Anda di halaman 1dari 145

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA

KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN

SKRIPSI

Oleh:

Nur Fajriani

17.406050.56

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2022
IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA

KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN

Oleh:

Nur Fajriani

17.406050.56

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada

Universitas Borneo Tarakan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2022
i
PERNYATAAN ORISINALITAS

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA
KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN

ABSTRAK
Setiap siswa cenderung memiliki gaya belajar yang berbeda-beda yang
berguna untuk pembelajaran dan berkomunikasi. Oleh karena itu, memperhatikan
gaya belajar siswa adalah hal yang penting untuk mengoptimalkan pengembangan
kompetensi siswa. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi gaya belajar siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan pada tahun
ajaran 2021/2022. Penelitian ini adalah penelitian jenis kuantitatif, dengan
menggunakan metode survei. Variabel penelitian ini yaitu identifikasi gaya belajar
siswa. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan
tahun ajaran 2021/2022 dengan jumlah keseluruhan yaitu sebanyak 41 siswa yang
terdiri dari kelas VA yang berjumlah 19 siswa dan VB berjumlah 22 siswa. Adapun
yang mengisi angket gaya belajar yaitu sebanyak 40 siswa, dan yang tidak mengisi
sebanyak 1 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penyebaran
angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket gaya belajar
siswa. Gaya belajar yang diidentifikasi pada penelitian ini yaitu gaya belajar visual,
auditori, dan kinestetik. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode analisis data deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian pada
siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan tahun ajaran 2021/2022 memiliki
kecenderungan gaya belajar visual, dilihat dari persentase gaya belajarnya yaitu
sebesar 67.5% gaya belajar visual dalam kategori tinggi. Sementara itu, gaya belajar
auditori termasuk dalam kategori sedang dengan persentase 57.5%. Gaya belajar
kinestetik termasuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 47.5%. Hasil
penelitian menunjukkan, dari 40 siswa diperoleh hasil bahwa 22 siswa memiliki
gaya belajar visual, 6 siswa memiliki gaya belajar auditori, 10 siswa memiliki gaya
belajar kinstetik, dan terdapat 2 siswa yang memiliki gaya belajar campuran dari
visual dan kinestetik.

Kata Kunci: Gaya Belajar, Visual, Auditori, Kinestetik.

iv
ABSTRACT

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
kelimpahan kasih serta karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Identifikasi Gaya Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 037 Tarakan”
ini dengan baik dan lancar.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan
memberikan bimbingan, petunjuk serta dorongan. Peneliti mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada.
1. Kedua Orang tua yang melahirkan, membesarkan, dan senantiasa memberikan
doa serta dukungan yang tak terhingga.
2. Bapak Prof. Dr. Adri Patton, M.Si selaku rektor Universitas Borneo Tarakan.
3. Bapak Dr. Suyadi, S.S., M.Ed selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
4. Bapak Dr. Ahsan Sofyan, S.E., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
5. Ibu Desy Irsalina Savitri, M.Pd. selaku selaku pembimbing Utama yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Donna Rhamdan, S.E., M.Pd. selaku pembimbing anggota yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan membantu peneliti
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Kadek Dewi Wahyuni Andari, M.Pd. Selaku penguji pertama yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada peneliti.
8. Ibu Degi Alrinda Agustina, M.Pd. Selaku Penguji kedua yang telah
memberikan arahan dan masukan kepada peneliti.
9. Ibu Nazwa Manurung, M.Psi., Psikolog selaku validator ahli instrumen angket
penelitian yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan dan saran
selama penyusunan dan uji coba instrumen.

vi
10. Bapak Ady Saputra, M.Pd. selaku validator ahli bahasa instrumen angket
penelitian yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan dan saran
selama penyusunan dan uji coba instrumen.
11. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Borneo Tarakan beserta staf yang telah membantu
selama peneliti kuliah.
12. Ibu Mukti Wiwik Wiati, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 037 Tarakan,
beserta Seluruh dewan guru dan staf yang telah memberikan dukungan dan
kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
13. Rekan-rekan seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan
2017 terkhusus Lokal B yang memberikan bantuan, motivasi, dan telah
menemani peneliti sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
14. Keluarga besar terkhusus kepada keempat saudara peneliti serta Ani dan Ayu
yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan selama peneliti kuliah.
15. Sahabat seperjuangan terkhusus kepada Hajra, Rita, Nuning, dan Cahyo yang
telah memberikan banyak dukungan dan kenangan selama peneliti kuliah.
16. Pihak-pihak lain yang tak dapat peneliti tuliskan satu per satu.
Semoga bantuan, motivasi, kritik dan saran yang telah diberikan kepada
peneliti akan memperoleh balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembacanya. Terima
Kasih.

Tarakan, 2 Februari 2022

Nur Fajriani
NPM. 1740605056

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Batasan Penelitian .................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.6 Definisi Operasional ................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
2.1 Kajian Teoritis .......................................................................................... 6
2.1.1 Gaya Belajar ...................................................................................... 6
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar ............................. 19
2.1.3 Manfaat Mengetahui Gaya Belajar ................................................. 20
2.2 Penelitian Relevan .................................................................................. 23
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 28
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................. 28
3.2 Waktu dan Tempat ................................................................................. 28
3.3 Populasi .................................................................................................. 28
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 29
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 29
3.6 Uji Validitas dan Reliabitas Instrumen................................................... 31

viii
3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 35
4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 35
4.1.1 Hasil Uji Coba Instrumen ..................................................................... 35
4.1.2 Pengambilan Data Angket Gaya Belajar di SD Negeri 037 Tarakan .. 39
4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 41
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 61
5.2 Saran ............................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN .......................................................................................................... 65

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Relevan............................................................................... 24


Tabel 3. 1 kisi – kisi Instrumen Angket Gaya Belajar Sebelum Uji Coba........... 30
Tabel 3. 2 Kriteria Uji Reliabilitas ....................................................................... 32
Tabel 3. 3 Kriteria Interpretasi Skor .................................................................... 34
Tabel 4. 1 Ringkasan Uji Coba Validitas Gaya Belajar Visual ........................... 36
Tabel 4. 2 Ringkasan Uji Coba Validitas Gaya Belajar Auditori ........................ 37
Tabel 4. 3 Ringkasan Uji Coba Validitas Gaya Belajar Kinestetik ..................... 37
Tabel 4. 4 kisi – kisi Instrumen Angket Gaya Belajar Setelah Validasi .............. 38
Tabel 4. 5 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen ................................................ 39
Tabel 4. 6 Ringkasan item Data Angket Gaya Belajar Visual ............................. 40
Tabel 4. 7 Ringkasan item Data Angket Gaya Belajar Auditori .......................... 40
Tabel 4. 8 Ringkasan item Data Angket Gaya Belajar Kinestetik ....................... 40
Tabel 4. 9 Hasil Uji Reliabilitas Data Angket Gaya Belajar................................ 41
Tabel 4. 10 Ringkasan Kategori Gaya Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 037
Tarakan.................................................................................................................. 42
Tabel 4. 11 Hasil Analisis Statistik Hipotetik ...................................................... 42
Tabel 4. 12 Analisis Data Statistik Empirik Gaya Belajar Visual ....................... 43
Tabel 4. 13 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Visual ......................................... 44
Tabel 4. 14 Rumus Kategori Gaya Belajar Visual ............................................... 45
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Kategori Gaya Belajar Visual .................................... 46
Tabel 4. 16 Analisis Data Statistik Empirik Gaya Belajar Auditori .................... 47
Tabel 4. 17 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Auditori...................................... 48
Tabel 4. 18 Rumus Kategori Gaya Belajar Auditori ............................................ 49
Tabel 4. 19 Hasil Kategori Gaya Belajar Auditori ............................................... 50
Tabel 4. 20 Analisis Data Statistik Empirik Gaya Belajar Kinestetik ................. 51
Tabel 4. 21 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kinestetik ................................... 52
Tabel 4. 22 Rumus Kategori Gaya Belajar Kinestetik ......................................... 53
Tabel 4. 23 Hasil Kategori Gaya Belajar Kinestetik ............................................ 54
Tabel 4. 24 Ringkasan Gaya Belajar Siswa ......................................................... 55

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 27


Gambar 4. 1 Diagram Penyebaran Distribusi Frekuensi Skor ............................. 45
Gambar 4. 2 Diagram Kategori Gaya Belajar Visual .......................................... 47
Gambar 4. 3 Diagram Penyebaran Distribusi Frekuensi Skor ............................. 49
Gambar 4. 4 Diagram Kategori Gaya Belajar Auditori ....................................... 51
Gambar 4. 5 Diagram Penyebaran Distribusi Frekuensi Skor ............................. 53
Gambar 4. 6 Diagram Kategori Gaya Belajar Kinestetik .................................... 55
Gambar 4. 7 Diagram Gaya Belajar Siswa .......................................................... 56

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Bukti Penelitian ...................................................................... 66


Lampiran 2. Hasil Wawancara Awal .................................................................. 71
Lampiran 3. kisi – kisi Angket Gaya Belajar Sebelum Validasi.......................... 74
Lampiran 4. Angket Gaya Belajar Sebelum Uji Coba ......................................... 75
Lampiran 5. kisi – kisi Angket Gaya Belajar Setelah Validasi ............................ 79
Lampiran 6. Angket Gaya Belajar Setelah Uji Coba ........................................... 80
Lampiran 7. Lembar Validasi Instrumen Penelitian ............................................ 85
Lampiran 8. Data Hasil Uji Coba Instrumen ....................................................... 89
Lampiran 9. Output Uji Coba Validitas Dan Reliabilitas Instrumen .................. 92
Lampiran 10. Data Hasil Penelitian Angket Gaya Belajar ................................ 101
Lampiran 11. R Tabel Product Moment ............................................................ 106
Lampiran 12. Output Uji Data Angket Gaya Belajar ......................................... 107
Lampiran 13. Output Statistik Deskriptif Gaya Belajar Visual ......................... 115
Lampiran 14. Output Statistik Deskriptif Gaya Belajar Auditori ...................... 117
Lampiran 15. Output Statistik Deskriptif Gaya Belajar Kinestetik ................... 119
Lampiran 16. Jawaban Responden..................................................................... 121
Lampiran 17. Dokumentasi ................................................................................ 130
Lampiran 18. Riwayat Hidup ............................................................................. 132

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang pasti memerlukan sebuah pendidikan untuk menunjang
kehidupannya agar menjadi pribadi yang lebih baik. Menurut Ki Hajar Dewantara,
dalam Febriyanti (2021:1632) yang biasa dikenal sebagai Bapak Pendidikan
Nasional Berpendapat bahwa pendidikan merupakan upaya dalam memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh
anak, dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya. Dalam
pandangan Ki Hajar Dewanatara, tujuan pendidikan adalah memajukan bangsa
secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat,
kebiasaan, status ekonomi, status sosial yang didasarkan kepada nilai-nilai
kemerdekaan yang asasi.
Salah satu upaya untuk memenuhi tujuan pendidikan adalah terjadinya proses
belajar mengajar antara guru dengan siswa, dengan demikian proses pengajaran
guru akan selalu berusaha meningkatkan kualitas belajar siswa. Belajar merupakan
peran utama siswa dalam meningkatkan kualitas dirinya. Seorang siswa yang ingin
mencapai cita-citanya harus belajar dengan giat agar kualitas siswa menjadi lebih
baik, dengan itu menjadikan kualitas pendidikan di Indonesia semakin meningkat.
Seperti dikemukakan oleh Asrori (2020:128) Belajar merupakan kegiatan yang
mendasar dalam penyelenggaraan pendidikan. Tercapai atau tidaknya tujuan
pendidikan tergantung bagaimana proses belajar yang telah ditempuh siswa dalam
berbagai jenjang pendidikan.
Dalam Tripusat pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara,
dalam Febriyanti (2021:1636) disebutkan bahwa lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat merupakan tiga pusat lingkungan pendidikan.
Dalam lingkungan keluarga, hak dalam mendidik anak pada dasarnya ada pada
orang tua bukan kepada pihak lain. Secara tidak langsung orang tua pun ikut

1
berperan sebagai guru yang mendidik perilakunya dan dapat sebagai pengajar yang
memberikan kecerdasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi teladan dalam
pendidikan anak.
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap anak dilahirkan dengan kemampuan
dan karakteristik yang berbeda, khususnya dalam menyerap, mengolah, dan
menyampaikan informasi. Salah satu karakteristik siswa yang berkaitan dengan
menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi yaitu adalah gaya belajar
siswa. Guru dan orang tua harus memahami bahwa setiap anak memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda. Karena itu, setiap anak perlu memperoleh layanan
bimbingan belajar yang berbeda pula sehingga semua anak dapat berkembang
sesuai dengan tingkat kemampuannya. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi
dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi
(Deporter dan Hernacki, 2013:112).
Untuk dapat membimbing dan membelajarkan siswa dengan karakteristik
yang beragam di sekolah, maka guru perlu mengetahui gaya belajar siswa. Kesiapan
guru mengenal gaya belajar siswa dalam pemebelajaran merupakan modal utama
penyampaian bahan pembelajaran dan menjadi salah satu indikator suksesnya
pelaksanaan pembelajaran (Sagala dalam Desmita 2014:3).
Menurut Deporter dan Hernacki dalam Rhamdan (2013:42) mengemukakan
terdapat tiga jenis gaya belajar siswa yang didasari dengan modalitas yang
digunakan individu dalam memproses informasi yaitu gaya belajar Visual, Auditor,
dan Kinestetik. Adapun definisinya yaitu (1) visual, dimana dalam belajar, siswa
tipe ini lebih mudah belajar dengan cara melihat atau mengamati, (2) auditori,
dimana siswa lebih mudah belajar dengan mendengarkan, dan (3) kinestetik,
dimana dalam pembelajaran siswa lebih mudah belajar dengan bergerak, bekerja,
dan menyentuh. Pada umunya, guru dapat mengidentifikasi gaya belajar siswa di
sekolah sebelum menyiapkan pembelajaran, jika guru mampu menyesuaikan

2
pembelajaran dengan gaya belajar siswa, maka pembelajaran akan berjalan dengan
lancar, siswa mampu mengolah informasi baru dengan baik.
Hasil wawancara kepada wali kelas dan orang tua siswa kelas VA dan VB SD
Negeri 037 Tarakan memiliki beberapa permasalahan dalam pembelajaran,
diantaranya yaitu ditemukan siswa yang dianggap kurang meminati pembelajaran
yang diharuskan untuk membaca bacaan yang banyak, atau melakukan diskusi
kelompok. Namun, dalam pembelajaran olah raga, siswa tersebut lebih unggul
daripada teman-temannya. Ada siswa yang tidak mampu belajar dirumah karena
kondisi rumah yang selalu ribut. Selain itu, masih banyak siswa yang tidak
mengetahui gaya belajar yang cocok dengannya.
Adapun hasil wawancara dengan orang tua yang berperan besar dalam
membimbing dan mengawasi pembelajaran siswa di rumah, kekurangan
pengetahuan akan gaya belajar siswa selama membimbingnya belajar, sehingga
menjadikan situasi kurang kondusif, penyebabnya yaitu orang tua membimbing
siswa dengan cara masing-masing tanpa memperhatikan gaya belajar siswa, salah
satu contohnya yaitu seorang ibu yang tidak sabar dan bertindak keras ke anaknya
karena kesulitan memahami teks yang dibacanya, ibu tersebut beranggapan bahwa
anaknya malas belajar. Contoh kasus tersebut tentu saja disebabkan oleh banyak
hal, tetapi salah satu penyebab yang juga penting untuk diketahui orang tua yaitu,
gaya belajar anaknya yang berbeda dengan cara membimbingnya. Situasi tersebut
dapat menimbulkan interaksi antar siswa dengan orang tua menjadi tidak harmonis.
Permasalahan lain yaitu pembelajaran yang diberikan dari setiap guru,
dimana guru hanya memberikan materi dan tugas, tanpa memperhatikan gaya
belajar yang dimiliki setiap siswa. Diketahui bahwa guru belum pernah
mengidentifikasi gaya belajar siswa, hal tersebut mengakibatkan pembelajaran
menjadi tidak optimal. Menurut Cicilia dan Nursalim (2019:140) Pengenalan gaya
belajar dapat memberikan pelayanan yang tepat terhadap apa dan bagaimana yang
akan dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung optimal.

3
Kemendikbud (2020:3) mengumumkan Sejak bulan maret tahun 2020, SD
Negeri 037 Tarakan telah melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh, Masa pandemi
covid19 yang menjadi permasalahan utama dimana siswa diminta untuk belajar di
rumah. Pembelajaran di masa pandemi covid19 membutuhkan banyak persiapan
baik guru, sekolah, siswa dan orang tua. Salah satu persiapan yang dapat guru dan
orang tua lakukan yaitu mengidentifikasi gaya belajar siswa sebelum menyiapkan
pembelajaran agar guru dan orang tua dapat masuk ke dunia siswa sehingga siswa
merasa nyaman dan tidak berhadapan dengan resiko kegagalan belajar, dengan hal
tersebut, diharapkan mampu mengoptimalkan pembelajaran baik pembelajaran
tatap muka maupun pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Identifikasi Gaya Belajar
Siswa Kelas V SD Negeri 037 Tarakan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Bagaimana gaya belajar Siswa Kelas V SD Negeri 037
Tarakan?”

1.3 Batasan Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membatasi fokus penelitian ini.
Adapun Batasan dalam penelitian ini yaitu hanya berfokus untuk mengidentifikasi
gaya belajar siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan. Adapun tipe gaya belajar yang
menjadi fokus penelitian ini yaitu Visual, Auditori, dan Kinestetik.

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar Siswa kelas V
SD Negeri 037 Tarakan.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis

4
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan pengetahuan tentang Gaya
Belajar.
b. Manfaat Praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dapat menjadi


bahan evaluasi oleh guru dalam mempersiapkan pembelajaran salah
satunya lebih memperhatikan gaya belajar siswa.

2) Penelitian ini diharapkan dapat membuat guru dan orang tua mengetahui
seberapa pentingnya mengidentifikasi gaya belajar siswa serta lebih
memperhatikan informasi tentang manfaat gaya belajar siswa.

3) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi peneliti


tentang pentingnya mengetahui gaya belajar siswa.

1.6 Definisi Operasional


Secara umum gaya belajar dapat didefinisikan sebagai cara seseorang
menggunakan kemampuanya untuk belajar. Selain itu, gaya belajar dapat diartikan
sebagai kebiasaan, strategi atau perilaku umum dalam menerima dan mengolah
informasi yang ditunjukan oleh individu.
Gaya belajar terdiri dari tiga tipe, yaitu gaya belajar Visual, gaya belajar
Auditori, dan gaya belajar Kinestetik. Gaya belajar Visual yaitu cara seseorang
menerima dan mengolah informasi dengan mengandalkan indra penglihatan. Gaya
belajar Auditori yaitu cara seseorang menerima dan mengolah informasi dengan
mengandalkan indra pendengaran. Gaya belajar Kinestetik yaitu cara seseorang
menerima dan mengolah informasi dengan mengandalkan gerakan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Gaya Belajar

Setiap anak yang lahir ke dunia ini selalu berbeda satu sama lainnya. Baik
bentuk fisik, tingkah laku, sifat, maupun berbagai kebiasaan lainnya. Tidak ada
satupun manusia yang memiliki bentuk fisik, tingkah laku dan sifat yang sama
walau kembar sekalipun. Sama halnya dalam belajar, setiap siswa memiliki
kecenderungan gaya belajar yang berbeda-beda, siswa akan nyaman belajar dengan
gayanya sendiri, tanpa perlu mengikuti gaya belajar orang lain. Seperti yang
dinyatakan oleh Deporter dan Hernacki (2013:110) yang menjelaskan bahwa
masing-masing orang cenderung mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda yang
berguna untuk pembelajaran, dan komunikasi. Setiap siswa tidak hanya cenderung
pada satu gaya belajar, mereka juga memanfaatkan kombinasi gaya belajar tertentu
yang memberikan mereka bakat dan kekurangan alami tertentu.
Menurut Deporter dan Hernacki (2013:110) gaya belajar merupakan suatu
kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi. Deporter menyampaikan bahwa Gaya belajar adalah kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam belajar, baik dalam lingkup kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Ketika seseorang menyadari bagaimana cara ia dan orang
lain mengolah informasi, maka dengan tepat dapat menjadikan belajar dan
berkomunikasi lebih mudah dengan gaya belajarnya sendiri.
Sejalan dengan pendapat Deporter dan Hernacki, Lubna (2015:42) juga
mendefinisikan gaya belajar sebagai cara seseorang merasa mudah, nyaman dan
aman saat belajar baik dari sisi waktu maupun indera. Gaya belajar yang sesuai
dengan pribadi siswa membuat siswa bisa belajar dengan mudah, nyaman dan
aman. Kenyamanan ini baik dari sisi waktu maupun indera yang digunakan, dari
sisi waktu, ada siswa yang merasa lebih nyaman belajar pada waktu pagi hari, siang
6
hari, sore hari ataupun malam hari. Sementara dari sisi indera yang digunakan, ada
siswa yang lebih senang menggunakan indera penglihatan (mata) untuk membaca
buku, mengamati objek atau menonton video. Ada siswa yang lebih senang
menggunakan indera pendengaran (telinga) untuk mendengarkan penjelasan guru,
mendengarkan seminar dan lain-lain. Ada pula siswa yang menggunakan indera
perasa sehingga peka terhadap perasaan orang lain.
Dunn dalam Deporter dan Hernacki (2013:110) telah menemukan banyak
variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Ini mencakup faktor- faktor fisik,
emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang, misalnya, dapat belajar
paling baik dengan cahaya yang terang, sedang sebagian yang lain dengan
pencahayaan yang suram. Ada orang yang belajar paling baik secara berkelompok,
sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang tua atau guru,
yang lain merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi mereka.
Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak
dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang-orang yang
memerlukan lingkungan kerja yang teratur dan rapi, tetapi yang lain lebih suka
menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat walaupun terlihat sedikit
berantakan.
Seluruh definisi gaya belajar di atas tampak tidak ada yang bertentangan,
melainkan memiliki kemiripan antara yang satu dengan yang lainnya. Definisi-
definisi gaya belajar tersebut tampak saling melengkapi. Berdasarkan keterangan-
keterangan di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa gaya belajar adalah
suatu cara siswa itu sendiri yang biasa dilakukan seseorang dalam menyerap
informasi yang diperoleh dari proses pembelajaran melalui indra yang dimilikinya.
Oleh karena itulah pemahaman, pemikiran, dan pandangan seorang anak dengan
anak yang lain dapat berbeda, walaupun kedua anak tersebut tumbuh pada kondisi
dan lingkungan yang sama, serta mendapat perlakuan yang sama.

