Anda di halaman 1dari 18

IDEOLOGI NEGARA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Pancasila

Dosen:
RIKA SYANTI S.H

Oleh:
Nama Kelompok
FAMITZI RIFALYA NIM 4202342002
STEPANUS ARMAN JERIONO NIM 4202342006
RIZKI RAHMAN NIM 4202342015
ABDUL GHONI NIM 4202342012

KELAS 1 A TEKNOLOGI REKAYASA KONTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN


MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
FAKULTAS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Rika Syanti S.H yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pontianak, 24 November 2023

ii
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................................3

2.1 Pengertian Ideologi........................................................................................................3

2.2 Pengertian Pancasila sebagai ideologi............................................................................7

2.3 Ideologi di berbagai negara...........................................................................................7

2.4 Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya..........................................13

BAB III..................................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................14

3.2 Saran............................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ideologi mempunyai peranan penting dalam menentukan pandangan hidup
suatu negara. Setiap negara di dunia mempunyai pandangan hidup masingmasing
yang telah disesuaikan dengan budaya dan karakter warganya. Pancasila sebagai
ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai kebangsaan, yaitu cara berfikir
dan cara kerja perjuangan bangsa. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia
mengandung nilai-nilai kebangsaan, yaitu cara berfikir dan cara kerja perjuangan
bangsa. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh (Sugito, 2007:76).
Diterimanya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar Negara,
membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan
landasan pokok, landasan fundamental bagi pengaturan serta penyelengggaraan
negara. Pengakuan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengharuskan kita
sebagai bangsa untuk mentransformasikan nilai-nilai Pancasilai itu ke dalam sikap
dan perilaku nyata baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Derasnya arus globalisasi menyebabkan semakin lunturnya nilai-nilai
karakter bangsa di masyarakat khususnya pada anak-anak. Dengan adanya
pertukaran budaya bangsa, banyak budaya asing yang masuk yang akhirnya
merusak nilai-nilai karakter bangsa. Anak-anak lebih menyukai budaya asing
daripada budaya asli bangsa ini. Hal ini dibuktikan dengan perasaan yang bangga
menggunakan produk luar negeri. Selain itu lunturnya nilai-nilai kebangsaan bisa
dibuktikan dengan semakin banyaknya fenomena pembatasan bahkan
penghapusan upaya penanaman nilai kebangsaan di sekolah. Dari fakta-fakta di
atas penulis menemukan adanya pengaruh lunturnya nilai-nilai kebangsaan
dengan timbulnya berbagai masalah pada anak-anak. Selain itu lunturnya nilai-

1
nilai kebangsaan menyebabkan timbulnya berbagai masalah di sekolah khususnya
di kelas yaitu : rasa tidak hormat kepada Kepala sekolah dan guru, kurangnya
sopan santun siswa terhadap guru dan orang tua.
Para generasi muda sebagai pemegang estafet kepemimpinan bangsa belum
mencerminkan cita-cita pendidikan yang diharapkan. Masalah ini merupakan
suatu fakta yang tidak boleh diabaikan mengingat pentingnya Sikap Nasionalisme
dalam memajukan Negara Indonesia. Ketika pemerintah begitu gencar
menyampaikan tentang pendidikan nilai kebangsaan atau nasionalisme, maka
pembinaan Pendidikan nilai kebangsaan melalui jalur pendidikan ini dirasakan
tepat waktu,tepat fungsi, serta tepat sasaran. Terkait dengan penanaman nilai
kebangsaan di era global sekarang ini salah satu lembaga formal yang ikut
bertanggung jawab adalah satuan pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai
alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru
bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan
diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai
aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah
nasionalisme. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan belum mampu
mewujudkan generasi bangsa yang cerdas dan bermartabat seperti yang
diharapkan oleh undang-undang, namun masih ada harapan bagi para pendidik
untuk mengubah kondisi yang ada melalui pendidikan formal maupun informal
khususnya di sekolah dasar. Sekolah Dasar merupakan lembaga formal sebagai
pondasi paling awal sehingga menjadi tolak ukur di jenjang pendidikan
selanjutnya. Maka peranan Sekolah dasar menjadi sangat penting dalam rangka
penanaman nilai kebangsaan. Siswa sekolah dasar (SD) adalah anak dalam
rentang 6 tahun sampai 12 tahun yang memiliki karakter unik yaitu dengan hal-
hal yang nyata dan praktis. Maka untuk mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan
selain di dalam pendidikan formal (Mata Pelajaran) dapat di laksanakan juga
dalam kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan aplikasi dari fungsi

