Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

IMPLEMENTASI FILSAFAT KONSTRUKTIVISME PADA


PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 10 PALU

DISUSUN OLEH :
NAMA : FAJAR WULAN LESTARI
NIM : 22041344015
DOSEN PENGAMPU : DR. AGUS SUPRIJONO, M.SI.

PRODI PENDIDIKAN IPS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Ucapan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Agus Suprijono, M.Si. selaku dosen mata
kuliah Filsafat Pendidikan, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyusun makalah ini yang berjudul “Implementasi Filsafat Konstruktivisme pada
Pembelajaran IPS di SMP Negeri 10 Palu”. Dan juga kami ucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu memberikan materi dan masukannya
sehingga terselesainya makalah ini.

Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan makalah karya ilmiah


ini, harapan kami dapat memberikan manfaat bagi teman-teman dan para pembaca,
khususnya memotivasi untuk memulai menulis karya ilmiah. Serta dapat menjadi
pembelajaran bagi kami dalam pembuatan sebuah makalah, terkhusus dalam materi
karya ilmiah.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun dari tata
bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari
teman-teman demi perbaikan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah karya ilmiah ini, dapat menjadi inspirasi bagi
teman-teman dan pembaca, untuk memulai berkarya khususnya dalam hal tulis
menulis.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penulis

Fajar Wulan Lestari

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4
A. Latar Belakang .......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan ....................................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 8
A. Hasil Analisis Terhadap RPP ..................................................................... 8
B. Hasil Analisis Terhadap Modul Ajar ....................................................... 10
C. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 ................. 13
D. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 ................. 19
E. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 ................. 22
F. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 ................. 26
G. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 ................. 27
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 31
A. Simpulan ................................................................................................. 31
B. Saran ....................................................................................................... 31

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannnya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannnya (Slameto, 2010). Jadi kegiatan atau aktivitas dalam
belajar sangat diperlukan untuk menciptakan pengalaman tersebut.
Pengalaman itu akan menjadi dasar bagi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat. Pembelajaran berpusat pada siswa menjadi salah satu
alternatif bagi pendidikan saat ini karena pembelajaran konvensional
dirasa kurang cocok. Hal ini disebabkan karena pembelajaran konvensional
hanya berpusat pada guru. Padahal seiring berkembangnya kehidupan
masyarakat dan perubahan kurikulum memaksa adanya pembaharuan
dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah menggunakan model
pembelajaran baru agar pembelajaran berorientasi pada keaktifan dan
berupaya membangun atau mengkonstruksi pengetahuan siswa secara
mandiri.
Salah satu model pembelajaran yang mengacu pada keaktifan siswa
adalah model inkuiri sosial yang sesuai untuk mata pelajaran IPS adalah
pendekatan konstruktivisme dengan menciptakan pengalaman konkret dan
pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang kepada siswa
untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penelitian, sehingga
memungkinkan mereka menjadi pelajar sepanjang hayat.
Belajar secara konstruktivisme dapat menjadi suatu bentuk latihan
dalam memperoleh pengetahuan. Siswa diberi pertanyaan untuk
mengembangkan kesimpulan berdasarkan pertimbangan bukti-bukti yang
telah dimilikinya. Aktivitas merupakan suatu kegiatan/tingkah laku yang
dilakukan seseorang. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses
pembelajaran disebut aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa berupa
keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian danaktivitas dalam