7
Setiap siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda. Ada siswa yang belajar
dengan membaca buku, mendengarkan ceramah guru, bermain peran, melakukan
peragaan dan lain sebagainya. Cara yang dipilih oleh siswa dalam belajar
merupakan cara yang disenangi dan mudah.
Menurut Deporter dan Hernacki (2013:112) secara umum gaya belajar
manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya
belajar auditori dan gaya belajar kinestetik. Adapun penjelasan tiga kelompok besar
gaya belajar sebagai berikut.

2.1.1.1 Gaya Belajar Visual

Subini (2017:118) berpendapat bahwa Gaya belajar visual adalah gaya


belajar dengan cara melihat sehingga mata sangat memegang peranan penting.
Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperolah informasi
seperti melihat gambar, peta, poster, grafik, dan sebagainya. Bisa juga dengan
melihat data teks seperti tulisan.
Sejalan dengan Pendapat Subini, Cicilia dan Nursalim (2019:141)
berpendapat bahwa Gaya belajar visual (visual learning) mengkhususkan pada
penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu
agar siswa mengerti. Siswa yang memiliki gaya belajar visual, memahami
pelajaran melalui materi bergambar. Selain itu, memiliki kepekaan yang kuat
terhadap warna, selain itu, pembelajar visual juga cukup baik dalam bidang
artistik. Siswa pembelajar visual cenderung mempunyai kendala untuk
berdialog secara langsung karena konsentrasinya lebih mengutamakan
penglihatan, maka sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah
mengartikan ucapan.
Faizal (2020:40) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar
visual dianggap sebagai pembelajar berotak kanan. Siswa gaya belajar visual
mampu menguraikan data visual seperti peta dan grafik. Siswa pembelajar
visual akan lebih senang jika kalimat-kalimat yang disampaikan oleh guru

8
divisualisasi misalnya dengan menggunakan gambar, bagan, atau yang
sejenisnya.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar visual memperoleh informasi dengan memanfaatkan
alat indera mata. Orang dengan gaya belajar visual senang mengikuti ilustrasi,
membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara
langsung, dan sebagainya. Siswa yang bergaya belajar visual dapat dilihat dari
ciri-ciri utama yaitu menggunakan modalitas belajar dengan kekuatan indra
mata.
Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya belajar
Visual menurut Deporter dan Hernacki (2013:116).
a. Senang kerapian dan teratur.
b. Jika berbicara cenderung lebih cepat.
c. Ia suka membuat perencanaan yang matang untuk jangka panjang.
d. Sangat teliti sampai ke hal-hal yang detail sifatnya.
e. Mementingkan penampilan, baik dalam berpakaian maupun presentasi.
f. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya ada di
dalam pikiran mereka
g. Lebih mudah mengingat apa yang di lihat, dari pada yang di dengar.
h. Mengingat sesuatu dengan penggambaran visual.
i. Ia tidak mudah terganggu dengan keributan saat belajar (bisa membaca
dalam keadaan ribut sekali pun).
j. Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal, kecuali jika ditulis,
dan sering meminta bantuan orang untuk mengulanginya.
k. Ia adalah pembaca yang cepat dan tekun.
l. Lebih suka membaca sendiri dari pada dibacakan orang lain.
m. Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap
waspada sebelum secara mental merasa pasti tetang suatu masalah.

9
n. Suka mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam
rapat.
o. Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
p. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat
q. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
r. Lebih menyukai seni dari pada musik.
s. Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, akan tetapi tidak pandai
memilih kata-kata.
t. Kadang-kadang suka kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin
memperhatikan.
Menurut Uno (2012:181) ada beberapa hal yang bisa digunakan sehingga
belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang maksimal. Salah
satunya adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan
informasi atau materi pelajaran. Secara sederhana kita dapat menyesuaikan
pembelajaran dengan gaya belajar siswa. Seperti contohnya yaitu,
menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna, atau menggantung grafik
berisi informasi penting di sekeliling ruangan. Contoh kecil tersebut dapat
berguna bagi pembelajar visual.
Adapun menurut Masganti (2018:51) yang mengemukakan strategi
pembelajaran yang mempermudah proses belajar bagi pembelajar visual antara lain:
a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram, dan peta.
b. Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting.
c. Ajak anak untuk membaca buku. Disarankan untuk buku yang juga
memiliki ilustrasi.
d. Gunakan media seperi hp, tv, laptop, dan lainnya.
e. Tunjukkan cara membuat mind mapping untuk memudahkan anak belajar.
f. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar
atau tulisan.

10
g. Ajak anak untuk mengujungi tempat-tempat seperti museum, perpustakaan,
atau tempat bersejarah lainnya.

2.1.1.2 Gaya Belajar Auditori

Menurut Subini (2017:119) individu yang memiliki gaya belajar auditori


sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar,
contohnya pembelajar auditori sangat gemar mendengarkan ceramah, radio,
pidato, atau berdiskusi. Selain itu, bisa juga mendengarkan melalui nada
(nyanyian).
Faizal (2020:41) menjelaskan tipe siswa yang memiliki gaya belajar
auditori lebih mampu berpikir melalui suara daripada gambar. Mereka berpikir
secara kronologis dan belajar dengan baik melalui pendekatan pembelajaran
kelompok. Tidak seperti siswa yang belajar dengan gaya belajar visual,
pembelajar auditori memiliki memori yang sempurna untuk percakapan serta
menikmati debat dan diskusi.
Menurut Musrofi (2016:50) siswa yang belajar dengan gaya belajar
auditori merupakan pendengar yang baik, pembelajar auditori dapat menyerap
informasi lebih efisien melalui pendengaran sehingga menjadi kelompok yang
mengambil manfaat dari teknik mengajar konvensional yaitu teknik ceramah.
Beberapa pengertian di atas memiliki definisi yang sama, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa orang yang menggunakan gaya belajar Auditori
memperoleh informasi dengan memanfaatkan alat indera telinga. Dalam
mencapai kesuksesan belajar, orang yang menggunakan gaya belajar auditori
bisa belajar dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan
berdiskusi.
Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya belajar
Auditori menurut Musrofi (2016:51) antara lain:
a. Suka laporan lisan.
b. Suka berbicara.

11
c. Bagus dalam menjelaskan sesuatu secara lisan atau mempre sentasikan
secara lisan.
d. Mudah mengingat nama orang.
e. Bagus dalam tata bahasa.
f. Membaca perlahan-lahan.
g. Mudah menirukan ucapan orang dengan baik.
h. Suka bertindak dan berada di panggung.
i. Sering menjadi yang terbaik dalam kelompok belajar
j. Suka membaca keras untuk diri sendiri
k. Tidak takut berbicara di depan banyak orang.
l. Kurang baik dalam membaca.
m. Kurang mampu mengingat apa yang dibacanya bila tidak di suarakan.
n. Kurang baik dalam menulis karangan.

Adapun beberapa ciri-ciri lainnya menurut Deporter dan Hernacki


(2013:118) sebagai berikut.
a. Saat bekerja, sering berbicara pada diri sendiri.
b. Mudah terganggu oleh keributan atau hiruk pikuk disekitarnya.
c. Sering menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca.
d. Merasa kesulitan untuk menulis apa yang dipikirkan akan tetapi mudah
dalam bercerita.
e. Lebih suka musik dari pada seni yang lainnya.
f. Lebih mudah belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan dari pada yang dilihat.

Beberapa contoh pendekatan yang bisa dilakukan untuk pembelajar auditori


misalnya membiasakan siswa untuk menggunakan perekam untuk merekam
bacaan atau catatan yang dibacakan untuk kemudian didengarkan kembali. Kita
juga dapat mengarahkan siswa agar terlibat dalam wawancara atau dalam

12
kelompok diskusi. Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya
belajar Auditori yaitu sering mengulang dengan lembut kata-kata yang
diucapkan penyaji, atau sering menganggukkan kepalanya saat fasilitator
menyajikan informasi lisan. Namun, tidak semua orang melakukan ciri-ciri
tersebut adalah seorang pembelajar auditori, tetapi banyak pembelajar auditori
melakukan hal tersebut (Uno, 2012:188).
Deporter dan Hernacki (2013:122) menjelaskan bahwa pembelajaran dapat
disesuaikan dengan gaya belajar siswa, diantaranya untuk pembelajar auditori
adalah sebagai berikut:
a. Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam
presentasi.
b. Ajarkan sesuai dengan cara anda menguji: jika anda menyajikan informasi
delam urutan atau format tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama.
c. Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan
petunjuk.
d. Setelah tiap segmen pengajaran, minta siswa memberitahu teman di
sebelahnya satu hal yang dia pelajari.
e. Kembangkan dan dorong siswa untuk memikirkan jembatan keledai untuk
menghafal konsep kunci.
f. Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin.

Menurut Masganti (2018:53) menambahkan Strategi pembelajaran yang


mempermudah proses belajar peserta didik yang bergaya belajar auditori antara
lain:
a. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas
maupun di dalam lingkup masyarakat.
b. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
c. Gunakan musik untuk mengajarkan materi pelajaran kepada anak.
d. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.

13
e. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia
untuk mendengarkannya sebelum tidur.
f. Upayakan suasana belajar jauh dari keributan atau perbincangan yang tidak
berkaitan materi pembelajaran.

2.1.1.3 Gaya belajar Kinestetik

Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-
tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara atau
penglihatan. Selain itu, belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau
pengalaman belajar secara langsung.
Menurut Priyatna (2013:70) Anak yang memiliki gaya belajar kinestetik
adalah pembelajar yang baik dalam hal mencoba dan melakukan secara langsung.
Jika anak sering menemukan, mencoba, atau merasakan sesuatu dari tugas atau
objek tertentu, maka kemungkinan besar anak tersebut adalah pmbelajar
kinestetik.
Wahyuni (2017:130) menjelaskan bahwa Gaya belajar kinestetik adalah gaya
belajar yang lebih mudah menyerap informasi dengan bergerak, berbuat, dan
menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.
Menurut Cicilia dan Nursalim (2019:142) Gaya belajar kinestetik ialah
aktivitas belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini
memiliki keunikan dalam belajar selalu bergerak dan menyentuh. Siswa dengan tipe
gaya belajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk
beraktifitas dan eklorasi sangatlah kuat.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar kinestetik memperoleh informasi dengan
mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Individu yang
mempunyai gaya belajar kinestetik mudah menangkap pelajaran apabila ia
bergerak, meraba, atau mengambil tindakan seperti praktik atau pengalaman
belajar secara langsung.

14
Menurut Priyatna (2013:68) Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar
kinestetik yaitu sebagai berikut.
a. Dikenal banyak bergerak
b. Sangat menikmati kegiatan fisik
c. Jarang menghabiskan waktunya untuk membaca
d. Senang mencoba hal-hal yang baru
e. Terkoordinasi dan lincah, hinggah sering dianggap hiperaktif
f. Suka mengekspresikan perasaan mereka secara fisikal (misalnya, memeluk,
atau memukul)
g. Suka menggerakkan tangan atau anggota tubuh yang lain ketika berbicara
h. Lebih memilih berpakaian yang nyaman, dan tidak begitu mementingkan
gaya
i. Tidak mudah belajar di meja belajar yang disediakan
j. Menonjol dalam bidang atletik atau seni pertunjukan

Adapun ciri-ciri lain dari mereka yang memiliki tipe gaya belajar kinestetik
menurut Deporter dan Hernacki (2013:118):
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menanggapi perhatian fisik
c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
f. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
g. Banyak menggunakan isyarat tubuh
h. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
i. Memungkinkan tulisannya kurang rapi
j. Ingin melakukan segala sesuatu
k. Menyukai permainan yang menyibukkan.

15
Menurut Masganti (2018:55) Strategi pembelajaran yang mempermudah
proses belajar peserta didik yang bergaya belajar kinestetik antara lain:
a. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya:
ajak dia baca sambil bersepeda)
b. Gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru.
c. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
d. Gunakan warna terang untuk menandai hal-hal penting dalam bacaan.
e. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
f. Penggunaan komputer dalam pembelajaran

Ketiga gaya belajar tersebut baik visual, auditori, maupun kinestetik


merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh guru, karena gaya belajar
merupakan ekspresi keunikan individu yang relevan dengan pendidikan. Kaitannya
dengan pengajaran di kelas, gaya belajar dapat digunakan oleh guru untuk
merancang model pengajaran yang efektif sebagai upaya membantu siswa belajar
untuk mencapai prestasi yang tinggi. Secara sederhana kita dapat menyesuaikan
cara mengajar kita dengan gaya belajar siswa.

2.1.1.4 Gaya Belajar Campuran

Musrofi (2016:44) menjelaskan bahwa pada umumnya setiap orang (anak)


memiliki campuran/kombinasi gaya belajar dalam berbagai gradasi, tetapi para ahli
mengatakan tidak ada komposisi campuran yang persis sama. Kebanyakan orang
memiliki satu gaya yang dominan dan gaya lain hanya sebagai suplemen, ada juga
yang memiliki dua gaya dominan dan gaya lain sebagai suplemen, ada yang
memiliki semua gaya, beberapa orang dapat menggunakan gaya yang berbeda
dalam situasi yang berbeda.
Sebenarnya, seorang siswa bisa saja memiliki gaya belajar campuran. Gaya
belajar campuran adalah gaya belajar dimana anak kadang bertipe auditori
sekaligus visual, atau bisa juga visual sekaligus kinestetik, atau bisa juga campuran

16
dari ketiganya. Orangtua dan guru dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk
memaksimalkan potensi belajar siswa, menerapkan cara mengajar yang cocok bagi
siswa, mengajar dengan gaya (style) yang dapat mengakomodir semua tipe siswa,
mengatasi keterbatasan anak di dalam kelas, dan mengurangi problematika belajar
pada siswa.
Berbagai informasi yang diperoleh mengenai gaya belajar ini memberikan
sumbangan besar khususnya bagi Guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran
misalnya mengenai alokasi waktu, pemilihan metode pembelajaran dan lain
sebagainya. Mengacu pada teori dan ciri-ciri yang dikemukakan oleh para ahli,
Damayanti (2016:32) menguraikan indikator yang dapat digunakan untuk
mengetahui gaya belajar seseorang. Indikator berdasarkan pedoman dalam
Damayanti (2016:32) akan dijadikan indikator untuk instrument angket penelitian
gaya belajar siswa. Adapun indikatornya sebagai berikut:
a. Gaya belajar visual
1) belajar dengan cara visual
Penglihatan yang berperan penting dalam menerima dan mengolah
informasi individu. Seseorang dengan gaya belajar visual dengan mudah
memahami pembelajaran dengan cara melihat secara langsung.
2) Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
Pembelajar visual lebih mudah mengingat sesuatu yang dilihat, sehingga
mengerti tentang struktur, posisi, bentuk, dan lainnya.
3) Rapi dan teratur
Pembelajar visual sangat memperhatikan penampilan, baik dari cara
berpakaian, penulisan dan sekitarnya.
4) Tidak terganggu dengan keributan
Pembelajar visual tidak terlalu memperhatikan suara di sekitarnya, mereka
hanya berfokus dengan apa yang dilihat atau yang diperhatikan sehinggat
tidak merasa terganggu dengan keributan di sekitarnya.

17
5) Sulit menerima intruksi verbal
Pembelajar visual akan mudah lupa jika sesuatu disampaikan secara lisan,
dan terkadang sering kali meminta bantuan orang lain untuk mengulangnya.
b. Gaya belajar Auditori
1) Belajar dengan cara mendengarkan
Pendengaran memiliki peranan penting dalam belajar, pembelajar auditori
akan mudah memahami sesuatu jika mendengarkannya.
2) Baik dalam aktifitas lisan
Pembelajar auditori akan fasih dalam berbicara, oleh sebab itu, mereka
sangat menyukai kegiatan berdiskusi, mereka dengan senang jika
menjelaskan segala sesuatu dengan panjang lebar.
3) Memiliki kepekaan terhadap musik
Mereka yang senang dengan gaya belajar auditori mampu mengingat
dengan baik nada, intonasi dan lainnya.
4) Mudah terganggu dengan keributan
Karena memiliki kepekaan terhadap suara, pembelajar auditori tidak bisa
fokus mempelajarai apa yang didengarkan karena suara bising yang ada di
sekitarnya.
5) Lemah dalam aktifitas visual
Pembelajar auditori memfokuskan indra pendengarnya dalam belajar, maka
dari itu mereka merasa kesulitan memperoleh informasi jika dalam bentuk
tulisan.
c. Gaya belajar Kinestetik
1) Belajar dengan aktifitas fisik
Individu dengan gaya belajar knestetik lebih menyukai belajar sambil
beraktifitas seperti bergerak, menyentuh, atau melakukannya. Pembelajar
kinestetik kurang menyukai pembelajaran jika hanya terus diam

18
memperhatikan. Mereka tidak menyukai duduk berlama-lama
mendengarkan pembelajaran.
2) Peka terhadap ekspresi dan Bahasa tubuh
Pembelajar kinestetik lebih mudah mengingat gerakan-gerakan sambil
mempraktikkannnya.
3) Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
Dalam belajar, pembelajar kinestetik senang menggerakkan anggota
tubuhnya agar informasi mudah diterima dan diolah oleh ingatannya.
4) Suka coba-coba dan kurang rapi
Pembelajar auditori senang dalam pembelajaran praktikum, mereka berani
mencoba hal baru dan tidak takut gagal, namun, mereka kurang
memperhatikan penampilan, sehingga kemungkinan tulisan mereka kurang
rapi.
5) Menyukai kerja kelompok dan prakatikum
Pembelajar kinestetik senang dengan aktifitas fisik, maka dari itu mereka
menyukai pembelajaran yang bersifat praktik.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar

Menurut Kolb dalam Ghufron dan Risnawita (2017:101) menyatakan bahwa


setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya belajar tersendiri yang
dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan, serta berkembang sejalan dengan
waktu dan pengalaman, pola atau gaya belajar tersebut dipengaruhi oleh jurusan
atau bidang yang didalami, yang selanjutnya akan turut mempengaruhi
keberhasilan sesorang dalam meraih hasil dalam belajar. Menurut Kolb ada lima
tingkatan berbeda yang mendasari sesorang memiliki gaya belajar tertentu yaitu
tipe kepribadian, jurusan yang dipilih, karir atau profesi yang digeluti, pekerjaaan
atau peran yang sedang dilakukan.

19
Dunn dalam Deporter dan Hernacki (2013:110) mengemukakan bahwa
banyak variabel yang memengaruhi cara belajar siswa mencangkup faktor-faktor
fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Dapat diartikan bahwa sebagian siswa
dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedangkan sebagian siswa
yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada siswa yang belajar paling baik
secara berkelompok, sedangkan siswa lain lagi memilih adanya figure otoriter
seperti orang tua atau guru, yang lain merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling
efektif bagi mereka. Sebagaimana siswa memerlukan musik sebagai iringan belajar,
sedang siswa yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam keadaan ruangan
sepi. Ada siswa yang memerlukan situasi kerja yang teratur dan rapi, tetapi siswa
yang lain lagi lebih suka memperagakan segala sesuatunya supaya dapat dilihat oleh
mata.
Peneliti menyimpulkan dari pendapat para ahli diatas bahwa banyak faktor
yang mempengaruhi gaya belajar siswa seperti faktor fisik, emosional, sosiologis,
dan lingkungan. gaya belajar dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan, serta
berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman.

2.1.3 Manfaat Mengetahui Gaya Belajar

Musrofi (2016:44) menjelaskan bahwa hanya 30% para siswa yang berhasil
mengikuti pelajaran di kelas. Para siswa ini memiliki gaya belajar yang sesuai
dengan gaya belajar yang sering dijalankan oleh guru di dalam kelas, dan 70% siswa
mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di kelas. Para siswa yang kesulitan ini
memiliki gaya belajar yang lain, yang tidak sesuai dengan gaya belajar yang sering
diterapkan di ruang kelas. Orang tua dan guru biasanya langsung saja mengajari
anak, tanpa mengetahui gaya belajar anak. Ini persis menuangkan air ke wadah
dengan bentuk tertentu dengan mata tertutup. Tentu air banyak yang tumpah, dan
yang aneh, yang disalahkan wadahnya.
Cara belajar siswa sama seperti yang dijelaskan Musrofi bahwa orang tua dan
guru memberikan bimbingan belajar yang berbeda dengan gaya belajar siswa,

20
adanya perihal tersebut menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar, dan
dianggap malas belajar.
Identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan objek atau individu
dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik tertentu (Chaplin dalam Tumuli,
Najoan, 2017:3). Identifikasi merupakan penempatan atau penentu identitas
seseorang atau benda pada suatu hal tertentu. Jadi, Identifikasi Gaya belajar adalah
menempatkan atau menentukan cara belajar seseorang.
Prashign dalam Papilaya dan Huliselan (2016:57) mengatakan bahwa kunci
menuju keberhasilan dalam belajar dan bekerja adalah mengetahui gaya belajar atau
bekerja yang unik dari setiap orang, menerima kekuatan sekaligus kelemahan diri
sendiri dan sebanyak mungkin menyesuaikan preferensi pribadi dalam setiap situasi
pembelajaran, pengkajian maupun pekerjaan. Dengan demikian, mengidentifikasi
gaya belajar merupakan kunci keberhasilan guru dalam mengajar, dan juga
meningkatkan keefektifan siswa dalam belajar.
Sedangkan Honey dan Mumford dalam Ghufron dan Risnawita (2017:138)
menjelaskan tentang pentingnya setiap individu mengetahui gaya belajar masing-
masing yaitu:
a. Meningkatkan kesadaran tentang aktivitas belajar mana yang cocok atau tidak
cocok dengan gaya belajar
b. Membantu menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak aktifitas.
Menghindari dari pengalaman belajar yang tidak tepat
c. Individu dengan kemampuan belajar efektif yang kurang, dapat melakukan
improvisasi
d. Membantu siswa untuk merencanakan tujuan dari belajarnya, serta
menganalisis tingkat keberhasilan siswa.
Syarfuni dan Verawati (2017:76) menjelaskan bahwa Ketidak pahaman dan
ketidak sesuaian gaya belajar siswa dengan cara pendidik mengajar akan
menyebabkan gagal dalam proses pembelajaran untuk itu seorang pendidik harus

21
mengetahui gaya belajar yang dimilki oleh peserta didik. Gaya belajar merupakan
cara belajar yang unik bagi peserta didik. Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya
belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa
menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Jika pendidik memahami dan
mengetahui bagaimana gaya belajar setiap peserta didik maka akan lebih mudah
bagi pendidik dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang tepat dan memberikan
hasil yang maksimal bagi dirinya.
Menurut Purnomo (2012:13) menjelaskan bahwa anak akan menyerap
informasi, bila disampaikan dengan tipe yang mereka sukai. Jika gaya belajar
mereka tidak cukup dipenuhi, anak akan cepat frustasi, bosan, tersingkirkan.
Mereka akan berakhir di kelompok yang memiliki kemampuan bawah. Setiap siswa
memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga dalam menerima, mengolah,
dan mengingat informasi yang diperoleh juga berbeda-beda. Dengan mengetahui
gaya belajar siswa, guru dapat mengarahkan mereka untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar yang mereka miliki sehingga dapat dengan mudah menerima pelajaran
dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, guru harus benar-benar
memanfaatkan identifikasi gaya belajar dalam pembelajaran. Upaya yang dapat
dilakukan guru adalah memperhatikan kecenderungan belajar siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa mengenal gaya belajar yang paling cocok
untuk diri sendiri sangat penting karena dengan begitu menjadi lebih mudah saat
menyerap suatu informasi. Mengenali gaya belajar yang lebih dominan maka akan
lebih cerdas dalam menentukan cara belajar yang lebih efektif. Dengan demikian,
dapat memanfaatkan kemampua belajar dengan maksimal sehingga hasil belajar
yang diperoleh pun menjadi optimal. Manfaat gaya belajar siswa akan efektif jika
mampu menginterpretasikan gaya belajar yang dimilikinya dalam kegiatan belajar.
Pemanfaatan gaya belajar mampu memberikan perbaikan yang luar biasa kepada
siswa belajarnya tidak efektif, dengan memanfaatkan gaya belajar dengan baik
maka proses pembelajaran pada siswa akan efektif.

