Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah : Pancasila

Dosen Pengampu : Hasanuddin S. Pd, M.Pd

MAKALAH
SILA KEADILAN SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN
NEGARA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Disusun Oleh:

Zulpi 2269021216
Aslam 2269021206
Syaiful 2269021214

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.

karena atas limpahan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga dapat menyusun

dan mengerjakan makalah ini. Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk

memberikan gambaran secara lengkap mengenai sila keadilan sebagai ideologi

bangsa dan Negara dalam kehidupan sehari-hari.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu bentuk tugas kelompok

mata kuliah Pancasila, sampai dengan penyusunan makalah ini tidak akan

terlaksana tanpa adanya kerja sama dari kami Mahasiswa Program Studi

Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Bone.

Kami selaku penyusun dari makalah ini mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Hasanuddin S. Pd., M. pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pancasila

telah memberikan tugas kelompok ini sehingga dapat menambah pengatahuan

dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih

banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasa atau

cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan

saran yang sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat

kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini ke depannya.

Watampone, 09 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5

1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 6

2.1 Keadilan Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara ..................................... 6

2.2 Makna Yang Terkandung Dalam Nilai-Nilai Pancasila ......................... 12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 20

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila Sebagai dasar negara, ideologi, pandangan dan falsafah hidup

yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita

proklamasi kemerdekaan. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya

merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai

dasar yang diakui secara universal dan tidak akan berubah oleh perjalanan waktu.

Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini apa yang telah

diperjuangkan para pendiri dan pendahulu bangsa tengah menghadapi batu ujian

keberlangsungannya.

Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat perubahan,

telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus

bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan. Pemahaman

generasi penerus bangsa terkait nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,

semakin terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilainilai baru yang tidak sesuai

dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara nilai-nilai baru ini belum

sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun nilai-nilai lama sudah mulai

ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak

semakin menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat

gotong royong. Untuk mendukung semua aspek dalam dunia pendidikan tetap

4
berlandaskan pada pancasila yang merupakan dasar Negara Indonesia dan

memiliki nilai-nilai luhur yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari yang

merupakan penjabaran dari lima sila yang disertai dengan nilai-nilai yg tercantum

pada pancasila pada sila pertama ketuhanan yang maha esa, sila kedua

kemanusiaan yang adil dan beradab, sila ketiga persatuan Indonesia, sila keempat

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan, dan sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud keadilan sebagai ideologi bangsa dan Negara dalam

kehidupan sehari-hari?

2. Makna apa saja yang terkandung dalam Nilai-nilai panacasila?

1.3 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan masalah pada makalah ini

sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana keadilan dikatakan sebagai ideologi bangsa dan

Negara dalam kehidupan sehari-hari!

2. Mengetahui makna apa saja yang terkandung pada nilai-nilai pancasila!

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keadilan sebagai ideologi bangsa dan Negara

Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup (way of life) dan ideologi

bangsa Indonesia. Menurut Darmodiharjo (1979), Pancasila sebagai pandangan hidup

digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di

dalam segala bidang. Artinya, semua tingkah laku dan tindak-perbuatan setiap manusia

Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua Pancasila karena Pancasila

sebagai pandangan hidup selalu merupakan suatu kesatuan, tidak bisa dilepas-pisahkan

satu dengan yang lain; keseluruhan sila di dalam Pancasila merupakan satu kesatuan

organis (Darmodihardjo, 1979). Tidak jauh berbeda dengan Pancasila sebagai

pandangan hidup, Pancasila sebagai ideologi, dirumuskan sebagai kompleks

pengetahuan dan nilai (value), yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi

seseorang (atau masyarakat) untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta

menentukan sikap dasar untuk mengolahnya (Poespawardojo, 1996). Berdasarkan kedua

pengertian mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi bangsa tersebut,

dapat dikatakan bahwa Pancasila seharusnya menjadi landasan bersama bagi setiap

komponen yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia untuk berperilaku dalam

kehidupan sehari-hari, baik secara individual maupun komunal. Pancasila sebagai dasar

negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan dan

pedoman dalam membentuk dan menyelenggarakan negara, termasuk menjadi sumber

dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti

6
perilaku para penyelenggara negara dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah

negara, harus sesuai dengan perundangundangan yang mencerminkan nilai-nilai

Pancasila. Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang

nilainilainya bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai

tersebut merupakan perwujudan dari aspirasi (cita-cita hidup bangsa) (Muzayin,

1992:16). Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena

pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan,

keselarasan, dan keserasian sehingga perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi

suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam

satu keseragaman yang kokoh (Muzayin, 1992:16).

