SKRIPSI
Oleh:
Nur Fajriani
17.406050.56
2022
IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA
Oleh:
Nur Fajriani
17.406050.56
Skripsi
2022
i
PERNYATAAN ORISINALITAS
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA
KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN
ABSTRAK
Setiap siswa cenderung memiliki gaya belajar yang berbeda-beda yang
berguna untuk pembelajaran dan berkomunikasi. Oleh karena itu, memperhatikan
gaya belajar siswa adalah hal yang penting untuk mengoptimalkan pengembangan
kompetensi siswa. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi gaya belajar siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan pada tahun
ajaran 2021/2022. Penelitian ini adalah penelitian jenis kuantitatif, dengan
menggunakan metode survei. Variabel penelitian ini yaitu identifikasi gaya belajar
siswa. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan
tahun ajaran 2021/2022 dengan jumlah keseluruhan yaitu sebanyak 41 siswa yang
terdiri dari kelas VA yang berjumlah 19 siswa dan VB berjumlah 22 siswa. Adapun
yang mengisi angket gaya belajar yaitu sebanyak 40 siswa, dan yang tidak mengisi
sebanyak 1 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penyebaran
angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket gaya belajar
siswa. Gaya belajar yang diidentifikasi pada penelitian ini yaitu gaya belajar visual,
auditori, dan kinestetik. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode analisis data deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian pada
siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan tahun ajaran 2021/2022 memiliki
kecenderungan gaya belajar visual, dilihat dari persentase gaya belajarnya yaitu
sebesar 67.5% gaya belajar visual dalam kategori tinggi. Sementara itu, gaya belajar
auditori termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 57.5%. Gaya belajar
kinestetik termasuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 47.5%. Hasil
penelitian menunjukkan, dari 40 siswa diperoleh hasil bahwa 22 siswa memiliki
gaya belajar visual, 6 siswa memiliki gaya belajar auditori, 10 siswa memiliki gaya
belajar kinstetik, dan terdapat 2 siswa yang memiliki gaya belajar campuran dari
visual dan kinestetik.
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Peneliti panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
kelimpahan kasih serta karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Identifikasi Gaya Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 037 Tarakan”
ini dengan baik dan lancar.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan
memberikan bimbingan, petunjuk serta dorongan. Peneliti mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada.
1. Kedua Orang tua yang melahirkan, membesarkan, dan senantiasa memberikan
doa serta dukungan yang tak terhingga.
2. Bapak Prof. Dr. Adri Patton, M.Si selaku rektor Universitas Borneo Tarakan.
3. Bapak Dr. Suyadi, S.S., M.Ed selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
4. Bapak Dr. Ahsan Sofyan, S.E., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
5. Ibu Desy Irsalina Savitri, M.Pd. selaku selaku pembimbing Utama yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Donna Rhamdan, S.E., M.Pd. selaku pembimbing anggota yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Kadek Dewi Wahyuni Andari, M.Pd. Selaku penguji pertama yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada peneliti.
8. Ibu Degi Alrinda Agustina, M.Pd. Selaku Penguji kedua yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada peneliti.
9. Ibu Nazwa Manurung, M.Psi., Psikolog selaku validator ahli instrumen angket
penelitian yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan dan saran
selama penyusunan dan uji coba instrumen.
vi
10. Bapak Ady Saputra, M.Pd. selaku validator ahli bahasa instrumen angket
penelitian yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan dan saran
selama penyusunan dan uji coba instrumen.
11. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Borneo Tarakan beserta staf yang telah membantu
selama peneliti kuliah.
12. Ibu Mukti Wiwik Wiati, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 037 Tarakan,
beserta Seluruh dewan guru dan staf yang telah memberikan dukungan dan
kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
13. Rekan-rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan
2017 terkhusus Lokal B yang memberikan bantuan, motivasi, dan telah
menemani peneliti sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
14. Keluarga besar terkhusus kepada keempat saudara peneliti serta Ani dan Ayu
yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan selama peneliti kuliah.
15. Sahabat seperjuangan terkhusus kepada Hajra, Rita, Nuning, dan Cahyo yang
telah memberikan banyak dukungan dan kenangan selama peneliti kuliah.
16. Pihak-pihak lain yang tak dapat peneliti tuliskan satu per satu.
Semoga bantuan, motivasi, kritik dan saran yang telah diberikan kepada
peneliti akan memperoleh balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembacanya. Terima
Kasih.
Nur Fajriani
NPM. 1740605056
vii
DAFTAR ISI
viii
3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 35
4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 35
4.1.1 Hasil Uji Coba Instrumen ..................................................................... 35
4.1.2 Pengambilan Data Angket Gaya Belajar di SD Negeri 037 Tarakan .. 39
4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 41
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 61
5.2 Saran ............................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN .......................................................................................................... 65
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berperan sebagai guru yang mendidik perilakunya dan dapat sebagai pengajar yang
memberikan kecerdasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi teladan dalam
pendidikan anak.
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap anak dilahirkan dengan kemampuan
dan karakteristik yang berbeda, khususnya dalam menyerap, mengolah, dan
menyampaikan informasi. Salah satu karakteristik siswa yang berkaitan dengan
menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi yaitu adalah gaya belajar
siswa. Guru dan orang tua harus memahami bahwa setiap anak memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda. Karena itu, setiap anak perlu memperoleh layanan
bimbingan belajar yang berbeda pula sehingga semua anak dapat berkembang
sesuai dengan tingkat kemampuannya. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi
dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi
(Deporter dan Hernacki, 2013:112).
Untuk dapat membimbing dan membelajarkan siswa dengan karakteristik
yang beragam di sekolah, maka guru perlu mengetahui gaya belajar siswa. Kesiapan
guru mengenal gaya belajar siswa dalam pemebelajaran merupakan modal utama
penyampaian bahan pembelajaran dan menjadi salah satu indikator suksesnya
pelaksanaan pembelajaran (Sagala dalam Desmita 2014:3).
Menurut Deporter dan Hernacki dalam Rhamdan (2013:42) mengemukakan
terdapat tiga jenis gaya belajar siswa yang didasari dengan modalitas yang
digunakan individu dalam memproses informasi yaitu gaya belajar Visual, Auditor,
dan Kinestetik. Adapun definisinya yaitu (1) visual, dimana dalam belajar, siswa
tipe ini lebih mudah belajar dengan cara melihat atau mengamati, (2) auditori,
dimana siswa lebih mudah belajar dengan mendengarkan, dan (3) kinestetik,
dimana dalam pembelajaran siswa lebih mudah belajar dengan bergerak, bekerja,
dan menyentuh. Pada umunya, guru dapat mengidentifikasi gaya belajar siswa di
sekolah sebelum menyiapkan pembelajaran, jika guru mampu menyesuaikan
2
pembelajaran dengan gaya belajar siswa, maka pembelajaran akan berjalan dengan
lancar, siswa mampu mengolah informasi baru dengan baik.
Hasil wawancara kepada wali kelas dan orang tua siswa kelas VA dan VB SD
Negeri 037 Tarakan memiliki beberapa permasalahan dalam pembelajaran,
diantaranya yaitu ditemukan siswa yang dianggap kurang meminati pembelajaran
yang diharuskan untuk membaca bacaan yang banyak, atau melakukan diskusi
kelompok. Namun, dalam pembelajaran olah raga, siswa tersebut lebih unggul
daripada teman-temannya. Ada siswa yang tidak mampu belajar dirumah karena
kondisi rumah yang selalu ribut. Selain itu, masih banyak siswa yang tidak
mengetahui gaya belajar yang cocok dengannya.
Adapun hasil wawancara dengan orang tua yang berperan besar dalam
membimbing dan mengawasi pembelajaran siswa di rumah, kekurangan
pengetahuan akan gaya belajar siswa selama membimbingnya belajar, sehingga
menjadikan situasi kurang kondusif, penyebabnya yaitu orang tua membimbing
siswa dengan cara masing-masing tanpa memperhatikan gaya belajar siswa, salah
satu contohnya yaitu seorang ibu yang tidak sabar dan bertindak keras ke anaknya
karena kesulitan memahami teks yang dibacanya, ibu tersebut beranggapan bahwa
anaknya malas belajar. Contoh kasus tersebut tentu saja disebabkan oleh banyak
hal, tetapi salah satu penyebab yang juga penting untuk diketahui orang tua yaitu,
gaya belajar anaknya yang berbeda dengan cara membimbingnya. Situasi tersebut
dapat menimbulkan interaksi antar siswa dengan orang tua menjadi tidak harmonis.
Permasalahan lain yaitu pembelajaran yang diberikan dari setiap guru,
dimana guru hanya memberikan materi dan tugas, tanpa memperhatikan gaya
belajar yang dimiliki setiap siswa. Diketahui bahwa guru belum pernah
mengidentifikasi gaya belajar siswa, hal tersebut mengakibatkan pembelajaran
menjadi tidak optimal. Menurut Cicilia dan Nursalim (2019:140) Pengenalan gaya
belajar dapat memberikan pelayanan yang tepat terhadap apa dan bagaimana yang
akan dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung optimal.
3
Kemendikbud (2020:3) mengumumkan Sejak bulan maret tahun 2020, SD
Negeri 037 Tarakan telah melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh, Masa pandemi
covid19 yang menjadi permasalahan utama dimana siswa diminta untuk belajar di
rumah. Pembelajaran di masa pandemi covid19 membutuhkan banyak persiapan
baik guru, sekolah, siswa dan orang tua. Salah satu persiapan yang dapat guru dan
orang tua lakukan yaitu mengidentifikasi gaya belajar siswa sebelum menyiapkan
pembelajaran agar guru dan orang tua dapat masuk ke dunia siswa sehingga siswa
merasa nyaman dan tidak berhadapan dengan resiko kegagalan belajar, dengan hal
tersebut, diharapkan mampu mengoptimalkan pembelajaran baik pembelajaran
tatap muka maupun pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Identifikasi Gaya Belajar
Siswa Kelas V SD Negeri 037 Tarakan”.
4
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan pengetahuan tentang Gaya
Belajar.
b. Manfaat Praktis
2) Penelitian ini diharapkan dapat membuat guru dan orang tua mengetahui
seberapa pentingnya mengidentifikasi gaya belajar siswa serta lebih
memperhatikan informasi tentang manfaat gaya belajar siswa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
Setiap anak yang lahir ke dunia ini selalu berbeda satu sama lainnya. Baik
bentuk fisik, tingkah laku, sifat, maupun berbagai kebiasaan lainnya. Tidak ada
satupun manusia yang memiliki bentuk fisik, tingkah laku dan sifat yang sama
walau kembar sekalipun. Sama halnya dalam belajar, setiap siswa memiliki
kecenderungan gaya belajar yang berbeda-beda, siswa akan nyaman belajar dengan
gayanya sendiri, tanpa perlu mengikuti gaya belajar orang lain. Seperti yang
dinyatakan oleh Deporter dan Hernacki (2013:110) yang menjelaskan bahwa
masing-masing orang cenderung mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda yang
berguna untuk pembelajaran, dan komunikasi. Setiap siswa tidak hanya cenderung
pada satu gaya belajar, mereka juga memanfaatkan kombinasi gaya belajar tertentu
yang memberikan mereka bakat dan kekurangan alami tertentu.
Menurut Deporter dan Hernacki (2013:110) gaya belajar merupakan suatu
kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi. Deporter menyampaikan bahwa Gaya belajar adalah kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam belajar, baik dalam lingkup kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Ketika seseorang menyadari bagaimana cara ia dan orang
lain mengolah informasi, maka dengan tepat dapat menjadikan belajar dan
berkomunikasi lebih mudah dengan gaya belajarnya sendiri.
Sejalan dengan pendapat Deporter dan Hernacki, Lubna (2015:42) juga
mendefinisikan gaya belajar sebagai cara seseorang merasa mudah, nyaman dan
aman saat belajar baik dari sisi waktu maupun indera. Gaya belajar yang sesuai
dengan pribadi siswa membuat siswa bisa belajar dengan mudah, nyaman dan
aman. Kenyamanan ini baik dari sisi waktu maupun indera yang digunakan, dari
sisi waktu, ada siswa yang merasa lebih nyaman belajar pada waktu pagi hari, siang
6
hari, sore hari ataupun malam hari. Sementara dari sisi indera yang digunakan, ada
siswa yang lebih senang menggunakan indera penglihatan (mata) untuk membaca
buku, mengamati objek atau menonton video. Ada siswa yang lebih senang
menggunakan indera pendengaran (telinga) untuk mendengarkan penjelasan guru,
mendengarkan seminar dan lain-lain. Ada pula siswa yang menggunakan indera
perasa sehingga peka terhadap perasaan orang lain.
Dunn dalam Deporter dan Hernacki (2013:110) telah menemukan banyak
variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Ini mencakup faktor- faktor fisik,
emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang, misalnya, dapat belajar
paling baik dengan cahaya yang terang, sedang sebagian yang lain dengan
pencahayaan yang suram. Ada orang yang belajar paling baik secara berkelompok,
sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang tua atau guru,
yang lain merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi mereka.
Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak
dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang-orang yang
memerlukan lingkungan kerja yang teratur dan rapi, tetapi yang lain lebih suka
menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat walaupun terlihat sedikit
berantakan.
Seluruh definisi gaya belajar di atas tampak tidak ada yang bertentangan,
melainkan memiliki kemiripan antara yang satu dengan yang lainnya. Definisi-
definisi gaya belajar tersebut tampak saling melengkapi. Berdasarkan keterangan-
keterangan di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa gaya belajar adalah
suatu cara siswa itu sendiri yang biasa dilakukan seseorang dalam menyerap
informasi yang diperoleh dari proses pembelajaran melalui indra yang dimilikinya.
Oleh karena itulah pemahaman, pemikiran, dan pandangan seorang anak dengan
anak yang lain dapat berbeda, walaupun kedua anak tersebut tumbuh pada kondisi
dan lingkungan yang sama, serta mendapat perlakuan yang sama.
7
Setiap siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda. Ada siswa yang belajar
dengan membaca buku, mendengarkan ceramah guru, bermain peran, melakukan
peragaan dan lain sebagainya. Cara yang dipilih oleh siswa dalam belajar
merupakan cara yang disenangi dan mudah.
Menurut Deporter dan Hernacki (2013:112) secara umum gaya belajar
manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya
belajar auditori dan gaya belajar kinestetik. Adapun penjelasan tiga kelompok besar
gaya belajar sebagai berikut.
