Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

ANALISIS EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONTEKSTUAL

TERHADAP PEMBELAJARAN DARING IPS

KELAS VI SD SAAT PANDEMI

DISUSUN OLEH KEL. 1

NAMA MAHASISWA :

Ainita Tamarona Lumban Gaol (1193111046)


Eybi Asrina br Ginting (1193111054)
Josua Christian Manalu (1193111027)

Michael Yobel Halomoan Siburian (1193111061)


KELAS : REG E PGSD 2019

DOSEN PENGAMPU : HUSNA PARLUHUTAN TAMBUNAN S. Pd., M. Pd

MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPS SD KELAS TINGGI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena dengan rahmat, karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan mini riset mata kuliah Pendidikan IPS kelas Tinggi
dengan tepat waktu meskipun masih banyak terdapat kekurangan. Dan juga penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak HUSNA PARLUHUTAN TAMBUNAN S. Pd., M. Pd atas
kepercayaan dan bimbingan nya kepada penulis.

Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan tentangpendidikan IPS kelas tinggi. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun
seseorang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun.

Medan, November 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Daftar Isi ................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 2

Bab II Kajian Pustaka ............................................................................................. 3

A. Pembelajaran Pendekatan Kontekstual ............................................................ 3


B. Implementasi Pembelajaran Kontekstual di Kelas ........................................... 3
C. Penilaian Pemelajaran Kontekstual .................................................................. 4
D. Pembelajaran Daring ........................................................................................ 4

Bab III Metode Penelitian ....................................................................................... 6

A. Metode Penelttian ............................................................................................. 6


B. Subjek Penelitian .............................................................................................. 6
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 6
D. Alat Pengumpul Dara ....................................................................................... 6
E. Analisis Data .................................................................................................... 6

Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ............................................................. 7

A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 7


B. Pembehasan Penelitian .................................................................................. 10

Bab IV Penutup ....................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................. 11

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ini pembelajaran dengan tatap muka menjadi model pembelajaran yang
paling efektif karena telah dilaksanakan di sekolah selama beberapa waktu dan menjadi
pilihan utama hingga saat ini. Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai belahan dunia
dalam beberapa bulan ini telah mengubah kebiasaan berbagai aspek kehidupan, tidak
terkecuali pembelajaran di sekolah. Metode pembelajaran klasik dengan tatap muka
yang selama ini menjadi andalan di sekolah dan luar sekolah mendadak harus berubah
drastis dengan model daring (online). Di tengah keadaan dan kondisi sekarang,
kreatifitas dan keaktifan para guru harus meningkat karena pada masa pandemi ini
sistem belajar mengajar akan berubah drastis, yang tadinya tatap muka sekarang
berubah menjadi e learning atau biasa yang disebut dengan daring.
Maka guru di harapkan untuk dapat membuat kondisi belajar mengajar IPS ini tetap
efektif. Berdasarkan penelitian ini kami melihat bahwa guru kelas VI SDN 1144350 ini
menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran daring pada pelajaran IPS
yang dimana seperti yang kita ketahui bahwa pendekatan kontekstual adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka maka dari itu di sini kami
tertarik untuk meneliti apakah pendekatan kontekstual efektif dalam pembelajaran ips
kelas VI sd secara daring saat pandemi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diatas, rumusan masalah yang akan dijadikan
bahan penelitian sebagai berikut :
1) Bagimana efektivitas penerapan pendekatan kontektuaL terhadap pembelajaran
Daring IPS kelas VI SDN 114350 selama pandemi?
2) Bagaimana tingkat pemahaman terhadap materi IPS dengan mengguanakan
pendekatan kontekstual saat pandemi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari mini riset ini adaah sebagai berikut :
1) Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan IPS kelas tinggi
2) Untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang masalah yang dihadapi
3) Untuk mempermudah pembaca dalam mengambil keputusan dankebijakan
4) Serta untuk mempermudah pembaca mengatasi masalah tersebut dengan
memberikan solusi menurut sipenulis.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan tentunya memiliki manfaat. Oleh karena itu penulis
merangkum dalam laporan ini bahwa manfaat dari penelitian ini adalah
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis dalam rangka mengembangkan ilmu
pengetahuan.
2) Manfaat Praktis
Peneliti memperoleh pemahaman, pengalaman, dan pengetahuan baru mengenai
“Analisis Efektivitas Pendekatan Kontekstual Terhadap Pembelajaran

