d. Kunci kontak

5. Gambar di bawah ini merupakan komponen pengapian, apa nama


komponen yang di tandai tanda panah tersebut?

a. CDI
b. Regulator
c. Alternator
d. Kunci kontak
e. COIL

6. System yang mampu bekerja untuk memutuskan arus ke kumparan primer


koil pengapian yaitu…..dan…….
a. Busi dan Kondesor c. CDI dan Platina e. Kondensor dan Koil
b. Koil dan Busi d. Kondesor dan Platina
7. Kondensor selain sebagai penahan muatan juga berfungsi sebagai…
a. Pemutus arus c. Penyalur arus e. penyimpan energy
b. Peningkatan tenaga d. Peredam

8. Sakelar utama yang menghubungkan batrai dengan seluruh sistem yang


ada di sepeda motor adalah …
a. Kunci kontak c. Koil pengapian e. Timing circuit
b. Busi d. Kondensor

9. Unit CDI berfungsi untuk menyalurkan arus menuju…


a. Kumparan sekunder c. Kondensor e. Busi
b. Lilitan kawat d. Kumparan primer coil

10. Komponen yang berfungsi untuk menghasilkan arus listrik yang akan di
simpan di dalam kapasitor dalam unit CDI adalah …
a. Charge coil c. Koil pengapian e. Timing circuit
b. Busi d. Kondensor

11. Arus listrik yang datang dari generator ataupun batrai ke dalam koil
mempunyai tegangan sekitar….volt.
a. 10 volt c. 12 volt e. 15 volt
b. 220 volt d. 110 volt

12. Tegangan induksi yang di hasilkan kumparan sekunder mencapai


sekitar…….volt.
a. 100 volt c. 200 volt e. 10.000 volt
b. 1500 v0lt d. 500 volt

13. Berapa diameter lilitan kawat primer coil…mm


a. 0,6 mm _ 0,9 mm c. 0,6 mm _0,20 mm e. 0,6 mm _ 0,10 mm
b. 0,5 mm _0,6 mm d. 0,6 mm _0,7 mm

14. Berapa diameter lilitan kawat sekunder coil ?


a. 0,06 mm _0,09 mm c. 0,6 mm _0,20 mm e. 0,6 mm _0,10 mm
b. 0,05 mm _0,08 mm d. 0,06 mm _0,07 mm

15. Tegangan tinggi yang terjadi pada koil pengapian akibat adanya induksi
pada….
a. Kumparan primer c. Busi e. Alternator
b. Kumparan sekunder d. Cdi

16. Berapa jarak kerenggangan busi yang setandar ?


a. 0,6 mm _0,11 mm c. 0,5 mm _ 0,7 mm e.0,4mm_0,9 mm
b. 0,6 mm _0,12 mm d. 0,6 mm _ 0,10 mm
17. Terjadinya percikan bunga api yang kuat antara lain dipengaruhi oleh
pembentukan tegangan induksi yang dihasilkan oleh sistem pengapian.
Semakin tinggi tegangan yang dihasilkan, maka bunga api yang dihasilkan
bisa semakin kuat. secara garis besar agar diperoleh tegangan induksi yang
baik dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini, kecuali:
a. Pemakaian koil pengapian yang sesuai
b. Pemakaian kontak yang tepat
c. Penyetelan saat pengapian yang sesuai
d. Penyetelan celah busi yang tepat
e. Pemakaian tingkat panas busi yang tepat

18. Untuk menghindari keausan yang cepat pada celah ebonite platina
sebaiknya di beri….
a. Bensin c. Tidak di beri oli e. Minyak rem
b. Oli bekas d. Gemuk

19. Bahan bakar yang terbakar bukan karena adanya percikan bunga api,
melainkan adanya panas yang berlebihan pada busi yaitu apa bila suhu
busi berada pada suhu ….. ˚C
a. 450 ˚C c. 600 ˚C e. 950 ˚C
b. 500 ˚C d. 750 ˚C

20. Busi dapat bekerja dengan baik bila suhu elektroda tengahnya sekitar ….
˚C sampai …… ˚C.
a. 200 ˚C _250 ˚C c. 200 ˚C _255 ˚C e. 400 ˚C _ 950 ˚C
b. 250 ˚C _255 ˚C d. 400 ˚C _800 ˚C