8
divisualisasi misalnya dengan menggunakan gambar, bagan, atau yang
sejenisnya.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar visual memperoleh informasi dengan memanfaatkan
alat indera mata. Orang dengan gaya belajar visual senang mengikuti ilustrasi,
membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara
langsung, dan sebagainya. Siswa yang bergaya belajar visual dapat dilihat dari
ciri-ciri utama yaitu menggunakan modalitas belajar dengan kekuatan indra
mata.
Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya belajar
Visual menurut Deporter dan Hernacki (2013:116).
a. Senang kerapian dan teratur.
b. Jika berbicara cenderung lebih cepat.
c. Ia suka membuat perencanaan yang matang untuk jangka panjang.
d. Sangat teliti sampai ke hal-hal yang detail sifatnya.
e. Mementingkan penampilan, baik dalam berpakaian maupun presentasi.
f. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya ada di
dalam pikiran mereka
g. Lebih mudah mengingat apa yang di lihat, dari pada yang di dengar.
h. Mengingat sesuatu dengan penggambaran visual.
i. Ia tidak mudah terganggu dengan keributan saat belajar (bisa membaca
dalam keadaan ribut sekali pun).
j. Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal, kecuali jika ditulis,
dan sering meminta bantuan orang untuk mengulanginya.
k. Ia adalah pembaca yang cepat dan tekun.
l. Lebih suka membaca sendiri dari pada dibacakan orang lain.
m. Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap
waspada sebelum secara mental merasa pasti tetang suatu masalah.
9
n. Suka mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam
rapat.
o. Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
p. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat
q. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
r. Lebih menyukai seni dari pada musik.
s. Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, akan tetapi tidak pandai
memilih kata-kata.
t. Kadang-kadang suka kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin
memperhatikan.
Menurut Uno (2012:181) ada beberapa hal yang bisa digunakan sehingga
belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang maksimal. Salah
satunya adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan
informasi atau materi pelajaran. Secara sederhana kita dapat menyesuaikan
pembelajaran dengan gaya belajar siswa. Seperti contohnya yaitu,
menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna, atau menggantung grafik
berisi informasi penting di sekeliling ruangan. Contoh kecil tersebut dapat
berguna bagi pembelajar visual.
Adapun menurut Masganti (2018:51) yang mengemukakan strategi
pembelajaran yang mempermudah proses belajar bagi pembelajar visual antara lain:
a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram, dan peta.
b. Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting.
c. Ajak anak untuk membaca buku. Disarankan untuk buku yang juga
memiliki ilustrasi.
d. Gunakan media seperi hp, tv, laptop, dan lainnya.
e. Tunjukkan cara membuat mind mapping untuk memudahkan anak belajar.
f. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar
atau tulisan.
10
g. Ajak anak untuk mengujungi tempat-tempat seperti museum, perpustakaan,
atau tempat bersejarah lainnya.
11
c. Bagus dalam menjelaskan sesuatu secara lisan atau mempre sentasikan
secara lisan.
d. Mudah mengingat nama orang.
e. Bagus dalam tata bahasa.
f. Membaca perlahan-lahan.
g. Mudah menirukan ucapan orang dengan baik.
h. Suka bertindak dan berada di panggung.
i. Sering menjadi yang terbaik dalam kelompok belajar
j. Suka membaca keras untuk diri sendiri
k. Tidak takut berbicara di depan banyak orang.
l. Kurang baik dalam membaca.
m. Kurang mampu mengingat apa yang dibacanya bila tidak di suarakan.
n. Kurang baik dalam menulis karangan.
12
kelompok diskusi. Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya
belajar Auditori yaitu sering mengulang dengan lembut kata-kata yang
diucapkan penyaji, atau sering menganggukkan kepalanya saat fasilitator
menyajikan informasi lisan. Namun, tidak semua orang melakukan ciri-ciri
tersebut adalah seorang pembelajar auditori, tetapi banyak pembelajar auditori
melakukan hal tersebut (Uno, 2012:188).
Deporter dan Hernacki (2013:122) menjelaskan bahwa pembelajaran dapat
disesuaikan dengan gaya belajar siswa, diantaranya untuk pembelajar auditori
adalah sebagai berikut:
a. Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam
presentasi.
b. Ajarkan sesuai dengan cara anda menguji: jika anda menyajikan informasi
delam urutan atau format tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama.
c. Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan
petunjuk.
d. Setelah tiap segmen pengajaran, minta siswa memberitahu teman di
sebelahnya satu hal yang dia pelajari.
e. Kembangkan dan dorong siswa untuk memikirkan jembatan keledai untuk
menghafal konsep kunci.
f. Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin.
13
e. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia
untuk mendengarkannya sebelum tidur.
f. Upayakan suasana belajar jauh dari keributan atau perbincangan yang tidak
berkaitan materi pembelajaran.
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-
tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara atau
penglihatan. Selain itu, belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau
pengalaman belajar secara langsung.
Menurut Priyatna (2013:70) Anak yang memiliki gaya belajar kinestetik
adalah pembelajar yang baik dalam hal mencoba dan melakukan secara langsung.
Jika anak sering menemukan, mencoba, atau merasakan sesuatu dari tugas atau
objek tertentu, maka kemungkinan besar anak tersebut adalah pmbelajar
kinestetik.
Wahyuni (2017:130) menjelaskan bahwa Gaya belajar kinestetik adalah gaya
belajar yang lebih mudah menyerap informasi dengan bergerak, berbuat, dan
menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.
Menurut Cicilia dan Nursalim (2019:142) Gaya belajar kinestetik ialah
aktivitas belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini
memiliki keunikan dalam belajar selalu bergerak dan menyentuh. Siswa dengan tipe
gaya belajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk
beraktifitas dan eklorasi sangatlah kuat.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar kinestetik memperoleh informasi dengan
mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Individu yang
mempunyai gaya belajar kinestetik mudah menangkap pelajaran apabila ia
bergerak, meraba, atau mengambil tindakan seperti praktik atau pengalaman
belajar secara langsung.
14
Menurut Priyatna (2013:68) Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar
kinestetik yaitu sebagai berikut.
a. Dikenal banyak bergerak
b. Sangat menikmati kegiatan fisik
c. Jarang menghabiskan waktunya untuk membaca
d. Senang mencoba hal-hal yang baru
e. Terkoordinasi dan lincah, hinggah sering dianggap hiperaktif
f. Suka mengekspresikan perasaan mereka secara fisikal (misalnya, memeluk,
atau memukul)
g. Suka menggerakkan tangan atau anggota tubuh yang lain ketika berbicara
h. Lebih memilih berpakaian yang nyaman, dan tidak begitu mementingkan
gaya
i. Tidak mudah belajar di meja belajar yang disediakan
j. Menonjol dalam bidang atletik atau seni pertunjukan
Adapun ciri-ciri lain dari mereka yang memiliki tipe gaya belajar kinestetik
menurut Deporter dan Hernacki (2013:118):
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menanggapi perhatian fisik
c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
f. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
g. Banyak menggunakan isyarat tubuh
h. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
i. Memungkinkan tulisannya kurang rapi
j. Ingin melakukan segala sesuatu
k. Menyukai permainan yang menyibukkan.
15
Menurut Masganti (2018:55) Strategi pembelajaran yang mempermudah
proses belajar peserta didik yang bergaya belajar kinestetik antara lain:
a. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya:
ajak dia baca sambil bersepeda)
b. Gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru.
c. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
d. Gunakan warna terang untuk menandai hal-hal penting dalam bacaan.
e. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
f. Penggunaan komputer dalam pembelajaran
16
dari ketiganya. Orangtua dan guru dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk
memaksimalkan potensi belajar siswa, menerapkan cara mengajar yang cocok bagi
siswa, mengajar dengan gaya (style) yang dapat mengakomodir semua tipe siswa,
mengatasi keterbatasan anak di dalam kelas, dan mengurangi problematika belajar
pada siswa.
Berbagai informasi yang diperoleh mengenai gaya belajar ini memberikan
sumbangan besar khususnya bagi Guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran
misalnya mengenai alokasi waktu, pemilihan metode pembelajaran dan lain
sebagainya. Mengacu pada teori dan ciri-ciri yang dikemukakan oleh para ahli,
Damayanti (2016:32) menguraikan indikator yang dapat digunakan untuk
mengetahui gaya belajar seseorang. Indikator berdasarkan pedoman dalam
Damayanti (2016:32) akan dijadikan indikator untuk instrument angket penelitian
gaya belajar siswa. Adapun indikatornya sebagai berikut:
a. Gaya belajar visual
1) belajar dengan cara visual
Penglihatan yang berperan penting dalam menerima dan mengolah
informasi individu. Seseorang dengan gaya belajar visual dengan mudah
memahami pembelajaran dengan cara melihat secara langsung.
2) Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
Pembelajar visual lebih mudah mengingat sesuatu yang dilihat, sehingga
mengerti tentang struktur, posisi, bentuk, dan lainnya.
3) Rapi dan teratur
Pembelajar visual sangat memperhatikan penampilan, baik dari cara
berpakaian, penulisan dan sekitarnya.
4) Tidak terganggu dengan keributan
Pembelajar visual tidak terlalu memperhatikan suara di sekitarnya, mereka
hanya berfokus dengan apa yang dilihat atau yang diperhatikan sehinggat
tidak merasa terganggu dengan keributan di sekitarnya.
17
5) Sulit menerima intruksi verbal
Pembelajar visual akan mudah lupa jika sesuatu disampaikan secara lisan,
dan terkadang sering kali meminta bantuan orang lain untuk mengulangnya.
b. Gaya belajar Auditori
1) Belajar dengan cara mendengarkan
Pendengaran memiliki peranan penting dalam belajar, pembelajar auditori
akan mudah memahami sesuatu jika mendengarkannya.
2) Baik dalam aktifitas lisan
Pembelajar auditori akan fasih dalam berbicara, oleh sebab itu, mereka
sangat menyukai kegiatan berdiskusi, mereka dengan senang jika
menjelaskan segala sesuatu dengan panjang lebar.
3) Memiliki kepekaan terhadap musik
Mereka yang senang dengan gaya belajar auditori mampu mengingat
dengan baik nada, intonasi dan lainnya.
4) Mudah terganggu dengan keributan
Karena memiliki kepekaan terhadap suara, pembelajar auditori tidak bisa
fokus mempelajarai apa yang didengarkan karena suara bising yang ada di
sekitarnya.
5) Lemah dalam aktifitas visual
Pembelajar auditori memfokuskan indra pendengarnya dalam belajar, maka
dari itu mereka merasa kesulitan memperoleh informasi jika dalam bentuk
tulisan.
c. Gaya belajar Kinestetik
1) Belajar dengan aktifitas fisik
Individu dengan gaya belajar knestetik lebih menyukai belajar sambil
beraktifitas seperti bergerak, menyentuh, atau melakukannya. Pembelajar
kinestetik kurang menyukai pembelajaran jika hanya terus diam
18
memperhatikan. Mereka tidak menyukai duduk berlama-lama
mendengarkan pembelajaran.
2) Peka terhadap ekspresi dan Bahasa tubuh
Pembelajar kinestetik lebih mudah mengingat gerakan-gerakan sambil
mempraktikkannnya.
3) Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
Dalam belajar, pembelajar kinestetik senang menggerakkan anggota
tubuhnya agar informasi mudah diterima dan diolah oleh ingatannya.
4) Suka coba-coba dan kurang rapi
Pembelajar auditori senang dalam pembelajaran praktikum, mereka berani
mencoba hal baru dan tidak takut gagal, namun, mereka kurang
memperhatikan penampilan, sehingga kemungkinan tulisan mereka kurang
rapi.
5) Menyukai kerja kelompok dan prakatikum
Pembelajar kinestetik senang dengan aktifitas fisik, maka dari itu mereka
menyukai pembelajaran yang bersifat praktik.
19
Dunn dalam Deporter dan Hernacki (2013:110) mengemukakan bahwa
banyak variabel yang memengaruhi cara belajar siswa mencangkup faktor-faktor
fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Dapat diartikan bahwa sebagian siswa
dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedangkan sebagian siswa
yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada siswa yang belajar paling baik
secara berkelompok, sedangkan siswa lain lagi memilih adanya figure otoriter
seperti orang tua atau guru, yang lain merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling
efektif bagi mereka. Sebagaimana siswa memerlukan musik sebagai iringan belajar,
sedang siswa yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam keadaan ruangan
sepi. Ada siswa yang memerlukan situasi kerja yang teratur dan rapi, tetapi siswa
yang lain lagi lebih suka memperagakan segala sesuatunya supaya dapat dilihat oleh
mata.
Peneliti menyimpulkan dari pendapat para ahli diatas bahwa banyak faktor
yang mempengaruhi gaya belajar siswa seperti faktor fisik, emosional, sosiologis,
dan lingkungan. gaya belajar dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan, serta
berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman.
Musrofi (2016:44) menjelaskan bahwa hanya 30% para siswa yang berhasil
mengikuti pelajaran di kelas. Para siswa ini memiliki gaya belajar yang sesuai
dengan gaya belajar yang sering dijalankan oleh guru di dalam kelas, dan 70% siswa
mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di kelas. Para siswa yang kesulitan ini
memiliki gaya belajar yang lain, yang tidak sesuai dengan gaya belajar yang sering
diterapkan di ruang kelas. Orang tua dan guru biasanya langsung saja mengajari
anak, tanpa mengetahui gaya belajar anak. Ini persis menuangkan air ke wadah
dengan bentuk tertentu dengan mata tertutup. Tentu air banyak yang tumpah, dan
yang aneh, yang disalahkan wadahnya.
Cara belajar siswa sama seperti yang dijelaskan Musrofi bahwa orang tua dan
guru memberikan bimbingan belajar yang berbeda dengan gaya belajar siswa,
20
adanya perihal tersebut menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar, dan
dianggap malas belajar.
Identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan objek atau individu
dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik tertentu (Chaplin dalam Tumuli,
Najoan, 2017:3). Identifikasi merupakan penempatan atau penentu identitas
seseorang atau benda pada suatu hal tertentu. Jadi, Identifikasi Gaya belajar adalah
menempatkan atau menentukan cara belajar seseorang.