22
2.2 Penelitian Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan membahas tentang Gaya


belajar siswa. Adapun penelitian relevan sebagai berikut:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Lilik Bintartik, Yuniawatika, Esti Untari Tahun
2017 dengan judul “Learning Style Of Grade V Students At Elementary Schools
In Blitar”. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi gaya belajar siswa
kelas V Sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
kuisioner. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu
identifikasi gaya belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya
belajar siswa kelas V SD di Blitar yaitu auditori sebesar 74%, kinestetik sebesar
16%, dan visual sebesar 10%. Dapat disimpulkan bahwa gaya belajar auditori
lebih dominan oleh siswa.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Gusmaweti, dan Wince Hendri tahun 2021 yang
berjudul “Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Di Masa
New Normal” bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa
Pendidikan Biologi Universitas Bung Hatta dan solusi pembelajaran di masa
New normal. Jenis gaya belajar yang diteliti meliputi gaya belajar visual,
auditorial dan kinestetik. Penentuan sampel dilakukan secara total sampling
dengan jumlah sampel 37 orang mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas
Bung Hatta Padang yang aktif di semester Ganjil 2020/2021. Instrumen
penelitian berupa angket jenis gaya belajar yang sudah valid. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa Pendidikan Biologi
memiliki gaya belajar dominan kinestetik sebesar 35%, gaya belajar visual
33% dan auditorial 32%. Simpulan, mahasiswa Pendidikan Biologi memiliki
kecenderungan gaya belajar Kinestetik. Hasil penelitian ini memberikan
informasi kepada dosen yang mengajar di program studi dan mahasiswa

23
program studi Pendidikan Biologi untuk menggunakan metode pembelajaran
dan media yang tepat dan bervariasi selama proses perkuliahan.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Jeanete Ophilia Papilaya, dan Neleke Huliselan
Tahun 2016 dengan judul “Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa”. Penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan metode survey. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan
metode analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa mahasiswa program studi bimbingan dan konseling FKIP Universitas
Pattimura memiliki kecenderungan pada salah satu gaya belajar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 39 mahasiswa diperoleh bahwa 15.4%
mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar visual, 51.3% mahasiswa
memiliki kecenderungan gaya belajar auditori, 2.6% mahasiswa memiliki
kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan adapun terdata bahwa diantaranya
ada 12 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar campuran antara gaya
belajar visual dan gaya belajar auditori
Berdasarkan penelitian relevan di atas, terdapat beberapa persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan dan
persamaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Penelitian Relevan


No Peneliti Persamaan Perbedaan
1. Lilik 1. Sama-sama Meneliti 1. Penelitian tersebut
Bintartik, tentang gaya belajar menggunakan sampel
Yuniawatika, 2. Sama-sama Penelitian yang dari enam sekolah
Esti Untari dilakukan menggunakan dasar, sedangkan
(2017), pendekatan kuantitatif penelitian yang
Universitas 3. Sama-sama Subjek dari dilakukan oleh
Negeri penelitian ini yaitu Siswa peneliti menggunakan
Malang Sekolah dasar populasi dari kelas V.

24
No Peneliti Persamaan Perbedaan
4. Sama-sama Menggunakan
desain pengukuran skala
Likert
2. Gusmaweti, 1. Sama-sama Meneliti tentang 1. Subjek dari penelitian
Wince gaya belajar ini yaitu mahasiswa
Hendri 2. Sama-sama Penelitian yang program studi
(2021), dilakukan menggunakan Pendidikan Biologi.
Universitas populasi sedangkan penelitian
Bung Hatta yang dilakukan oleh
peneliti mengambil
subjek dari siswa
sekolah dasar
3. Jeanete 1. Sama-sama Meneliti 1. subjek dari penelitian
Ophilia tentang gaya belajar ini yaitu mahasiswa
Papilaya, dan 2. Sama-sama Penelitian yang program studi
Neleke dilakukan menggunakan bimbingan dan
Huliselan pendekatan kuantitatif konseling. sedangkan
(2016), 3. Sama-sama Menggunakan penelitian yang
Universitas desain pengukuran skala dilakukan oleh
Pattimura Likert peneliti mengambil
subjek dari siswa
sekolah dasar

Dari beberapa penelitian relevan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian


yang dilakukan oleh peneliti memiliki persamaan serta perbedaan. Adapun
persamaan dari ketiga penelitan yang terdahulu dapat dilihat dari penelitian yang
dilakukan yaitu meneliti identifikasi gaya belajar siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja


dalam keadaan sadar untuk memperoleh dalam suatu aspek baru di hidup seseorang
baik itu pengetahuan, pengalaman, moral dan lainnya sehingga memungkinkan
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam bertindak.

25
Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam menerima
kecepatan informasi, dan juga memproses informasi yang telah diterima juga
berbeda. Ada siswa yang suka melihat gambar atau ilustrasi dan menulis kembali
apa yang telah diberikan oleh guru ketika dalam proses pembelajaran. Ada juga
siswa yang lebih suka dengan mempraktikkan secara langsung.
Siswa yang bergaya belajar visual, yang berperan penting adalah kekuatan
penglihatan (visual) siswa yang memiliki gaya belajar ini cenderung belajar melalui
apa yang telah dilihat. Mereka lebih cepat memahami dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual, seperti halnya buku pelajaran, gambar, video. Dalam
pembelajaran siswa yang memiliki gaya belajar visual cenderung lebih mudah
mengerti dengan melihat bahasa tubuh, ekspresi guru ketika guru mengajar.
Siswa yang mempunyai auditori cenderung mudah terganggu oleh keributan
dan cenderung kesulitan saat menulis, akan tetapi mereka hebat dalam bercerita
karena mereka fasih dalam berbicara Siswa yang memiliki gaya belajar auditori
lebih cepat menerima pelajaran dengan diskusi verbal dan mendengarkan
penjelasan guru. Siswa gaya belajar ini mudah terganggu dengan keributan dan
lemah dalam aktivitas visual. Dalam pembelajaran, metode yang digunakan dalam
penyampaian materi salah satunya menggunakan metode ceramah, baik dalam
penjelasan maupun pelaksanaan praktik.
Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar dengan cara berjalan
dan melihat dan mereka menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca. Siswa
bergaya belajar seperti ini sulit untuk duduk diam berlama-lama mendengarkan
pelajaran dan lebih menyukai aktifitas fisik, karena siswa lebih suka berorientasi
pada fisik dan banyak bergerak.

26
Permasalahan:
1. Siswa belum mengetahui gaya belajar yang disukainya
2. Guru dan Orang tua memiliki pemahaman gaya belajar yang sangat minim
3. Guru dan orang tua membimbing siswa belajar namun tidak memperhatikan
gaya belajar siswa
4. Hubungan orang tua dengan siswa kurang harmonis pada saat membimbing
belajar
5. Guru menyampaikan materi pembelajaran tanpa mempertimbangkan
karakteristik gaya belajar siswa.

Tiga tipe gaya belajar


menurut Bobbi Deporter
Keragaman gaya belajar
dan Mike Hernacki
siswa
(2013) yaitu:
1. Visual
2. Auditori
3. Kinestetik
Guru dan Orang tua
siswa tidak mengetahui
gaya belajar siswa

Identifikasi Gaya Belajar Siswa Kelas V


SD Negeri 037 Tarakan

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

27
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian jenis kuantitatif, dengan menggunakan
metode survei. Penelitian ini termasuk dalam rumusan masalah deskriptif, yaitu
berkenaan dengan pertanyaan terhadap variabel mandiri, baik pada satu variabel
ataupun lebih (variabel yang berdiri sendiri). Peneliti tidak membuat perbandingan
variabel, atau tidak mencari hubungan variabel satu dengan variabel laiannya,
Penelitian sejenis ini disebut penelitian deskriptif (Sugiyono, 2015: 56).
Penelitian ini bukan untuk menguji hipotesis, tetapi untuk mendeskripsikan
fenomena yang muncul di lapangan. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi atau variabel yang
timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi (Bungin, 2017:44). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya
belajar siswa kelas V.

3.2 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022. Adapun tempat
penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 037 Tarakan, yang beralamat di Jl. K.H.
Agus Salim, RT. 15, Kelurahan Selumit, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota
Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

3.3 Populasi
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna pengolahan data dalam
menjawab permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, dibutuhkan populasi
sebagai objek penelitian. Menurut Bungin (2017:44) menjelaskan bahwa dalam
metode penelitian, kata populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau
sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi
penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,

28
hewan, tumbuh-tumbuhan, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian. Menurut Bungin (2017:111) Populasi
terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara
kuantitatif. Besarnya yang dapat dipakai, menurut Arikunto dalam Hatmoko
(2015:1731) menjelaskan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Maka dari
itu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri 037
Tarakan yang berjumlah 41 siswa yang terdiri dari 19 siswa dari kelas VA, dan 22
siswa dari kelas VB.

3.4 Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2017:2) berpendapat bahwa variabel penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini adalah gaya belajar,
untuk mengukur variabel penelitian ini, maka digunakan instrumen berupa angket
yang diajukan kepada responden yaitu siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan,
dengan menggunakan desain pengukuran skala likert.
Variabel gaya belajar terdiri dari tiga tipe yang dijadikan aspek, adapun
aspek yang diteliti antara lain: gaya belajar Visual, gaya belajar Auditori, dan gaya
belajar Kinestetik. Masing-masing aspek dijabarkan kedalam beberapa indikator
yang dilandasi dari sumber, indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa penyebaran
angket gaya belajar. Sugiyono (2015:199) mengatakan bahwa angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.

29
Dalam penelitian ini, peneliti membuat pernyataan tertulis dalam bentuk
angket untuk dijawab oleh responden. Adapun bentuk angketnya yaitu angket
tertutup. Bungin (2017:133) menjelaskan bahwa Angket tertutup yaitu angket yang
pertanyaannya menggunakan teknik pilihan yang sudah ada pilihan jawabannya,
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dikehendaki.
Angket tersebut disebar dalam bentuk form yang dibuat melalui google
drive, dalam proses penyebaran ke siswa yang diteliti, peneliti dibantu oleh wali
kelas yang sebelum peneliti menyebarkan link angket ke dalam grup whatsapp
kelas V, guru menjelaskan cara mengisi form kepada siswa, dan memantau
pengisian form, jika ada yang kesulitan dalam mengisi angket tersebut, guru kelas
dapat langsung menjelaskan dan mengkonfirmasi kepada peneliti.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan angket gaya belajar sebagai instrumen
penelitian. Menurut Sugiyono (2015:148) menjelaskan bahwa instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial
yang diamati. Pada penyusunan instrumen, peneliti menyiapkan kisi-kisi instrument
dengan indikatornya masing-masing sebagai berikut.

Tabel 3. 1 kisi – kisi Instrumen Angket Gaya Belajar Sebelum Uji Coba
Jumlah
Aspek Indikator No. Item
Item
Gaya Belajar dengan cara visual 1,3,6 3
Belajar Mengingat apa yang dilihat daripada apa 4,9,11 3
Visual yang didengar
Rapi dan teratur 2,7,13 3
Tidak terganggu dengan keributan 8,10,12 3
Sulit menerima intruksi verbal 5,14,15 3
15
Gaya Belajar dengan cara mendengarkan 2,5,6 3
Belajar Baik dalam aktifitas lisan 1,4,10 3
Auditori Memiliki kepekaan terhadap music 7,12,14 3
Mudah terganggu oleh keributan 3,9,13 3

Lemah dalam visualisasi 8,11,15 3


15

30
Jumlah
Aspek Indikator No. Item
Item
Gaya Belajar dengan aktifitas fisik 3,5,7 3
Belajar Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh 2,6,13 3
Kinestetik Berorientasi pada fisik dan banyak 4,10,11 3
bergerak
Suka mencoba-coba dan kurang rapi 1,8,9 3
Menyukai kerja kelompok dan prkatikum 12,14,15, 4
16
16
*Sumber: (Damayanti 2016:32)

Alternatif jawaban yang disediakan mengacu pada prinsip skala Likert dalam
Sugiyono (2015:135) yang kemudian dimodifikasi, responden memilih jawaban
yang terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Selalu (4), Kadang-kadang (3),
Pernah (2), Tidak Pernah (1). Responden diminta memilih satu dari empat alternatif
jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda ceklist
(√) pada kolom alternatif jawaban. Skor tertinggi yaitu 4 dan skor terendah yaitu 1.
Skala Likert digunakan karena cocok untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2015:137).

3.6 Uji Validitas dan Reliabitas Instrumen


3.6.1 Uji Validitas
Sugiyono (2015:168) menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Artinya
instrumen yang digunakan tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang
seharusnya diukur. Penelitian ini menggunakan pengujian validitas bahasa, materi,
dan konstruk (construct validity) yaitu sebelum instrumen penelitian digunakan
untuk menjaring data dikonsultasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan
pertimbangan (judgment) dari Validator ahli dalam penelitian ini dan selanjutnya
dilakukan uji coba instumen penelitian.
Dalam Uji coba instrumen, peneliti melakukan uji coba di Sekolah yang
memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang mirip dengan responden yang sebenarnya,
seperti yang dikemukakan oleh Bungin (2017:108) menjelaskan bahwa Lazimnya
31
sebuah instrument penelitian tidak begitu saja langsung digunakan pada penelitian
sesungguhnya, namun sebelumnya harus diuji cobakan pada responden sebelum
digunakan pada responden yang sebenarnya. Untuk mengetahui ketepatan data ini
diperlukan teknik uji validitas yaitu dengan analisis koefisien korelasi yang
diperoleh dari hasil korelasi antara skor butir dengan skor total.
Pengujian validitas instrumen angket dilakukan dengan menggunakan
product moment yang dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi
23.0 for windows. Langkah – langkah perhitungannya sebagai berikut: Klik Analyze
– Correlate – Bivariate. Pilih item variabel gaya belajar dan masukkan ke kotak
Variable (s) untuk dianalisis. Centang Pearson pada Correlation Coefficients dan
pilih Two-tailed pada test of significance, lalu klik ok untuk melihat hasil analisis
pada jendela Output. Untuk jumlah responden sebanyak 37 siswa dengan taraf
signifikasi 5%, maka rtabel yang diperoleh yaitu 0,325, jadi butir angket yang
dinyatakan valid apabila rhitung ≥ 0,325.

3.6.2 Uji Reliabilitas


Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2015:173). Arikunto (2016:221) menjelaskan bahwa instrument yang baik, dapat
dipercaya dan reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan teknik koefisien Alpha
Cronbach (α). Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS versi 23.0 for windows.
Hasil perhitungan indeks reliabilitas mengunakan kriteria uji reabilitas:

Tabel 3. 2 Kriteria Uji Reliabilitas


Skor Kriteria
≥ 0.800 Sangat Tinggi
0.600 ≤ skor < 0.800 Tinggi
0.400 ≤ skor < 0.600 Cukup
0.200 ≤ skor < 0.400 Rendah
0.000 ≤ skor < 0.200 Tidak dapat diterima
*Sumber: (Saifuddin 2020:111)

32
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri
031 Tarakan diperoleh hasil yaitu instrument angket memiliki tingkat reliabilitas
yang sangat tinggi pada gaya belajar visual dengan skor sebesar 0,850, sedangkan
untuk gaya belajar auditori dan kinestetik memiliki reabilitas yang tinggi dengan
masing-masing skor yaitu 0,697 dan 0,780.

3.7 Teknik Analisis Data


Berdasarkan jenis data yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian
ini, yaitu menggunakan analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2015:207)
analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
serta hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti
tidak mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, atau
melakukan penarikan kesimpulan.
Teknik analisis deskriptif yang akan digunakan yaitu dilakukannya
pengklasifikasikan skor subjek berdasarkan kategori yang ditentukan. Kategorisasi
tersebut bertujuan untuk melihat tinggi rendahnya gaya belajar di kelas V SD
Negeri 037 Tarakan. Seperti yang dijelaskan menurut Saifuddin (2020:228) bahwa
pengkategorian ini disusun dalam rangka pemberian makna dari skor yang telah
diukur. Makna tersebut dapat menggambarkan tinggi rendahnya suatu tingkatan
atribut psikologi seseorang.
Analisis data deskripsi yang dilakukan yaitu menggunakan statistik empirik
dan statistik hipotetik. Statsitik empirik dimaksudkan untuk mengungkapkan
banyaknya subjek (N), jumlah skor, frekuensi, mean, median dan modus yang
digunakan untuk menginterpretasi siswa dalam kategori gaya belajarnya, Analisis
statistik empirik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
software SPSS versi 23.0 for windows. Langkah – langkah perhitungannya sebagai
berikut: Klik Analyze – Deskriptif Statistics – Frequencies. Pilih variabel gaya

33
belajar dan masukkan ke kotak Variable (s) untuk dianalisis. Klik ikon Statistics,
maka akan muncul kotak dialog Frequencues statistics. Aktifkan Checkbox untuk
memunculkan item-item analisis yang diinginkan. Klik Continue, lalu klik ok untuk
melihat hasil analisis pada jendela Output.
Adapun statistik hipotetik dimaksudkan dalam penelitian ini untuk
mengungkapkan rata-rata hipotetik (M) dan standar deviasi hipotetik (SD), yang
digunakan untuk menyajikan kategori distribusi skor masing-masing gaya belajar.
Untuk menentukan hasil pengukuran setiap gaya belajar, digunakan tiga kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Analisis statistik hipotetik ini diperoleh dari hasil
yang dihitung secara manual, interpretasi pembagian skor tersebut dapat dijelaskan
dalam rumus sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Kriteria Interpretasi Skor


Kategori Rumus
Tinggi X ≥ M + 0.66SD
Sedang M – 0.66SD ≤ X < M + 0.66SD
Rendah X < M – 0.66SD
Keterangan:
X= Skor Penilaian Subjek
M= Rata-rata hipotetik (nilai max. + nil. min./2)
SD= Simpangan Baku hipotetik (nilai max. – nilai min./4)
*Sumber: (Saifuddin, 2020:232)

Gaya belajar masing-masing siswa ditentukan dengan cara mengitung rata-


rata empirik pada skor hasil angket. Adapun untuk menentukan tinggi rendahnya
gaya pada kelas V ditentukan dengan cara menghitung statistik hipotetik masing-
masing skor angket masing-masing gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.

34
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang diolah menggunakan


analisis statistik deskriptif. Sebelum pengambilan data, penelitian menggunakan
angket gaya belajar yang terdiri dari 15 butir pernyataan dari gaya belajar visual,
15 butir pernyataan dari gaya belajar auditori, dan 16 butir pernyataan dari gaya
belajar kinastetik, jumlah keseluruhan pernyataan angket gaya belajar yaitu 46 butir
pernyataan atau item angket gaya belajar sebelum diuji coba. Angket gaya belajar
kemudian divalidasi dan diuji coba diluar responden. Setelah diuji coba validitas
dan reliabilitasnya, instrumen angket gaya belajar diperolah angket dengan 38 butir
pernyataan atau item valid yang terdiri dari 13 butir pernyataan dari gaya belajar
visual, 12 butir pernyataan dari gaya belajar auditori, dan 13 butir pernyataan dari
gaya belajar dari kinestetik. Adapun hasil uji coba instrumen agar lebih jelasnya
dapat dideskripsikan sebagai berikut.