Dengan peraturan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, maka perasaan adil

dan tidak adil dapat diminimalkan. Hal tersebut dikarenakan Pancasila sebagai dasar

negara menaungi dan memberikan gambaran yang jelas tentang peraturan tersebut

berlaku untuk semua tanpa ada perlakuan diskriminatif bagi siapapun. Oleh karena

itulah, Pancasila memberikan arah tentang hukum harus menciptakan keadaan negara

yang lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,

persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Pancasila Sebagai dasar negara, ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang

harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi

kemerdekaan. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai

luhur yang digali dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar yang diakui secara

universal dan tidak akan berubah oleh perjalanan waktu. Pancasila sebagai ideologi

7
Indonesia mempunyai ajaran-ajaran yang memang mengandung nilai-nilai yang

terkandung dalam ideologi lain. Ajaran yang dikandung Pancasila bahkan dipuji oleh

seorang filsuf Inggris, Bertrand Russel, yang menyatakan bahwa Pancasila sebagai

sintesis kreatif antara Declaration of American Independence (yang merepresentasikan

ideologi demokrasi kapitalis) dengan Manifesto Komunis (yang mereprensentasikan

ideologi komunis). Lebih dari itu, seorang ahli sejarah, Rutgers, mengatakan, “Dari

semua negara-negara Asia Tenggara, Indonesia-lah yang dalam Konstitusinya, pertama-

tama dan paling tegas melakukan latar belakang psikologis yang sesungguhnya daripada

revolusi melawan penjajah. Dalam filsafat negaranya, yaitu Pancasila, dilukiskannya

alasan-alasan secara lebih mendalam dari revolusi-revolusi itu (Latif, 2011: 47). Dari

pendapat tersebut, Indonesia pun pernah merasakan berkembangnya nilai-nilai ideologi-

ideologi besar dunia berkembang dalam gerak tubuh pemerintahannya.

Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari Nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V yang harus

diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup

adalah sebagai berikut: Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius,

antara lain: Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta

segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha

Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya; Contohnya: Menyayangi

tumbuh-tumbuhan dan merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya

(Dedees, 2016). Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-

orang yang membuat kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-

orang yang selalu bertakwa dan selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang

8
dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan

karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya

agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia

serta makhluk hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan

kualitas Hidup itu sendiri (Murdiono et al., 2020). Sila Kemanusiaan Yang Adil

Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan yang harus diperhatikan dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain sebagai berikut: Pengakuan adanya

harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan kewajiban asasinya. Penerapan,

pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari yaitu: Dapat diwujudkan

dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan hidup

yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup

yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang

untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan

ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya. Dalam hal ini banyak yang

bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan

pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga

kelestarian tumbuhtumbuhan yang ada dilingkungan sekitar; mengadakan gerakan

penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini

ternyata mendapat penjabaran dalam UndangUndang No. 23 Tahun 1997 di atas, antara

lain dalam Pasal 5 ayat (1) sampai ayat (3); Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7

ayat (1) sampai ayat (2). Dalam Pasal 5 ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap orang

mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; dalam ayat (2)

dikatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang

9
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (3)

dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka

pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku (Retnasari & Hidayah, 2019). Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap

orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah

dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat (2)

ditegaskan, bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan berkewajiban

memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.