Prashign dalam Papilaya dan Huliselan (2016:57) mengatakan bahwa kunci
menuju keberhasilan dalam belajar dan bekerja adalah mengetahui gaya belajar atau
bekerja yang unik dari setiap orang, menerima kekuatan sekaligus kelemahan diri
sendiri dan sebanyak mungkin menyesuaikan preferensi pribadi dalam setiap situasi
pembelajaran, pengkajian maupun pekerjaan. Dengan demikian, mengidentifikasi
gaya belajar merupakan kunci keberhasilan guru dalam mengajar, dan juga
meningkatkan keefektifan siswa dalam belajar.
Sedangkan Honey dan Mumford dalam Ghufron dan Risnawita (2017:138)
menjelaskan tentang pentingnya setiap individu mengetahui gaya belajar masing-
masing yaitu:
a. Meningkatkan kesadaran tentang aktivitas belajar mana yang cocok atau tidak
cocok dengan gaya belajar
b. Membantu menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak aktifitas.
Menghindari dari pengalaman belajar yang tidak tepat
c. Individu dengan kemampuan belajar efektif yang kurang, dapat melakukan
improvisasi
d. Membantu siswa untuk merencanakan tujuan dari belajarnya, serta
menganalisis tingkat keberhasilan siswa.
Syarfuni dan Verawati (2017:76) menjelaskan bahwa Ketidak pahaman dan
ketidak sesuaian gaya belajar siswa dengan cara pendidik mengajar akan
menyebabkan gagal dalam proses pembelajaran untuk itu seorang pendidik harus
21
mengetahui gaya belajar yang dimilki oleh peserta didik. Gaya belajar merupakan
cara belajar yang unik bagi peserta didik. Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya
belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa
menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Jika pendidik memahami dan
mengetahui bagaimana gaya belajar setiap peserta didik maka akan lebih mudah
bagi pendidik dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang tepat dan memberikan
hasil yang maksimal bagi dirinya.
Menurut Purnomo (2012:13) menjelaskan bahwa anak akan menyerap
informasi, bila disampaikan dengan tipe yang mereka sukai. Jika gaya belajar
mereka tidak cukup dipenuhi, anak akan cepat frustasi, bosan, tersingkirkan.
Mereka akan berakhir di kelompok yang memiliki kemampuan bawah. Setiap siswa
memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga dalam menerima, mengolah,
dan mengingat informasi yang diperoleh juga berbeda-beda. Dengan mengetahui
gaya belajar siswa, guru dapat mengarahkan mereka untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar yang mereka miliki sehingga dapat dengan mudah menerima pelajaran
dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, guru harus benar-benar
memanfaatkan identifikasi gaya belajar dalam pembelajaran. Upaya yang dapat
dilakukan guru adalah memperhatikan kecenderungan belajar siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa mengenal gaya belajar yang paling cocok
untuk diri sendiri sangat penting karena dengan begitu menjadi lebih mudah saat
menyerap suatu informasi. Mengenali gaya belajar yang lebih dominan maka akan
lebih cerdas dalam menentukan cara belajar yang lebih efektif. Dengan demikian,
dapat memanfaatkan kemampua belajar dengan maksimal sehingga hasil belajar
yang diperoleh pun menjadi optimal. Manfaat gaya belajar siswa akan efektif jika
mampu menginterpretasikan gaya belajar yang dimilikinya dalam kegiatan belajar.
Pemanfaatan gaya belajar mampu memberikan perbaikan yang luar biasa kepada
siswa belajarnya tidak efektif, dengan memanfaatkan gaya belajar dengan baik
maka proses pembelajaran pada siswa akan efektif.
22
2.2 Penelitian Relevan
a. Penelitian yang dilakukan oleh Lilik Bintartik, Yuniawatika, Esti Untari Tahun
2017 dengan judul “Learning Style Of Grade V Students At Elementary Schools
In Blitar”. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi gaya belajar siswa
kelas V Sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
kuisioner. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu
identifikasi gaya belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya
belajar siswa kelas V SD di Blitar yaitu auditori sebesar 74%, kinestetik sebesar
16%, dan visual sebesar 10%. Dapat disimpulkan bahwa gaya belajar auditori
lebih dominan oleh siswa.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Gusmaweti, dan Wince Hendri tahun 2021 yang
berjudul “Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Di Masa
New Normal” bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa
Pendidikan Biologi Universitas Bung Hatta dan solusi pembelajaran di masa
New normal. Jenis gaya belajar yang diteliti meliputi gaya belajar visual,
auditorial dan kinestetik. Penentuan sampel dilakukan secara total sampling
dengan jumlah sampel 37 orang mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas
Bung Hatta Padang yang aktif di semester Ganjil 2020/2021. Instrumen
penelitian berupa angket jenis gaya belajar yang sudah valid. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa Pendidikan Biologi
memiliki gaya belajar dominan kinestetik sebesar 35%, gaya belajar visual
33% dan auditorial 32%. Simpulan, mahasiswa Pendidikan Biologi memiliki
kecenderungan gaya belajar Kinestetik. Hasil penelitian ini memberikan
informasi kepada dosen yang mengajar di program studi dan mahasiswa
23
program studi Pendidikan Biologi untuk menggunakan metode pembelajaran
dan media yang tepat dan bervariasi selama proses perkuliahan.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Jeanete Ophilia Papilaya, dan Neleke Huliselan
Tahun 2016 dengan judul “Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa”. Penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan metode survey. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan
metode analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa mahasiswa program studi bimbingan dan konseling FKIP Universitas
Pattimura memiliki kecenderungan pada salah satu gaya belajar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 39 mahasiswa diperoleh bahwa 15.4%
mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar visual, 51.3% mahasiswa
memiliki kecenderungan gaya belajar auditori, 2.6% mahasiswa memiliki
kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan adapun terdata bahwa diantaranya
ada 12 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar campuran antara gaya
belajar visual dan gaya belajar auditori
Berdasarkan penelitian relevan di atas, terdapat beberapa persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan dan
persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.
24
No Peneliti Persamaan Perbedaan
4. Sama-sama Menggunakan
desain pengukuran skala
Likert
2. Gusmaweti, 1. Sama-sama Meneliti tentang 1. Subjek dari penelitian
Wince gaya belajar ini yaitu mahasiswa
Hendri 2. Sama-sama Penelitian yang program studi
(2021), dilakukan menggunakan Pendidikan Biologi.
Universitas populasi sedangkan penelitian
Bung Hatta yang dilakukan oleh
peneliti mengambil
subjek dari siswa
sekolah dasar
3. Jeanete 1. Sama-sama Meneliti 1. subjek dari penelitian
Ophilia tentang gaya belajar ini yaitu mahasiswa
Papilaya, dan 2. Sama-sama Penelitian yang program studi
Neleke dilakukan menggunakan bimbingan dan
Huliselan pendekatan kuantitatif konseling. sedangkan
(2016), 3. Sama-sama Menggunakan penelitian yang
Universitas desain pengukuran skala dilakukan oleh
Pattimura Likert peneliti mengambil
subjek dari siswa
sekolah dasar
25
Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam menerima
kecepatan informasi, dan juga memproses informasi yang telah diterima juga
berbeda. Ada siswa yang suka melihat gambar atau ilustrasi dan menulis kembali
apa yang telah diberikan oleh guru ketika dalam proses pembelajaran. Ada juga
siswa yang lebih suka dengan mempraktikkan secara langsung.
Siswa yang bergaya belajar visual, yang berperan penting adalah kekuatan
penglihatan (visual) siswa yang memiliki gaya belajar ini cenderung belajar melalui
apa yang telah dilihat. Mereka lebih cepat memahami dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual, seperti halnya buku pelajaran, gambar, video. Dalam
pembelajaran siswa yang memiliki gaya belajar visual cenderung lebih mudah
mengerti dengan melihat bahasa tubuh, ekspresi guru ketika guru mengajar.
Siswa yang mempunyai auditori cenderung mudah terganggu oleh keributan
dan cenderung kesulitan saat menulis, akan tetapi mereka hebat dalam bercerita
karena mereka fasih dalam berbicara Siswa yang memiliki gaya belajar auditori
lebih cepat menerima pelajaran dengan diskusi verbal dan mendengarkan
penjelasan guru. Siswa gaya belajar ini mudah terganggu dengan keributan dan
lemah dalam aktivitas visual. Dalam pembelajaran, metode yang digunakan dalam
penyampaian materi salah satunya menggunakan metode ceramah, baik dalam
penjelasan maupun pelaksanaan praktik.
Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar dengan cara berjalan
dan melihat dan mereka menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca. Siswa
bergaya belajar seperti ini sulit untuk duduk diam berlama-lama mendengarkan
pelajaran dan lebih menyukai aktifitas fisik, karena siswa lebih suka berorientasi
pada fisik dan banyak bergerak.
26
Permasalahan:
1. Siswa belum mengetahui gaya belajar yang disukainya
2. Guru dan Orang tua memiliki pemahaman gaya belajar yang sangat minim
3. Guru dan orang tua membimbing siswa belajar namun tidak memperhatikan
gaya belajar siswa
4. Hubungan orang tua dengan siswa kurang harmonis pada saat membimbing
belajar
5. Guru menyampaikan materi pembelajaran tanpa mempertimbangkan
karakteristik gaya belajar siswa.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.3 Populasi
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna pengolahan data dalam
menjawab permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, dibutuhkan populasi
sebagai objek penelitian. Menurut Bungin (2017:44) menjelaskan bahwa dalam
metode penelitian, kata populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau
sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi
penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,
28
hewan, tumbuh-tumbuhan, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian. Menurut Bungin (2017:111) Populasi
terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara
kuantitatif. Besarnya yang dapat dipakai, menurut Arikunto dalam Hatmoko
(2015:1731) menjelaskan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Maka dari
itu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri 037
Tarakan yang berjumlah 41 siswa yang terdiri dari 19 siswa dari kelas VA, dan 22
siswa dari kelas VB.
29
Dalam penelitian ini, peneliti membuat pernyataan tertulis dalam bentuk
angket untuk dijawab oleh responden. Adapun bentuk angketnya yaitu angket
tertutup. Bungin (2017:133) menjelaskan bahwa Angket tertutup yaitu angket yang
pertanyaannya menggunakan teknik pilihan yang sudah ada pilihan jawabannya,
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dikehendaki.
Angket tersebut disebar dalam bentuk form yang dibuat melalui google
drive, dalam proses penyebaran ke siswa yang diteliti, peneliti dibantu oleh wali
kelas yang sebelum peneliti menyebarkan link angket ke dalam grup whatsapp
kelas V, guru menjelaskan cara mengisi form kepada siswa, dan memantau
pengisian form, jika ada yang kesulitan dalam mengisi angket tersebut, guru kelas
dapat langsung menjelaskan dan mengkonfirmasi kepada peneliti.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan angket gaya belajar sebagai instrumen
penelitian. Menurut Sugiyono (2015:148) menjelaskan bahwa instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial
yang diamati. Pada penyusunan instrumen, peneliti menyiapkan kisi-kisi instrument
dengan indikatornya masing-masing sebagai berikut.
Tabel 3. 1 kisi – kisi Instrumen Angket Gaya Belajar Sebelum Uji Coba
Jumlah
Aspek Indikator No. Item
Item
Gaya Belajar dengan cara visual 1,3,6 3
Belajar Mengingat apa yang dilihat daripada apa 4,9,11 3
Visual yang didengar
Rapi dan teratur 2,7,13 3
Tidak terganggu dengan keributan 8,10,12 3
Sulit menerima intruksi verbal 5,14,15 3
15
Gaya Belajar dengan cara mendengarkan 2,5,6 3
Belajar Baik dalam aktifitas lisan 1,4,10 3
Auditori Memiliki kepekaan terhadap music 7,12,14 3
Mudah terganggu oleh keributan 3,9,13 3
30
Jumlah
Aspek Indikator No. Item
Item
Gaya Belajar dengan aktifitas fisik 3,5,7 3
Belajar Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh 2,6,13 3
Kinestetik Berorientasi pada fisik dan banyak 4,10,11 3
bergerak
Suka mencoba-coba dan kurang rapi 1,8,9 3
Menyukai kerja kelompok dan prkatikum 12,14,15, 4
16
16
*Sumber: (Damayanti 2016:32)
Alternatif jawaban yang disediakan mengacu pada prinsip skala Likert dalam
Sugiyono (2015:135) yang kemudian dimodifikasi, responden memilih jawaban
yang terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Selalu (4), Kadang-kadang (3),
Pernah (2), Tidak Pernah (1). Responden diminta memilih satu dari empat alternatif
jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda ceklist
(√) pada kolom alternatif jawaban. Skor tertinggi yaitu 4 dan skor terendah yaitu 1.
Skala Likert digunakan karena cocok untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2015:137).
32
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri
031 Tarakan diperoleh hasil yaitu instrument angket memiliki tingkat reliabilitas
yang sangat tinggi pada gaya belajar visual dengan skor sebesar 0,850, sedangkan
untuk gaya belajar auditori dan kinestetik memiliki reabilitas yang tinggi dengan
masing-masing skor yaitu 0,697 dan 0,780.
33
belajar dan masukkan ke kotak Variable (s) untuk dianalisis. Klik ikon Statistics,
maka akan muncul kotak dialog Frequencues statistics. Aktifkan Checkbox untuk
memunculkan item-item analisis yang diinginkan. Klik Continue, lalu klik ok untuk
melihat hasil analisis pada jendela Output.
Adapun statistik hipotetik dimaksudkan dalam penelitian ini untuk
mengungkapkan rata-rata hipotetik (M) dan standar deviasi hipotetik (SD), yang
digunakan untuk menyajikan kategori distribusi skor masing-masing gaya belajar.
Untuk menentukan hasil pengukuran setiap gaya belajar, digunakan tiga kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Analisis statistik hipotetik ini diperoleh dari hasil
yang dihitung secara manual, interpretasi pembagian skor tersebut dapat dijelaskan
dalam rumus sebagai berikut:
34
BAB IV
35
siswa. Hasil uji coba pada siswa kelas V SD Negeri 031 Tarakan yaitu sebagai
berikut.
4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen
Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas yaitu
dengan analisis koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil korelasi antara skor
butir dengan skor total. Pengujian validitas instrumen angket dilakukan dengan
menggunakan product moment yang dilakukan dengan menggunakan bantuan
software SPSS versi 23.0 for windows.
