Anda di halaman 1dari 77

PELAKSANAAN TEKNIK MOZAIK DALAM PENGEMBANGAN MOTORIK

HALUS ANAK DI TK KUNCUP SORUMBA KECAMATAN RANOMEETO


KABUPATEN KONAWE SELATAN

FANNY FAN SURYA


NIM. 21714017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

POGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
KENDARI
2021
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fanny Fan Surya

NIM : 21714017

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Muhammadiyah Kendari

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan jiplakan atau hasil plagiat

dari tulisan orang lain dan atau pihak lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau

dibuktikan skripsi ini jiplakan atau hasil plagiat, maka saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, Agustus 2021

Yang membuat Pernyataan,

Fanny Fan Surya

v
ABSTRAK

FANNY FAN SURYA: 21714017. Pelaksanaan Teknik Mozaik Dalam


Pengembangan Motorik Halus Anak Di Taman Kanak-Kanak Kuncup
Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan. Dibimbing oleh
Pahenra, S.Sos., M.Pd., dan Nurlina, S.Pd., M.Pd.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan teknik mozaik dalam


pengembangan motorik halus anak. Metode penelitian deskriptif kualitaif, dan
subjeknya adalah guru yang terdiri dua orang. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan
dengan cara mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan teknik mozaik yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran adalah berjalan dengan baik. Dalam melakukan
kegiatan teknik mozaik, guru terlebih dahulu mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan berdasarkan dengan tema pembelajaran. Bahan yang digunakan
adalah kertas, bahan alam dan bahan limbah yang mudah didapatkan di
lingkungan sekitar. Adapun langkah-langkah pelakanaan teknik mozaik
berdasarkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPPH yang telah
disusun berdasarkan tema. Pelaksanaan pembelajaran teknik mozaik telah
memenuhi tujuan perkembangan motorik halus anak yaitu dimana anak mampu
memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan, anak mampu
mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata dan anak mampu
mengendalikan emosi

Kata Kunci: Motorik Halus, Teknik Mozaik, Anak Usia Dini

vi
ABSTRACT

FANNY FAN SURYA: 21714017. Implementation of Mosaic Techniques in


Children's Fine Motor Development at Kuncup Sorumba Kindergarten,
Ranomeeto District, South Konawe Regency. Supervised by Pahenra, S.Sos.,
M.Pd., and Nurlina, S.Pd., M.Pd.

This study aims to determine the implementation of the mosaic technique in the
development of children's fine motor skills. The research method is descriptive
qualitative, and the subject is a teacher consisting of two people. Data collection
techniques using observation, interviews, and documentation. Data analysis was
carried out by reducing data, presenting data, and drawing conclusions. The
results showed that the implementation of the mosaic technique by the teacher in
the learning process was going well. In carrying out the mosaic technique
activities, the teacher first prepares the tools and materials to be used based on the
learning theme. The materials used are paper, natural materials and waste
materials that are easily available in the surrounding environment. The steps for
implementing the mosaic technique are based on learning steps in accordance
with the RPPH that has been compiled based on the theme. The implementation of
the mosaic technique learning has fulfilled the goals of children's fine motor
development, namely where children are able to function small muscles such as
finger movements, children are able to coordinate hand speed with eyes and
children are able to control emotions.

Keywords: Fine Motor, Mosaic Technique, Early Childhood

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pelaksanaan Teknik Mozaik Dalam Pengembangan Motorik Halus Anak Di TK

Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan” dengan

baik sekalipun masih dalam bentuk dan isi yang sangat sederhana.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas

Muhammadiyah Kendari. Peneliti menyadari bahwa berkat bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak sehingga ini dapat dikemas dalam sebuah tulisan ilmiah

yang sederhana. Oleh karena itu, maka Peneliti menyampaikan ucapan terima

kasih kepada kedua orang tua saya dan terkhusus kepada Pahenra, S.Sos., M.Pd.,

selaku pembimbing I dan Nurlina, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II. Terima

kasih atas segala waktu dan saran-saran selama membimbing peneliti menyusun

skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,

petunjuk dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Amir Mahmud, S.Pi., M.P., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Kendari.

2. Tri Indah Rusli, S.Pd., M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah

Kendari.

viii
3. Pahenra, S.Sos., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Kendari.

4. Para Dosen pada Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Muhammadiyah Kendari.

5. Seluruh Staf Pegawai Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Kendari yang telah banyak membantu peneliti

selama proses perkuliahan.

6. Kepala TK dan Guru Taman Kanak-Kanak Kuncup Sorumba atas izin yang

diberikan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian sampai penelitian

selesai.

7. Semua pihak dan rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam rangka

penyelesaian dan penyusunan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dengan

berbagai ketulusan menjadi pahala dan mendapatkan balasan dari Allah SWT,

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan pada penyusunan skripsi ini, oleh

karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Harapan Peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca serta

perkembangan ilmu pengetahuan.

Kendari, Agustus 2021


Peneliti

Fanny Fan Surya

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN LOGO.......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ v
ABSTRAK........................................................................................................ vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
..........................................................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 5
..................................................................................................
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 6
E. Batasan Istilah.............................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 7


A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini.............................. 7
1. Pengertian Motorik Halus....................................................... 7
2. Karakteristik Motorik Halus Anak Usia Dini......................... 9
3. Tahap-tahap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini.. 11
4. Tujuan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini.......... 12
B. Teknik Mozaik............................................................................. 14
1. Pengertian Teknik Mozaik...................................................... 14
2. Manfaat Teknik Mozaik Bagi Anak Usia Dini....................... 15
3. Alat Dan Bahan Membuat Teknik Mozaik............................. 16

x
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Teknik Mozaik Pada AUD.... 18
5. Kelebihan Dan Kekurangan Teknik Mozaik........................... 19
C. Hakikat Anak Usia Dini............................................................... 19
1. Pengertian Anak Usia Dini.................................................... 19
2. Karakteristik Anak Usia Dini................................................ 21
...............................................................................................
3. Perkembangan Anak Usia Dini............................................. 22

D. Penelitian Relevan....................................................................... 23
E. Kerangka Pikir............................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 26


A. Jenis Penelitian............................................................................ 26
B. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................... 26
C. Subjek Penelitian......................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 27
E. Teknik Analisis Data................................................................... 28
F. Pengecekan Keabsahan Data ...................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN


A. Hasil Penelitian............................................................................ 30
B. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................... 42

BAB V PENUTUP........................................................................................... 45
A. Kesimpulan................................................................................ 45
B. Saran........................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 47
LAMPIRAN..................................................................................................... 50

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Nama Gambar Halaman


2.1. Bagan Kerangka Pikir ………………………………. 25

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Nama Lampiran Halaman


1. Pedoman Wawancara Untuk Kepala Sekolah…………. 51
2. Hasil Wawancara Kepala Sekolah…………………….. 52
3. Pedoman Wawancara Untuk Guru……………………. 53
4. Hasil Wawancara Guru………………………………... 55
5. Dokumentasi Penelitian……………………………….. 59
6. Surat Izin Penelitian…………………………………… 63
7. Surat Keterangan Meneliti…………………………….. 64
8. Daftar Riwayat Hidup …………………………………. 65

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada

jalur formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah

pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual),

sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi,

sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui anak,

(Gita, 2014). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

menekankan tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan anak usia

dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohami agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut.

1
2

Anak usia dini adalah manusia yang polos serta memiliki potensi yang

masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas

dan tidak sama dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia

seutuhnya. Anak memiliki berbagai macam potensi yang harus dikembangkan,

meskipun pada umumnya anak memiliki pola perkembangan yang sama tetapi

ritme perkembangan akan berbeda satu sama lainnya karena pada dasarnya

anak bersifat individual. Salah satu kemampuan anak yang sedang

berkembang saat usia dini yaitu kemampuan motorik halus anak.

Kemampuan motorik halus anak usia dini sangat penting untuk

distimulasi. Menurut Susanto (2011), motorik halus merupakan gerakan halus

yang melibatkan bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot

kecil saja, karena tidak memerlukan tenaga. Motorik halus merupakan salah

satu kemampuan dasar yang harus dikembangkan pada anak usia dini.

Kegiatan motorik halus seringkali dilakukan dengan kegiatan menulis,

meremas, menggunting, mencocok, melipat maupun kegiatan lain yang

menggunakan gerakan-gerakan yang memerlukan koordinasi mata dan tangan.

Kegiatan motorik halus merupakan salah satu kemampuan dasar yang

harus dikembangkan pada anak usia dini. Motorik halus merupakan

kemampuan anak dalam mengembangkan gerakan-gerakan otot halus pada

tangan dengan koordinasi mata untuk mencapai tujuan dalam berkreatifitas.

Kegiatan motorik halus berfungsi untuk melatih otot-otot tangan agar dapat

berfungsi dengan baik dan melatih koordinasi mata dan tangan sesuai dengan

perkembangannya.
3

Ruang lingkup perkembangan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun

meliputi menggambar sesuai gagasannya, meniru bentuk, melakukan

eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, menggunakan alat tulis dan

alat makan dengan benar, menggunting sesuai dengan pola,menempel gambar

dengan tepat, mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci,

menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun

2014 tentang pencapaian perkembangan anak.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada bulan Desember 2020

di Taman Kanak-Kanak Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten

Konawe Selatan, terlihat kemampuan motorik halus anak sudah berkembang

dengan baik, hal ini dapat dilihat pada saat guru melakukan proses

pembelajaran meniru bentuk huruf mengikuti garis putus-putus anak sudah

dapat memegang pensil dengan baik, begitupun juga pada saat anak mewarnai

gambar anak sudah rapi, serta anak sudah dapat menyusun balok dan puzzle

sudah baik, begitupun anak-anak dengan pada saat melakukan kegiatan

menempel teknik mozaik, peneliti melihat anak-anak dengan senang dan

lincahnya menggerakkan jari-jarinya mengambil potongan-potongan kertas

kemudian ditempelkan pada pola gambar yang telah disediakan setelah diberi

lem terlebih dahulu. Hal ini dapat membuktikan bahwa kemampuan motorik

halus anak sudah baik, dimana otot-otot jari dan pergelangan tangan anak

sudah dapat digerakkan dengan lentur begitupun juga koordinasi antar tangan

dan mata anak sudah baik. Hal ini juga disampaikan oleh guru bahwa beliau

sering memberikan kegiatan-kegiatan motorik halus seperti menulis mengikuti


4

garis putus-putus, menggambar, mewarnai gambar, melukis dengan jari,

meronce dan menempel teknik kolase dan mozaik dan membentuk

menggunakan tanah liat.

