LINGKUNGAN SEKOLAH”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
PROGRAM STUDI S1
NOVEMBER 2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
beserta hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Tugas
Rekayasa Ide (KKNI)” dengan mata kuliah “Filsafat Pendidikan” ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari penugasan ini adalah untuk memenuhi tugas
(KKNI) yang diberikan Bapak Dosen Pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan
Penulis menyadari Laporan Makalah Tugas yang disusun ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan Laporan Makalah ini. Demikianlah yang dapat kami
sampaikan, semoga makalah penulisan ini dapat bermanfaat. Akhir kata saya
mengucapkan terimakasih.
Medan,November 2022
Kelompok 10
2
DAFTAR ISI
COVER…………………….…………………………………………………..1
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PENUTUP………………………………………………………11-12
A. Kesimpulan …………………………………………………………………11
B. Saran ………………………………………….…………………………11-12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Manfaat Rekayasa ide ini diharapkan dapat melatih penulis dalam mengeluarkan
gagasan dan ide kreatif nya sehingga dapat memberikan suatu manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai permasalahan pada anak
remaja.
2. Manfaat rekayasa ide ini dapat memebuhi tugas KKNI mata kuliah filsafat
pendidikan
3. Manfaat Rekayasa ide ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan
masukan bagaimana cara penerapan Pancasila dilingkungan sekolah.
4
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
Setiap individu, kelompok, bangsa dan negara dimanapun di dunia ini pasti
mempunyai pandangan atau tujuan hidup.Pandangan hidup ini yang melandasi semua aspek
kehidupan manusia tersebut.Pandangan hidup juga dikenal dengan falsafah hidup.
Indonesia sebagai negara yang besar, negara yang mempunyai bermacam-macam suku
bangsa, ras, agama, kebudayaan dan perbedaan-perbedaan lainnya mempunyai satu falsafah
yang menjadikan bangsa ini tetap menjunjung tinggi kebhinekaannya.Falsafah bangsa
Indonesia adalah pancasila.Pancasila melandasi semua aspek kehidupan bangsa, dan berarti
pancasila juga melandasi dunia pendidikan di Indonesia.
Tapi pada zaman sekarang nilai-nilai pancasila sebagai falsafah dan kepribadian luhur
bangsa seakan tergerus oleh arus globalisasi, dengan adanya globalisasi, banyak
kebudayaan-kebudayaan barat yang tidak sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia masuk
dan meracuni kehidupan disegala aspek, begitu juga di bidang pendidikan, sudah seharusnya
pendidikan di Indonesia tetap berpegang teguh pada pancasila dan UUD 1945 sehingga tidak
keluar dari tujuan pendidikan itu sendiri.
Dari hasil penelitian kami menemukan kasus yaitu bahwa masih 70% siswa yang
menjalankan ataupun melaksanakan nilai-nilai Pancasila dan sisanya masih sering
melakukan pelanggaran disekolah. Oleh sebab itu perlu adanya suatu perbaikan atau
penanganan untuk mengenai kasus tersebut.
Menurut Notonagara (1975) dalam Kaelan (2014: 58) bahwa sila kedua
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dijiwai oleh sila-sila yang lain, Negara
merupakan lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh manusia. Keadilan yang ingin
5
dicapai dalam hidup manusia bersama sebagai mahluk Tuhan yaitu mewujudkan
keadilan dalam hidup yang saling berdampingan.
Menurut Kaelan (2014: 59) menyatakan bahwa hakikat sila ketiga Persatuan
Indonesia dijelaskan bahwa yang mendasari sila ketiga ini adalah sila Ketuhanan Yang
Maha Esadan Kemanusian, bahwasannya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
yang harus merealisasikan terwujudnya suatu persatuan dalam hidup bermasyarakat.
Tanpa memandang status, perbedaan warna kulit, keturunan, suku, agama serta
dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air.Implementasi nilai-nilai
Dalam Kelan (2014:59) menyatakan bahwa dalam sila keempat kerakyatan yang
dipimpim oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, maka sila
keempat ini mengandung pokok kerakyatan yang kesemuanya di tujukan untuk
rakyat. Permusyawaratan artinya musyawarah untuk mufakat, setelah itu
diadakandan dilaksanakan bersama.
