Skripsi
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
oleh
1301406005
Semarang pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 20 Februari 2013
Panitia Ujian,
Ketua Sekretaris
Penguji Utama
Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II
ii
PERNYATAAN
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
5. Almamaterku
iv
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahNya
Rembang Tahun Ajaran 2012/ 2013)”. Skripsi ini menyajikan tentang penerapan
Kabupaten Rembang.
ini dapat terselesaikan. Hanya ucapan terima kasih sebesar-besarnya yang dapat
3. Drs. Eko Nusantoro, M. Pd., Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling yang
4. Prof. Dr. Sugiyo, M. Si. Dosen pembimbing I yang telah memberikan saran
v
5. Dr. Awalya, M. Pd, Kons., Dosen pembimbing II yang telah memberikan
6. Drs. Heru Mugiarso, M. Pd., Kons., Dosen penguji utama dengan bijaksana
10. Guru SMP Negeri se-Kabupaten Rembang sebagai responden penelitian yang
11. Teman-teman Lembaga Winprime, Kabkid’s Band, dan Kempet Kost yang
skripsi.
12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca
vi
ABSTRAK
vii
Kesimpulan penelitian ini adalah pada umumnya guru BK yang telah
mendapatkan sertifikat pendidik pada SMP Negeri se-Kabupaten Rembang telah
menerapkan dengan secara baik kompetensi profesional konselor dalam
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
Disarankan guru BK selalu melatih dan mengasah perangkat kompetensi
yang dimiliki, khususnya dalam memfasilitasi perkembangan akademik, karier,
personal, dan sosial konseli, mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan
konseling, serta menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan
bimbingan dan konseling kepada pihak terkait.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PENGESAHAN ........................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 10
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 12
1.5 Sistematika Skripsi .................................................................................. 14
ix
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ......................................................................................... 75
3.2. Variabel Penelitian.................................................................................... 76
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................ 78
3.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 80
3.5. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 88
3.6. Metode Analisis Data ................................................................................ 90
3.7. Hasil Uji Instrumen ................................................................................... 92
BAB 5 PENUTUP
5.1. Simpulan .............................................................................................. 122
5.2. Saran .................................................................................................... 122
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
Tabel 2.1 Rambu-Rambu Struktur Kurikulum PLPG Binbingan dan Konselin...62
Tabel 3.2 Jumlah guru BK Yang Telah Mendapatkan Sertifikat Pendidik yang
Tersebar Pada SMP Negeri se-Kabupaten Rembang ……….........… 80
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penerapan Kompetensi Profesional
guru BK Paska Sertifikasi …………….………..……………..….….. 84
Tabel 3.4 Kriteria Skor Jawaban……………………………………………….. 88
Tabel 3.5 Kriteria Penentuan Tingkatan Kompetensi Profesional guru BK……. 92
Tabel 4.1 Kriteria Persentase ……………………………………..…………… 95
Tabel 4.2 Distribusi Penerapan Kompetensi Profesional guru BK Paska Sertifikasi
Dalam Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Secara Keseluruhan ………………………………………….…..….. 96
Tabel 4.3 Hasil Persentase Penerapan Kompetensi Profesional guru BK Paska
Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Secara Keseluruhan Per Sub Variabel…… 98
Tabel 4.4 Hasil persentase sub variabel menguasai kerangka teoritik dan praksis
bimbingan dan konselinng …………………………………………. 102
Tabel 4.5 Hasil frekuensi jawaban responden sub variabel menguasai kerangka
teoritik dan praksis bimbingan dan konseling ………………….….. 102
Tabel 4.6 Hasil persentase sub variabel merancang program
bimbingan dan konseling ……………………………………………105
Tabel 4.7 Hasil frekuensi jawaban responden sub variabel merancang program
bimbingan dan konseling…………………………………………….105
Tabel 4.8 Hasil persentase sub variabel mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling yang komprehensif …….……………..… 108
Tabel 4.9 Hasil frekuensi jawaban responden sub variabel mengimplementasikan
program bimbingan dan konseling yang komprehensif …………… 108
Tabel 4.10 Hasil persentase sub variabel menilai proses dan hasil kegiatan
bimbingan dan konselin………………………………………...….. 111
Tabel 4.11 Hasil frekuensi jawaban responden sub variabel menilai
proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling ……………..... 111
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Diagram
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1. Pengembangan Kisi–Kisi Try Out Instrumen Penerapan
Kompetensi Profesional Konselor Sekolah …………………………… 126
2. Tryout Angket Penerapan Kompetensi Profesional Konselor Sekolah .. 129
3. Tabulasi Data Tryout Angket Penerapan Kompetensi Profesional
Konselor Sekolah ……………………………………………………… 136
4. Contoh Perhitungan Validitas Angket Per-item Data Tryout Angket
Penerapan Kompetensi Profesional Konselor Sekolah ……………….. 144
5. Contoh Perhitungan Reliabilitas Angket Per-item Data Tryout Angket
Penerapan Kompetensi Profesional Konselor Sekolah ………………. 145
6. Pengembangan Kisi–Kisi InstrumenPenerapan
Kompetensi Profesional Konselor Sekolah ……………………………. 147
7. Angket Penelitian Penerapan Kompetensi Profesional Konselor Sekolah 150
8. Analisis Deskriptif Persentase Sub Variabel …………………………… 156
9. Analisis Deskriptif Persentase Perindikator …………………………..... 158
10. Daftar Responden Tryout Angket ………………………………………. 163
11. Daftar Responden Penelitian ……………………………………………. 164
12. Salinan Permendiknas No 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor ………………………………….. 166
13. Unjuk Kerja Konselor Unjuk Kerja Program Studi
Bimbingan Dan Konseling (Konselor) ………………………………….. 175
14. Kode Etik Anggota Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) ……… 189
15. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………… 195
16. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ………………………….. 219
17. Foto-Foto Dokumentasi Penelitian ………………………………………. 240
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
layanan pengajaran yang diberikan oleh seorang guru mata pelajaran, sebagai
suatu sistem.
Konselor.
dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina secara efektif dan
1
2
kependidikan.
harus melekat pada pendidik yang meliputi pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, berwibawa, berakhlak mulia serta dapat dijadikan teladan bagi peserta didik,
nasional.