Berdasarkan temuan permasalahan yang diamati di TK Kuncup

Sorumba, maka peneliti tertarik pada suatu kegiatan yaitu teknik mozaik yang

dilakukan oleh anak-anak dan beberapa hasil-hasil karya yang telah dibuat

oleh anak-anak dengan menggunakan teknik mozaik. Dimana kegiatan

menempel dengan teknik mozaik dapat meningkatkan kemampuan motorik

halus anak. Kegiatan teknik mozaik merupakan kegiatan menempel kepingan-

kepingan atau potongan-potongan kertas yang disusun dan ditempel pada

suatu pola gambar dengan menggunakan lem atau perekat. Mozaik merupakan

suatu teknik dengan kegiatan mengambil, mengelem dan menempel. Kegiatan

mozaik ini membutuhkan gerakan-gerakan otot-otot jari tangan, dan

koordinasi antara mata dan tangan, serta membutuhkan ketelitian, dan

kesabaran. Dengan kegiatan teknik mozaik, anak-anak akan senang dan

tertarik untuk melakukan kegiatan karena anak-anak tidak terkesan belajar

akan tetapi bermain menempel benda-benda kecil atau sobekan atau potongan-

potongan kertas yang di atur dan ditempel pada pola yang disediakan.

Kegiatan teknik mozaik dapat menyenangkan dan menumbuhkan

ketertarikan serta keaktifan anak dalam belajar, sehingga proses belajar

mengajar yang dilakukan dapat memberikan pengalaman yang berkesan dan

menyenangkan bagi anak dan hasil pembelajaran lebih optimal dalam hal

kemampuan motorik halus anak. Kegiatan mozaik selain dapat


5

mengembangkan kemampuan motorik halus anak karena dalam kegiatan

teknik mozaik ini anak menggunakan jari-jemarinya untuk mengambil benda-

benda kecil dan melibatkan koordinasi otot-otot tangan dan mata, juga dapat

melatih emosi anak karena dapat melatih kesabaran dan emosi anak.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui

dan menggali lebih dalam tentang pelaksanaan teknik mozaik dalam

mengembangkan kemampuan motorik halus anak di Taman Kanak-Kanak

Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah

dalam penelitian ini bagaimanakah pelaksanaan teknik mozaik dalam

mengembangkan motorik halus anak di TK Kuncup Sorumba Kecamatan

Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan teknik mozaik dalam

mengembangkan motorik halus anak di TK Kuncup Sorumba Kecamatan

Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan.


6

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini sebagai bahan masukan untuk

upaya pengembangan ilmu pengetahuan pada pendidikan anak usia dini

dalam mengembangkan aspek kemampuan motorik halus anak usia dini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi anak, dapat meningkatkan motorik halus pada kegiatan yang

dilakukan yaitu melalui kegiatan teknik mozaik.

b. Bagi guru, dapat menjadi masukan dalam memperbaiki proses

pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak

melalui kegiatan teknik mozaik.

c. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan referensi dalam

pengembangan proses pembelajaran utamanya dalam pengembangan

kemampuan motorik halus anak usia dini.

E. Batasan Istilah

1. Motorik halus adalah merupakan kemampuan anak dalam

mengembangkan gerakan-gerakan otot halus pada tangan dengan

koordinasi mata untuk mencapai tujuan dalam berkreatifitas.

2. Teknik mozaik merupakan suatu teknik menempel kepingan-kepingan

atau potongan-potongan kertas yang disusun dan ditempel pada suatu pola

gambar dengan menggunakan lem atau perekat.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

1. Pengertian Motorik Halus

Kemampuan motorik halus merupakan kemampuan untuk

menggerakkan anggota tubuh yang melibatkan saraf, tulang, dan otot,

untuk melakukan aktivitas tertentu. Aktivitas yang dilakukan anak dengan

mengaitkan otot-otot halus. Motorik halus adalah gerak yang meliputi otot

kecil dengan koordinasi mata dan tangan. Menurut Trianto (2011),

mengungkapkan bahwa motorik halus adalah penggunaan sekelompok

otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan

kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup

pemanfaatan dengan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.

Novitawati (2014), mengatakan bahwa motorik halus adalah gerakan

yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu,

yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya,

kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun

balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Sedangkan menurut Susanto

(2011), mengatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang melibatkan

gerakan-gerakan yang lebih halus dilakukan oleh atot-otot kecil.

Beaty dalam Nurlaili (2012), menyatakan bahwa perkembangan

keterampilan motorik halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam

menunjukkan dan menguasai gerakan-gerakan otot-otot indah dalam

7
8

bentuk koordinasi, ketangkasan dan kecekatan dalam menggunakan tangan

dan jari jemari. Keterampilan motorik halus merupakan tindakan anak

menggunakan otot-otot kecilnya, seperti otot-otot di tangan dan jari untuk

mengontrol benda berbagai bentuk dan ukuran. Menurut Hildayani dalam

Devi (2014), mengatakan bahwa perkembangan motorik halus adalah

gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot-otot kecil, terutama

gerakan di bagian jari-jari tangan.

Motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan koordinasi

antara mata, tangan, lengan dan tubuh lainnya secara bersamaan yang

dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan latihan. Menurut Seba dan Gatot

dalam Rizkita (2016), mengungkapkan bahwa motorik halus dapat

distimulasi melalui cara menyusun balok, bermain pasir, menempel dan

lain-lain. Pengembangan motorik halus sebagai salah satu penunjang

untuk kelangsungan hidup anak di masa yang akan datang yaitu kegiatan

menulis. Yulianto (2017), mengatakan bahwa anak yang memiliki

keterampilan motorik yang baik akan mudah mempelajari hal-hal yang

baru yang sangat bermanfaat dalam menjalani pendidikan.

Perkembangan motorik halus biasanya mulai berkembang seiring

tubuh anak menjadi lebih stabil saat bergerak, serta saat kognitif dan

sosialnya berkembang. Hal-hal ini merupakan begian penting dari

perkembangan motorik anak karena perlu belajar menggunakan tangannya

dengan baik untuk dapat mengontrol objek dan memperoleh kemandirian

seperti saat makan dan berpakaian.


9

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa motorik halus adalah merupakan kemampuan anak dalam

mengembangkan gerakan-gerakan otot halus pada tangan dengan

koordinasi mata untuk mencapai tujuan dalam berkreatifitas. Keterampilan

motorik halus merupakan tindakan anak menggunakan otot-otot kecilnya,

seperti otot-otot di tangan dan jari untuk mengontrol benda berbagai

bentuk dan ukuran.

2. Karakteristik Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

Perkembangan motorik halus anak Taman Kanak-kanak ditekankan

pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan

kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan

jari tangan. Keterampilan motorik halus yang paling utama adalah

kemampuan memegang pensil dengan tepat yang diperlukan untuk

menulis kelak.

Rakimahwati (2018), mengatakan bahwa pemberian stimulasi yang

tepat bagi anak sangat penting bagi membantu perkembangan anak.

Tumbuh kembang anak dapat distimulasi dengan berbagai kegiatan yang

menarik minat anak. Anak yang berusia empat tahun koordinasi gerakan

motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna.

Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam

menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh

keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga

kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri.


10

Karakteristik anak yang berusia lima atau enam tahun koordinasi

gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak belum

mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti

mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan. Pada awalnya anak

memegang pensil dengan cara menggemgam seluruh pensil dan digunakan

hanya untuk mencoret-coret. Cara ini dilakukan oleh anak usia dua sampai

tiga tahun.

Karakteristik perkembangan motorik halus anak usia lima sampai 6

tahun menurut Depdiknas dalam Saniya (2020) adalah koordinasi motorik

halus anak sudah lebih sempurna lagi, dimana tangan, lengan dan tubuh

bergerak di bawah koordinasi mata. Pada usia lima sampai enam tahun

gerakannya sudah sempurna, anak sudah bisa menggambar sesuai

gagasannya, menggunting sesuai pola, menempel gambar dengan tepat dan

dapat mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.

Hildayani dalam Devi (2014), mengungkapkan ciri-ciri

perkembangan motorik halus anak adalah: a) menggunting kertas dengan

hasil guntingan yang lurus, b) membuat gambaran sederhana dan

mewarnai, c) menggunakan klip untuk menyatukan dua lembar kertas, d)

mejahit, e) menganyam kertas, dan f) menajamkan pensil dengan rajutan

pensil.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa karakteristik kemampuan motorik halus anak usia dini adalah

kemampuan memegang pensil dengan tepat yang diperlukan untuk


11

menulis kelak. Pada masa usia 5-6 tahun anak mampu mengkoordinasikan

gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan

tangan.

3. Tahap-tahap Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia


Dini

Kemampuan motorik halus merupakan keterampilan fisik yang

melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi mata dan tangan. Kemampuan

motorik halus pada anak usia dini sangat perlu diasah sejak ini karena

nantinya kemampuan ini akan digunakan oleh anak ketika melakukan

kegiatan sehari-hari, mulai dari berpakaian, makan, menyikat gigi, menulis

dan lain sebagainya.

Perkembangan motorik halus anak usia dini dapat dilatih dengan cara

yang sangat sederhana. Guru atau orang tua harus rutin melatihnya setiap

hari sehingga hasilnya akan terlihat dengan baik. Beberapa cara yang bisa

digunakan dalam melatih kemampuan motorik halus anak adalah dengan

melakukan kegiatan sederhana seperti menggambar, mewarnai, melukis,

melipat kertas, menggunting kertas, bermain playdough, menyusun balok,

bermain puzzle, meronce, menempel dan melepas sticker, memegang

sendok dan garpu, mengancing baju, hingga mengikat tali sepatu

(Arlaindofood, 2021).

Tahap perkembangan motorik halus anak usia dini menurut Aisyah

dkk (2011), mengemukakan bahwa motorik halus anak usia dini memiliki

ciri atau tugas perkembangan tertentu yang dapat dijadikan standar atau

perkiraan kasar tentan hal-hal yang dikuasai anak pada tahap usia tertentu.
12

Sedangkan menurut Suyadi (2010), mengemukakan tahap perkembangan

motorik halus anak usia 4-6 tahun adalah anak sudah mampu

menggunakan sendok dan garpu dengan baik, menggunting mengikuti

garis, menirukan gambar segitiga, sudah dapat menggunakan pisau untuk

memotong-motong makanan yang lunak, mengikat tali sepatu, bisa

menggambar orang dengan enam titik tubuh, dan anak sudah dapt

menirukan sejumlah angka dan kata sederhana.

