Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE (RI)

“ MENINGKATKAN NILAI-NILAI PANCASILA DI

LINGKUNGAN SEKOLAH”

Dosen Pengampu : Dr. Edizal Hatmi, SS.,M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10

Syahidatul Nisa : 1222451010


Inri Ferawati Simamora : 1223351011
Agnes Exaudita Siringoringo : 1222451015

PROGRAM STUDI S1

PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING REG A 2022

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SEPTEMBER

NOVEMBER 2022
1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
beserta hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Tugas
Rekayasa Ide (KKNI)” dengan mata kuliah “Filsafat Pendidikan” ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari penugasan ini adalah untuk memenuhi tugas
(KKNI) yang diberikan Bapak Dosen Pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Edizal Hatmi, SS.,M.Pd


selaku Dosen Pengampu pada mata kuliah ini yang telah memberikan tugas ini serta
membimbing selama proses penugasan sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni dan penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan rekan – rekan sekalian yang telah
bersedia membagi sebagian pengetahuannya sehingga Tim Penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Makalah Rekayasa Ide (RI)

Penulis menyadari Laporan Makalah Tugas yang disusun ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan Laporan Makalah ini. Demikianlah yang dapat kami
sampaikan, semoga makalah penulisan ini dapat bermanfaat. Akhir kata saya
mengucapkan terimakasih.

Medan,November 2022

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

COVER…………………….…………………………………………………..1

KATA PENGANTAR ……………………………………..…………………..2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..3

BAB I : PENDAHULUAN

1. Rasionalisasi Permasalahan / Isu yang di Bahas……………………………..4

2. Tujuan Tugas Rekayasa Ide………………………………………………….4

3. Manfaat Rekayasa Ide………………………………………………………..4

BAB II : IDENTIFIKASI MASALAH………………………………..……5-6

BAB III : SOLUSI ………………………………………………………….7-10

BAB IV : PENUTUP………………………………………………………11-12

A. Kesimpulan …………………………………………………………………11

B. Saran ………………………………………….…………………………11-12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Permasalahan / Isu yang di Bahas


Tujuan pembuatan tugas Rekayasa Ide ini adalah agar penulis dapat memahami dan
memberikan suatu gambaran tentang bagaimana masalah itu bisa terjadi, serta juga
mampu memberikan bagaimana solusi atau jalan keluar dari setiap permasalahan tersebut
sehingga dapat membuat perubahan yang lebih baik lagi kedepannya.
Dengan adanya permasalahan yang diangkat didalam mini riset maka sangat penting
untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam berpikir secara kritis untuk menemukan
solusi dari permasalahan yang diangkat serta sangat penting untuk menemukan kelebihan
dan kelemahan mengenai suatu hal. Selain itu juga menambah wawasan mahasiswa dalam
membekali dirinya agar kelak dapat membantu para peserta didik untuk mengatasi
permasalahannya. Maka dari itu pembuatan tugas rekayasa tersebut sangat lah berguna,
bermanfaat dan sangat penting untuk mahasiswa, Oleh karena itu, penulis membuat Tugas
Rekayasa Ide ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih dan memilah tentang
permasalahan.

B. Tujuan Tugas Rekayasa Ide


Selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah filsafat pendidikan. Rekayasa Ide ini
juga dibuat agar penulis mampu untuk Melihat dan mencari masalah yang ada dalam
setiap konteks permasalahan. Setelah kita dengan teliti mencari tahu permasalahannya,
kemudian kita mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun
permasalahannya yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas rekayasa ide mata kuliah psikologi kepribadian
2. Untuk memberikan ide/solusi dalam permasalahan yang terdapat pada mini riset
sebelumnya
3. Untuk lebih mengasah kemampuan Mahasiswa dalam mencari ide dalam sebuah
permasalahan yang terjadi.