Kriteria valid tidaknya pernyataan angket dapat dianalisis dengan cara
membandingkan nilai korelasi rhitung dengan rtabel dengan signifikasi 5% yaitu
α=0,05. Jika rhitung ≥ rtabel maka butir angket tersebut valid. Sebaliknya jika nilai
rhitung < rtabel maka butir angket tersebut tidak valid dan dikeluarkan dari
instrumen penelitian.
Instrumen angket diuji cobakan di luar responden, yaitu siswa kelas V
SD Negeri 031 Tarakan yang berjumlah 37 siswa. Untuk jumlah responden
sebanyak 37 siswa dengan taraf signifikasi 5%, maka rtabel yang diperoleh yaitu
0,325, jadi butir angket akan dinyatakan valid apabila r hitung ≥ 0,325.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen angket, diperoleh 13 butir angket
dinyatakan valid dan 2 butir angket dinyatakan tidak valid pada gaya belajar
visual. Untuk gaya belajar Auditori diperoleh 12 butir angket yang dinyatakan
valid, dan 3 butir angket dinyatakan tidak valid. Untuk gaya belajar kinestetik,
diperoleh 13 butir angket yang dinyatakan valid, dan 3 butir angket dinyatakan
tidak valid. Berikut hasil dari perhitungan statistik:
36
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat dua item yang rhitung item
tersebut kurang dari 0.325 yaitu item dengan nomor soal 1 dengan rhitung sebesar
0.320 dan nomor soal 5 dengan rhitung sebesar 0.278. Kedua butir soal tersebut
dikeluarkan dari instrumen angket gaya belajar.
37
Tabel 4. 4 kisi – kisi Instrumen Angket Gaya Belajar Setelah Validasi
Jumlah
No. Item Jumlah
Aspek Indikator yang
valid Akhir
gugur
Gaya Belajar dengan cara visual 2,4 1 2
Belajar Mengingat apa yang dilihat 3,7,9 0 3
Visual daripada apa yang didengar
Rapi dan teratur 1,5,11 0 3
Tidak terganggu dengan 6,8,10 0 3
keributan
Sulit menerima intruksi 12,13 1 2
verbal
13
Gaya Belajar dengan cara 2,5 1 2
Belajar mendengarkan
Auditori Baik dalam aktifitas lisan 1,4,9 0 3
Memiliki kepekaan terhadap 6,10 1 2
music
Mudah terganggu oleh 3,8,11 0 3
keributan
Lemah dalam visualisasi 7,12 1 2
12
Gaya Belajar dengan aktifitas fisik 3,5,7 0 3
Belajar Peka terhadap ekspresi dan 2,6,11 0 3
Kinestetik bahasa tubuh
Berorientasi pada fisik dan 4,9 1 2
banyak bergerak
Suka mencoba-coba dan 1,8 1 2
kurang rapi
Menyukai kerja kelompok 10,12,13 1 3
dan prkatikum
13
38
tingkat kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.
39
rhitung ≥ rtabel maka butir angket tersebut valid. Sebaliknya jika nilai r hitung < rtabel
maka butir angket tersebut tidak valid dan dikeluarkan dari instrumen
penelitian. Untuk jumlah responden sebanyak 40 siswa dengan taraf signifikasi
5%, maka rtabel yang diperoleh yaitu 0,312, jadi butir angket yang dinyatakan
valid apabila rhitung ≥ 0,312. Berikut ringkasan item statistik:
40
0,312. Seluruh butir angket telah diuji coba validitasnya dan seluruh item
dinyatakan valid dan dapat dilakukan analisis data.
4.1.2.2 Uji Reliabilitas Data Angket Gaya Belajar
Uji Reliabilitas angket gaya belajar menggunakan rumus Alpha dalam
software SPSS versi 23.0 for windows. Hasil uji coba reliabilitas variabel gaya
belajar visual menunjukkan koefisien yaitu sebesar 𝛼 = 0.725 dengan tingkat
kategori tinggi, untuk variabel gaya belajar auditori menunjukkan koefisien
sebesar 𝛼 = 0.732 dengan kategori tinggi, begitu juga dengan variabel gaya
belajar kinestetik dimana hasilnya yaitu 𝛼 = 0.794 dalam tingkat kategori
tinggi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tabel 4.9 berikut ini.
41
Tabel 4. 10 Ringkasan Kategori Gaya Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 037
Tarakan
Gaya Belajar Kategori Frekuensi Persentase
Visual Tinggi 27 67.5%
Auditori Sedang 23 57.5%
Kinestetik Sedang 19 47.5%
Auditori 40 22 48 35 6.5
Tabel 4.11 merupakan hasil analisis skor untuk menganalisis kategori setiap
gaya belajar. Responden yang telah mengisi angket gaya belajar (N) adalah
sebanyak 40 siswa, dimana untuk gaya belajar visual memperoleh skor minimum
yaitu 25, dan skor maksimum yaitu 48, nilai rata-rata hipotetik (M) dari gaya belajar
48+25
visual didapatkan dari hasil = 36.5, standar deviasi hipotetik (SD) gaya
2
48−25
belajar visual didapatkan dari hasil = 5.75.
4
42
maksimum sebesar 48. nilai rata-rata hipotetik (M) dari gaya belajar auditori
48+22
didapatkan dari hasil = 35, standar deviasi hipotetik (SD) gaya belajar
2
48−22
auditori didapatkan dari hasil = 6.5.
4
52−21
= 7.75.
4
Data pada tabel 4.11 yang merupakan hasil analisis skor hipotetik yang
diperoleh untuk keperluan pengkategorian tingkatan. Untuk mendeskripsikan
analisis skor masing-masing gaya belajar, data akan diuraikan lebih jelas sebagai
berikut.
4.1.3.1 Analisis Statistik Deskriptif Gaya Belajar Visual
Data gaya belajar visual yang telah diisi oleh responden sejumlah 40
siswa terdapat 13 butir atau item soal. Berdasarkan hasil hitung SPSS versi 23.0
for windows diperoleh perhitungan statistik empirik digunakan untuk
menginterpretasi siswa dalam kategori gaya belajarnya. Adapun hasilnya dapat
dilihat dari tabel berikut.
Std.
Mini Maxi Medi
N Mean Modus devia Sum
mum mum an
tion
Visual 40 25 48 40.20 41 46 5.788 1608
Valid N 40
(Listwise)
Data pada tabel 4.12 Menunjukkan data statistik hasil hitung dari bantuan
SPSS versi 23.0 for windows. Diperoleh hasil bahwa nilai minimal yang
diperoleh dari gaya belajar visual yaitu 25, dan, nilai maksimal yaitu 48 nilai
43
rata-rata skor dari gaya belajar visual yaitu 40.20, median 41, modus dari skor
gaya belajar visual yaitu 46, standar deviasi 5.788, adapun jumlah total
keseluruhan gaya belajar visual yaitu 1608.
Setelah melalui proses perhitungan, dapat dilihat jumlah frekuensi yang
ditemukan dari nilai skor penilaian subjek (X) pada tabel 4.13. Adapun distribusi
frekuensi gaya belajar visual sebagai berikut.
Pada tabel 4.13 diatas yang merupakan distribusi penyebaran frekuensi pada
skor gaya belajar visual, dapat dilihat bahwa sebanyak 2 responden memiliki
skor maksimum yaitu 48, sedangkan 1 responden memiliki skor minimum yaitu
25. Untuk jelasnya, berikut ini merupakan gambar diagram penyebaran
distribusi skor dari gaya belajar visual.
44
Gambar 4. 1 Diagram Penyebaran Distribusi Frekuensi Skor
Untuk melihat kategori untuk gaya belajar visual dilakukan distribusi kategori
variabel. Terdapat tiga kategori untuk melihat tingkatan gaya belajar yaitu tinggi,
sedang, dan rendah. Perhitungan yang digunakan untuk kategorisasi gaya belajar
yaitu skor ideal yang didapatkan dari hasil hitung statistik hipotetik. Hasil
analisis deskriptif mengenai kategori gaya belajar visual dapat dilihat pada tabel
4.14 sebagai berikut.
Tabel 4.14 Adalah rumus untuk mengitung batas skor yang ditentukan dalam
tiga tingkat kategori, berdasarkan rumusnya, diketahui bahwa nilai M hipotetik
yaitu 36.5; nilai SD hipotetik yaitu 5.75. untuk hasil hitungnya dapat dilihat
sebagai berikut.
45
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Kategori Gaya Belajar Visual
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Tinggi X ≥ 40.3 27 67.5%
Jumlah 40 100%
Tabel 4.15 menjelaskan bahwa pada interval X lebih besar atau sama
dengan 40.3 dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi
frekuensi pada tabel 4.13 dari rentang skor 40 sampai dengan 48 diperoleh
27
sejumlah 27 responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil
40
yang diperoleh yaitu sebesar 67.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori
tinggi.
Pada interval X lebih besar atau sama dengan 33 dan lebih kecil dari 40.3
dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi frekuensi pada
tabel 4.13 dari rentang skor 33 sampai dengan 39 diperoleh sejumlah 9
9
responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil yang
40
diperoleh yaitu sebesar 22.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori sedang.
Pada interval X lebih kecil dari 33 dimana frekuensi tersebut didapatkan
dari hasil hitung distribusi frekuensi pada tabel 4.13 dari rentang skor 25 sampai
dengan 32 diperoleh sejumlah 4 responden, jika dibentuk menjadi persentase,
4
maka 𝑥 100 hasil yang diperoleh yaitu sebesar 10%. Berikut ini merupakan
40
46
Gambar 4. 2 Diagram Kategori Gaya Belajar Visual
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa Gaya belajar visual pada
siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan berada dalam kategori Tinggi, hal ini
dapat terlihat dari banyaknya skor siswa yang dalam kategori tinggi yaitu
sebanyak 27 siswa, Sedangkan banyaknya siswa yang memiliki skor dalam
kategori sedang yaitu sebanyak 9 siswa, dan untuk skor dalam kategori rendah
yaitu sebanyak 4 siswa.
Std.
Mini Maxi Medi
N Mean Modus devia Sum
mum mum an
tion
Auditori 40 22 48 34.70 35 35 6.077 1388
Valid N 40
(Listwise)
47
Data pada tabel 4.16 Menunjukkan data statistik hasil hitung dari bantuan
SPSS versi 23.0 for windows. Diperoleh hasil bahwa nilai minimal yang
diperoleh dari gaya belajar auditori yaitu 22, dan nilai maksimal yaitu 48 nilai
rata-rata skor dari gaya belajar visual yaitu 34.70, median 35, modus dari skor
gaya belajar visual yaitu 35, standar deviasi 6.077, adapun jumlah total skor
keseluruhan gaya belajar auditori yaitu 1388.
Setelah melalui proses perhitungan, dapat dilihat jumlah frekuensi yang
ditemukan dari nilai skor penilaian subjek (X). untuk lebih jelasnya. Adapun
distribusi frekuensi gaya belajar auditori sebagai berikut.
Rendah X <35-0.66(6.5)
Tabel 4.18 Adalah rumus untuk mengitung batas skor yang ditentukan
dalam tiga tingkat kategori, berdasarkan rumusnya, diketahui bahwa nilai M
49
hipotetik yaitu 35; nilai SD hipotetik yaitu 6.5. untuk hasil hitungnya dapat
dilihat sebagai berikut.
Jumlah 40 100%
Tabel 4.19 menjelaskan bahwa pada interval X lebih besar atau sama
dengan 39.2 dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi
frekuensi pada tabel 4.17 dari rentang skor 39 sampai dengan 48 diperoleh
9
sejumlah 9 responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil
40
yang diperoleh yaitu sebesar 22.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori
tinggi.
Pada interval X lebih besar atau sama dengan 30.7 dan lebih kecil dari 39.2
dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi frekuensi pada
tabel 4.17 dari rentang skor 30 sampai dengan 38 diperoleh sejumlah 23
23
responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil yang
40
diperoleh yaitu sebesar 57.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori sedang.
Pada interval X lebih kecil dari 30.7 dimana frekuensi tersebut didapatkan
dari hasil hitung distribusi frekuensi pada tabel 4.17 dari rentang skor 22 sampai
dengan 29 diperoleh sejumlah 8 responden, jika dibentuk menjadi persentase,
8
maka 40 𝑥 100 hasil yang diperoleh yaitu sebesar 20%. Berikut ini merupakan
50
Gambar 4. 4 Diagram Kategori Gaya Belajar Auditori
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa Gaya belajar auditori pada
siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan berada dalam kategori sedang, hal ini
dapat terlihat dari banyaknya skor siswa yang dalam kategori sedang yaitu
sebanyak 23 siswa. Sedangkan banyaknya siswa yang memiliki skor dalam
kategori tinggi yaitu sebanyak 9 siswa, dan untuk skor dalam kategori rendah
yaitu sebanyak 8 siswa.
Std.
Mini Maxi Medi
N Mean Modus devia Sum
mum mum an
tion
Kinestetik 40 21 52 36.28 36 41 7.122 1451
Valid N 40
(Listwise)
51
Data pada tabel 4.20 Menunjukkan data statistik hasil hitung dari bantuan
SPSS versi 23.0 for windows. Diperoleh hasil bahwa nilai minimal yang
diperoleh dari gaya belajar kinestetik yaitu 21, dan nilai maksimal yaitu 52 nilai
rata-rata skor dari gaya belajar visual yaitu 36.28, median 36, modus dari skor
gaya belajar visual yaitu 41, standar deviasi 7.122, adapun jumlah total skor
keseluruhan gaya belajar auditori yaitu 1451.
Setelah melalui proses perhitungan, dapat dilihat jumlah frekuensi yang
ditemukan dari nilai skor penilaian subjek (X). untuk lebih jelasnya, data
disajikan sebagai berikut.
52
penyebaran distribusi skor dari gaya belajar kinetetik.
Tabel 4.22 Adalah rumus untuk mengitung batas skor yang ditentukan
dalam tiga tingkat kategori, berdasarkan rumusnya, diketahui bahwa nilai M
hipotetik yaitu 36.5; nilai SD hipotetik yaitu 7.75. untuk melihat hasilnya sebagai
berikut.
53
Tabel 4. 23 Hasil Kategori Gaya Belajar Kinestetik
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Tinggi X ≥ 41.6 13 32.5%
Jumlah 40 100%
Tabel 4.23 menjelaskan bahwa pada interval X lebih besar atau sama
dengan 41.6 dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi
frekuensi pada tabel 4.21 dari rentang skor 41 sampai dengan 52 diperoleh
13
sejumlah 13 responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 40 𝑥 100 hasil
yang diperoleh yaitu sebesar 32.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori
tinggi.