4. Tujuan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini

Keterampilan motorik halus merupakan komponen yang mendukung

perkembangan yang lainnya, seperti perkembangan kognitif, sosial dan

emosional anak. Keterampilan motorik halus juga dapat mempengaruhi

kemandirian dan rasa percaya diri anak alam mengerjakan sesuatu karena

anak sadar akan kemampuan dirinya. Pengembangan kemampuan motorik

halus yang benar dan bertahap akan meningkatkan kemampuan kognitif

anak sehingga dapat terbentuk kemampuan kognitif yang optimal.

Pengembangan motorik halus anak dapat ditunjukkan dalam kemampuan

kognitif yang optimal. Pengembangan keterampilan motorik halus dapat

ditunjukkan dalam kemampuan kognitif anak yaitu ditunjukkan dengan

kemampuan mengenali, membandingkan, menghubungkan,

menyelesaikan masalah sederhana dan mempunyai banyak gagasan

tentang berbagai konsep dan gejala sederhana yang ada dilingkungannya.

Tujuan pengembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun adalah anak

dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan


13

terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk

pengenalan menulis. Selain mempunyai tujuan, dalam upaya

pengembangan motorik halus juga mempunyai fungsi yaitu: a) sebagai alat

untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan, b) sebagai alat

untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata,

dan c) sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi (Sumantri, 2010).

Perkembangan fisik anak mempunyai dua aspek, yakni

perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Istilah

fisik motorik menggambarkan semua gerakan tubuh dan diklasifikasikan

menjadi motor kasar dan perilaku motorik halus (Taznidaturrohmah,

2020). Keterampilan motorik halus yang berkembang sejalan dengan

kematangan saraf dan otot. Oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan

anak, sesederhana apapun sebenarnya merupakan hasil pola interaksi

kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol

otak. Otak sebagai bagian dari susunan saraf pusat yang mengatur dan

mengontrol semua aktivitas fisik dan mental. Dengan kata lain, aktivitas

anak yang terjadi di bawah kendali otak terus mengolah informasi yang

diterimanya.

Berdasarkan uraian pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan perkembangan motorik halus anak usia dini adalah agar anak

mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan, anak

mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata dan anak

mampu mengendalikan emosi.


14

B. Teknik Mozaik

1. Pengertian Teknik Mozaik

Teknik mozaik merupakan pembuatan karya seni rupa yang

menggunakan material dari kepingankepingan yang sengaja dibuat dengan

cara dipotong-potong atau sudah dibentuk potongan. Selanjutnya potongan

tersebut disusun dengan cara ditempelkan pada bidang datar menggunakan

lem. Menurut Sunaryo dalam Sitepu (2016), mendeskripsikan mozaik

diartikan sebagai suatu jenis karya seni dekorasi yang menerapkan teknik

temple.

Mozaik merupakan gambar atau hiasan atau pola tertentu yang

dibuat dengan cara menempelkan bahan atau unsur kecil sejenis (baik

bahan, bentuk, maupun ukurannya) yang disusun secara berdempetan pada

sebuah bidang. Mozaik menggunakan potongan-potongan kecil yang

digunakan untuk membuat pola atau gambar (Muharrar, 2013).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa teknik mozaik merupakan suatu teknik menempel kepingan-

kepingan atau potongan-potongan kertas yang disusun dan ditempel pada

suatu pola gambar dengan menggunakan lem atau perekat.

2. Manfaat Teknik Mozaik Bagi Anak Usia Dini

Manfaat kegiatan mozaik bagi anak usia dini adalah kegiatan mozaik

dapat mengasah kreativitas anak dalam membentuk suatu karya yang

bagus dengan cara menempelkan suatu benda kecil ke suatu media.


15

Adapun manfaat kegiatan mozaik untuk anak usia dini menurut Sitepu

(2016) adalah sebagai berikut:

a. Pengenalan bentuk, dalam kegiatan mozaik anak dapat mengenal

bentuk yaitu tentang macam-macam bentuk geometri, seperti segitiga,

lingkaran, dan segi empat.

b. Pengenalan warna, dalam kegiatan mozaik pula anak dapat mengenal

berbagai macam warna yang menarik untuk anak sekaligus dapat

mengenalkan warna pada anak.

c. Melatih kreativitas, kegiatan mozaik bermanfaat untuk melatih

kreativitas guru dan anak dalam berbagai bentuk dengan media yang

bermacam-macam.

d. Melatih motorik halus, kegiatan mozaik bermanfaat mengembangkan

motorik halus anak, karena dalam kegiatan mozaik anak menggunakan

jari jemari untuk mengambil benda-benda kecil dan melibatkan

koordinasi otot-otot tangan dan mata.

e. Melatih emosi, karena dalam kegitan ini anak akan melatih kesabaran

dan emosinya.

f. Mengenal konsep geometri, dalam kegiatan mozaik ada berbagai

macam bentuk dan bisa sebagai pengenalan konsep geometri, seperti:

setiga, segiempat, lingkaran.

Berdasarkan uraian pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

manfaat teknik mozaik bagi anak usia dini adalah untuk mengembangkan

motorik halus anak usia dini, karena dalam kegiatan teknik mozaik anak
16

menggunakan jari jemarinya untuk mengambil benda-benda kecil dan

melibatkan koordinasi otot-otot tangan dan mata, juga dapat melatih emosi

anak karena dalam kegiatan mozaik akan melatih kesabaran dan emosinya

anak.

3. Alat dan Bahan Membuat Teknik Mozaik

Karya mozaik dibuat dengan cara menempelkan potongan bahan

tertentu yang ukurannya kecil-kecil pada media kertas, kanvas, bisa juga

lantai atau dinding. Bahan kepingan kecil-kecil untuk karya mozaik

adalah benda-benda berukuran kecil yng terbuat dari bahan pecahan

keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun dan potongan

kayu.

Bahan dan peralatan merupakan hal utama yang sangat dibutuhkan

untuk membuat mozaik. Ada bermacam-macam bahan serta peralatan

yang bisa digunakan untuk membuat mozaik. Menurut Sumanto (2015),

bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat mozaik adalah sebagai

berikut:

a. Bahan untuk berkreasi mozaik dapat memanfaatkan bahan alam dan

bahan buatan. Bahan alam jenisnya biji-bijian kering, misalnya kacang

hijau, kulit kacang, padi, jagung dan lainnya. Sedangkan bahan buatan

dapat berupa aneka kertas berwarna, monte, manik-manik, dan lainnya.

Untuk jenis bahan buatan alam yang masih berupa lembaran pada

tempat yang akan ditempelkan dipotong atau disobek menjadi ukuran

kecil-kecil. Bentuknya sobekan atau potongan bisa beraturan atau


17

bebas sesuai kreasi yang dibuat. Misalnya bangun bujur sangkar,

segitiga, lingkaran, persegi empat dan sebaginya.

b. Bidang dasaran antara lain seperti kertas, karton, gambar, benda

fungsional atau benda bekas yang akan dihias dan harus disesuikan

dengan bahan yang dipilih.

Kegiatan teknik mozaik hampir semua bahan dapat dipakai sebagai

bahan mozaik asalkan dapat dipotong-potong menjadi lempengan-

lempengan, kubus-kubus atau potongan-potongan kecil, menurut Lolita

dalam Indraswari (2012). Sedangkan menurut Muharrar (2013),

mengatakan bahwa bahan-bahan alam maupun sintetis dapat dibuat

sebagai bahan mozaik. Bahan yang dapat digunakan sebagai bahan mozaik

antara lain kertas warna, biji-bijian, kulit, mika, karet, batu-batuan, kaca,

logam, keramik, dan porselen. Material mozaik dapat juga digunakan

dengan material-material kecil seperti kancing, paku, pines, uang logam,

kulit kerang, baut, dan mur. Material ini dapat ditempelkan pada

permukaan kayu, plastic, kaca, kertas, kain, logam, batu dan lain

sebagainya.

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Teknik Mozaik Pada Anak Usia Dini

Pamadi dan Sukardi dalam Restiyani (2018), menjelaskan bahwa

sebelum memulai pembuatan mozaik terlebih dahulu menentukan tema

yang akan dibuat dan memoersiapkan alat dan bahan yang digunakan

seperti kertas warna atau origami, gunting, dan lem. Langkah pertama itu

membuat gambar pada selembar kertas sesuai dengan ide dengan alat
18

gambar, kemudian mengoleskan lem diatas gambar, dan menempelkan

benda-benda kecil, atau potongan-potongan kertas sesuai dengan gambar

yang dibuat.

Langkah-langkah teknik mozaik menurut Muharrar dalam Rosita

(2018) adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan pola gambar yang akan dibuat

b. Guru menyediakan alat dan bahan

c. Guru menjelaskan nama alat-alat yang digunakan untuk keterampilan

mozaik dan bagaimana cara penggunaannya

d. Guru membimbing anak untuk menggunting potongan kertas, bentuk

potongan menjadi segi empat atau segi tiga

e. Guru membimbing anak untuk menempelkan potongan-potongan

kertas pada gambar dengan cara memberi lem, lalu menempelkan pada

gambar

f. Guru menjelaskan posisi untuk menempelkan potongan-potongan

kertas pada pola gambar yang benar sesuai dengan bentuk gambar,

sehingga hasil penempelannya dapat menutupi keseluruhan gambar

g. Kegiatan mozaik hendaknya dilakukan berulang-ulang agar motorik

halus anak terlatih. Kegiatan mozaik ini mencakup gerakan-gerakan

kecil seperti menjimpit, menggunting, dan menempel benda yang kecil

sehingga koordinasi jari-jari tangannya terlatih.


19

5. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Mozaik

Kelebihan teknik mozaik bagi anak usia dini menurut Alexander

dalam Karyati (2019), adalah: a) mengembangkan kreativitas, emosi dan

sosial anak, b) alat dan bahan mudah didapat, c) langkah pelaksanaannya

mudah dipahami oleh anak, d) melatih tingkat kesabaran anak, d) melatih

konsenterasi anak, dan e) membuat anak menjadi mandiri. Sedangkan

kekurangan teknik mozaik adalah pelaksaan teknik mozaik dalam

pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama karena membutuhkan

cermatan untuk menempel potongan pada gambar dasar sehingga dapat

membuat anak cepat bosan.

C. Hakikat Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah sosok individu yang unik, memiliki

pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik motorik, kognitif,

sosial, emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi sesuai tahapan

perkembangannya. Howard Gardner dalam Suyadi (2013)

mengungkapkan bahwa anak usia lima tahun pertama diwarnai dengan

keberhasilan dalam belajar berbagai hal. Anak merupakan sosok individu

yang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk kehidupan

selanjutnya. Usia 0-6 merupakan usia yang paling menentukan

pembentukan karakter dan kepribadian anak.