3
kompetensi lain dan perlu diperhatikan serta pemahaman yang baik dalam proses
melalui pendidian akademik yang telah diperoleh itu. Sehingga nampak bahwa
saat melakukan observasi untuk tugas kuliah. Ditemukan bahwa masih ada guru
pelayanan dalam format individu dan kelompok jarang dilakukan. Hal ini
profesional konselor point ke-3 dan ke-4 yang terdapat dalam Permendiknas
sehingga layanan tersebut terkesan seperti ajang pemberian nasehat kepada siswa.
dalam konseling perorangan. Hal ini juga menunjukkan guru BK belum optimal
dalam menerapkan standar kompetensi profesional konselor point ke-3 butir ke-3
konseling.”
6
sekolah menunjukkan perilaku guru BK yang kurang profesional. Hajati (2009: 11-
secara mendalam konseli yang hendak dilayani dan sangat kurang dalam
menguasai teori, prinsip, teknik, dan prosedur bimbingan dan konseling sebagai
pendekatan”.
akademik dan kompetensi konselor tidak akan tercapai secara optimal dan
(guru BK) adalah pengakuan terhadap seseorang yang telah memiliki kompetensi
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang
menyebutkan bahwa:
mutu guru dan peningkatan kesejahteraannya. Oleh karena itu, lewat setifikasi ini
sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen,
Terdiri dari 28 orang guru BK yang bertugas di SMP, 4 orang guru BK yang
bertugas di MTs, 18 orang guru BK yang bertugas di SMA, 4 orang guru BK yang
bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus.
guru dalam jabatan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2006 sampai
9
tahun 2010 melalui penilaian portofolio, bagi yang tidak lulus harus
Hartoyo dan Baedhowi (dalam Hartono, 2011) menunjukkan bahwa motivasi guru
dalam program sertifikasi guru dalam jabatan, didorong oleh motivasi finansial,
program sertifikasi konselor ( guru BK) dalam jabatan mengacu kepada Standar
terdapat dalam SKAKK tersebut, maka guru BK dianggap telah menguasai tingkat
oleh guru BK yang telah sertifikasi, yang secara teori diharapkan mampu
Sertifikasi (Studi Deskriptif Pada Guru Bimbingan Dan Konseling SMP Negeri
sertifikat pendidik?
sertifikat pendidik?
11
pendidik.
sertifikat pendidik.
12
berikut,
Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pijakan awal untuk penelitian lebih
lanjut.
Selain dilihat dari manfaat teoritis, penelitian ini juga diharapkan dapat
b. Bagi Pengawas Sekolah, dapat dijadikan informasi atas kinerja guru BK,
c. Bagi Dinas Pendidikan, dapat dijadikan informasi atas kinerja guru BK,
kompetensi profesional Guru BK bagi peneliti lain, dan bila menjadi lebih
sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
analisis data.
dan pembahasannya.
Bab V : Penutup
LANDASAN TEORI
sedang, dan 4 konselor (13.3%) dalam kategori tinggi. Simpulan yang dapat
diambil adalah tugas pokok dan peranan konselor dalam pelaksanaan bimbingan
rata-rata dalam kategori sedang. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis deskriptif
(2008: vii) dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang
15
16
kompetensi profesional adalah penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2011: vii),
baik yaitu dengan prosentase hasil 78,92%. Hal ini menunjukkan bahwa konselor
Kaitan antara penilitian yang dilakukan oleh Aziz (2011: vii) dengan
yang baik. Begitu juga guru BK yang sertifikasi harus memiliki dan mengusai
BK.
17
sertifikasi guru adalah penelitian yang dilakukan oleh Anoraga (2011: viii) dengan
sebesar 88,5, sedangkan nilai rata-rata guru yang belum bersertifikat pendidik sebesar
66,5. Kemudin sebesr 85% kinerja guru yang bersertifikat masuk kriteria sangat
tinggi, sedangkan 75% kinerja guru yang belum bersertifikat masuk pada kriteria
cukup. Berarti kinerja guru bersertifikat lebih baik daripada kinerja guru yang belum
bersertifikat pendidik. Kemudian pada uji t diperoleh thitung (13,6) > ttabel (2,02) yang
berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara guru yang bersertifikat pendidik
dengan guru yang belum bersertifikat pendidik. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan: bahwa terdapat perbedaan kinerja guru bersertifikat pendidik dan yang
belum bersertifikat pendidik, dan kinerja guru yang bersertifikat pendidik lebih baik
yang akan dilakukan oleh penulis adalah guru BK yang sudah mendapatkan
Akan tetapi disini peneliti ingin menekankan pada salah satu kompetensi
saja yaitu kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru BK dalam
ingin menitik beratkan pada sub bahasan kompetensi profesional tanpa ada
disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi dan kredensi yang
Menurut Usman yang dikutip oleh Saudagar dan Idrus (2009: 30)
seseorang yang hanya dapat dinilai dengan ukuran baik dan buruk. Sedangkan
membantu, dan unjuk kerja profesional yang akuntabel (ABKIN, 2005: 96).
ada beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi
1) Pengetahuan (knowledge)
tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau
2) Pemahaman (Undertanding)
kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Aspek afektif adalah aspek
20
yang berkaitan dengan sikap, nilai, dan perilaku atau lebih pada pengelolan
3) Kemampuan (skill)
mempunyai skil dalam bermain gitar, akan lebih optimal hasil pekerjaannya di
4) Nilai (value)
Yang dimaksud dengan nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang
telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Nilai
disini adalah tentang suatu yang dianggap benar dan salah. Misalnya berbuat
curang itu salah maka seseorang akan merasa bersalah jika melakukan
kecurangan.
5) Sikap (attitude)
terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Sikap yang tanggap dan
cekatan merupakan ciri dari seseorang yang mempunyai kompetensi tinggi. Dia
6) Minat (Interest)
minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan, dia akan melakukan pekerjaan itu
1) Kompetensi Pedagogik
Dalam hal ini kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru BK yaitu
indikator, yaitu:
lebih optimal.
24
perilaku konseli.
mencatat setiap perkembangan yang ada yang terjadi pada konseli, baik
esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam semua jalur, jenis dan
2) Kompetensi kepribadian
profresi konselor.
indikator, yaitu:
religius yang dapat menentramkan diri sendiri dan orang lain terutama
konseli.
terutama konseli.
26
dan konseling.