Pada interval X lebih besar atau sama dengan 31.4 dan lebih kecil dari 41.6
dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi frekuensi pada
tabel 4.21 dari rentang skor 31 sampai dengan 40 diperoleh sejumlah 19
19
responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil yang
40
diperoleh yaitu sebesar 47.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori sedang.
Pada interval X lebih kecil dari 31.4 dimana frekuensi tersebut didapatkan
dari hasil hitung distribusi frekuensi pada tabel 4.21 dari rentang skor 21 sampai
dengan 30 diperoleh sejumlah 8 responden, jika dibentuk menjadi persentase,
8
maka 40 𝑥 100 hasil yang diperoleh yaitu sebesar 20%. Berikut ini merupakan
54
Gambar 4. 6 Diagram Kategori Gaya Belajar Kinestetik
55
sedangkan gaya belajar yang lain berada jauh dari jumlah siswa gaya belajar
visual seperti gaya belajar kinestetik sebanyak 10 siswa, auditori sebanyak 6
siswa, dan ada juga siswa yang memiliki gaya belajar campuran dari visual
kinestetik sebanyak 2 siswa. Jika dalam bentuk grafik, maka dapat dilihat
sebagai berikut.
4.2 Pembahasan
56
gaya belajar campuran visual dan kinestetik yaitu sebesar 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelas V SD Negeri 037 Tarakan tahun ajaran 2021/2022
memiliki kecenderungan pada gaya belajar visual, gaya belajar visual termasuk
dalam kategori tinggi, sedangkan gaya belajar auditori termasuk kedalam kategori
sedang, begitu juga dengan gaya belajar kinestetik yang yang termasuk dalam
kategori sedang. Untuk hasil analisis gaya belajar campuran dijelaskan dalam
persentase masing-masing gaya belajar baik dari gaya belajar visual, ataupun
kinestetik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda, seperti yang dijelaskan oleh Deporter dan Hernacki (2013:110) yang
menjelaskan bahwa masing-masing siswa cenderung mempunyai gaya belajar yang
berbeda-beda yang berguna untuk pembelajaran, pemrosesan dan komunikasi.
Setiap siswa tidak hanya cenderung pada satu gaya belajar, mereka juga
memanfaatkan kombinasi gaya belajar tertentu yang memberikan mereka bakat dan
kekurangan alami tertentu.
Penelitian tentang mengidentifikasi gaya belajar ini sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh Lilik Bintartik, Yuniawatika, Esti Untari Tahun 2017 dengan
judul “Learning Style Of Grade V Students At Elementary Schools In Blitar”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar siswa kelas V SD di Blitar yaitu
auditori sebesar 74%, kinestetik sebesar 16%, dan visual sebesar 10%. Dapat
disimpulkan bahwa gaya belajar auditori lebih dominan oleh siswa kelas V SD di
Blitar.
Hal ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusmaweti, dan
Wince Hendri tahun 2021 yang berjudul “Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa
Pendidikan Biologi Di Masa New Normal” yang bertujuan untuk mengidentifikasi
gaya belajar mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Bung Hatta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa Pendidikan Biologi
57
memiliki gaya belajar dominan kinestetik sebesar 35%, gaya belajar visual 33% dan
auditorial 32%.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeanete Ophilia
Papilaya, dan Neleke Huliselan Tahun 2016 dengan judul “Identifikasi Gaya
Belajar Mahasiswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 39 mahasiswa
diperoleh bahwa 15.4% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar visual,
51.3% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar auditori, 2.6% mahasiswa
memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan adapun terdata bahwa
diantaranya ada 12 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar campuran
antara gaya belajar visual dan gaya belajar auditori. Bagi para pengajar agar lebih
peka dan memahami gaya belajar masing-masing individu sehingga dapat
membantu mereka dalam proses belajar.
Guru sebaiknya lebih peka terhadap gaya belajar siswanya agar pembelajaran
mampu berlangsung secara optimal, guru juga dapat menyampaikan strategi belajar
yang cocok untuk siswa agar siswa dapat memahami dan menyesuaikan kondisi
dirinya , seperti Prashign dalam Papilaya dan Huliselan (2016:57) yang mengatakan
bahwa kunci menuju keberhasilan dalam belajar adalah mengetahui gaya belajar
yang unik dari setiap orang, menerima kekuatan sekaligus kelemahan diri sendiri
dan sebanyak mungkin menyesuaikan preferensi pribadi dalam setiap situasi
pembelajaran, pengkajian maupun pekerjaan. Dengan demikian, gaya belajar
merupakan kunci keberhasilan siswa dalam belajar.
Dilihat dari seluruh data, gaya belajar visual berada dalam kategori tinggi
dengan gaya belajar siswanya sebesar 55%, artinya banyak siswa memiliki gaya
belajar visual, Siswa yang memiliki gaya belajar visual memiliki kecenderungan
belajar dengan cara melihat secara langsung seperti yang dijelaskan oleh Subini
(2017:118) yang berpendapat bahwa gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan
cara melihat sehingga mata sangat memegang peranan penting. Cicilia dan
Nursalim (2019:141) juga berpendapat bahwa Gaya belajar visual (visual learning)
58
mengkhususkan pada penglihatan, maknanya, bukti-bukti konkret harus
diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa mengerti.
Siswa yang memiliki gaya belajar visual juga sangat memperhatikan kerapian
dan penampilan baik cara berpakaian penulisan dan sekitarnya. Pembelajar visual
tidak mudah terganggu dengan keributan, karena fokus dengan apa yang dilihat atau
yang diperhatikannya, hal ini sesuai dengan pendapat Deporter dan Hernacki
(2013:116) bahwa ciri-ciri mereka yang memiliki gaya belajar visual yaitu salah
satunya senang kerapian dan teratur, Ia tidak mudah terganggu dengan keributan
saat belajar (bisa membaca dalam keadaan ribut sekali pun). Penelitian ini juga
sependapat dengan Faizal (2020:40) Siswa yang memiliki gaya belajar visual
dianggap sebagai pembelajar berotak kanan, karena mampu menguraikan
visualisasi, pembelajar visual juga memiliki kecenderugan rapi dan teratur, aktifitas
yang dapat dilakukan untuk mempermudah pembelajaran yaitu salah satunya
mengajak siswa untuk mencoba membuat mind mapping untuk memepermudah
pemahaman dalam belajar.
Pada hasil analisis data, gaya belajar auditori masuk dalam kategori sedang
dengan gaya belajar yang dimiliki siswa sebesar 15%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar auditori lebih cenderung
belajar dengan cara mendengarkan dan juga baik dalam berbicara. Hal ini sesuai
dengan pendapat oleh Musrofi (2016:50) yang menjelaskan bahwa siswa yang
belajar dengan gaya belajar auditori merupakan pendengar yang baik, pembelajar
auditori dapat menyerap informasi lebih efisien melalui pendengaran sehingga
menjadi kelompok yang mengambil manfaat dari teknik mengajar konvensional
yaitu teknik ceramah.
Namun, dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
gaya belajar auditori mudah terganggu dengan keributan, sesuai dengan ciri-ciri
seseorang dengan gaya belajar auditori menurut Deporter dan Hernacki (2013:118)
salah satunya yaitu mudah terganggu oleh keributan atau hiruk pikuk sekitarnya.
59
Oleh sebab itu, suara keributan mengganggu konsentrasi siswa yang memiliki
kecenderungan gaya belajar auditori saat menyimak penjelasan dari guru, dan juga
dibutuhkan suasana yang tenang saat ujian.
Dalam hasil penelitian yang menunjukkan bahwa gaya belajar kinenstetik
berada dalam kategori sedang dengan persentase gaya belajar yang dimiliki siswa
sebesar 25% siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik pada kategori sedang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa senang berorientasi pada fisik dan
banyak gerak, selain itu juga mereka menyukai kerja kelompok dan praktikum,
sesuai dengan pendapat Wahyuni (2017:130) yang menjelaskan bahwa Gaya
belajar kinestetik adalah gaya belajar yang lebih mudah menyerap informasi dengan
bergerak, berbuat, dan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar
ia bisa mengingatnya.
Adapun hal lain yang menonjol bagi Gaya belajar kinestetik yang dimiliki
siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan yaitu peka terhadap ekspresi dan bahasa
tubuh. Jika berbicara dengan orang lain pembelajar kinestetik biasa menggerakkan
tangan atau memperhatikan ekspresi wajah lawan bicaranya, pembelajar kinestetik
mudah juga mudah untuk menghapal gerakan senam atau olahraga lainnya, siswa
yang memiliki gaya belajar kinestetik senang melakukan hal yang baru, namun
kurang rapi dalam hal penampilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Priyatna
(2013:70) yang menyebutkan bahwa salah satu ciri-ciri siswa yang memiliki gaya
belajar kinestetik yaitu suka menggerakkan tangan atau anggota tubuh yang lain
ketika berbicara, mereka lebih senang memilih berpakaian yang nyaman dan tidak
begitu mementikan gaya, hasil penelitian ini juga sesuai dengan Deporter dan
Hernacki (2013:118) yang juga menyebutkan bahwa ciri-ciri anak pembelajar
kinestetik salah satunya yaitu, menghapal dengan cara berjalan, dan juga banyak
menggunakan isyarat tubuh, serta kemungkinan memiliki tulisan yang kurang rapi.
60
BAB V
5.1 Kesimpulan
61
5.2 Saran
1. Guru, karena gaya belajar siswa kelas V tahun ajaran 2021/2022 memiliki
kecenderungan gaya belajar visual yang tinggi, maka sebaiknya diharapkan
menyajikan pembelajaran yang lebih mengarah pada visualisasi, namun,
karena gaya belajar yang berbeda membentuk pola belajar yang berbeda juga,
sehingga untuk mencapai hasil belajar yang optimal, diharapkan guru dapat
menciptakan konteks pembelajaran yang mampu melibatkan kombinasi gaya
belajar agar dapat diterapkan oleh siswa secara individu.
2. Orang Tua, sebagai pembimbing yang termasuk dalam trupusat pendidikan
mengambil peran besar dalam membimbing siswa belajar dirumah, maka dari
itu diharapkan mampu mengenali dan memahami karakteristik gaya belajar
siswa, hingga dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa.
3. Para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memanfaatkan penelitian ini
sebagai referensi sebaik mungkin, dan dapat mengembangkan penelitian ini
menjadi lebih maksimal lagi.
62
DAFTAR PUSTAKA
64
LAMPIRAN
LAMPIRAN
65
Lampiran 1. Surat Bukti Penelitian
66
Surat Permohonan Ijin Validasi Instrumen Penelitian
67
Surat Permohonan Ijin Uji Coba Instrumen Penelitian
68
Surat Permohonan Ijin Penelitian Skripsi
69
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
70
Lampiran 2. Hasil Wawancara Awal
71
72
HASIL WAWANCARA AWAL ORANG TUA SISWA
KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Juli 2021
Narasumber : Karmilah
Tempat : SD Negeri 037 Tarakan
No Pertanyaan Jawaban
73
Lampiran 3. kisi – kisi Angket Gaya Belajar Sebelum Validasi
Jumlah
Aspek Indikator No. Item
Item
Gaya Belajar dengan cara visual 1,3,6 3
Belajar Mengingat apa yang dilihat daripada apa 4,9,11 3
Visual yang didengar
Rapi dan teratur 2,7,13 3
Tidak terganggu dengan keributan 8,10,12 3
Sulit menerima intruksi verbal 5,14,15 3
15
Gaya Belajar dengan cara mendengarkan 2,5,6 3
Belajar Baik dalam aktifitas lisan 1,4,10 3
Auditori Memiliki kepekaan terhadap musik 7,12,14 3
Mudah terganggu oleh keributan 3,9,13 3
74
Lampiran 4. Angket Gaya Belajar Sebelum Uji Coba
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya mencatat rumus matematika
1. dengan memberikan tanda garis
bawah supaya mudah dibaca.
Saya senang memperhatikan kerapian
2.
pakaian saya sebelum berangkat
75
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
kesekolah
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
1. Saya cenderung banyak bicara
Saya suka menyimak saat guru
2.
menjelaskan pembelajaran
76
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya membutuhkan suasana yang
3.
tenang saat ujian
Saya suka jika diminta menjawab
4.
pertanyaan secara lisan
Saya suka jika diminta berdiskusi
5.
oleh guru
Saya dapat mengingat dengan baik
6.
cerita yang dibacakan oleh teman
Saya senang memperhatikan atau
7.
menirukan nada bicara seseorang
8. Saya lambat dalam membaca
Suara keributan mengganggu
9. konsentrasi saya saat menyimak
penjelasan dari guru
Saya tidak gugup jika diminta
10. menyampaikan pendapat secara
langsung
Saya kesulitan memahami tulisan di
11.
papan tulis
Saya mengisi waktu luang dengan
12.
mendengarkan musik
Saya sangat marah jika ada teman
13.
yang ribut saat saya belajar
Saya lebih memilih mendengarkan
14. musik daripada melihat karya seni
rupa
Saya harus membaca dengan keras
15. berulang kali untuk bisa menghapal
materi sebelum ujian
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya senang mencoba hal baru
1.
Jika berbicara dengan orang lain,
2. saya akan mencoba memperhatikan
ekspresi wajahnya.
77
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Ketika membaca, saya
3. menggunakan jari sebagai petunjuk
bacaan
Saya adalah orang yang lincah dan
4.
banyak bergerak
Saya suka melibatkan diri dalam
5. pekerjaan daripada hanya
menyaksikannya
Jika berbicara dengan orang lain,
6. saya terbiasa menggerakkan tangan
saya
Saya menghapal pelajaran sambil
7.
berjalan
Setelah belajar, saya membiarkan
8.
buku dan alat tulis saya begitu saja
Saya mengerjakan soal yang ada di
9. buku terlebih dahulu sebelum
disuruh guru.
Saya tidak betah jika harus duduk
10.
lama menyimak pembelajaran
Saya senang jika diminta
11.
memperagakan sebuah tarian
Saya lebih menyukai tugas
12.
praktikum daripada tugas lainnya
Mudah bagi saya untuk menghapal
13. gerakan senam atau olahraga
lainnya.