21. Apabila kabel koil terjadi kebocoran maka kerja mesin kurang maksimal,
hal yang perlu di lakukan adalah?
a. Mencari kebocoran dan di perbaiki
b. Mengganti busi
c. Ganti kontak
d. Di biarkan saja
e. Ganti alternator
22. Perhatikan gambar di bawah ini

Dari gambar di atas terlihat bahwa kondisi insulator dan elektroda


busi terlihat basah dan mengkilat karena terdapat endapan oli. Maka hal
yang perlu di lakukan adalah?
a. Ganti oli dengan yang baru
b. Ganti oli sesuai sepesifikasi motor
c. Ganti ring piston kemungkinan sudah aus
d. Ganti busi panas
e. Ganti busi dingin

23. Permasalahan Daya kerja baterai kurang bagus (terputus –putus),


kemungkinan penyebab yang terjadi adalah Cairan elektrolit tidak murni
atau BJ nya terlalu tinggi dan cara memperbaikinya atau jalan keluarnya
adalah?
a. Ganti aki baru
b. Ganti elektrolit lalu lakukan penyetruman dan sesuaikan BJ-nya
c. Tambah cairan
d. Ganti plat
e. Ganti tutup ventilasinya

24. Standar tahanan kumparan pengisian (pada suhu 20˚C), pada Honda astrea
adalah…ohm sampai….ohm
a. 0,2 – 1,5 ohm c. 2 – 1,5 ohm e. 0,25 – 1,50 ohm
b. 0,2 – 1 ohm d. 0,20 – 10,5 ohm

25. Tahanan kumparan primer koil pengapian adalah …. ˚C sampai…..pada


suhu 20 ˚C pada jenis motor Honda.
a. 0,50 – 0,60 ohm c. 0,5 – 0,06 ohm e. 0,50 – 0,100 ohm
b. d. 0,5 – 0,6 ohm d. 0,05 – 0,6 ohm
Lembar Jawab Postes
Nama : …………………………. No Absen : ………………………………...
Kelas/ Jurusan : ………………… Hari/tgl/bln/thn : ………………………….
Berilah satu tanda silang a,b,c,d, atau e yang menurut anda benar !!!

1 a b c D e 16 a b c d e

2 a b c D e 17 a b c d e

3 a b c D e 18 a b c d e

4 a b c D e 19 a b c d e

5 a b c D e 20 a b c d e

6 a b c D e 21 a b c d e

7 a b c D e 22 a b c d e

8 a b c D e 23 a b c d e

9 a b c D e 24 a b c d e

10 a b c D e 25 a b c d e

11 a b c D e Jumlah Benar ……. x 4 =


12 a b c D e N

13 a b c D e I

14 a b c D e L =
15 a b c D e A
I

Mengetahui
Ttd Siswa Ttd Mahasiswa Peneliti

……………………………………………… ……………………………………………….

………………………………………………
………….....
…………………………………………………………
……
Lembar Jawab Jigsaw
Nama : …………………………. No Absen : ………………………………...
Kelas/ Jurusan : ………………… Hari/tgl/bln/thn : ………………………….
Berilah satu tanda silang a,b,c,d, atau e yang menurut anda benar !!!

1 a b c D e 16 a b c d e

2 a b c D e 17 a b c d e

3 a b c D e 18 a b c d e

4 a b c D e 19 a b c d e

5 a b c D e 20 a b c d e

6 a b c D e 21 a b c d e

7 a b c D e 22 a b c d e

8 a b c D e 23 a b c d e

9 a b c D e 24 a b c d e

10 a b c D e 25 a b c d e

11 a b c D e Jumlah Benar ……. x 4 =


12 a b c D e N

13 a b c D e I

14 a b c D e L =
15 a b c D e A
I

Mengetahui
Ttd Siswa Ttd Mahasiswa Peneliti

……………………………………………… ……………………………………………….

………………………………………………
………….....
…………………………………………………………
……
Lembar Jawab Mind Map
Nama : …………………………. No Absen : ………………………………...
Kelas/ Jurusan : ………………… Hari/tgl/bln/thn : ………………………….
Berilah satu tanda silang a,b,c,d, atau e yang menurut anda benar !!!