3) Kompetensi sosial
untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada
kompetensi ini siswa yang bermasalah tidak akan merasa enggan untuk
yaitu:
antar sesama guru BK di dalam suatu instansi. Kerjasama yang baik akan
dan konseling
Dalam dunia kerja guru BK dituntut untuk aktif dan kreatif. Peran
ABKIN.
masih berada dalam satu instansi. Misalnya guru BK bisa bekerja sama
muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan
masyarakat luas.
4) Kompetensi profesional
Dalam hal ini guru BK harus menguasai materi bimbingan dan konseling
29
masalahnya secara mandiri dengan tetap memegang kode etik profesi yang
ada.
indikator, yaitu:
menentukan nilai serta kualitas dari pada sesuatu. Assesmen berguna untuk
Konseling.
sekolah/madrasah.
komprehensif.
sekolah/madrasah.
aturan atau pedoman yang mengatur arah dan gerak dari pekerjaan profesi
tersebut. Hal ini sering disebut etika. Konselor sebagai pelaksana dari
tingkah laku seseorang, atau sekelompok orang yang didasarkan atas nilai-
Konseling.
profesional saja, tetapi ingin menitik beratkan pada sub bahasan kompetensi
bimbingan dan konseling beserta bagian-bagian dari disiplin ilmu terkait dan
Ayat 6 bahwa konselor (guru BK) merupakan salah satu kualifikasi pendidik.
ekspektasi kinerja yang berbeda dengan tenaga pendidik lain. Hal ini
1996: 11).
maka harus dilakukan oleh seorang guru BK yang profesional. Guru BK yang
dan dalam tentang bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan
profesional yang harus diimiliki oleh seorang konselor (guru BK) mencakup:
konseling.
konseling.
konseling.
komprehensif.
konseling.
serta kegiatan pendukung konseling dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai
tersebut adalah:
penuhi sebagai syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru BK.
Dengan adanya syarat sebagai kriteria penerimaan calon guru BK, maka
sekolah.
40
dasar ukuran itu akan dapat di obsevasi dan ditemukan konselor sekolah
kopetensinya.
1. Pengertian Guru BK
instruktur”.
wewenang”.
depannya.
handayani.
pendidikan lanjutan.
kelompok.
5) Kegiatan Pendukung
kewenangannya.
BK seperti meja dan kursi, papan tulis dan papan pengumuman dll.
atau riset.
kerja, prosedur kerja, dan pola kerja atau mekanisme kerja kegiatan
secara kualitatif.
47
tertentu. Menurut Sahertian yang dikutip oleh Payong (2011: 6), profesi pada
hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, yang menyatakan
yang jelas dan teramati. Ini berarti bahwa profesi guru BK memiliki
kepada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi; misalnya
atau amatiran.
Menurut sejumlah para ahli seperti McCully, Tolbert, dan Nugent yang
dikutip oleh Prayitno, dan Erman Amti (2004: 339) menyatakan bahwa kriteria
konselor profesional dapat dilihat dari karakteristik yang harus dimiliki guru
BK (konselor) diantaranya :
48
Bimbingan dan Konseling yang luas dan mendalam, para anggota profesi BK
tentang unjuk kerja itu telah dilakukan oleh Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI) pada konversi Nasional VII IPBI di Denpasar, Bali (1989).
Upaya ini lebih dikongkretkan lagi pada Konvensi Nasional VIII di Padang
(1991). Rumusan unjuk kerja yang pernah disampaikan dan dibicarakan dalam
yang hendaknya dapat di tampilkan oleh para lulusan program studi bimbingan
dan konseling. Keseluruhan rumusan untuk kerja itu meliputi 28 gugus yag
berjumah 225 butir, dalam Prayitno, dan Erman Amti (2004: 338). Ke-28 gugus itu
adalah:
adanya atau karena seseorang atau sesuatu organisasi telah melakukan sesuatu
yang patut dihargai atau telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Sesuai
dengan makna ini, maka dikenal istilah kredit dalam dunia perbankan, sistem
kredit semester dalam dunia pendidikan, angka kredit dalam kenaikan jabatan
seseorang tenaga profesi atau lembaga yang bersangkut paut dengan profesi
diuji dan kepadanya diberikan tanda bukti bahwa yang bersangkutan benar-
benar diyakini dan dapat diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas dalam
bidang profesi yang dimaksudkan. Pengujian dan pemberian tanda bukti yang
51
1. Akreditasi
organisasi profesi atau suatu badan khusus yang dipandang kompeten dan
dan isi program, jumlah dan mutu pengajar, prosedur, seleksi, mutu
2. Lisensi
setelah mengikuti uji kompetensi. Lisensi hanya dapat diperoleh jika yang
Pada saat itu, masyarakat mulai cemas karena siapapun boleh berpraktik
3. Sertifikasi
jenjang dan jenis setting tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
tentang Guru dan Dosen yang dikutip dalam Muslick (2009: 33-34) ,
dikemukakan bahwa :
dalam masyarakat.
profesional.
diselengglarakan di sekolah.
1. Landasan Hukum
guru dan dosen. Pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi
2. Landasan Psikologis
tertentu. Harga diri senagai guru akan semakin terpatri apabila terdapat
professional.
3. Landasan Sosiologis
kepada para siswa disekolah. Para siswa yang mengikuti proses pendidikan
yang baik dan pada gilirannya dapat menjadi generasi baru pembangun
4. Landasan Ekonomis
dan bagi kemajuan ekonomi suatu bangsa. Konsep tentang sertifikasi dapat
”nilai jual” karena memiliki keahlian yang dapat diandalkan. Calon guru
tentu saja akan dihargai dimasyarakat dan nilai pengabdiannya juga data
didasarkan kepada beberapa alasan, yaitu (1) sebagai profesional seorang guru
masyarakat yang menghendaki pelayanan vang lebih baik, (2) untuk memenuhi
standar profesi ini, guru BK harus belaiar secara terus menerus sepanjang
hayat, (3) guru BK harus membuka diri, mau mendengar dan melihat
bagi guru BK. Maka, dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang
memadai, guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang
dibutuhkan.