Daring IPS Kelas VI Sd Saat Pandemi” yang terjadi di lapangan dan


berpedoman terhadap kajian teori.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu


guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pembelajaran kontekstual tidak bersifat ekslusif akan tetapi dapat digabung dengan
model-model pembalajaran yang lain, misalnya: penemuan, keterampilan proses,
eksperimen, demonstrasi, diskusi, dan lain-lain. Pendekatan kontekstual dapat
diimplementasikan dengan baik, dituntut adanya kemampuan guru yang inovatif,
kreatif, dinamis, efektif dan efisien guna menciptakan pembelajaran yang kondusif.

Guru tidak lagi menjadi satu-satunya nara sumber dalam pembelajaran dan kegiatan
telah beralih menjadi siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran serta peran guru hanya
sebagai motivator dan fasilitator, maka semangat siswa dapat meningkat dengan
menggunakan metode, materi, dan media yang bervariasi. Penerapan kegiatan
mengkonstruk atau membangun sendiri pengetahuan pada siswa, membuat siswa terlatih
untuk bernalar dan berpikir secara kritis melalui kegiatan inquiry atau menemukan
sendiri masalah, kebebasan bertanya (questioning), penerapan masyarakat belajar
(learning community) yaitu melatih siswa untuk bekerjasama, sharing idea, saling
berbagi pengalaman, pengetahuan, saling berkomunikasi sehingga terjadi interaksi yang
positif antar siswa dan pada akhirnya siswa terlibat secara aktif belajar bersama-sama.

Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa, strategi pembelajaran
lebih dipentingkan daripada hasil.

B. Implementasi Pembelajaran Kontekstual di Kelas


Pembelajaran berbasis konstekstual dengan sendirinya akan membawa implikasi-
implikasi tertentu ketika guru menerapkannya di dalam kelas. Menurut Zahorik
(Nurhadi, 2002: 7) terdapat lima elemen penting yang harus diperhatikan oleh guru
dalam praktek pembelajaran kontekstual, yaitu:
1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge)
2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge), yaitu dengan cara
memperlajari secara keseluruhan terlebih dahulu, kemudian memperhatikan
detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara
menyusun konsep sementara atau hipotesis, melakukan sharing kepada orang
lain agar mendapat tanggapan atau validasi dan atas dasar tanggapan itu konsep
tersebut direvisi atau dikembangkan.
4) Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge).
5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan
pengetahuan tersebut.
C. Penilaian Pembelajaran Kontekstual
Berkaitan dengan proses pembelajaran kontekstual, sistem evaluasi yang digunakan
adalah penilaian autentik, yaitu evaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia yang
sebenarnya, penilaian kinerja (performance), penilaian portofolio (kumpulan hasil kerja
siswa), observasi sistematik (dampak kegiatan pembelajaran terhadap sikap siswa), dan
jurnal (buku tanggapan). Menurut Enoh (2004: 23) dijelaskan bahwa evaluasi dalam
pembelajaran kontekstual dilakukan tidak terbatas pada evaluasi hasil (ulangan harian,
cawu, tetapi juga berupa kuis, tugas kelompok, tugas individu, dan ulangan akhir
semester) tetapi juga dapat dilakukan evaluasi proses. Dengan demikian akan diketahui
kecepatan belajar siswa, walau akhirnya akan dibandingan dengan standar yang harus
dicapai. Adapun metode penilaian yang digunakan dalam pembelajaran pendekatan
kontekstual adalah: 1. Diskusi: kemampuan siswa berbicara, mengemukakan ide, dsb. 2.
Wawancara: kemampuan siswa dalam memahami konsep dan kedalamannya. 3. Paper
& Pencil Test: berbagai jenis tes dengan tingkat pemikiran yang tinggi. 4. Observasi:
menilai sikap dan perilaku siswa. 5. Demonstrasi: kemampuan mentransformasikan ide-
ide ke dalam sesuatu yang konkret dan dapat diamati melalui penglihatan, pendengaran,
seni, drama pergerakan, dan atau musik.
D. Pembelajaran daring
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari
rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani
tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan;
b) Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara
lain mengenai pandemic Covid-19;
c) Aktivitas dan tugas pembeljaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa,
sesuai minat dan kondisi masing-masng, termasuk mempertimbangkan
kesenjangan akses/fasilitas belajar dirumah;
d) Bukti atau prosuk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat
kualitatif fan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