4.1.1 Hasil Uji Coba Instrumen


Instrumen dikonsultasikan kepada dosen ahli sebelum diujikan, adapun
dosen ahli yang menjadi validator materi yaitu ibu Nazwa Manurung, M.Psi.
Psikolog, dan yang menjadi validator Bahasa untuk intrumen angket yaitu Ady
Saputra, M.Pd. Pada validasi materi, beberapa pertimbangan dari validator materi,
maka angket diformulasikan kembali. Setelah melakukan validasi kepada dosen
ahli, kemudian Intsrumen diuji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
instrumen sehingga instrumen angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data.
Siswa yang dijadikan sebagai responden dalam pelaksanaan uji coba
instrumen dipilih berdasarkan dari kriteria siswa yang memiliki karakteristik relatif
sama dengan responden yang digunakan dalam penelitian. Adapun respondennya
yaitu siswa kelas V SD Negeri 031 Tarakan dengan jumlah responden sebanyak 37

35
siswa. Hasil uji coba pada siswa kelas V SD Negeri 031 Tarakan yaitu sebagai
berikut.
4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen
Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas yaitu
dengan analisis koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil korelasi antara skor
butir dengan skor total. Pengujian validitas instrumen angket dilakukan dengan
menggunakan product moment yang dilakukan dengan menggunakan bantuan
software SPSS versi 23.0 for windows.
Kriteria valid tidaknya pernyataan angket dapat dianalisis dengan cara
membandingkan nilai korelasi rhitung dengan rtabel dengan signifikasi 5% yaitu
α=0,05. Jika rhitung ≥ rtabel maka butir angket tersebut valid. Sebaliknya jika nilai
rhitung < rtabel maka butir angket tersebut tidak valid dan dikeluarkan dari
instrumen penelitian.
Instrumen angket diuji cobakan di luar responden, yaitu siswa kelas V
SD Negeri 031 Tarakan yang berjumlah 37 siswa. Untuk jumlah responden
sebanyak 37 siswa dengan taraf signifikasi 5%, maka rtabel yang diperoleh yaitu
0,325, jadi butir angket akan dinyatakan valid apabila r hitung ≥ 0,325.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen angket, diperoleh 13 butir angket
dinyatakan valid dan 2 butir angket dinyatakan tidak valid pada gaya belajar
visual. Untuk gaya belajar Auditori diperoleh 12 butir angket yang dinyatakan
valid, dan 3 butir angket dinyatakan tidak valid. Untuk gaya belajar kinestetik,
diperoleh 13 butir angket yang dinyatakan valid, dan 3 butir angket dinyatakan
tidak valid. Berikut hasil dari perhitungan statistik:

Tabel 4. 1 Ringkasan Uji Coba Validitas Gaya Belajar Visual


Item rhitung Ket. Item rhitung Ket. Item rhitung Ket.
V1 0.320 Tidak valid V6 0.527 valid V11 0.476 valid
V2 0.601 Valid V7 0.540 valid V12 0.522 valid
V3 0.680 Valid V8 0.659 valid V13 0.698 valid
V4 0.532 Valid V9 0.579 valid V14 0.592 valid
V5 0.278 Tidak valid V10 0.671 valid V15 0.558 valid

36
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat dua item yang rhitung item
tersebut kurang dari 0.325 yaitu item dengan nomor soal 1 dengan rhitung sebesar
0.320 dan nomor soal 5 dengan rhitung sebesar 0.278. Kedua butir soal tersebut
dikeluarkan dari instrumen angket gaya belajar.

Tabel 4. 2 Ringkasan Uji Coba Validitas Gaya Belajar Auditori


Item rhitung Ket. Item rhitung Ket. Item rhitung Ket.
A1 0.526 valid A6 0.279 Tidak valid A11 0.270 Tidak valid
A2 0.455 valid A7 0.389 valid A12 0.495 valid
A3 0.611 valid A8 0.408 valid A13 0.519 valid
A4 0.375 valid A9 0.547 valid A14 0.323 Tidak valid
A5 0.536 valid A10 0.378 valid A15 0.418 valid
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat tiga item yang rhitung item
tersebut kurang dari 0.325 yaitu item dengan nomor soal 6 dengan rhitung sebesar
0.279, nomor soal 11 dengan rhitung sebesar 0.270, dan nomor soal 14 dengan
rhitung sebesar 0.323. Ketiga butir soal tersebut tidak dipergunakan dan
dikeluarkan dari instrumen angket gaya belajar.

Tabel 4. 3 Ringkasan Uji Coba Validitas Gaya Belajar Kinestetik


Item rhitung Ket. Item rhitung Ket. Item rhitung Ket.
K1 0.643 valid K7 0.541 valid K12 0.460 valid
K2 0.616 valid K8 0.272 Tidak valid K13 0.569 valid
K3 0.391 valid K9 0.381 valid K14 0.678 valid
K4 0.461 valid K10 0.240 Tidak valid K15 0.506 valid
K5 0.363 valid K11 0.371 valid K16 -0.060 Tidak Valid
K6 0.491 valid
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat tiga item yang rhitung item
tersebut kurang dari 0.325 yaitu item dengan nomor soal 8 dengan rhitung sebesar
0.272, nomor soal 10 dengan rhitung sebesar 0.240, dan nomor soal 16 dengan
rhitung sebesar -0.060. Ketiga butir soal tersebut tidak dipergunakan dan
dikeluarkan dari instrumen angket gaya belajar.
Seluruh butir angket yang telah diuji validitasnya kemudian diurutkan
kembali kedalam kisi-kisi dengan nomor soal yang terbaru, untuk lebih
ringkasnya, kisi-kisi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

37
Tabel 4. 4 kisi – kisi Instrumen Angket Gaya Belajar Setelah Validasi
Jumlah
No. Item Jumlah
Aspek Indikator yang
valid Akhir
gugur
Gaya Belajar dengan cara visual 2,4 1 2
Belajar Mengingat apa yang dilihat 3,7,9 0 3
Visual daripada apa yang didengar
Rapi dan teratur 1,5,11 0 3
Tidak terganggu dengan 6,8,10 0 3
keributan
Sulit menerima intruksi 12,13 1 2
verbal
13
Gaya Belajar dengan cara 2,5 1 2
Belajar mendengarkan
Auditori Baik dalam aktifitas lisan 1,4,9 0 3
Memiliki kepekaan terhadap 6,10 1 2
music
Mudah terganggu oleh 3,8,11 0 3
keributan
Lemah dalam visualisasi 7,12 1 2
12
Gaya Belajar dengan aktifitas fisik 3,5,7 0 3
Belajar Peka terhadap ekspresi dan 2,6,11 0 3
Kinestetik bahasa tubuh
Berorientasi pada fisik dan 4,9 1 2
banyak bergerak
Suka mencoba-coba dan 1,8 1 2
kurang rapi
Menyukai kerja kelompok 10,12,13 1 3
dan prkatikum
13

4.1.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen


Uji Reliabilitas angket gaya belajar menggunakan rumus Alpha dalam
software SPSS versi 23.0 for windows. Hasil uji coba reliabilitas variabel gaya
belajar visual menunjukkan koefisien yaitu sebesar 𝛼 = 0.850 dengan tingkat
kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk variabel gaya belajar auditori
menunjukkan koefisien sebesar 𝛼 = 0.690 dengan kategori tinggi, begitu juga
dengan variabel gaya belajar kinestetik dimana hasilnya yaitu 𝛼 = 0.780 dalam

38
tingkat kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.

Tabel 4. 5 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen


Gaya Belajar Cronbach’s Alpha status Tingkat kategori
Visual 0.850 reliabel Sangat tinggi
Auditori 0.690 reliabel Tinggi
Kinestetik 0.780 reliabel Tinggi
Setelah instrumen angket gaya belajar diuji coba validitas dan
reliabilitasnya. Instrumen angket gaya belajar kemudian dilihat hasilnya oleh
validator ahli konstruk dan didapat data-data hasil uji coba dimana item yang
tidak valid akan dihilangkan, dan item yang valid akan disusun sesuai kisi-kisi
yang telah disesuaikan, kemudian instrumen angket gaya belajar disusun
kedalam google form.

4.1.2 Pengambilan Data Angket Gaya Belajar di SD Negeri 037 Tarakan


Pengambilan data angket Gaya Belajar di SD 037 Tarakan dilakukan
menggunakan google form. Sebelum dilakukan analisis data, instrumen tersebut
dilakukan uji kofisien validitas item untuk melihat validitas yang diujikan kepada
responden, seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2015: 172) yang mengatakan
bahwa hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek. Data penelitian ini
diperoleh dari angket gaya belajar siswa yang dari 38 butir pernyataan secara
keseluruhan yang terdiri dari 13 item gaya belajar visual, 12 item gaya belajar
auditori, dan 13 item dari gaya belajar kinestetik yang telah diuji coba validitas dan
reliabilitas sebelumnya. Adapun hasilnya sebagai berikut.
4.1.2.1 Uji Validitas Data Angket Gaya Belajar
Analisis koefisien yang diperoleh dari hasil korelasi antara skor butir
dengan skor total. Pengujian validitas instrumen angket dilakukan dengan
menggunakan product moment yang dilakukan dengan menggunakan bantuan
software SPSS versi 23.0 for windows dengan signifikasi 5% yaitu α=0,05. Jika

39
rhitung ≥ rtabel maka butir angket tersebut valid. Sebaliknya jika nilai r hitung < rtabel
maka butir angket tersebut tidak valid dan dikeluarkan dari instrumen
penelitian. Untuk jumlah responden sebanyak 40 siswa dengan taraf signifikasi
5%, maka rtabel yang diperoleh yaitu 0,312, jadi butir angket yang dinyatakan
valid apabila rhitung ≥ 0,312. Berikut ringkasan item statistik:

Tabel 4. 6 Ringkasan item Data Angket Gaya Belajar Visual


Item rhitung Ket. Item rhitung Ket. Item rhitung Ket.
V1 0.373 Valid V6 0.314 valid V11 0.566 Valid
V2 0.336 Valid V7 0.332 valid V12 0.413 Valid
V3 0.587 Valid V8 0.569 valid V13 0.593 Valid
V4 0.447 Valid V9 0.611 valid
V5 0.486 Valid V10 0.595 Valid
Pada tabel 4.6 Dapat dilihat bahwa rhitung ≥ rtabel, dilihat dari tabel 4. 6
Menunjukkan bahwa seluruh item angket dinyatakan valid karena rhitung ≥
0,312.

Tabel 4. 7 Ringkasan item Data Angket Gaya Belajar Auditori


Item rhitung Ket. Item rhitung Ket.
A1 0.388 Valid A7 0.565 Valid
A2 0.473 Valid A8 0.588 Valid
A3 0.333 Valid A9 0.371 Valid
A4 0.461 Valid A10 0.516 Valid
A5 0.475 Valid A11 0.658 Valid
A6 0.595 Valid A12 0.570 Valid
Pada tabel 4.7 Dapat dilihat bahwa rhitung ≥ rtabel, dilihat dari tabel 4. 7
Menunjukkan bahwa seluruh item angket dinyatakan valid karena rhitung ≥
0,312.

Tabel 4. 8 Ringkasan item Data Angket Gaya Belajar Kinestetik


Item rhitung Ket. Item rhitung Ket. Item rhitung Ket.
K1 0.528 valid K6 0.501 valid K11 0.578 valid
K2 0.546 valid K7 0.582 valid K12 0.442 valid
K3 0.690 valid K8 0.473 valid K13 0.624 valid
K4 0.418 valid K9 0.655 valid
K5 0.389 valid K10 0.576 Valid
Pada tabel 4. 8 Dapat dilihat bahwa rhitung ≥ rtabel, dilihat dari tabel 4. 8
Menunjukkan bahwa seluruh item angket dinyatakan valid karena rhitung ≥

40
0,312. Seluruh butir angket telah diuji coba validitasnya dan seluruh item
dinyatakan valid dan dapat dilakukan analisis data.
4.1.2.2 Uji Reliabilitas Data Angket Gaya Belajar
Uji Reliabilitas angket gaya belajar menggunakan rumus Alpha dalam
software SPSS versi 23.0 for windows. Hasil uji coba reliabilitas variabel gaya
belajar visual menunjukkan koefisien yaitu sebesar 𝛼 = 0.725 dengan tingkat
kategori tinggi, untuk variabel gaya belajar auditori menunjukkan koefisien
sebesar 𝛼 = 0.732 dengan kategori tinggi, begitu juga dengan variabel gaya
belajar kinestetik dimana hasilnya yaitu 𝛼 = 0.794 dalam tingkat kategori
tinggi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4. 9 Hasil Uji Reliabilitas Data Angket Gaya Belajar


Gaya Belajar Cronbach’s Alpha status Tingkat kategori
Visual 0.725 reliabel tinggi
Auditori 0.732 reliabel tinggi
Kinestetik 0.794 reliabel tinggi

Setelah instrumen angket gaya belajar diuji coba validitas dan


reliabilitasnya, kemudian data dilanjutkan dengan analisis statistik.

4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif


Data penelitian ini diperoleh dari angket gaya belajar siswa yang terdiri dari
13 item gaya belajar visual, 12 item gaya belajar auditori, dan 13 item dari gaya
belajar kinestetik, total keseluruhan item yaitu 38 butir pernyataan yang telah diuji
coba validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini dilakukan secara daring dengan
menyebar angket menggunakan google form di group whatsapp pada siswa kelas
VA yang berjumlah 19 siswa dan VB yang berjumlah 22 siswa, jumlah siswa di
kelas V SD Negeri 037 Tarakan yaitu 41 siswa, namun terdapat 1 siswa yang tidak
mengisi angket di kelas VB. Jadi, ada 40 siswa yang mengisi angket. Data penelitian
ini diolah menggunakan bantuan software SPSS versi 23.0 for windows. Adapun
Hasil gaya belajar siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan sebagai berikut.

41
Tabel 4. 10 Ringkasan Kategori Gaya Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 037
Tarakan
Gaya Belajar Kategori Frekuensi Persentase
Visual Tinggi 27 67.5%
Auditori Sedang 23 57.5%
Kinestetik Sedang 19 47.5%

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa kelas V SD Negeri 037 Tarakan memiliki


kecenderungan gaya belajar visual dengan kategori tinggi dilihat dari persentase
yang cukup besar yaitu 67.5%, sedangkan gaya belajar auditori dan kinestetik pada
siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan dalam kategori sedang dengan persentase
yaitu gaya belajar auditori sebesar 57.5% dan kinestetik sebesar 47.5%. Untuk
deskripsi hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD Negeri 037 Tarakan yang
telah diisi sebanyak 40 responden, diperoleh data statistik hipotetik tentang masing-
masing gaya belajar. Hasil analisis skor dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai
berikut.

Tabel 4. 11 Hasil Analisis Statistik Hipotetik


Gaya N Skor Skor Rata-Rata SD
Belajar Minimum Maksimum Hipotetik Hipotetik
Visual 40 25 48 36.5 5.75

Auditori 40 22 48 35 6.5

Kinestetik 40 21 52 36.5 7.75

Tabel 4.11 merupakan hasil analisis skor untuk menganalisis kategori setiap
gaya belajar. Responden yang telah mengisi angket gaya belajar (N) adalah
sebanyak 40 siswa, dimana untuk gaya belajar visual memperoleh skor minimum
yaitu 25, dan skor maksimum yaitu 48, nilai rata-rata hipotetik (M) dari gaya belajar
48+25
visual didapatkan dari hasil = 36.5, standar deviasi hipotetik (SD) gaya
2

48−25
belajar visual didapatkan dari hasil = 5.75.
4

Gaya belajar auditori memperoleh skor minimum sebesar 22 dan skor

42
maksimum sebesar 48. nilai rata-rata hipotetik (M) dari gaya belajar auditori
48+22
didapatkan dari hasil = 35, standar deviasi hipotetik (SD) gaya belajar
2

48−22
auditori didapatkan dari hasil = 6.5.
4

Gaya belajar kinestetik memperoleh skor minimum sebesar 21 dan skor


maksimum sebesar 52. nilai rata-rata hipotetik (M) dari gaya belajar kinestetik hasil
52+21
dari = 36.5, standar deviasi hipotetik (SD) gaya belajar kinestetik hasil dari
2

52−21
= 7.75.
4

Data pada tabel 4.11 yang merupakan hasil analisis skor hipotetik yang
diperoleh untuk keperluan pengkategorian tingkatan. Untuk mendeskripsikan
analisis skor masing-masing gaya belajar, data akan diuraikan lebih jelas sebagai
berikut.
4.1.3.1 Analisis Statistik Deskriptif Gaya Belajar Visual
Data gaya belajar visual yang telah diisi oleh responden sejumlah 40
siswa terdapat 13 butir atau item soal. Berdasarkan hasil hitung SPSS versi 23.0
for windows diperoleh perhitungan statistik empirik digunakan untuk
menginterpretasi siswa dalam kategori gaya belajarnya. Adapun hasilnya dapat
dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4. 12 Analisis Data Statistik Empirik Gaya Belajar Visual


Descriptive Statistics

Std.
Mini Maxi Medi
N Mean Modus devia Sum
mum mum an
tion
Visual 40 25 48 40.20 41 46 5.788 1608
Valid N 40
(Listwise)

Data pada tabel 4.12 Menunjukkan data statistik hasil hitung dari bantuan
SPSS versi 23.0 for windows. Diperoleh hasil bahwa nilai minimal yang
diperoleh dari gaya belajar visual yaitu 25, dan, nilai maksimal yaitu 48 nilai
43
rata-rata skor dari gaya belajar visual yaitu 40.20, median 41, modus dari skor
gaya belajar visual yaitu 46, standar deviasi 5.788, adapun jumlah total
keseluruhan gaya belajar visual yaitu 1608.
Setelah melalui proses perhitungan, dapat dilihat jumlah frekuensi yang
ditemukan dari nilai skor penilaian subjek (X) pada tabel 4.13. Adapun distribusi
frekuensi gaya belajar visual sebagai berikut.

Tabel 4. 13 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Visual


Skor Frekuensi Persentase
25 1 2.5
26 1 2.5
28 1 2.5
32 1 2.5
33 1 2.5
35 3 7.5
36 3 7.5
38 1 2.5
39 1 2.5
40 4 10.0
41 4 10.0
42 4 10.0
43 2 5.0
44 2 5.0
45 3 7.5
46 5 12.5
47 1 2.5
48 2 5.0
Total 40 100.0

Pada tabel 4.13 diatas yang merupakan distribusi penyebaran frekuensi pada
skor gaya belajar visual, dapat dilihat bahwa sebanyak 2 responden memiliki
skor maksimum yaitu 48, sedangkan 1 responden memiliki skor minimum yaitu
25. Untuk jelasnya, berikut ini merupakan gambar diagram penyebaran
distribusi skor dari gaya belajar visual.

44
Gambar 4. 1 Diagram Penyebaran Distribusi Frekuensi Skor

Untuk melihat kategori untuk gaya belajar visual dilakukan distribusi kategori
variabel. Terdapat tiga kategori untuk melihat tingkatan gaya belajar yaitu tinggi,
sedang, dan rendah. Perhitungan yang digunakan untuk kategorisasi gaya belajar
yaitu skor ideal yang didapatkan dari hasil hitung statistik hipotetik. Hasil
analisis deskriptif mengenai kategori gaya belajar visual dapat dilihat pada tabel
4.14 sebagai berikut.

Tabel 4. 14 Rumus Kategori Gaya Belajar Visual


Kategori Rumus Interval
Tinggi X ≥ 36.5+0.66(5.75)

Sedang 36.5 – 0.66(5.75) ≤ X < 36.5+0.66(5.75)

Rendah X < 36.5 – 0.66(5.75)

Tabel 4.14 Adalah rumus untuk mengitung batas skor yang ditentukan dalam
tiga tingkat kategori, berdasarkan rumusnya, diketahui bahwa nilai M hipotetik
yaitu 36.5; nilai SD hipotetik yaitu 5.75. untuk hasil hitungnya dapat dilihat
sebagai berikut.

45
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Kategori Gaya Belajar Visual
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Tinggi X ≥ 40.3 27 67.5%

Sedang 33 ≤ X < 40.3 9 22.5%

Rendah X < 33 4 10%

Jumlah 40 100%

Tabel 4.15 menjelaskan bahwa pada interval X lebih besar atau sama
dengan 40.3 dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi
frekuensi pada tabel 4.13 dari rentang skor 40 sampai dengan 48 diperoleh
27
sejumlah 27 responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil
40

yang diperoleh yaitu sebesar 67.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori
tinggi.
Pada interval X lebih besar atau sama dengan 33 dan lebih kecil dari 40.3
dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi frekuensi pada
tabel 4.13 dari rentang skor 33 sampai dengan 39 diperoleh sejumlah 9
9
responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil yang
40

diperoleh yaitu sebesar 22.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori sedang.
Pada interval X lebih kecil dari 33 dimana frekuensi tersebut didapatkan
dari hasil hitung distribusi frekuensi pada tabel 4.13 dari rentang skor 25 sampai
dengan 32 diperoleh sejumlah 4 responden, jika dibentuk menjadi persentase,
4
maka 𝑥 100 hasil yang diperoleh yaitu sebesar 10%. Berikut ini merupakan
40

gambar diagram penyebaran frekuensi setiap kategori gaya belajar visual.

46
Gambar 4. 2 Diagram Kategori Gaya Belajar Visual

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa Gaya belajar visual pada
siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan berada dalam kategori Tinggi, hal ini
dapat terlihat dari banyaknya skor siswa yang dalam kategori tinggi yaitu
sebanyak 27 siswa, Sedangkan banyaknya siswa yang memiliki skor dalam
kategori sedang yaitu sebanyak 9 siswa, dan untuk skor dalam kategori rendah
yaitu sebanyak 4 siswa.

4.1.3.2 Analisis Statistik Deskriptif Gaya Belajar Auditori


Data gaya belajar auditori yang telah diisi oleh responden sejumlah 40
siswa terdapat 12 butir atau item soal. Berdasarkan hasil hitung SPSS versi 23.0
for windows diperoleh perhitungan statistik empirik yang digunakan untuk
menginterpretasi siswa dalam kategori gaya belajarnya. Adapun hasilnya dapat
dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4. 16 Analisis Data Statistik Empirik Gaya Belajar Auditori


Descriptive Statistics

Std.
Mini Maxi Medi
N Mean Modus devia Sum
mum mum an
tion
Auditori 40 22 48 34.70 35 35 6.077 1388
Valid N 40
(Listwise)

47
Data pada tabel 4.16 Menunjukkan data statistik hasil hitung dari bantuan
SPSS versi 23.0 for windows. Diperoleh hasil bahwa nilai minimal yang
diperoleh dari gaya belajar auditori yaitu 22, dan nilai maksimal yaitu 48 nilai
rata-rata skor dari gaya belajar visual yaitu 34.70, median 35, modus dari skor
gaya belajar visual yaitu 35, standar deviasi 6.077, adapun jumlah total skor
keseluruhan gaya belajar auditori yaitu 1388.
Setelah melalui proses perhitungan, dapat dilihat jumlah frekuensi yang
ditemukan dari nilai skor penilaian subjek (X). untuk lebih jelasnya. Adapun
distribusi frekuensi gaya belajar auditori sebagai berikut.