2
Pendidikan sebagai mana diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang SISDIKNAS pasal 3 bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Pengertian ideologi
b. Corak-corak ideologi dari beragai negara
c. Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang ideologi negara
b. Untuk memahami tentang corak-corak ideologi dari berbagai negara
c. Untuk mengetahui perbandingan ideologi dengan ideologi lainnya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi


Secara etimologi, ideologi berasal dari kata “idea” yang berarti gagasan,
konsep, buah pikiran, dan “logos” artinya ilmu. Kata idea berasal dari kata Yunani,
eidos yang artinya bentuk. Selain itu, ada kata idean yang artinya melihat, maka
secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (science of ideas)
atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Sedangkan dalam pengertian sehari-
hari, kata “idea” biasanya disamakan artinya dengan “cita-cita”. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai, sehingga citacita
3
yang bersifat tetap itu sekaligus menjadi dasar, pandangan, atau paham. Jadi, kata
ideologi berarti ilmu yang membicarakan tentang suatu gagasan atau pemikiran untuk
dijadikan pedoman, dasar, Iandasan, prinsip, dan cita-cita dalam hidup. 1 Apabila
ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan dikemukakan oleh
seorang Perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796. Seperti halnya Leibniz de Tracy
mempunyai cita-cita untuk membangun suatu sistem pengetahuan. Apabila Leibniz
menyebutkan impiannya sebagai “one great sistem of truth”, dimana tergabung segala
cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, maka de Tracy menyebutkan
‘Ideologie’,yaitu ‘science of ideas’ , suatu program yang diharapkan dapat membawa
perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Namun Napoleon
mencemoohnya sebagai suatu khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis.
Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan menemukan kenyataan.2
Pengertian “ideologi” secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-
gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan, yang menyeluruh
dan sistematis, yang menyangkut:
1. Bidang politik (termasuk di dalamnya bidang pertahanan dan keamanan)
2. Bidang social
3. Bidang kebudayaan
4. Bidang keagamaan.
Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi
basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang
bersangkutan, pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki
ciri berupa derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian pandangan dunia, pandangan
hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan,
dilestarikan kepada generasi berikutnya, di perjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban. Ideologi yang pada mulanya adalah gagasan dan cita-cita
berkembang secara luas menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau

4
pemikiran yang dipegang oleh seorang atau sekelompok orang untuk menjadi
pegangan hidup. Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai ideologi.4 1.
Patrick Corbett dalam Abdul Kadir Besar (1994) menyatakan ideologi sebagai setiap
struktur kejiwaan yang tersusun oleh seperangkat keyakinan mengenai
penyelenggaraan hidup bermasyarakat beserta pengorganisasiannya, seperangkat
keyakinan mengenai sifat hakikat manusia dan alam semesta yang ia hidup di
alamnya, suatu pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat keyakinan tersebut
independen, dan suatu dambaan agar ketyakinan-keyakinan tersebut dihayati dan
pernyataan pendirian itu diakui sebagai kebenaran oleh segenap orang yang menjadi
anggota peuh dari anggota sosial yang bersangkutan. 2. AS Hornby dalam Faisal
Ismail (1999) menyatakan bahwa ideologi adalah seperangkatgagasan yang
membenuk landasan teori ekonomi dan politik atau ang dipegangi seseorang atau
seseorang. Syarial Syarbani (2003) mengemukakan idologi dalam 3 pengertian:
(a) Ideologi diartikan sebagai weltanschauung yakni pengetahuan yang mengandung
pemikiran besar,cita cita besar mengenai sejarah, manusia, masyarakat, dan Negara
(science of ideas),
(b) ideologi diartikan pemikiran yamg tidak mementingkan kebenaran internal dan
kenyataan empiris, ditujukan dan tumbuh berdasarkan perimbangan kepentingan
tertentu. Dan karena itu cenderung bersifat tertutup.
(c) ideologi diartikan sebagai suatu belief sistem sebagai pemikiran yang bersifat
tertutup, berbeda dengan knowledge sistem (bersifatreflektif, sistematis dan kritis) 4.
Frans Magnis Suseno (2011) menyatakan ideologi sebagai suatu sistem pemikiran,
dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan terbuka. Lebih lanjut dikatakan ada 2
(dua) jenis ideologi, yakni ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi tertutup
adalah ajaran pandangan dunia, atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan
norma-norma politik dan sosial, sebagai kebenaran. Kebenaran suatu ideologi tertutup
tidak boleh dipertanyakan berdasarkan nilai atau prinsip moral yang lain. Isinya
dogmatis dan apriori sehingga tidak dapat dirubah atau dimodifikasi berdasarkan

