Anda di halaman 1dari 103

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV
SD NEGERI BATULACCU KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

FEBRIEN VICTHORY H.P. LEMA


4517103053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD
NEGERI BATULACCU KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

FEBRIEN VICTHORY H.P. LEMA


4517103053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,

yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai

melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu

dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13)

Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tua tercinta,

Bapak Nimrot Lema dan Mama Fransina Mou

v
ABSTRAK

Febrien Victhory H.P. Lema. 2022. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe STAD Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
IPS Kelas IV SD Negeri Batulaccu. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Universitas Bosowa. Dibimbing oleh Prof. Dr. Muhammad
Yunus, M.Pd dan Soma Salim S, S.Pd., M.Sc.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri Batulaccu Kota
Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Subjek penelitian
sebanyak 37 siswa kelas IV SD Negeri Batulaccu Kota Makassar. Penelitian ini
dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi
yang dianalisis menggunakan rumus rata-rata dan persentase. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan rata-rata persentase keaktifan belajar siswa dari siklus I yaitu
34,72% dengan kriteria kurang aktif dan siklus II yaitu 84,03% dengan kriteria
sangat aktif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat menigkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD
Negeri Batulaccu Kota Makassar.

Kata Kunci: STAD, Aktivitas, Belajar, Siswa

vi
ABSTRACT

Febrien Victory H. P. Lema. 2022. The Application of the STAD type of


Cooperative Learning Model in Increasing Students’ Learning Activities in Social
Studies Subjects for Grade IV of SD Negeri Batulaccu Makassar City. Skripsi.
Elementary School Teacher Education Study Program, Faculty of Teacher
Training and Education of Bosowa University (supervised by Prof. Dr.
Muhammad Yunus and Soma Salim, S.Pd., M.Sc).
This research conducted with the aims of increasing students’ learning
activities in Social Studies Subjects for Grade IV of SD Negeri Batulaccu
Makassar City. This research applied classroom action research using STAD type
of Cooperative Learning Model. Subject of the research numbered 37 students of
Grade IV SD Negeri Batulaccu Makassar City. This research conducted in four
meetings. Techniques of collecting data used in this research were observation,
interview and documentation which analyzed using average and percentage
formula. The result of the research show that there was an increasing in students’
learning activities. This fact can be seen based on the average percentage of
students’ learning activities from the first cycle which was 34,72 % with the
criteria of being less active and the second cycle which was 84,03 % with the
criteria of being very active. So, it can be concluded that STAD type of
Cooperative Learning Model can increase students’ learning activities for Grade
IV of SD Negeri Batulaccu.
Keywords : STAD, activity, learning, students.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa

pada mata pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Batulaccu.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan ada program studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa

Makassar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin diselesaikan tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu sepatutnya penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Saleh Pallu, M.Eng., selaku Rektor Universitas

Bosowa Makassar

2. Dr. Asdar, S.Pd., M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bosowa.

3. Nursamsilis Lutfin, S.S., S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang setia

dan sedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran guna memberikan masukan-

masukan berupa ide dan pikiran dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
5. Soma Salim S, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membantu dan membimbing serta memotivasi penulis dalam menyusun

skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Beserta seluruh Staf Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa yang membantu dalam urusan

akademik, terima kasih atas segala bantuannya.

7. Adel Zakeus Sukuk, S.Pd., selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian di SD Negeri Batulaccu Kota Makassar.

8. Nurhayati S.Pd., selaku Guru Kelas IV SD Negeri Batulaccu Kota Makassar

yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

9. Seluruh Siswa kelas IV SD Negeri Batulaccu Makassar yang telah

berpartisipasi selama penelitian berlangsung.

10. Bapak Nimrot Lema dan Ibu Fransina Mou yang tidak pernah lelah

memberikan doa dan dukungan selama menjalani pendidikan.

11. Saudara-saudara tercinta yang telah mendukung dan memberikan motivasi

dalam setiap langkah perjalananku selama menempuh pendidikan

teristimewah pada saudara George Yohanis Lema, Esatri Christiano Lodwick

Lema, Nobinson Lema, dan yang terkasih Zakarias Maukari.

12. Rekan-rekan seperjuangan LCS yang selalu ada dari peneliti memulai

perkuliahan di Universitas Bosowa.

13. Teman-teman PMK Alor-Makassar yang selalu memberikan doa dan

dukungan selama menyusun tugas akhir.

ix
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

terdapat kekurangan sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Makassar, 6 September 2021

Penulis

Febrien Victhory H.P Lema

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............. Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................................v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viiii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Identifikasi Masalah .....................................................................................4
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................4
D. Rumusan Masalah ........................................................................................4
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................................5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6

A. Kajian Teori .................................................................................................6


1. Hakikat Pembelajaran ............................................................................. 6
2. Ilmu Pengetahuan Sosial ......................................................................... 9
3. Aktivitas Belajar Siswa ......................................................................... 11
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ......................................... 16
B. Penelitian yang Relevan .............................................................................23
C. Kerangka Pikir ............................................................................................23
D. Hipotesis .....................................................................................................26

xi
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................27

A. Metode Penelitian.......................................................................................27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................27
C. Subjek Penelitian ........................................................................................28
D. Prosedur Penelitian Tindakan ....................................................................28
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan..................................................................30
F. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................30
G. Teknik Analisis Data ..................................................................................31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................35

A. Hasil Penelitian ..........................................................................................35


1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 35
2. Kondisi Awal......................................................................................... 35
3. Siklus I................................................................................................... 36
4. Siklus II ................................................................................................. 44
5. Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II .............. 44
B. Pembahasan ................................................................................................55
BAB V PENUTUP ................................................................................................60

A. Kesimpulan ................................................................................................60
B. Saran ...........................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................62

LAMPIRAN ..........................................................................................................64

RIWAYAT HIDUP ..............................................................................................91

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Observasi Keaktifan Belajar Siswa........................................32

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Penilaian................................................................33

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa............................................. 33

Tabel 4.1 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I........ 40

Tabel 4.2 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II....... 41

Tabel 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I.................................42

Tabel 4.4 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I....... 47

Tabel 4.5 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II...... 48

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ...............................49

Tabel 4.7 Hasil Observasi Perbandingan Siklus I dan Siklus II ............... ............51

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... .25

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Oleh Kurt Lewin ......................... .27

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.....................................65

Lampiran 2. Lembaran Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ...... .....69

Lampiran 3. Lembaran Hasil Observasi Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus

I ................................................................................................... .....73

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. .....75

Lampiran 5. Lembaran Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II............80

Lampiran 6. Lembaran Hasil Observasi Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus

I ................................................................................................. .....84

Lampiran 7. Surat Permohonan Izin peneliti ................................................... ....86

Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Meneliti ................................................. ....87

Lampiran 9. Dokumentasi Hasil Penelitian ..................................................... ....88

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat. Menurut Sutrisno (2016: 29), pendidikan merupakan aktivitas

yang bertautan, dan meliputi berbagai unsur antara unsur satu dengan unsur yang

lain.

Pendidikan menurut KBBI adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan”. Untuk mendukung usaha dan tujuan pendidikan

tersebut, maka dibuat suatu sistem pendidikan nasional dan sebagai landasan

ditetapkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003,

yaitu: “pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Ki Hajar Dewantara sebagai

bapak pendidikan Nasional Indonesia mengatakan “pendidikan merupakan

tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, yaitu menuntun segala kodrat

yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka dapat mencapai keselamatan dan

kebahagiaan”. Jenjang pendidikan dasar merupakan hal yang sangat penting

1
2

dalam membangun aspek fisik, intelektual, religious, moral, sosial emosi, dan

pengetahuan siswa melalui pendidikan dasar diharapkan dapat menghasilkan

manusia Indonesia yang berkualitas. Di masa yang akan datang para siswa akan

menghadapi tantangan yang cukup berat karena kehidupan masyarakat global

yang mengalami perubahan. Kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan

pendidikan tidak terlepas dari peranan seorang guru sebagai pendidik, teman

bermain, fasilitator serta memiliki sikap yang dapat menjadi panutan.

Guru yang kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan akan lebih memudahkan dalam pencapaian tujuan dalam

pembelajaran. Salah satu hal yang dapat menarik minat dan semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran adalah dengan menghadirkan model pembelajaran di

dalam setiap pembelajaran.

Model pembelajaran adalah salah satu perangkat pembelajaran yang

tersusun secara sistematis dalam bentuk konkret langkah-langkah dalam

melaksanakan pembelajaran yang efektif. Menurut Ahmadi dan Prasetya (2015),

model pembelajaran adalah teknik yang dikuasai pendidik atau guru untuk

menyajikan materi pembelajaran kepada siswa di kelas, baik secara individu

maupun kelompok agar materi pembelajaran dapat diserap, dipahami dan

dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Dalam setiap pembelajaran, guru

hendaknya dapat menciptakan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

siswa. Model pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran

seperti yang lazim yaitu ceramah, examples non examples, picture and picture,

Student Team Achievement Divisions (STAD) dan masih banyak lagi model

pembelajaran yang biasa diterapkan dalam pembelajaran.


3

Model pembelajaran STAD diharapkan dapat menjadi pemicu terjadinya

minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. model pembelajaran

kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran

kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah

anggota tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa secara heterogen (Nurachmad,

2014:2). Pada pembelajaran di kelas konvensional umumnya banyak waktu yang

dihabiskan untuk menjelaskan materi ajar, tetapi sedikit sekali waktu siswa

melakukan analisis yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siswa di SD

Negeri Batulaccu khususnya di kelas IV, masih dijumpai beberapa siswa yang

kurang aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran yang berdampak pada

hasil belajar dan prestasi belajar mereka. Siswa di kelas IV kurang aktif

dikarenakan beberapa faktor diantaranya penggunaan model pembelajaran yang

tidak melibatkan siswa secara aktif. Guru hanya menjelaskan materi dan siswa

mendengar kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal. Ini adalah salah satu

contoh model pembelajaran yang diterapkan di kelas IV. Hal tersebut yang

menyebabkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Interaksi antara guru dan siswa sangat penting. Adanya interaksi tersebut

akan menciptakan pembelajaran yang aktif di mana siswa dengan menggunakan

kemampuan berkomunikasi berusaha untuk memperoleh pengetahuannya sendiri

dengan bantuan guru yang berperan sebagai fasilitator. Oleh karena itu, guru

dituntut untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam

menjalankan proses belajar mengajar, diantaranya dengan: (1) membawa siswa

melaksanakan proses belajar IPS, (2) mengemukakan pendapat dan pikiran


4

dengan jelas secara lisan maupun tulisan, dan (3) meningkatkan kemampuan

siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Guru

memiliki kewajiban untuk menarik minat siswa agar pelajaran yang diberikan bisa

dikuasai oleh siswa dengan baik sehingga mencapai keberhasilan dalam

pembelajaran IPS.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan guru kurang efektif.

2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti hanya memfokuskan

pembatasan masalah yaitu, penerapan model pembelajaran tipe STAD dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri

Batulaccu.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran tipe

STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran

IPS di SD Negeri Batulaccu?


5

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar

dengan penerapan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPS pada

siswa kelas IV SD Negeri Batulaccu.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam bidang ilmu

pendidikan khususnya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata

pelajaran IPS dengan model pembelajaran STAD.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, membantu siswa kelas IV SD Negeri Batulaccu dalam

meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran IPS.

b. Bagi guru, dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dan menjadikan guru lebih

inovatif dalam pembelajaran di SD Negeri Batulaccu.

c. Bagi sekolah, meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dengan menerapkan

model pembelajaran dalam setiap pembelajaran yang berfokus pada siswa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar

dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat

seseorang manusia serta dapat berlaku di mana pun dan kapan pun.

Pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi siswa yang mencakup

aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Kegiatan pembelajaran ini

tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu. Pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membantu

belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Sagala,

2017).

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

pembelajaran tidak menitikberatkan pada apa yang dipelajari melainkan

6
7

pembelajaran itu berupaya untuk menciptakan bagaimana siswa mengalami proses

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Konsep pembelajaran menurut Sagala (2017), adalah suatu proses di mana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta

dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan

respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran merupakan subjek khusus dari

pendidikan. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses

pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar,

motivasi, latar belakang akademis, latar belakang ekonomi siswa, dan lain

sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam

pembelajaran merupakan modal utama dalam menyampaikan bahan ajar dan

menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

a. Komponen Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai

komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen

pembelajaran tersebut meliputi kurikulum, tujuan pembelajaran, guru, siswa,

materi, model pembelajaran, media, dan evaluasi. Interaksi merupakan ciri utama

dari kegiatan pembelajaran, yaitu antara yang belajar dengan lingkungan

belajarnya seperti guru, teman-teman, tutor, media pembelajaran, atau sumber-

sumber belajar yang lain. Ciri lain dari pembelajaran adalah yang berhubungan

dengan komponen-komponen pembelajaran. Interaksi antara delapan komponen

melibatkan model pembelajaran, media pembelajaran dan penataan lingkungan

tempat belajar hingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan


8

terciptanya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Pengertian belajar

menurut Hamalik (2011: 28) adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan.

b. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan yaitu apa yang

diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Tujuan pembelajaran merupakan arah

yang ingin dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses

pembelajaran. Hal ini biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi

spesifik, aktual, dan terstruktur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki atau

dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

c. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,

menguraikan dan memberikan latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai

tujuan tertentu. Model pembelajaran yang ditetapkan guru memungkinkan siswa

untuk belajar proses, dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar baik segi

kognitif, efektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, model pembelajaran diarahkan

untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih banyak menekankan pembelajaran

melalui proses. Dalam hal ini guru dituntut agar mampu memahami kedudukan

model pembelajaran sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi

keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Untuk melaksanakan proses pembelajaran perlu dipikirkan model

pembelajaran yang tepat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

ketepatan penggunaan model pembelajaran oleh guru memungkinkan siswa untuk

mencapai tujuan belajar baik segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Agar model
9

pembelajaran yang digunakan oleh guru tepat, guru harus memperhatikan

beberapa faktor yaitu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan

guru, kondisi siswa, sumber dan fasilitas, situasi kondisi dan waktu. Dengan

penggunaan model pembelajaran yang memperhatikan beberapa faktor di atas,

proses pembelajaran diharapkan dapat berlangsung dengan baik.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial yang sering disingkat IPS adalah ilmu

pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu pengetahuan sosial dan

humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka

memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa, khusus di

tingkat dasar dan menengah. Luas kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan

yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya,

sejarah maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini. Segala sesuatu

yang berhubungan dengan aspek sosial yang meliputi proses, faktor,

perkembangan dan permasalahan yang dipelajari dalam antropologi. Aspek

sejarah yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia dipelajari dalam

ilmu sejarah. Begitu juga aspek geografi yang memberikan karakter ruang

terhadap kehidupan di masyarakat dipelajari dalam ilmu geografi.

Menurut Djahiri dalam Susanto (2014), IPS adalah harapan untuk mampu

membina suatu masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar-benar

berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab,

sehingga tercipta nilai-nilai kemanusiaan. Hakikat IPS adalah untuk

mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang


10

ada di lingkungan sosial, sehingga memberikan pendidikan IPS kepada siswa

diharapkan dapat melahirkan warga Negara yang baik dan bertanggung jawab

terhadap bangsa dan Negara.

Dari pengertian di atas, menunjukkan bahwa IPS merupakan perpaduan

antara ilmu sosial dan kehidupan manusia yang di dalamnya mencakup

antropologi, ekonomi, geografi sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, sosiologi,

agama dan psikologi. Tujuan utamanya adalah membantu mengembangkan

kemampuan dan wawasan siswa yang menyeluruh (komprehensif) tentang

berbagai aspek-aspek ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan (humaniora).

b. Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat

materi Geografi, Sejarah, Sosial dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, siswa

diarahkan untuk menjadi peserta warga negara Indonesia yang demokratis dan

bertanggung jawab serta dunia yang cinta damai (KTSP Standar Isi 2006).

Adapun beberapa pendidikan IPS yang menggambarkan bahwa

pendidikan IPS merupakan bentuk pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap

yang memungkinkan anak berpartisipasi dalam kelompoknya baik itu keluarga,

teman bermain, sekolah, masyarakat yang lebih luas, bangsa dan negara. Tujuan

pendidikan ilmu sosial dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan

ilmu-ilmu sosial dikembangkan atas dasar pemikiran suatu disiplin ilmu, sehingga

tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan institusional menjadi landasan

pemikiran mengenai tujuan pendidikan ilmu sosial.


11

Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi

siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki

sikap mental positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi dan keterampilan

mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri

maupun yang menimpa masyarakat.

c. Metode Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Metode secara harfiah diartikan “cara”. Dalam pemakaian yang umum,

metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan

pekerjaan yang menggunakan fakta-fakta dan konsep-konsep secara sistematis.

Metode merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh

guru, maka pembelajaran akan semakin baik.

Metode pembelajaran adalah cara kerja yang sistematis untuk

memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

yang diinginkan atau ditentukan (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011). Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara

kerja yang sistematis yang dilakukan guru untuk memudahkan pelaksanaan

pembelajaran.

3. Aktivitas Belajar Siswa

a. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa

Dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa merupakan hal yang sangat

penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran yang

ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Dengan belajar siswa

memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, serta perilaku lainnya,


12

termasuk sikap dan nilai serta akan memberikan nilai tambahan bagi siswa

tentang hal-hal seperti kesadaran dalam belajar, pengalaman dalam belajar, dan

lain sebagainya. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang

sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Menurut Sudirman (2014), aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat

fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu ada.

Dengan kata lain aktivitas belajar dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan

pada pembelajaran dalam situasi belajar mengajar. Menurut Yusfi (2011),

aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan

belajar. Selanjutnya Rousseau dalam Yusfi (2011) menjelaskan bahwa aktivitas

belajar adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses belajar,

mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari

kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha bekerja atau

belajar dengan sungguh-sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang.

Aktivitas yang dimaksudkan di sini ditujukan kepada siswa, karena dengan

adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran maka terciptalah pembelajaran

yang aktif.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam rangka mencapai

tujuan belajar atau keberhasilan belajar. Keaktifan siswa selama proses belajar

merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk

belajar. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya
13

pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada meningkatnya hasil

belajar siswa.

b. Jenis-jenis aktivitas belajar siswa

Aktivitas belajar banyak sekali macamnya sehingga para ahli

mengklasifikasikan beberapa macam-macam aktivitas belajar, diantaranya adalah:

1) Paul B Diedrich membagi aktivitas belajar menjadi delapan kelompok, yaitu:

a) Visual activity, yang termasuk di dalamnya membaca, memperhatikan gambar

demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.

b) Oral activity, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interaksi.

c) Listening activity, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik,

dan piano.

d) Writing activity, seperti menulis cerita, kerangka, laporan, angket, dan

menyalin.

e) Drawing activity, seperti menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.

f) Motor activity, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model

meresapi, bermain, berkebun, dan beternak.

g) Mental activity, seperti menggambar, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

h) Emotional activity, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, dan tanggap gugup.

2) Getrude M. Whipple membagi kegiatan-kegiatan siswa sebagai berikut:

a) Bekerja dengan Alat Visual

1. Mengumpulkan gambar-gambar dan bahan-bahan ilustrasi lainnya.


14

2. Mempelajari gambar-gambar, stereograph slide film, khusus mendengarkan

penjelasan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

3. Mengurangi pameran.

4. Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang menarik minat sambil mengamati

bahan-bahan visual.

5. Memilih alat-alat visual ketika memberikan laporan lisan.

6. Menyusun pameran, menulis tabel.

7. Mengatur file material untuk digunakan kelak.

b) Ekskursi dan Trip

1. Mengunjungi museum, akuarium dan kebun binatang.

2. Mengundang lembaga-lembaga/ jawatan-jawatan yang dapat memberikan

keterangan-keterangan dan bahan-bahan.

3. Menyaksikan demonstrasi, seperti proses produksi di pabrik sabun, proses

penerbitan surat kabar dan proses penyiaran televisi.

c) Mempelajari Masalah-masalah

1. Mencari informasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting.

2. Mempelajari ensiklopedia dan referensi.

3. Membawa buku-buku dari rumah dan perpustakaan umum untuk melengkapi

seleksi sekolah.

4. Mengirim surat kepada badan-badan bisnis untuk memperoleh informasi dan

bahan-bahan.

5. Melaksanakan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guidance yang telah

disiarkan oleh guru.

6. Membuat catatan-catatan sebagai persiapan diskusi dan laporan.


15

7. Menafsirkan peta, menentukan lokasi-lokasi.

8. Melakukan eksperimen, misalnya membuat sabun.

9. Menilai informasi dari berbagai sumber, menentukan kebenaran atas

pertanyaan-pertanyaan yang bertentangan.

10. Mengorganisasi bahan bacaan sebagai persiapan diskusi atau laporan lisan.

11. Mempersiapkan dan memberikan laporan-laporan lisan yang menarik dan

bersifat informatif.

12. Membuat rangkuman, menulis laporan dengan maksud tertentu.

13. Mempersiapkan daftar bacaan yang digunakan dalam belajar.

14. Men-skim bahan untuk menyusun subjek yang menarik untuk studi lebih

lanjut.

d) Mengapresiasi Literatur

1. Membaca cerita-cerita menarik

2. Mendengarkan bacaan untuk kesenangan dan informasi.

e) Ilustrasi dan Konstruksi

1. Membuat chart dan diagram.

2. Membuat blueprint.

3. Menggambarkan dan membuat peta, relief map, pictorial map.

4. Membuat poster.

5. Membuat ilusi, peta dan diagram untuk sebuah buku.

6. Menyusun rencana permainan.

7. Menyiapkan suatu frieze.

8. Membuat artikel untuk pameran.

f) Bekerja Menyajikan Informasi.


16

1. Menyarankan cara-cara penyajian informasi yang menarik.

2. Menyensor bahan-bahan dan buku-buku.

3. Menyusun bulletin board secara up to date.

4. Merencanakan dan melaksanakan suatu program assembly.

5. Menulis dan menyajikan dramatisasi.

g) Cek dan Tes

1. Mengerjakan informal dan standardized test.

2. Menyiapkan tes-tes untuk murid lain.

3. Menyusun grafik perkembangan.

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Hal-hal yang akan dipaparkan dalam model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) yaitu pengertian, langkah-langkah,

kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Kegiatan pembelajaran dalam implementasinya mengenal banyak istilah

dalam menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini

begitu banyak model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran menjadi lebih baik, salah satunya adalah model pembelajaran

kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk

membelajarkan kecakapan akademik (academic skill) sekaligus keterampilan

sosial (social skill) termasuk interpersonal skill. Interaksi dengan sesama teman

juga diyakini sebagai penggerak perubahan karena siswa pada umumnya selalu

jujur dan berterus terang ketika menyampaikan pendapatnya pada temannya


17

sendiri. Mereka berbicara langsung kepada temannya dengan cara-cara yang

mudah dipahami dan karenanya mereka akan terlatih untuk mendamaikan

perbedaan pemahaman antara dirinya dan teman-temannya. Apalagi siswa

cenderung lebih reseptif pada gagasan temannya daripada gagasan dari guru

mereka karena gagasan teman dipandang lebih personal dan tidak mengancam.

Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran

ini muncul dari konsep bahwa setiap siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.

Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok, jadi hakikat sosial dan kelompok

sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model

generik tentang pengaturan kelas dan bukan model pengajaran komprehensif

untuk subjek tertentu di mana guru menggunakan pelajaran dan materi mereka

sendiri (Rusman, 2011). Pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan

kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok empat sampai

lima orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan

pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan

kelompok.

Slavin (2021) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam

tim belajar beranggotakan empat sampai lima orang yang digabung berdasarkan

tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pembelajaran dan

kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota

tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes
18

tentang materi tersebut. Pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling

membantu.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi

dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi

yang maksimal.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

sebagai berikut:

1) Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari empat orang secara

heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain).

2) Guru menyajikan pelajaran.

3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota

kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota

lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4) Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab

kuis tidak boleh saling membantu.

5) Memberi evaluasi.

6) Kesimpulan.

Tidak jauh berbeda, Rusman (2011) menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif model STAD sebagai berikut:

1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi


19

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran

tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar

2) Pembagian Kelompok

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya

terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas

berdasarkan prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik.

3) Presentasi Dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan

tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya

pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat

belajar dengan aktif dan kreatif. Dalam proses pelajaran guru dibantu oleh media,

demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang harus dilakukan

serta cara-cara mengerjakannya.

4) Kegiatan Belajar Dalam Tim (kerja tim)

Siswa belajar dengan kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan

lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota

menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama anggota kelompok

mengerjakan tugas guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan,

dorongan dan bantuan bila diperlukan. Tim kerja ini merupakan ciri terpenting

dalam STAD.

5) Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi

yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap prestasi hasil kerja masing-
20

masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan

bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu

bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.

Guru menentukan skor batas penguasaan untuk setiap soal sesuai dengan tingkat

kesulitan siswa.

6) Penghargaan Prestasi Tim

Setelah pelaksanaan kuis guru memeriksa hasil kerja siswa dan

memberikan angka dengan rentang 0 sampai 100. Selanjutnya pemberian

penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan

melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Menghitung skor individu

b) Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dibuat dengan membuat rata-rata skor perkembangan

anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan

individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut.

Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, maka diperoleh skor

kelompok.

c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok/tim memperoleh predikat, guru

memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai

dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru).

Langkah-langkah pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
21

1. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran

dan memotivasi siswa untuk belajar.

2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen (campuran

menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain) dimana setiap kelompok

terdiri dari 4-5 siswa.

3. Guru menyampaikan materi pelajaran dimana dalam proses pembelajaran guru

dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Guru memberikan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,

sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan

kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan

bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.

5. Guru mengevaluasi hasil belajar seluruh siswa melalui pemberian kuis tentang

materi yang dipelajari.

6. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini

dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab

kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar.

7. Guru menghitung skor yang diperoleh siswa secara individu kemudian

diakumulasikan untuk mendapatkan skor kelompok.

8. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor

terbaik.

Semua model pembelajaran tentunya memiliki kelemahan dan

kekurangan. Begitu pula dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1) Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD


22

Kelebihan pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD diantaranya:

a) Karena dalam kelompok siswa dituntut untuk aktif sehingga dengan model

pembelajaran ini siswa dengan sendirinya akan percaya diri dan meningkatkan

kecakapan individunya.

b) Interaksi sosial yang terbangun dalam kelompok, dengan sendirinya siswa

belajar bersosialisasi dalam lingkungannya (kelompok).

c) Dengan kelompok yang ada, siswa diajarkan untuk membangun komitmen

dalam mengembangkan kelompoknya.

d) Mengajarkan menghargai orang lain dan saling percaya.

e) Dalam kelompok siswa diajarkan untuk saling mengerti dengan materi yang

ada, sehingga siswa saling memberitahukan dan mengurangi sifat kompetitif.

2) Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain:

a) Karena tidak adanya kompetisi diantara anggota masing-masing kelompok,

anak yang berprestasi bisa saja menurun semangatnya.

b) Jika guru tidak bisa mengarahkan anak, maka anak yang berprestasi, bisa jadi

lebih dominan dan terkendali.

Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diatasi dengan cara:

1. Siswa yang memiliki kemampuan lebih diharuskan membantu anggota

kelompoknya yang lain dalam memahami pelajaran.

2. Siswa diberikan tugas kelompok yang menuntut kerja sama.


23

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu, penelitian yang

dilakukan Komalasari pada tahun 2006 dengan judul penelitian “penerapan model

pembelajaran tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

sekolah dasar”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

penerapan model kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran PKN kelas IV SD Negeri 2 Karyamukti tahun

pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dirancang dalam dua siklus, setiap siklus

terdiri dari dua pertemuan. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan yaitu, dapat diketahui

bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian lainnya yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Riski (2018) dengan judul penelitian “Penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKN di

sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

SDN Tulusrejo tahun pelajaran 2017/2018 pada siswa kelas IV. Penelitian ini

dirancang dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Penelitian

menunjukkan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang


24

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial yang sering disingkat IPS adalah ilmu

pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu pengetahuan sosial dan

humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka

memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada siswa, khusus di

tingkat dasar dan menengah.

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam

proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis yang menunjang

keberhasilan belajar. Dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa merupakan hal

yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses

pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Model

pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi

dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi

yang maksimal.

Pada pembelajaran yang dilakukan di sekolah pada umumnya seperti

ceramah atau hanya sekedar bertanya jawab. Jika ada pertanyaan yang diberikan

oleh guru sudah dijawab oleh sebgian siswa maka pembelajaran tersebut akan

dikatakan berhasil dilakukan tanpa mempertimbangkan bagaimana siswa yang

tidak menjawab pertanyaan sudah mengerti atau belum. Biasanya aktivitas belajar

di sekolah kurang merata bagi sebagian siswa. Siswa yang pintar akan lebih

dominan bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru sedangkan siswa yang
25

kurang mampu biasanya lebih cenderung untuk diam dan tidak mengemukakan

pendapat karena takut jawaban yang nanti di berikan akan salah.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model

pembelajaran yang sangat baik jika diterapkan di dalam kelas karena model

pembelajaran ini mendorong semua siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran

karena akan dibagi dalam kelompok menurut tingkat prestasi yang berbeda-beda

sehingga mereka akan saling membantu satu sama lain. Model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa berdasarkan

indikator visual activity yaitu siswa membaca materi yang akan dipelajari, siswa

mengamati gambar, dan siswa mengambil demonstrasi. Indikator oral activity

yaitu siswa berdiskusi dengan teman, siswa bertanya pada guru, siswa

mengeluarkan pendapat, siswa memberikan saran, dan siswa memberikan

pernyataan. Indikator listening activity yaitu siswa menyimak penjelasan dari

guru, dan mendengarkan percakapan. Indikator writing activity yaitu siswa

membuat catatan tentang materi pelajaran, menulis laporan, dan membuat

karangan. Indikator mental activity yaitu siswa menanggapi pendapat teman atau

guru, siswa mengerjakan tugas dengan kemampuan sendiri, siswa mengingat

materi pelajaran, dan siswa menganalisis permasalahan. Indikator emotional

activity yaitu siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran, siswa bergembira

mengikuti pelajaran, dan siswa berminat mengikuti pelajaran.


26

Pembelajaran IPS

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Aktivitas Belajar

Indikator

1. Visual activity
2. Oral activity
3. Listening activity
4. Writing activity
5. Mental Activity
6. Emotional activity

Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, maka belajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement

Division (STAD) pada mata pelajaran IPS di kelas IV akan meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada semester ganjil tahun 2021/2022.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research) yaitu penelitian yang dilaksanakan dalam kelas dengan tujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas atau mutu pembelajaran. Menurut

Ekawarna (2013), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk

penelitian yang bersifat refleksi dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru dalam kegiatan

pembelajaran.

Dengan demikian PTK dapat diartikan secara luas yaitu sebagai penelitian

yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau

pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat

keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjut

yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan

situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Batulaccu Kota Makassar yang

terletak di Jl. Abdullah Daeng Sirua No. 258 A, Kelurahan Pandang, Kecamatan

Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian ini

dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2021/2022.

27
28

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah keseluruhan

siswa kelas IV SD Negeri Batulaccu yang berjumlah 37 siswa yang terdiri dari 21

siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian Tindakan

Penelitian didahului dengan analisis segala permasalahan yang berkaitan

dengan proses pembelajaran pada ruang kelas. Selanjutnya permasalahan yang

telah teridentifikasi akan dinyatakan dalam bentuk rumusan masalah, kemudian

membuat rencana tindakan yang akan diterapkan pada kelas sebagai upaya dalam

memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran.

Rencana penelitian yang direncanakan diadaptasi dari model penelitian yang

dikembangkan oleh Kurt Lewin dalam Basyarudin (2019) dengan empat

komponen pokok yang dapat menunjang langkah-langkah penelitian, yaitu (1)

perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) pengamatan (observation), (4)

refleksi (reflection). Hal tersebut digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Reflect Plan

Observation

Act

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas oleh Kurt Lewin.


29

1. Perencanaan Siklus

Perencanaan memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan guru

dalam pembelajaran, yaitu:

a) Mengidentifikasi masalah pembelajaran.

b) Merancang RPP yang telah dimodifikasikan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada setiap pertemuan.

c) Menyiapkan media pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

d) Menyusun lembar kerja siswa pada setiap pertemuan.

e) Menyusun soal tes formatif.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tindakan memuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa

pada pembelajaran, yaitu:

a) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan pada siswa.

b) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen, setiap

kelompok terdiri atas 4 – 5 orang siswa.

c) Guru memberi pengarahan kepada siswa tentang pelaksanaan proses model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa dalam setiap kelompok untuk

melaksanakan proses model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

e) Guru memberikan bimbingan kepada siswa pada setiap kelompok.

f) Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok dan akan ditunjuk satu orang dalam

anggota kelompok untuk melakukan presentasi.

g) Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran.


30

3. Pengamatan

Aktivitas belajar siswa dengan proses pembelajaran yaitu kehadiran siswa

di kelas dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Refleksi

Pengumpulan data tentang aktivitas belajar siswa kemudian dianalisis oleh

peneliti. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada

pada setiap tahapan siklus yang dilakukan.

Berdasarkan hasil refleksi terhadap aktivitas belajar siswa, peneliti akan

menyimpulkan hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika aktivitas belajar siswa

mengalami peningkatan, maka penerapan model pembelajaran tipe STAD pada

mata pelajaran IPS di kelas IV dapat dikatakan berhasil.

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan merupakan batas ketuntasan yang telah ditentukan

dalam pelaksanaan penelitian. Indikator keberhasilan dapat dijadikan sebagai

pedoman dalam penentuan keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikatakan berhasil jika

terdapat peningkatan pada aktivitas belajar di mana setiap kelompok telah

memperoleh persentase aktivitas belajar minimal 70%.

F. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan

pengamatan tentang aktivitas belajar siswa di kelas. Dari lembar observasi ini bisa
31

diketahui gambaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran IPS dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung untuk mengumpulkan dan

menguatkan data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi. Wawancara dalam

penelitian ini digunakan untuk menilai keaktifan belajar siswa dan penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kelebihan dari wawancara ialah bisa

kontak langsung dengan siswa sehingga informasi yang didapat lebih akurat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah RPP, daftar

siswa dan foto aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dokumentasi bertujuan

untuk mengetahui suasana kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui

cara memperoleh data secara terperinci. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan akan disusun

dalam bentuk deskripsi dan dinilai secara terperinci. Kemudian data yang terakhir

adalah dokumentasi foto yang digunakan sebagai bukti nyata kegiatan peneliti di

lapangan. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan analisis data sebagai

berikut:
32

1. Teknik Analisis Data kuantitatif

Teknik analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis peningkatan keaktifan belajar siswa. Dengan demikian ditentukan

indikator observasi keaktifan belajar siswa yaitu, visual activity, oral activity,

listening activity, writing activity, mental activity, emotional activity. Dari sini

dihitung berdasarkan rumus persentase keaktifan belajar siswa dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Indikator observasi keaktifan belajar siswa diuraikan pada tabel di bawah

ini:

Tabel 3. 1 Indikator Observasi keaktifan belajar siswa


No Indikator Observasi Keterangan
Siswa membaca materi yang akan dipelajari,
1 Visual Activity siswa mengamati gambar, dan siswa mengambil
demonstrasi.
Siswa berdiskusi dengan teman, siswa bertanya
pada guru, siswa mengeluarkan pendapat, siswa
2 Oral Activity
memberikan saran, dan siswa memberikan
pernyataan.
Siswa menyimak penjelasan dari guru, dan
3 Listening Activity
mendengarkan percakapan.
Siswa membuat catatan tentang materi pelajaran,
4 Writing Activity
menulis laporan, dan membuat karangan.
Siswa menanggapi pendapat teman atau guru,
siswa mengerjakan tugas dengan kemampuan
5 Mental Activity
sendiri, siswa mengingat materi pelajaran, dan
siswa menganalisis permasalahan.
Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran,
6 Emotional Activity siswa bergembira mengikuti pelajaran, dan siswa
berminat mengikuti pelajaran.
Sumber: Paul B. Diedrich (2004)
33

Hasil observasi aktivitas siswa menggunakan skala Likert diuraikan pada

tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Kriteria interpretasi penilaian untuk setiap Indikator


No Keterangan Nilai
1 Sangat Baik 4
2 Baik 3
3 Cukup Baik 2
4 Kurang Baik 1
Sumber: Trianto (2011: 63)

Setelah memperoleh hasil penilaian, maka skor yang diperoleh dihitung

berdasarkan rumus persentase keaktifan belajar siswa sebagai berikut:

Persentase respon siswa = %

Keterangan:
NP : Nilai Persen yang dicari
R : Skor mentah yang diperoleh siswa
SM : Jumlah Skor Maksimum
100% : Persentase tertinggi

Kriteria penilaian aktivitas belajar siswa diuraikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3 Kriteria penilaian aktivitas belajar siswa


No. Nilai Persen (NP) Keterangan
1 0-19% Tidak aktif
2 20-59% Kurang aktif
3 60-69% Cukup aktif
4 70-79% Aktif
5 80-100% Sangat Aktif
Sumber: Wati (2019: 32)

2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif adalah berupa informasi berbentuk kalimat yang

memberikan gambaran tentang suasana pembelajaran serta fakta sesuai data yang

diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi dengan tujuan untuk mengetahui
34

peningkatan aktivitas belajar siswa. Teknik analisis data kualitatif mengacu pada

metode analisis dari Miles dan Hubberman (Sugiyono, 2009: 335), yaitu reduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut sebagai

berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas dan mengubah data mentah menjadi informasi yang

bermakna. Mereduksi data dapat dilakukan dengan mendiskusikannya pada orang

lain yang dianggap lebih menguasai permasalahan yang diteliti. Data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk mengumpulkan data selanjutnya.

b. Penyajian Data

Penyajian yang sering dilakukan pada data kualitatif adalah bentuk teks

naratif. Selain itu penyajian-penyajian data yang disarankan oleh Miles dan

Hubberman meliputi jenis matriks, tabel, grafik, jaringan dan bagan. Penyajian

data bertujuan agar mudah dalam memahami apa yang terjadi untuk kemudian

merencanakan kerja selanjutnya.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data yang

dilakukan dengan melihat hasil reduksi data dan tetap mengacu pada rumusan

masalah serta tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah tersusun tersebut

dihubungkan dan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya sehingga mudah

ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan judul “penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata

pelajaran IPS kelas IV SD Negeri Batulaccu Kota Makassar” telah dilaksanakan

sesuai rencana. Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus, yang setiap

siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari 2 jam

pelajaran (2 X 35 menit).

Pengambilan data aktivitas belajar siswa dilakukan menggunakan lembar

observasi dan wawancara pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan

diberikan penilaian pada setiap akhir pertemuan.

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Batulaccu yang berlokasi di Jl.

Abdullah Daeng Sirua No. 258 A, Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang,

Kota Makassar, Sulawesi Selatan. SD Negeri Batulaccu berdiri pada tahun 1982.

Luas tanah 1.660 m2, luas bangunan 387 m. Sekolah ini merupakan salah satu

lembaga formal sekolah dan telah terakreditasi B.

2. Kondisi Awal

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa

siswa kelas IV SD Negeri Batulaccu Kota Makassar yaitu kebanyakan siswa tidak

membaca materi pelajaran yang akan dipelajari sehingga siswa tidak dapat

menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi pelajaran, siswa tidak

35
36

memberikan tanggapan saat guru menjelaskan materi pelajaran, siswa hanya

mendengar penjelasan dari guru sedangkan interaksi antar siswa dengan guru dan

interaksi antar siswa dengan siswa pun tidak terjadi karena tidak ada pembagian

kelompok dalam proses pembelajaran.

Pada proses pembelajaran terlihat bahwa aktivitas belajar siswa kurang

optimal terutama keaktifan saat merespon pertanyaan dari guru. Tidak ada satu

pun siswa yang menjawab pertanyaan ketika guru menanyakan materi pelajaran

yang telah dijelaskan dan siswa juga tidak berani untuk menanyakan materi

pelajaran yang belum dipahami bahkan ada beberapa siswa yang sampai saat ini

belum menghafal nama temannya akibat pandemi hingga sekolah tatap muka

berlangsung.

3. Siklus I

Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan

setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahapan dalam pembelajaran

siklus I yaitu pada pertemuan I dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana

keaktifan siswa sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada mata pelajaran IPS dan pada pertemuan II dilakukan evaluasi setelah

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rencana penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang bertujuan sebagai pedoman dalam

mengajar pada saat pembelajaran berlangsung sebab peneliti bertindak langsung

sebagai guru pada saat kegiatan pembelajaran. Pada pelaksanaan siklus I,


37

difokuskan pada aktivitas belajar siswa. Tujuan pembelajaran agar semua siswa

benar-benar aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Pelaksanaan

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 1 September 2021.

Proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

disusun sebelumnya. Kegiatan awal dengan pengkondisian kelas pada situasi

belajar yang kondusif dan pembagian kelompok dengan menggabungkan siswa

dengan tingkat prestasi yang berbeda-beda. Data kegiatan siswa diamati dengan

lembar observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

1) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan

salam dan mengajak semua siswa untuk berdoa bersama, peneliti mengecek

kehadiran siswa serta mengkondisikan situasi belajar siswa yang kondusif.

Sebelum pembelajaran dimulai peneliti mengonfirmasikan tujuan dari proses

pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti peneliti terlebih dahulu menjelaskan secara singkat

tentang sumber energi. Setelah itu siswa diberitahu untuk membuka buku paket

kelas IV SD lalu memperhatikan materi tentang sumber energi.

Tahap selanjutnya peneliti memberikan lembar kegiatan kepada setiap

kelompok untuk menyebutkan dan menjelaskan sumber-sumber energi yang ada

di bumi untuk dikerjakan bersama-sama. Pada tahap ini masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam menjawab soal. Peneliti membimbing dalam kegiatan


38

diskusi. Peneliti membimbing siswa untuk dapat bertukar ide dalam penyelesaian

soal.

Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok, masing-masing kelompok

mengutus satu siswa maju ke depan kelas untuk menjelaskan hasil kerja

kelompoknya. Pada mulanya siswa masih malu untuk maju ke depan kelas,

kemudian peneliti meminta ketua kelompok untuk maju ke depan kelas untuk

menuliskan hasil kerja kelompok.

Setelah masing-masing siswa menjelaskan hasil kerja kelompoknya,

peneliti dan siswa bersama-sama mengoreksi hasil kerja kelompok. Peneliti

meminta siswa untuk mengomentari hasil kerja kelompok lain, namun hanya

ketua kelompok yang berani mengomentari hasil kerja kelompok lain.

Pada tahap selanjutnya peneliti bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa dan meluruskan kesalahpahaman siswa dalam memahami materi

yang telah dipelajari.

3) Kegiatan Akhir

Peneliti bersama siswa menarik kesimpulan atas materi yang telah

diajarkan dan peneliti menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Observasi

Observasi adalah tahap mengamati proses tindakan yang dilakukan oleh

peneliti. Observasi dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah

disiapkan. Hal-hal yang dicatat selama kegiatan observasi adalah keaktifan siswa

yang berlangsung sambil mengisi daftar observasi yang telah disiapkan.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu kegiatan belajar


39

siswa dalam materi pembelajaran pada siklus I diamati menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan.

1) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I

Data aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan I diperoleh melalui

lembar observasi selama proses pembelajaran sebelum menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun deskripsi tentang aktivitas siswa

selama proses pembelajaran pada siklus I pertemuan I dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.1 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I


Aspek Keterangan
yang Indikator Kurang Cukup Sangat
diamati Baik
Baik Baik Baik
Visual activity 1,33

Oral activity 1,33

Aktivitas Listening activity 2,33


Belajar
Siswa Writing activity 1,00

Mental Activity 1,33

Emotional activity 1,00


Sumber: Hasil Observasi
Keterangan Penilaian setiap indikator:
Skor Ideal :4
Kurang Baik : 1
Cukup Baik : 2
Baik :3
Sangat Baik : 4

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan I sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu

Indikator visual activity mendapat skor 1,33 dengan kriteria kurang baik. Indikator
40

oral activity mendapat skor 1,33 dengan kriteria kurang baik. Indikator listening

activity mendapat skor 2,33 dengan kriteria cukup baik. Indikator writing activity

mendapat skor 1,00 dengan kriteria kurang baik. Indikator mental activity

mendapat skor 1,33 dengan kriteria kurang baik. Indikator emotional activity

mendapat skor 1,00 dengan kriteria kurang baik.

2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

Data aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan II diperoleh melalui

lembar observasi selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan. Adapun

deskripsi tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I

pertemuan II setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II


Aspek Keterangan
yang Indikator Kurang Cukup Sangat
diamati Baik
Baik Baik Baik
Visual activity 1,67 

Oral activity 1,33

Aktivitas Listening activity 1,50


Belajar
Siswa Writing activity 1,00

Mental Activity 2,00

Emotional activity 1,00


Sumber: Hasil Observasi
Keterangan Penilaian setiap indikator:
Skor Ideal :4
Kurang Baik : 1
Cukup Baik : 2
Baik :3
Sangat Baik : 4
41

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan II setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu

Indikator visual activity mendapat skor 1,67 dengan kriteria kurang baik. Indikator

oral activity mendapat skor 1,50 dengan kriteria kurang baik. Indikator listening

activity mendapat skor 2,00 dengan kriteria cukup baik. Indikator writing activity

mendapat skor 1,17 dengan kriteria kurang baik. Indikator mental activity

mendapat skor 1,67 dengan kriteria kurang baik. Indikator emotional activity

mendapat skor 1,00 dengan kriteria cukup baik.

3) Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I

Persentase keaktifan belajar siswa selama dua pertemuan pada siklus I di

mana setelah pertemuan I dilakukan evaluasi dan setelah pertemuan II dilakukan

evaluasi, diperoleh persentase keaktifan belajar siswa sebagaimana terlampir

dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus I


Keaktifan Belajar Siswa Siklus I
No Indikator
Pertemuan I Pertemuan II
1 Visual activity 33,33% Kurang Aktif 41,67% Kurang Aktif
2 Oral activity 33,33% Kurang Aktif 37,50% Kurang Aktif
3 Listening activity 58,33% Kurang Aktif 50,00% Kurang Aktif
4 Writing activity 25,00% Kurang Aktif 29,17% Kurang Aktif
5 Mental Activity 33,33% Kurang Aktif 41,67% Kurang Aktif
6 Emotional activity 25,00% Kurang Aktif 25,00% Kurang Aktif
Rata-rata 34,72% Kurang Aktif 37,50% Kurang Aktif
Sumber: Hasil Observasi
Keterangan Persentase Keaktifan Belajar Siswa:
Persentase tertinggi : 100%
Tidak Aktif : 0-19%
Kurang Aktif : 20-59%
Cukup Aktif : 60-69%
Aktif : 70-79%
Sangat Aktif : 80-100%
42

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa keaktifan belajar siswa pada

siklus I pertemuan I sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD yaitu indikator Visual Activity mendapat persentase 33,33% dengan kriteria

kurang aktif. Indikator Oral Activity mendapat persentase 33,33% dengan kriteria

kurang aktif. Indikator Listening Activity mendapat persentase 58,33% dengan

kriteria kurang aktif. Indikator Writing Activity mendapat persentase 25,00%

dengan kriteria kurang aktif. Indikator Mental Activity mendapat persentase

33,33% dengan kriteria kurang aktif. Indikator Emotional Activity persentase

25,00% dengan kriteria kurang aktif. Rata-rata keaktifan belajar siswa pada siklus

I pertemuan I adalah 34,72% dengan kriteria kurang aktif.

Sedangkan keaktifan belajar siswa pada siklus I pertemuan II setelah

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu indikator Visual

Activity mendapat persentase 41,67% dengan kriteria kurang aktif. Indikator Oral

Activity mendapat persentase 37,50% dengan kriteria kurang aktif. Indikator

Listening Activity mendapat persentase 50,00% dengan kriteria kurang aktif.

Indikator Writing Activity mendapat persentase 29,17% dengan kriteria kurang

aktif. Indikator Mental Activity mendapat persentase 41,67% dengan kriteria

kurang aktif. Indikator Emotional Activity persentase 25,00% dengan kriteria

cukup aktif. Rata-rata keaktifan belajar siswa pada siklus I pertemuan II adalah

37,50% dengan kriteria kurang aktif.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I yang

meliputi pertemuan I dan II mengalami peningkatan tetapi masih pada kriteria

keaktifan belajar siswa kurang aktif. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan
43

terhadap hasil rata-rata observasi keaktifan belajar siswa pertemuan I 34,72% dan

pertemuan II 37,50%.

Hasil wawancara dengan beberapa siswa mengenai model pembelajaran

kooperatif STAD yang diterapkan sangat membantu siswa dalam proses belajar.

Misalnya siswa M dan C mengatakan bahwa “model pembelajaran kooperatif tipe

STAD sangat membantu kami dalam bertukar pikiran dan menjawab soal yang

diberikan oleh guru namun kami masih malu untuk menyampaikan pendapat

karena takut jawaban yang diberikan akan salah. Begitu juga dengan siswa F dan

B yang mengatakan bahwa “kami termasuk siswa yang tidak terlalu aktif di kelas

namun dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

kami bisa berdiskusi dengan teman-teman kelompok dan saling membantu dalam

menjawab soal.

Kekurangan yang terjadi pada hasil observasi aktivitas belajar siswa

disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu

pembagian kelompok belum sesuai tingkatan prestasi atau masih mengikuti abjad

sehingga sebagian besar kelompok yang belum aktif, siswa malas membaca, malu

untuk bertanya atau memberikan pendapat, siswa kurang konsentrasi dalam

belajar dan lebih suka bermain dengan teman kelompoknya.

Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka perlu adanya upaya perbaikan

pada siklus II. Upaya-upaya perbaikan pada siklus II yaitu peneliti selaku guru

memberikan penguatan kepada siswa, baik verbal maupun non verbal. Penguatan

verbal seperti acungan jempol atau tepuk tangan. Sedangkan penguatan non

verbal yaitu pemberian hadiah atau penghargaan berupa pulpen. Tujuannya

supaya siswa lebih termotivasi untuk mendapatkan penguatan dari guru dan
44

bangga pada siswa yang lain. Peneliti selaku guru tetap memberikan motivasi

pada siswa untuk lebih semangat belajar. Selain itu peneliti selaku guru juga

memberikan pelajaran yang lebih membuat siswa menjadi aktif Yaitu

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Apabila siswa mau

bertanya, maka akan mendapat apresiasi dari guru.

Berdasarkan hasil analisis pada siklus I dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar siswa sudah baik, tetapi masih perlu adanya peningkatan pada

pembelajaran. Oleh karena itu, perlu ditindak lanjuti dengan siklus II untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I.

4. Siklus II

Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan

setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahapan dalam pembelajaran

siklus II yaitu siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pada awal

pertemuan dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa

setelah menerapkan model pembelajaran IPS dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dan pada akhir siklus II

dilakukan evaluasi setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada siklus II.

1) Perencanaan

Rencana pelaksanaan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dengan

alokasi waktu 2 X 35 menit, pada perencanaan siklus II, peneliti mempersiapkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang bertujuan sebagai pedoman untuk

melaksanakan proses pembelajaran dan merupakan hasil perbaikan siklus I.


45

Perencanaan pembelajaran sumber energi pada siklus II difokuskan pada

aktivitas belajar siswa di dalam kelas.

2) Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 08 September 2021.

Pembelajaran pada siklus II ini sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang disusun sebelumnya. Proses pelaksanaan yaitu, pada awal

kegiatan peneliti terlebih dahulu guru memberikan motivasi kepada siswa dengan

cara memberikan kata-kata pujian dan bertanya kepada siswa mengenai materi

yang sebelumnya sudah diberikan. Pada pelaksanaan ini juga aktivitas siswa di

dalam kelas sangat meningkat karena guru membuat cara baru dengan

memberikan apresiasi kepada siswa berupa hadiah jika ada diantara setiap anggota

kelompok yang berani bertanya, mengemukakan pendapat dan menjawab

pertanyaan. Hal tersebut sangat membantu guru dalam proses pembelajaran

sehingga semua siswa begitu antusias dalam mengikuti pelajaran.

3) Observasi

Observasi adalah tahap mengamati proses tindakan yang dilakukan oleh

peneliti. Observasi dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah

disiapkan. Hal-hal yang dicatat selama kegiatan observasi adalah keaktifan siswa

yang berlangsung sambil mengisi daftar observasi yang telah disiapkan.

Pengamatan dilakukan oleh observer dilakukan pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu,

kegiatan belajar siswa dalam materi pembelajaran pada siklus II diamati

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.


46

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

Data aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan I diperoleh melalui

lembar observasi selama proses pembelajaran setiap pertemuan. Adapun deskripsi

tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II pertemuan I

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I


Aspek Keterangan
yang Indikator Kurang Cukup Sangat
Baik
diamati Baik Baik Baik
Visual activity 2,00

Oral activity 2,33

Aktivitas Listening activity 2,33


Belajar
Siswa Writing activity 1,17

Mental Activity 1,67

Emotional activity 1,67


Sumber: Hasil Observasi
Keterangan Penilaian setiap indikator:
Skor Ideal :4
Kurang Baik : 1
Cukup Baik : 2
Baik :3
Sangat Baik : 4

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus II

pertemuan I setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

siklus II yaitu Indikator visual activity mendapat skor 2,00 dengan kriteria cukup

baik. Indikator oral activity skor 2,33 dengan kriteria cukup baik. Indikator

listening activity mendapat skor 2,33 dengan kriteria cukup baik. Indikator writing

activity mendapat skor 1,17 dengan kriteria kurang baik. Indikator mental activity
47

mendapat skor 1,67 dengan kriteria kurang baik. Indikator emotional activity

mendapat skor 1,17 dengan kriteria kurang baik.

2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

Data aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan II diperoleh melalui

lembar observasi selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan. Adapun

deskripsi tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II

pertemuan II dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II


Aspek Keterangan
yang Indikator Kurang Cukup Sangat
diamati Baik
Baik Baik Baik
Visual activity 4,00

Oral activity 3,33

Aktivitas Listening activity 4,00


Belajar
Siswa Writing activity 3,00

Mental Activity 2,83

Emotional activity 3,00


Sumber: Hasil Observasi
Keterangan Penilaian setiap indikator:
Skor Ideal :4
Kurang Baik : 1
Cukup Baik : 2
Baik :3
Sangat Baik : 4

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus II

pertemuan II setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

siklus II yaitu Indikator visual activity mendapat skor 4,00 dengan kriteria sangat

baik. Indikator oral activity mendapat skor 3,33 dengan kriteria baik. Indikator
48

listening activity mendapat skor 4,00 dengan kriteria sangat baik. Indikator

writing activity mendapat skor 3,00 dengan kriteria baik. Indikator mental activity

mendapat skor 2,83 dengan kriteria cukup baik. Indikator emotional activity

mendapat skor 3,00 dengan kriteria baik.

3) Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II

Persentase keaktifan belajar siswa selama dua pertemuan pada siklus II

dimana setelah pertemuan I dilakukan evaluasi dan setelah pertemuan II dilakukan

evaluasi, diperoleh persentase keaktifan belajar siswa sebagaimana terlampir

dalam tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II


Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
No Indikator
Pertemuan I Pertemuan II
1 Visual activity 50,00% Kurang Aktif 100,00% Sangat Aktif
2 Oral activity 58,33% Kurang Aktif 83,33% Sangat Aktif
3 Listening activity 58,33% Kurang Aktif 100,00% Sangat Aktif
4 Writing activity 29,17% Kurang Aktif 75,00% Aktif
5 Mental Activity 41,67% Kurang Aktif 70,83% Aktif
6 Emotional activity 29,17% Kurang Aktif 75,00% Aktif
Rata-rata 44,44% Kurang Aktif 84,03% Sangat Aktif
Sumber: Hasil Observasi
Keterangan Persentase Keaktifan Belajar Siswa:
Persentase tertinggi : 100%
Tidak Aktif : 0-19%
Kurang Aktif : 20-59%
Cukup Aktif : 60-69%
Aktif : 70-79%
Sangat Aktif : 80-100%

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa keaktifan belajar siswa pada

siklus II pertemuan I setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD yaitu indikator visual activity mendapat persentase 50,00% dengan kriteria

kurang aktif. Indikator oral activity mendapat persentase 58,33% dengan kriteria
49

kurang aktif. Indikator listening activity mendapat persentase 58,33% dengan

kriteria kurang aktif. Indikator writing activity mendapat persentase 29,17%

dengan kriteria kurang aktif. Indikator mental Activity mendapat persentase

41,67% dengan kriteria kurang aktif. Indikator emotional activity persentase

29,17% dengan kriteria kurang aktif. Rata-rata keaktifan belajar siswa pada siklus

II pertemuan I adalah 44,44% dengan kriteria kurang aktif.

Sedangkan keaktifan belajar siswa pada siklus II pertemuan II setelah

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu indikator visual

activity mendapat persentase 100,00% dengan kriteria sangat aktif. Indikator oral

activity mendapat persentase 83,33% dengan kriteria sangat aktif. Indikator

listening activity mendapat persentase 100,00% dengan kriteria sangat aktif.