Ciri dari pembelajaran online atau daring adalah integrasi teknologi dan inovasi
yang ada didalamnya(Banggur & Situmorang, 2018). Pendidik yang biasanya
mengajar secara konvensional di kelas, tiba-tiba harus mengajar dalam sebuah
media. Ditambah dengan adanya sejumlah pendidik yang belum melek teknologi.
Dalam pembelajaran sistem daring, ada beberapa kendala yang dirasa kurang efektif,
seperti pemberian materi pembelajaran oleh guru, melek teknologi dari guru maupun
orang tua yang akan membimbing anak, serta keadaan ekonomi anak (Muhdi &
Nurkolis, 2021). Hal tersebut merupakan salah satu tantangan para pendidik dan
guru di masa pandemi ini. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sistem
pembelajaran daring memberikan sisi positif, namun ada juga hal yang kurang
menguntungkan dibalik hal tersebut(Taufik, 2019).

Pembelajaran daring yaitu penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan


untuk menjangkau kelompok target yang massif dan luas, sehingga pembelajaran
daring dapat diselenggarakan dimana saja serta diikuti secara gratis maupun
berbayar (Bilfaqih & Qomarudin, 2015). Selain itu, pembelajaran daring
memanfaatkan jaringan internet dalam proses pembelajaran dan memberikan metode
pembelajaran yang efektif seperti berlatih dengan adanya umpan balik,
menggabungkan kegiatan kolaboratif dengan belajar mandiri, personalisasi
pembelajaran berdasarkan kebutuhan anak yang menggunakan simulasi dan
permainan (Ghirardini, 2011; Isman, 2016). Pembelajaran daring memiliki manfaat
seperti membangun komunikasi serta diskusi antara guru dengan anak, anak saling
interaksi dan berdiskusi dengan satu dan lainnya, memudahkan anak berinteraksi
dengan guru dan orang tua, sarana yang tepat untuk melihat perkembangan anak
melalui laporan orang tua dengan tujuan orang tua dapat melihat langsung
perkembangannya, guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada anak
berupa gambar, video, dan audio yang dapat diunduh oleh orang tua langsung, dan
mempermudah guru membuat materi dimana saja dan kapan saja (Sobron et al.,
2019).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Dalam penelitian ini dibagikan angket terbuka bagi anak-anak sd kelas tinggi.

Angket terbuka merupakan angket yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang dapat
diisi bebas oleh responden. Penggunaan angket ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi berupa pelaksanaan proses pembelajaran secara dalam jaringan (daring)
selama masa pandemi Covid-19. Penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan di awal atau juga mungkin tidak. Hal tersebut
terjadi karena penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah penelitian berada dilapangan.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD 114350 belongkut kelas tinggi yaitu
kelas VI yang berjumlah 21 siswa dan juga wali kelas kelas VI .

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang kami gunakan ialah dengan studi kepustakaan dan
observasi lapangan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari pengamatan tersebut
dan mengumpulkan sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut.

D. Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian perlu memiliki teknik dan alat pengumpul data yang relevan.
Untuk mengumpulkan data yang dapat diperoleh dengan membagikan angket dan juga
wawancara oleh guru.