Anak yang dilahirkan sampai usia 6 tahun, merupakan usia penentu

pembentukan karakter dan kepribadian anak serta ilmu pengetahuannya


20

(Sujiono, 2014). Sedangkan menurut Widarmi (2013), menyatakan anak

usia dini adalah anak yang dalam rentang usia 0-8 tahun. Anak merupakan

individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik tersendiri

berdasarkan tahap usia. Pada usia 0-6 tahun adalah masa golden age

dimana stimulsi aspek perkembangan berguna untuk tugas perkembangan

selanjutnya (Nuryanti, 2015).

Perkembangan paling pesat pada pertumbuhan otak manusia terjadi

pada usia 0-7 tahun. Perkembangan otak anak bisa dicapai secara

maksimal bila diberikan rangsangan yang tepat pada semua unsur-unsur

perkembangan terhadap rangsangan sosial emosional dan berbicara

(language development). Tersedianya fasilitas dan alat bantu yang sesuai

serta lingkungan yang mendukung dengan usia anak sangatlah penting

peranannya dalam memberikan dukungan dan kemampuan anak balita.

Anak pada rentang usia 0-8 tahun mengalami tumbuh kembang

sangat pesat. Anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun dalam

program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada

keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta

maupun negri, TK dan SD (Aisyah, 2012).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini

adalah individu yang unik di mana ia memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosial emosional, kreativitas,

bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan

perkembangan.
21

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak Usia Dini merupakan anak dalam proses perkembangan fisik,

intelektual, sosial, emosional, dan bahasa. Setiap anak memiliki

karakteristik tersendiri dan perkembangan anak yang bersifat progesif,

sistematis dan berkesinambungan. Setiap aspek saling terkait satu sama

lain, terhambatnya satu aspek perkembangan akan mempengaruhi aspek

perkembangan lainnya. Anak yang berusia di bawah 6 tahun termasuk

yang masih berada dalam kandungan berada dalam proses pertumbuhan

dan perkembangan fisik, mental, kepribadian, dan intelektualnya.

Adapun karakteristik anak usia dini menurut Aisyah (2012) adalah:

a) bersifat unik, b) berada dalam masa potensial, c) bersifat relatif

spontan, d) cenderung ceroboh dan kurang perhitungan, e) bersifat aktif

dan energik, f) egosentris, g) memiliki rasa ingin tahu yang kuat, h)

berjiwa petualang, i) memiliki imajinasi dan fantasi yang tinggi, j) mudah

frustrasi, k) memiliki rentang perhatian yang pendek.

Anak memiliki ciri khas yang unik, baik secara fisik, psikis, sosial,

dan moral. Masa kanak-kanak adalah masa paling penting sepanjang

hidup, karen merupakan pembentukan kepribadian yang menentukan

pengalaman anak. Karakteristik anak usia 4-6 tahun menurut Meity

(2016), adalah anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan untuk

mengembangkan otot-otot kecil maupun besar, perkembangan bahasa anak

semakin baik, karena mampu memahami pembicaraan orang lain dan

mengungkapkan pikirannya, perkembangan kognitif terpenuhi dibuktikan


22

dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar,

permainan anak bersifat individu, bukan permainan sosial.

Proses pendidikan harus sesuai dengan proses tumbuh kembang

anak, karena usia golden age mempunyai hak dalam proses pembelajaran

melalui bermain. Proses tersebut digunakan agar anak merasa nyaman.

Untuk itu proses pembelajaran harus diciptakan dengan suasana yang

kondusif, menyenangkan dan dapat menarik perhatian anak.

3. Perkembangan Anak Usia Dini

PAUD adalah pendidikan yang bertujuan memfasilitasi pertumbuhan

dan perkembangan anak secara menyeluruh dengan menekankan pada

aspek perkembangan anak. Berdasarkan Undang-undang nomor 20 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia dini merupakan upaya

pembinaan yang diberikan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun

melalui pemberian rangsangan pendidikan dalam memenuhi pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak siap dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut (Huliyah, 2016).

PAUD merupakan pendidikan yang paling menempati posisi yang

sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia menurut

Direktorat PAUD dalam Hermawan (2018). Sedangkan menurut Mutiah

(2012), mengatakan bahwa rentang usia dini merupakan rentangan usia

kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat memberi

pengaruh pada proses dan hasil pendidikan pada tahap selanjutnya.


23

Interaksi orang tua, pendidik dan anak menjadi kunci sukses

keberhasilan pembelajaran anak. Contoh yang diperlihatkan oleh guru

memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Tingkat

pencapaian perkembangan anak merupakan pertumbuhan dan

perkembangan anak yang dicapai pada rentang usia tertentu (Masruroh,

2018).

D. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Winda Silviana pada tahun 2019 dengan

judul penelitian “Implementasi Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan

Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD Mandiri I Desa Hargo

Pancuran Lampung Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

implementasi teknik mozaik yang dilakukan guru di PAUD Mandiri

adalah guru terlebih dahulu memilih gambar yang digunakan untuk teknik

mozaik, kemudian guru menyediakan alat dan bahan yang dipergunakan

dalam kegiatan teknik mozaik, guru memberikan pengarahan-pengarahan

dalam proses kegiatan mozaik, guru memberikan pengawasan dan

pengamatan pada keiatan mozaik, guru memberikan penilaian pada

kegiatan mozaik dan juga memberikan penilaian terhadap hasil akhir anak

guna untuk mengetahui perkembangan motorik halus anak di kelas.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Hasanah dan Ria Astati pada

tahun 2020 dengan judul penelitian “Implementasi Teknik Mozaik Dalam

Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Di PAUD Al-Anwar Konang

Galis Pamekasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik


24

mozaik yang dilakukan oleh guru adalah menggunakan pendektan saintifik

yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan

mengkomunikasikan. Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan

pembelajaran mozaik antara lain adalah kreativitas guru, teknik mengajar

guru yang menarik, antusias peserta didik dan media pembelajaran yang

efektif. Adapun factor penghambatnya adalah sifat anak yang masih

agresif, tidak mau berbagi, anak tidak mengikuti aturan dan usia anak yang

masih terbilang dini.

4. Kerangka Pikir

Perkembangan motorik halus anak usia dini merupakan kemampuan

anak dalam melakukan koodinasi antara mata dan tangan. Kemampuan

tersebut lebih ditekankan pada gerakan-gerakan tangan seperti menggunting,

menulis, menggambar, menempel, dan menjiplak. Di dalam pembelajaran,

kemampuan anak melakukan kegiatan menggunting, menggambar, mewarnai

gambar dan menempel sudah baiks. Banyak cara yang dapat digunakan dalam

mengembangkan kemampuan motorik halus anak, salah satunya dengan

kegiatan teknik mozaik yang bisa menarik perhatian anak untuk dapat

melakukannya dengan senang hati, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

motorik halus anak.

Teknik mozaik yang diterapkan dalam suatu pembelajaran untuk dapat

mengembangkan kemampuan motorik halus anak diperlukan persiapan yang

matang dalam hal guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,

serta memperhatikan langkah-langkah prosedur pelaksanaan kegiatan teknik


25

mozaik dan dilakukan secara berulang-ulang. Dengan adanya kegiatan teknik

mozaik yang diberikan kepada anak didik dapat mengembangkan kemampuan

motorik halus anak.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

bentuk bagan di bawah ini:

Pelaksanaan Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan


Motorik Halus Anak

Persiapan Pelaksanaan Evaluasi

Hasil Belajar Anak Dalam


Pelaksanaan Teknik Mozaik

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir


26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sehingga keseluruhan

data dan informasi yang terkumpul merupakan suatu hasil nyata yang berada

dilapangan tanpa ada rekayasa atau pengaruh dari peneliti sendiri yang

kemudian dideskripsikan dan dipresentatifkan. Nasution (2016),

mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian deskritif

yang bertujuan untuk mengungkapkan keadaan nyata yang berlangsung di

lapangan. Penelitian deskriftif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan data dan informasi, mengenai status suatu gejala, peristiwa

dan kejadian yang ada atau yang terjadi pada masa sekarang sesuai apa

adanya pada saat penelitian dilakukan, kemudian menguraikan dan

memaparkan data dan informasi tersebut secara deskritif pula.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2020/2021, bulan Mei

sampai Juli 2021, di Taman Kanak-Kanak Kuncup Sorumba Kecamatan

Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang guru dan kepala Taman

Kanak-Kanak Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe

Selatan.

26
27

D. Teknik Pengumpulan Data

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitalif deskriptif, maka

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pengamatan/observasi langsung dengan instrument utama adalah peneliti

sendiri, yang terjun langsung melakukan pengamatan untuk mengumpulkan

data-data.

Data tersebut diperoleh dari catatan observasi dan evaluasi dengan

pengamatan langsung, kemudian peneliti berusaha melakukan interpretasi

terhadap data-data tersebut, lalu dideskripsikan dan dipresentatifkan sesuai

dengan kenyataan apa adanya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan melalui

pengamatan yang ada dilapangan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pengindraan yang dilakukan langsung oleh

peneliti untuk mendapatkan informasi terkait dengan objek yang akan

diteliti.

2. Teknik wawancara adalah usaha atau metode dalam mengumpulkan

informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk

dijawab secara lisan dengan ciri utama berupa kontak langsung dengan

tatap muka antara si pencari informasi dengan sumber informasi, dalam

hal ini peneliti menggali data melalui tatap muka langsung dalam

penggalian data sedalam-dalamnya yang akurat sesuai fakta dilapangan.


28

3. Teknik Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

berbagai dokumen sebagai data untuk mendukung informasi yang

dapatkan peneliti dengan sumber bukan manusia, non human resources,

diataranya dokumen dan bahan statistik, seperti foto, dokumen data guru

dan anak didik, visi dan misi lembaga dan dokumen-dokumen lainnya

yang terkait dengan penelitian (Sugiyono, 2014).Teknik Dokumentasi

adalah teknik pengumpulan data dengan sumber bukan manusia,

diataranya dokumen dan bahan statistik (Sugiyono, 2014).

E. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan dan dicatat, diolah dengan

menggunakan metode analisis data secara kualitatif deskriftif dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data; yaitu data yang teramati dirangkum, dicatat, dan disusun

secara sistimatis dan teratur mulai dari tahapan awal hingga akhir

kegiatan.