62
yang baik dan luas dapat dilakukan guru BK dengan membina jaringan kerja
atau networking. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan
oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses
yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi. Melalui networking inilah guru BK
prima kepada pengguna yaitu siswa, orangtua dan sekolah sebagai stakeholder.
publik.
tembusanya batas-batas dimensi ruang dan waktu yang tentu juga akan
sudah mengajar baik guru PNS maupun non PNS. Sesuai dengan amanat
dan 2). Bagi guru dalam jabatan yang lulus penilaian portofolio maka
minimal 20 tahun atau yang memiliki golongan IV/a atau yang memenuhi
bagi:
bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata
IV/b; atau
65
IV/c.
dan karya pendukung, serta sebagai data atau informasi yang dapat
Bagi guru yang belum lulus penilaian portofolio, dalam arti belum
alokasi 30 jam teori dan 60 jam praktik (satu jam setara dengan 50
secara teoretis (30 JP) dan implementasi teori kedalam praktik (60 JP).
Pada akhir PLPG dilakukan uji kompetensi yang mencakup ujian tulis
dan ujian praktik. Instruktur untuk PLPG adalah asesor yang memiliki
nomor induk asesor (NIA) sesuai dengan bidang keahlian yang dilatih.
68
Kompetensi Konselor.
Tabel 2.1
Rambu-Rambu Struktur Kurikulum PLPG Binbingan dan Konseling
Standar Kompetensi Lulusan meliputi:
1. Memahami karakteristik peserta didik
2. Mampu mengembangkan program Bimbingan dan Konseling
3. Mampu mengembangkan Rencana Pelaksanaan Layanan
Bimbingan dan Konseling
4. Mampu mengembangkan Perangkat Evaluasi Bimbingan dan
Konseling
5. Mampu menyusun Laporan Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling
6. Mampu menyusun Proposal Penelitian Tindakan Bimbingan dan
Konseling (PTBK) dan Penulisan Karya Ilmiah
7. Mampu mendemontrasikan pemberian layanan Bimbingan dan
Konseling
No Materi Teori Praktik Keterangan
A Umum
B POKOK
1 Manajemen dan 4 - 1. Konsep dasar manajemen dan
organisasi BK organisasi BK
2. BK komprehensif
3. Mekanisme layanan BK
4. Sarana dan prasarana BK
2 Bidang Layanan 4 1. Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan Pribadi,Sosial, Belajar dan
69
Konseling Karir
2. Standar kompetensi
kemandirian peserta didik
3 Pemahaman Individu 4 - Pemahaman guru BK secara
atau konseli mendalam tentang karakterisitik
dan kebutuhan konseli
dengan menggunakan teknik non
tes dan tes
4 Pengembangan 4 Pengembangan program tahunan
Program BK dan semesteran
5 Pelayanan BK di a. Materi pelatihan konseling
Sekolah 4 individual, konseling
a. Konseling
Individual kelompok, dan bimbingan
b. Konseling 2 kelompok meliputi konsep
Kelompok dasar, tujuan, teknik/metode,
c. Bimbingan 3 dan langkah-langkah.
Kelompok
d. Bimbingan 3 b.Materi pelatihan bimbingan
Klasikal klasikal meliputi konsep dasar,
e. Media BK 3 tujuan, materi, teknik/metode,
langkah-langkah, dan
pengembangan alat/medianya.
c. Pengembangan media BK
yang dapat dipergunakan
untuk layanan BK
6 Evaluasi Program 4 - Pemberian wawasan mengenai
dan Layanan BK pentingnya evaluasi terhadap
program, proses maupun
hasilnya termasuk layanan
konseling dan bimbingan
kelompok atau klasikal.
7 PenelitianTindakan 4 2 Pendalaman materi PTBK,
Bimbingan dan penulisan karya ilmiah, dan
Konseling (PTBK) pengembangan proposal sebagai
dan penulisan karya tugas mandiri.
ilmiah
C WORKSHOP
a. Pengembangan - 8 Menyusun program tahunan
program BK dan dan semesteran berdasarkan
Rencana hasil assesmen dan evaluasi
Pelayanan BK
b. Pengembangan 6 Menyusun rencapa pelaksanaan
alat evaluasi konseling indivuidual (RPLKI)
program BK)
tahunan atau
semeseteran) dan
pelaksanaan
70
layanan BK
c. Simulasi 4 Menyusun rencapa pelaksanaan
konseling bimbingan klasikal atau
individual
kelompok (RPLBK)
d. Simulasi 4
bimbingan Praktik menyusun alat evaluasi
klasikal atau program dan laporan layanan
bimbingan BK
kelompok
D PRAKTIK
BIMBINGAN DAN
KONSELING
Pelaksanaan praktik - Satu kelas 30 peserta, dibuat 3
peer guidance and kelompok dan dilaksanakan
counsleing. secara paralel
a. Konseling 10 Tiap peserta tampil 2 kali @ 1
Individual
b. Bimbingan JP
Kelompok atau 10 Tampilan ke-1 dan ke-2
Klasikal merupakan ujian praktik
E UJIAN
1 Tulis 4
2 Praktik *)
Jumlah JP 46 44
Sumber: Buku IV Rambu-Rambu PLPG 2012
Sedikit rancu istilah sertifikasi guru pra jabatan, karena calon-calon guru pra
jabatan yang ingin menjadi guru sudah diseleksi melalui proses pendidikan
spesifik untk melaksanakan tugas guru yang spesifik seperti guru kelas (bagi
calon guru SD) dan guru bidang studi bagi calon guru pada jenjang
pendidikan SMP dan SMA. Karena itu sejak awal sudah ada perdebatan
tentang keabsahan dan relevensi dari jenis sertifikasi semacam ini. Namun
71
khusus bagi para calon yang ingin memasuki sebuah profesi setelah
pendidikan profesi.
khusus (pasal 15). Karena itu bagi guru prajabatan untuk memperoleh
(PPG) untuk guru mata pelajaran dan Pendidikan Profesi Konselor (PPK)
dan pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran bidang studi yang
kompetensi profesional.
tugasnya secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat
Kompetensi konselor ini juga bisa digunakan sebagai acuan pelaksanaan uji
mutu guru dan peningkatan kesejahteraannya. Oleh karena itu, lewat setifikasi ini
Dari hal-hal di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoritis Guru BK yang
secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat memberikan
ilmiah, maka penulis memandang perlu dan penting untuk menetapkan langkah-
variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpul data, validitas dan
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena yang terjadi saat
kondisi, atau hal-hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan
gambaran tentang hasil penelitian yang diperoleh. Jenis penelitian deskriptif pada
75
76
Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga
kita akan memperoleh lebih mudah memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan
obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 60) variabel penelitian pada dasarnya adalah
“segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
kesimpulannya”.
peneliti menguji benar atau tidaknya asumsi dan rumusan masalah yang
Variabel tersebut adalah variabel tunggal, sehingga tidak ada hubungan antar
dipengaruhi (dependen).
dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara riil,
77
2. Kompetensi Profesional
dan konseling.