4
kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Jadi, aktvitas
belajar adalah segala kegiatan dalam proses interaksi (guru dan peserta
didik) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran sehingga dalam hal ini
semakin tinggi tingkat aktivitas belajar siswa maka siswa telah belajar
dengan aktif. Oleh karena itu aktivitas menjadi faktor yang sangat penting
dalam tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2008) pelajaran IPS dianggap tidak merangsang
atau tidak melatih kemampuan siswa untuk berpikir, atau adanya anggapan
yang memandang IPS sebagai pelajaran "kelas dua" yang lebih mudah
dipelajari dibandingkan dengan pelajaran lain. Sanjaya (2008) menemukan
adanya kecenderungan di kalangan siswa yang menganggap bahwa IPS
merupakan bidang studi yang menjemukan dan kurang menantang minat
belajar, sehingga membosankan. Padahal IPS merupakan mata pelajaran
yang sangat penting dan kompleks karena mempelajari fenomena-fenomena
sosial yang terjadi dalam masyarakat. IPS menjadi mata pelajaran penting
karena akan menjadi bekal bagi siswa dalam kehidupan masyarakat secara
nyata.
Mata pelajaran IPS merupakan kajian atau studi sosial secara
komprehensif meliputi bidang pengetahuan Geografi, Ekonomi, Sejarah,
dan Sosiologi. Keempat bidang pengetahuan tersebut diajarkan secara
terpadu dalam kurikulum pada Satuan Pendidikan di SMP/MTS. Salah
satu masalah yang dihadapi dalam pelajaran IPS adalah adanya
kecenderungan pengelolaan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
lebih berorientasi kepada proses menghafal materi pelajaran dengan pola
komunikasi satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Guru belum banyak
menggunakan pendekatan modern yang bermakna. Guru cenderung
menggunakan metode ceramah bervariasi yaitu perpaduan antara ceramah,
tanya jawab, dan diskusi. Hal ini dikarenakan materi pelajaran sangat
banyak. Sementara aktivitas siswa menjadi rendah karena siswa hanya
duduk dan mendengarkan penjelasan guru. Akibatnya, siswa mudah jenuh

5
dan cepat merasa bosan. Hal ini akan membuat minatsiswa pada mata
pelajaran IPS rendah dan dampaknya hasil belajar akan rendah juga.
Rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia tidak lepas dari
hasil-hasil yang dicapai oleh pendidikan selama ini. Selama ini pendidikan
hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta walaupun
banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi
yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka seringkali tidak
memahami secara mendalam subtansi materinya. Siswa memiliki kesulitan
memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan, yaitu
menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Dunia pendidikan
dewasa ini cenderung kembali kepada pemikiran bahwa anak akan belajar
lebih baik lagi jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya,
bukan ’mengetahuinya”. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan
materi terbukti berhasil dalam kompetisi “mengingat” jangka pendek,
tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam
kehidupan jangka panjang. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus
dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada berbagai masalah pembelajaran dan khususnya
rendahnya hasil belajar siswa menjadi tantangan yang dihadapi oleh guru
untuk kemudian guru dapat melakukan pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien. Diantara metode dan pendekatan yang dapat dikembangkan dalam
kurikulum pembelajaran IPS adalah proses belajar mengajar dengan
pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu
rumusan masalah yang difokuskan yakni pada masalah dan solusi
dalam ”IMPLEMENTASI FILSAFAT KONSTRUKTIVISME PADA
PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 10 PALU” berdasarkan hal
berikut ini :
1. Analisis terhadap RPP
2. Analisis terhadap Modul ajar
3. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018

6
4. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016
5. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016
6. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
7. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah serta latar belakang diatas, adapun tujuan
penulis pada makalah ini yang berjudul ”IMPLEMENTASI FILSAFAT
KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI
10 PALU” ialah
1. Mengetahui cara mengimplementasikan filsafat konstruktivisme pada
pembelajaran IPS di SMPN 10 Palu yang berdasarkan berikut ini :
a. Analisis terhadap RPP
b. Analisis terhadap Modul ajar
c. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018
d. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016
e. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016
f. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
g. Analisis terhadap Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016

7
BAB II PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Terhadap RPP
Persiapan yang dilakukan guru salah satunya adalah menyusun RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sebelum awal semester dimulai.
Pertama kali yangdilaksanakan adalah menganalisis silabus sehingga dapat
mengarah kepada Kompetensi Dasar yang dimaksud. Selanjutnya mengisi
nama mapel (mata pelajaran) yang sesuai dan alokasi waktu yang telah
ditetapkan. Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan
indikator yang terdapat pada silabus yang ada. Dan juga tujuan
pembelajaran , materi ajar, metode pembelajaran, merumuskan langkah-
langkah kegiatan pembelajaran dari pendahuluan hingga penutup, berikut
alat dan sumber belajar yang digunakan.
Pernyataan di atas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Devyanik Raval (2013), menunjukkan bahwa penting bagi semua guru
untuk wajib membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum memulai
proses belajar mengajar agar pembelajaran lebih efektif dan produktif.
Hasil analisis perangkat pembelajaran RPP berbasis
Konstruktivisme mempunyai model sintak pembelajaran Konstruktivisme
sebagai berikut:
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Konstruktivisme
No Tahap Pembelajaran Konstruktivisme Kegiatan Pembelajaran
1 Orientasi -Mengembangkan
motivasi dalam
mempelajari suatu
topik
-Mengamati / observasi
2 Eliciaci -Menuliskan hasil
pengamatan
3 Restrukturisasi Ide -Klarifikasi ide
-Membangun ide
-Mengevaluasi ide baru