C. Manfaat Rekayasa Ide

1. Manfaat Rekayasa ide ini diharapkan dapat melatih penulis dalam mengeluarkan
gagasan dan ide kreatif nya sehingga dapat memberikan suatu manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai permasalahan pada anak
remaja.
2. Manfaat rekayasa ide ini dapat memebuhi tugas KKNI mata kuliah filsafat
pendidikan
3. Manfaat Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan
masukan bagaimana cara penerapan Pancasila dilingkungan sekolah.
4
BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

Setiap individu, kelompok, bangsa dan negara dimanapun di dunia ini pasti
mempunyai pandangan atau tujuan hidup.Pandangan hidup ini yang melandasi semua aspek
kehidupan manusia tersebut.Pandangan hidup juga dikenal dengan falsafah hidup.
Indonesia sebagai negara yang besar, negara yang mempunyai bermacam-macam suku
bangsa, ras, agama, kebudayaan dan perbedaan-perbedaan lainnya mempunyai satu falsafah
yang menjadikan bangsa ini tetap menjunjung tinggi kebhinekaannya.Falsafah bangsa
Indonesia adalah pancasila.Pancasila melandasi semua aspek kehidupan bangsa, dan berarti
pancasila juga melandasi dunia pendidikan di Indonesia.
Tapi pada zaman sekarang nilai-nilai pancasila sebagai falsafah dan kepribadian luhur
bangsa seakan tergerus oleh arus globalisasi, dengan adanya globalisasi, banyak
kebudayaan-kebudayaan barat yang tidak sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia masuk
dan meracuni kehidupan disegala aspek, begitu juga di bidang pendidikan, sudah seharusnya
pendidikan di Indonesia tetap berpegang teguh pada pancasila dan UUD 1945 sehingga tidak
keluar dari tujuan pendidikan itu sendiri.

Dari hasil penelitian kami menemukan kasus yaitu bahwa masih 70% siswa yang
menjalankan ataupun melaksanakan nilai-nilai Pancasila dan sisanya masih sering
melakukan pelanggaran disekolah. Oleh sebab itu perlu adanya suatu perbaikan atau
penanganan untuk mengenai kasus tersebut.

Implikasi nilain nilai pancasila

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Notonagara(1975:23) dalam kaelan (2014:56)


bahwasannya Pendukung kelima sila dalam Pancasila adalah manusia, sebagaimana
dalam penjelasannya dan butir-butir yang telah disebutkan

1. Ketuhanan yang Maha Esa,


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3. Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Menurut Notonagara (1975) dalam Kaelan (2014: 58) bahwa sila kedua
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dijiwai oleh sila-sila yang lain, Negara
merupakan lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh manusia. Keadilan yang ingin

5
dicapai dalam hidup manusia bersama sebagai mahluk Tuhan yaitu mewujudkan
keadilan dalam hidup yang saling berdampingan.

Menurut Kaelan (2014: 59) menyatakan bahwa hakikat sila ketiga Persatuan
Indonesia dijelaskan bahwa yang mendasari sila ketiga ini adalah sila Ketuhanan Yang
Maha Esadan Kemanusian, bahwasannya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
yang harus merealisasikan terwujudnya suatu persatuan dalam hidup bermasyarakat.
Tanpa memandang status, perbedaan warna kulit, keturunan, suku, agama serta
dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air.Implementasi nilai-nilai

Dalam Kelan (2014:59) menyatakan bahwa dalam sila keempat kerakyatan yang
dipimpim oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, maka sila
keempat ini mengandung pokok kerakyatan yang kesemuanya di tujukan untuk
rakyat. Permusyawaratan artinya musyawarah untuk mufakat, setelah itu
diadakandan dilaksanakan bersama.

Notonagaro (1975:141) dalam kaelan (2014:60) bahwasannya sila Keadilan sosial


bagi seluruh rakyat Indonesiaini adalah tujuan dari sila pertama sampai sila
keempat.maka sila kelima ini didasari pada sila ketuhanan,
kemanusiaan,persatuan,dan kerakyatan. Adapunpokok pikirannya kesejahteraan dan
kemakmuran bagi rakyat Indonesia, kekayaan alam seluruhnya untuk kepentingan
umum dan kesejahteraan bersama, serta melindungi seluruh masyarakat agar dapat
bekerja sesuai bidang keahliannya.

6
BAB III

SOLUSI

Di lihat dari angket yang telah diisi dari 30 orang siswa di kelas tersebut dapat

diketahui bahwa sudah sekitar 70 % siswa-siswa di kelas tersebut sudah menerapkan

nilai-nilai pancasila. Salah satunya nilai pancasila yang sudah di terapkan yaitu saling

tolong menolong sesame teman dan tidak memilih-milih teman dalam bergaul. Dan tidak

hanya siswa-siswanya saja tetapi sekolah tersebut juga sudah menerapkan nila-nilai

pancasila dalam pendidikan dan sekolah tersebut juga sangat disiplin. Terbukti ketika

peneliti melakukan observasi, di dalam ruangan BK terdengar suara seorang guru yang

sedang menasehati siswa-siswa yang melanggar peraturan sekolah.