Saya lebih menyukai pelajaran
14. olahraga daripada pelajaran yang
lain
Saya senang dengan kegiatan
15.
permainan dan olahraga
Saya senang jika diminta
16.
memperagakan sebuah puisi
78
Lampiran 5. kisi – kisi Angket Gaya Belajar Setelah Validasi
79
Lampiran 6. Angket Gaya Belajar Setelah Uji Coba
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya senang memperhatikan
1. kerapian pakaian saya sebelum
berangkat kesekolah
2. Saya suka membaca
80
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya lebih suka membaca cerita
3. daripada mendengarkan orang
bercerita
Sebelum ulangan, saya membaca
4.
kembali materi pembelajaran
Saya menyimpan kembali buku
5. dan alat tulis pada tempatnya
setelah selesai belajar
Saya tidak mempedulikan sekitar
6.
saya ketika saya membaca
Saya bisa mengingat kembali
7.
jalan yang pernah saya kunjungi.
Saya tidak peduli jika ada teman
8.
yang ribut saat ujian
Saya lebih mudah mengingat
9. tulisan di papan tulis daripada
penjelasan dari guru
Saat pembelajaran berlangsung,
10. Saya tidak terganggu oleh
kebisingan yang ada di kelas
Saya sangat memperhatikan
11.
kerapian tulisan saya
Saya kurang memahami
pembelajaran jika hanya
12.
mendengarkan penjelasan dari
guru
Saya biasa meminta teman
13. mengulang kembali apa yang ia
katakan
81
Gaya Belajar Auditorial
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
1. Saya cenderung banyak bicara
Saya suka menyimak saat guru
2.
menjelaskan pembelajaran
Saya membutuhkan suasana
3.
yang tenang saat ujian
Saya suka jika diminta
4. menjawab pertanyaan secara
lisan
Saya suka jika diminta
5.
berdiskusi oleh guru
Saya senang memperhatikan
6. atau menirukan nada bicara
seseorang
7. Saya lambat dalam membaca
Suara keributan mengganggu
8. konsentrasi saya saat menyimak
penjelasan dari guru
Saya tidak gugup jika diminta
9. menyampaikan pendapat secara
langsung
Saya mengisi waktu luang
10.
dengan mendengarkan musik
Saya sangat marah jika ada
11.
teman yang ribut saat saya
82
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
belajar
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
1. Saya senang mencoba hal baru
83
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya mengerjakan soal yang
8. ada di buku terlebih dahulu
sebelum disuruh guru.
Saya senang jika diminta
9.
memperagakan sebuah tarian
Saya lebih menyukai tugas
10. praktikum daripada tugas
lainnya
Mudah bagi saya untuk
11. menghapal gerakan senam
atau olahraga lainnya.
Saya lebih menyukai pelajaran
12. olahraga daripada pelajaran
yang lain
84
Lampiran 7. Lembar Validasi Instrumen Penelitian
85
86
87
88
Lampiran 8. Data Hasil Uji Coba Instrumen
89
UJI COBA INSTRUMEN GAYA BELAJAR AUDITORI
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
A 3 3 4 3 4 3 3 1 3 1 4 1 2 1 4 40
M.Y.P 4 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 1 3 1 2 41
N.F 3 3 4 4 4 3 3 1 3 1 4 1 4 1 4 43
M.R.R 3 3 4 3 2 4 3 1 3 3 3 2 4 2 1 41
S.A 4 1 4 3 4 4 1 3 1 1 2 2 3 3 2 38
S.J 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 1 1 1 1 4 42
G.R 4 4 4 2 4 3 2 1 4 3 3 1 4 1 4 44
R.S 2 4 4 3 4 3 2 2 3 3 2 1 4 1 2 40
M.A.A 1 4 4 3 2 3 4 1 2 3 2 1 2 2 2 36
N.H 4 4 4 3 3 3 1 3 4 3 2 3 2 2 4 45
N.A.R 2 4 3 1 3 4 1 2 2 1 2 2 2 3 1 33
D.W 4 4 4 4 4 3 1 1 3 1 1 2 2 3 3 40
A.D 4 4 4 4 4 3 1 1 3 2 3 1 3 1 3 41
M.I 2 4 4 2 2 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 37
T.S 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 1 3 3 33
M.S 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 25
R.J 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 44
P.K.G 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 50
F.A.R 3 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 1 1 3 3 42
P.I 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4 1 4 50
A.T 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 26
S.A 3 4 4 1 3 3 4 3 4 1 1 3 4 1 4 43
A.N.S 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 46
H.K.J 3 3 4 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 39
Y.S 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 48
S.A 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 47
N.W.H 4 3 2 3 2 1 3 2 4 2 3 1 2 2 2 36
N.F 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 1 3 3 3 2 44
F.S.L 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 1 4 3 4 4 46
I.M 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 4 3 46
D.A.P 4 3 4 2 2 4 2 1 3 2 1 3 1 3 2 37
L 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 1 3 3 4 2 48
M.F.S 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 1 2 2 2 1 39
U.J 3 3 4 2 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 44
K.A 3 4 3 4 2 4 3 3 3 1 1 3 3 3 1 41
M.S.H 3 4 3 3 3 3 1 3 1 2 1 4 1 1 4 37
P.O 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
90
UJI COBA INSTRUMEN GAYA BELAJAR KINESTETIK
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Skor
A 3 3 4 1 1 3 4 1 4 1 3 1 3 1 3 3 39
M.Y.P 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 4 3 3 4 2 53
N.F 3 3 4 1 3 3 4 1 4 1 3 1 1 1 1 3 37
M.R.R 3 2 3 3 3 2 2 1 4 1 3 3 3 3 4 2 42
S.A 4 1 3 4 3 3 1 1 2 3 3 1 1 2 3 4 39
S.J 4 3 4 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2 1 44
G.R 3 3 3 4 1 3 3 1 3 1 3 3 2 1 3 3 40
R.S 2 1 3 4 3 2 1 1 4 1 3 2 3 2 4 2 38
M.A.A 4 2 4 3 3 2 2 1 2 1 4 2 4 3 4 3 44
N.H 4 3 3 4 4 3 1 2 3 2 3 3 3 4 4 2 48
N.A.R 4 2 3 3 2 3 3 4 2 2 2 4 2 3 1 1 41
D.W 1 1 2 4 4 4 1 1 1 1 1 3 2 1 4 3 34
A.D 3 2 4 3 3 3 2 1 3 1 3 2 2 2 4 1 39
M.I 2 2 3 2 4 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 30
T.S 2 2 2 3 1 3 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 34
M.S 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 3 24
R.J 2 4 4 4 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 44
P.K.G 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 4 2 48
F.A.R 3 1 4 3 4 1 1 1 3 1 1 3 3 3 4 3 39
P.I 3 4 4 3 2 3 3 1 3 1 3 3 3 4 4 3 47
A.T 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 25
S.A 4 4 4 4 3 4 3 1 3 1 1 1 2 4 4 1 44
A.N.S 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 43
H.K.J 4 4 3 4 3 4 4 2 2 2 2 3 4 4 4 1 50
Y.S 4 4 3 2 3 4 4 1 2 1 4 4 4 4 4 2 50
S.A 3 4 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 42
N.W.H 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 49
N.F 3 4 3 4 2 3 3 1 3 1 1 4 2 4 4 1 43
F.S.L 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 3 3 3 3 3 1 41
I.M 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 51
D.A.P 1 4 1 2 2 4 2 3 2 4 2 2 2 2 3 1 37
L 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 40
M.F.S 4 4 3 4 4 3 3 1 3 1 1 4 4 4 4 1 48
U.J 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 4 4 2 41
K.A 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 2 46
M.S.H 3 4 4 4 4 3 3 1 3 1 1 4 1 4 4 1 45
P.O 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 37
91
Lampiran 9. Output Uji Coba Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
total_skor
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 V15
1
V1 Pearson Correlation 1 .030 .433** .139 -.030 .031 .008 .283 .247 .045 -.054 -.156 .395* .012 -.011 .320
Sig. (2-tailed) .862 .007 .413 .861 .858 .964 .090 .141 .791 .751 .356 .015 .942 .947 .054
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V2 Pearson Correlation .030 1 .258 .401* .082 .558** .511** .518** .218 .267 .312 .286 .331* .173 .307 .601**
Sig. (2-tailed) .862 .123 .014 .630 .000 .001 .001 .195 .110 .060 .086 .046 .307 .065 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V3 Pearson Correlation .433** .258 1 .520** .009 .474** .191 .415* .305 .180 .270 .270 .490** .424** .348* .680**
Sig. (2-tailed) .007 .123 .001 .958 .003 .257 .011 .067 .286 .106 .106 .002 .009 .035 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V4 Pearson Correlation .139 .401* .520** 1 .110 .188 .204 .451** .150 .094 .276 .263 .156 .296 .139 .532**
Sig. (2-tailed) .413 .014 .001 .518 .266 .226 .005 .377 .581 .098 .116 .358 .075 .411 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V5 Pearson Correlation -.030 .082 .009 .110 1 .018 -.151 -.078 .063 .254 .220 -.031 -.101 .379* .278 .278
Sig. (2-tailed) .861 .630 .958 .518 .914 .373 .646 .710 .129 .190 .858 .552 .021 .095 .096
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V6 Pearson Correlation .031 .558** .474** .188 .018 1 .357* .468** .184 .211 .050 .133 .419** .212 .322 .527**
Sig. (2-tailed) .858 .000 .003 .266 .914 .030 .003 .276 .210 .767 .433 .010 .207 .052 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V7 Pearson Correlation .008 .511** .191 .204 -.151 .357* 1 .383* .280 .415* .065 .514** .380* .204 .350* .540**
Sig. (2-tailed) .964 .001 .257 .226 .373 .030 .019 .094 .011 .704 .001 .020 .226 .034 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V8 Pearson Correlation .283 .518** .415* .451** -.078 .468** .383* 1 .105 .306 .164 .479** .553** .283 .274 .659**
Sig. (2-tailed) .090 .001 .011 .005 .646 .003 .019 .538 .066 .333 .003 .000 .090 .101 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V9 Pearson Correlation .247 .218 .305 .150 .063 .184 .280 .105 1 .522** .301 .189 .517** .285 .183 .579**
Sig. (2-tailed) .141 .195 .067 .377 .710 .276 .094 .538 .001 .071 .261 .001 .088 .278 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V10 Pearson Correlation .045 .267 .180 .094 .254 .211 .415* .306 .522** 1 .325* .381* .484** .415* .519** .671**
92
total_skor
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 V15
1
Sig. (2-tailed) .791 .110 .286 .581 .129 .210 .011 .066 .001 .049 .020 .002 .011 .001 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V11 Pearson Correlation -.054 .312 .270 .276 .220 .050 .065 .164 .301 .325* 1 .196 .305 .236 .218 .476**
Sig. (2-tailed) .751 .060 .106 .098 .190 .767 .704 .333 .071 .049 .244 .066 .160 .195 .003
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V12 Pearson Correlation -.156 .286 .270 .263 -.031 .133 .514** .479** .189 .381* .196 1 .326* .333* .302 .522**
Sig. (2-tailed) .356 .086 .106 .116 .858 .433 .001 .003 .261 .020 .244 .049 .044 .069 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V13 Pearson Correlation .395* .331* .490** .156 -.101 .419** .380* .553** .517** .484** .305 .326* 1 .310 .178 .698**
Sig. (2-tailed) .015 .046 .002 .358 .552 .010 .020 .000 .001 .002 .066 .049 .062 .292 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V14 Pearson Correlation .012 .173 .424** .296 .379* .212 .204 .283 .285 .415* .236 .333* .310 1 .248 .592**
Sig. (2-tailed) .942 .307 .009 .075 .021 .207 .226 .090 .088 .011 .160 .044 .062 .138 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V15 Pearson Correlation -.011 .307 .348* .139 .278 .322 .350* .274 .183 .519** .218 .302 .178 .248 1 .558**
Sig. (2-tailed) .947 .065 .035 .411 .095 .052 .034 .101 .278 .001 .195 .069 .292 .138 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
total Pearson Correlation .320 .601** .680** .532** .278 .527** .540** .659** .579** .671** .476** .522** .698** .592** .558** 1
_sko Sig. (2-tailed) .054 .000 .000 .001 .096 .001 .001 .000 .000 .000 .003 .001 .000 .000 .000
r1
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
total_skor
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15
2
Pearson Correlation 1 .104 .316 .323 .386* .205 -.202 .255 .208 -.049 .176 .079 .171 .024 .297 .495**
A1
Sig. (2-tailed) .541 .056 .051 .018 .224 .230 .128 .216 .771 .297 .642 .312 .887 .075 .002
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
93
total_skor
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15
2
Pearson Correlation .104 1 .375* .206 .260 .216 .171 .212 .385* .234 -.176 .091 .196 -.053 .156 .481**
A2
Sig. (2-tailed) .541 .022 .222 .120 .200 .312 .207 .019 .163 .299 .593 .244 .756 .356 .003
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .316 .375* 1 .280 .396* .473** .190 .131 .246 .069 .062 .145 .431** .047 .242 .636**
A3
Sig. (2-tailed) .056 .022 .093 .015 .003 .261 .439 .142 .685 .713 .392 .008 .780 .150 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .323 .206 .280 1 .384* .072 .024 -.047 .035 .060 .103 -.028 .154 .026 .124 .389*
A4
Sig. (2-tailed) .051 .222 .093 .019 .674 .887 .781 .837 .724 .545 .871 .361 .880 .466 .017
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .386* .260 .396* .384* 1 .228 -.225 .087 .187 .005 .251 -.059 .367* -.023 .358* .522**
A5
Sig. (2-tailed) .018 .120 .015 .019 .175 .180 .610 .269 .978 .134 .728 .026 .894 .030 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .205 .216 .473** .072 .228 1 -.162 .185 -.164 -.131 -.103 .161 .162 .267 -.175 .284
A6
Sig. (2-tailed) .224 .200 .003 .674 .175 .338 .273 .331 .440 .545 .341 .338 .111 .301 .088
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation -.202 .171 .190 .024 -.225 -.162 1 .099 .262 .206 -.059 .168 .279 .037 .159 .333*
A7
Sig. (2-tailed) .230 .312 .261 .887 .180 .338 .561 .117 .222 .727 .320 .095 .828 .347 .044
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .255 .212 .131 -.047 .087 .185 .099 1 .105 .131 -.231 .379* -.099 .300 -.012 .392*
A8
Sig. (2-tailed) .128 .207 .439 .781 .610 .273 .561 .536 .440 .170 .021 .561 .071 .943 .016