8
4 Penggunaan Ide/ Penerapan Ide -Mengerjakan soal
latihan
-Mengerjakan soal
sesuai dengan konsep
yang digunakan
5 Review -Mengaplikasi
pengetahuan untuk
merevisi, menambah,
atau mengubah
gagasannya menjadi
lebih lengkap.
Indikator langkah-langkah penerapan pembelajaran konstruktivisme
di RPP, penulis menggunakan teori Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana
yaitu sebagai berikut:
1. Apersepsi
a. Guru memberikan pertanyaan mengenai materi “Masyarakat
Indonesia pada Masa Pra-aksara, Hindu-Buddha dan Islam” yang
telah dipelajari sebelumnya dan materi “Masyarakat Indonesia pada
Masa Pra-aksara, Hindu-Buddha dan Islam” yang akan dipelajari.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai “Masyarakat Indonesia pada Masa Pra-aksara, Hindu-
Buddha dan Islam” yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari.
c. Guru memberikan sebuah permasalahan yang berkaitan pada
materi “Masyarakat Indonesia pada Masa Pra-aksara, Hindu-
Buddha dan Islam”.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
permaslahan yang berkaitan dengan materi “Masyarakat Indonesia
pada Masa Pra-aksara, Hindu-Buddha dan Islam” dan
mendiskusikannya.
2. Eksplorasi
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan
kasus dengan teman kelompoknya.

9
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk kerja
kelompok.
3. Diskusi dan Penjelasan konsep
a. Guru meminta siswa untuk melihat kembali dan menganalisis
hasil kerja kelompoknya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan kembali yang telah mereka kerjakan.
c. Guru memberikan pengarahan yang terstruktur tentang kasus
yang diberikan
B. Hasil Analisis Terhadap Modul Ajar
Modul berbasis konstruktivisme merupakan modul dengan langkah-
langkah konstruktivisme sehingga dengan menggunakan modul ini siswa
tanpa sadar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuannya.
Kontruktivisme diharapkan dapat memberikan mahasiswa belajar mandiri
dan belajar berkelompok serta dapat lebih semangat karena Modul Ajar
Kelas VII SMP 10 Palu model Konstruktivisme memberikan fasilitas
kepada mahasiswa di dalam memahami materi pembelajaran. Dengan
menggunakan model pembelajaran Konstruktivisme akan membuat
mahasiswa lebih bertanggung jawab dalam belajar, akan lebih aktif di dalam
proses pembelajaran. Konstruktivisme bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman dan hasil belajar di dalam pembelajaran (Lie, 2010).
Langkah-langkah konsruktivisme adalah 1). Orientasi. Orientasi
bertujuan untuk menyediakan suasana belajar, menimbulkan minat dan
pembentukan pengetahuan awal, 2). Elicitas. Siswa dibantu untuk
mengungkapkan idenya secara jelas dalam bentuk tulisan maupun gambar,
3). Restrukturisasi ide. Siswa menyusun ide dari apa yang telah mereka
amati dan ide-ide teman melalui kerja kelompok atau diskusi sehingga
menghasilkan ide baru, 4). Review. Siswa mengetahui apa yang telah
mereka temukan dengan benar.
Langkah-langkah konstruktivisme dalam Modul Ajar Kelas VII
SMPN 10 Palu adalah