78
3.3.1 Populasi
hidup, dan sebagainya yang menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data
penelitian. Apabila kita lihat definisi tersebut, pengertian populasi bisa sangat
beragam sehingga kita harus mendefinisikan populasi tersebut dengan jelas dan
tepat.
3.3.2 Sampel
keterbatasan baik dari segi biaya, waktu, dan lain sebagainya maka penelitian
dinamakan contoh (sampel). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti” (Arikunto, 2006: 131). Dilihat dari jumlah unit populasi (total
disebut pula dengan penelitian populasi atau studi populasi. Hal ini sesuai
Arikunto (2006: 134) yaitu” apabila subyeknya kurang dari 100 maka lebih
semua subyeknya untuk dijadikan sampel. Berikut ini akan disajikan tabel
Tabel 3.2
Jumlah Guru BK Yang Telah Mendapatkan Sertifikat Pendidik
yang Tersebar Pada SMP Negeri se-Kabupaten Rembang
variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini data yang akan diungkap yaitu
3.4.1 Angket
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
wilayah yang luas (Sugiyono, 2010: 199). Oleh karena itu peneliti
menggunakan angket, angket merupakan salah satu pengumpul data yang tepat
Se-Kabupaten Rembang.
dengan jawaban tabuler, jawaban berskala, jawaban dengan cek, dan jawaban
katagorikal.
berskala ini didasarkan atas asumsi yang dikemukakan oleh Hadi (2004: 177)
yaitu “(1) subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya, (2) apa yang
dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan apa adanya, dan (3)
82
interpretasi subjek tentang pertanyaan yang diajukan adalah sama dengan apa
sebagai berikut:
adalah responden tidak bisa menjawab dengan alur pikirannya karena dibatasi
2. Mengamati dan meneliti kembali jawaban yang telah diisi oleh responden
responden.
a. Penyusunan Angket
TABEL 3.3
Kisi-Kisi Instrumen
Penerapan Kompetensi Profesional Guru BK Pasca Sertifikasi
No Item
Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor
+ -
Kompetensi 1. Menguasai 1.1. Mengaplikasikan Menampilkan 1, 2 3
Profesional kerangka arah profesi keutuhan pribadi
Guru BK teoritik dan bimbingan dan konselor 4 5
praksis konseling Berperilaku etik dan
bimbingan dan profesional
konseling Meningkatkan 6 7
komitmen untuk
meningkatkan
kemampuan
profesional
1.2. Mengaplikasikan Membantu peserta 8 9
dasar-dasar didik
pelayanan mengembangkan
bimbingan dan seluruh potensi dan
konseling kekuatan yang
dimilikinya seoptimal
mungkin 10 11
Menerapkan asas
kerahasiaan dengan
menyimpan informasi
tentang permasalahan
peserta didik.
Menerapkan fungsi 12 13
pemahaman dalam
proses konseling.
1.3. Mengaplikasikan Memberikan 14 15
pelayanan pelayanan BK sesuai
bimbingan dan dengan tingkat
konseling sesuai perkembangan
kondisi dan peserta didik 16 17, 18
tuntutan wilayah Menyesuaikan
kerja. kegiatan BK terhadap
peraturan dan nilai-
nilai yang ada di
sekolah tanpa
menyimpang dari
asas-asas BK
1.4. Mengaplikasikan Menerapkan 19 20
pendekatan pendekatan rasional
/model/jenis emotif dalam
pelayanan dan konseling 21 22
kegiatan perorangan.
85
pendukung Menyelenggarakan
bimbingan dan layanan orientasi dan 23 24
konseling. informasi.
Menyelenggarakan
layanan bimbingan
dan konseling 25 26
kelompok
Melaksanakan 27 28
Himpunan data
Melaksanakan 29 30
konferensi kasus
Melaksanakan
kunjungan rumah
2. Merancang 2.1. Menganalisis Menyusun daftar cek, 31, 32 33
program kebutuhan konseli angket, wawancara
bimbingan dan untuk keperluan
konseling observasi 34 35
Melakukan test
intelegensi untuk
mengetahui
kecerdasan konseli
2.2. Menyusun Menentukan prioritas 36, 37 38
program layanan
bimbingan dan Memperhatikan 39 40
konseling yang keadaan konselor
berkelanjutan sekolah
berdasar Menyusun program 41 42
kebutuhan peserta menjadi program
didik secara tahunan, semesteran,
komprehensif bulanan, mingguan
dengan dan harian.
pendekatan
perkembangan
2.3. Menyusun rencana Menelaah susunan 43 44, 45
pelaksanaan kalender pelaksanaan
program program bimbingan
bimbingan dan dan
konseling . konseling semesteran
dan tahunan.
2.4. Merencanakan Menyediakan fasilitas 46 47
sarana dan biaya fisik untuk keperluan
penyelenggaraan pelayanan BK
program Menyediakan
bimbingan dan anggaran biaya yang 48 49
konseling memadahi untuk
86
pengadaan alat-alat
teknis, biaya
operasional dan
penelitian atau riset.
3. Mengimpleme 3.1. Melaksanakan Membantu guru 50 51
tasikan pendekatan bidang studi dalam
program kolaboratif dalam mendiagnosis
bimbingan dan pelayanan kesulitan belajar
konseling bimbingan dan siswa 52 53
yang konseling. Membantu guru
komprehensif. bidang studi dalam
penyelenggaraan,
perbaikan dan
program pengayaan.
3.2. Memfasilitasi Menyelenggarakan 54 55
perkembangan bimbingan karier
akademik, karier, Menyelenggarakan
personal, dan bimbingan kelompok 56 57
sosial konseli belajar
3.3. Mengelola sarana Menggunakan dan 58 59
dan biaya program memelihara fasilitas
bimbingan dan fisik untuk keperluan
konseling pelayanan BK
Menggunakan
anggaran biaya 60 61, 62
dengan penuh
tanggung jawab
untuk pengadaan alat-
alat teknis, biaya
operasional dan
penelitian atau riset.