E. Analisis Data

Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis


deskriptif. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara memaparkan fakta-fakta,
tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan
penjelasan secukupnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam analisis kefektifan pendekatan konstektual pada mata
pelajaran IPS kelas VI SD secara daring pada saat pandemi ini kurang efektif.
Berdasarkan hasil penelitian dari angket yang disebarkan kepada siswa kelas 6 SDN
114350 Belongkut yang berjumlah 21 siswa. Berikut ini merupakan jawaban yang
diberikan oleh responden.
1) Saya menyukai pelajaran IPS
Dari angket yang telah di sebarkan pada pertanyaan siswa 65 % persen menyukai
pelajaran IPS dan 35 % terkadang menyukai pelajaran IPS dan terkadang tidak
menyukai pelajaran IPS . dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa ada 35 %
siswa yang terkadang menyukai IPS dan terkadang tidak menyukai IPS sesuai
dengan materi dan cara mengajar yang di ajarkan padahal pelajaran IPS dapat
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah pribadi,
masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari di lingkungan keluarga, baik yang menimpa dirinya sendiri
maupun yang menimpa masyarakat secara umum.
2) Selama pandemic saya selalu memahami pelajaran yang di jelaskan oleh guru.
Sebanyak 75% memilih tidak memahami materi dan 25% anak memilih
memahami materi pelajaran saat pandemi Covid-19.Disayangkan bahwa memang
pembelajaran daring memiliki dampak baik bagi pandemi ini tetapi buruk dalam
segi pendidikan.Banyak anak memilih tidak memahami materi pelajaran yang ada
telah di bagikan guru dikarenakan pembelajan hanya menggunakan media
gambar.
3) Jika ada soal atau pelajaran yang tidak saya fahami maka saya kan bertanya
kepada guru.
Sebanyak 59% siswa menjawa berani bertanya kepada guru dan 21% memilih
tidak berani bertanya sedanng 20% lagi memilih terkadang mereka berani
bertanya dan terkadang mereka tida berani bertanya hal ini cukup baik dalam
respon siswa saat proses pembelajaran dimana setengah dari siswa berani untuk
bertanya apabila ada materi atau soal yang belum mereka fahami, tetapi sangat di
saying bahwa masih ada siswa yang belum cukup berani untuk bertanya , karena
seperti yang kita ketahui bahwa bertannya adalah salah satu cara kita untuk lebih
memahami materi yang di ajarkan.
4) Saya selalu merasa bosan saat pelajaran IPS selama pandemi.
Sebanyak 64% siswa merasa bosan saat pembelajaran IPS dan 36% siswa tidak
merasa bosan saat pelajaran IPS, dari respon siswa tersebut sangat di sayangkan
bahwa masih banyak siswa yang sering merasa bosan saat pembelajaran IPS,
Pembelajaran daring membawa dampak kepada peserta didik, dampak yang
dialami oleh peserta didik yaitu mereka merasa sangat jenuh dan bosan akan
pembelajaran. Semangat dan antusias yang ditunjukkan oleh peserta didik
semakin harinya semakin menurun. Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi saat
peserta didik belajar di kelas bersama teman- temannya.
5) Saya lupa materi apa yang sudah di pelajari dalam pembelaran IPS
Sebanyak 64,7% siswa menjawab ya lupa materi yang sudah di ajarkan dan 35,3%
masih mengingat dengan baik materi yang sudah di ajarkan, hal ini sangat di
sayangkan seperti yang kita ketahui bahwa proses pembelajaraniyu ialah proses
perubahan dari yang kita tidak tau menjadi tau,