1 a b c D e 16 a b c d e

2 a b c D e 17 a b c d e

3 a b c d e 18 a b c d e

4 a b c d e 19 a b c d e

5 a b c d e 20 a b c d e

6 a b c d e 21 a b c d e

7 a b c d e 22 a b c d e

8 a b c d e 23 a b c d e

9 a b c d e 24 a b c d e

10 a b c d e 25 a b c d e

11 a b c d e Jumlah Benar ……. x 4 =


12 a b c d e N

13 a b c d e I

14 a b c d e L =
15 a b c d e A
I

Mengetahui
Ttd Siswa Ttd Mahasiswa Peneliti

……………………………………………… ……………………………………………….

………………………………………………
………….....
…………………………………………………………
……
NILAI INTRUMEN TES PRASIKLUS
ASPEK JUMLAH
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 NILAI
ADE RIO NUGROHO 1 0 0 0 1 2 0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 3 9 36
ALFAN CAHYA 1 1 0 1 1 4 1 1 0 0 0 2 1 0 1 0 0 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 4 13 52
ANDI PRASETYO 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 4 1 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 9 36
ANTON SUSILO 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 0 3 1 0 1 0 0 2 1 0 0 1 0 2 1 1 1 1 0 4 15 60
ARNAS IBNU AKROM 1 1 0 1 0 3 1 0 1 1 0 3 1 0 1 1 1 4 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 4 15 60
ARYA SAEFUL ILHAM 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 19 76
BIMAN 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 3 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 17 68
ENDRO SAPUTRO 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 0 3 1 1 1 0 1 4 12 48
FAJAR FATONI 1 0 0 1 0 2 1 0 0 1 0 2 1 0 1 1 1 4 1 1 0 1 1 4 1 1 1 0 0 3 15 60
FAJAR TRI NUGROHO 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 3 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 3 9 36
HABIBUL LUTFI 1 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 2 1 0 0 0 1 2 9 36
KEVIN SURYA UTAMA 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 18 72
M. HAYADIN 1 0 0 1 1 3 0 0 1 0 1 2 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 3 10 40
NUR ANWAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 1 1 2 1 1 1 0 1 4 8 32
NUR HIDAYAT 1 0 0 1 0 2 1 1 1 0 0 3 1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 1 4 1 1 1 0 1 4 17 68
NUR WAHYUDI 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 3 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 17 68
SULISTYO IRAWAN 1 0 0 1 0 2 0 0 1 1 0 2 1 0 1 0 0 2 1 0 0 1 1 3 1 1 0 0 1 3 12 48
TIKAD 1 0 0 1 0 2 1 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 3 9 36
THOMAS SUKIRNO 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4 16
ULUL IDRIS 1 1 0 1 0 3 1 0 1 0 0 2 1 0 1 1 0 3 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 4 13 52
WAHYU SANTOSO 1 1 0 1 0 3 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 0 4 15 60
YAEMANZAH 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 3 1 0 1 1 1 4 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 3 12 48
YONAS ARDIAN 1 1 0 1 0 3 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 0 2 1 1 1 0 1 4 16 64
AHMAD AMRUL 1 0 0 1 0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 2 1 0 0 0 1 2 1 1 1 0 1 4 11 44
SYARIF H 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 3 1 0 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 4 16 64
JUMLAH 21 6 0 16 4 47 16 2 20 15 6 59 18 1 24 14 11 68 13 13 13 10 10 59 24 23 16 5 19 87 1280
RATA-RATA 0.84 0.24 0 0.64 0.16 1.9 0.64 0.08 0.8 0.6 0.24 2.4 0.72 0.04 0.96 0.56 0.44 2.7 0.52 0.52 0.52 0.4 0.4 2.4 0.96 0.92 0.64 0.2 0.76 3.5 0 51
NILAI INTRUMEN TES SIKLUS I (Jigsaw)
ASPEK JUMLAH
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 NILAI
ADE RIO NUGROHO 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 0 2 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5 19 76
ALFAN CAHYA 1 1 0 1 1 4 1 1 0 0 0 2 1 0 1 0 0 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 5 14 56
ANDI PRASETYO 1 1 1 0 1 4 1 1 1 0 1 4 1 0 1 0 1 3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4 15 60
ANTON SUSILO 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4 22 88
ARNAS IBNU AKROM 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 0 3 1 0 1 1 1 4 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5 19 76
ARYA SAEFUL ILHAM 1 1 1 0 0 3 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 21 84
BIMAN 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 22 88
ENDRO SAPUTRO 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 0 3 1 1 1 0 1 4 18 72
FAJAR FATONI 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 22 88
FAJAR TRI NUGROHO 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 0 0 1 3 0 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 4 19 76
HABIBUL LUTFI 1 1 0 1 1 4 0 0 1 0 1 2 0 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 18 72
KEVIN SURYA UTAMA 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 23 92
M. HAYADIN 1 1 1 0 0 3 0 1 1 0 1 3 0 1 1 1 0 3 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 4 17 68
NUR ANWAR 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 15 60
NUR HIDAYAT 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 1 1 1 0 0 3 19 76
NUR WAHYUDI 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 4 0 0 0 1 1 2 18 72
SULISTYO IRAWAN 1 1 1 1 1 5 1 0 1 0 0 2 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 0 3 0 1 1 0 1 3 18 72
TIKAD 1 0 0 1 0 2 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5 1 0 1 0 1 3 1 0 1 1 1 4 18 72
THOMAS SUKIRNO 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 3 1 1 0 0 0 2 0 0 1 1 1 3 14 56
ULUL IDRIS 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 3 0 1 1 1 1 4 20 80
WAHYU SANTOSO 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 2 1 1 1 1 1 5 22 88
YAEMANZAH 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 0 4 1 1 0 1 1 4 19 76
YONAS ARDIAN 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4 1 0 1 0 1 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 1 5 20 80
AHMAD AMRUL 1 0 0 1 0 2 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 0 3 0 1 1 1 0 3 0 1 1 0 1 3 15 60
SYARIF H 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 0 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 0 1 0 1 1 3 20 80
JUMLAH 24 15 14 18 16 87 23 16 23 17 18 97 20 12 24 19 18 93 17 20 17 19 16 89 19 22 20 18 22 101 1868
RATA-RATA 0.96 0.6 0.56 0.72 0.64 3.5 0.92 0.64 0.92 0.68 0.72 3.9 0.8 0.48 0.96 0.76 0.72 3.7 0.68 0.8 0.68 0.76 0.64 3.6 0.76 0.88 0.8 0.72 0.88 4.0 74.7
NILAI INTRUMEN TES SIKLUS II (Mind map)