2. Penyajian data, data disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan selanjutnya akan dideskripsikan secara deskriptif

kualitatif dalam bentuk paparan logis sesuai keadaan apa adanya sesuai

yang diperoleh peneliti dari hasil pencatatan observasi pengamatan

langsung dilakukan, kemudian dari hasil catatan itu dilakukan interpretasi

sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diajukan pada penelitian ini

(Sugiyono, 2018).
29

F. Keabsahan Data

Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2014) mengatakan dalam

pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber,

teknik dengan waktu. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber

Menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis

oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya

dimintakan kesepakatan.

2. Triangulasi Teknik

Menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk

mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Bila

dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang

berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data

yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.


30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi

Hasil observasi yang peneliti amati terkait dengan pelaksanaan

kegiatan teknik mozaik di Taman Kanak-kanak Kuncup Sorumba

Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan pada kelompok B yang

dilaksanakan pada hari Senin, 24 Mei 2021. Peneliti melihat pada proses

pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah peneliti melihat guru

mengatur anak-anak berbaris untuk masuk ke dalam kelas, guru menyapa

anak-anak dengan mengucapkan salam kemudian anak-anak menjawab

salam ibu guru. Kemudian guru membuka pembelajaran dengan

menanyakan kabar anak. Pada proses pembelajaran yang dilakukan anak-

anak yang datang ke sekolah masih dibatasi datang secara bergilir karena

masih dalam suasana pandemi dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

Guru memberikan pengarahan kepada anak-anak untuk tetap selalu

menjaga kesehatan, mencuci tangan dan selalu memakai masker apabila

keluar dari rumah atau ke sekolah. Sebelum guru memulai kegiatan

pembelajaran anak-anak terlebih dahulu membaca doa sebelum belajar,

mengaji, mengucapkan surah-surah pendek dan menyanyi. Saat proses

pembelajaran berlangsung guru melakukan tanya jawab kepada anak-anak

dengan pengalamannya.

30
31

Peneliti melihat pada proses pembelajaran berjalan dengan baik, pada

kegiatan inti peneliti melihat ibu guru memberikan tugas kepada anak-

anaknya yaitu kegiatan mozaik dengan pola gambar buah. Sebelum ibu guru

mempersilahkan anak untuk melakukan kegiatan mozaik terlebih dahulu

guru mempersiapkan alat an bahan yang digunakan dalam melakukan

kegiatan. Peneliti melihat alat dan bahan yang akan digunakan guru dalam

melakukan kegiatan mozaik ada tersedia di atas meja ibu guru. Kemudian

guru memberikan penjelasan kepada anak bahwa kita akan melakukan

kegiatan menempel menggunakan teknik mozaik. Ibu guru memperlihatkan

dan memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah itu guru

memberikan contoh cara pelaksanaannya, yaitu pertama-tama guru

memperlihatkan cara memberi lem pada pola gambar, kemudian mengambil

guntingan-guntingan kertas kemudian ditempel pada pola gambar yang

sudah diberi lem. Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut,

dimana anak-anak merasa senang melakukannya. Guru membimbing dan

memotivasi anak dalam menyelesaikan tugasnya dan tampak diwajah anak-

anak senang sekali setelah setelah pekerjaanya selesai dan melihat hasil

pekerjaannya. Karena masa pandemi anak-anak tidak berlama-lama di

sekolah.. Setelah itu mempersilahkan anak-anak beristihat dan bermain

sebentar. Kemudian ibu guru memanggil kembali anak-anak masuk dalam

ruangan dan bersiap untuk pulang, sebagai penutup guru menanyakan

kepada anak-anak kegiatannya hari ini, berdoa, mengaji dan bersiap untuk

pulang.
32

2. Hasil Wawancara

1. Pentingnya Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak

Perkembangan motorik halus menjadi salah satu hal pokok dan

penting dalam tumbuh kembang anak yang baik. Dimana kemampuan

motorik halus harus di stimulasi sejak dini agar kemampuan gerakan

fisik anak baik itu menggerakkan otot-otot kasar maupun otot-otot kecil

berkembang dengan baik dan maksimal sesuai tahap perkembangan

usia anak. Perkembangan motorik halus lebih mengarah pada

kelenturan jari-jari tangan dan pergelangan tangan serta koordinasi

mata dan tangan. Adapun salah satu cara atau metode yang dapat

dilakukan dalam mengembangkan motorik halus anak adalah melalui

metode bermain.

Pentingnya perkembangan motorik halus anak distimulasi dengan

baik agar anak dapat memiliki rasa percaya diri dan lebih meningkatkan

semangat anak dalam belajar. Tujuan menstimulasi kemampuan

motorik halus anak adalah agar anak dapat menggunakan keterampilan

jari jemarinya untuk dapat memegang benda dengan baik, memegang

alat tulis, menggemgam, mengepal, dan memeras.

Beberapa bentuk aktivitas yang dapat diberikan kepada anak

Taman Kanak-kanak adalah membuka dan menutup benda seperti

membuka tutup toples, mengikat tali sepatu, mengancing baju,

mewarnai, menggunting, menulis, dan menempel. Ini semua penting


33

diberikan kepada anak sejak dini karena dapat memudahkan anak untuk

melakukan kegiatan sehari-hari.

Sebagimana informasi yang disampaikan oleh Ibu Elly Mimit,

S.Pd., selaku guru di TK Kuncup Sorumba terkait dengan pentingnya

menstimulasi kemampuan motorik halus anak adalah:

“Menurut saya tentunya sangat penting, karena ada enam aspek


perkembangan anak yaitu perkembangan nilai agama dan moral,
sosial emosional, kognitif, Bahasa, seni dan fisik motorik yaitu
fisik motorik kasar dan halus. Karena dalam mengembangkan
motorik halus anak adalah bekal anak untuk terlatih
menggerakkan otot-otot jari dan pergelangan tangan anak serta
kordinasi tangan dan mata”. (Wawancara, Rabu 26 Mei 2021).

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh ibu Salawati, bahwa

pada pendidikan Taman Kanak-kanak pengembangan motorik halus

anak perlu dan penting diperhatikan. Sebagaimana yang disampaikan

kepada peneliti bahwa:

“Iya. Sangat penting karena berguna untuk melatih otot-otot jari


dan pergelangan tangan anak, begitupun juga dapat
mengkoordinasikan mata dan tangan, sehingga anak dapat secara
maksimal sebagai persiapan memegang pensil untuk menulis”.
(Wawancara, Kamis, 27 Mei 2021).

Berdasarkan informasi dari kedua guru TK Kuncup Sorumba,

maka peneliti dapat menyimpilkan bahwa begitu penting kemampuan

motorik halus anak distimulasi berdasarkan tahapan usianya dengan

baik melalui berbagai macam aktivitas agar supaya otot-otot jari tangan

dan pergelangan tangan anak dapat bergerak secara lentur dan anak

dapat mengkoordinasikan tangan dan mata sebagai dasar untuk

persiapan memegang pensil untuk menulis.


34

2. Kelebihan Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan Kemampuan


Motorik Halus Anak

Kegiatan teknik mozaik sangat bermanfaat bagi anak utamanya

anak usia dini dalam mengembangkan kemampuan motorik halusnya.

Teknik mozaik dapat mengasah dan menstimulasi kreativitas anak

untuk berkarya dan berkreasi dengan berbagai media atau bahan. Anak

dapat membuat suatu karya yang indah dan bernilai seni dengan cara

menempelkan suatu benda kecil atau potongan-potongan kertas atau

dari suatu media atau benda. Selain itu kegiatan teknik mozaik juga

dapat memberikan pemahaman kepada anak tentang pengenalan

bentuk, dari berbagai potongan-potongan kertas seperti bentuk segitiga,

segiempat dan bentuk lingkaran. Anak juga dapat mengenal warna

karena bahan dari mozaik itu terdiri dari berbagai media yang menarik

seperti memiliki warna-warni yang dapat menarik minat anak jadi anak

juga bisa mengenal warna dengan baik, karena berbagai macam warna

anak dapat melihat dan mengenalnya. Begitupun juga motorik halus

anak dapat berkembang secara maksmal karena dapat melatih otot-otot

jari tangan anak seperti pada saat anak memberi lem pada pola

kemudian mengambil guntingan kertas atau potongan kecil dari suatu

media atau benda kecil dan telah melibatkan otot-otot tangan dan mata.

Dan yang terakhir kelebihan teknik mozaik dapat melatih kesabaran

dan emosi anak.


35

Adapun kelebihan teknik mozaik yang diberikan guru kepada

anak didiknya dalam proses pembelajaran sebagaimana yang telah

disampaikan oleh ibu Elly Mimit, S.Pd., yaitu:

“Saya melihat anak-anak senang melakukan kegiatan menempel


dengan menggunakan berbagai media. Anak-anak juga bisa
berkreasi dengan menempelkan guntingan-guntingan kertas yang
berwarna-warni dan dapat mengenal bentuk-bentuk seperti
guntingan kertas kecil dalam bentuk geometri”. (Wawancara,
Rabu 26 Mei 2021)

Hal yang sama pula disampaikan oleh ibu Salawati bahwa

kegiatan mozaik diberikan kepada anak dengan tujuan untuk

melenturkan otot-otot jari dan pergelangan anak sebagaimana

disampaikan dalam kutipan wawancara berikut:

“Karena kegiatan mozaik merupakan hal yang sangat disenangi


oleh anak. Begitupun juga kegiatan mozaik ini memang sudah
direncanakan dalam RPPH sesuai dengan tema dan sub tema
pembelajaran dan dapat memberikan kesempatan kepada anak-
anak untuk dapat mengembangkan kemampuannya utamanya
dalam melenturkan otot-otot anak”. (Wawancara, Kamis 27 Mei
2021).

Adapun alasan mengapa guru sangat antusias untuk selalu

memberikan pembelajaran kepada anak melalui kegiatan mozaik dalam

mengembangkan kemampuan motorik halus anak adalah selain karena

motorik halus dapat melenturkan otot-otot jari dan pergelangan tangan

anak, serta koordinasi mata dan tangan ada hal yang paling sangat

mendasar sehingga guru menganggap bahwa kegiatan menempel inilah

dapat membuat anak senang dan antusias mengikuti pembelajaran juga

guru mendapat dukungan pebuh dari kepala sekolah untuk selalu

memberikan arahan dan petunjuk kepda guru, sebagaimana yang


36

peneliti dapatkan saat melakukan wawancara dengan ibu kepala sekolah

yaitu:

“Saya selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh guru selama


itu bernilai baik maka saya akan selalu memberikan dukungan,
utamanya dalam mengembangkan enam aspek perkembangan
anak. Saya juga selalu memberikan pengarahan kepada guru
bahwa media untuk melakukan kegiatan menempel adalah bahan-
bahan dapat memanfaatkan lingkungan sekitar seperti daun-
daunan kering, ranting, biji-bijian, dan bahan-bahan limbah”.
(Wawancara, Jumat 28 Mei 2021).