5
pengalaman sosial. Ideologi ini tidak mentolelir pandangan dunia atau nilai-nilai lain.
Ideologi tertutup tidak hanya menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip
dasar saja, tetapi juga menentkan hal-hal yang bersifat konkretdan rasional. Ideologi
terutup tidak mengakui hak masing-masing orang untuk memiliki keakinan dan
pertimbangannya sendiri. Ideologi tertutup menuntut ketaatan tanpa reserve.5
Ideologi seabagai suatu sistem pemikiran (sistem of thought), maka ideologi terbuka
merupakan suatu sistem pemikiran terbuka. Sedangkan ideologi tertutup dapat
dikenali dengan beberapa ciri khas. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup
dalam masyarakat, melainkan merupakan cita-cita satu kelompok orang yang
mendasari suatu program untuk mengubah dan membaharui massyarakat. Dengan
demikian, ciri ideologi tertutup adalah bahwa atas nama ideologi dibenarkan
pengobanan-pngorbanan yang dibebankan kepada masyarakat. Demi ideologi,
masyarakat harus berkorban dan bersedia untuk menilai kepercayaan ideologis para
warga masyarakat serta kesetiannya masing-maasing sebagai warga masyarakat.6
Ciri-ciri lain mengenai ideologi tertutup adalah bahwa isinya bukan hanya berupa
nilai-nilai dan cita-cita tertentu melainkan intinya terdiri dari tuntutantuntutan konkrit
dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak. Jadi ciri khas ideologi
tertutup adalah bahwa betapapun besaarnya perbedaan antara tuntutan berbagai
ideologi yang memungkinkan hidup dalam masyarakat itu, akan selalu ada tuntutan
mutlak bahwa orang harus taat kepada ideologi tersebut. Hal itu juga berarti orang
harus taat kepada elit yang mengembannya, taat terhadap tuntutan ideologis dan
tuntutan ketaatan itu mutlak dari nurasinya, tanggung jawabnya atas hak-hak
asasinya. Kekuasaannya selalu condong ke arah total, jadi bersifat totaliter dan akan
menyangkut segala segi kehidupan.7 Sebaliknya, ideologi terbukan hanya berisi,
orienatsi, gagasan, prinsip, atau nilai dasar saja, sedangkan penjabarannyakedalam
tujuan-tujuan dan norma sosial politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan
dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Operasionalisasi
cita-cita yang ingin dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus

6
disepakati secara demokratis. Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totalite, dan
tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok ideologi terbuka hanya
terdapat dalam sistem yang demokratis.8 Sebagaimana dikemukakan diatas, dalam
ideologi terkadung nilai-nilai. Nilai-nilai itu dianggap sebagai nilai yang baik, luhur,
dan dianggap menguntungkan masyarakat sehingga diterima nilai tersebut. Oleh
karena itu, ideologi digambarkan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan
bersama. Seperangkat nilai dianggap benar, baik , adil , dan menguntung itu,
dijadikan nilai bersama. Apabila sekelompok masyarakat bangsa menjadikan nilai
dalam ideologi sebagai nilai bersama maka ideologi tersebut menjadi ideologi bangsa
atau ideologi nasional bangsa yang besangkuatan.