Dan berikut adalah hasil wawancara yang peniliti lakukan kepada wali kelas VI
SDN 114350 Belongkut :
1) Bagaimana proses pembelajaran yang guru terapkan Selama pandemi?
Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan ,pada saat pandemi guru menerapkan
pembelajaran berbasis daring pembelajaran IPS ini guru memakai pendekatan
kontekstual yang dimana guru akan mengaitkan setiap materi dengan kejadian yang
ada di sekitar,terkadang guru menjelaskannya dengan menggunakan media gambar,
dan belakangan ini sekolah sudah menerapkan pembelajaran tatap muka meski
belum maksimal dan siswa di kelas di pecah menjadi dua kelompok ada siswa yang
masuk pagi dan juga ada siswa yang masuk siang.
2) Apa perbedaan yang bapak rasakan dalam menerapkan pembelajaran IPS saat
daring dan tatap muka ?apakah ada perubahan pendekatan pembelajaran yang
bapak lakukan?
Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan guru menjawab bahwa tidak ada
perubahan pendekatan yang guru terapkan baik secara daring maupun tatap muka
yang dimana guru selalu mengaitkan materi yang di ajarkan dengan kehidupan
sehari-hari siswa,karena itu sangat penting untuk penyerapan siswa dalam
pemhaman materi terkhususnya dalam pelajaran IPS yangn artinya guru tetap
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, hanya
saja berbeda cara penyampaianyya yaitu saat daring guru menyampaikannya
dengan cara mengirim gambar dan pada saat tatap muka guru menyampaikannya
secara langsung dengan membawa media pembelajaran berupa gambar
3) Apakah ada perbedaan dalam proses pemahaman siswa saat pembelajaran daring
dan tatap muka?
Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan,disini tentunya ada perbedaan tingkat
pemahaman siswa saat pandemic dengan pembelajaran saat tatap muka secara
langsung disini guru menerangkan bahwa tingkat pemahaman siswa sangat
menurun ketika pembelajaran dilakukan secara daring, yang dimana saat
pembelajaran daring guru hanya mengirimkan materi berupa gambar yang berisi
penjelasan materi kepada siswa yang dimana guru menyadari bahwa tidak semua
siswa dapat mennerima materi tersebut dengan mudah tanpa ada penjelasan guru
secara langsung terlebih dahulu,guru juga tidak dapat langsung merasakan respon
apa yang diberikan siswanya saat proses pembelajaran berlangsung apakah siswa
sudah memahami materi atau belum,berbeda saat pembelajaran tatap muka yang
dimana guru dapat langsung melihat dan merasakan apakah muridnya sudah
memahami atau belum materi yang di ajarkan
4) Apa yang bapak lakukan apabila ada siswa yang belum memahami pelajaran pada
masa pandemic?
Dari hasi wawancara yang peneliti dapatkan bahwa guru akan meminta siswa
untuk konfirmasi kepada guru secara pribadi melalui chat whats up yang natinya
guru akan mennjelaskan mengenai apa yang belum siswa tersebut fahami. Dan
untuk siswa yang memiliki keterbatasan dan teknologi maka guru akan melakukan
home visit dan menjelaskan materi tersebut kepada siswa satu minggu sekali. Yang
dimana saat home visit ini dilaksanakan guru akan mengumpulkan siswa-siswa
tersebut dalam satu rumah.
5) Apakah pendekatan kontekstual ini cukkup efektif apabila proses pembelajaran di
laksanakan secara daring?
Dari wawancara yang peneliti dapatkan bahwa pendekatan kontekstual ini blum
efektif apabila di lakukan secara daring, hanya saja ada sedikit kekurang yang
dimana guru memiliki keterbatasan menjelaskan dalam mengaitkan materi dengan
kegiatan keseharian siswa karena pembelajaran di lakukan secara daring dan hanya
bias mengirim gambar tanpa bisa menjelaskan secara langsung.
B. Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian dalam analisis pembelajaran IPS di masa pandemi COVID- 19