ASPEK JUMLAH
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 NILAI
ADE RIO NUGROHO 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 0 4 1 1 0 1 1 4 21 84
ALFAN CAHYA 1 1 1 0 1 4 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 1 4 1 0 1 1 1 4 0 1 0 1 1 3 19 76
ANDI PRASETYO 1 1 1 0 1 4 1 1 1 0 1 4 1 0 1 0 1 3 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 4 16 64
ANTON SUSILO 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 4 1 1 1 0 1 4 22 88
ARNAS IBNU AKROM 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 1 4 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5 22 88
ARYA SAEFUL ILHAM 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 22 88
BIMAN 1 1 1 0 1 4 1 0 1 0 1 3 1 1 1 0 1 4 1 1 1 0 1 4 1 1 0 1 1 4 19 76
ENDRO SAPUTRO 0 1 0 1 1 3 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 0 1 1 1 1 4 19 76
FAJAR FATONI 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 1 3 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 21 84
FAJAR TRI NUGROHO 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 0 3 0 1 1 0 1 3 1 0 0 1 1 3 18 72
HABIBUL LUTFI 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 1 4 0 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 4 19 76
KEVIN SURYA UTAMA 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 24 96
M. HAYADIN 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 1 3 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 4 19 76
NUR ANWAR 1 0 0 1 1 3 1 0 1 0 1 3 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 4 19 76
NUR HIDAYAT 1 0 1 1 1 4 1 0 1 1 0 3 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 1 3 18 72
NUR WAHYUDI 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 0 4 1 1 0 1 1 4 20 80
SULISTYO IRAWAN 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 0 3 1 1 0 1 1 4 1 1 1 0 1 4 1 0 1 0 1 3 19 76
TIKAD 1 0 1 1 1 4 1 1 1 0 1 4 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 3 1 0 1 1 1 4 20 80
THOMAS SUKIRNO 1 0 0 1 1 3 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 4 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 1 5 20 80
ULUL IDRIS 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 1 3 0 1 1 0 0 2 20 80
WAHYU SANTOSO 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 1 1 1 0 1 3 21 84
YAEMANZAH 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 1 4 1 1 0 1 1 4 1 1 0 1 1 4 1 1 0 1 1 4 20 80
YONAS ARDIAN 1 1 1 0 0 3 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 0 1 0 1 3 20 80
AHMAD AMRUL 1 1 0 0 1 3 0 1 0 1 0 3 1 0 1 0 1 3 0 0 1 1 1 3 0 1 0 1 1 3 15 60
SYARIF H 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 1 4 23 92
JUMLAH 24 18 18 18 23 101 22 17 23 19 20 102 23 17 22 19 21 102 20 19 19 18 21 97 19 20 17 17 23 94 1984
RATA-RATA 0.96 0.72 0.72 0.72 0.92 4.0 0.88 0.68 0.92 0.76 0.8 4.1 0.92 0.68 0.88 0.76 0.84 4.1 0.8 0.76 0.76 0.72 0.84 3.9 0.76 0.8 0.68 0.68 0.92 3.8 0 79.4
MATERI SISTEM PENGAPIAN