Indikator writing activity mendapat persentase 75,00% dengan kriteria aktif.

Indikator mental Activity mendapat persentase 70,83% dengan kriteria aktif.

Indikator emotional activity persentase 75,00% dengan kriteria aktif. Rata-rata

keaktifan belajar siswa pada siklus II pertemuan I adalah 84,03% dengan kriteria

sangat aktif.

4) Refleksi

Rata-rata persentase pada siklus II pertemuan I yaitu 44,44% dan

mengalami peningkatan pada pertemuan II yaitu 84,03% dengan kriteria sangat

aktif maka persentase keaktifan belajar siswa sudah mencapai kriteria

keberhasilan yang ditentukan yaitu 70%.

Adanya suatu perbaikan tindakan dari tindakan sebelumnya yang telah

dilakukan oleh guru, ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Oleh
50

karena itu tidak perlu melanjutkan pada siklus III karena sudah mencapai

indikator keberhasilan.

5. Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Perbadingan keaktifan belajar siswa siklus I sebelum menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, siklus II setelah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan peningkatan untuk setiap indikator dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Perbandingan Siklus I dan Siklus II


Keaktifan Belajar Siswa
No Indikator
Siklus I Siklus II
1 Visual activity 33,33% Kurang Aktif 100,00% Sangat Aktif
2 Oral activity 33,33% Kurang Aktif 83,33% Sangat Aktif
Listening
3 58,33% Kurang Aktif 100,00% Sangat Aktif
activity
Writing
4 25,00% Kurang Aktif 75,00% Aktif
activity
Mental
5 33,33% Kurang Aktif 70,83% Aktif
Activity
Emotional 25,00% 75,00%
6 Kurang Aktif Aktif
activity
Rata-rata 34,72% Kurang Aktif 84,03% Sangat Aktif
Sumber: Hasil Observasi
Keterangan Persentase Keaktifan Belajar Siswa:
Persentase tertinggi : 100%
Tidak Aktif : 0-19%
Kurang Aktif : 20-59%
Cukup Aktif : 60-69%
Aktif : 70-79%
Sangat Aktif : 80-100%

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa aktivitas belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Indikator visual activity pada siklus I

mencapai 33,33% dengan kriteria kurang aktif dan meningkat pada siklus II

100,00% dengan kriteria sangat aktif. Indikator oral activity pada siklus I
51

mencapai 33,33% dengan kriteria kurang aktif dan meningkat pada siklus II

83,33% dengan kriteria aktif. Indikator listening activity pada siklus I mencapai

58,33% dengan kriteria kurang aktif dan meningkat pada siklus II 100,00%

dengan kriteria sangat aktif. Indikator writing activity pada siklus I mencapai

25,00% dengan kriteria kurang aktif dan meningkat pada siklus II 75,00% dengan

kriteria aktif. Indikator mental activity pada siklus I mencapai 33,33% dengan

kriteria kurang aktif dan meningkat pada siklus II 70,83% dengan kriteria aktif

Indikator emotional activity pada siklus I mencapai 25,00% dengan kriteria

kurang aktif dan meningkat pada siklus II 75,00% dengan kriteria aktif. Rata-rata

persentase pada siklus I adalah 37,72% dengan kriteria kurang aktif dan pada

siklus II adalah sebesar 84,03% dengan kriteria sangat aktif.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis data, peneliti telah berhasil menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS. Hal ini dibuktikan

dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa. Penelitian dilakukan melalui

observasi pada siklus I pertemuan I hingga siklus II pertemuan II menggunakan

lembar observasi.

Indikator visual activity pada siklus I pertemuan pertama mencapai

33,33% dengan kriteria kurang aktif karena pada siklus I pertemuan I masih

banyak siswa yang malas membaca serta ada sebagian siswa yang tidak

mengamati gambar dan meningkat pada siklus II pertemuan kedua 100,00%

dengan kriteria sangat aktif karena pada siklus II pertemuan II guru menggunakan

media pembelajaran sehingga siswa lebih antusias untuk membaca dan

mengamati gambar.
52

Indikator oral activity pada siklus I pertemuan pertama mencapai 33,33%

dengan kriteria kurang aktif karena terdapat banyak siswa yang tidak bertanya

pada guru mengenai pelajaran, tidak mengeluarkan pendapat, tidak memberikan

saran serta tidak berdiskusi dengan teman kelompok dan meningkat pada siklus II

pertemuan kedua 83,33% dengan kriteria aktif karena pada siklus II pertemuan II

siswa telah berdiskusi dengan teman kelompoknya sehingga siswa berani untuk

mengeluarkan pendapat.

Indikator listening activity pada siklus I pertemuan pertama mencapai

58,33% dengan kriteria kurang aktif karena kebanyakan siswa kurang menyimak

penjelasan dari guru serta siswa cenderung lebih asyik bermain dengan temannya

dan meningkat pada siklus II pertemuan kedua 100,00% dengan kriteria sangat

aktif karena pada siklus II pertemuan II siswa mendapat motivasi dari guru

sehingga siswa berantusias untuk menyimak penjelasan dari guru.

Indikator writing activity pada siklus I pertemuan pertama mencapai

25,00% dengan kriteria kurang aktif karena masih banyak siswa yang tidak

membuat catatan tentang materi pelajaran dengan alasan penjelasan guru terlalu

cepat dan meningkat pada siklus II pertemuan kedua 75,00% dengan kriteria aktif

karena pada siklus II pertemuan II siswa mendapat motivasi dari guru sehingga

siswa berantusias mencatat materi pelajaran dan mengerjakan tugas yang

diberikan guru.

Indikator mental activity pada siklus I pertemuan pertama mencapai

33,33% dengan kriteria kurang aktif karena kebanyakan siswa memiliki kognitif

rendah sehingga belum mampu menanggapi pendapat dari guru atau temannya

dan meningkat pada siklus II pertemuan kedua 70,83% dengan kriteria aktif
53

karena pada siklus II pertemuan II siswa mendapat motivasi serta apresiasi dari

guru sehingga lebih berani menanggapi pendapat guru atau temannya.

Indikator emotional activity pada siklus I pertemuan pertama mencapai

25,00% dengan kriteria kurang aktif karena terdapat beberapa siswa yang tidak

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan meningkat pada siklus II

pertemuan kedua 75,00% dengan kriteria aktif karena pada siklus II pertemuan II

siswa mendapat apresiasi serta motivasi dari guru sehingga siswa lebih

bersemangat dalam proses pembelajaran.

Rata-rata persentase pada siklus I adalah 37,72% dengan kriteria kurang

aktif dan pada siklus II adalah sebesar 84,03% dengan kriteria sangat aktif. Dari

data tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan proses pembelajaran dari

siklus I ke siklus II karena pada siklus I pertemuan I belum menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD atau belum dilakukan pembagian kelompok

berdasarkan tingkatan prestasi siswa dan pada siklus I pertemuan I tidak adanya

motivasi serta apresiasi yang diberikan oleh guru kepada siswa sehingga aktivitas

belajar siswa pada siklus I dikatakan kurang aktif namun ketika observasi

dilakukan hingga siklus II pertemuan II maka terjadi peningkatan aktivitas belajar

siswa menjadi sangat aktif karena telah dilakukan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan pada siklus II pertemuan II guru memberikan apresiasi

dan motivasi kepada siswa sehingga terjadi peningkatan tinggi pada aktivitas

belajar siswa.

Berdasarkan pembahasan di atas, model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa berdasarkan beberapa indikator

observasi yaitu visual activity, oral activity, listening activity, writing activity,
54

mental activity, emotional activity. Menurut Sardiman (2011: 101) visual activity

merupakan membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan

orang lain. Oral activity merupakan menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, dan diskusi. Listening

activity, merupakan mendengarkan percakapan, mendengarkan diskusi,

mendengarkan musik, dan mendengarkan pidato. Writing activity merupakan

menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin. Mental activity

merupakan menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, dan

mengambil keputusan. Emotional activity merupakan menaruh minat, merasa

bosan, gembira, bersemangat, bergairah, dan tenang.

Temuan penelitian di atas sesuai dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD menurut Julianto, dkk (2011: 19), menyatakan bahwa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan didukung dengan instrumen

pembelajaran yang memadai akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

menyenangkan, dapat memperlancar proses pembelajaran karena pembelajaran ini

mengikutsertakan siswa secara aktif untuk terlibat dalam pembelajaran sehingga

dapat merubah peran guru yang selama ini sebagai sumber otoritas ilmu menjadi

fasilitator dan mediator yang kreatif dan inovatif. Hal terpenting dari

pembelajaran menggunakan model pembelajaran ini yaitu kerjasama antar

kelompok di mana siswa yang lebih tahu mengajari siswa yang belum tahu seperti

yang diungkapkan Utami (2015: 425), STAD dinilai dapat mengatasi

permasalahan pembelajaran di kelas. Adapun teori yang mendukung menurut

Anas (2014), pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang

terdiri dari lima komponen utama dalam pembelajaran yaitu penyajian kelas,
55

belajar dalam kelompok, pengajaran kuis, skor pengembangan, dan penghargaan

terhadap kelompok.

Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan

dikarenakan guru memberikan motivasi serta apresiasi sehingga siswa begitu

antusias untuk aktif dalam proses pembelajaran. Pemberian motivasi serta

apresiasi ini tidak hanya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran tetapi

menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan. Dalam penelitian ini, siswa

diajarkan untuk saling memotivasi, siswa dituntut untuk dapat bertukar pikiran

dengan temannya dalam memecahkan suatu masalah dan saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri Batulaccu Kota

Makassar. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari rata-rata persentase keaktifan

belajar siswa pada siklus I pertemuan I sebelum menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan Siklus II pertemuan II setelah menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mengalami peningkatan sehingga

dalam penelitian ini model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement

Division (STAD) digunakan, maka aktivitas belajar pada siswa kelas IV SD

Negeri Batulaccu dapat meningkat.

B. Saran

Saran dapat dijadikan sebagai pembangun atau perbaikan atas kekurangan

dalam penelitian tindakan kelas. Saran yang membangun dalam penelitian

tindakan kelas ini ditujukan kepada guru, siswa, dan sekolah. Saran tersebut dapat

memperbaiki kekurangan dalam penelitian tindakan kelas, sehingga proses

pembelajaran akan berjalan semakin baik. Penelitian tindakan kelas mengenai

model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SD Negeri Batulaccu kota

Makassar memuat beberapa saran pada guru, siswa, dan sekolah yaitu sebagai

berikut:

56
57

1. Guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang menempatkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD supaya lebih baik, sehingga dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran IPS. Terutama bagi guru

yang mengajar kelas IV dengan karakteristik yang hampir sama dengan latar

penelitian ini.

2. Siswa hendaknya lebih aktif pada proses pembelajaran yang menempatkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan aktif bertanya atau menanggapi

pertanyaan dari siswa lain atau guru. Selain itu, siswa juga harus

memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan aktif bekerja sama dengan

kelompok sehingga dapat berinteraksi positif dengan siswa yang lain.

3. Sekolah tetap harus mendukung pelaksanaan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, serta

menyenangkan pada berbagai mata pelajaran, khususnya IPS. Sekolah juga

lebih mengupayakan keikutsertaan guru dalam kegiatan peningkatan

kompetensi yang mendukung peningkatan kualitas pembelajaran. Selain itu,

sekolah harus memberikan fasilitas pembelajaran yang mendukung

terselenggaranya pembelajaran supaya dapat berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A, Prasetya J.T. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka
Setia.

