Disusun Oleh :
Kelompok 6
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ragam
Model Pembelajaran PPKN Di SD : Model Pembelajaran Value Clarivication
Technique (Vct) Dan Project Citizen Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran PPKN
Di SD”. Penulis juga berterima kasih kepada bapak Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen yang memberikan bimbingan, materi, saran, dan kesempatan kepada
penulis.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu kami minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Kami
berharap semoga dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
PENULIS
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perbuatannya sendiri untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai
mereka sendiri. Nilai tersebut ada pada setiap manusia dan terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values
of giving). Menurut Linda (dalam Elmubarok, 2009). nilai-nilai nurani adalah nilai
dalam diri manusia yang kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara
memperlakukan orang lain. Contoh nilai-nilai nurani yaitu kejujuran, keberanian,
cinta damai, disiplin dan sebagainya. Sementara nilai-nilai nurani memberi adalah
nilai-nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan diterima
sebanyak yang diberikan. Contohnya yaitu setia, dapat dipercaya, cinta kasih sayang,
dan sebagainya. Salah satu model adaptif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
adalah Praktik Belajar Kewarganegaraan (Project Citizen) (Budimansyah, 2008).
Dalam pembelajaran menggunakan Project Citizen siswa diajak untuk memecahkan
masalah riil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di sini siswa
belajar menemukan alternatif pemecahan masalah. Di samping itu, siswa juga
mengembangkan proses penalaran dan klarifikasi nilai. Kemudian siswa
mengembangkan usul kebijakan publik dan mengusulkan rencana tindakan.
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran VCT dan Project Citizen.
2. Untuk memberikan infromasi tentang implikasi model pembelajaran
tersebut dalam pembelajaran PKn di SD.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Model Pembelajaran VCT adalah merupakan teknik pendidikan nilai dimana peserta
didik dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis, membantu siswa dalam
mencari dan memutuskan mengambil sikap sendiri mengenai nilai-nilai hidup yang
ingin diperjuangkannya. Pada dasarnya bersifat induktif, berangkat dari pegalaman-
pengalaman kelompok menuju ide-ide yang umum tentang pengetahuan dan
kesadaran diri.
4
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa VCT merupakan
suatu teknik pembelajaran untuk membantu siswa dalam mencapai suatu nilai yang
menurut mereka baik dengan cara melatih siswa untuk menemukan, memilih,
menganalisis, serta memutuskan untuk mengambil sikapnya sendiri untuk mengatasi
masalahnya sendiri. VCT adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat
memenuhi tujuan pencapaian pendidikan nilai. Model pembelajaran VCT ini sesuai
dengan pembelajaran PKn serta sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran PKn
dapat tercapai sehingga mengembangkan penalaran moral pada diri siswa.
a. Untuk mengukur atau mengatahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai.
b. Membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik tingkatannya
maupun sifatnya (positif dan negatifnya) untuk kemudian dibina ke arah
peningkatan dan pembetulannya.
c. Untuk menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara yang rasional
dan diterima siswa, sehingga pada akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik
siswa.
d. Melatih siswa bagaimana cara menilai, menerima, serta menagmbil keputusan
terhadap sesuatu persolan dalam hubungannya dengan kehidupan sehari-hari di
masyarakat.
5
c. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran VCT
a. Penanaman nilai dan pengubahan sikap dipengaruhi banyak faktor antara lain
potensi diri, kepekaan emosi, intelektual dan faktor lingkungan, norma nilai
masyarakat, sistem pendidikan dan lingkungan keluarga dan lingkungan
bermain.
b. Sikap dan perubahan sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa dan
kekuatan nilai yang telah tertanam atau dimiliki pada diri siswa.
c. Nilai, moral dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga guru
harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral (moral development)
dari setiap siswa. Tingkat perkembangan moral untuk siswa dipengaruhi oleh
usia dan pengaruh lingkungan terutama lingkungan sosial.
d. Pengubahan sikap dan nilai memerlukan keterampilan mengklarifikasi
nilai/sikap secara rasional, sehingga dalam diri siswa muncul kesadaran diri
bukan karena rasa kewajiban bersikap tertentu atau berbuat tertentu.
e. Pengubahan nilai memerlukan keterbukaan, karena itu pembelajaran melalui
VCT menuntut keterbukaan antara guru dengan siswa.
d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran VCT
1. Penentuan stimulus.
2. Penyajian stimulus. Guru melontarkan stimulus dengan cara membaca cerita
atau menampilkan gambar, foto, atau film. Lalu guru memberi kesempatan
beberapa saat kepada siswa untuk berpikir atau berdialog sesama teman
sehubungan dengan stimulus tadi.
3. Penentuan pilihan. Siswa menentukan argumen dan klarifikasi pendirian
(melalui pertanyaan guru dan bersifat individual, kelompok, dan klasikal).
6
4. Menguji alasan. Pembahasan/pembuktian argumen. Pada fase ini sudah mulai
ditanamkan target nilai dan konsep sesuai materi pelajaran.