4. Menilai proses 4.1. Melakukan Penilaian segera 63, 64 65
dan hasil evaluasi hasil, (Laiseg) 66 67
kegiatan proses, dan Penilaian jangka 68 69
bimbingan dan program pendek
konseling bimbingan dan Evaluasi program BK
konseling
4.2. Menginformasikan Membuat grafik 70, 71 72
hasil pelaksanaan informasi
evaluasi pelayanan hasil evaluasi
bimbingan dan bimbingan 73 74
konseling kepada dan konseling
pihak terkait Membuat laporan
pelaksanaan program
(Lapelprog)
87
diharapkan.
(KD), jarang (J), dan tidak pernah (TP). Untuk pernyataan yang positif,
nilai 5 diberikan untuk jawaban selalu, nilai 4 untuk jawaban sering, nilai 3
diberikan untuk jawaban selalu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3.4
Kriteria Skor Jawaban
1. Selalu 5 1. Selalu 1
2. Sering 4 2. Sering 2
3. Kadang-Kadang 3 3. Kadang-Kadang 3
4. Jarang 2 4. Jarang 4
5. Tidak Pernah 1 5. Tidak Pernah 5
3. Menyusun Format
a. Kata pengantar
responden.
b. Identitas responden
c. Petunjuk pengerjaan
d. Butir-butir instrument
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian menjadi valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
validitas yang tinggi jika instrumen tersebut mampu mengukur dan menilai apa
yang seharusnya diukur dan dinilai (Arikunto, 2006: 168). Validitas pada
ini instrumen yang digunakan adalah angket dan rumus tersebut digunakan
N XY ( X )( Y)
rxy
{N X2 ( X ) 2 }{ N Y2 ( Y )2}
Keterangan :
rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
N : jumlah subyek
X : skor item
Y : skor total
X : jumlah skor item
stabil dan produktif. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes yang memberikan hasil tetap, maka dengan kata lain
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
Keterangan :
ri = Koefisien reliabilitas
2
b = mean kuadrat kesalahan
k = mean kuadrat antara subyek
2
t = Varians skor total ( Sugiyono, 2006: 282 )
Dari hasil perhitungan reliabilitas kemudian hasil tersebut
dikonsultasikan dengan nilai r tabel apabila r hitung ≥ r tabel maka butir soal
dikatakan reliabel.
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah
penelitian berupa data kuantitatif yang akan dihitung dengan teknik deskriptif
berikut,
Prosentase = X 100%
Keterangan:
n= nilai yang diperoleh
N= nilai total
%= tingkat keberhasilan yang dicapai
5. Hasil perhitungan selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel kriteria. Di
bawah ini akan di jelaskan cara menentukan besarnya tabel kriteria yang
5 /5 x 100 % = 100%
1 /5 x 100% = 20%
% tertinggi -% terendah
d. Kriteria = sangat tinggi (ST), tinggi (T), sedang (S), rendah (R),
Tabel 3.5
Kriteria Penentuan Tingkatan Kompetensi Profesional Guru BK
Interval Kriteria
84%-100% Sangat Tinggi
68%-83,9% Tinggi
52%-67,9% Sedang
36%-51,9% Rendah
20%-35,9% Sangat Rendah
Dalam penelitian ini uji validitas dikenakan pada angket yang akan
item yang tidak valid dikarenakan r hitung <r tabel , yaitu lebih kecil dari 0,444
sedangkan sisanya 77 butir item dinyatakan valid dengan r hitung >r tabel yaitu
lebih besar dari 0,444. Adapun hasil dari uji validitas secara lengkap dapat
dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengukur dan memperoleh
taraf signifikan 5% dan N= 20 serta r tabel 0,195 diperoleh hasil rhitung= 0,972.
Dan dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa rhitung > rtabel , sehingga dapat
dinyatakan bahwa instrumen tersebut reliabel. Adapun hasil dari uji reliabilitas
Se-Kabupaten Rembang.
penelitian ini akan dijelaskan melalui hasil analisis deskripsi persentase secara
sebagai berikut :
Kriteria yang ada dalam hasil penelitian ini terdiri dari lima (5) tingkatan
kriteria yaitu “sangat tinggi”, “tinggi”, “sedang”, “rendah”, dan “sangat rendah”.
94
95
Rentang persentase
Lebar interval = Banyak kriteria
= 80% = 16%
5
Tabel 4.1
Kriteria Persentase
2. 68%-83,9% Tinggi
3. 52%-67,9% Sedang
4. 36%-51,9% Rendah
Keterangan :
1. Kategori sangat tinggi berarti guru BK menerapkan kompetensi
profesional dalam pelaksanaan pelayanan BK di sekolah dengan sangat
baik.
2. Kategori tinggi berarti guru BK menerapkan kompetensi profesional
dalam pelaksanaan pelayanan BK di sekolah dengan baik.
3. Kategori sedang berarti guru BK menerapkan kompetensi profesional
dalam pelaksanaan pelayanan BK di sekolah dengan cukup baik.
4. Kategori rendah berarti guru BK menerapkan kompetensi profesional
dalam pelaksanaan pelayanan BK di sekolah dengan kurang baik.
5. Kategori sangat rendah berarti guru BK menerapkan kompetensi
profesional dalam pelaksanaan pelayanan BK di sekolah tidak sesuai
dengan prosedur yang baik.
96
berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Penerapan Kompetensi Profesional Guru BK Pasca
Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Secara Keseluruhan
Diagram 4.1
Penerapan Kompetensi Profesional Guru BK Pasca Sertifikasi Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Secara
Keseluruhan
Series1; Tinggi;
74,07%
Series1;
Series1; Sangat Sedang; 14,81%
Tinggi ; 11,11%
Series1; Series1; Sangat
Rendah; 0,00% Rendah; 0,00%
Dari tabel 4.2 dan diagram 4.1 dapat diuraikan bahwa penerapan
Tabel 4.3
Hasil Persentase Penerapan Kompetensi Profesional Guru BK Pasca
Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Secara Keseluruhan Per Sub Variabel
Diagram 4.2
Hasil Persentase Penerapan Kompetensi Profesional Guru BK Pasca
Sertifikasi Dalam Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
di Sekolah Secara Keseluruhan Per Sub Variabel
80,77% 79,10%
90,00% 71,11% 68,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Dari tabel 4.3 dan diagram 4.2 dapat diuraikan bahwa dari tiap sub
variabel yang menjadi komponen dari kompetensi profesional konselor. Pada sub
tinggi. Hal ini berarti guru BK dengan secara baik mengaplikasikan arah profesi
kriteria tinggi. Hal ini berarti guru BK dengan secara baik menganalisis
termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti guru BK dengan secara baik
mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling dengan baik.