10
No Tahap Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Konstruktivisme
1 Orientasi a. Guru menjelaskan tentang
gambar masyarakat pesisir
pada awal tema untuk
mengidentiikasi bentang alam
yang ada di sekitar rumahnya.
Kegiatan orientasi dapat
dilakukan dengan aktivitas
individu.
b. Tanya jawab tentang bentang
alam, potensi alam, dan faktor
yang menyebabkan perbedaan
sumber daya.
2 Eliciaci a. Peserta didik diberikan waktu
untuk membaca buku siswa
terkait konsep potensi sumber
daya alam.
b. Peserta didik mengamati
lingkungan sekitar mengenai
bentang alam yang ada di
sekitarnya dan
membandingkannya dengan
teman lain.
c. Peserta didik mengidentiikasi
bagaimana cara
memanfaatkan sumber daya
alam yang ada untuk
memenuhi kebutuhan.
d. Peserta didik mengidentiikasi
bagaimana cara agar potensi

11
alam dapat digunakan namun
tetap lestari.
e. Peserta didik menganalisis
apa yang menyebabkan
perubahan potensi sumber
daya alam.

3 Restrukturisasi Ide a. Guru membimbing siswa


dalam kelompok untuk
mengumpulkan informasi
Peserta didik mencari sumber
informasi lain mengenai
potensi sumber daya alam.
b. Guru membimbing siswa
memecahkan masalah tentang
potensi sumber daya alam di
sekitar siswa dengan
melakukan pengamatan
bersama.

4 Penggunaan Ide/ Penerapan Guru mempersilahkan perwakilan


Ide peserta didik untuk menyajikan
hasil pengamatan mengenai
potensi sumber daya alam di
sekitar serta dilakukan kegiatan
tanya jawab untuk
mengembangkan jawaban.
5 Review Guru membantu siswa melakukan
releksi dan evaluasi terhadap hasil
diskusi dan menyampaikan
kesimpulan dari materi yang
dipelajari.

12
C. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 37 tahun 2018
Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 ini berisi tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016
tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum
2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dasar pertimbangan dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan dasar peserta didik dalam mengembangkan
kemampuannya pada era digital, perlu menambahkan dan mengintegrasikan
muatan informatika pada kompetensi dasar dalam kerangka dasar dan
struktur kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Hal tersebut karena pada Permendikbud No. 24 tahun 2016 belum
mengintegrasikan muatan informatika pada kompetensi dasar. Sedangkan
untuk isi muatan KI dan KD pada masing-masing mata pelajaran pada
Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 tidak banyak mengalami perubahan.
Berikut ini isi dari Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 untuk mata
pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial kelas VII :
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Mencoba, mengolah, dan
(faktual, konseptual, dan menyaji dalam ranah konkret
prosedural) berdasarkan rasa (menggunakan, mengurai,
ingin tahunya tentang ilmu merangkai, memodifikasi, dan
pengetahuan, teknologi, seni, membuat) dan ranah abstrak
budaya terkait fenomena dan (menulis, membaca, menghitung,
kejadian tampak mata. menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.

13
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami konsep ruang (lokasi, 4.1 Menjelaskan konsep ruang
distribusi, potensi, iklim, bentuk (lokasi, distribusi, potensi, iklim,
muka bumi, geologis, flora, dan bentuk muka bumi, geologis,
fauna) dan interaksi antarruang di flora dan fauna) dan interaksi
Indonesia serta pengaruhnya antarruang di Indonesia serta
terhadap kehidupan manusia pengaruhnya terhadap kehidupan
dalam aspek manusia Indonesia dalam
ekonomi, sosial, budaya, aspek ekonomi, sosial, budaya,
dan pendidikan. dan pendidikan.
3.2 Mengidentifikasi interaksi 4.2 Menyajikan hasil identifikasi
sosial dalam ruang dan tentang interaksi sosial dalam
pengaruhnya terhadap ruang dan pengaruhnya
kehidupan sosial, ekonomi, dan terhadap kehidupan sosial,
budaya dalam nilai dan norma ekonomi, dan budaya dalam
serta kelembagaan sosial nilai dan norma serta
budaya. kelembagaan sosial budaya.
Berdasarkan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tabel
diatas maka dapat dicapai salah satunya dengan materi Masyarakat
Indonesia pada Mada Pra -aksara dalam Masa Islam. Adapun penerapan
filsafat konstruktivisme sebagai berikut ini
1. Pertemuan 2 x 40 m Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Religius)
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya,
o Peninggalan-Peninggalan Masa Hindu-Buddha Mengingatkan
kembali materi prasyarat dengan bertanya.