Caranya adalah dengan diberikanya sanksi kepada peserta didik yang melanggar

aturan tata tertib sekolah dan bermalas-malasan tidak mau mengikuti kegiatan yang

diadakan di sekolah. Caranya adalah anggota OSIS mendata dan mencatat naman-nama

peserta didik yang dinilai tidak mau mengikuti tata tertib sekolah dan tidak mau

mengikuti semua kegiatan yang diadakan di sekolah, kemudian data tersebut diberikan

kepada wali kelas peserta didik agar semua warga sekolah mengetahui apabila ada peserta

didik yang melanggar aturan tata tertib sekolah dan mengetahui peserta didik yang tidak

mau ikut berpartisipasi di setiap kegiatan yang diselenggarakan di sekolah. Diharapkan

dengan penerapan tersebut kedisiplinan peserta didik di MTS meningkat drastis, karena

keberadaan OSIS itu sangat penting disekolah, selain dapat membentu berjalanya

program sekolah, OSIS juga menjadi panutan bagi peserta didik karena OSIS sendiri

merupakan satu-satunya organisasi disekolah yang banyak dilibatkan untuk mengatur

jalanya kegiatan peserta didik dan OSIS patut menjadi contoh atau panutan bagi peserta

didik. Maka dari itu diharapan kualitas OSIS di MTS menjadi kualitas sekolah yang

unggul. Pengurus OSIS harus sudah siap dan mantap dengan berdsedianya menjadi

bagian dari OSIS dan bisa menerima segala konsekuensi menjadi pengurus OSIS. Karena

7
seperti yang sudah diketahui dari pembahasan hambatan OSIS adalah adanya untung Dan

rugi ketika berada dalam begian OSIS. Hal yang harus dilakukan adalah mempelajari hal

hal yang berhubungan dengan kepengurusan OSIS, mempersiapkan segala sesuatu yang

harus dipersiapkan yang berhubungan dengan kepengurusan OSIS, dan yang terakhir

adalah setelah dipelajari dan dipersiapkan baru merealisasikanya hal hal yang sudah

dipelajari dan dipersiapkan.

Solusi selanjutnya untuk mengatasi faktor penghambat lainnya adalah memberi

peringatan kepada peserta didik yang tidak mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan

pemilihan ketua OSIS yang dilakukan di sekolah, karena kesadaran diri peserta didik

pada pelaksanaan pemilihan ketua OSIS sangat penting dimiliki sebagai peserta didik

agar menjadi peserta didik yang aktif berorganisasi dan selalu ikut berpartisipasi di setiap

kegiatan yang diadakan oleh OSIS di sekolah. Upaya untuk mengatasi berbagai macam

hambatan-hambatan yang dialami di sekolah mengenai penanaman nilai-nilai Pancasila

dalam kegiatan OSIS di MTS harus segera di cari solusinya demi tercapainya penanaman

nilai nilai Pancasila.

Dalam menyampaikan materi mengenai nilai-nilai yang terkandung pada


masing-masing sila, pengabdi telah menyusun materinya dengan memberikan penerapan
contoh yang sederhana dan dapat langsung diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari.

1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa, contohnya adalah siswa diperkenalkan dengan
berbagai agama yang ada di Indonesia. Siswa diberi pemahaman bahwa ada
agama-agama lain yang diakui di Indonesia selain dari agama yang mereka anut dan
siswa diberikan pengertian untuk bisa menghormati agama lain yang dianut oleh
orang lain. Selain itu baru pengabdi mengarahkan para siswa untuk menjalankan
syariat agama yang mereka anut. Semua siswa yang menjadi peserta pengabdian
menganut Agama Islam, sehingga pengabdi mengajak siswa untuk mengingat
kembali rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh umat beragam Islam. Siswa
diberikan penjelasan untuk bersyahadat, melaksanakan sholat lima waktu, puasa
wajib di Bulan Ramadhan, membayar zakat, dan melaksanakan ibadah haji jika
mampu. Siswa kelas lima dan enam tentu sebelumnya sudah mengenal hal tersebut
dari mata pelajaran Agama dan disini pengabdi hanya menekankan bahwa dalam sila
pertama Pancasila menekankan agar para pemeluk Agama Islam harus
melaksanakannya. Selain itu contoh lain yang juga diberikan misalnya, siswa diajak
untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai sesuatu, misalnya memulai kegiatan
8
belajar.