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .208 .385* .246 .035 .187 -.164 .262 .105 1 .227 .221 .116 .444** .068 .042 .535**
A9
Sig. (2-tailed) .216 .019 .142 .837 .269 .331 .117 .536 .176 .190 .494 .006 .691 .804 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation -.049 .234 .069 .060 .005 -.131 .206 .131 .227 1 .248 .193 .036 .158 .161 .404*
A10
Sig. (2-tailed) .771 .163 .685 .724 .978 .440 .222 .440 .176 .139 .254 .830 .352 .342 .013
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .176 -.176 .062 .103 .251 -.103 -.059 -.231 .221 .248 1 -.191 .254 -.163 .252 .271
A11
Sig. (2-tailed) .297 .299 .713 .545 .134 .545 .727 .170 .190 .139 .258 .130 .336 .133 .105
94
total_skor
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15
2
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .079 .091 .145 -.028 -.059 .161 .168 .379* .116 .193 -.191 1 .042 .616** .166 .484**
A12
Sig. (2-tailed) .642 .593 .392 .871 .728 .341 .320 .021 .494 .254 .258 .806 .000 .325 .002
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .171 .196 .431** .154 .367* .162 .279 -.099 .444** .036 .254 .042 1 -.093 .043 .520**
A13
Sig. (2-tailed) .312 .244 .008 .361 .026 .338 .095 .561 .006 .830 .130 .806 .584 .801 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .616*
A14 .024 -.053 .047 .026 -.023 .267 .037 .300 .068 .158 -.163 * -.093 1 -.239 .326*
Sig. (2-tailed) .887 .756 .780 .880 .894 .111 .828 .071 .691 .352 .336 .000 .584 .154 .049
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .297 .156 .242 .124 .358* -.175 .159 -.012 .042 .161 .252 .166 .043 -.239 1 .414*
A15
Sig. (2-tailed) .075 .356 .150 .466 .030 .301 .347 .943 .804 .342 .133 .325 .801 .154 .011
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
total_s Pearson Correlation .481* .522* .484*
.495** * .636** .389 *
* .284 .333* .392* .535** .404* .271 * .520** .326* .414* 1
kor2
Sig. (2-tailed) .002 .003 .000 .017 .001 .088 .044 .016 .001 .013 .105 .002 .001 .049 .011
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
95
total_skor
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16
3
K1 Pearson Correlation 1 .338* .558** .383* .296 .219 .381* -.056 .282 -.058 .250 .202 .264 .382* .152 -.108 .643**
Sig. (2-tailed) .041 .000 .019 .076 .192 .020 .744 .091 .731 .136 .231 .114 .020 .368 .523 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K2 Pearson Correlation .338* 1 .152 .232 -.014 .571** .581** .211 .061 .122 .077 .335* .204 .481** .150 -.356* .616**
Sig. (2-tailed) .041 .369 .167 .932 .000 .000 .209 .718 .471 .652 .043 .227 .003 .374 .031 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K3 Pearson Correlation .558** .152 1 .206 .321 -.155 .417* -.244 .457** -.311 .183 -.034 .000 .030 .173 .034 .391*
Sig. (2-tailed) .000 .369 .222 .053 .360 .010 .146 .005 .061 .278 .840 1.000 .860 .307 .839 .017
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K4 Pearson Correlation .383* .232 .206 1 .370* .226 -.080 -.013 -.012 .051 -.167 .310 .129 .313 .349* -.105 .461**
Sig. (2-tailed) .019 .167 .222 .024 .178 .636 .937 .945 .766 .322 .062 .446 .059 .034 .538 .004
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K5 Pearson Correlation .296 -.014 .321 .370* 1 -.054 -.055 -.017 .217 .105 -.135 .126 .160 .196 .247 -.189 .363*
Sig. (2-tailed) .076 .932 .053 .024 .750 .748 .922 .196 .538 .426 .456 .346 .245 .140 .262 .027
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K6 Pearson Correlation .219 .571** -.155 .226 -.054 1 .384* .164 .008 .121 .134 .254 .072 .341* .261 -.175 .491**
Sig. (2-tailed) .192 .000 .360 .178 .750 .019 .332 .964 .475 .428 .130 .672 .039 .119 .299 .002
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K7 Pearson Correlation .381* .581** .417* -.080 -.055 .384* 1 -.003 .422** -.082 .251 .166 .186 .211 .024 -.097 .541**
Sig. (2-tailed) .020 .000 .010 .636 .748 .019 .985 .009 .630 .134 .327 .271 .210 .887 .570 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K8 Pearson Correlation -.056 .211 -.244 -.013 -.017 .164 -.003 1 -.184 .735** .121 .228 .200 .144 -.234 -.189 .272
Sig. (2-tailed) .744 .209 .146 .937 .922 .332 .985 .276 .000 .476 .174 .236 .396 .163 .262 .104
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K9 Pearson Correlation .282 .061 .457** -.012 .217 .008 .422** -.184 1 -.105 .186 -.049 .104 .086 .231 -.009 .381*
Sig. (2-tailed) .091 .718 .005 .945 .196 .964 .009 .276 .537 .270 .773 .541 .614 .169 .956 .020
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K10 Pearson Correlation -.058 .122 -.311 .051 .105 .121 -.082 .735** -.105 1 .132 -.093 .154 .028 -.163 .033 .240
Sig. (2-tailed) .731 .471 .061 .766 .538 .475 .630 .000 .537 .435 .583 .361 .868 .334 .844 .152
96
total_skor
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16
3
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K11 Pearson Correlation .250 .077 .183 -.167 -.135 .134 .251 .121 .186 .132 1 -.056 .325* .012 .098 .266 .371*
Sig. (2-tailed) .136 .652 .278 .322 .426 .428 .134 .476 .270 .435 .744 .050 .946 .565 .111 .024
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K12 Pearson Correlation .202 .335* -.034 .310 .126 .254 .166 .228 -.049 -.093 -.056 1 .227 .497** .309 -.311 .460**
Sig. (2-tailed) .231 .043 .840 .062 .456 .130 .327 .174 .773 .583 .744 .177 .002 .063 .061 .004
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K13 Pearson Correlation .264 .204 .000 .129 .160 .072 .186 .200 .104 .154 .325* .227 1 .474** .380* .083 .569**
Sig. (2-tailed) .114 .227 1.000 .446 .346 .672 .271 .236 .541 .361 .050 .177 .003 .020 .625 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K14 Pearson Correlation .564*
.382* .481** .030 .313 .196 .341* .211 .144 .086 .028 .012 .497** .474** 1 * -.182 .678**
Sig. (2-tailed) .020 .003 .860 .059 .245 .039 .210 .396 .614 .868 .946 .002 .003 .000 .280 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K15 Pearson Correlation .152 .150 .173 .349* .247 .261 .024 -.234 .231 -.163 .098 .309 .380* .564** 1 -.033 .506**
Sig. (2-tailed) .368 .374 .307 .034 .140 .119 .887 .163 .169 .334 .565 .063 .020 .000 .844 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K16 Pearson Correlation -.108 -.356* .034 -.105 -.189 -.175 -.097 -.189 -.009 .033 .266 -.311 .083 -.182 -.033 1 -.060
Sig. (2-tailed) .523 .031 .839 .538 .262 .299 .570 .262 .956 .844 .111 .061 .625 .280 .844 .723
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
total Pearson Correlation .506*
.643** .616** .391* .461** .363* .491** .541** .272 .381* .240 .371* .460** .569** .678 **
* -.060 1
_sko
r3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .017 .004 .027 .002 .001 .104 .020 .152 .024 .004 .000 .000 .001 .723
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
97
Uji Coba Reliabilitas Instrumen
N %
Excludeda 0 .0
Total 37 100.0
Reliability Statistics
.850 13
Item-Total Statistics
98
Case Processing Summary
N %
Total 37 100.0
Reliability Statistics
.690 12
Item-Total Statistics
99
Case Processing Summary
N %
Excludeda 0 .0
Total 37 100.0
Reliability Statistics
.780 13
Item-Total Statistics
100
Lampiran 10. Data Hasil Penelitian Angket Gaya Belajar
REKAPITULASI HASIL SKOR ANGKET GAYA BELAJAR SISWA
KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN
ANGKET GAYA BELAJAR VISUAL
NAMA Total MEAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
R.M 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 48 3.69
M.A.R.M 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 46 3.54
A.A.Z 4 3 4 4 3 1 4 4 4 4 3 1 4 43 3.31
M.A.T 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 45 3.46
N.K 4 4 4 4 4 3 2 1 1 1 4 1 2 35 2.69
F 4 2 1 4 4 2 4 2 3 2 3 4 1 36 2.77
H 4 2 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 45 3.46
M.F 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 47 3.62
H 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 3 2 41 3.15
A.A 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 4 3 45 3.46
I.M.A 3 3 1 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 40 3.08
M.N.F 4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 4 2 41 3.15
M.F.J 4 2 4 4 2 4 2 4 1 4 4 2 3 40 3.08
M.L.O 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 46 3.54
E.R.E 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 42 3.23
A.S 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 46 3.54
M.R.A 4 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 41 3.15
S.F.A 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 46 3.54
A.A 4 1 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 40 3.08
A.W 3 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 3 43 3.31
R.J 1 4 4 4 4 1 3 4 3 3 3 3 3 40 3.08
F.A.P 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 48 3.69
A.A.P 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 44 3.38
N.K.A.M 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 2 42 3.23
M.A.A 4 4 2 4 3 1 4 2 3 2 2 2 2 35 2.69
J 2 4 3 4 2 4 4 4 1 4 4 3 3 42 3.23
T.A.U 4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 35 2.69
M.J.R 3 3 1 3 4 2 4 1 2 2 1 4 2 32 2.46
M.K.A 4 3 3 1 1 3 2 4 3 1 3 4 4 36 2.77
K.P.O 4 4 3 4 4 1 1 4 3 4 4 1 2 39 3.00
N.F 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 41 3.15
R.V 4 2 2 4 4 3 4 1 2 2 4 2 2 36 2.77
S.H 4 3 2 4 4 2 3 3 1 3 1 2 1 33 2.54
F.A.J 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 3 4 46 3.54
Q.V 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 44 3.38
M.A 3 3 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 25 1.92
A.A 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 42 3.23
M.A 4 3 2 4 4 3 4 1 4 1 3 2 3 38 2.92
M.N.R 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 1 2 2 26 2.00
F.I 1 2 1 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 28 2.15
101
ANGKET GAYA BELAJAR AUDITORI
NAMA Total MEAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
R.M 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 46 3.83
M.A.R.M 4 4 3 3 4 1 3 3 3 1 3 3 35 2.92
A.A.Z 4 4 4 1 3 1 4 4 1 4 4 4 38 3.17
M.A.T 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 42 3.50
N.K 3 4 4 2 3 1 1 1 3 1 2 2 27 2.25
F 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 40 3.33
H 1 3 1 3 3 1 2 4 3 2 2 2 27 2.25
M.F 4 2 1 4 2 3 1 1 4 3 1 2 28 2.33
H 3 3 2 4 4 2 4 4 3 3 3 4 39 3.25
A.A 3 4 4 3 2 2 2 4 3 3 2 4 36 3.00
I.M.A 3 2 4 1 3 4 1 2 3 1 2 3 29 2.42
M.N.F 3 3 4 1 3 4 2 4 1 4 4 4 37 3.08
M.F.J 2 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 2 35 2.92
M.L.O 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 37 3.08
E.R.E 4 4 4 3 4 3 1 1 3 1 2 4 34 2.83
A.S 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 35 2.92
M.R.A 3 4 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 38 3.17
S.F.A 4 4 4 2 3 2 1 2 2 3 2 4 33 2.75
A.A 3 4 4 3 3 1 1 2 2 3 2 2 30 2.50
A.W 4 4 4 1 3 1 1 4 4 1 1 4 32 2.67
R.J 1 4 4 1 3 1 1 3 4 1 1 3 27 2.25
F.A.P 2 4 4 2 2 2 1 4 4 2 4 4 35 2.92
A.A.P 3 4 4 3 3 1 3 3 2 1 3 4 34 2.83
N.K.A.M 4 2 4 3 4 1 4 2 2 1 3 4 34 2.83
M.A.A 2 4 4 2 2 1 3 4 3 3 3 2 33 2.75
J 4 3 4 3 4 2 2 4 2 2 3 4 37 3.08
T.A.U 4 4 4 1 3 4 1 4 1 1 4 3 34 2.83
M.J.R 3 4 4 2 4 1 1 4 4 1 4 4 36 3.00
M.K.A 3 4 4 3 4 2 1 4 1 1 1 3 31 2.58
K.P.O 1 1 4 3 3 1 4 3 3 1 1 4 29 2.42
N.F 3 1 3 3 3 1 1 1 1 3 1 1 22 1.83
R.V 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 41 3.42
S.H 3 4 4 1 3 1 3 4 3 1 1 3 31 2.58
F.A.J 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 42 3.50
Q.V 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 1 41 3.42
M.A 2 4 4 2 2 1 3 3 3 2 2 2 30 2.50
A.A 3 4 4 2 4 1 3 4 2 1 3 4 35 2.92
M.A 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4.00
M.N.R 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4.00
F.I 3 2 3 1 2 2 2 1 1 3 3 1 24 2.00
102
ANGKET GAYA BELAJAR KINESTETIK
NAMA Total MEAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
R.M 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4
M.A.R.M 1 4 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 4 37 2.85
A.A.Z 1 4 3 4 1 4 1 1 4 1 4 4 4 36 2.77
M.A.T 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 47 3.62
N.K 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 30 2.31
F 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 3.15
H 1 1 1 3 2 1 1 3 1 1 3 4 4 26 2.00
M.F 2 1 2 4 2 1 2 2 1 1 3 2 4 27 2.08
H 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 44 3.38
A.A 4 4 2 4 3 2 3 1 3 3 3 2 4 38 2.92
I.M.A 4 4 3 4 3 2 3 1 1 2 4 3 4 38 2.92
M.N.F 1 3 2 3 4 3 1 4 2 1 4 1 2 31 2.38
M.F.J 3 4 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 4 34 2.62
M.L.O 3 4 2 4 3 1 1 3 1 3 3 4 4 36 2.77
E.R.E 3 4 4 4 3 4 1 4 3 1 4 2 4 41 3.15
A.S 4 4 3 2 3 1 1 1 3 3 3 3 3 34 2.62
M.R.A 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 40 3.08
S.F.A 3 3 3 2 2 3 1 2 2 1 4 1 4 31 2.38
A.A 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 1 3 33 2.54
A.W 4 3 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 41 3.15
R.J 3 1 4 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 34 2.62
F.A.P 2 4 4 4 1 4 3 2 4 1 4 4 4 41 3.15
A.A.P 3 3 2 3 3 1 3 2 1 2 4 4 4 35 2.69