6
BAB III
SOLUSI
Di lihat dari angket yang telah diisi dari 30 orang siswa di kelas tersebut dapat
nilai-nilai pancasila. Salah satunya nilai pancasila yang sudah di terapkan yaitu saling
tolong menolong sesame teman dan tidak memilih-milih teman dalam bergaul. Dan tidak
hanya siswa-siswanya saja tetapi sekolah tersebut juga sudah menerapkan nila-nilai
pancasila dalam pendidikan dan sekolah tersebut juga sangat disiplin. Terbukti ketika
peneliti melakukan observasi, di dalam ruangan BK terdengar suara seorang guru yang
Caranya adalah dengan diberikanya sanksi kepada peserta didik yang melanggar
aturan tata tertib sekolah dan bermalas-malasan tidak mau mengikuti kegiatan yang
diadakan di sekolah. Caranya adalah anggota OSIS mendata dan mencatat naman-nama
peserta didik yang dinilai tidak mau mengikuti tata tertib sekolah dan tidak mau
mengikuti semua kegiatan yang diadakan di sekolah, kemudian data tersebut diberikan
kepada wali kelas peserta didik agar semua warga sekolah mengetahui apabila ada peserta
didik yang melanggar aturan tata tertib sekolah dan mengetahui peserta didik yang tidak
dengan penerapan tersebut kedisiplinan peserta didik di MTS meningkat drastis, karena
keberadaan OSIS itu sangat penting disekolah, selain dapat membentu berjalanya
program sekolah, OSIS juga menjadi panutan bagi peserta didik karena OSIS sendiri
jalanya kegiatan peserta didik dan OSIS patut menjadi contoh atau panutan bagi peserta
didik. Maka dari itu diharapan kualitas OSIS di MTS menjadi kualitas sekolah yang
unggul. Pengurus OSIS harus sudah siap dan mantap dengan berdsedianya menjadi
bagian dari OSIS dan bisa menerima segala konsekuensi menjadi pengurus OSIS. Karena
7
seperti yang sudah diketahui dari pembahasan hambatan OSIS adalah adanya untung Dan
rugi ketika berada dalam begian OSIS. Hal yang harus dilakukan adalah mempelajari hal
hal yang berhubungan dengan kepengurusan OSIS, mempersiapkan segala sesuatu yang
harus dipersiapkan yang berhubungan dengan kepengurusan OSIS, dan yang terakhir
adalah setelah dipelajari dan dipersiapkan baru merealisasikanya hal hal yang sudah
peringatan kepada peserta didik yang tidak mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pemilihan ketua OSIS yang dilakukan di sekolah, karena kesadaran diri peserta didik
pada pelaksanaan pemilihan ketua OSIS sangat penting dimiliki sebagai peserta didik
agar menjadi peserta didik yang aktif berorganisasi dan selalu ikut berpartisipasi di setiap
kegiatan yang diadakan oleh OSIS di sekolah. Upaya untuk mengatasi berbagai macam
dalam kegiatan OSIS di MTS harus segera di cari solusinya demi tercapainya penanaman
1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa, contohnya adalah siswa diperkenalkan dengan
berbagai agama yang ada di Indonesia. Siswa diberi pemahaman bahwa ada
agama-agama lain yang diakui di Indonesia selain dari agama yang mereka anut dan
siswa diberikan pengertian untuk bisa menghormati agama lain yang dianut oleh
orang lain. Selain itu baru pengabdi mengarahkan para siswa untuk menjalankan
syariat agama yang mereka anut. Semua siswa yang menjadi peserta pengabdian
menganut Agama Islam, sehingga pengabdi mengajak siswa untuk mengingat
kembali rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh umat beragam Islam. Siswa
diberikan penjelasan untuk bersyahadat, melaksanakan sholat lima waktu, puasa
wajib di Bulan Ramadhan, membayar zakat, dan melaksanakan ibadah haji jika
mampu. Siswa kelas lima dan enam tentu sebelumnya sudah mengenal hal tersebut
dari mata pelajaran Agama dan disini pengabdi hanya menekankan bahwa dalam sila
pertama Pancasila menekankan agar para pemeluk Agama Islam harus
melaksanakannya. Selain itu contoh lain yang juga diberikan misalnya, siswa diajak
untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai sesuatu, misalnya memulai kegiatan
8
belajar.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, contoh materinya adalah siswa
diberikan penjelasan bahwa mereka harus memperlakukan siapapun yang mereka
temui dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Siswa diberikan penjelasan bahwa
mereka harus menghormati orang tua, guru, dan orang tua yang mereka temui dalam
kehidupan seharihari. Kepada sesama teman sebaya harus bersikap saling
menyayangi.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, contoh materi yang diberikan
kepada siswa misalnya siswa harus rajin saling membantu terhadap sesama yang
sedang mengalami kesulitan. Selain itu ketika terjadi suatu bencana alam di suatu
daerah maka siswa juga bisa memberikan bantuan baik berupa materi maupun
berupa doa bagi orang yang sedang kesusahan tersebut.