2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, contoh materinya adalah siswa
diberikan penjelasan bahwa mereka harus memperlakukan siapapun yang mereka
temui dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Siswa diberikan penjelasan bahwa
mereka harus menghormati orang tua, guru, dan orang tua yang mereka temui dalam
kehidupan seharihari. Kepada sesama teman sebaya harus bersikap saling
menyayangi.

3. Sila persatuan Indonesia, contoh materi yang disampaikan adalah siswa


diperkenalkan mengenai keberagaman yangada di Indonesia. Indonesia adalah
negara yang sangat kaya baik dari sumber daya alam maupun budayanya. Siswa
diberikan penjelasan agar dapat menjaga kerukunan kepada sesame teman baik yang
ada di sekolah ataupun d rumah. Dalam menyampaikan materi ini pengabdi lengkapi
dengan kasus-kasus nyata yang dilakukan oleh anak-anak tingkat sekolah dasar
mulai seperti tawuran dan bulliying. Pemberian contoh dilakukan melalui gambar
dan video yang sehingga dapat lebih mudah memberikan penekanan kepada bahwa
contoh-contoh buruk tersebut tidak boleh mereka lakukan.

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


pemusyawaratan perwakilan, materi disampaikan dengan melalui pemberian
contoh berupa kebiasaan agar selalu mendiskusikan/membicarakan permasalahan
dengan cara bermusyawarah. Pengabdi memberikan contoh misalnya ketika hendak
melakukan pemilihan ketua kelas dapat dilakukan dengan cara bermusyawarah.
Kemudian di lingkungan keluarga siswa juga diberikan contoh untuk membiasakan
bermusyawarah ketika ada suatu permaslahan.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, contoh materi yang diberikan
kepada siswa misalnya siswa harus rajin saling membantu terhadap sesama yang
sedang mengalami kesulitan. Selain itu ketika terjadi suatu bencana alam di suatu
daerah maka siswa juga bisa memberikan bantuan baik berupa materi maupun
berupa doa bagi orang yang sedang kesusahan tersebut.

Contoh yang diuraikan di atas adalah contoh-contoh yang secara garis besar
pengabdi berikan kepada para siswa yang menjadi saran dalam kegiatan pengabdian ini.
dalam menyampaikan materi pengabdi lengkapi dengan menampilkan foto-foto/ gambar
dan juga video. Misalnya pengabdi gunakan untuk menampilkan tokoh-tokoh yang

9
merumuskan Pancasila, menampilkan video keberagaman Indonesia, menampilkan video
tentang contoh kasus yang tidak baik dan bertentangan dengan nilai Pancasila, dan
lain-lain. Penyampaian materi dengan bantuan media berupa gambar dan video sangat
membantu dalam meningkatkan antusias siswa terhadap materi yang disampaikan.

Selain itu, dalam tahapan penyampaian materi, pengabdi juga mengajak para siswa
untuk bersamasama menyanyikan beberapa lagu wajib nasional seperti garuda Pancasila,
Indonesia Raya dan juga lagu daerah. Hal tersebut membuat para siswa tertarik dan juga
secara tidak langsung mengenalkan keberagaman yang ada di Indonesia yang tentunya
juga dihubungkan dengan nilai Pancasila. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
disampaikan oleh Nany (2009:116) penanaman nilai Pancasila terhadap anak harus
dilakukan dengan hal-hal yang menarik dan menyenangkan bagi anak, diantaranya
melalui : memberikan berbagai permainan yang mengandung nilai pendidikan bagi anak,
membiasakan anak untuk selalu berdoa ketika akan melakukan sesuatu, bersamasama
memeriahkan hari besar keagamaan sesuai kepercayaannya, mengajak anak
memperingati hari besar nasional, mengunjungi berbgaai tempat yang terdapat
peninggalan sejarah, mengenal dan menyanyikan berbagai lagu wajib nasional, serta
khidmat dalam melaksanakan upacara.