5. Penyimpulan dan pengarahan. Siswa akan memberikan kesimpulan dengan
bantuan dan arahan dari guru.
6. Tindak lanjut.
1. Mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah internal side.
2. Mampu mengklarifikasi menggali dan mengungkapkan isi pesan materi yang
disampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru untuk menyampaikan
makna, pesan nilai dan moral.
3. Mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri siswa, melihat
nilai yang ada pada orang lain dan memahami nilai moral yang ada dalam
kehidupan nyata.
4. Mampu mengundang, melibatkan, membina, dan mengembangkan potensi
diri siswa terutama mengembangkan nilai sikap. Mampu memberikan
sejumlah pengalaman belajar dari bebagai kehidupan.
5. Mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi, dan memadukan berbagai
nilai moral dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang.
Memberi gambaran nilai moral yang patut diterima dan menuntun serta
memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.
7
f. Kekurangan Model Pembelajaran VCT
8
siswa dalam mengkaji akibat-akibat yang timbul dalam suatu tindakan dan
membantu siswa dalam menggali, menentukan, serta memaparkan suatu nilai yang
dianggap baik dalam menghadapi sebuah permasalahan dengan melakukan analisis
dan mengkaji nilai yang sudah terdapat dan tertanam dalam diri siswa. Hal ini
sejalan dengan pendapat Putra dkk (2014) yang menyatakan penggunaan
pembelajaran VCT berupaya menentukan nilai yang ditafsir benar pada
permasalahan lewat proses menganalisa nilai diri siswa sehingga mendapat respon
efektif antara nilai lama dengan nilai baru yang melalui proses pembelajaran.
9
Langkah-langkah model pembelajaran VCT menurut Jarolimek (dalam
Taniredja dkk, 2017) dibagi ke dalam 7 tahapan dalam 3 tingkatan yang dipaparkan
dibawah ini.
Tingkat Kebebasan a. Menentukan secara bebas setiap kesempatan
dalam menentukan dapat menentukan pilihan tepat baginya secara
efisien.
b. Menentukan alternative dari beberapa
alternative pilihan saat disajikan melalui analisis
yang timbul atas kehendaknya.
c. Menentukan dalam melakukan pertimbangan
sebagai konsekuensi atas pertimbangannya.
Tingkat Menghargai a. Adanya rasa kagum terhadap nilai yang menjadi
kehendaknya sehingga menjadi integritas pada
dirinya.
b. Menegaskan nilai setiap individu sebagai
kehendaknya dan harus berani penuh kesadaran
menunjukkannya kepada lainnya.
Tingkat Berbuat a. Memiliki kemampuan saat mencoba maupun
menampilkan.
b. Mau berperilaku sesuai nilai kehendaknya, nilai yang
menjadi kehendak itu harus terelasisasikan sehari-hari.
10
2.3 MODEL PEMBELAJARAN PROJECT CITIZEN
a. Pengertian Project Citizen
11
Program tersebut mendorong para mahasiswa untuk terlibat secara aktif
dengan organisasi-organisai pemerintah dan masyarakat sipil untuk memecahkan
satu persoalan di sekolah atau di masyarakat dan untuk mengasah kecerdasan sosial
dan intelektual yang penting bagi kewarganegaraan demokratis yang bertanggung
jawab. Jadi tujuan Project Citizen adalah memotivasi dan memberdayakan para
siswa dalam menggunakan hak dan tanggung jawab kewarganegaraan yang
demokratis melalui penelitian yang intensif mengenai masalah kebijakan publik di
sekolah atau di masyarakat tempat mereka berinteraksi. Bahan-bahan pelajarannya
pun disusun untuk membantu para mahasiswa belajar mengawasi dan mempengaruhi
kebijakan publik, meningkatkan kecakapan yang diperlukan untuk menjadi warga
negara yang bertanggung jawab dan efektif serta memiliki rasa percaya diri dalam
menggunakan hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Project Citizen
memberikan kesempatan pada para mahasiswa untuk ambil bagian dalam pemerintah
dan masyarakat sipil sambil mempraktikkan berfikir kritis, dialog, debat, negosiasi,
kerja sama, kesantunan, toleransi, membuat keputusan, dan aksi warga negara (civic
action) yakni melaksanakan kewajibannya sebgai warga negara untuk kepentingan
bersama (Budimansyah, 2009: 2).
Project Citizen bersifat generik atau umum dan mendasar yang dapat dimuati
materi yang relavan di masing-masing negara. Menurut Budimansyah ( 2009 : 21)
sebagai model dipilih topik generik “Public Policy” (kebijakan publik), yang
memang berlaku di negara manapun. Misi dari model ini adalah mendidik para
peserta didik agar mampu untuk menganalisis berbagai dimensi kebijakan publik,
kemudian dengan kapasitasnya sebagai “young citizen” atau warga negara muda
mencoba memberi masukan terhadap kebijakan publik di lingkungannya. Hasil yang
diharapkan adalah kualitas warga negara yang cerdas, kreatif, partisipatif, prospektif,
dan bertanggung jawab.