dengan menggunakan pendekatan konstektual, dapat ditarik kesimpulan bahwa,
pandemi COVID-19 sangat berdampak pada dunia pendidikan. Pandemi ini
mengakibatkan proses pembelajaran menjadi sangat terganggu, proses pembelajaran
yang biasanya dilaksanakan dengan tatap muka langsung antara guru dan peserta didik
di kelas selama pandemi pembelajaran berubah menjadi pembelajaran daring.Untuk
anak sekolah dasar pembelajaran daring masih banyak kendalanya. Keikutsertaan
peserta didik dalam pembelajaran juga tidak mencapai 100% dalam pembelajaran
daring. Ada beberapa peserta didik yang bahkan tidak mengikuti pembelajaran sama
sekali dari awal hingga akhir, sehingga guru merasa bingung dalam proses penilaian
peserta didik tersebut. Proses pembelajaran daring dilaksanakan sesuai dengan jam
pembelajaran yang sebelumnya sudah ditentukan. Pembelajaran selama pandemi ini
pembelajaran IPS di kelas VI dengan menggunakan pendekatan konstektual dan sebagai
media guru dalam menyampaikan materi hanya memberikan sebuah gambar kepada
peserta didik.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama masa pandemi Covid-19 aktivitas pembelajaran IPS sekolah dasar di kelas VI
dengan menggunakan pendektan konstektual dan hnaya menggunakan medai berupa
gambar, pembelajaran ini dikatakan kurang efektif di karenakan penggunaan media
pembelajaran hanya menggunakan media gambar yang membuat siswa mudah jenuh dan
tidak tertarik dalam pembelajran. Selama pembelajaran dari rumah, bukan hanya guru
yang mengalami kesulitan namun siswa juga mengalami kesulitan. Bisa dilihat dari angket
yang di sebarkan yaitu Sebanyak 75% memilih tidak memahami materi dan 25% anak
memilih memahami materi pelajaran saat pandemi Covid-19.Disayangkan bahwa memang
pembelajaran daring memiliki dampak baik bagi pandemi ini tetapi buruk dalam segi
pendidikan.Banyak anak memilih tidak memahami materi pelajaran yang ada telah di
bagikan guru dikarenakan pembelajan hanya menggunakan media gambar. Sebanyak
64,7% siswa menjawab ya lupa materi yang sudah di ajarkan dan 35,3% masih mengingat
dengan baik materi yang sudah di ajarkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, adapun saran yang ingin di berikan oleh penulis
adalah sebagai berikut:

1. Untuk proses pembelajaran bisa manggunkan media pembelajran berupa video visual
ataupun audio visual yang tidak membuat siswa jenuh dalam belajar.
2. Sedangkan penilaian yang terdiri dari penilaian pengetahuan dan ketrampilan.
Penilaian dapat dilaksanakan secara langsung dalam video konferensi atau dengan
menggunakan media Quizizz, schoology, google formulir, kahoot, wordquiz, atau
yanglainnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://ummaspul.e-journal.id/MGR/article/download/559/313

https://fkipuniska.ac.id/macam-macam-metode-pembelajaran-pengertian-jenis-dan-
contohnya/#:~:text=Pengertian%20Metode%20Pembelajaran%20Metode%20pembelajaran%20
merupakan%20suatu%20proses,karena%20itu%2C%20pendidik%20harus%20bisa%20mempel
ajari%20metode%20pembelajaran.

fkipuniska.ac.id/macam-macam-metode-pembelajaran-pengertian-jenis-dan-contoh
ttps://www.bing.com/search?q=jurnal+pendekatan+kontekstual+di+sd+saat+pandemi&qs=n&s
p=-1&pq=jurnal+pendekatan+kontekstual+di+sd+saat+pandemi&sc=0-
48&sk=&cvid=EEFC4D68D4A944D4B7209305F4A3CDC6&first=18&FORM=PERE1
ttps://www.bing.com/search?q=jurnal+pendekatan+kontekstual+di+sd+saat+pandemi&qs=n&s
p=-1&pq=jurnal+pendekatan+kontekstual+di+sd+saat+pandemi&sc=0-
48&sk=&cvid=EEFC4D68D4A944D4B7209305F4A3CDC6&first=18&FORM=PERE1

https://iain-surakarta.ac.id/%ef%bb%bfefektifitas

Anda mungkin juga menyukai