2.2 Pengertian Pancasila sebagai ideologi


Pancasila sebagai ideologi berarti Pancasila merupakan landasan/ide/gagasan yang
fundamental dalam proses penyelenggaraan tata pemerintahan suatu negara, mengatur
bagaimana suatu sistem itu dijalankan.visi atau arah dari kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi
ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan , kerakyatan serta nilai keadilan. visi atau
arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya
kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan ,
kerakyatan serta nilai keadilan. seluruh warga negara Indonesia menjadikan pancasila
sebagai dasar sistem kenegaraan. seluruh warga negara Indonesia menjadikan
pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan.

2.3 Ideologi di berbagai negara


a. Hakkō ichiu negara Jepang
Hakkō ichiu adalah ideologi yang digunakan Jepang untuk memperluas
Kekaisarannya. Hakkō ichiu dipakai sebagai alasan untuk mengekspansi negara lain
dengan dalih persaudaraan yang mengatasnamakan takdir absolut Kaisar. Kegigihan
Jepang untuk mewujudkan wilayah Kekaisarannya terbukti dari banyaknya kuil

7
Shinto yang dibangun di luar Jepang. Selain itu, barisan militer dan Kempeitai polisi
militer juga dikerahkan Jepang untuk mengamankan internal Jepang serta
memperluas Kekaisarannya di wilayah jajahan eksternal . Militer ditanamkan dengan
nilai bushido untuk mengabdi kepada Kaisar agar berani berperang, begitu juga
Kempeitai yang tugasnya menginvestigasi kaum anti-Jepang. Namun, praktek Hakkō
ichiu dalam militer dan Kempeitai sangat bertolak belakang dengan asas
persaudaraan yang telah dipropagandakan menjelang Perang Dunia II. Ketika Perang
Dunia II, perlakuan Jepang semakin kejam terhadap para tawanannya, dan
meninggalkan luka mendalam di negara-negara bekas jajahannya, khususnya di Cina.
Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui kesesuaian ideologi Hakkō ichiu berasas
persaudaraan dengan praktek invasinya. Metode yang digunakan adalah studi
pustaka. Hasil dari penelitian diharapkan mampu mengisi kekurangan dari penelitian
sebelumnya dan turut memperkaya ilmu pengetahuan di bidang studi Jepang.
b. Sekularisme negara India
Sekularisme merupakan ideologi kontemporer yang dijadikan ideologi negara bagi
India disamping merupakan ideologi Partai Kongres yang berkuasa pada awal
kemerdekaan. Dalam pemerintahan yang sekuler negara memisahkan urusan politik
dari unsur-unsur agama sehingga tidak terjadi politisasi agama, menghindari
terjadinya komunalisme serta menjalankan proses modernisasi. Sekularisme yang
berkembang di India dapat dilihat dari adanya penerapan kebijakan-kebijakan baik
yang berupa kebijakan yang bersifat ideologis maupun kebijakan pembangunan serta
kekuatan basis politik yang mendukung Partai Kongres untuk berkuasa. Hal itu secara
kronologis dapat dianalisa melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan pada setiap
periode pemerintahan Partai Kongres di India sejak masa Nehru dan hal itu pula yang
digunakan sebagai cara bagi Partai Kongres untuk mempertahankan sekularisme
India. Dalam perkembangannya dalam tiap periode pemerintahan Partai Kongres,
bentuk sekularisme maupun bentuk-bentuk kebijakan yang dikeluarkannya berbeda-
beda menurut konteks sosial serta gaya kepemimpinan pemerintahnya. Dengan