68,00% termasuk dalam kriteria sedang. Hal ini berarti guru BK dengan
cukup baik melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan
dan konseling di sekolah memiliki empat sub variabel yaitu (1) menguasai
bimbingan dan konseling yang komprehensif, dan (4) menilai proses dan
dan konseling.
Tabel 4.4
Hasil persentase sub variabel menguasai kerangka teoritik dan
praksis bimbingan dan konseling
Tabel 4.5
Hasil frekuensi jawaban responden sub variabel menguasai kerangka
teoritik dan praksis bimbingan dan konseling
Kriteria
No. Indikator Sangat Sangat
Tinggi Sedang Rendah
tinggi rendah
1. Mengaplikasikan arah profesi 9 2 0 0
16
bimbingan dan konseling
2. Mengaplikasikan dasar-dasar
pelayanan bimbingan dan 6 16 5 0 0
konseling
3. Mengaplikasikan pelayanan
bimbingan dan konseling 14 7 0 0
6
sesuai kondisi dan tuntutan
wilayah kerja.
4. Mengaplikasikan pendekatan
/model/jenis pelayanan dan 15 3 0 0
9
kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
Dari tabel 4.4 dan 4.5 dapat dipaparkan bahwa dalam sub variabel
profesi bimbingan dan konseling. Hal ini berarti guru BK dengan sangat
103
Hal ini berarti guru BK dengan secara baik membantu peserta didik
konseling. Dalam sub variabel ini muncul 3 kriteria frekuensi jawaban responden.
berjumlah 6 orang, termasuk dalam kriteria tinggi berjumlah 16 orang serta yang
kondisi dan tuntutan wilayah kerja. Hal ini berarti guru BK dengan secara
nilai yang ada di sekolah tanpa menyimpang dari asas-asas BK. Dalam sub
pendukung bimbingan dan konseling. Hal ini berarti guru BK dengan secara baik
data, konferensi kasus, dan kunjungan rumah. Dalam sub variabel ini muncul 3
kriteria frekuensi jawaban responden yaitu sangat tinggi, tinggi, dan sedang.
berjumlah 9 orang, termasuk dalam kriteria tinggi berjumlah 15 orang serta yang
Tabel 4.6
Hasil persentase sub variabel merancang program bimbingan dan
konseling
Tabel 4.7
Hasil frekuensi jawaban responden sub variabel merancang program
bimbingan dan konseling
Kriteria
No. Indikator Sangat Sangat
Tinggi Sedang Rendah
tinggi rendah
1. Menganalisis kebutuhan 11 10 2 0
4
konseli
2. Menyusun program bimbingan
dan konseling yang
berkelanjutan berdasar 11 0 0
16 0
kebutuhan peserta didik secara
komprehensif dengan
pendekatan perkembangan
3. Menyusun rencana
pelaksanaan program 12 10 4 1 0
bimbingan dan konseling .
4. Merencanakan sarana dan
biaya penyelenggaraan 10 8 1 1
7
program bimbingan dan
konseling
Dari tabel 4.6 dan 4.7 dapat dipaparkan bahwa dalam sub variabel
Hal ini berarti guru BK dengan secara baik menyusun daftar cek, angket,
orang responden.
bulanan, mingguan dan harian. Dalam sub variabel ini muncul 2 kriteria
dalam kriteria sangat tinggi berjumlah 16 orang dan yang termasuk dalam
Hal ini berarti guru BK dengan secara baik menelaah susunan kalender
pelaksanaan program BK semesteran dan tahunan. Dalam sub variabel ini muncul
temasuk dalam kriteria sangat tinggi berjumlah 12 orang, termasuk dalam kriteria
bimbingan dan konseling. Hal ini berarti guru BK dengan secara baik
operasional dan penelitian atau riset dengan baik. Dalam sub variabel ini kriteria
berjumlah 1 orang, serta yang termasuk dalam kriteria sangat rendah berjumlah 1
orang responden.
bimbingan dan konseling yang komprehensif akan ditampilkan dalam tabel dan
Tabel 4.8
Hasil persentase sub variabel mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling yang komprehensif
Tabel 4.9
Hasil frekuensi jawaban responden sub variabel
mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang
komprehensif
Kriteria
No. Indikator Sangat Sangat
Tinggi Sedang Rendah
tinggi rendah
1. Melaksanakan pendekatan
kolaboratif dalam pelayanan 2 13 10 1 1
bimbingan dan konseling.
2. Memfasilitasi perkembangan
akademik, karier, personal, 4 11 7 5 0
dan sosial konseli
3. Mengelola sarana dan biaya
program bimbingan dan 5 13 5 4 0
konseling
Dari tabel 4.8 dan 4.9 dapat dipaparkan bahwa dalam sub variabel
dengan baik. Dalam sub variabel ini muncul 4 kriteria frekuensi jawaban
konseling. Hal ini berarti guru BK dengan secara baik menggunakan dan
konseling.
konseling.
bimbingan dan konseling di sekolah sub variabel menilai proses dan hasil
kegiatan bimbingan dan konseling akan ditampilkan dalam tabel dan diagram
dibawah ini:
111
Tabel 4.10
Hasil persentase sub variabel menilai proses dan hasil kegiatan
bimbingan dan konseling
Tabel 4.11
Hasil frekuensi jawaban responden sub variabel menilai proses dan
hasil kegiatan bimbingan dan konseling
Kriteria
No. Indikator Sangat Sangat
Tinggi Sedang Rendah
tinggi rendah
1. Melakukan evaluasi hasil,
proses, dan program 5 9 13 0 0
bimbingan dan konseling
2. Menginformasikan hasil
pelaksanaan evaluasi 9 5 2
1 10
pelayanan bimbingan dan
konseling kepada pihak terkait
3. Menggunakan hasil
pelaksanaan evaluasi untuk
merevisi dan mengembangkan 5 9 11 1 1
program bimbingan dan
konseling
Dari tabel 4.10 dan 4.11 dapat dipaparkan bahwa dalam sub
proses, dan program bimbingan dan konseling. Hal ini berarti guru BK
dan evaluasi program BK. Dalam sub variabel ini muncul 3 kriteria
bimbingan dan konseling kepada pihak terkait. Hal ini berarti guru BK
responden.
terkait.