Tabel 4. 17 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Auditori


Skor Frekuensi Persentase
22 1 2.5
24 1 2.5
25 1 2.5
27 2 5.0
28 1 2.5
29 2 5.0
30 2 5.0
31 2 5.0
32 1 2.5
33 2 5.0
34 4 10.0
35 5 12.5
36 2 5.0
37 3 7.5
38 2 5.0
39 1 2.5
40 1 2.5
41 2 5.0
42 2 5.0
46 1 2.5
48 2 5.0
Total 40 100.0

Pada tabel 4.17 diatas yang merupakan distribusi penyebaran frekuensi


pada skor gaya belajar Auditori, dapat dilihat bahwa sebanyak 2 responden
48
memiliki skor maksimum yaitu 48, sedangkan 1 responden memiliki skor
minimum yaitu 22. Untuk jelasnya, berikut ini merupakan gambar diagram
penyebaran distribusi skor dari gaya belajar auditori.

Gambar 4. 3 Diagram Penyebaran Distribusi Frekuensi Skor

Untuk melihat kategori untuk gaya belajar auditori dilakukan distribusi


kategori variabel. Terdapat tiga kategori untuk melihat tingkatan gaya belajar
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan yang digunakan untuk kategorisasi
gaya belajar yaitu skor ideal yang didapatkan dari hasil hitung statistik hipotetik.
Hasil analisis deskriptif mengenai kategori gaya belajar auditori dapat dilihat
pada tabel 4.18 sebagai berikut.

Tabel 4. 18 Rumus Kategori Gaya Belajar Auditori


Kategori Rumus Interval
Tinggi X ≥ 35+0.66(6.5)

Sedang 35-0.66(6.5) ≤ X < 35+0.66(6.5)

Rendah X <35-0.66(6.5)

Tabel 4.18 Adalah rumus untuk mengitung batas skor yang ditentukan
dalam tiga tingkat kategori, berdasarkan rumusnya, diketahui bahwa nilai M

49
hipotetik yaitu 35; nilai SD hipotetik yaitu 6.5. untuk hasil hitungnya dapat
dilihat sebagai berikut.

Tabel 4. 19 Hasil Kategori Gaya Belajar Auditori


Kategori Interval Frekuensi Persentase
Tinggi X ≥ 39.2 9 22.5%

Sedang 30.7 ≤ X < 39.2 23 57.5%

Rendah X < 30.7 8 20%

Jumlah 40 100%

Tabel 4.19 menjelaskan bahwa pada interval X lebih besar atau sama
dengan 39.2 dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi
frekuensi pada tabel 4.17 dari rentang skor 39 sampai dengan 48 diperoleh
9
sejumlah 9 responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil
40

yang diperoleh yaitu sebesar 22.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori
tinggi.
Pada interval X lebih besar atau sama dengan 30.7 dan lebih kecil dari 39.2
dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi frekuensi pada
tabel 4.17 dari rentang skor 30 sampai dengan 38 diperoleh sejumlah 23
23
responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil yang
40

diperoleh yaitu sebesar 57.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori sedang.
Pada interval X lebih kecil dari 30.7 dimana frekuensi tersebut didapatkan
dari hasil hitung distribusi frekuensi pada tabel 4.17 dari rentang skor 22 sampai
dengan 29 diperoleh sejumlah 8 responden, jika dibentuk menjadi persentase,
8
maka 40 𝑥 100 hasil yang diperoleh yaitu sebesar 20%. Berikut ini merupakan

gambar diagram penyebaran frekuensi setiap kategori gaya belajar Auditori.

50
Gambar 4. 4 Diagram Kategori Gaya Belajar Auditori

Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa Gaya belajar auditori pada
siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan berada dalam kategori sedang, hal ini
dapat terlihat dari banyaknya skor siswa yang dalam kategori sedang yaitu
sebanyak 23 siswa. Sedangkan banyaknya siswa yang memiliki skor dalam
kategori tinggi yaitu sebanyak 9 siswa, dan untuk skor dalam kategori rendah
yaitu sebanyak 8 siswa.

4.1.3.3 Analisis Statistik Deskriptif Gaya Belajar Kinestetik


Data gaya belajar kinestetik yang telah diisi oleh responden sejumlah 40
siswa terdapat 13 butir atau item soal. Berdasarkan hasil hitung SPSS versi 23.0
for windows diperoleh perhitungan statistik empirik yang digunakan untuk
menginterpretasi siswa dalam kategori gaya belajarnya. Adapun hasilnya dapat
dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4. 20 Analisis Data Statistik Empirik Gaya Belajar Kinestetik


Descriptive Statistics

Std.
Mini Maxi Medi
N Mean Modus devia Sum
mum mum an
tion
Kinestetik 40 21 52 36.28 36 41 7.122 1451
Valid N 40
(Listwise)

51
Data pada tabel 4.20 Menunjukkan data statistik hasil hitung dari bantuan
SPSS versi 23.0 for windows. Diperoleh hasil bahwa nilai minimal yang
diperoleh dari gaya belajar kinestetik yaitu 21, dan nilai maksimal yaitu 52 nilai
rata-rata skor dari gaya belajar visual yaitu 36.28, median 36, modus dari skor
gaya belajar visual yaitu 41, standar deviasi 7.122, adapun jumlah total skor
keseluruhan gaya belajar auditori yaitu 1451.
Setelah melalui proses perhitungan, dapat dilihat jumlah frekuensi yang
ditemukan dari nilai skor penilaian subjek (X). untuk lebih jelasnya, data
disajikan sebagai berikut.

Tabel 4. 21 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kinestetik


Skor Frekuensi Persentase
21 1 2.5
24 2 5.0
26 1 2.5
27 1 2.5
29 2 5.0
30 1 2.5
31 3 7.5
33 1 2.5
34 4 10.0
35 2 5.0
36 3 7.5
37 1 2.5
38 3 7.5
39 1 2.5
40 1 2.5
41 6 15.0
42 1 2.5
43 1 2.5
44 1 2.5
45 1 2.5
47 1 2.5
52 2 5.0
Total 40 100.0
Pada tabel 4.21 diatas yang merupakan distribusi penyebaran frekuensi
pada skor gaya belajar kinestetik, dapat dilihat bahwa sebanyak 2 responden
memiliki skor maksimum yaitu 52, sedangkan 1 responden memiliki skor
minimum yaitu 21. Untuk jelasnya, berikut ini merupakan gambar diagram

52
penyebaran distribusi skor dari gaya belajar kinetetik.

Gambar 4. 5 Diagram Penyebaran Distribusi Frekuensi Skor

Untuk melihat kategori untuk gaya belajar auditori dilakukan distribusi


kategori variabel. Terdapat tiga kategori untuk melihat tingkatan gaya belajar
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan yang digunakan untuk kategorisasi
gaya belajar yaitu skor ideal yang didapatkan dari hasil hitung statistik hipotetik.
Hasil analisis deskriptif mengenai kategori gaya belajar auditori dapat dilihat
pada tabel 4.22 sebagai berikut.

Tabel 4. 22 Rumus Kategori Gaya Belajar Kinestetik


Kategori Rumus Interval
Tinggi X ≥ 36.5+0.66(7.75)

Sedang 36.5-0.66(7.75) ≤ X < 36.5+0.66(7.75)

Rendah X < 36.5-0.66(7.75)

Tabel 4.22 Adalah rumus untuk mengitung batas skor yang ditentukan
dalam tiga tingkat kategori, berdasarkan rumusnya, diketahui bahwa nilai M
hipotetik yaitu 36.5; nilai SD hipotetik yaitu 7.75. untuk melihat hasilnya sebagai
berikut.

53
Tabel 4. 23 Hasil Kategori Gaya Belajar Kinestetik
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Tinggi X ≥ 41.6 13 32.5%

Sedang 31.4 ≤ X < 41.6 19 47.5%

Rendah X < 31.4 8 20%

Jumlah 40 100%

Tabel 4.23 menjelaskan bahwa pada interval X lebih besar atau sama
dengan 41.6 dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi
frekuensi pada tabel 4.21 dari rentang skor 41 sampai dengan 52 diperoleh
13
sejumlah 13 responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 40 𝑥 100 hasil

yang diperoleh yaitu sebesar 32.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori
tinggi.
Pada interval X lebih besar atau sama dengan 31.4 dan lebih kecil dari 41.6
dimana frekuensi tersebut didapatkan dari hasil hitung distribusi frekuensi pada
tabel 4.21 dari rentang skor 31 sampai dengan 40 diperoleh sejumlah 19
19
responden, jika dibentuk menjadi persentase, maka 𝑥 100 hasil yang
40

diperoleh yaitu sebesar 47.5% siswa yang memiliki skor dalam kategori sedang.
Pada interval X lebih kecil dari 31.4 dimana frekuensi tersebut didapatkan
dari hasil hitung distribusi frekuensi pada tabel 4.21 dari rentang skor 21 sampai
dengan 30 diperoleh sejumlah 8 responden, jika dibentuk menjadi persentase,
8
maka 40 𝑥 100 hasil yang diperoleh yaitu sebesar 20%. Berikut ini merupakan

gambar diagram penyebaran frekuensi setiap kategori gaya belajar kinestetik.

54
Gambar 4. 6 Diagram Kategori Gaya Belajar Kinestetik

4.1.3.4 Gaya Belajar Masing-Masing Siswa


Gaya belajar masing-masing siswa dilihat dari skor yang paling tinggi
yang dimiliki setiap siswa. Dari 40 siswa yang mengisi instrumen angket ketiga
gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik menunjukkan bahwa 22 siswa
memiliki gaya belajar visual, 6 siswa memiliki gaya belajar auditori, 10 siswa
memiliki gaya belajar kinestetik, dan 2 siswa memiliki campuran gaya belajar
visual kinestetik. Berikut adalah ringkasan persentase hasil gaya belajar setiap
siswa.

Tabel 4. 24 Ringkasan Gaya Belajar Siswa


Gaya Belajar Jumlah Siswa Persentase
Visual 22 55%
Auditori 6 15%
Kinestetik 10 25%
Campuran 2 5%
Total 40 100%

Tabel 4.24 Memperlihatkan data kelas V SD Negeri 037 Tarakan yang


menunjukkan bahwa frekuensi gaya belajar visual lebih tinggi, dilihat dari
jumlah siswa yang memiliki gaya belajar visual yaitu sebesar 22 siswa,

55
sedangkan gaya belajar yang lain berada jauh dari jumlah siswa gaya belajar
visual seperti gaya belajar kinestetik sebanyak 10 siswa, auditori sebanyak 6
siswa, dan ada juga siswa yang memiliki gaya belajar campuran dari visual
kinestetik sebanyak 2 siswa. Jika dalam bentuk grafik, maka dapat dilihat
sebagai berikut.

Gambar 4. 7 Diagram Gaya Belajar Siswa

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar siswa. Populasi


dari penelitian ini yaitu siswa kelas V di SD Negeri 037 Tarakan tahun ajaran
2021/2022 dengan jumlah keseluruhan yaitu sebanyak 41 siswa. Adapun jumlah
yang tidak ikut berpartisipasi dalam pengisian angket yaitu sebanyak 1 siswa,
sedangkan siswa yang ikut berpartisipasi dalam pengisian angket yaitu sebanyak 40
siswa yang terdiri dari 19 siswa dari kelas VA dan 21 siswa dari kelas VB.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa siswa kelas V SD Negeri 037
Tarakan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Namun, dilihat dari keseluruhan
data dari 40 siswa, diperoleh 22 siswa yang memiliki gaya belajar visual atau
sebesar 55%, 6 siswa memiliki gaya belajar auditori atau sebesar 15%, 10 siswa
yang memiliki gaya belajar kinestetik atau sebesar 25%, dan 2 siswa yang memiliki

56
gaya belajar campuran visual dan kinestetik yaitu sebesar 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelas V SD Negeri 037 Tarakan tahun ajaran 2021/2022
memiliki kecenderungan pada gaya belajar visual, gaya belajar visual termasuk
dalam kategori tinggi, sedangkan gaya belajar auditori termasuk kedalam kategori
sedang, begitu juga dengan gaya belajar kinestetik yang yang termasuk dalam
kategori sedang. Untuk hasil analisis gaya belajar campuran dijelaskan dalam
persentase masing-masing gaya belajar baik dari gaya belajar visual, ataupun
kinestetik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda, seperti yang dijelaskan oleh Deporter dan Hernacki (2013:110) yang
menjelaskan bahwa masing-masing siswa cenderung mempunyai gaya belajar yang
berbeda-beda yang berguna untuk pembelajaran, pemrosesan dan komunikasi.
Setiap siswa tidak hanya cenderung pada satu gaya belajar, mereka juga
memanfaatkan kombinasi gaya belajar tertentu yang memberikan mereka bakat dan
kekurangan alami tertentu.
Penelitian tentang mengidentifikasi gaya belajar ini sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh Lilik Bintartik, Yuniawatika, Esti Untari Tahun 2017 dengan
judul “Learning Style Of Grade V Students At Elementary Schools In Blitar”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar siswa kelas V SD di Blitar yaitu
auditori sebesar 74%, kinestetik sebesar 16%, dan visual sebesar 10%. Dapat
disimpulkan bahwa gaya belajar auditori lebih dominan oleh siswa kelas V SD di
Blitar.
Hal ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Gusmaweti, dan
Wince Hendri tahun 2021 yang berjudul “Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa
Pendidikan Biologi Di Masa New Normal” yang bertujuan untuk mengidentifikasi
gaya belajar mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Bung Hatta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa Pendidikan Biologi

57
memiliki gaya belajar dominan kinestetik sebesar 35%, gaya belajar visual 33% dan
auditorial 32%.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeanete Ophilia
Papilaya, dan Neleke Huliselan Tahun 2016 dengan judul “Identifikasi Gaya
Belajar Mahasiswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 39 mahasiswa
diperoleh bahwa 15.4% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar visual,
51.3% mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar auditori, 2.6% mahasiswa
memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan adapun terdata bahwa
diantaranya ada 12 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar campuran
antara gaya belajar visual dan gaya belajar auditori. Bagi para pengajar agar lebih
peka dan memahami gaya belajar masing-masing individu sehingga dapat
membantu mereka dalam proses belajar.
Guru sebaiknya lebih peka terhadap gaya belajar siswanya agar pembelajaran
mampu berlangsung secara optimal, guru juga dapat menyampaikan strategi belajar
yang cocok untuk siswa agar siswa dapat memahami dan menyesuaikan kondisi
dirinya , seperti Prashign dalam Papilaya dan Huliselan (2016:57) yang mengatakan
bahwa kunci menuju keberhasilan dalam belajar adalah mengetahui gaya belajar
yang unik dari setiap orang, menerima kekuatan sekaligus kelemahan diri sendiri
dan sebanyak mungkin menyesuaikan preferensi pribadi dalam setiap situasi
pembelajaran, pengkajian maupun pekerjaan. Dengan demikian, gaya belajar
merupakan kunci keberhasilan siswa dalam belajar.
Dilihat dari seluruh data, gaya belajar visual berada dalam kategori tinggi
dengan gaya belajar siswanya sebesar 55%, artinya banyak siswa memiliki gaya
belajar visual, Siswa yang memiliki gaya belajar visual memiliki kecenderungan
belajar dengan cara melihat secara langsung seperti yang dijelaskan oleh Subini
(2017:118) yang berpendapat bahwa gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan
cara melihat sehingga mata sangat memegang peranan penting. Cicilia dan
Nursalim (2019:141) juga berpendapat bahwa Gaya belajar visual (visual learning)

58
mengkhususkan pada penglihatan, maknanya, bukti-bukti konkret harus
diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa mengerti.
Siswa yang memiliki gaya belajar visual juga sangat memperhatikan kerapian
dan penampilan baik cara berpakaian penulisan dan sekitarnya. Pembelajar visual
tidak mudah terganggu dengan keributan, karena fokus dengan apa yang dilihat atau
yang diperhatikannya, hal ini sesuai dengan pendapat Deporter dan Hernacki
(2013:116) bahwa ciri-ciri mereka yang memiliki gaya belajar visual yaitu salah
satunya senang kerapian dan teratur, Ia tidak mudah terganggu dengan keributan
saat belajar (bisa membaca dalam keadaan ribut sekali pun). Penelitian ini juga
sependapat dengan Faizal (2020:40) Siswa yang memiliki gaya belajar visual
dianggap sebagai pembelajar berotak kanan, karena mampu menguraikan
visualisasi, pembelajar visual juga memiliki kecenderugan rapi dan teratur, aktifitas
yang dapat dilakukan untuk mempermudah pembelajaran yaitu salah satunya
mengajak siswa untuk mencoba membuat mind mapping untuk memepermudah
pemahaman dalam belajar.
Pada hasil analisis data, gaya belajar auditori masuk dalam kategori sedang
dengan gaya belajar yang dimiliki siswa sebesar 15%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki gaya belajar auditori lebih cenderung
belajar dengan cara mendengarkan dan juga baik dalam berbicara. Hal ini sesuai
dengan pendapat oleh Musrofi (2016:50) yang menjelaskan bahwa siswa yang
belajar dengan gaya belajar auditori merupakan pendengar yang baik, pembelajar
auditori dapat menyerap informasi lebih efisien melalui pendengaran sehingga
menjadi kelompok yang mengambil manfaat dari teknik mengajar konvensional
yaitu teknik ceramah.
Namun, dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
gaya belajar auditori mudah terganggu dengan keributan, sesuai dengan ciri-ciri
seseorang dengan gaya belajar auditori menurut Deporter dan Hernacki (2013:118)
salah satunya yaitu mudah terganggu oleh keributan atau hiruk pikuk sekitarnya.

59
Oleh sebab itu, suara keributan mengganggu konsentrasi siswa yang memiliki
kecenderungan gaya belajar auditori saat menyimak penjelasan dari guru, dan juga
dibutuhkan suasana yang tenang saat ujian.
Dalam hasil penelitian yang menunjukkan bahwa gaya belajar kinenstetik
berada dalam kategori sedang dengan persentase gaya belajar yang dimiliki siswa
sebesar 25% siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik pada kategori sedang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa senang berorientasi pada fisik dan
banyak gerak, selain itu juga mereka menyukai kerja kelompok dan praktikum,
sesuai dengan pendapat Wahyuni (2017:130) yang menjelaskan bahwa Gaya
belajar kinestetik adalah gaya belajar yang lebih mudah menyerap informasi dengan
bergerak, berbuat, dan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar
ia bisa mengingatnya.
Adapun hal lain yang menonjol bagi Gaya belajar kinestetik yang dimiliki
siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan yaitu peka terhadap ekspresi dan bahasa
tubuh. Jika berbicara dengan orang lain pembelajar kinestetik biasa menggerakkan
tangan atau memperhatikan ekspresi wajah lawan bicaranya, pembelajar kinestetik
mudah juga mudah untuk menghapal gerakan senam atau olahraga lainnya, siswa
yang memiliki gaya belajar kinestetik senang melakukan hal yang baru, namun
kurang rapi dalam hal penampilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Priyatna
(2013:70) yang menyebutkan bahwa salah satu ciri-ciri siswa yang memiliki gaya
belajar kinestetik yaitu suka menggerakkan tangan atau anggota tubuh yang lain
ketika berbicara, mereka lebih senang memilih berpakaian yang nyaman dan tidak
begitu mementikan gaya, hasil penelitian ini juga sesuai dengan Deporter dan
Hernacki (2013:118) yang juga menyebutkan bahwa ciri-ciri anak pembelajar
kinestetik salah satunya yaitu, menghapal dengan cara berjalan, dan juga banyak
menggunakan isyarat tubuh, serta kemungkinan memiliki tulisan yang kurang rapi.

60
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar siswa kelas V SD


Negeri 037 Tarakan pada tahun ajaran 2021/2022. Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SD Negeri 037 Tarakan
memiliki kecenderungan gaya belajar visual, karena gaya belajar visual termasuk
dalam kategori tinggi, persentase gaya belajarnya yaitu sebesar 55% dimana siswa
cenderung belajar dengan cara melihat secara langsung, memperhatikan
penampilan, dan tidak mudah terganggu dengan keributan. Sementara itu, gaya
belajar auditori termasuk dalam kategori sedang dengan persentase gaya belajar
siswanya yaitu sebesar 15% dimana pendengaran berperan penting dalam belajar,
selain itu juga baik dalam berbicara, karena peka terhadap suara sehingga mudah
terganggu kebisingan. Gaya belajar kinestetik termasuk dalam kategori sedang
dengan persentase gaya belajar siswanya yaitu sebesar 25% dimana siswa
berorientasi pada aktifitas fisik dan menyukai kegiatan praktikum, selain itu juga
suka mencoba hal baru, tetapi kurang rapi dalam penampilan. Adapun persentase
5% diperoleh dari gaya belajar campuran yaitu kombinasi dari gaya belajar visual
dan kinestetik, artinya siswa memiliki dua gaya yang dominan dan gaya yang
lainnya sebagai suplemen.

61
5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diberikan saran sebagai


berikut:

1. Guru, karena gaya belajar siswa kelas V tahun ajaran 2021/2022 memiliki
kecenderungan gaya belajar visual yang tinggi, maka sebaiknya diharapkan
menyajikan pembelajaran yang lebih mengarah pada visualisasi, namun,
karena gaya belajar yang berbeda membentuk pola belajar yang berbeda juga,
sehingga untuk mencapai hasil belajar yang optimal, diharapkan guru dapat
menciptakan konteks pembelajaran yang mampu melibatkan kombinasi gaya
belajar agar dapat diterapkan oleh siswa secara individu.
2. Orang Tua, sebagai pembimbing yang termasuk dalam trupusat pendidikan
mengambil peran besar dalam membimbing siswa belajar dirumah, maka dari
itu diharapkan mampu mengenali dan memahami karakteristik gaya belajar
siswa, hingga dapat memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa.
3. Para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memanfaatkan penelitian ini
sebagai referensi sebaik mungkin, dan dapat mengembangkan penelitian ini
menjadi lebih maksimal lagi.