Berdasarkan pernyataan dari guru dan kepala sekolah bahwa

kegiatan mozaik ini banyak sekali manfaatnya bagi perkembangan

motorik halus anak, dimana anak-anak dapat merasa senang mengikuti

proses pembelajaran, selain itu anak dapat menggerakkan otot-otot jari

tangan dan pergelangan tangannya dengan baik, serta koordinasi tangan

dan mata anak terstimulasi dengan baik.

3. Pelaksanaan Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan Kemampuan


Motorik Halus Anak

Pelaksanaan teknik mozaik merupakan suatu kegiatan yang

sangat menarik bagi anak dimana anak dapat merasa senang menempel

kertas atau benda-benda kecil yang disusun dalam suatu pola. Kegiatan

mozaik tentunya banyak media yang dapat dijadikan sebagai bahan

untuk melakukan kegiatan mozaik yang tentunya menggunakan

berbagai bahan dari limbah dan bahan alam. Adapun bahan bahan yang

biasa digunakan anak dalam melakukan kegiatan mozaik adalah kertas

warna-warni, koran, plastik, daun-daunan, ranting, kayu dan lain

sebagainya. Hal ini sama halnya yang diterapkan di TK Kuncup


37

Sorumba bahwa kegiatan mozaik yang dilakukan oleh anak

menggunakan berbagai media. Sebagaimana yang disampaikan oleh ibu

Elly Mimit, S.Pd., dalam kutipan wawancara berikut:

“Iya, saya biasanya menggunakan media dari kertas, daun-daun


kering yang ada disekitar sekolah, pembungkus kerupuk yang
saya gunting-gunting, dan biji-bijian”. (Wawancara, Rabu 26 Mei
2021).

Keterangan dari ibu Elly Mimit, S.Pd., juga sama halnya yang peneliti

dapatkan dari ibu Salawati bahwa beliau menggunakan berbagai media

dalam melakukan kegiatan mozaik, sebagaimana yang disampaikan

sebagai berikut:

“Kami disini memberikan kegiatan mozaik kepada anak biasa


menggunakan biji-bijian seperti kacang, dan jagung. Pernah juga
menggunakan pasir, daun pisang yang sudah kering digunting-
gunting baru ditempel anak-anak. Tapi kami lebih banyak
menggunakan kertas atau koran”. (Wawancara, Kamis, 27 Mei
2021).

Pelaksanaan teknik mozaik yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran perlu persiapan-persiapan yang baik dalam melakukan

teknik mozaik. Guru harus mempersiapkan alat, bahan dan media

dalam membuat mozaik. Guru perlu menyediakan alat dan bahannya

sebelum kegiatan terlaksana. Alat dan bahan itu bisa dari berbagai

macam kertas, bahan alam yang ada dilingkungan sekitar seperti daun-

daunan, kayu dan ranting, biji-bijian, batu, pasir dan lain sebagainya.

Adapun persiapan yang dilakukan guru sebelum melakukan

kegiatan mozaik, sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Elly Mimit,

S.Pd., adalah:
38

“Tentunya kami menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


dalam kegiatan mozaik, ada pola gambar, lem, dan media yang
akan ditempel”. (Wawancara, Rabu 26 Mei 2021).
Informasi yang sama juga disampaikan oleh ibu Salawati dalam

kutipan wawancara berikut:

“Saya pertama-tama menyiapkan alat dan bahan seperti, ada


gambar sesuai tema, guntingan-guntingan kertas atau biji-bijian
yang akan dipakai dalam kegiatan mozaik”. (Wawancara, Kamis
27 Mei 2021).

Selain mempersiapkan alat, bahan dan media yang digunakan

dalam pelaksanaan teknik mozaik, hal yang terpenting juga yang harus

diperhatikan guru adalah mengikuti langkah-langkah pelaksanaan

teknik mozaik seperti setelah guru mempersiapkan alat dan bahan yang

akan digunakan dalam kegiatan mozaik, guru memberikan penjelasan

kepada anak tentang cara melakukan kegiatan mozaik, mengajak anak

untuk memperhatikan contoh yang diberikan, kemudian anak

melakukan kegiatan mozaik sesuai arahan ibu guru.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari ibu Elly

Mimit, S.Pd., bahwa guru dalam memberikan pembelajaran mozaik

kepada anak tentunya ada Langkah-langkah yang perlu diperhatikan,

sebagaimana yang disampaikan dalam kutipan wawancara berikut:

“Saya sebelum memberikan kegiatan mozaik kepada anak, saya


mempersiapkan dulu alat dan bahan yang digunakan anak
kemudian setelah alat dan bahan sudah siap, saya memberikan
penjelasan kepada anak cara melakukan kegiatan mozaik dan
tentunya memberikan dulu contoh kepada anak. Kemudian
setelah memberikan penjelasan kepada anak barulah anak
melakukannya dan saya mendapinginya serta membimbing anak
yang membutuhkan bantuan dan setelah itu memberikan motofasi
39

kepada anak dan apresiasi kepada anak yang dapat melakukannya


dengan baik”. (Wawancara, Rabu 26 Mei 2021).

Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Salawati terkait dengan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam memberikan pembelajaran

mozaik kepada anak, dalam kutipan wawancara sebagai berikut:

“Langkah-langkah yang kami lakukan sesuai dengan RPPH


begitupun juga kegiatan meozaik yang diberikan kepada anak
berdasarkan tema yang digunakan. Misalnya kalua tema buah-
bauahan berarti kegiatan mozaiknya gambar buah”. (Wawancara,
Kamis 27 Mei 2021).

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari guru bahwa

sebelum pembelajaran mozaik diberikan guru tentunya mempersipakan

alat dan dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaannya,

begitupun juga perlu memperhatikan Langkah-langkah dalam proses

pelaksanaannya. Hal ini juga diperjelas oleh ibu Omalya, S.Pd., selaku

kepala TK Kuncup Sorumba, sebagaimana yang disampaikan dalam

kutipan wawancara berikut:

“Saya melihat guru-guru sangat antusias memberikan


pembelajaran kepada anak dengan baik, seperti guru terlebih
dahulu mempersiapkan media-media atau alat dan bahan yang
akan digunakan dalam membuat mozaik. Selain guru
mempersiapkan alat dan bahan saya melihat juga dalam proses
pembelajaran guru melakukannya sesuai dengan langkah-langkah
dalam memberikan pembelajaran mozaik sesuai dengan RPPH”.
(Wawancara, Jum’at 28 Mei 2021).

Pelaksanaan kegiatan mozaik yang dilakukan sesuai dengan

informasi yang peneliti dapatkan berdasarkan hasil wawancara adalah

bahwa pelaksanaan kegiatan mozaik yang dilakukan terlebih dahulu ada

persiapan yang matang yang sudah dirancang dan dibuat guru sebelum
40

kegiatan dilaksanakan seperti guru menyiapkan alat dan bahan yang

akan digunakan anak. Guru juga dalam pelaksanaannya mengikuti

langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPPH.

4. Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui


Kegiatan Teknik Mozaik

Pemberian stimulasi yang tepat bagi anak sangat penting dalam

membantu perkembangan anak. Tumbuh kembang anak dapat

distimulasi dengan berbagai kegiatan yang menarik minat anak. Anak

yang berusia empat tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat

berkembang bahkan hampir sempurna. Adapun tujuan perkembangan

motorik halus anak usia dini adalah agar anak mampu memfungsikan

otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan, anak mampu

mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata dan anak mampu

mengendalikan emosi.

Guru TK Kuncup Sorumba dalam menerapkan kegiatan mozaik

dalam pembelajaran tentunya berdampak baik pada perkembangan

motorik kasar anak, sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Elly

Mimit, S.Pd., dalam kutipan wawancara sebagai berikut:

“Iya kami bersyukur dengan adanya kegiatan mozaik yang sering


kita berikan kepada anak menjadikan anak dapat memegang
pensil dengan baik, anak terbiasa sabar menempel guntingan-
guntingan kertas, anak dapat memegang benda dengan baik dan
anak dapat merasa senang pada saat melakukan kegiatan mozaik”.
(Wawancara, Rabu 26 Mei 2021).
41

Hal yang sama juga sesuai dengan pendapat ibu Salawati bahwa

kegiatan mozaik sangat bermanfaat bagi perkembangan kemampuan

motorik kasar anak, seperti dalam kutipan wawancara berikut:

“Anak-anak sangat senang saat melakukan kegiatan pembelajaran


mozaik, anak dapat mengerjakan mozaik dengan rapi, dan bisa
mengembangkan ide-idenya saat menempel”. (Wawancara,
Kamis, 28 Mei 2021).

Informasi dari kedua guru tersebut di atas, diperkuat dari

pernyataan ibu Omalya, S.Pd., terkait dengan manfaat bagi anak dengan

adanya kegiatan mozaik yang diberikan sebagaimana yang beliau

sampaikan dalam wawancara sebagai berikut:

“Saya sebagai kepala sekolah sangat bangga dan bersyukur atas


semangat dan dedikasi guru-guru saya dalam mendampingi anak-
anak belajar dengan sabar, penuh semangat dan kreatif sehingga
kemampuan 6 aspek perkembangan anak terstimulasi dengan baik
utamanya kemampuan motorik halus anak seperti anak sudah
dapat memegang pensil dengan baik atau menulis, menggambar,
membuat bentuk dari plastisin, menempel dengan rapi, dan sudah
terampil menggunakan otot-otot jari tangannya, begitupun anak-
anak dapat dengan lenturnya menggerakkan pergelangan
tangannya dan koordinasi mata dan tangan anak sudah baik”.
(Wawancara, Jum’at 28 Mei 2021).

Pelaksanaan pembelajaran mozaik yang dilaksanakan guru dalam

mengembangkan kemampuan motorik halus anak sangat bermanfaat

bagi anak dimana otot-otot jari anak sudah lentur tidak kaku dalam

memegang benda seperti memegang alat tulis, melakukan aktifvitas

yang melibatkan otot-otot jari tangan sudah baik, begitupun juga anak

sudah dapat mengkoordinasikan mata dan tangan dalam melakukan

aktivitas.
42

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Kemampuan motorik halus anak harus di stimulasi sejak dini agar

kemampuan gerakan fisik anak baik itu menggerakkan otot-otot kasar maupun

otot-otot kecil berkembang dengan baik dan maksimal sesuai tahap

perkembangan usia anak. Perkembangan motorik halus lebih mengarah pada

kelenturan jari-jari tangan dan pergelangan tangan serta koordinasi mata dan

tangan. Adapun salah satu cara atau metode yang dapat dilakukan dalam

mengembangkan motorik halus anak adalah melalui metode bermain. Berbagai

cara yang telah dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik

halus anak seperti menggambar, mewarnai gambar, melukis dengan berbagai

media, menggunting, meronce dan menempel.