4.2 Pembahasan
dan konseling yang memandirikan, yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan
yang diperoleh melalui pendidian akademik yang telah diperoleh itu. Sehingga
(guru BK) adalah pengakuan terhadap seseorang yang telah memiliki kompetensi
ini sejalan seperti yang dikemukakan oleh Muslick (2009: 33-34) menyebutkan
untuk guru BK standar yang digunakan yaitu Standar Kualifikasi Akademik Dan
Terdiri dari 28 orang guru BK yang bertugas di SMP, 4 orang guru BK yang
bertugas di MTs, 18 orang guru BK yang bertugas di SMA, 4 orang guru BK yang
sebesar 68,00%.
Hal ini berarti guru BK yang telah mendapatkan sertifikat pendidik di SMP negeri
Hal ini tidak sesuai dengan fenomena awal, Hasil kajian Hartono (2011)
portofolio, bagi yang tidak lulus harus mengikuti PLPG (termasuk guru
Hartono, 2011) menunjukkan bahwa motivasi guru dalam program sertifikasi guru
mengembangkan kompetensi.
perbedaan hasil penelitian ini dengan kajian terdahulu. Faktor pertama adalah
waktu penelitian, hasil kajian hartono berdasarkan hasil analisis dari guru yang
masih dirasa belum merata. Sehingga hasil yang didapatkan dari sertifikasi guru
hasil analisis penelitian ini dilaksanakan 6 tahun lebih muda yaitu pada tahun
tepatnya tahun 2012 para guru BK yang telah bersertifikat sebagai obyek
guru.
2010 sedikit sekali buku-buku atau artikel yang membahas tentang sertifikasi
guru. Sedangkan pada tahun 2012 sudah cukup banyak buku-buku dan artikel
yang membahas tentang sertifikasi guru. Hal ini berpengaruh terhadap kesiapan
para guru dalam menghadapi uji kompetensi serta pelaksanaan sertikasi itu
dicapai hasilnya secara instan. Perlu adanya suatu proses yang harus ditempuh
dengan selalu mengadakan perbaikan pada hal-hal yang dirasa kurang untuk
dilakukan adalah: Pertama, memahami tuntutan standar profesi yang ada, yaitu
guru BK berupaya memahami tuntutan standar profesi yang ada dan ditempatkan
didasarkan kepada beberapa alasan, yaitu (1) sebagai profesional seorang guru
masyarakat yang menghendaki pelayanan vang lebih baik, (2) untuk memenuhi
standar profesi ini, guru BK harus belaiar secara terus menerus sepanjang hayat,
(3) guru BK harus membuka diri, mau mendengar dan melihat perkembangan
baru di bidangnya.
118
upaya untuk mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan bagi guru
BK. Maka, dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai, guru
memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan.
lewat organisasi profesi. Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan
luas dapat dilakukan guru BK dengan membina jaringan kerja atau networking.
Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang
sukses. Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa
lebih baik lagi. Melalui networking inilah guru BK memperoleh akses terhadap
semua sektor dan bidang dituntut memberikan pelayanan prima kepada kastemer
atau pengguna. Maka, Guru BK pun harus memberikan pelayanan prima kepada
pengguna yaitu siswa, orangtua dan sekolah sebagai stakeholder. Terlebih lagi
dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Dengan demikian, guru harus
yang memungkinkan tembusanya batas-batas dimensi ruang dan waktu yang tentu
juga akan berpengaruh pada paradigma pendidikan termasuk profesi guru dalam
menjalankan tugasnya.
dan guru BK pada khususnya, perlu dilakukan sertifikasi dan diuji kompetensi
secara berkala agar kinerjanya terus meningkat dan tetap memenuhi syarat
memberikan kesempatan kepada guru tersebut melalui program dan kegiatan yang
sekedar bantuan, sehingga yang harus lebih berperan aktif adalah guru itu sendiri.
sebagai seorang pendidik. Menurut Glickman dalam Mulyasa (2009: 13) guru
profesional memiliki dua cirri yaitu tingkat kemampuan yang tinggi dan
komitmen yang tinggi. Oleh sebab itu, pembinaan profesionalisme guru harus
sebagai berikut:
Letak sekolah yang berjauhan, jarak tempuh dari sekolah satu dengan
dengan pernyataan yang sedikit banyak memiliki kemungkinan untuk bias karena
ada kecenderungan individu untuk menilai diri sendiri lebih baik atau buruk dari
kondisi sebenarnya, tidak sesuai dengan keadaan dirinya, meskipun peneliti sudah
ternjadinya bias oleh para responden pada saat pengambilan data. Sehingga data
menyebutkan teknik observasi itu sendiri merupakan teknik untuk merekam data
atau keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara
berlangsung, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang yang nampak, apa
terdiri dari tujuh Sub kompetensi dasar yang harus dimiliki konselor. Keterbatasan
sebagai sub variabel untuk penelitian ini, yaitu (1) menguasai kerangka teoritik
dan praksis bimbingan dan konseling, (2) merancang program bimbingan dan
komprehensif, dan (4) menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
baik, dan sub variabel menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan
5.2 Saran
122
123
5.2.1 Untuk Guru BK, hendaknya selalu melatih dan mengasah perangkat
dan konseling serta menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan
konseling.
konselor.
5.2.4 Bagi para Peneliti, sebagai pijakan penelitian awal tentang penerapan
kompetensi profesional guru BK bagi peneliti lain, dan bila menjadi lebih
konseling.
DARTAR PUSTAKA
ABKIN. 2005. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kode etik
Bimbingan dan Konseling, Standar Kompetensi Konselor.
Anoraga, Bangkit Panji. 2011. Kinerja Guru SMP Se Kota Semarang Pasca
Sertifikasi. Skripsi Universitas Negeri Semarang
124
125