62
DAFTAR PUSTAKA

Aldiyah, E. (2021). Perubahan Gaya Belajar Di Masa Pandemi Covid-


19. CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan, 1(1), 8-16.
Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asrori. (2020). Psikologi Pendidikan Pendekatan Multi Disipliner. Purwokerto:
CV. Pena Persada
Bintartik, L., Yuniawatika, Untari, E. (2017). Learning Style Of Grade V Students
At Elementary Schools In Blitar. International Research-Based Education
Journal. 1(2), 103-107.
Bungin, B. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Cicilia, Y., & Nursalim (2019). Gaya dan Strategi Belajar Bahasa, Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 1(3), 138-149.
Damayanti, L. (2016). Hubungan Gaya Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar IPS
Pada Siswa Kelas V SDN Di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten
Kudus (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Deporter, B. & Hernacki, M. (2013). Quantum learning: membiasakan belajar
nyaman dan menyenangkan. Yogyakarta: Mizan.
Desmita. (2014). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Faizal, M. (2020). Bloom’s Taxonomy. Malang: PT Litera Media Tama
Febriyanti, N. (2021). Implementasi Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1631-1637.
Ghufron, M.N., & Risnawita, R. (2017). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: AR
RUZZ Media.
Gusmaweti, G., & Hendri, W. (2021). Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa
Pendidikan Biologi di Masa New Normal. BIOEDUSAINS: Jurnal
Pendidikan Biologi dan Sains, 4(1), 31-39.
Hatmoko, J. H. (2015). Survei Minat Dan Motivasi Siswa Putri Terhadap Mata
Pelajaran Penjasorkes Di SMK Se-Kota Salatiga Tahun 2013. Journal of
Physical Education, Sport, Health and Recreations, 4(4), 1729-1736
Kemendikbud. (2020, Maret 30). Berita Seputar Virus Corona Hari Ini. Vokasi
Kemendikbud. Diakses dari https://vokasi.kemdikbud.go.id/
Lubna, M. A. (2015). Strategi Belajar Khusus untuk Anak dengan IQ di Atas Rata-
rata. Yogyakarta: Familia.
Masganti, S. (2018). Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.
Musrofi, M. (2016). Sukses Akademik dan Sukses Bakat. Jakarta: PT Alex Media
Komputindo
Papilaya, J. O. & Huliselan, N. (2016). Identifikasi Gaya Belajar Mahasiswa. Jurnal
Psikologi Undip, 15(1), 56-63.
63
Priyatna, A. (2013). Pahami Gaya Belajar Anak! Memaksimalkan Potensi Anak
dengan Modifikasi Gaya Belajar. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Purnomo, H., & Kurdie, S. (2017). Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: K-Media
Purnomo, E. H. (2012). Bukan Guru Asal Ngajar. Yogyakarta: Penerbit Gava
Media
Rhamdan, D. (2013). Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar Kewirausahaan Kelas XI di SMK Negeri 1 Bogor. Jurnal Teknologi
Pendidikan, 2(2).
Saifuddin, A. (2020). Penyusunan Skala Psikologi. Jakarta: Kencana
Subini, N. (2017). Rahasia Gaya Belajar Orang Besar. Jakarta: PT. Buku Kita
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Syarfuni. & Verawati. (2017). Analisis Karakteristik Gaya Belajar Mahasiswa
Pendidikan Bahasa Inggris Angkatan 2016 STKIP Bina Bangsa Getsempena
Banda Aceh. Genta Mulya, 8(1), 75-83.
Tumuli, A. D., & Najoan, X. B. (2017). Implementasi Teknologi Biometrical
Identification untuk Login Hotspot. Jurnal Teknik Informatika, 12(1).
Uno, H. B. (2012). Orientasi Baru dalam Psikologi Siswa yang memiliki gaya
belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Wahyuni, Y. (2017). Identifikasi Gaya Belajar (Visual, Auditorial, Kinestetik)
Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Bung Hatta. JPPM (Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran Matematika), 10(2).
Widayanti, F. D. (2013). Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam
Kegiatan Pembelajaran Di Kelas. Erudio Journal of Educational
Innovation, 2(1).

64
LAMPIRAN

LAMPIRAN

65
Lampiran 1. Surat Bukti Penelitian

Surat Permohonan Ijin Observasi Awal

66
Surat Permohonan Ijin Validasi Instrumen Penelitian

67
Surat Permohonan Ijin Uji Coba Instrumen Penelitian

68
Surat Permohonan Ijin Penelitian Skripsi

69
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

70
Lampiran 2. Hasil Wawancara Awal

71
72
HASIL WAWANCARA AWAL ORANG TUA SISWA
KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Juli 2021
Narasumber : Karmilah
Tempat : SD Negeri 037 Tarakan

No Pertanyaan Jawaban

Ada tiga, anak yang pertama sudah SMA,


Ada berapa anak ibu yang masih anak kedua sudah kelas 1 SMP, anak
1
sekolah ibu? Ketiga kelas 5 SD
Tidak, saya hanya mengurus rumah dan
2 Apakah ibu bekerja? anak

Dimasa Pandemi Covid ini, Karena sekarang online, anak-anak jadi


Bagaimana ibu membagi waktu belajar dirumah, kadang Arman belajar
3 dengan kakaknya, kadang juga belajar
untuk membimbing anak ibu
belajar? dengan saya
Kalo belajar dengan saya, dia suka main
main, kalau ada tugas dari guru, dia selalu
Apa kesulitan yang anak ibu alami tidak paham. Kalau disuruh membaca,
4
dalam belajar? terus suruh jawab pertanyaannya, diatidak
ingat.
Saya tidak begitu paham soal materinya,
kadang saya langsung suruh kerjakan
Bagaimana ibu memberikan tugasnya, kalau disuruh menghapal,
5 tenggorokan saya sampai sakit ajari dia,
bimbingan kepada anak ibu?
kalau dia sudah main-main, saya cubit
supaya dia mendengar

Apakah ibu mengetahui Saya orang tua yang pendidikannya tidak


6 karakteristik/gaya belajar anak lulus SMA, saya tidak tau apa itu
ibu? karakteristik atau gaya belajar itu apa

73
Lampiran 3. kisi – kisi Angket Gaya Belajar Sebelum Validasi
Jumlah
Aspek Indikator No. Item
Item
Gaya Belajar dengan cara visual 1,3,6 3
Belajar Mengingat apa yang dilihat daripada apa 4,9,11 3
Visual yang didengar
Rapi dan teratur 2,7,13 3
Tidak terganggu dengan keributan 8,10,12 3
Sulit menerima intruksi verbal 5,14,15 3
15
Gaya Belajar dengan cara mendengarkan 2,5,6 3
Belajar Baik dalam aktifitas lisan 1,4,10 3
Auditori Memiliki kepekaan terhadap musik 7,12,14 3
Mudah terganggu oleh keributan 3,9,13 3

Lemah dalam visualisasi 8,11,15 3


15
Gaya Belajar dengan aktifitas fisik 3,5,7 3
Belajar Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh 2,6,13 3
Kinestetik Berorientasi pada fisik dan banyak 4,10,11 3
bergerak
Suka mencoba-coba dan kurang rapi 1,8,9 3
Menyukai kerja kelompok dan prkatikum 12,14,15 3
15

74
Lampiran 4. Angket Gaya Belajar Sebelum Uji Coba

ANGKET GAYA BELAJAR SISWA


Nama :
No. absen :
Kelas :
Petunjuk:
1. Tulislah identitas diri dengan jelas pada kolom yang telah disediakan.
2. Isilah semua kolom pernyataan dengan jujur sesuai dengan yang sebenarnya
terjadi.
3. Tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah.
4. Hasil dari angket ini tidak berpengaruh dengan nilai di sekolah.
5. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat.
6. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
dengan memberi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan. Adapun
keterangan dari jawaban sebagai berikut:
• Selalu = Jika pernyataan dialami sebanyak 5 kali atau lebih dalam
seminggu
• Kadang-kadang = Jika pernyataan dialami sebanyak 3 atau 4 kali dalam
seminggu
• Pernah = Jika pernyataan pernah dialami namun hanya sekali atau dua
kali
• Tidak pernah = Jika pernyataan tidak pernah dialami oleh adik-adik

Gaya Belajar Visual

Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya mencatat rumus matematika
1. dengan memberikan tanda garis
bawah supaya mudah dibaca.
Saya senang memperhatikan kerapian
2.
pakaian saya sebelum berangkat

75
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
kesekolah

3. Saya suka membaca


Saya lebih suka membaca cerita
4. daripada mendengarkan orang
bercerita
Saya mudah lupa tugas dari guru jika
5.
tidak segera mencatatnya
Sebelum ulangan, saya membaca
6.
kembali materi pembelajaran
Saya menyimpan kembali buku dan
7. alat tulis pada tempatnya setelah
selesai belajar
Saya tidak mempedulikan sekitar saya
8.
ketika saya membaca
Saya bisa mengingat kembali jalan
9.
yang pernah saya kunjungi.
Saya tidak peduli jika ada teman yang
10.
ribut saat ujian
Saya lebih mudah mengingat tulisan
11. di papan tulis daripada penjelasan dari
guru
Saat pembelajaran berlangsung, Saya
12. tidak terganggu oleh kebisingan yang
ada di kelas
Saya sangat memperhatikan kerapian
13.
tulisan saya
Saya kurang memahami pembelajaran
14. jika hanya mendengarkan penjelasan
dari guru
Saya biasa meminta teman mengulang
15.
kembali apa yang ia katakan

Gaya Belajar Auditorial

Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
1. Saya cenderung banyak bicara
Saya suka menyimak saat guru
2.
menjelaskan pembelajaran
76
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya membutuhkan suasana yang
3.
tenang saat ujian
Saya suka jika diminta menjawab
4.
pertanyaan secara lisan
Saya suka jika diminta berdiskusi
5.
oleh guru
Saya dapat mengingat dengan baik
6.
cerita yang dibacakan oleh teman
Saya senang memperhatikan atau
7.
menirukan nada bicara seseorang
8. Saya lambat dalam membaca
Suara keributan mengganggu
9. konsentrasi saya saat menyimak
penjelasan dari guru
Saya tidak gugup jika diminta
10. menyampaikan pendapat secara
langsung
Saya kesulitan memahami tulisan di
11.
papan tulis
Saya mengisi waktu luang dengan
12.
mendengarkan musik
Saya sangat marah jika ada teman
13.
yang ribut saat saya belajar
Saya lebih memilih mendengarkan
14. musik daripada melihat karya seni
rupa
Saya harus membaca dengan keras
15. berulang kali untuk bisa menghapal
materi sebelum ujian

Gaya Belajar Kinestetik

Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya senang mencoba hal baru
1.
Jika berbicara dengan orang lain,
2. saya akan mencoba memperhatikan
ekspresi wajahnya.

77
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Ketika membaca, saya
3. menggunakan jari sebagai petunjuk
bacaan
Saya adalah orang yang lincah dan
4.
banyak bergerak
Saya suka melibatkan diri dalam
5. pekerjaan daripada hanya
menyaksikannya
Jika berbicara dengan orang lain,
6. saya terbiasa menggerakkan tangan
saya
Saya menghapal pelajaran sambil
7.
berjalan
Setelah belajar, saya membiarkan
8.
buku dan alat tulis saya begitu saja
Saya mengerjakan soal yang ada di
9. buku terlebih dahulu sebelum
disuruh guru.
Saya tidak betah jika harus duduk
10.
lama menyimak pembelajaran
Saya senang jika diminta
11.
memperagakan sebuah tarian
Saya lebih menyukai tugas
12.
praktikum daripada tugas lainnya
Mudah bagi saya untuk menghapal
13. gerakan senam atau olahraga
lainnya.
Saya lebih menyukai pelajaran
14. olahraga daripada pelajaran yang
lain
Saya senang dengan kegiatan
15.
permainan dan olahraga
Saya senang jika diminta
16.
memperagakan sebuah puisi

78
Lampiran 5. kisi – kisi Angket Gaya Belajar Setelah Validasi

Aspek Indikator No. Item Jumlah


valid Akhir
Gaya Belajar dengan cara visual 2,4 2
Belajar Mengingat apa yang dilihat 3,7,9 3
Visual
daripada apa yang didengar
Rapi dan teratur 1,5,11 3
Tidak terganggu dengan 6,8,10 3
keributan
Sulit menerima intruksi verbal 12,13 2
13
Gaya Belajar dengan cara 2,5 2
Belajar mendengarkan
Auditori Baik dalam aktifitas lisan 1,4,9 3
Memiliki kepekaan terhadap 6,10 2
musik
Mudah terganggu oleh 3,8,11 3
keributan
Lemah dalam visualisasi 7,12 2
12
Gaya Belajar dengan aktifitas fisik 3,5,7 3
Belajar Peka terhadap ekspresi dan 2,6,11 3
Kinestetik bahasa tubuh
Berorientasi pada fisik dan 4,9 2
banyak bergerak
Suka mencoba-coba dan 1,8 2
kurang rapi
Menyukai kerja kelompok dan 10,12,13 3
prkatikum
13

79
Lampiran 6. Angket Gaya Belajar Setelah Uji Coba

ANGKET GAYA BELAJAR SISWA


Petunjuk:
1. Tulislah identitas diri dengan jelas pada kolom yang telah disediakan.
2. Isilah semua kolom pernyataan dengan jujur sesuai dengan yang sebenarnya
terjadi.
3. Tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah.
4. Hasil dari angket ini tidak berpengaruh dengan nilai di sekolah.
5. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat.
6. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
dengan memberi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan. Adapun
keterangan dari jawaban sebagai berikut:
• Selalu = Jika pernyataan dialami sebanyak 5 kali atau lebih dalam
seminggu
• Kadang-kadang = Jika pernyataan dialami sebanyak 3 atau 4 kali dalam
seminggu
• Pernah = Jika pernyataan pernah dialami namun hanya sekali atau dua
kali
• Tidak pernah = Jika pernyataan tidak pernah dialami oleh adik-adik

Gaya Belajar Visual

Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya senang memperhatikan
1. kerapian pakaian saya sebelum
berangkat kesekolah
2. Saya suka membaca

80
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya lebih suka membaca cerita
3. daripada mendengarkan orang
bercerita
Sebelum ulangan, saya membaca
4.
kembali materi pembelajaran
Saya menyimpan kembali buku
5. dan alat tulis pada tempatnya
setelah selesai belajar
Saya tidak mempedulikan sekitar
6.
saya ketika saya membaca
Saya bisa mengingat kembali
7.
jalan yang pernah saya kunjungi.
Saya tidak peduli jika ada teman
8.
yang ribut saat ujian
Saya lebih mudah mengingat
9. tulisan di papan tulis daripada
penjelasan dari guru
Saat pembelajaran berlangsung,
10. Saya tidak terganggu oleh
kebisingan yang ada di kelas
Saya sangat memperhatikan
11.
kerapian tulisan saya
Saya kurang memahami
pembelajaran jika hanya
12.
mendengarkan penjelasan dari
guru
Saya biasa meminta teman
13. mengulang kembali apa yang ia
katakan

81
Gaya Belajar Auditorial

Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
1. Saya cenderung banyak bicara
Saya suka menyimak saat guru
2.
menjelaskan pembelajaran
Saya membutuhkan suasana
3.
yang tenang saat ujian
Saya suka jika diminta
4. menjawab pertanyaan secara
lisan
Saya suka jika diminta
5.
berdiskusi oleh guru
Saya senang memperhatikan
6. atau menirukan nada bicara
seseorang
7. Saya lambat dalam membaca
Suara keributan mengganggu
8. konsentrasi saya saat menyimak
penjelasan dari guru
Saya tidak gugup jika diminta
9. menyampaikan pendapat secara
langsung
Saya mengisi waktu luang
10.
dengan mendengarkan musik
Saya sangat marah jika ada
11.
teman yang ribut saat saya

82
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
belajar

Saya harus membaca dengan


keras berulang kali untuk bisa
12.
menghapal materi sebelum
ujian

Gaya Belajar Kinestetik

Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
1. Saya senang mencoba hal baru

Jika berbicara dengan orang


lain, saya akan mencoba
2.
memperhatikan ekspresi
wajahnya.
Ketika membaca, saya
3. menggunakan jari sebagai
petunjuk bacaan
Saya adalah orang yang lincah
4.
dan banyak bergerak
Saya suka melibatkan diri
5. dalam pekerjaan daripada
hanya menyaksikannya
Jika berbicara dengan orang
6. lain, saya terbiasa
menggerakkan tangan saya
Saya menghapal pelajaran
7.
sambil berjalan

83
Jawaban
No Pernyataan Kadang- Tidak
Selalu pernah
kadang pernah
Saya mengerjakan soal yang
8. ada di buku terlebih dahulu
sebelum disuruh guru.
Saya senang jika diminta
9.
memperagakan sebuah tarian
Saya lebih menyukai tugas
10. praktikum daripada tugas
lainnya
Mudah bagi saya untuk
11. menghapal gerakan senam
atau olahraga lainnya.
Saya lebih menyukai pelajaran
12. olahraga daripada pelajaran
yang lain

Saya senang dengan kegiatan


13.
permainan dan olahraga

84
Lampiran 7. Lembar Validasi Instrumen Penelitian

85
86
87
88
Lampiran 8. Data Hasil Uji Coba Instrumen

REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN GAYA BELAJAR


SISWA KELAS V SD NEGERI 031 TARAKAN

UJI COBA INSTRUMEN GAYA BELAJAR VISUAL


NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
A 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 56
M.Y.P 2 4 4 3 1 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 47
N.F 1 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 47
M.R.R 3 4 3 3 3 4 3 2 4 2 4 1 2 2 3 43
S.A 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 32
S.J 3 2 3 2 2 2 1 1 2 1 3 1 2 2 2 29
G.R 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 48
R.S 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 52
M.A.A 3 4 4 4 1 3 4 3 3 1 3 3 3 3 1 43
N.H 1 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 49
N.A.R 2 2 1 1 2 2 4 1 2 2 1 2 2 2 2 28
D.W 4 4 4 3 2 4 4 3 1 1 1 2 2 2 4 41
A.D 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 46
M.I 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 57
T.S 3 4 3 3 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 46
M.S 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 47
R.J 3 4 3 2 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 45
P.K.G 1 4 1 1 1 3 4 2 4 3 3 3 3 1 3 37
F.A.R 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 51
P.I 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 42
A.T 3 3 4 3 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 51
S.A 2 3 3 2 3 3 4 1 3 2 3 2 1 1 3 36
A.N.S 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 45
H.K.J 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 3 3 4 1 3 49
Y.S 3 4 4 4 1 4 4 3 2 1 4 2 4 2 2 44
S.A 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 50
N.W.H 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 51
N.F 2 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 48
F.S.L 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 46
I.M 4 3 4 2 3 4 2 3 4 2 2 2 4 2 2 43
D.A.P 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 46
L 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 1 4 2 3 46
M.F.S 2 4 3 2 4 4 4 4 1 3 3 3 3 3 4 47
U.J 2 4 3 2 3 4 4 2 3 3 2 2 3 3 2 42
K.A 3 4 1 3 2 3 3 4 1 1 2 2 2 1 1 33
M.S.H 4 4 3 1 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 49
P.O 1 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 2 3 3 45

89
UJI COBA INSTRUMEN GAYA BELAJAR AUDITORI

NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
A 3 3 4 3 4 3 3 1 3 1 4 1 2 1 4 40
M.Y.P 4 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 1 3 1 2 41
N.F 3 3 4 4 4 3 3 1 3 1 4 1 4 1 4 43
M.R.R 3 3 4 3 2 4 3 1 3 3 3 2 4 2 1 41
S.A 4 1 4 3 4 4 1 3 1 1 2 2 3 3 2 38
S.J 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 1 1 1 1 4 42
G.R 4 4 4 2 4 3 2 1 4 3 3 1 4 1 4 44
R.S 2 4 4 3 4 3 2 2 3 3 2 1 4 1 2 40
M.A.A 1 4 4 3 2 3 4 1 2 3 2 1 2 2 2 36
N.H 4 4 4 3 3 3 1 3 4 3 2 3 2 2 4 45
N.A.R 2 4 3 1 3 4 1 2 2 1 2 2 2 3 1 33
D.W 4 4 4 4 4 3 1 1 3 1 1 2 2 3 3 40
A.D 4 4 4 4 4 3 1 1 3 2 3 1 3 1 3 41
M.I 2 4 4 2 2 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 37
T.S 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 1 3 3 33
M.S 1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 25
R.J 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 44
P.K.G 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 50
F.A.R 3 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 1 1 3 3 42
P.I 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4 1 4 50
A.T 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 26
S.A 3 4 4 1 3 3 4 3 4 1 1 3 4 1 4 43
A.N.S 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 46
H.K.J 3 3 4 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 39
Y.S 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 48
S.A 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 47
N.W.H 4 3 2 3 2 1 3 2 4 2 3 1 2 2 2 36
N.F 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 1 3 3 3 2 44
F.S.L 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 1 4 3 4 4 46
I.M 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 4 3 46
D.A.P 4 3 4 2 2 4 2 1 3 2 1 3 1 3 2 37
L 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 1 3 3 4 2 48
M.F.S 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 1 2 2 2 1 39
U.J 3 3 4 2 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 44
K.A 3 4 3 4 2 4 3 3 3 1 1 3 3 3 1 41
M.S.H 3 4 3 3 3 3 1 3 1 2 1 4 1 1 4 37
P.O 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

90
UJI COBA INSTRUMEN GAYA BELAJAR KINESTETIK

NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Skor
A 3 3 4 1 1 3 4 1 4 1 3 1 3 1 3 3 39
M.Y.P 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 4 3 3 4 2 53
N.F 3 3 4 1 3 3 4 1 4 1 3 1 1 1 1 3 37
M.R.R 3 2 3 3 3 2 2 1 4 1 3 3 3 3 4 2 42
S.A 4 1 3 4 3 3 1 1 2 3 3 1 1 2 3 4 39
S.J 4 3 4 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2 1 44
G.R 3 3 3 4 1 3 3 1 3 1 3 3 2 1 3 3 40
R.S 2 1 3 4 3 2 1 1 4 1 3 2 3 2 4 2 38
M.A.A 4 2 4 3 3 2 2 1 2 1 4 2 4 3 4 3 44
N.H 4 3 3 4 4 3 1 2 3 2 3 3 3 4 4 2 48
N.A.R 4 2 3 3 2 3 3 4 2 2 2 4 2 3 1 1 41
D.W 1 1 2 4 4 4 1 1 1 1 1 3 2 1 4 3 34
A.D 3 2 4 3 3 3 2 1 3 1 3 2 2 2 4 1 39
M.I 2 2 3 2 4 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 30
T.S 2 2 2 3 1 3 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 34
M.S 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 3 24
R.J 2 4 4 4 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 44
P.K.G 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 4 2 48
F.A.R 3 1 4 3 4 1 1 1 3 1 1 3 3 3 4 3 39
P.I 3 4 4 3 2 3 3 1 3 1 3 3 3 4 4 3 47
A.T 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 25
S.A 4 4 4 4 3 4 3 1 3 1 1 1 2 4 4 1 44
A.N.S 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 43
H.K.J 4 4 3 4 3 4 4 2 2 2 2 3 4 4 4 1 50
Y.S 4 4 3 2 3 4 4 1 2 1 4 4 4 4 4 2 50
S.A 3 4 2 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 42
N.W.H 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 49
N.F 3 4 3 4 2 3 3 1 3 1 1 4 2 4 4 1 43
F.S.L 3 4 2 3 2 4 1 3 1 2 3 3 3 3 3 1 41
I.M 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 51
D.A.P 1 4 1 2 2 4 2 3 2 4 2 2 2 2 3 1 37
L 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 40
M.F.S 4 4 3 4 4 3 3 1 3 1 1 4 4 4 4 1 48
U.J 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 4 4 2 41
K.A 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 2 46
M.S.H 3 4 4 4 4 3 3 1 3 1 1 4 1 4 4 1 45
P.O 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 37