Hal lain yang juga pengabdi lakukan adalah mengajak para siswa untuk mengingat
hari-hari besar nasional maupun keagamaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Karim
(2005: 144) yang menjelaskan mengenai hal yang dapat dilakukan dalam menanamkan
nilai Pancasila terhadap anak , yaitu “Menandai kalender Pembelajaran kemudian
menghubungkannya dengan kalender dan waktu. Maksudnya adalah dalam hal ini guru
mengajak siswa untuk bersama-sama melihat tanggal-tanggal yang ada pada kalender
yang ada hubungannya dengan peringatan hari nasional ataupun hari besar keagamaan
seperti hari Kartini, peringatan kemerdekaan dan hari pahlawan. Selain itu dapat juga
dihubungkan dengan tibanya bulan suci Ramadhan, hari raya Idul Fitri, Natal, Nyepi, dan
Waisak.” Hal ini juga efektif dilakukan karena selain memperkuat penerapan nilai
pertama, yaitu nilai ketuhanan juga memperkuat rasa nasionalisme yang berhubungan
dengan sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia.

Setelah penyampaian materi, pengabdi memberikan kesempatan kepada siswa untuk


memberikan pertanyaan. Ada beberapa pertanyaan yang diberikan oleh siswa, yaitu ada
siswa yang bertanya siapakah yang menemukan Pancasila. Pengabdi memberikan
tanggapan terhadap awal mula munculnya Pancasila dalam hal ini menceritakan tentang
sejarah munculnya istilah Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara dan ideologi
Pancasila.

10
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari hasil dan pembahasan sebelumnya, maka dapat


disimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai Pancasila penting dilakukan sedini
mungkin termasuk pada anak yang masih duduk di bangku SMP Penanaman nilai
Pancasila di MTS MULIMIN UNIYA MEDAN berjalan dengan lancar. Menurut
perhitungan hasil pretest dan posttest dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan yang cukup signifikan terhadap pengetahuan para siswa mengenai
nilai-nilai Pancasila setelah diberikan materi melalui kegiatan penyuluhan. Hal
tersebut dapat ditunjukkan melalui hasil nilai pretest dan posttest yang memiliki
selisih sebesar 47,62. Untuk itu, mengingat efektifnya kegiatan penyuluhan
terhadap peningkatan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila,
diharapkan hal sejenis ini dapat dilanjutkanolh berbagai pihak dan tingkatan
pendidikan yang lebih tinggi.

Dari hasil penelitian yang di dapat , solusi dalam penanaman nilai-nilai


pancasila melalui Kegiatan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) yaitu
diantaranya Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah dan hambatan
hambatan yang muncul dalam proses penanaman nilai nilai Pancasila melalui
kegiatan OSIS adalah OSIS harus bisa berperan lebih aktif lagi guna
meningkatkan kedisiplinan agar bisa menjadi panutan untuk peserta didik yang
lain sehingga bisa mendorong dan mengajak kawan kawan peserta didik lain agar
bisa mengikuti setiap program kegiatan yang diadakan oleh OSIS di sekolah.

B. SARAN

Penulis menyarankan agar pendidik memperhatikan dan meningkatkan nilai


nilai Pancasila kedalam diri setiap murid, serta memperdalam materi mengenai
nilai-nilai Pancasila.

Pada filsafat pendidikan ini guru seharusnya menguasai konsep-konsep yang


akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak
terjadi salah konsep atau mekonsepsi pada diri peserta didik sehingga dapat
meningkatkan pendidikan nasional. Guru hendaknya berperan sebagai fasilitator, yaitu
memimpin dan membimbing siswa belajar tanpa ikut campur terlalu jauh atas minat

11
dan kebutuhan siswanya. Adapun siswa berperan bebas untuk mengembangkan minat
dan bakatnya.

Dan kesalahan dalam belajar adalah sesuatu yang wajar dan maklum. tetapi
perlu adanya perbaikan. sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali. semoga
penelitian kami ini dapat bermanfaat bagi sipenulis dan sipenmbaca, umumnya bagi
semua yang berkenan menelaah tulisan kami ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.ubpkarawang.ac.id/index.php/CIVICS/article/view/1331/1031

https://core.ac.uk/download/pdf/276044958.pdf

https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menerapkan-pendidikan-karakter-pancasila-d
alam-lingkungan-sekolah/

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neli
ti.com/media/publications/332708-implementasi-nilai-nilai-pancasila-peser-dc48
22dc.pdf&ved=2ahUKEwjIksmDntb7AhX1FrcAHd2_DJYQFnoECCgQAQ&us
g=AOvVaw0MHHtoQf5wli5c273zLqee

13

Anda mungkin juga menyukai