14
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
 Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:
o Masuknya Islam ke Indonesia
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 60
Sintak menit
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/
pemberian Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
rangsangan) memusatkan perhatian pada topic
 Masuknya Islam ke Indonesia dengan cara :
o Melihat (tanpa atau dengan alat)/
Menayangkan gambar/foto tentang
 Masuknya Islam ke Indonesia
o Mengamati
 Masuknya Islam ke Indonesia
o Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung), (Literasi)
 Masuknya Islam ke Indonesia
o Mendengar
 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian
materi oleh guru yang berkaitan dengan kondisi
o Masuknya Islam ke Indonesia
o Menyimak,
 Peserta didik diminta menyimak penjelasan
pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai :
o Masuknya Islam ke Indonesia
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
statemen mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang
(pertanyaan/

15
identifikasi berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
masalah) melalui kegiatan belajar, contohnya :
o Mengajukan pertanyaan tentang :
 Masuknya Islam ke Indonesia
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
 Apa yg dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat?
Data Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
collection menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui
(pengumpulan kegiatan:
data) o Mengamati obyek/kejadian,
o Wawancara dengan nara sumber
o Mengumpulkan informasi
 Peserta didik diminta mengumpulkan data yang
diperoleh dari berbagai sumber tentang
o Masuknya Islam ke Indonesia
 Beberapa pendapat yang menjelaskan
waktu masuknya Islam dan tempat
asalnya. Pendapat-pendapat itu antara
lain adalah sebagai berikut.
1. Pendapat pertama menyatakan bahwa
Islam masuk ke Indonesia pada abad
ke-7 Masehi. Buya Hamka (Haji Abdul
Malik Karim Amrullah) mengatakan
bahwa Islam berasal dari tanah
kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir.
2. Pendapat kedua dikemukakan oleh
Hoesein Djajadiningrat. Ia mengatakan
bahwa Islam yang masuk ke Indonesia
berasal dari Persia. Pendapatnya
didasarkan pada kesamaan budaya dan
tradisi yang berkembang antara
masyarakat Persia dan Indonesia.
Tradisi tersebut antara lain adalah
perayaan 10 Muharram atau Asyuro
sebagai hari suci kaum Syiah atas
kematian Husein bin Ali, seperti yang
berkembang dalam tradisi Tabot di
Pariaman, Sumatra Barat dan
Bengkulu.
3. Pendapat ketiga bahwa Islam masuk ke
kepulauan Indonesia berasal dari

16
Gujarat sekitar abad ke-13 Masehi.
Menurut Snouck Hurgronje para
penyebar Islam di Indonesia berasal
dari Gujarat (India). Pendapat senada
dikemukan oleh Mouquette (Ilmuwan
Belanda) yang menyatakan bahwa
Islam masuk ke Indonesia sekitar abad
ke-13-14 Masehi.
 Berdasarkan beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa Islam yang
datang pada abad ke-7 M berasal dari
Arab. Sedangkan Islam yang datang pada
abad ke-13 Masehi berasal dari
Gujarat.Atau, dapat pula disimpulkan
bahwa Islam masuk ke Indonesia secara
perlahan-lahan yang dimulai pada abad
ke-7 Masehi dan mendapatkan bentuknya
secara politik pada abad ke-13 Masehi.
o Membaca sumber lain selain buku teks,
 Peserta didik diminta mengeksplor
pengetahuannya dengan membaca buku referensi
tentang
o Masuknya Islam ke Indonesia
o Mempresentasikan ulang
o Aktivitas :
 Peserta didik melakukan aktivitas sesuai sesuai
buku siswa seperti berikut ini

o Mendiskusikan
o Mengulang
o Saling tukar informasi tentang :
 Masuknya Islam ke Indonesia
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan

17
dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
Data Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data
processing hasil pengamatan dengan cara :
(pengolahan o Berdiskusi tentang data :
Data)  Masuknya Islam ke Indonesia
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan
sebelumnya.
o Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari
hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
o Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
 Masuknya Islam ke Indonesia
Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan
(pembuktian) memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber melalui kegiatan :
o Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan :
 Masuknya Islam ke Indonesia
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah
dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
(menarik o Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
kesimpulan) berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan
o Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang :
 Masuknya Islam ke Indonesia
o Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
o Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta
didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

18
o Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang
 Masuknya Islam ke Indonesia
o Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
o Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
o Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja
yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

D. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 20 tahun 2016


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 31 ayat(3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah yang digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

19
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan
diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
NO DIMENSI PAKET SMP / MTS / SMPLB
1 DIMENSI SIKAP Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang
hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
2 DIMENSI PENGETAHUAN Memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis
dan spesifik sederhana
berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni, dan
4. budaya.
Mampu mengaitkan
pengetahuan di atas dalam
konteks diri sendiri, keluarga,

20
sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3 DIMENSI KETERAMPILAN Memiliki keterampilan berpikir
dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif
melalui pendekatan
ilmiah sesuai dengan
yang dipelajari di satuan
pendidikan dan sumber
lain secara mandiri
Berdasarkan Dimensi yang terdapat di Permendikbud Nomor 20
tahun 2016 pada tabel diatas maka dapat dicapai salah satunya dengan
materi Masyarakat Indonesia pada Mada Pra -aksara dalam Masa Islam.
Adapun penerapan filsafat konstruktivisme sebagai berikut ini
Peserta didik :
 Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.Membiasakan sikap bertanggung jawab dan peduli
dengan tugas yang diberikan (Karakter)
 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.
Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar

21
diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
projek.
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baikPenguatan Pendidikan Karakter
dan Pembelajaran Abad 21
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas
kelompok/ perseorangan (jika diperlukan).
 Mengagendakan pekerjaan rumah.Membiasakan sikap
bertanggung jawab dan peduli dengan tugas yang diberikan
(Karakter)
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
 Memberi salam.Sikap disiplin dan mengamalkan ajaran agama
yang dianut(Karakter)
E. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 21 tahun 2016
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 adalah peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan yang berisi tentang Standar Isi dalam rangka
melaksanakan Ketentuan Pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar Isi Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah;
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 ini memuat tentang Tingkat
Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan ketrampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk
setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan
Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri
ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku. berlaku.

22
Permendikbud no 21 Tahun 2016 dan lampirannya adalah salah satu
hasil dari ketentuan Pasal 27 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Berikut ini isi dari Permendikbud no 21 Tahun 2016 tentang muatan
ilmu pengetahuan sosial pada SMP/MTs/SMPLB/Paket B :
Tingkat Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Kompeteni
- Memahami aspek pendidikan dan
Tingkat keruangan dan politik.
Pendidikan konektivitas antar - Zaman praaksara,
Menengah ruang dan waktu zaman Hindu-
(Keels VII- dalam lingkup Buddha dan
IX) regional dan zaman Islam.
nasional pada Zaman penjajahan dan
perubahan dan zaman pergerakan
keberlanjutan kebangsaan.
kehidupan
masyarakat
Indonesia pada
zaman praaksara
sampai zaman
pergerakan
kebangsaan.
- Memahami
jenis, fungsi,
dan peran
kelembagaan
dinamika
interaksi sosial

23
dalam
mendukung
keberlanjutan
kehidupan
masyarakat.
Mengemukakan Sistem sosial dan
pendapat mengenai budaya
masalah sosial - Jenis, fungsi dan
masyarakat Indonesia peran kelembagaan
dalam lingkup regional sosial, budaya
dan nasional, serta ekonomi, dan
mampu memecahkan politik.
masalah sosial - Dinamika interaksi
sederhana melalui manusia dengan
dinamika interaksi lingkungan alam,
sosial dilingkungan sosial, budaya,
sekitarnya. dan ekonomi.
- Memahami Manusia, tempat, dan
aspek keruangan lingkungan
dan konektivitas - Keruangan dan
antar ruang dan konektivitas antar ruang
waktu dalam dan waktu dalam
mewujudkan mewujudkan kesatuan
kesatuan wilayah wilayah Nusantara.
Nusantara yang
Keberlanjutan,
mencakup
perubahan, dan
perubahan dan
waktu
keberlanjutan
- Aspek geografis,
kehidupan
ekonomi,
masyarakat
budaya,
Indonesia pada
pendidikan dan
zaman