91
Lampiran 9. Output Uji Coba Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
total_skor
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 V15
1
V1 Pearson Correlation 1 .030 .433** .139 -.030 .031 .008 .283 .247 .045 -.054 -.156 .395* .012 -.011 .320
Sig. (2-tailed) .862 .007 .413 .861 .858 .964 .090 .141 .791 .751 .356 .015 .942 .947 .054
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V2 Pearson Correlation .030 1 .258 .401* .082 .558** .511** .518** .218 .267 .312 .286 .331* .173 .307 .601**
Sig. (2-tailed) .862 .123 .014 .630 .000 .001 .001 .195 .110 .060 .086 .046 .307 .065 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V3 Pearson Correlation .433** .258 1 .520** .009 .474** .191 .415* .305 .180 .270 .270 .490** .424** .348* .680**
Sig. (2-tailed) .007 .123 .001 .958 .003 .257 .011 .067 .286 .106 .106 .002 .009 .035 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V4 Pearson Correlation .139 .401* .520** 1 .110 .188 .204 .451** .150 .094 .276 .263 .156 .296 .139 .532**
Sig. (2-tailed) .413 .014 .001 .518 .266 .226 .005 .377 .581 .098 .116 .358 .075 .411 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V5 Pearson Correlation -.030 .082 .009 .110 1 .018 -.151 -.078 .063 .254 .220 -.031 -.101 .379* .278 .278
Sig. (2-tailed) .861 .630 .958 .518 .914 .373 .646 .710 .129 .190 .858 .552 .021 .095 .096
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V6 Pearson Correlation .031 .558** .474** .188 .018 1 .357* .468** .184 .211 .050 .133 .419** .212 .322 .527**
Sig. (2-tailed) .858 .000 .003 .266 .914 .030 .003 .276 .210 .767 .433 .010 .207 .052 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V7 Pearson Correlation .008 .511** .191 .204 -.151 .357* 1 .383* .280 .415* .065 .514** .380* .204 .350* .540**
Sig. (2-tailed) .964 .001 .257 .226 .373 .030 .019 .094 .011 .704 .001 .020 .226 .034 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V8 Pearson Correlation .283 .518** .415* .451** -.078 .468** .383* 1 .105 .306 .164 .479** .553** .283 .274 .659**
Sig. (2-tailed) .090 .001 .011 .005 .646 .003 .019 .538 .066 .333 .003 .000 .090 .101 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V9 Pearson Correlation .247 .218 .305 .150 .063 .184 .280 .105 1 .522** .301 .189 .517** .285 .183 .579**
Sig. (2-tailed) .141 .195 .067 .377 .710 .276 .094 .538 .001 .071 .261 .001 .088 .278 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V10 Pearson Correlation .045 .267 .180 .094 .254 .211 .415* .306 .522** 1 .325* .381* .484** .415* .519** .671**

92
total_skor
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 V15
1
Sig. (2-tailed) .791 .110 .286 .581 .129 .210 .011 .066 .001 .049 .020 .002 .011 .001 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V11 Pearson Correlation -.054 .312 .270 .276 .220 .050 .065 .164 .301 .325* 1 .196 .305 .236 .218 .476**
Sig. (2-tailed) .751 .060 .106 .098 .190 .767 .704 .333 .071 .049 .244 .066 .160 .195 .003
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V12 Pearson Correlation -.156 .286 .270 .263 -.031 .133 .514** .479** .189 .381* .196 1 .326* .333* .302 .522**
Sig. (2-tailed) .356 .086 .106 .116 .858 .433 .001 .003 .261 .020 .244 .049 .044 .069 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V13 Pearson Correlation .395* .331* .490** .156 -.101 .419** .380* .553** .517** .484** .305 .326* 1 .310 .178 .698**
Sig. (2-tailed) .015 .046 .002 .358 .552 .010 .020 .000 .001 .002 .066 .049 .062 .292 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V14 Pearson Correlation .012 .173 .424** .296 .379* .212 .204 .283 .285 .415* .236 .333* .310 1 .248 .592**
Sig. (2-tailed) .942 .307 .009 .075 .021 .207 .226 .090 .088 .011 .160 .044 .062 .138 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
V15 Pearson Correlation -.011 .307 .348* .139 .278 .322 .350* .274 .183 .519** .218 .302 .178 .248 1 .558**
Sig. (2-tailed) .947 .065 .035 .411 .095 .052 .034 .101 .278 .001 .195 .069 .292 .138 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
total Pearson Correlation .320 .601** .680** .532** .278 .527** .540** .659** .579** .671** .476** .522** .698** .592** .558** 1
_sko Sig. (2-tailed) .054 .000 .000 .001 .096 .001 .001 .000 .000 .000 .003 .001 .000 .000 .000
r1
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

total_skor
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15
2
Pearson Correlation 1 .104 .316 .323 .386* .205 -.202 .255 .208 -.049 .176 .079 .171 .024 .297 .495**
A1
Sig. (2-tailed) .541 .056 .051 .018 .224 .230 .128 .216 .771 .297 .642 .312 .887 .075 .002
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37

93
total_skor
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15
2
Pearson Correlation .104 1 .375* .206 .260 .216 .171 .212 .385* .234 -.176 .091 .196 -.053 .156 .481**
A2
Sig. (2-tailed) .541 .022 .222 .120 .200 .312 .207 .019 .163 .299 .593 .244 .756 .356 .003
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .316 .375* 1 .280 .396* .473** .190 .131 .246 .069 .062 .145 .431** .047 .242 .636**
A3
Sig. (2-tailed) .056 .022 .093 .015 .003 .261 .439 .142 .685 .713 .392 .008 .780 .150 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .323 .206 .280 1 .384* .072 .024 -.047 .035 .060 .103 -.028 .154 .026 .124 .389*
A4
Sig. (2-tailed) .051 .222 .093 .019 .674 .887 .781 .837 .724 .545 .871 .361 .880 .466 .017
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .386* .260 .396* .384* 1 .228 -.225 .087 .187 .005 .251 -.059 .367* -.023 .358* .522**
A5
Sig. (2-tailed) .018 .120 .015 .019 .175 .180 .610 .269 .978 .134 .728 .026 .894 .030 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .205 .216 .473** .072 .228 1 -.162 .185 -.164 -.131 -.103 .161 .162 .267 -.175 .284
A6
Sig. (2-tailed) .224 .200 .003 .674 .175 .338 .273 .331 .440 .545 .341 .338 .111 .301 .088
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation -.202 .171 .190 .024 -.225 -.162 1 .099 .262 .206 -.059 .168 .279 .037 .159 .333*
A7
Sig. (2-tailed) .230 .312 .261 .887 .180 .338 .561 .117 .222 .727 .320 .095 .828 .347 .044
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .255 .212 .131 -.047 .087 .185 .099 1 .105 .131 -.231 .379* -.099 .300 -.012 .392*
A8
Sig. (2-tailed) .128 .207 .439 .781 .610 .273 .561 .536 .440 .170 .021 .561 .071 .943 .016
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .208 .385* .246 .035 .187 -.164 .262 .105 1 .227 .221 .116 .444** .068 .042 .535**
A9
Sig. (2-tailed) .216 .019 .142 .837 .269 .331 .117 .536 .176 .190 .494 .006 .691 .804 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation -.049 .234 .069 .060 .005 -.131 .206 .131 .227 1 .248 .193 .036 .158 .161 .404*
A10
Sig. (2-tailed) .771 .163 .685 .724 .978 .440 .222 .440 .176 .139 .254 .830 .352 .342 .013
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .176 -.176 .062 .103 .251 -.103 -.059 -.231 .221 .248 1 -.191 .254 -.163 .252 .271
A11
Sig. (2-tailed) .297 .299 .713 .545 .134 .545 .727 .170 .190 .139 .258 .130 .336 .133 .105

94
total_skor
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15
2
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .079 .091 .145 -.028 -.059 .161 .168 .379* .116 .193 -.191 1 .042 .616** .166 .484**
A12
Sig. (2-tailed) .642 .593 .392 .871 .728 .341 .320 .021 .494 .254 .258 .806 .000 .325 .002
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .171 .196 .431** .154 .367* .162 .279 -.099 .444** .036 .254 .042 1 -.093 .043 .520**
A13
Sig. (2-tailed) .312 .244 .008 .361 .026 .338 .095 .561 .006 .830 .130 .806 .584 .801 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .616*
A14 .024 -.053 .047 .026 -.023 .267 .037 .300 .068 .158 -.163 * -.093 1 -.239 .326*
Sig. (2-tailed) .887 .756 .780 .880 .894 .111 .828 .071 .691 .352 .336 .000 .584 .154 .049
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Pearson Correlation .297 .156 .242 .124 .358* -.175 .159 -.012 .042 .161 .252 .166 .043 -.239 1 .414*
A15
Sig. (2-tailed) .075 .356 .150 .466 .030 .301 .347 .943 .804 .342 .133 .325 .801 .154 .011
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
total_s Pearson Correlation .481* .522* .484*
.495** * .636** .389 *
* .284 .333* .392* .535** .404* .271 * .520** .326* .414* 1
kor2
Sig. (2-tailed) .002 .003 .000 .017 .001 .088 .044 .016 .001 .013 .105 .002 .001 .049 .011
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

95
total_skor
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16
3
K1 Pearson Correlation 1 .338* .558** .383* .296 .219 .381* -.056 .282 -.058 .250 .202 .264 .382* .152 -.108 .643**
Sig. (2-tailed) .041 .000 .019 .076 .192 .020 .744 .091 .731 .136 .231 .114 .020 .368 .523 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K2 Pearson Correlation .338* 1 .152 .232 -.014 .571** .581** .211 .061 .122 .077 .335* .204 .481** .150 -.356* .616**
Sig. (2-tailed) .041 .369 .167 .932 .000 .000 .209 .718 .471 .652 .043 .227 .003 .374 .031 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K3 Pearson Correlation .558** .152 1 .206 .321 -.155 .417* -.244 .457** -.311 .183 -.034 .000 .030 .173 .034 .391*
Sig. (2-tailed) .000 .369 .222 .053 .360 .010 .146 .005 .061 .278 .840 1.000 .860 .307 .839 .017
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K4 Pearson Correlation .383* .232 .206 1 .370* .226 -.080 -.013 -.012 .051 -.167 .310 .129 .313 .349* -.105 .461**
Sig. (2-tailed) .019 .167 .222 .024 .178 .636 .937 .945 .766 .322 .062 .446 .059 .034 .538 .004
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K5 Pearson Correlation .296 -.014 .321 .370* 1 -.054 -.055 -.017 .217 .105 -.135 .126 .160 .196 .247 -.189 .363*
Sig. (2-tailed) .076 .932 .053 .024 .750 .748 .922 .196 .538 .426 .456 .346 .245 .140 .262 .027
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K6 Pearson Correlation .219 .571** -.155 .226 -.054 1 .384* .164 .008 .121 .134 .254 .072 .341* .261 -.175 .491**
Sig. (2-tailed) .192 .000 .360 .178 .750 .019 .332 .964 .475 .428 .130 .672 .039 .119 .299 .002
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K7 Pearson Correlation .381* .581** .417* -.080 -.055 .384* 1 -.003 .422** -.082 .251 .166 .186 .211 .024 -.097 .541**
Sig. (2-tailed) .020 .000 .010 .636 .748 .019 .985 .009 .630 .134 .327 .271 .210 .887 .570 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K8 Pearson Correlation -.056 .211 -.244 -.013 -.017 .164 -.003 1 -.184 .735** .121 .228 .200 .144 -.234 -.189 .272
Sig. (2-tailed) .744 .209 .146 .937 .922 .332 .985 .276 .000 .476 .174 .236 .396 .163 .262 .104
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K9 Pearson Correlation .282 .061 .457** -.012 .217 .008 .422** -.184 1 -.105 .186 -.049 .104 .086 .231 -.009 .381*
Sig. (2-tailed) .091 .718 .005 .945 .196 .964 .009 .276 .537 .270 .773 .541 .614 .169 .956 .020
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K10 Pearson Correlation -.058 .122 -.311 .051 .105 .121 -.082 .735** -.105 1 .132 -.093 .154 .028 -.163 .033 .240
Sig. (2-tailed) .731 .471 .061 .766 .538 .475 .630 .000 .537 .435 .583 .361 .868 .334 .844 .152

96
total_skor
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16
3
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K11 Pearson Correlation .250 .077 .183 -.167 -.135 .134 .251 .121 .186 .132 1 -.056 .325* .012 .098 .266 .371*
Sig. (2-tailed) .136 .652 .278 .322 .426 .428 .134 .476 .270 .435 .744 .050 .946 .565 .111 .024
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K12 Pearson Correlation .202 .335* -.034 .310 .126 .254 .166 .228 -.049 -.093 -.056 1 .227 .497** .309 -.311 .460**
Sig. (2-tailed) .231 .043 .840 .062 .456 .130 .327 .174 .773 .583 .744 .177 .002 .063 .061 .004
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K13 Pearson Correlation .264 .204 .000 .129 .160 .072 .186 .200 .104 .154 .325* .227 1 .474** .380* .083 .569**
Sig. (2-tailed) .114 .227 1.000 .446 .346 .672 .271 .236 .541 .361 .050 .177 .003 .020 .625 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K14 Pearson Correlation .564*
.382* .481** .030 .313 .196 .341* .211 .144 .086 .028 .012 .497** .474** 1 * -.182 .678**
Sig. (2-tailed) .020 .003 .860 .059 .245 .039 .210 .396 .614 .868 .946 .002 .003 .000 .280 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K15 Pearson Correlation .152 .150 .173 .349* .247 .261 .024 -.234 .231 -.163 .098 .309 .380* .564** 1 -.033 .506**
Sig. (2-tailed) .368 .374 .307 .034 .140 .119 .887 .163 .169 .334 .565 .063 .020 .000 .844 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
K16 Pearson Correlation -.108 -.356* .034 -.105 -.189 -.175 -.097 -.189 -.009 .033 .266 -.311 .083 -.182 -.033 1 -.060
Sig. (2-tailed) .523 .031 .839 .538 .262 .299 .570 .262 .956 .844 .111 .061 .625 .280 .844 .723
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
total Pearson Correlation .506*
.643** .616** .391* .461** .363* .491** .541** .272 .381* .240 .371* .460** .569** .678 **
* -.060 1
_sko
r3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .017 .004 .027 .002 .001 .104 .020 .152 .024 .004 .000 .000 .001 .723
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

97
Uji Coba Reliabilitas Instrumen

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.850 13

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

V2 35.68 33.670 .561 .837


V3 36.22 31.952 .576 .834
V4 36.49 33.090 .419 .846
V6 35.92 34.021 .479 .841
V7 35.73 33.258 .522 .838
V8 36.54 32.033 .597 .833
V9 36.22 32.063 .451 .845
V10 36.70 31.326 .578 .834
V11 36.43 34.030 .378 .847
V12 36.86 33.287 .504 .839
V13 36.38 31.631 .629 .831
V14 36.84 33.251 .479 .841
V15 36.54 33.422 .460 .842

98
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0


Excludeda 0 .0

Total 37 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.690 12

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

A1 30.46 22.255 .338 .668


A2 30.05 22.164 .441 .656
A3 29.89 21.766 .537 .645
A4 30.70 23.326 .260 .679
A5 30.41 22.414 .382 .663
A7 31.03 22.916 .214 .689
A8 31.27 22.925 .232 .685
A9 30.38 21.686 .426 .655
A10 31.19 23.380 .240 .682
A12 31.22 22.285 .246 .686
A13 30.95 21.553 .370 .663
A15 30.81 22.102 .314 .672

99
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.780 13

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if


Deleted Item Deleted Total Correlation Item Deleted

K1 32.89 34.210 .601 .746


K2 32.97 34.027 .517 .753
K3 32.78 37.174 .365 .769
K4 32.70 36.659 .355 .770
K5 33.00 37.944 .256 .779
K6 32.97 37.083 .377 .768
K7 33.51 35.090 .460 .760
K9 33.32 37.336 .305 .775
K11 33.41 38.970 .171 .786
K12 33.16 36.473 .373 .769
K13 33.08 36.577 .408 .765
K14 33.03 33.083 .590 .745
K15 32.57 35.474 .470 .759

100
Lampiran 10. Data Hasil Penelitian Angket Gaya Belajar
REKAPITULASI HASIL SKOR ANGKET GAYA BELAJAR SISWA
KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN
ANGKET GAYA BELAJAR VISUAL
NAMA Total MEAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
R.M 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 48 3.69
M.A.R.M 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 46 3.54
A.A.Z 4 3 4 4 3 1 4 4 4 4 3 1 4 43 3.31
M.A.T 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 45 3.46
N.K 4 4 4 4 4 3 2 1 1 1 4 1 2 35 2.69
F 4 2 1 4 4 2 4 2 3 2 3 4 1 36 2.77
H 4 2 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 45 3.46
M.F 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 47 3.62
H 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 3 2 41 3.15
A.A 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 4 3 45 3.46
I.M.A 3 3 1 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 40 3.08
M.N.F 4 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 4 2 41 3.15
M.F.J 4 2 4 4 2 4 2 4 1 4 4 2 3 40 3.08
M.L.O 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 46 3.54
E.R.E 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 42 3.23
A.S 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 46 3.54
M.R.A 4 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 41 3.15
S.F.A 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 46 3.54
A.A 4 1 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 40 3.08
A.W 3 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 3 43 3.31
R.J 1 4 4 4 4 1 3 4 3 3 3 3 3 40 3.08
F.A.P 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 48 3.69
A.A.P 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 44 3.38
N.K.A.M 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 2 42 3.23
M.A.A 4 4 2 4 3 1 4 2 3 2 2 2 2 35 2.69
J 2 4 3 4 2 4 4 4 1 4 4 3 3 42 3.23
T.A.U 4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 35 2.69
M.J.R 3 3 1 3 4 2 4 1 2 2 1 4 2 32 2.46
M.K.A 4 3 3 1 1 3 2 4 3 1 3 4 4 36 2.77
K.P.O 4 4 3 4 4 1 1 4 3 4 4 1 2 39 3.00
N.F 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 41 3.15
R.V 4 2 2 4 4 3 4 1 2 2 4 2 2 36 2.77
S.H 4 3 2 4 4 2 3 3 1 3 1 2 1 33 2.54
F.A.J 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 3 4 46 3.54
Q.V 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 44 3.38
M.A 3 3 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 25 1.92
A.A 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 42 3.23
M.A 4 3 2 4 4 3 4 1 4 1 3 2 3 38 2.92
M.N.R 3 2 2 3 2 2 3 1 1 2 1 2 2 26 2.00
F.I 1 2 1 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 28 2.15

101
ANGKET GAYA BELAJAR AUDITORI
NAMA Total MEAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
R.M 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 46 3.83
M.A.R.M 4 4 3 3 4 1 3 3 3 1 3 3 35 2.92
A.A.Z 4 4 4 1 3 1 4 4 1 4 4 4 38 3.17
M.A.T 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 42 3.50
N.K 3 4 4 2 3 1 1 1 3 1 2 2 27 2.25
F 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 40 3.33
H 1 3 1 3 3 1 2 4 3 2 2 2 27 2.25
M.F 4 2 1 4 2 3 1 1 4 3 1 2 28 2.33
H 3 3 2 4 4 2 4 4 3 3 3 4 39 3.25
A.A 3 4 4 3 2 2 2 4 3 3 2 4 36 3.00
I.M.A 3 2 4 1 3 4 1 2 3 1 2 3 29 2.42
M.N.F 3 3 4 1 3 4 2 4 1 4 4 4 37 3.08
M.F.J 2 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 2 35 2.92
M.L.O 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 37 3.08
E.R.E 4 4 4 3 4 3 1 1 3 1 2 4 34 2.83
A.S 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 35 2.92
M.R.A 3 4 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 38 3.17
S.F.A 4 4 4 2 3 2 1 2 2 3 2 4 33 2.75
A.A 3 4 4 3 3 1 1 2 2 3 2 2 30 2.50
A.W 4 4 4 1 3 1 1 4 4 1 1 4 32 2.67
R.J 1 4 4 1 3 1 1 3 4 1 1 3 27 2.25
F.A.P 2 4 4 2 2 2 1 4 4 2 4 4 35 2.92
A.A.P 3 4 4 3 3 1 3 3 2 1 3 4 34 2.83
N.K.A.M 4 2 4 3 4 1 4 2 2 1 3 4 34 2.83
M.A.A 2 4 4 2 2 1 3 4 3 3 3 2 33 2.75
J 4 3 4 3 4 2 2 4 2 2 3 4 37 3.08
T.A.U 4 4 4 1 3 4 1 4 1 1 4 3 34 2.83
M.J.R 3 4 4 2 4 1 1 4 4 1 4 4 36 3.00
M.K.A 3 4 4 3 4 2 1 4 1 1 1 3 31 2.58
K.P.O 1 1 4 3 3 1 4 3 3 1 1 4 29 2.42
N.F 3 1 3 3 3 1 1 1 1 3 1 1 22 1.83
R.V 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 41 3.42
S.H 3 4 4 1 3 1 3 4 3 1 1 3 31 2.58
F.A.J 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 42 3.50
Q.V 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 1 41 3.42
M.A 2 4 4 2 2 1 3 3 3 2 2 2 30 2.50
A.A 3 4 4 2 4 1 3 4 2 1 3 4 35 2.92
M.A 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4.00
M.N.R 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4.00
F.I 3 2 3 1 2 2 2 1 1 3 3 1 24 2.00