N.K.A.M 2 2 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 42 3.23
M.A.A 2 2 4 4 3 2 3 1 3 3 3 1 4 35 2.69
J 4 4 4 4 2 3 3 1 4 4 4 4 4 45 3.46
T.A.U 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4.00
M.J.R 4 1 4 4 2 1 4 4 4 2 4 3 4 41 3.15
M.K.A 3 2 3 3 3 1 3 1 1 1 1 4 3 29 2.23
K.P.O 4 1 3 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 43 3.31
N.F 3 1 1 1 3 1 1 1 3 1 3 1 1 21 1.62
R.V 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 1 4 38 2.92
S.H 3 1 4 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 34 2.62
F.A.J 3 3 2 4 3 3 1 1 1 1 3 2 2 29 2.23
Q.V 3 2 2 3 4 2 1 2 3 3 4 3 4 36 2.77
M.A 1 1 1 4 2 3 2 2 1 2 1 2 2 24 1.85
A.A 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 4 4 4 41 3.15
M.A 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 24 1.85
M.N.R 4 4 4 3 4 4 1 1 4 1 4 1 4 39 3.00
F.I 3 2 1 3 3 1 1 3 1 1 4 4 4 31 2.38
103
PENGELOMPOKKAN GAYA BELAJAR SISWA
KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN
Kecenderungan
Nama Visual Auditori Kinestetik Gaya Belajar
105
Lampiran 11. R Tabel Product Moment
106
Lampiran 12. Output Uji Data Angket Gaya Belajar
total_vis
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
ual
V1 Pearson Correlation 1 -.053 .169 .340* .334* .210 .073 -.012 .321* .010 .094 .007 .065 .373*
Sig. (2-tailed) .747 .296 .032 .035 .194 .653 .942 .044 .950 .565 .967 .690 .018
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V2 Pearson Correlation -.053 1 .461** .206 .204 -.181 -.103 .129 .175 .041 .228 .033 .073 .336*
Sig. (2-tailed) .747 .003 .203 .206 .264 .529 .426 .279 .801 .157 .841 .655 .034
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V3 Pearson Correlation .169 .461** 1 .362* .094 .055 -.094 .469** .216 .268 .252 .020 .308 .587**
Sig. (2-tailed) .296 .003 .022 .564 .735 .566 .002 .180 .094 .117 .900 .053 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V4 Pearson Correlation .340* .206 .362* 1 .596** .060 .242 .146 .072 .262 .170 -.198 -.109 .447**
Sig. (2-tailed) .032 .203 .022 .000 .715 .132 .367 .657 .103 .294 .220 .505 .004
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V5 Pearson Correlation .334* .204 .094 .596** 1 .040 .358* .015 .342* .210 .129 .134 -.048 .486**
Sig. (2-tailed) .035 .206 .564 .000 .806 .023 .928 .031 .193 .426 .411 .768 .001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V6 Pearson Correlation .210 -.181 .055 .060 .040 1 .058 .000 -.098 .139 .298 .100 .177 .314*
Sig. (2-tailed) .194 .264 .735 .715 .806 .722 1.000 .549 .393 .062 .538 .274 .049
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V7 Pearson Correlation .073 -.103 -.094 .242 .358* .058 1 -.003 .258 .172 -.141 .303 .190 .332*
Sig. (2-tailed) .653 .529 .566 .132 .023 .722 .985 .107 .290 .387 .057 .240 .037
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V8 Pearson Correlation -.012 .129 .469** .146 .015 .000 -.003 1 .174 .641** .218 .142 .339* .569**
Sig. (2-tailed) .942 .426 .002 .367 .928 1.000 .985 .282 .000 .177 .382 .033 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V9 Pearson Correlation .321* .175 .216 .072 .342* -.098 .258 .174 1 .087 .305 .498** .460** .611**
Sig. (2-tailed) .044 .279 .180 .657 .031 .549 .107 .282 .594 .056 .001 .003 .000
107
total_vis
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
ual
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V10 Pearson Correlation .010 .041 .268 .262 .210 .139 .172 .641** .087 1 .274 .068 .400* .595**
Sig. (2-tailed) .950 .801 .094 .103 .193 .393 .290 .000 .594 .087 .676 .011 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V11 Pearson Correlation .094 .228 .252 .170 .129 .298 -.141 .218 .305 .274 1 .145 .436** .566**
Sig. (2-tailed) .565 .157 .117 .294 .426 .062 .387 .177 .056 .087 .371 .005 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V12 Pearson Correlation .007 .033 .020 -.198 .134 .100 .303 .142 .498** .068 .145 1 .196 .413**
Sig. (2-tailed) .967 .841 .900 .220 .411 .538 .057 .382 .001 .676 .371 .224 .008
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V13 Pearson Correlation .065 .073 .308 -.109 -.048 .177 .190 .339* .460** .400* .436** .196 1 .593**
Sig. (2-tailed) .690 .655 .053 .505 .768 .274 .240 .033 .003 .011 .005 .224 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
total Pearson Correlation .373* .336* .587** .447** .486** .314* .332* .569** .611** .595** .566** .413** .593** 1
_visu Sig. (2-tailed) .018 .034 .000 .004 .001 .049 .037 .000 .000 .000 .000 .008 .000
al
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
total_au
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
ditori
A1 Pearson Correlation 1 .099 .141 .171 .267 .304 .033 -.121 -.135 .189 .209 .334* .388*
Sig. (2-tailed) .545 .386 .292 .096 .056 .839 .456 .407 .243 .195 .035 .013
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A2 Pearson Correlation .099 1 .355* -.045 .154 .079 .042 .470** .280 .031 .350* .224 .473**
Sig. (2-tailed) .545 .024 .784 .344 .627 .796 .002 .080 .849 .027 .165 .002
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
108
total_au
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
ditori
A3 Pearson Correlation .141 .355* 1 -.273 .129 .059 .114 .222 -.048 -.033 .169 .458** .333*
Sig. (2-tailed) .386 .024 .088 .428 .716 .486 .169 .769 .839 .296 .003 .036
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A4 Pearson Correlation .171 -.045 -.273 1 .407** .253 .339* .001 .348* .372* .075 .042 .461**
Sig. (2-tailed) .292 .784 .088 .009 .116 .032 .994 .028 .018 .648 .797 .003
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A5 Pearson Correlation .267 .154 .129 .407** 1 .182 .254 .205 .049 -.037 .218 .304 .475**
Sig. (2-tailed) .096 .344 .428 .009 .261 .114 .205 .763 .821 .176 .057 .002
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A6 Pearson Correlation .304 .079 .059 .253 .182 1 .090 .158 .180 .432** .394* .241 .592**
Sig. (2-tailed) .056 .627 .716 .116 .261 .581 .332 .266 .005 .012 .135 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A7 Pearson Correlation .033 .042 .114 .339* .254 .090 1 .372* .121 .313* .367* .216 .565**
Sig. (2-tailed) .839 .796 .486 .032 .114 .581 .018 .457 .049 .020 .181 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A8 Pearson Correlation -.121 .470** .222 .001 .205 .158 .372* 1 .203 .176 .422** .387* .588**
Sig. (2-tailed) .456 .002 .169 .994 .205 .332 .018 .210 .276 .007 .014 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A9 Pearson Correlation -.135 .280 -.048 .348* .049 .180 .121 .203 1 .086 -.007 .100 .371*
Sig. (2-tailed) .407 .080 .769 .028 .763 .266 .457 .210 .596 .968 .539 .018
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A10 Pearson Correlation .189 .031 -.033 .372* -.037 .432** .313* .176 .086 1 .344* -.057 .516**
Sig. (2-tailed) .243 .849 .839 .018 .821 .005 .049 .276 .596 .030 .725 .001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A11 Pearson Correlation .209 .350* .169 .075 .218 .394* .367* .422** -.007 .344* 1 .325* .658**
Sig. (2-tailed) .195 .027 .296 .648 .176 .012 .020 .007 .968 .030 .041 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A12 Pearson Correlation .334* .224 .458** .042 .304 .241 .216 .387* .100 -.057 .325* 1 .570**
Sig. (2-tailed) .035 .165 .003 .797 .057 .135 .181 .014 .539 .725 .041 .000
109
total_au
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
ditori
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
total_a Pearson Correlation .388* .473** .333* .461** .475** .592** .565** .588** .371* .516** .658** .570** 1
uditori Sig. (2-tailed) .013 .002 .036 .003 .002 .000 .000 .000 .018 .001 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
total_kine
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13
stetik
K1 Pearson Correlation 1 .263 .393* .027 .395* .024 .347* .053 .253 .277 .317* .136 .301 .528**
Sig. (2-tailed) .102 .012 .870 .012 .884 .028 .744 .116 .084 .047 .404 .059 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K2 Pearson Correlation .263 1 .306 .293 .103 .337* .110 -.004 .287 .229 .313* .159 .372* .546**
Sig. (2-tailed) .102 .055 .066 .528 .033 .497 .982 .072 .155 .049 .328 .018 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K3 Pearson Correlation .393* .306 1 .128 .114 .508** .422** .213 .582** .386* .250 .100 .333* .690**
Sig. (2-tailed) .012 .055 .433 .483 .001 .007 .187 .000 .014 .120 .537 .036 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K4 Pearson Correlation .027 .293 .128 1 .002 .163 .420** .070 .112 .031 .182 .232 .428** .418**
Sig. (2-tailed) .870 .066 .433 .991 .315 .007 .666 .493 .851 .261 .149 .006 .007
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K5 Pearson Correlation .395* .103 .114 .002 1 .047 .069 .328* .111 .321* .251 .076 .078 .389*
Sig. (2-tailed) .012 .528 .483 .991 .772 .671 .039 .494 .044 .118 .643 .631 .013
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K6 Pearson Correlation .024 .337* .508** .163 .047 1 .130 .238 .607** .121 .235 -.119 .058 .501**
Sig. (2-tailed) .884 .033 .001 .315 .772 .425 .139 .000 .459 .144 .466 .722 .001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K7 Pearson Correlation .347* .110 .422** .420** .069 .130 1 .210 .304 .374* .156 .225 .296 .582**
110
total_kine
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13
stetik
Sig. (2-tailed) .028 .497 .007 .007 .671 .425 .193 .056 .017 .338 .162 .064 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K8 Pearson Correlation .053 -.004 .213 .070 .328* .238 .210 1 .194 .246 .256 .223 .231 .473**
Sig. (2-tailed) .744 .982 .187 .666 .039 .139 .193 .230 .126 .110 .166 .151 .002
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K9 Pearson Correlation .253 .287 .582** .112 .111 .607** .304 .194 1 .365* .379* .021 .229 .655**
Sig. (2-tailed) .116 .072 .000 .493 .494 .000 .056 .230 .021 .016 .897 .154 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K10 Pearson Correlation .277 .229 .386* .031 .321* .121 .374* .246 .365* 1 .056 .333* .192 .576**
Sig. (2-tailed) .084 .155 .014 .851 .044 .459 .017 .126 .021 .730 .035 .235 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K11 Pearson Correlation .317* .313* .250 .182 .251 .235 .156 .256 .379* .056 1 .256 .575** .578**
Sig. (2-tailed) .047 .049 .120 .261 .118 .144 .338 .110 .016 .730 .111 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K12 Pearson Correlation .136 .159 .100 .232 .076 -.119 .225 .223 .021 .333* .256 1 .462** .442**
Sig. (2-tailed) .404 .328 .537 .149 .643 .466 .162 .166 .897 .035 .111 .003 .004
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K13 Pearson Correlation .301 .372* .333* .428** .078 .058 .296 .231 .229 .192 .575** .462** 1 .624**
Sig. (2-tailed) .059 .018 .036 .006 .631 .722 .064 .151 .154 .235 .000 .003 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
total Pearson Correlation .528** .546** .690** .418** .389* .501** .582** .473** .655** .576** .578** .442** .624** 1
_kin Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .007 .013 .001 .000 .002 .000 .000 .000 .004 .000
estet
ik N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
111
Uji reliabilitas Data Angket Gaya Belajar
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
Reliability Statistics
.725 13
Item-Total Statistics
112
Case Processing Summary
N %
Total 40 100.0
Reliability Statistics
.732 12
Item-Total Statistics
113
Case Processing Summary
N %
Total 40 100.0
Reliability Statistics
.794 13
Item-Total Statistics
114
Lampiran 13. Output Statistik Deskriptif Gaya Belajar Visual
Frequencies
Statistics
total_visual
N Valid 40
Missing 0
Mean 40.20
Median 41.00
Mode 46
Std. Deviation 5.788
Range 23
Minimum 25
Maximum 48
Sum 1608
total_visual
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
115
116
Lampiran 14. Output Statistik Deskriptif Gaya Belajar Auditori
Frequencies
Statistics
total_auditori
N Valid 40
Missing 0
Mean 34.70
Median 35.00
Mode 35
Std. Deviation 6.077
Range 26
Minimum 22
Maximum 48
Sum 1388
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
117
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
118
Lampiran 15. Output Statistik Deskriptif Gaya Belajar Kinestetik
Frequencies
Statistics
total_kinestetik
N Valid 40
Missing 0
Mean 36.28
Median 36.00
Mode 41
Std. Deviation 7.122
Range 31
Minimum 21
Maximum 52
Sum 1451
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
119
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
120
Lampiran 16. Jawaban Responden
121
122
123
124
125
126
127
128
129
Lampiran 17. Dokumentasi
130
Siswa yang mengisi angket di sekolah
131
Lampiran 18. Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
tahun 2008/2009. Peneliti melanjutkan pendidikan di tahun yang sama pada tahun
2009 di SMP Negeri 1 Pangkajene dan lulus pada tahun 2011/2012. Kemudian
Tarakan dengan program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, beberapa kegiatan
pernah dilaksanakan selama berkuliah, salah satunya yaitu pada tahun 2020 telah
tahun yang sama telah melaksanakan Kampus Mengajar Perintis di SD negeri 037
Tarakan.
132