8
demikian pada tiap periode terjadi perubahan dan pasang surut atas kekuatan
sekularisme di India. Meskipun mengalami berbagai perubahan kebijakan maupun
dukungan serta pasang surut pada tiap periodenya, namun ternyata dominasi Partai
Kongres selama ini mampu membuat sekularisme bertahan di India, dan menjadikan
sekularisme sebagai ideologi yang rasional dalam menjalankan modernisasi bagi
masyarakatnya. Ideologi sekuler juga menjadi kekuatan untuk menyatukan
masyarakat India yang memiliki pluralitas agama.
c. Komunisme negara Cina
Republik Rakyat China adalah sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir
seluruhkebudayaan, sejarah dan geografis yang dikenal sebagai China.
Sejak kemenangan PartaiKomunis Cina (PKC) dan berdirinya Republik Rakyat
Cina (Cina) pada tahun 1949, Cina secararesmi menggunakan ideologi sosialis-
komunis dan Partai Komunis Cina sebagai pemegangtunggal otoritas
kekuasaan. Sebagai sebuah negara sosialis-komunis, Cina
menggunakanideologi komunisme yang dibuat oleh Marx dan Lenin.Sistem
ketatanegaraan Cina yang menggunakan sistem pemerintahan parlementer
sejak1954, yang di pimpin oleh Mao Tse Tung (Mao Zedong) pada tahun 1893-1976.
Mao sebagaiketua Partai komunis Cina pada tahun 1935. Dan pada tahun 1976 Mao
di gantikan oleh DengXiaoping. tujuan utama dari Partai Komunis China adalah
untuk selamanya mempertahankankekuasaan atas China, partai tidak akan pernah
runtuh dan akan selalu mempunyai kekuatanuntuk megendalikan negara beserta
rakyatnya. Salah satu kebijkan politik Deng Xiaoping yangterkenal adalah "Satu
Negara Dua Sistem".China sering disebut juga sebagai Tiongkok saat ini menjadi
negara komunis paling besar didunia. Meskipun secara ekonomi Tiongkok dapat
dikatakan liberal dan kapitalistik, sistem politikpemerintahan yang masih komunis
dengan sistem partai tunggal Partai Komunis Tiongkok. XiJinping, sebagai sekretaris
jenderal partai, juga menjadi presiden dari Tiongkok. Sistem satupartai dan kebijakan

9
yang masih tersentralisasi di Xi Jinping dan elit-elit di sekitarnya membuatnegara ini
dapat dikategorikan sebagai negara komunis
d. Liberal negara Korea Selatan
Hukum Konstitusi Republik Korea disahkan pada Juni 1948 dan diumumkan pada
tanggal 17 Juli, sekitar satu setengah bulan sebelum pendirian Negara Korea.
Pemerintah merayakan tanggal tersebut sebagai hari libur nasional setiap tahun.
Hukum Konstitusi direvisi pertama kali pada Juli 1952. Hukum Konstitusi saat ini
adalah Hukum Konstitusii revisi ke-9 yang disahkan melalui referendum pada tanggal
27 Oktober 1987. Hukum Konstitusi Korea Selatan didasarkan pada demokrasi
liberal. Hukum Konstitusi ini menjamin kebebasan dan hak-hak rakyat oleh hukum,
menyatakan pembentukan negara sejahtera, serta menjamin kesempatan yang sama di
semua bidang termasuk politik, ekonomi, masyarakat, dan budaya. Di dalam Hukum
Konstitusi disebutkan bahwa setiap warga negara berkewajiban membayar pajak,
mempertahankan negara, berpartisipasi dalam pendidikan, dan bekerja. Hukum
Konstitusi menyatakan perdamaian internasional dan menetapkan bahwa perjanjian
yang dibuat dan diumumkan serta hukum internasional yang diterima secara umum
memiliki efek yang sama dengan hukum domestik. Selain itu, status orang asing
dijamin sesuai dengan hukum dan perjanjian internasional.
e. Demokrasi negara Singapura
Singapura menganut sistem demokrasi perwakilan parlementer multi -partai di mana
Presiden Singapura adalah kepala negara dan Perdana Menteri Singapura adalah
kepala pemerintahan . Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden dan Kabinet .
Kabinet mempunyai pengarahan dan kendali umum atas pemerintahan dan
bertanggung jawab secara kolektif kepada Parlemen . Ada tiga cabang pemerintahan
yang terpisah: legislatif , eksekutif dan yudikatif . Demokrasi perwakilan dimulai
pada tahun 1940-an ketika jumlah kursi terpilih di badan legislatif secara bertahap
meningkat, hingga Majelis Legislatif Singapura yang dipilih secara penuh dibentuk
pada tahun 1958. Saat ini, undang-undang Singapura menetapkan berbagai