Berdasarkan data yang peneliti temukan melalui obeservasi dan

wawancara di TK Kuncup Sorumba, begitu penting kemampuan motorik halus

anak distimulasi berdasarkan tahapan usianya dengan baik melalui berbagai

macam aktivitas agar supaya otot-otot jari tangan dan pergelangan tangan anak

dapat bergerak secara lentur dan anak dapat mengkoordinasikan tangan dan

mata. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan kemampuan

motorik halus anak adalah menempel dengan teknik mozaik.

Kegiatan teknik mozaik sangat bermanfaat bagi anak utamanya anak

usia dini dalam mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Teknik

mozaik dapat mengasah dan menstimulasi kreativitas anak untuk berkarya dan

berkreasi dengan berbagai media atau bahan. Anak dapat membuat suatu karya

yang indah dan bernilai seni dengan cara menempelkan suatu benda kecil atau
43

potongan-potongan kertas atau dari suatu media atau benda. Kegiatan mozaik

banyak sekali manfaatnya bagi perkembangan motorik halus anak, dimana

anak-anak dapat merasa senang mengikuti proses pembelajaran, selain itu anak

dapat menggerakkan otot-otot jari tangan dan pergelangan tangannya dengan

baik, serta koordinasi tangan dan mata anak terstimulasi dengan baik.

Pelaksanaan teknik mozaik di TK Kuncup Sorumba, merupakan suatu

kegiatan yang sangat menarik bagi anak dimana anak dapat merasa senang

menempel kertas atau benda-benda kecil yang disusun dalam suatu pola.

Adapun bahan yang biasa digunakan anak dalam melakukan kegiatan mozaik

adalah kertas warna-warni, koran, plastik, daun-daunan, ranting, kayu, plastik,

dan lain sebagainya. Pelaksanaan teknik mozaik yang dilakukan guru dalam

proses pembelajaran perlu persiapan-persiapan yang baik dalam melakukan

teknik mozaik. Guru harus mempersiapkan alat, bahan dan media dalam

membuat mozaik. Guru perlu menyediakan alat dan bahannya sebelum

kegiatan terlaksana. Setelah itu guru mengarahkan dan membimbing anak

dalam pelaksanaannya, sesuai Langkah-langkah pelaksanaan yang dibuat

dalam RPPH.

Pelaksanaan pembelajaran mozaik yang dilaksanakan guru dalam

mengembangkan kemampuan motorik halus anak sangat bermanfaat bagi anak

dimana otot-otot jari anak sudah lentur tidak kaku dalam memegang benda

seperti memegang alat tulis, melakukan aktifvitas yang melibatkan otot-otot

jari tangan sudah baik, begitupun juga anak sudah dapat mengkoordinasikan

mata dan tangan dalam melakukan aktivitas. Dengan pelaksanaan


44

pembelajaran teknik mozaik yang dilakukan di TK Kuncup Sorumba telah

memenuhi tujuan perkembangan motorik halus anak usia dini yaitu dimana

anak mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan, anak

mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata dan anak mampu

mengendalikan emosi.
45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan teknik mozaik dalam pengembangan kemampuan motorik halus

anak di TK Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe

Selatan sudah terlaksana dengan baik. Kegiatan mozaik banyak sekali

manfaatnya bagi perkembangan motorik halus anak, dimana anak-anak dapat

merasa senang mengikuti proses pembelajaran, selain itu anak dapat

menggerakkan otot-otot jari tangan dan pergelangan tangannya dengan baik,

serta koordinasi tangan dan mata anak terstimulasi dengan baik. Adapun bahan

yang biasa digunakan anak dalam melakukan kegiatan mozaik adalah kertas

warna-warni, koran, plastik, daun-daunan, ranting, kayu, plastik, dan lain

sebagainya. Dalam melakukan kegiatan teknik mozaik, guru terlebih dahulu

mempersiapkan alat, bahan dan media yang digunakan. Setelah itu guru

mengarahkan dan membimbing anak dalam pelaksanaannya, sesuai langkah-

langkah pelaksanaan yang dibuat dalam program pembelajaran atau RPPH.

Adapun Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan kegiatan mozaik

adalah guru menyiapkan pola gambar, menyiapkan alat dan bahan,

memperkenalkan alat dan bahan yang digunakan, membimbing anak untuk

menempel kepingan-kepingan atau guntingan kertas dengan cara memberi lem

kemudian ditempelkan pada pola gambar dan yang terakhir guru memberikan

motivasi kepada anak setelah melakukan kegiatan menempel teknik mozaik.

Dengan adanya kegiatan menempel menggunakan teknik mozaik yang

45
46

diberikan kepada anak sehingga anak dapat menggerakkan otot-otot jari anak

dengan lentur tidak kaku dalam memegang benda seperti memegang alat tulis,

dan dapat melakukan aktifvitas yang melibatkan otot-otot jari tangan sudah

baik, begitupun juga anak sudah dapat mengkoordinasikan mata dan tangan

dalam melakukan aktivitas.

B. Saran

1. Bagi pendidik, diharapkan lebih kreatif lagi menciptakan inovasi-inovasi

pembelajaran yang dapat menstimulasi motorik halus anak dengan berbagai

kegiatan yang dapat menyenangkan bagi anak.

2. Bagi peneliti selanjutnya, agar penelitian ini dapat dijadikan sumbangsih

pemikiran untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi terkait dengan

pengembangan motorik halus anak.


47

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2011. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Devi, Ginantari, Ni Wyn., I Wyn Rinda Suardika & I Kt. Ardana. 2014.
Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Kegiatan Mozaik Berbantuan
Bahan Alam Untuk meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Anak.
Jurnal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesa Volume 2 Nomor 1.

Gita, Tita Norma & Julianto. 2016. Pengaruh Kegiatan Kirigami Geometri
Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B. Jurnal Paud
Teratai. Volume 05 Nomor 02.

Handayani, Koyumi. 2016. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak


Kelompok B Melalui Teknik Mozaik Di TK Dharma Wanita Tunas
Harapan Bangsa Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang Tahun
Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Universitas Jember.

Hasanah, Uswatun & Ria Astuti. 2020. Implementasi Teknik Mozaik Dalam
Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Di PAUD Al-Anwar Konang
Galis Pamekasan. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Islamic EduKids.
Volume 2 No. 2. Desember 2020. E-ISSN:2716-2516.

Indraswari, L. 2012. Peningkatan Pekembangan Motorik Halus Anak Usia Dini


Melalui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam.
Jurnal Pesona PAUD Volume 1 Nomor 1.

Karyati, Tika. 2019. Mengembangkan motorik halus anak melalui teknik mozaik
dengan kertas origami Di PAUD Miftahul Huda Tribudi Syukur Kebun
Tebu Lampung Barat. Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Muharrar, Syakir & Sri Verayanti. 2013. Kreasi Kolase, Montase, Mozaik
Sederhana. Jakarta: Erlangga.
Novitawati. 2014. Perkembangan Motorik Anak Usia 5-6 Tahun di Tk Islam
Selaras Jakarta Timur. Jurnal Tarbiyah Ilmiah Pendidikan, Vol.3 No.1.

Nurlaili. 2019. Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Modul. Medan.
Pendidikan Anak Usia Dini Jateng. 2015. Karakteristik Pengembangan Motorik
Halus Anak Usia Dini. Artikel. Diakses 31 Maret 2021.
Rakimahwati, Nora Agus Lestari & Sri Hartati. 2018. Pengaruh Kirigami
Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di Taman Kanak-Kanak.
Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Volume 2 Nomor 1.

47
48

Restiyani, Wida. 2018. Pengembangan Motorik Halus Anak Melalui Teknik


Mozaik Pada Kelompok B Taman Kanak-Kanak At Tawakkal Kecamatan
GadingRrejo Kabupaten Pringsewu. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.
Rizkita, Farah., Rudiyanto., & I Gusti Komang Aryaprasetya. 2016.
Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Teknik Mozaik.
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Jurnal Edukid Volume 13
Nomor 2.
Rosita, Maya. 2018. Penggunaan Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan
Motorik Halus Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Taman Kanak-Kanak
Bhayangkari Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
Saniya, Siti. 2020. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Aktivitas
Montase Dipendidikan Anak Usia Dini Islam Terpadu Mutiara Hati Kota
Jambi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi..
Septiana Dewi, Ida Ayu Putri & Anak Agung Gede Agung. 2015. Penerapan
Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Mozaik Untuk Meningkatkan
Perkembangan Motorik Halus Pada Anak. Jurnal PG-PAUD Universitas
Pendidikan Ganesha Volume 3 Nomor 1 .
Silviana. Winda. 2019. Implementasi Teknik Mozaik Dalam Pengembangan
Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD Mandiri I Desa Hargo
Pancuran Lampung Selatan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Sitepu, Juli Maini & Sri Rahayu Janita. 2016. Meningkatkan Kemampuan
Motorik Halus Anak Melalui Teknik Mozaik Di Raudhatul Athfal Nurul
Huda Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Intiqad
Volume 8 Nomor 2.
Sumantri, MS. 2010. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti.
Sumanto. 2015. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Suyadi. 2011. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Erlangga

Taznidaturrohma, Yuvi Erfiana. Pramono & Suryadi. 2020. Upaya meningkatkan


kemampuan motorik halus melalui kegiatan montase pada anak kelompok
B di TK Dharma Wanita Dinoyo 01 Mojokerto. Jurnal Pendidikan Anak,
Volume 9 Nomor 1. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa. Diakses 1
Maret 2021
49

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prenada


Media Group.
Wiriatmadja, Rochayati. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Yulianto, Dema & Titis Awalia. 2017. Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Montase Pada Anak Kelompok B RA Al-
Hidayah Nanggungan Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun
Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pinus Volume 2 No. 2 ISSN. 2442-9163

https://arlaindofood.co.id. Tahapan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia


Dini. Diakses 20 Maret 2021.
50

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH

Pelaksanaan Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak


Di TK Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan

Identitas Informan:
Nama : ………………………….
Jabatan : ………………………….
Hari/Tanggal : …………………………..

Pertanyaan:
1. Bagaimana pandangan ibu terhadap pelaksanaan teknik mozaik yang dilakukan
guru dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak?