a. Prinsip Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor

Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses

pembakaran campuran bensin dan udara di dalam silinder sesuai waktu

yang sudah ditentukan yaitu pada akhir langkah kompresi.

Permulaan pembakaran diperlukan karena, pada motor bensin

pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran campuran

bensin-udara yang dikompresikan terjadi di dalam silinder setelah busi

memercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas

(eksplosif) hasil pembakaran, mendorong piston ke TMB menjadi langkah

usaha.

Prinsip kerja dari sistem pengapian ini adalah seperti

“transfer/pemindahan energi” atau “pembangkitan medan magnet”.

1) Source coil pengapian terhubung dengan kumparan primer koil

pengapian.

2) Diantara dua komponen (koil) tersebut dipasang platina (contact

breaker/contact point) yang berfungsi sebagai saklar dan dipasang

secara paralel dengan koil-koil tadi.

3) Pada saat platina dalam keadaan menutup

4) Maka arus yang dihasilkan magnet akan mengalir ke massa melalui

platina,

5) Sedangkan pada koil pengapian tidak ada arus yang mengalir.


6) Platina terbuka oleh cam/nok.

Gambar 2 Rangkaian sistem pengapian magnet

Gambar 3 Rangkaian Sistem Pengapian Magnet

7) Kejadian ini menyebabkan arus ke massa lewat platina terputus


8) dan arus mengalir ke kumparan primer koil dalam bentuk tegangan

induksi sekitar 200V – 300V.

9) Karena perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding

kumparan primer,

10) Kumparan sekunder terjadi induksi besar sekitar 10KV – 20KV

untuk memercikan bunga api pada busi.

11) Untuk menghasilkan tegangan induksi yang besar maka pada saat

platina mulai membuka, tidak boleh ada percikan bunga api.

12) Oleh karena itu, pada rangkaian sistem pengapian dipasangkan

kondensor/kapasitor.

b. Komponen Sistem Pengapaian

1) Sumber Tegangan

Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh

sistem pengapian. Sumber tegangan system pengapian magnet

elektronik AC merupakan sumber tegangan AC (Alternating Current),

berupa Alternator (Kumparan Pembangkit/stator dan Magnet/rotor).

Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan

dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC). Kunci

Kontak

2) Kunci Kontak (Ignition Switch)

Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan

memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan


lainnya) pada sepeda motor. Kunci kontak untuk pengapian AC

merupakan tipe pengendali massa.

a) Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan

tegangan dari sumber tegangan (alternator) yang dibutuhkan oleh

sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci

kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi

lain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan

hubungan tegangan (+) baterai (terminal BAT dan BAT 1)

sehingga seluruh system kelistrikan tidak dapat dioperasikan.

b) Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG

dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator

diteruskan ke sistem pengapian. Sistem pengapian dapat

dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1

terhubung sehingga seluruh system kelistrikan dapat dioperasikan.

3) Koil pengapian (Ignition Coil)

Berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari

sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan

untuk pengapian. Dalam koil pengapian terdapat kumparan primer dan

kumparan sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besi

tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm, dengan

jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameter kawat pada

kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak


2000 – 15.000 kali. Karena perbedaan jumlah gulungan pada

kumparan primer dan sekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus

listrik secara terputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada

kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), maka

kumparan sekunder akan 20.000 volt. terinduksi sehingga timbul

induksi tegangan tinggi.

4) Busi (Spark Plug)

Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan

bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi

disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda

busi.

5) Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil)

Bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger

(pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge

seluruh muatan kapasitor. Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil

yang akan menghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh

perubahan garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang

terpasang pada rotor alternator

Anda mungkin juga menyukai