10
mekanisme yang memenuhi doktrin demokrasi perwakilan. Pemilihan parlemen di
Singapura wajib diadakan secara berkala untuk memilih Parlemen dengan hak pilih
universal . Meskipun hak memilih dalam undang-undang Singapura tidak disebutkan
secara tegas dalam Konstitusi, namun Pemerintah menegaskan bahwa hak tersebut
tersirat dalam teks konstitusi. Konstitusi memberikan tiga cabang negara dengan
aspek kekuasaan pemerintahan yang berbeda. Eksekutif terdiri dari Presiden dan
Kabinet, yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Kabinet bertanggung jawab kepada
para pemilih dan merupakan perwujudan demokrasi perwakilan. Presiden dipilih oleh
rakyat untuk bertindak sebagai pelindung konstitusi dalam melindungi cadangan
nasional dan menjaga integritas pelayanan publik. Untuk memenuhi syarat sebagai
calon presiden, kriteria yang ketat harus dipenuhi. Konstitusi selanjutnya mengatur
komposisi parlemen yang mencakup anggota parlemen (MP) yang dipilih melalui
Konstituensi Anggota Tunggal dan Konstituensi Perwakilan Kelompok , Anggota
Parlemen Non-konstituensi (NCMP) dan Anggota Parlemen yang Dicalonkan
(NMP). Anggota parlemen adalah perwakilan dari para pemilih dan mempunyai
peran untuk menyampaikan kekhawatiran yang mungkin dimiliki masyarakat.
Pemerintah berpandangan bahwa demokrasi perwakilan lebih baik dipahami dengan
menganggap partai politik sebagai elemen fundamental dalam sistem politik
dibandingkan dengan anggota parlemen perorangan. Meskipun sistem peradilan
bukan merupakan perwujudan langsung dari konsep demokrasi perwakilan, sistem
peradilan berfungsi sebagai pengawas terhadap Pemerintah dan badan legislatif
dengan memastikan bahwa kekuasaan mereka dilaksanakan dalam batas-batas yang
ditetapkan oleh Konstitusi, seperti kebebasan mendasar yang dijelaskan dalam Bagian
IV. Hak demokratis warga Singapura untuk mengubah pemerintahan melalui pemilu
yang bebas dan adil belum teruji. Sejak kemerdekaannya, Partai Aksi Rakyat (PAP)
yang berkuasa telah memenangkan setiap pemilu dengan jumlah dukungan yang
bervariasi mulai dari 60–70% suara terbanyak berdasarkan sistem pemungutan suara
first-past-the-post (FPTP). Meski demikian, Freedom House yang berbasis di AS

11
mengatakan pemilu di Singapura bebas dari penindasan pemilih dan kecurangan
pemilu. [1] Hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi , yang dijamin bagi
warga negara Singapura berdasarkan Pasal 14 Konstitusi Singapura , sangat penting
dalam konsep demokrasi perwakilan. Mekanisme yang tersedia untuk pelaksanaan
hak termasuk kebebasan berbicara dan berdebat di Parlemen, Speakers' Corner , dan
media baru . Namun, Pasal 14 memungkinkan Parlemen untuk membatasi hak atas
kebebasan berpendapat karena berbagai alasan. Salah satunya adalah perlindungan
reputasi. Kritikus menuduh para menteri Kabinet dan anggota Partai Aksi Rakyat
yang berkuasa telah menggunakan tuntutan pencemaran nama baik terhadap politisi
oposisi untuk menghambat kegiatan mereka dan mengeluarkan mereka dari
Parlemen. Pemerintah mengatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim
tersebut. Selain itu, kepemilikan dan konten media diatur secara cermat oleh
Pemerintah. Pasal 14 melindungi hak atas kebebasan berkumpul yang relevan dengan
kebebasan berpendapat karena kebebasan berpendapat sering kali dilakukan dalam
pertemuan dan pertemuan. Pertemuan bebas dibatasi di Singapura melalui undang-
undang yang mengharuskan izin diperoleh sebelum acara diadakan, namun ada
pengecualian untuk acara di dalam ruangan yang melibatkan penyelenggara dan
pembicara yang merupakan warga negara. Pemerintah dituduh memperlambat
kemajuan demokrasi dengan menggunakan Undang-Undang Keamanan Dalam
Negeri ( Bab. 143, 1985 Rev. Ed. ) (ISA) untuk menahan lawan politik dan menekan
kritik politik. Sebagai tanggapan, Pemerintah telah menegaskan bahwa tidak ada
orang yang ditahan semata-mata karena keyakinan politiknya.
f. Fedayen negara Palestia
Fedayeen Palestina (dari bahasa Arab fidā'ī, jamak fidā'iyūn, ‫دائيون‬XXX‫ )ف‬adalah
gerilyawan atau militan Palestina berhaluan nasionalis. Sebagian besar orang
Palestina menganggap fedayeen sebagai "pejuang kemerdekaan", sementara Israel
mencap mereka sebagai teroris. Kelompok ini terinspirasi dari gerilyawan di
Vietnam, Tiongkok, Aljazair dan Amerika Latin. Ideologi fedayeen Palestina adalah