Ahmad, Susanto. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anas, M. 2014 Alat Peraga dan Media Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Education.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Basyarudin. 2019. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran IPS Melalui Penggunaan


Ice Breaker Humour Di Kelas V SD Negeri 22 Bengkalis. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 3 (1), 274-284.

Edy, Sutrisno. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Iskandarwassid, dan H Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.


Bandung: PT remaja Rosdakarya.

Julianto, dkk. 2011. Teori dan Implementasi Model-Model Pembelajaran Inovatif.


Surabaya: Unesa University Press.

Komalasari. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD Untuk


Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Skripsi.
Tidak diterbitkan. Lampung: PGMI Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro.

Paul B. Diedrich 2004. Aktivitas Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Riski. 2018. Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam


Meningkatkan hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKN Di Sekolah.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Lampung: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Metro Lampung.

58
59

Robert. E Slavin. 2021. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2017. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi Dan


Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.

Utami. 2015. Peningkatan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe


Stad Pada Pembelajaran Dasar Sinyal Video. Jurnal Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan.

Wati. 2019. Meningkatkan Keaktifan Belajar Melalui Model Problem Based


Learning Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidayah Nurul Ittihad Kota Jambi.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Jambi: Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.

Yusfi .2011. Pengertian Aktivitas Belajar


http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2241185-pengertian-
aktivitas-belajar/. Diakses 19 Juni 2021.
LAMPIRAN

60
61

Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I Pertemuan I
Sekolah : SDN Batulaccu

Kelas/Semester : IV/I (Satu)


Tema 2 : Selalu Berhemat Energi
Sub Tema : Sumber Energi
Pembelajaran ke : 1
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia, IPA dan IPS
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mengamati teks visual, siswa mampu mengidentifikasi gambar-


gambar dari teks visual yang diamati dengan terperinci.
2. Setelah mengamati teks visual, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dari
teks visual yang diamati dengan terperinci.
3. Siswa mampu menjelaskan manfaat energi matahari dalam kehidupan sehari-
hari dengan tepat.
4. Dengan diskusi dan pemecahan masalah, siswa mampu mengidentifikasi
sumber daya alam dan pemanfaatannya dengan tepat.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan
 Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan
kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa
 Mengkondisikan kelas agar lebih kondusif saat pembelajaran dimulai
Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara homogen atau
sesuai abjad.
 Siswa mengamati media pembelajaran tentang materi yang diajarkan
 Guru mengajak siswa berdiskusi berkaitan tentang materi yang diajarkan
 Siswa berdiskusi dengan sesama anggota kelompoknya dengan bimbingan
guru
62

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya di depan


kelas
 Guru memberikan penguatan tentang jawaban siswa perwakilan kelompok
Kegiatan Penutup
 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
 Salam dan doa penutup yang dipimpin oleh salah satu siswa
C. PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan : Bertanya dan memberikan jawaban
Penilaian Keterampilan : Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

Makassar, 1 September 2021

Guru Kelas IV Peneliti

Nurhayati, S.Pd Febrien Victhory H.P Lema


NIP. 19810710 201410 2 003 NIM: 4517103053

Mengetahui
Kepala SDN Batulaccu

Adel Zakeus Sukuk, S.Pd


NIP. 19700401 199212 2 001
63

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Siklus I Pertemuan II

Sekolah : SDN Batulaccu

Kelas/Semester : IV/I (Satu)


Tema 2 : Selalu Berhemat Energi
Sub Tema : Sumber Energi
Pembelajaran ke : 1
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia, IPA dan IPS
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

5. Setelah mengamati teks visual, siswa mampu mengidentifikasi gambar-


gambar dari teks visual yang diamati dengan terperinci.
6. Setelah mengamati teks visual, siswa mampu menuliskan gagasan pokok dari
teks visual yang diamati dengan terperinci.
7. Siswa mampu menjelaskan manfaat energi matahari dalam kehidupan sehari-
hari dengan tepat.
8. Dengan diskusi dan pemecahan masalah, siswa mampu mengidentifikasi
sumber daya alam dan pemanfaatannya dengan tepat.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan
 Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan
kehadiran siswa
 Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa
 Mengkondisikan kelas agar lebih kondusif saat pembelajaran dimulai
Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen sesuai
tingkat prestasi masing-masing
 Siswa mengamati media pembelajaran tentang materi yang diajarkan
 Guru mengajak siswa berdiskusi berkaitan tentang materi yang diajarkan
 Siswa berdiskusi dengan sesama anggota kelompoknya dengan bimbingan
guru
64

 Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya di depan


kelas
 Guru memberikan penguatan tentang jawaban siswa perwakilan kelompok
Kegiatan Penutup
 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
 Salam dan doa penutup yang dipimpin oleh salah satu siswa
C. PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan : Bertanya dan memberikan jawaban
Penilaian Keterampilan : Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

Makassar, 3 September 2021

Guru Kelas IV Peneliti

Nurhayati, S.Pd Febrien Victhory H.P Lema


NIP. 19810710 201410 2 003 NIM: 4517103053

Mengetahui
Kepala SDN Batulaccu

Adel Zakeus Sukuk, S.Pd


NIP. 19700401 199212 2 001
65

Lampiran 2
Lembaran Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Pertemuan I
Hasil Observasi Pertemuan I Siklus I
Rata-
No Nama Siswa Visual Oral Listening Writing Mental Emotional
Rata
Activity Activity Activity Activity Activity Activity
Akila
Nurkumaerah
Hairul
Asyam Al-
Muharram
1 Bintank Putra 1 1 2 1 1 1 1,17
Langit
Citra Lestari
Dhea Azzahra
Farhel
Abdullah
Feby Juliani
Khaliza Nur
Zahira
M. Arya
Saputra
2 M. Rendi 2 2 4 1 2 1 2,00
Saldi Said
Marwah
Syahidah
Melkyas
Abner. P
Muh. Alwi
Dahlan
Muh. Kahlil
Al-Gibran.T
Muh.
3 Muslimin. H 1 1 2 1 1 1 1,17
Muh. Nur
Rachmad. S
Muh. Reihan
Muh. Takbir
Risky
4 Muh. Zaki 1 1 2 1 2 1 1,33
66

Muhahammad
Rifai. A
Muhammad
Alif
Muhammad
Putra
Muhammad
Zulkifli
Nur Fitri
Nur Intan
Pertiwi
Nur Sakinah
Taufik
5 Nurhikma 2 2 2 1 1 1 1,50
Pratiwi
Nurul Apriliya
Rahmat
Reski Amelia
Rezky
Safira. R
Saifullah. S
Sakila
6 Siti Nur 1 1 2 1 1 1 1,17
Aliyah
Zalsabilah
Wulan Dari
Zahrawani
Rata-Rata 1,33 1,33 2,33 1,00 1,33 1,00

Pertemuan II
Hasil Observasi Pertemuan II Siklus I
Rata-
No Nama Siswa Visual Oral Listening Writing Mental Emotional
Rata
Activity Activity Activity Activity Activity Activity
Khaliza Nur
Zahira
Safira. R
1 1 1 2 1 1 1 1,17
Muh. Zaki
Muhammad
Alif
67

Rezky
Muhammad
Zulkifli
Marwah
Syahidah
Wulan Dari
Nurul Apriliya
Melkyas
2 2 1 2 1 2 1 1,50
Abner. P
Rahmat
Akila
Nurkumaerah
Hairul
Zahrawani
Nur Sakinah
Taufik
Bintank Putra
Langit
3 M. Arya 2 2 2 1 2 1 1,67
Saputra
Muhahammad
Rifai. A
Muh. Nur
Rachmad. S
Nurhikma
Pratiwi
Siti Nur
Aliyah
Zalsabilah
Nur Fitri
4 2 2 2 1 2 1 1,67
Muhammad
Putra
M. Rendi
Saldi Said
Muh. Kahlil
Al-Gibran.T
Citra Lestari
Nur Intan
5 Pertiwi 1 1 2 1 1 1 1,17
Saifullah. S
Muh.
68

Muslimin. H
Muh. Reihan
Muh. Takbir
Risky
Reski Amelia
Feby Juliani
Dhea Azzahra
Farhel
Abdullah
6 2 2 2 2 2 1 1,83
Muh. Alwi
Dahlan
Asyam Al-
Muharram
Sakila
Rata-rata 1,67 1,50 2,00 1,17 1,67 1,00
69

Lampiran 3
Lembaran Hasil Observasi Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa
Siklus I Pertemuan I
Aspek Keterangan
yang Indikator Kurang Cukup Sangat
diamati Baik
Baik Baik Baik
Visual activity
Siswa membaca materi
yang akan dipelajari, siswa
mengamati gambar dan 
siswa mengambil 1,33
demonstrasi.
Oral activity
Siswa berdiskusi dengan
teman, siswa bertanya pada
guru, siswa mengeluarkan
pendapat, siswa 
memberikan saran, dan, 1,33
siswa memberikan
pernyataan.
Listening activity
Siswa menyimak 
penjelasan dari guru dan 2,33
mendengarkan percakapan.
Aktivitas
Writing activity
Belajar
Siswa membuat catatan
Siswa
tentang materi pelajaran, 
menulis laporan, dan 1,00
membuat karangan.
Mental Activity
Siswa menanggapi
pendapat teman atau guru,
siswa mengerjakan tugas 
dengan kemampuan 1,33
sendiri, siswa mengingat
materi pelajaran, dan siswa
menganalisis permasalahan.
Emotional activity
Siswa bersemangat dalam
mengikuti pelajaran, siswa 
bergembira mengikuti 1,00
pelajaran, dan, siswa
berminat mengikuti
pelajaran.
70

Siklus I Pertemuan II

Aspek Keterangan
yang Indikator Kurang Cukup Sangat
diamati Baik
Baik Baik Baik
Visual activity
Siswa membaca materi
yang akan dipelajari,  
siswa mengamati gambar 1,67
dan siswa mengambil
demonstrasi.
Oral activity
Siswa berdiskusi dengan
teman, siswa bertanya
pada guru, siswa
mengeluarkan pendapat, 
siswa memberikan saran, 1,50
dan, siswa memberikan
pernyataan.
Listening activity
Siswa menyimak
penjelasan dari guru dan 
mendengarkan 2,00
percakapan.
Aktivitas
Writing activity
Belajar
Siswa membuat catatan
Siswa
tentang materi pelajaran, 
menulis laporan, dan 1,17
membuat karangan.
Mental Activity
Siswa menanggapi
pendapat teman atau guru,
siswa mengerjakan tugas
dengan kemampuan
sendiri, siswa mengingat 
materi pelajaran, dan 1,67
siswa menganalisis
permasalahan.
Emotional activity Siswa
bersemangat dalam
mengikuti pelajaran, 
siswa bergembira 1,00
mengikuti pelajaran, dan,
siswa berminat mengikuti
pelajaran.
71

Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II Pertemuan I
Sekolah : SDN Batulaccu

Kelas/Semester : IV/I (Satu)


Tema 1 : Selalu Berhemat Energi
Sub Tema : Keragaman Budaya Bangsaku
Fokus Pembelajaran : IPS
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
 Melalui kegiatan tanya jawab siswa dapat menjelaskan pengertian Bhineka
Tunggal Ika dengan benar
 Melalui pengamatan gambar siswa dapat menyebutkan keragaman suku
bangsa dan budaya di Indonesia dengan tepat
 Melalui pengamatan dan diskusi siswa dapat menyebutkan bentuk
keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia

B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
 Guru memberikan salam
 Kelas dilanjutkan dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing-
masing
 Bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya (Nasionalis)
 Guru mengecek kesiapan diri siswa dengan mengisi lembar kehadiran
siswa, memeriksa kerapian pakaian dan posisi tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Guru memberikan motivasi belajar siswa dan memberikan apresiasi
dengan menanyakan ” Anak-anak, coba perhatikan tas kalian. Apakah tas
kalian sama? Sekarang coba perhatikan sepatu kalian. Apakah sama?
Tentu tidak kan? Nah itu semua karena kalian memiliki kesukaan yang
beragam. Sama seperti negeri kita Indonesia, memiliki keragaman yang
sangat banyak”
Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 sampai
6 orang anggota secara heterogen menurut tingkat prestasi, jenis kelamin
dan suku.
72

 Guru menjelaskan jalannya pembelajaran STAD (kesepakatan


pembelajaran STAD).
 Guru Menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika dan menunjukan
gambar kepada siswa.
 Guru Menjelaskan pengertian persatuan dalam keragaman.
 Guru Menjelaskan pentingnya saling menghargai dalam perbedaan.
 Guru memberikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok.
 Masing-masing anggota kelompok mengerjakan tugasnya.
 Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok benar-benar mengerti.

Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.
 Guru memberi motivasi kepada siswa untuk terus belajar.
 Salam dan doa penutup yang dipimpin oleh salah satu siswa

C. PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan : Bertanya dan memberikan jawaban
Penilaian Keterampilan : Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

Makassar, 8 September 2021

Guru Kelas IV Peneliti

Nurhayati, S.Pd Febrien Victhory H.P Lema


NIP. 19810710 201410 2 003 NIM: 4517103053

Mengetahui
Kepala SDN Batulaccu

Adel Zakeus Sukuk, S.Pd


NIP. 19700401 199212 2 001
73

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Siklus II Pertemuan II
Sekolah : SDN Batulaccu

Kelas/Semester : IV/I (Satu)


Tema 1 : Selalu Berhemat Energi
Sub Tema : Keragaman Budaya Bangsaku
Fokus Pembelajaran : IPS
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
 Melalui kegiatan tanya jawab siswa dapat menjelaskan pengertian Bhineka
Tunggal Ika dengan benar
 Melalui pengamatan gambar siswa dapat menyebutkan keragaman suku
bangsa dan budaya di Indonesia dengan tepat
 Melalui pengamatan dan diskusi siswa dapat menyebutkan bentuk
keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia

B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
 Guru memberikan salam
 Kelas dilanjutkan dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing-
masing
 Bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya (Nasionalis)
 Guru mengecek kesiapan diri siswa dengan mengisi lembar kehadiran
siswa, memeriksa kerapian pakaian dan posisi tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa serta akan memberikan
apresiasi kepada setiap anggota kelompok yang berani mengemukakan
pendapat, bertanya pada guru dan menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 sampai
6 orang anggota secara heterogen menurut tingkat prestasi, jenis kelamin
dan suku.
 Guru menjelaskan jalannya pembelajaran STAD (kesepakatan
pembelajaran STAD).
74

 Guru membawa media pembelajaran berupa gambar-gambar rumah adat


dan pakaian adat beberapa provinsi yang ada di Indonesia. Guru
menyampaikan bahwa Indonesia kaya akan budaya. Kekayaan budaya
tersebut adalah identitas bangsa. Setiap warga negara harus bangga dengan
keberagaman yang ada. Sebagai generasi penerus, siswa harus meneruskan
budaya yang ada.
 siswa mengamati gambar yang ada di buku siswa. Siswa mengidentifikasi
gambar yang ada
 siswa membaca teks keanekaragaman suku bangsa yang ada di buku paket
 guru bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk membimbing
siswa
- Apa yang dibicarakan dari teks yang sudah dibaca?
- Apa inti dari teks tersebut?
 Guru Menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika dan menunjukan
gambar kepada siswa.
 Guru Menjelaskan pengertian persatuan dalam keragaman.
 Guru Menjelaskan pentingnya saling menghargai dalam perbedaan.
 Guru memberikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok.
 Masing-masing anggota kelompok mengerjakan tugasnya.
 Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok benar-benar mengerti.
 Guru akan memberikan apresiasi berupa hadiah kepada setiap anggota
kelompok yang berani menjawab pertanyaan, memberikan ide dan
bertanya seputar materi pelajaran.(membangkitkan semangat belajar
siswa)

Kegiatan Penutup
 Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari.
 Guru memberi motivasi kepada siswa untuk terus belajar.
 Salam dan doa penutup yang dipimpin oleh salah satu siswa

C. PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
75

Penilaian Pengetahuan : Bertanya dan memberikan jawaban


Penilaian Keterampilan : Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

Makassar, 10 September 2021

Guru Kelas IV Peneliti

Nurhayati, S.Pd Febrien Victhory H.P Lema


NIP. 19810710 201410 2 003 NIM: 4517103053

Mengetahui
Kepala SDN Batulaccu

Adel Zakeus Sukuk, S.Pd


NIP. 19700401 199212 2 001
76

Lampiran 5
Lembaran Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Pertemuan I
Hasil Observasi Pertemuan I Siklus II
Rata-
No Nama Siswa Visual Oral Listening Writing Mental Emotional
rata
activity activity activity activity Activity activity
Khaliza Nur
Zahira
Safira. R
Muh. Zaki
1 Muhammad 2 2 2 1 1 1 1,50
Alif
Rezky
Muhammad
Zulkifli
Marwah
Syahidah
Wulan Dari
Nurul
Apriliya
2 Melkyas 2 2 2 1 2 1 1,67
Abner. P
Rahmat
Akila
Nurkumaerah
Hairul
Zahrawani
Nur Sakinah
Taufik
Bintank Putra
Langit
3 M. Arya 2 2 2 1 2 1 1,67
Saputra
Muhahammad
Rifai. A
Muh. Nur
Rachmad. S
Nurhikma
4 2 3 2 1 2 1 1,83
Pratiwi
77

Siti Nur
Aliyah
Zalsabilah
Nur Fitri
Muhammad
Putra
M. Rendi
Saldi Said
Muh. Kahlil
Al-Gibran.T
Citra Lestari
Nur Intan
Pertiwi
Saifullah. S
5 Muh. 2 2 2 1 1 1 1,50
Muslimin. H
Muh. Reihan
Muh. Takbir
Risky
Reski Amelia
Feby Juliani
Dhea Azzahra
Farhel
Abdullah
6 2 3 4 2 2 2 2,50
Muh. Alwi
Dahlan
Asyam Al-
Muharram
Sakila
Rata-rata 2,00 2,33 2,33 1,17 1,67 1,17

Pertemuan II
Rata-
Hasil Observasi Pertemuan II Siklus II
rata
No Nama Siswa
Visual Oral Listening Writing Mental Emotional
activity activity activity activity Activity activity
Khaliza Nur
1 Zahira 4 3 4 2 2 2 2,83
Safira. R
78

Muh. Zaki
Muhammad
Alif
Rezky
Muhammad
Zulkifli
Marwah
Syahidah
Wulan Dari
Nurul
Apriliya
2 Melkyas 4 3 4 4 3 4 3,67
Abner. P
Rahmat
Akila
Nurkumaerah
Hairul
Zahrawani
Nur Sakinah
Taufik
Bintank Putra
Langit
3 M. Arya 4 3 4 2 3 2 3,00
Saputra
Muhahammad
Rifai. A
Muh. Nur
Rachmad. S
Nurhikma
Pratiwi
Siti Nur
Aliyah
Zalsabilah
Nur Fitri
4 4 4 4 4 3 4 3,83
Muhammad
Putra
M. Rendi
Saldi Said
Muh. Kahlil
Al-Gibran.T
5 Citra Lestari 4 3 4 2 2 2 2,83
79

Nur Intan
Pertiwi
Saifullah. S
Muh.
Muslimin. H
Muh. Reihan
Muh. Takbir
Risky
Reski Amelia
Feby Juliani
Dhea Azzahra
Farhel
Abdullah
6 4 4 4 4 4 4 4,00
Muh. Alwi
Dahlan
Asyam Al-
Muharram
Sakila
Rata-rata 4,00 3,33 4,00 3,00 2,83 3,00
80

Lampiran 6
Lembaran Hasil Observasi Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II Pertemuan I
Aspek Keterangan
yang Indikator Kurang Cukup Sangat
diamati Baik
Baik Baik Baik
Visual activity
Siswa membaca materi
yang akan dipelajari, 
siswa mengamati gambar 2,00
dan siswa mengambil
demonstrasi.
Oral activity
Siswa berdiskusi
dengan teman, siswa
bertanya pada guru, siswa 
mengeluarkan pendapat, 2,33
siswa memberikan saran,
dan, siswa memberikan
pernyataan.
Listening activity
Siswa menyimak
penjelasan dari guru dan 
mendengarkan 2,33
percakapan.
Aktivitas
Writing activity
Belajar
Siswa membuat catatan
Siswa
tentang materi pelajaran, 
menulis laporan, dan 1,17
membuat karangan.
Mental Activity
Siswa menanggapi
pendapat teman atau guru,
siswa mengerjakan tugas
dengan kemampuan
sendiri, siswa mengingat 
materi pelajaran, dan 1,67
siswa menganalisis
permasalahan.
Emotional activity
Siswa bersemangat dalam 
mengikuti pelajaran, 1,67
siswa bergembira 
mengikuti pelajaran, dan, 
siswa berminat mengikuti
pelajaran.
81

Siklus II Pertemuan II
Keterangan
Aspek
Indikator Kurang Cukup Sangat
yang Baik
diamati Baik Baik Baik
Visual activity Siswa
membaca materi yang 
akan dipelajari, siswa 4,00
mengamati gambar dan
siswa mengambil
demonstrasi.
Oral activity
Siswa berdiskusi dengan
teman, siswa bertanya 
pada guru, siswa 3,33
mengeluarkan pendapat,
siswa memberikan saran,
dan, siswa memberikan
pernyataan.
Listening activity Siswa
menyimak penjelasan 
dari guru dan 4,00
mendengarkan
percakapan.
Writing activity
Aktivitas
Siswa membuat catatan
Belajar
tentang materi pelajaran, 
Siswa 3,00
menulis laporan, dan
membuat karangan.
Mental Activity
Siswa menanggapi
pendapat teman atau
guru, siswa mengerjakan
tugas dengan 
kemampuan sendiri, 2,83
siswa mengingat materi
pelajaran, dan siswa
menganalisis
permasalahan.
Emotional activity
Siswa bersemangat
dalam mengikuti 
pelajaran, siswa 3,00
bergembira mengikuti
pelajaran, dan, siswa
berminat mengikuti
pelajaran.
82

Lampiran 7
Surat Permohonan Izin Peneliti
83

Lampiran 8
Surat Keterangan Telah Meneliti
84

Lampiran 9
Dokumentasi

Pembagian kelompok

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat


85

Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok

Perwakilan satu anggota maju ke depan kelas untuk menjelaskan hasil kerja
kelompoknya
86

Guru menyampaikan materi pelajaran

Siswa membuat catatan tentang materi pelajaran


(Media pembelajaran sumber energi kincir angin dari kertas)
RIWAYAT HIDUP

Febrien Victhory H. P. Lema lahir di Likwatang pada

tanggal 20 Februari 1999. Anak pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Nimrot Lema dan Ibu

Fransina Mou. Pertama kali penulis menjalani pendidikan

formal di SD Negeri Kenarilang pada tahun 2005 dan tamat pada tahun 2011.

Tahun 2011 terdaftar sebagai pelajar di SMP Negeri Likwatang dan tamat pada

tahun 2014. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Katolik St Yoseph

Kalabahi pada tahun 2017. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan di

perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa PGSD Fakultas keguruan dan

Ilmu pendidikan Universitas Bosowa Program Strata Satu (S1).

87

Anda mungkin juga menyukai