102
ANGKET GAYA BELAJAR KINESTETIK
NAMA Total MEAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
R.M 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4
M.A.R.M 1 4 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 4 37 2.85
A.A.Z 1 4 3 4 1 4 1 1 4 1 4 4 4 36 2.77
M.A.T 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 47 3.62
N.K 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 30 2.31
F 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 3.15
H 1 1 1 3 2 1 1 3 1 1 3 4 4 26 2.00
M.F 2 1 2 4 2 1 2 2 1 1 3 2 4 27 2.08
H 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 44 3.38
A.A 4 4 2 4 3 2 3 1 3 3 3 2 4 38 2.92
I.M.A 4 4 3 4 3 2 3 1 1 2 4 3 4 38 2.92
M.N.F 1 3 2 3 4 3 1 4 2 1 4 1 2 31 2.38
M.F.J 3 4 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 4 34 2.62
M.L.O 3 4 2 4 3 1 1 3 1 3 3 4 4 36 2.77
E.R.E 3 4 4 4 3 4 1 4 3 1 4 2 4 41 3.15
A.S 4 4 3 2 3 1 1 1 3 3 3 3 3 34 2.62
M.R.A 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 40 3.08
S.F.A 3 3 3 2 2 3 1 2 2 1 4 1 4 31 2.38
A.A 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 1 3 33 2.54
A.W 4 3 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 41 3.15
R.J 3 1 4 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 34 2.62
F.A.P 2 4 4 4 1 4 3 2 4 1 4 4 4 41 3.15
A.A.P 3 3 2 3 3 1 3 2 1 2 4 4 4 35 2.69
N.K.A.M 2 2 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 42 3.23
M.A.A 2 2 4 4 3 2 3 1 3 3 3 1 4 35 2.69
J 4 4 4 4 2 3 3 1 4 4 4 4 4 45 3.46
T.A.U 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4.00
M.J.R 4 1 4 4 2 1 4 4 4 2 4 3 4 41 3.15
M.K.A 3 2 3 3 3 1 3 1 1 1 1 4 3 29 2.23
K.P.O 4 1 3 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 43 3.31
N.F 3 1 1 1 3 1 1 1 3 1 3 1 1 21 1.62
R.V 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 1 4 38 2.92
S.H 3 1 4 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 34 2.62
F.A.J 3 3 2 4 3 3 1 1 1 1 3 2 2 29 2.23
Q.V 3 2 2 3 4 2 1 2 3 3 4 3 4 36 2.77
M.A 1 1 1 4 2 3 2 2 1 2 1 2 2 24 1.85
A.A 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 4 4 4 41 3.15
M.A 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 24 1.85
M.N.R 4 4 4 3 4 4 1 1 4 1 4 1 4 39 3.00
F.I 3 2 1 3 3 1 1 3 1 1 4 4 4 31 2.38

103
PENGELOMPOKKAN GAYA BELAJAR SISWA
KELAS V SD NEGERI 037 TARAKAN

Kecenderungan
Nama Visual Auditori Kinestetik Gaya Belajar

R.M 3.69 3.83 4 Kinestetik

M.A.R.M 3.54 2.92 2.85 Visual

A.A.Z 3.31 3.17 2.77 Visual

M.A.T 3.46 3.50 3.62 Kinestetik

N.K 2.69 2.25 2.31 Visual

F 2.77 3.33 3.15 Visual

H 3.46 2.25 2.00 Visual

M.F 3.62 2.33 2.08 Visual

H 3.15 3.25 3.38 Kinestetik

A.A 3.46 3.00 2.92 Visual

I.M.A 3.08 2.42 2.92 Visual

M.N.F 3.15 3.08 2.38 Visual

M.F.J 3.08 2.92 2.62 Visual

M.L.O 3.54 3.08 2.77 Visual

E.R.E 3.23 2.83 3.15 Visual

A.S 3.54 2.92 2.62 Kinestetik

M.R.A 3.15 3.17 3.08 Auditori

S.F.A 3.54 2.75 2.38 Visual

A.A 3.08 2.50 2.54 Visual

A.W 3.31 2.67 3.15 Visual

R.J 3.08 2.25 2.62 Visual

F.A.P 3.69 2.92 3.15 Visual

A.A.P 3.38 2.83 2.69 Visual


Visual
3.23 2.83 3.23
N.K.A.M Kinestetik
Visual
2.69 2.75 2.69
M.A.A Kinestetik
104
Kecenderungan
Nama Visual Auditori Kinestetik Gaya Belajar

J 3.23 3.08 3.46 Kinestetik

T.A.U 2.69 2.83 4.00 Kinestetik

M.J.R 2.46 3.00 3.15 Kinestetik

M.K.A 2.77 2.58 2.23 Visual

K.P.O 3.00 2.42 3.31 Kinestetik

N.F 3.15 1.83 1.62 Visual

R.V 2.77 3.42 2.92 Auditori

S.H 2.54 2.58 2.62 Kinestetik

F.A.J 3.54 3.50 2.23 Visual

Q.V 3.38 3.42 2.77 Auditori

M.A 1.92 2.50 1.85 Auditori

A.A 3.23 2.92 3.15 Visual

M.A 2.92 4.00 1.85 Auditori

M.N.R 2.00 4.00 3.00 Auditori

F.I 2.15 2.00 2.38 Kinestetik


VISUAL 22
AUDITORI 6
TOTAL
KINESTETIK 10
CAMPURAN 2

105
Lampiran 11. R Tabel Product Moment

106
Lampiran 12. Output Uji Data Angket Gaya Belajar

total_vis
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
ual
V1 Pearson Correlation 1 -.053 .169 .340* .334* .210 .073 -.012 .321* .010 .094 .007 .065 .373*
Sig. (2-tailed) .747 .296 .032 .035 .194 .653 .942 .044 .950 .565 .967 .690 .018
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V2 Pearson Correlation -.053 1 .461** .206 .204 -.181 -.103 .129 .175 .041 .228 .033 .073 .336*
Sig. (2-tailed) .747 .003 .203 .206 .264 .529 .426 .279 .801 .157 .841 .655 .034
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V3 Pearson Correlation .169 .461** 1 .362* .094 .055 -.094 .469** .216 .268 .252 .020 .308 .587**
Sig. (2-tailed) .296 .003 .022 .564 .735 .566 .002 .180 .094 .117 .900 .053 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V4 Pearson Correlation .340* .206 .362* 1 .596** .060 .242 .146 .072 .262 .170 -.198 -.109 .447**
Sig. (2-tailed) .032 .203 .022 .000 .715 .132 .367 .657 .103 .294 .220 .505 .004
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V5 Pearson Correlation .334* .204 .094 .596** 1 .040 .358* .015 .342* .210 .129 .134 -.048 .486**
Sig. (2-tailed) .035 .206 .564 .000 .806 .023 .928 .031 .193 .426 .411 .768 .001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V6 Pearson Correlation .210 -.181 .055 .060 .040 1 .058 .000 -.098 .139 .298 .100 .177 .314*
Sig. (2-tailed) .194 .264 .735 .715 .806 .722 1.000 .549 .393 .062 .538 .274 .049
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V7 Pearson Correlation .073 -.103 -.094 .242 .358* .058 1 -.003 .258 .172 -.141 .303 .190 .332*
Sig. (2-tailed) .653 .529 .566 .132 .023 .722 .985 .107 .290 .387 .057 .240 .037
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V8 Pearson Correlation -.012 .129 .469** .146 .015 .000 -.003 1 .174 .641** .218 .142 .339* .569**
Sig. (2-tailed) .942 .426 .002 .367 .928 1.000 .985 .282 .000 .177 .382 .033 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V9 Pearson Correlation .321* .175 .216 .072 .342* -.098 .258 .174 1 .087 .305 .498** .460** .611**
Sig. (2-tailed) .044 .279 .180 .657 .031 .549 .107 .282 .594 .056 .001 .003 .000

107
total_vis
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
ual
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V10 Pearson Correlation .010 .041 .268 .262 .210 .139 .172 .641** .087 1 .274 .068 .400* .595**
Sig. (2-tailed) .950 .801 .094 .103 .193 .393 .290 .000 .594 .087 .676 .011 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V11 Pearson Correlation .094 .228 .252 .170 .129 .298 -.141 .218 .305 .274 1 .145 .436** .566**
Sig. (2-tailed) .565 .157 .117 .294 .426 .062 .387 .177 .056 .087 .371 .005 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V12 Pearson Correlation .007 .033 .020 -.198 .134 .100 .303 .142 .498** .068 .145 1 .196 .413**
Sig. (2-tailed) .967 .841 .900 .220 .411 .538 .057 .382 .001 .676 .371 .224 .008
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
V13 Pearson Correlation .065 .073 .308 -.109 -.048 .177 .190 .339* .460** .400* .436** .196 1 .593**
Sig. (2-tailed) .690 .655 .053 .505 .768 .274 .240 .033 .003 .011 .005 .224 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
total Pearson Correlation .373* .336* .587** .447** .486** .314* .332* .569** .611** .595** .566** .413** .593** 1
_visu Sig. (2-tailed) .018 .034 .000 .004 .001 .049 .037 .000 .000 .000 .000 .008 .000
al
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

total_au
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
ditori
A1 Pearson Correlation 1 .099 .141 .171 .267 .304 .033 -.121 -.135 .189 .209 .334* .388*
Sig. (2-tailed) .545 .386 .292 .096 .056 .839 .456 .407 .243 .195 .035 .013
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A2 Pearson Correlation .099 1 .355* -.045 .154 .079 .042 .470** .280 .031 .350* .224 .473**
Sig. (2-tailed) .545 .024 .784 .344 .627 .796 .002 .080 .849 .027 .165 .002
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

108
total_au
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
ditori
A3 Pearson Correlation .141 .355* 1 -.273 .129 .059 .114 .222 -.048 -.033 .169 .458** .333*
Sig. (2-tailed) .386 .024 .088 .428 .716 .486 .169 .769 .839 .296 .003 .036
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A4 Pearson Correlation .171 -.045 -.273 1 .407** .253 .339* .001 .348* .372* .075 .042 .461**
Sig. (2-tailed) .292 .784 .088 .009 .116 .032 .994 .028 .018 .648 .797 .003
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A5 Pearson Correlation .267 .154 .129 .407** 1 .182 .254 .205 .049 -.037 .218 .304 .475**
Sig. (2-tailed) .096 .344 .428 .009 .261 .114 .205 .763 .821 .176 .057 .002
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A6 Pearson Correlation .304 .079 .059 .253 .182 1 .090 .158 .180 .432** .394* .241 .592**
Sig. (2-tailed) .056 .627 .716 .116 .261 .581 .332 .266 .005 .012 .135 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A7 Pearson Correlation .033 .042 .114 .339* .254 .090 1 .372* .121 .313* .367* .216 .565**
Sig. (2-tailed) .839 .796 .486 .032 .114 .581 .018 .457 .049 .020 .181 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A8 Pearson Correlation -.121 .470** .222 .001 .205 .158 .372* 1 .203 .176 .422** .387* .588**
Sig. (2-tailed) .456 .002 .169 .994 .205 .332 .018 .210 .276 .007 .014 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A9 Pearson Correlation -.135 .280 -.048 .348* .049 .180 .121 .203 1 .086 -.007 .100 .371*
Sig. (2-tailed) .407 .080 .769 .028 .763 .266 .457 .210 .596 .968 .539 .018
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A10 Pearson Correlation .189 .031 -.033 .372* -.037 .432** .313* .176 .086 1 .344* -.057 .516**
Sig. (2-tailed) .243 .849 .839 .018 .821 .005 .049 .276 .596 .030 .725 .001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A11 Pearson Correlation .209 .350* .169 .075 .218 .394* .367* .422** -.007 .344* 1 .325* .658**
Sig. (2-tailed) .195 .027 .296 .648 .176 .012 .020 .007 .968 .030 .041 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
A12 Pearson Correlation .334* .224 .458** .042 .304 .241 .216 .387* .100 -.057 .325* 1 .570**
Sig. (2-tailed) .035 .165 .003 .797 .057 .135 .181 .014 .539 .725 .041 .000

109
total_au
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
ditori
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
total_a Pearson Correlation .388* .473** .333* .461** .475** .592** .565** .588** .371* .516** .658** .570** 1
uditori Sig. (2-tailed) .013 .002 .036 .003 .002 .000 .000 .000 .018 .001 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

total_kine
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13
stetik
K1 Pearson Correlation 1 .263 .393* .027 .395* .024 .347* .053 .253 .277 .317* .136 .301 .528**
Sig. (2-tailed) .102 .012 .870 .012 .884 .028 .744 .116 .084 .047 .404 .059 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K2 Pearson Correlation .263 1 .306 .293 .103 .337* .110 -.004 .287 .229 .313* .159 .372* .546**
Sig. (2-tailed) .102 .055 .066 .528 .033 .497 .982 .072 .155 .049 .328 .018 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K3 Pearson Correlation .393* .306 1 .128 .114 .508** .422** .213 .582** .386* .250 .100 .333* .690**
Sig. (2-tailed) .012 .055 .433 .483 .001 .007 .187 .000 .014 .120 .537 .036 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K4 Pearson Correlation .027 .293 .128 1 .002 .163 .420** .070 .112 .031 .182 .232 .428** .418**
Sig. (2-tailed) .870 .066 .433 .991 .315 .007 .666 .493 .851 .261 .149 .006 .007
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K5 Pearson Correlation .395* .103 .114 .002 1 .047 .069 .328* .111 .321* .251 .076 .078 .389*
Sig. (2-tailed) .012 .528 .483 .991 .772 .671 .039 .494 .044 .118 .643 .631 .013
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K6 Pearson Correlation .024 .337* .508** .163 .047 1 .130 .238 .607** .121 .235 -.119 .058 .501**
Sig. (2-tailed) .884 .033 .001 .315 .772 .425 .139 .000 .459 .144 .466 .722 .001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K7 Pearson Correlation .347* .110 .422** .420** .069 .130 1 .210 .304 .374* .156 .225 .296 .582**

110
total_kine
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13
stetik
Sig. (2-tailed) .028 .497 .007 .007 .671 .425 .193 .056 .017 .338 .162 .064 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K8 Pearson Correlation .053 -.004 .213 .070 .328* .238 .210 1 .194 .246 .256 .223 .231 .473**
Sig. (2-tailed) .744 .982 .187 .666 .039 .139 .193 .230 .126 .110 .166 .151 .002
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K9 Pearson Correlation .253 .287 .582** .112 .111 .607** .304 .194 1 .365* .379* .021 .229 .655**
Sig. (2-tailed) .116 .072 .000 .493 .494 .000 .056 .230 .021 .016 .897 .154 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K10 Pearson Correlation .277 .229 .386* .031 .321* .121 .374* .246 .365* 1 .056 .333* .192 .576**
Sig. (2-tailed) .084 .155 .014 .851 .044 .459 .017 .126 .021 .730 .035 .235 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K11 Pearson Correlation .317* .313* .250 .182 .251 .235 .156 .256 .379* .056 1 .256 .575** .578**
Sig. (2-tailed) .047 .049 .120 .261 .118 .144 .338 .110 .016 .730 .111 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K12 Pearson Correlation .136 .159 .100 .232 .076 -.119 .225 .223 .021 .333* .256 1 .462** .442**
Sig. (2-tailed) .404 .328 .537 .149 .643 .466 .162 .166 .897 .035 .111 .003 .004
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
K13 Pearson Correlation .301 .372* .333* .428** .078 .058 .296 .231 .229 .192 .575** .462** 1 .624**
Sig. (2-tailed) .059 .018 .036 .006 .631 .722 .064 .151 .154 .235 .000 .003 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
total Pearson Correlation .528** .546** .690** .418** .389* .501** .582** .473** .655** .576** .578** .442** .624** 1
_kin Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .007 .013 .001 .000 .002 .000 .000 .000 .004 .000
estet
ik N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

111
Uji reliabilitas Data Angket Gaya Belajar

Case Processing Summary


N %

Cases Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.725 13

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

V1 36.55 30.767 .250 .719


V2 37.07 31.046 .207 .723
V3 37.47 27.640 .454 .694
V4 36.53 30.256 .337 .710
V5 36.57 29.738 .374 .706
V6 37.45 30.818 .141 .736
V7 36.72 31.179 .209 .723
V8 37.30 27.344 .414 .699
V9 37.50 27.333 .482 .690
V10 37.25 27.679 .467 .692
V11 37.15 28.131 .437 .697
V12 37.40 29.733 .257 .720
V13 37.43 27.892 .471 .692

112
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 40 100.0


Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.732 12

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

A1 31.65 33.567 .256 .727


A2 31.18 32.661 .350 .717
A3 31.05 34.408 .214 .730
A4 32.15 32.285 .315 .721
A5 31.50 33.282 .375 .716
A6 32.48 29.692 .439 .704
A7 32.35 30.387 .415 .708
A8 31.48 30.410 .453 .702
A9 31.88 33.394 .216 .733
A10 32.43 31.020 .356 .716
A11 32.03 29.512 .539 .690
A12 31.55 30.869 .439 .705

113
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 40 100.0


Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.794 13

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

K1 33.40 44.246 .416 .781


K2 33.48 42.922 .414 .782
K3 33.32 41.610 .601 .764
K4 33.10 46.400 .314 .789
K5 33.43 46.917 .287 .791
K6 33.68 44.174 .374 .785
K7 34.23 43.051 .470 .776
K8 33.80 44.267 .333 .790
K9 33.60 41.221 .545 .768
K10 34.00 43.128 .463 .777
K11 33.00 44.462 .490 .776
K12 33.50 44.923 .302 .792
K13 32.78 44.128 .546 .772

114
Lampiran 13. Output Statistik Deskriptif Gaya Belajar Visual

Frequencies
Statistics
total_visual

N Valid 40

Missing 0
Mean 40.20
Median 41.00
Mode 46
Std. Deviation 5.788
Range 23
Minimum 25
Maximum 48
Sum 1608

total_visual

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Valid 25 1 2.5 2.5 2.5

26 1 2.5 2.5 5.0

28 1 2.5 2.5 7.5

32 1 2.5 2.5 10.0

33 1 2.5 2.5 12.5

35 3 7.5 7.5 20.0

36 3 7.5 7.5 27.5

38 1 2.5 2.5 30.0

39 1 2.5 2.5 32.5

40 4 10.0 10.0 42.5

41 4 10.0 10.0 52.5

42 4 10.0 10.0 62.5

43 2 5.0 5.0 67.5

44 2 5.0 5.0 72.5

45 3 7.5 7.5 80.0

46 5 12.5 12.5 92.5

47 1 2.5 2.5 95.0

48 2 5.0 5.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

115
116
Lampiran 14. Output Statistik Deskriptif Gaya Belajar Auditori

Frequencies
Statistics
total_auditori

N Valid 40

Missing 0
Mean 34.70
Median 35.00
Mode 35
Std. Deviation 6.077
Range 26
Minimum 22
Maximum 48
Sum 1388

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Valid 22 1 2.5 2.5 2.5

24 1 2.5 2.5 5.0

25 1 2.5 2.5 7.5

27 2 5.0 5.0 12.5

28 1 2.5 2.5 15.0

29 2 5.0 5.0 20.0

30 2 5.0 5.0 25.0

31 2 5.0 5.0 30.0

32 1 2.5 2.5 32.5

33 2 5.0 5.0 37.5

34 4 10.0 10.0 47.5

35 5 12.5 12.5 60.0

36 2 5.0 5.0 65.0

37 3 7.5 7.5 72.5

38 2 5.0 5.0 77.5

39 1 2.5 2.5 80.0

40 1 2.5 2.5 82.5

41 2 5.0 5.0 87.5

42 2 5.0 5.0 92.5

117
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

46 1 2.5 2.5 95.0


48 2 5.0 5.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

118
Lampiran 15. Output Statistik Deskriptif Gaya Belajar Kinestetik

Frequencies
Statistics
total_kinestetik

N Valid 40

Missing 0
Mean 36.28
Median 36.00
Mode 41
Std. Deviation 7.122
Range 31
Minimum 21
Maximum 52
Sum 1451

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Valid 21 1 2.5 2.5 2.5

24 2 5.0 5.0 7.5

26 1 2.5 2.5 10.0

27 1 2.5 2.5 12.5

29 2 5.0 5.0 17.5

30 1 2.5 2.5 20.0

31 3 7.5 7.5 27.5

33 1 2.5 2.5 30.0

34 4 10.0 10.0 40.0

35 2 5.0 5.0 45.0

36 3 7.5 7.5 52.5

37 1 2.5 2.5 55.0

38 3 7.5 7.5 62.5

39 1 2.5 2.5 65.0

40 1 2.5 2.5 67.5

41 6 15.0 15.0 82.5

42 1 2.5 2.5 85.0

43 1 2.5 2.5 87.5

44 1 2.5 2.5 90.0

119
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

45 1 2.5 2.5 92.5


47 1 2.5 2.5 95.0

52 2 5.0 5.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

120
Lampiran 16. Jawaban Responden

121
122
123
124
125
126
127
128
129
Lampiran 17. Dokumentasi

Penjelasan Terkait Angket Gaya Belajar

Penyebaran Link Angket Gaya Belajar di Kelas VA

Penyebaran Link Angket Gaya Belajar di Kelas VB

130
Siswa yang mengisi angket di sekolah

131
Lampiran 18. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Peneliti, Nur Fajriani lahir pada tanggal 12 Juni tahun

1997 di Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.

Merupakan anak terakhir dari lima bersaudara, dari pasangan

bapak Thamrin Abbas dan Ibu Jawariah Rasyid.

Peneliti memulai pendidikan pada tahun 2003 di SD

Negeri 58 Baru-Baru Utara dan memperoleh ijazah pada

tahun 2008/2009. Peneliti melanjutkan pendidikan di tahun yang sama pada tahun

2009 di SMP Negeri 1 Pangkajene dan lulus pada tahun 2011/2012. Kemudian

melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Unggulan

Pangkep pada tahun 2012 dan lulus pada tahun 2014/2015.

Pada tahun 2017 peneliti baru melanjutkan pendidikan di Universitas Borneo

Tarakan dengan program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, beberapa kegiatan

pernah dilaksanakan selama berkuliah, salah satunya yaitu pada tahun 2020 telah

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Mandiri di Kabupaten Pangkep, dan juga di

tahun yang sama telah melaksanakan Kampus Mengajar Perintis di SD negeri 037

Tarakan.

132

Anda mungkin juga menyukai