Jawaban:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

2. Seperti apa dukungan yang ibu berikan kepada guru dalam mengembangkan
motorik halus anak?

Jawaban:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

3. Bagaimana penilaian ibu terhadap kemampuan motorik halus anak dengan


adanya pelaksanaan teknik mozaik yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran?

Jawaban:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
51

Lampiran 2

HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Pelaksanaan Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak


Di TK Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan

Identitas Informan:
Nama : Omalya, S.Pd.
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : Jum’at, 28 Mei 2021

Pertanyaan:
1. Bagaimana pandangan ibu terhadap pelaksanaan teknik mozaik yang dilakukan
guru dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak?

Jawaban:
Saya melihat guru-guru sangat antusias memberikan pembelajaran kepada anak
dengan baik, seperti guru terlebih dahulu mempersiapkan media-media atau
alat dan bahan yang akan digunakan dalam membuat mozaik. Selain guru
mempersiapkan alat dan bahan saya melihat juga dalam proses pembelajaran
guru melakukannya sesuai dengan langkah-langkah dalam memberikan
pembelajaran mozaik sesuai dengan RPPH.

2. Seperti apa dukungan yang ibu berikan kepada guru dalam mengembangkan
motorik halus anak?

Jawaban:
Saya selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh guru selama itu bernilai
baik maka saya akan selalu memberikan dukungan, utamanya dalam
mengembangkan enam aspek perkembangan anak. Saya juga selalu
memberikan pengarahan kepada guru bahwa media untuk melakukan kegiatan
menempel adalah bahan-bahan dapat memanfaatkan lingkungan sekitar, seperti
daun-daunan kering, ranting, biji-bijian dan bahan limbah.

3. Bagaimana penilaian ibu terhadap kemampuan motorik halus anak dengan


adanya pelaksanaan teknik mozaik yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran?
52

Jawaban:
Saya sebagai kepala sekolah sangat bangga dan bersyukur atas semangat dan
dedikasi guru-guru saya dalam mendampingi anak-anak belajar dengan sabar,
penuh semangat dan kreatif sehingga kemampuan 6 aspek perkembangan anak
terstimulasi dengan baik utamanya kemampuan motorik halus anak seperti
anak sudah dapat memegang pensil dengan baik atau menulis,
menggambar,membuat bentuk dari plastisin, menempel dengan rapi, dan sudah
terampil menggunakan otot-otot jari tangannya, begitupun anak-anak dapat
dengan lenturnya menggerakkan pergelangan tangannya dan koordinasi mata
dan tangan anak sudah baik.
53

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

Pelaksanaan Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak


Di TK Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan

Identitas Informan:
Nama : ………………………….
Jabatan : ………………………….
Hari/Tanggal : …………………………..

Pertanyaan:
1. Menurut ibu apakah penting mengembangkan kemampuan motorik halus
anak?

Jawaban:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….

2. Kegiatan-kegiatan apa saja yang ibu berikan kepada anak dalam dalam proses
pembelajaran untuk mengembangkan motorik halus anak?

Jawaban:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….

3. Jelaskan alasan ibu memilih teknik mozaik sebagai alternatif dalam


mengembangkan kemampuan motorik halus anak?

Jawaban:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
54

4. Seperti apakah persiapan-persiapan yang ibu lakukan dalam melaksanakan


teknik mozaik dalam proses pembelajaran?

Jawaban:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

5. Bagaimanakah pelaksanaan teknik mozaik yang ibu terapkan pada anak-anak


dalam mengembangkan motorik halus anak?

Jawaban:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

6. Seperti apakah dampak atau hasil positif yang terlihat dalam perkembangan
motorik halus anak dengan adanya kegiatan teknik mozaik yang ibu lakukan
dalam proses pembelajaran?

Jawaban:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
55

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA GURU

Pelaksanaan Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak


Di TK Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan

Identitas Informan:
Nama : Elly Mimit, S.Pd.
Jabatan : Guru
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Mei 2021

Pertanyaan:
1. Menurut ibu apakah penting mengembangkan kemampuan motorik halus
anak?

Jawaban:
Menurut saya tentunya sangat penting, karena ada enam aspek perkembangan
anak yaitu perkembangan nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif,
Bahasa, seni dan fisik motorik yaitu fisik motorik kasar dan halus. Karena
dalam mengembangkan motorik halus anak adalah bekal anak untuk terlatih
menggerakkan otot-otot jari dan pergelangan tangan anak serta kordinasi
tangan dan mata.

2. Kegiatan-kegiatan mozaik menggunakan media apa saja yang ibu berikan


kepada anak dalam dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan motorik
halus anak?

Jawaban:
Iya, saya biasanya menggunakan media dari kertas, daun-daun kering yang ada
disekitar sekolah, pembungkus kerupuk yang saya gunting-gunting, dan biji-
bijian.

3. Jelaskan alasan ibu memilih teknik mozaik sebagai alternatif dalam


mengembangkan kemampuan motorik halus anak?

Jawaban:
Saya melihat anak-anak senang melakukan kegiatan menempel dengan
menggunakan berbagai media. Anak-anak juga bisa berkreasi dengan
56

menempelkan guntingan-guntingan kertas yang berwarna-warni dan dapat


mengenal bentuk-bentuk seperti guntingan kertas kecil dalam bentuk geometri.

4. Seperti apakah persiapan-persiapan yang ibu lakukan dalam melaksanakan


teknik mozaik dalam proses pembelajaran?

Jawaban:
Tentunya kami menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
kegiatan mozaik, ada pola gambar, lem, dan media yang akan ditempel.

5. Bagaimanakah pelaksanaan teknik mozaik yang ibu terapkan pada anak-anak


dalam mengembangkan motorik halus anak?

Jawaban:
Saya sebelum memberikan kegiatan mozaik kepada anak, saya mempersiapkan
dulu alat dan bahan yang digunakan anak kemudian setelah alat dan bahan
sudah siap, saya memberikan penjelasan kepada anak cara melakukan kegiatan
mozaik dan tentunya memberikan dulu contoh kepada anak. Kemudian setelah
memberikan penjelasan kepada anak barulah anak melakukannya dan saya
mendapinginya serta membimbing anak yang membutuhkan bantuan dan
setelah itu memberikan motofasi kepada anak dan apresiasi kepada anak yang
dapat melakukannya dengan baik.

6. Seperti apakah dampak atau hasil positif yang terlihat dalam perkembangan
motorik halus anak dengan adanya kegiatan teknik mozaik yang ibu lakukan
dalam proses pembelajaran?

Jawaban:
Iya, kami bersyukur dengan adanya kegiatan mozaik yang sering kita berikan
kepada anak menjadikan anak dapat memegang pensil dengan baik, anak
terbiasa sabar menempel guntingan-guntingan kertas, anak dapat memegang
benda dengan baik dan anak dapat merasa senang pada saat melakukan
kegiatan mozaik.
57

HASIL WAWANCARA GURU

Pelaksanaan Teknik Mozaik Dalam Mengembangkan Motorik Halus Anak


Di TK Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan

Identitas Informan:
Nama : Salawati
Jabatan : Guru
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Mei 2021

Pertanyaan:
1. Menurut ibu apakah penting mengembangkan kemampuan motorik halus
anak?

Jawaban:
Iya. Sangat penting karena berguna untuk melatih otot-otot jari dan
pergelangan tangan anak, begitupun juga dapat mengkoordinasikan mata dan
tangan, sehingga anak dapat secara maksimal sebagai persiapan memegang
pensil untuk menulis.

2. Kegiatan-kegiatan mozaik menggunakan media apa saja yang ibu berikan


kepada anak dalam dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan motorik
halus anak?

Jawaban:
Kami disini memberikan kegiatan mozaik kepada anak biasa menggunakan
biji-bijian seperti kacang, dan jagung. Pernah juga menggunakan pasir, daun
pisang yang sudah kering digunting-gunting baru ditempel anak-anak. Tapi
kami lebih banyak menggunakan kertas atau koran.

3. Jelaskan alasan ibu memilih teknik mozaik sebagai alternatif dalam


mengembangkan kemampuan motorik halus anak?
Jawaban:

Karena kegiatan mozaik merupakan hal yang sangat disenangi oleh anak.
Begitupun juga kegiatan mozaik ini memang sudah direncanakan dalam RPPH
sesuai dengan tema dan sub tema pembelajaran dan dapat memberikan
58

kesempatan kepada anak-anak untuk dapat mengembangkan kemampuannya


utamanya dalam melenturkan otot-otot anak.

4. Seperti apakah persiapan-persiapan yang ibu lakukan dalam melaksanakan


teknik mozaik dalam proses pembelajaran?

Jawaban:
Saya pertama-tama menyiapkan alat dan bahan seperti, ada gambar sesuai
tema, guntingan-guntingan kertas atau biji-bijian yang akan dipakai dalam
kegiatan mozaik.

5. Bagaimanakah pelaksanaan teknik mozaik yang ibu terapkan pada anak-anak


dalam mengembangkan motorik halus anak?

Jawaban:
Langkah-langkah yang kami lakukan sesuai dengan RPPH begitupun juga
kegiatan meozaik yang diberikan kepada anak berdasarkan tema yang
digunakan. Misalnya kalua tema buah-bauahan berarti kegiatan mozaiknya
gambar buah.

6. Seperti apakah dampak atau hasil positif yang terlihat dalam perkembangan
motorik halus anak dengan adanya kegiatan teknik mozaik yang ibu lakukan
dalam proses pembelajaran?

Jawaban:
Anak-anak sangat senang saat melakukan kegiatan pembelajaran mozaik, anak
dapat mengerjakan mozaik dengan rapi, dan bisa mengembangkan ide-idenya
saat menempel.
59

DOKUMETASI PENELITIAN

foto Sekolah TK Kuncup Sorumba Kecamatan Ranomeeto Kabupaten


Konawe Selatan

Foto Wawancara dengan Ibu Omalya, S.Pd. Selaku KepalaTK Kuncup


Sorumba
60

Foto Wawancara dengan Ibu Elly Mimit, S.Pd., Selaku Guru di TK Kuncup
Sorumba

Foto Guru Saat Menjelaskan Cara Melaksanakan Kegiatan Mozaik


61

Foto Wawancara dengan Ibu Salawati Selaku Guru TK Kuncup Sorumba

Foto Aktivitas Anak Melakukan Kegiatan Menempel Teknik Mozaik


62

Foto Aktivitas Anak Melakukan Kegiatan Menempel Teknik Mozaik

Foto Aktivitas Anak Melakukan Kegiatan Menempel Teknik Mozaik


63
64

Anda mungkin juga menyukai