24
pergerakan politik.
kemerdekaan - Zaman pergerakan
sampai masa kini.
kemerdekaan dan
- Memahami
masa kini.
manfaat
kelembagaan
Sistem sosial
dan landasan
dan budaya.
dinamika
- Manfaat
interaksi sosial
kelembagaan
dalam
sosial,
mendukung
budaya,
keberlanjutan
ekonomi, dan
kehidupan
politik.
masyarakat.
- Landasan
- Mengemukakan
dinamika interaksi
pendapat
manusia dengan
mengenai masalah
lingkungan alam,
sosial masyarakat
sosial, budaya,
Indonesia dalam
dan
mewujudkan
ekonomi.
kesatuan wilayah
Nusantara, serta
mampu mengatasi
masalah sosial di
lingkungan
sekitarnya melalui
alternatif tindakan
nyata sebagai
bentuk partisipasi
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara.

25
F. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 22 tahun 2016
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 ini ditetapkan tanggal 6 Juni
2016, dan diundangkan tanggal 28 Juni 2016, mengatur tentang Standar
Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dengan diberlakukannya Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 ini,
maka Permendibud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dicabut, dan dinyatakan tidak
berlaku.
Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tersebut, yang
dimaksud dengan Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan.
Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016 dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Pada implementasi Kurikulum 2013, ada beberapa metode yang
dapat diterapkan dan digunakan dalam proses pembelajaranyaitu (Amri,
Sofan, 2013:113):
1. Metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang
dilakukan dengan penuturan secara lisan oleh guru dalam menyampaikan
materi kepada siswa.
2. Metode diskusi adalah cara menyampaikan materi
pembelajarandengan memberikan kesempatan kepadasiswa untuk

26
menyampaikan pendapat dan menyusun sebuah kesimpulan
sertamenentukan alternatif pemecahan masalah.
3. Metode tanya jawab adalah cara menyampaikan materi
pembelajaran melalui proses tanya jawab. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengeluarkan pertanyaan terkait dengan materi
pelajaran, kemudian meminta siswa lain untuk menjawab. Jika siswa
mengalami kesulitan guru bisa memberikan pancingan jawaban yang dapat
memotivasi siswa.
4. Metode eksperimen ialah cara penyampaian materi
pembelajarandimana siswa diminta untuk mencoba, mengamati, dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan tertentu yang berhubungandengan tema
pembelajaran.
G. Hasil Analisis terhadap Permendikbud Nomor 23 tahun 2016
Berkaitan dengan upaya standarisasi pendidikan nasional,
Pemerintah melaluiMenteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan
sejumlah peraturan baru yangmenggantikan peraturan sebelumnya yang
telah ada. Peraturan itu diantaranyaPermendikbud No. 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan PendidikanDasar dan Menengah
menggantikan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 TentangStandar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah,Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengahmenggantikan Permendikbud Nomor 64
Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk SatuanPendidikan Dasar dan
Menengah, Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah menggantikan Permendikbud Nomor 65
Tahun2013 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, danPermendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan sebagai pengganti Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikandan Permendikbud Nomor 104 Tahun
2014 tentang Penilaian Hasil Belajar olehPendidik Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.