Contoh yang diuraikan di atas adalah contoh-contoh yang secara garis besar
pengabdi berikan kepada para siswa yang menjadi saran dalam kegiatan pengabdian ini.
dalam menyampaikan materi pengabdi lengkapi dengan menampilkan foto-foto/ gambar
dan juga video. Misalnya pengabdi gunakan untuk menampilkan tokoh-tokoh yang
9
merumuskan Pancasila, menampilkan video keberagaman Indonesia, menampilkan video
tentang contoh kasus yang tidak baik dan bertentangan dengan nilai Pancasila, dan
lain-lain. Penyampaian materi dengan bantuan media berupa gambar dan video sangat
membantu dalam meningkatkan antusias siswa terhadap materi yang disampaikan.
Selain itu, dalam tahapan penyampaian materi, pengabdi juga mengajak para siswa
untuk bersamasama menyanyikan beberapa lagu wajib nasional seperti garuda Pancasila,
Indonesia Raya dan juga lagu daerah. Hal tersebut membuat para siswa tertarik dan juga
secara tidak langsung mengenalkan keberagaman yang ada di Indonesia yang tentunya
juga dihubungkan dengan nilai Pancasila. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
disampaikan oleh Nany (2009:116) penanaman nilai Pancasila terhadap anak harus
dilakukan dengan hal-hal yang menarik dan menyenangkan bagi anak, diantaranya
melalui : memberikan berbagai permainan yang mengandung nilai pendidikan bagi anak,
membiasakan anak untuk selalu berdoa ketika akan melakukan sesuatu, bersamasama
memeriahkan hari besar keagamaan sesuai kepercayaannya, mengajak anak
memperingati hari besar nasional, mengunjungi berbgaai tempat yang terdapat
peninggalan sejarah, mengenal dan menyanyikan berbagai lagu wajib nasional, serta
khidmat dalam melaksanakan upacara.
Hal lain yang juga pengabdi lakukan adalah mengajak para siswa untuk mengingat
hari-hari besar nasional maupun keagamaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Karim
(2005: 144) yang menjelaskan mengenai hal yang dapat dilakukan dalam menanamkan
nilai Pancasila terhadap anak , yaitu “Menandai kalender Pembelajaran kemudian
menghubungkannya dengan kalender dan waktu. Maksudnya adalah dalam hal ini guru
mengajak siswa untuk bersama-sama melihat tanggal-tanggal yang ada pada kalender
yang ada hubungannya dengan peringatan hari nasional ataupun hari besar keagamaan
seperti hari Kartini, peringatan kemerdekaan dan hari pahlawan. Selain itu dapat juga
dihubungkan dengan tibanya bulan suci Ramadhan, hari raya Idul Fitri, Natal, Nyepi, dan
Waisak.” Hal ini juga efektif dilakukan karena selain memperkuat penerapan nilai
pertama, yaitu nilai ketuhanan juga memperkuat rasa nasionalisme yang berhubungan
dengan sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia.
10
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
11
dan kebutuhan siswanya. Adapun siswa berperan bebas untuk mengembangkan minat
dan bakatnya.
Dan kesalahan dalam belajar adalah sesuatu yang wajar dan maklum. tetapi
perlu adanya perbaikan. sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali. semoga
penelitian kami ini dapat bermanfaat bagi sipenulis dan sipenmbaca, umumnya bagi
semua yang berkenan menelaah tulisan kami ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.ubpkarawang.ac.id/index.php/CIVICS/article/view/1331/1031
https://core.ac.uk/download/pdf/276044958.pdf
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menerapkan-pendidikan-karakter-pancasila-d
alam-lingkungan-sekolah/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neli
ti.com/media/publications/332708-implementasi-nilai-nilai-pancasila-peser-dc48
22dc.pdf&ved=2ahUKEwjIksmDntb7AhX1FrcAHd2_DJYQFnoECCgQAQ&us
g=AOvVaw0MHHtoQf5wli5c273zLqee
13