12
nasionalisme sayap kiri, sosialisme atau komunisme, dan tujuan mereka adalah untuk
mengalahkan Zionisme dan mendirikan "negara sekuler, demokrasi dan nonsektarian"
di Palestina. Namun, makna kata "sekuler, demokratik dan non-sektarian" di antara
faksi-faksi fedayeen tidaklah sama. Fedayeen Palestina bermula dari para pengungsi
yang melarikan diri atau diusir dari desa mereka akibat Perang Arab-Israel 1948.
Pada pertengahan tahun 1950-an, fedayeen mulai melancarkan serangan lintas
perbatasan dari Suriah, Mesir dan Yordania ke Israel. Jalur Gaza pun menjadi pusat
aktivitas fedayeen Palestina. Akibatnya, Israel melancarkan serangan balasan yang
dengan sendirinya memicu serangan-serangan lain dari fedayeen. Setelah Israel
berhasil mengalahkan negara-negara Arab selama Perang Enam Hari pada tahun
1967, kelompok fedayeen Palestina disatukan oleh Organisasi Pembebasan Palestina,
walaupun setiap kelompok tetap memiliki pemimpin dan angkatan bersenjatanya
sendiri.

2.4 Perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya


 Ideologi Pancasila dengan Liberalisme
Pancasila:
a) Kepemilikan individu dibatasi pada kepentingan yang tidak menjadi hajat
hidup orang banyak.
b) Bercampurnya aspek kepemerintahan dengan agama.
c) Masih adanya pembatasan oleh pemerintah dan agama.
Liberalisme:
a) Kepemilikan individu tidak dibatasi sama sekali.
b) Aspek pemerintahan dan keagamaan dilarang untuk dicampur adukkan.
c) Penolakan terhadap pembatasan oleh pemerintah dan agama. Persamaan:
Sama-sama menganut sistem demokrasi, dimana semua orang berhak
menyuarakan pendapatnya.
 Ideologi Pancasila dengan Komunisme
Pancasila:
13
a) Hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan jelas dan diperbolehkan
sesuai peraturan.
b) Menimbulkan adanya kelas dalam masyarakatdengan penanganan masing-
masing.
c) Pemerintah yang demokratis.
Komunisme:
a) Penghapusan seluruh hak milik pribadi dan negara menjadi hak milik
besama.
b) Terciptanya negara tanpa kelas.
c) Pemerintahan cenderung otoriter agar rakyat dapat diatur sepenuhnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan
ideologi negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila merupakan gagasan dasar yang
berkenaan dengan kehidupan negara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis
melandasi berdirinya negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran
mengenai wujud masyarakat tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus
diperjuangkan untuk mewujudkannya. Pancasila membawakan nilai-nilai tertentu yang
digali dari realitas sodio budaya bangsa Indonesia. Ideologi membawakan kekhasan tertentu
yang membedakannya dengan ideologi lainnya. Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa,yang membawa konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi Pancasila dilihat dari dimensi realitas
membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas sosiobudaya bangsa Indonesia, dari

14
segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan terwujudnya masyarakat yang
dicitacitakan, dan dari dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada didalamnya dapat dijabarkan
secara konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan
perkembangan masyarakat.

3.2 Saran
Sebagai pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sebaiknya selalu
menjaga ideologi negara karena Pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan
dengan kehidupan negara.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila https://thegorbalsla.com/pengertian-pancasila/
https://www.gurupendidikan.co.id/pancasila-sebagai-dasar-negara/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi Surbakti, K. (2018).

15

Anda mungkin juga menyukai