27
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikanmemuat tentang kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik yang digunakan sebagaidasar dalam penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikanmenengah.. Dengan
diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan MenteriPendidikan
Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
danPermendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah , dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Berikut ini penilaian terhadap siswa dari SMPN 10 Palu :
a. Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual
Bentuk Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
Terlampir Penilaian
untuk dan
Saat pencapaian
1 Observasi Jurnal pembelajaran pembelajaran
berlangsung (assessment
forand of
learning)
Terlampir Penilaian
sebagai
Penilaian Saat
2 Pembelajaran
diri pembelajaranusai
(assessment
aslearning)
Terlampir Penilaian
Penilaian Setelah sebagai
3 antar pembelajaran pembelajaran
tema usai (assessment
aslearning)

b. Penilaian Kompetensi Sikap Sosial


Bentuk Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan

28
Terlampir Penilaian untuk dan
Saat pencapaian
1 Observasi Jurnal pembelajaran pembelajaran
berlangsung (assessment forand
of learning)
Terlampir Penilaian sebagai
Saat
Penilaian Pembelajaran
2 pembelajaran
diri (assessment
usai
aslearning)
Terlampir Penilaian sebagai
Penilaian Setelah
pembelajaran
3 antar pembelajaran
(assessment
tema usai
aslearning)

c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Bentuk Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
Pertanyaan Terlampir Penilaian
(lisan) dengan Saat untuk
1 Lisan jawaban pembelajaran pembelajaran
terbuka berlangsung (assessment
for learning)
Pertanyaan Terlampir
Penilaian
dan/atau tugas
untuk
tertulis
pembelajaran
berbentuk
Saat (assessment
esei, pilihan
2 Penugasan pembelajaran for learning)
ganda, benar-
berlangsung dan sebagai
salah,
pembelajaran
menjodohkan,
(assessment
isian, dan/atau
as learning)
lainnya
Pertanyaan Terlampir
dan/atau tugas
tertulis
Penilaian
berbentuk
Setelah pencapaian
esai, pilihan
3 Tertulis pembelajaran pembelajaran
ganda, benar-
usai (assessment
salah,
of learning)
menjodohkan,
isian, dan/atau
lainnya
Sampel Terlampir
Data untuk
pekerjaan Saat
penulisan
4 Portofolio terbaik hasil pembelajaran
deskripsi
dari usai
pencapaian
penugasan

29
atau tes pengetahuan
tertulis (assessment
of learning)

d. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Bentuk Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
Terlampir Saat Penilaian
pembelajaran untuk,
Tugas
1 Praktik berlangsung sebagai,
(keterampilan)
dan/atau dan/atau
setelah usai pencapaian
Terlampir Saat pembelajaran
pembelajaran (assessment
Tugas
2 Produk berlangsung for, as, and
(keterampilan)
dan/atau of learning)
setelah usai
Terlampir Selama atau Penilaian
usai untuk,
3 Proyek Tugas besar pembelajaran sebagai,
berlangsung dan/atau
pencapaian
Terlampir Saat pembelajaran
Sampel produk
pembelajaran (assessment
4 Portofolio terbaik dari tugas
usai for, as, and
atau proyek
of learning)

30
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa dari beberapa dokumen yakni ; RPP,
modul ajar, Permendikbud Nomor 37 tahun 2018, Permendikbud Nomor 20
tahun 2016, Permendikbud Nomor 21 tahun 2016, Permendikbud Nomor
22 tahun 2016 dan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 pada implementasi
filsafat konstruktivisme pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
SMPN 10 Palu, telah memenuhi semua kriteria pembelajaran yang berlaku
dan dapat dilakukan sesuai langkah-langkah yang ada yang merujuk ke
filsafat konstruktivisme.
Filsafat konstruktivisme adalah paradigma filosofi atau teori
pendidikan bahwa belajar merupakan proses yang aktif dan konstruktif, dan
juga mengakui pemahaman dan pengetahuan seseorang itu berdasarkan
pengalamannya sendiri, Konstruktivisme dikaitkan dengan berbagai posisi
filosofis, khususnya dalam epistemologi serta ontologi, politik, dan etika.
Ruang lingkup IPS adalah kehidupan sosial manusia di masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat inilah yang menjadi sumber utama IPS. Aspek
kehidupan sosial apapun yang kita pelajari, apakah itu hubungan sosial,
ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah, geografi, ataupu politik, bersumber
dari masyarakat.
B. Saran
Pendekatan konstruktivisme, guru disini tidak lagi menduduki
tempat sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber
belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang
memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Dengan penggabungan pembelajaran IPS yang
menggunakan pendekatan Konstruktivisme diharapkan mampu menjadikan
peserta didik menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.

31

Anda mungkin juga menyukai