12
b. Tujuan Project Citizen
Tujuan Project Citizen adalah memotifasi dan memberdayakan para siswa dalam
menggunakan hak dan tanggung jawab kewarganegaraan yang demokratis melalui
penelitian yang intensif mengenai masalah kebijakan publik di sekolah atau di
masyarakat tempat mereka berinteraksi.
Dalam tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan pengajar bersama
peserta didik yaitu mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang peserta
didik ketahui, tentang masalah-masalah di masyarakat dan memberi tugas pekerjaan
rumah tentang masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat yang mereka
anggap penting sesuai dengan kemampuan peserta didik. Dalam mengerjakan
pekerjaan rumah tersebut peserta didik diharapkan untuk mencari informasi tentang
masalah yang akan dikaji dengan cara :
a) Mewawancarai orang tua atau keluarga, teman, tetangga, dan orang lain yang
dianggap menguasai masalah yang dikaji.
13
2) Memilih suatu masalah untuk dikaji oleh kelas
Sebelum memilih masalah yang akan dikaji hendaknya para siswa mengkaji
terlebih dahulu pengetahuan yang telah mereka miliki tentang masalah di
masyarakat, dengan langkah sebagai berikut :
c) Pengumpulan informasi
a) Kelas dibagi dalam 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab
untuk membuat satu bagian portofolio
14
5) Menyajikan portofolio (Show Case) di hadapan dewan juri
c) Penyajian oleh kelompok yang telah dibentuk disertai tanya-jawab oleh dewan
juri d) Selingan
e) Tanggapan audiens
Dalam kegiatan refleksi ini peserta didik diajak melakukan evaluasi tentang
apa dan bagaimana mereka belajar. Tujuan refleksi adalah untuk belajar menghindari
kesalahan di masa yang akan datang dan meningkatkan kinerja siswa.
15
4. Mendorong peserta didik belajar untuk bekerja sama dengan rekan-rekan
dalam suatu kelompok.
9. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang
mereka telah kerjakan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam rangka
implementasi program pembelajaran.
10. Meningkatkan peran peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Fachrudin (2010, 131) kelemahan Project Citizen adalah sebagai berikut
:
2. Membutuhkan biaya.
16
2.4 PROJECT CITIZEN DALAM PEMBELAJARAN PKN
Keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model project citizen pada
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi keputusan bersama
meningkat yang dibuktikan oleh peningkatan setiap indikator keterampilan berpikir
kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dengan
ditandai oleh
meningkatnya nilai yang dihasilkan siswa dalam pengerjaan LKS dan
ditunjukkan oleh semakin banyaknya siswa yang mampu menjelaskan penyebab
terjadinya sebuah permasalahan. Selain itu, siswa mampu memberikan sebuah alasan
dalam menjawab setiap pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan. Kemudian
siswa mampu menyimpulkan akibat yang ditimbulkan oleh sebuah permasalahan
serta mampu menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Keterampilan berpikir kritis siswa juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan
oleh peningkatan nilai produk portofolio serta presentasi yang dihasilkan siswa dan
ditandai oleh banyaknya siswa yang mampu menjelaskan permasalahan yang terjadi
sesuai dengan produk portofolio yang dihaslilkan. Selain itu, semakin banyak siswa
yang mampu memberikan alasan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
juri selama sesi tanya jawab berlangsung. Kemudian, siswa mampu menyimpulkan
secara singkat pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya sebagai penutup
dalam kegiatan presentasi dan siswa mampu menyusun serta menulis informasi
dalam portofolio dengan jelas dan baik sehingga mudah untuk dipahami.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa model project citizen dalam
pembelajaran PKn dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Selain itu, hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn mengenai materi
keputusan bersama dengan menggunakan model project citizen yang telah
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cinunuk 01 Kecamatan Cileunyi Kabupaten
Bandung mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan nilai hasil evaluasi siswa secara individu. Nilai rata-rata individu siswa
17
diantaranya, pada siklus I ratarata perolehan nilai yang dihasilkan sebesar 48,83
sedangkan siklus II mengalami peningkatan menjadi 64,59. Selanjutnya pada siklus
III meningkat kembali menjadi 80. Dengan demikian, model project citizen dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. (U.Nada : 2017).
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
19
Kewarganegaraan harus diproyeksikan sebagai subjek pembelajaran pengembangan
potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas,
partisipatif, dan bertanggung jawab. Dalam pembelajaran menggunakan Project
Citizen siswa diajak untuk memecahkan masalah riil dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.2 SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Agustin Nalar, Ichas Solichin H. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran VCT
Terhadap Penalaran Moral Siswa dalam Pembelajaran PKn SD. Jurnal. Vol.2
No.1: 59-74.
Astawa, Wayan Wira, dkk. 2020. Pembelajaran PPKn dengan model CVT
Bermuatan Nilai Karakter Meningkatkan Kompetensi Pengetahuan Siswa.
Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran. Vol. 3 No.2 :199-210.
Budimansyah, D. 2008. “Revitalisasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
melalui Praktik Belajar Kewarganegaraan (Project Citizen)” dalam Acta
Civicus Vol. 1. Nomor 2.
21