Dalam Pasal 7 ayat (1) ditegaskan, bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang

sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam

ayat (2) ditegaskan, bahwa ketentuan pada ayat (1) di atas dilakukan dengan cara:

Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan; Menumbuh

kembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat; Menumbuhkan ketanggap

segeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; Memberikan saran pendapat;

Menyampaikan informasi dan /atau menyampaikan laporan. Dalam Sila Persatuan

Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal yang menyangkut

persatuan bangsa patut diperhatikan aspekaspek sebagai berikut: Persatuan Indonesia

adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela dan

menjunjung tinggi (patriotisme); Pengakuan terhadap Ke Bhinneka Tunggal Ika dan

suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang

memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa; Cinta dan bangga akan bangsa

dan Negara Indonesia (nasionalisme) (Sutiyono, 2018). Penerapan sila ini dalam

kehidupan sehari-hari, antara lain: Dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional

10
yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian

pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan

latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata

nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan

lingkungan (Wahyudi, 2017) Di beberapa daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran

turun temurun mewarisi nilai-nilai leluhur agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan

yang dilarang oleh ketentuan-ketentuan adat di daerah yang bersangkutan, misalnya ada

larangan untuk menebang pohonpohon tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang

dilarang memakan binatang-bintang tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan

masyarakat yang bersangkutan dan sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran

ajaran nenek leluhur ini ikut secara aktif melindungi kelestarian alam dan kelestarian

lingkungan di daerah itu. Bukankah hal ini sudah mengamalkan Pancasila dalam

kehidupan masyarakat yang bersangkutan sehari-hari. Dalam Sila Kerakyatan Yang

Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan terkandung

nilai-nilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dicermati, yakni:

Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan

tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;

Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak

dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup; Mewujudkan,

menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan, Masyarakat, dunia

usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung

lingkungan hidup. Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

terkandung nilai keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek

11
berikut, antara lain: Penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang

mengatur masalah lingkungan hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor

IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang

mengatur aspek-aspek pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya

alam (Yunita & Suryadi, 2018).

2.2 Makna yang terkandung dalam nilai pancasila

1. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa (Nilai Ketuhanan)

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan “roh” sekaligus dasar dari keempat

sila lainnya. Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa Bangsa Indonesia

adalah Negara yang monotheisme percaya terhadap Tuhan yang satu bukan

sebaliknya. Dengan kata lain, negara Indonesia berlandaskan agama. Pancasila

dengan sila pertamanya, adalah sebuah falsafah yang sesuai dan bersahabat

dengan agama. Oleh karenanya, sudah seharusnya sebagai Insan yang beriman

dan bertakwa kepada Allah dengan mendirikan perintahnya guna

meningkatkan kesalehan kita. Kita sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya

menyadari realitas kemajemukan Indonesia sebagai sebuah berkah dari Allah,

yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Keberagaman semestinya tidak

bersifat hierarkis, melainkan egaliter, dan oleh karena itu berimplikasi pada

nilai etis toleransi. Sebagai umat beragama yang beriman dan bertakwa kepada

Allah, sudah semestinya kita menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan,

kejujuran, dan kemuliaan dalam diri, sehingga meningkatkan moral bangsa.

12
2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Nilai Kemanusiaan)

Nilai yang terkandung dari sila kedua pancasila adalah nilai kemanusiaan.

Kemanusiaan yang dimaksud adalah manusia yang adil dan beradab,

menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk

Tuhan, yang diwujudkan dalam semangat saling menghargai, toleran, yang

dalam perilaku sehari-hari didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta

untuk kepentingan bersama. Dengan mengimplementasikan sila kedua ini

diharapkan bahwa permaslahan yang dialami bangsa saat ini seperti tidak

adanya toleransi, konflik antar golongan, pengangguran, kemiskinan, mafia

kasus, korupsi, diskriminasi dan kesenjangan sosial, tindakan kekerasan, baik

secara vertikal maupun horizontal, dapat teratasi.

3. Nilai Persatuan Indonesia

Indonesia adalah Negara yang kaya akan keberagaman suku, agama, bahasa,

budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya NKRI, dimulailah komitmen

bersama untuk terus membentengi keberagaman itu untuk mewujudkan

Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera. Itulah makna yang terkandung dari

sila persatuan Indonesia. Sesuai dengan konstitusi tujuan negara ialah

berkewajiban memberikan perlindungan kepada segenap tumpah darah

Indonesia dan seluruh isinya dengan semangat persatuan tersebut. Perlakuan

yang sama pada seluruh warga dimananapun berada haruslah dilakukan oleh

pemerintah tanpa memandang latar belakang suku, ras, budaya, maupun

agamanya. Warga negara dalam semangat kebersamaan seharusnya

melakukan tindakan yang tetap menunjukkan sikap dan perbuatan yang NKRI

13
untuk kebahagiaan dan kemajuan bersama. Semangat persatuan inilah yang

harus terus dijaga agar NKRI tetap eksis, dan dapat menjadi kuat karena

terbangun dari jalinan keberagaman yang harmonis.

4. Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan, yaitu:

Konstitusi mengamanatkan untuk newujudkan negara yang demokratis, yang

mana kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Nilai yang terkandung

Sila keempat pancasila adalah pedoman berdemokrasi Indonesia. Namun

bagaimana cara mengimplementasikan demokrasi Indonesia masih dalam

tahap pencarian identitas. Sejak merdeka, Indonesia telah melalui be-berapa

tahapan demokrasi, yaitu demokrasi masa revolusi, demokrasi parlementer,

demokrasi terpimpin, demokrasi era orde baru dan demokrasi era reformasi.

Bagaimana dasar demokrasi khas Indonesia, dikemukakan oleh Soekarno di

depan sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Soekarno berpidato, “… Dasar itu ialah

dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia

bukan satu negara untuk satu orang, bukan negara untuk satu golongan,

walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara, „satu untuk semua‟,

satu buat semua, semua buat satu. Saya yakin bahwa syarat yang mutlak untuk

kuatnya negara Indonesia ialah per-musyawaratan perwakilan” (Amin Arjoso

ed. 2002, hal 25 dalam Oetama, dkk). Dengan kata lain demokrasi Indonesia

adalah musyawarah mufakat. Namun, dalam kenyataannya, pelaksanaan

praktik politik di Indonesia belum mengutamakan permusyawaratan untuk

mufakat. Sebaliknya, tren baru yang berkembang pada saat ini mengarah pada

14
demokrasi transaksional. Uang menjadi kekuatan dalam menguasai politik,

kelompok yang memiliki uang yang berlimpah yang akan menguasai dan

memenangkan perpolitikan. Inilah yang pada akhirnya dikhawatirkan akan

memberikan negara kepada kendali suatu kelompok tertentu. Kondisi ini akan

diperparah apabila demokrasi ekonomi, dan sosial tidak dilakukan, dan

pemimpin yang visioner tidak dimiliki. Oleh karena itu, penting untuk

mengkaji ulang gagasan demokrasi sesungguhnya sesuai dengan amanat sila

ke empat pancasila.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu:

Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap warganegara

diperlakukan sama tanpa adanya perbedaan suku, ras, agama, bahasa, kaya

dan miskin, maupun jabatan. Semua warganegara harus diperlakukan adil oleh

negara. Perwujudan dari sila keadilan sosial ini dapat berupa penegakan

mukum dengan asas keadilan bukan keuangan dan jabatan, tidak ada tekanan

baik fisik maupun mental terhadap rakyat, mendapatkan kehidupan yang

sejahterah atau terbebas dari kemiskinan, dan kebodohan, serta dari tekanan

pihak asing. Pemerintah berpihak kepada rakyat yang harus dibela, bukan

kepada golongan tertentu yang mempunyai kepentingan. Itulah prinsip

keadilan yang terkandung dalam sila ke-lima. Namun sesungguhnya prinsip

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi anak tangga pertama

yang harus dipijak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan dalam

konteks aturan, kebijakan, tindakan, dan perlakuan yang adil terhadap

rakyatnya dapat membuat masyarakat leluasa bermusywarah dan bermufakat

15
mencari solusi persoalan. Tegaknya keadilan membuat bangsa akan lebih

mudah dalam menyatukan kekuatan untuk dapat mewujudkan

kemakmurannya yang bermartabat. Keadilan juga akan mempertebal rasa

kemanusiaan dan saling mencintai sesama ciptaan Tuhan. Akhirnya keadilan

dapat membuat setiap orang tenang beribadah tanpa harus merasa terancam

oleh kelompok lain yang berbeda keyakinan.

Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Nilai-nilai

praksis Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam

(Kardiman, Y. dkk. 2018) yaitu 1. Ketuhanan Yang Maha Esa a.

Menghormati dan bekerja sama antarumat beragama sehingga tercipta

kerukunan berbangsa dan bernegara b. Menghormati kebebasan beribadah

agama lain 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab a. Pengakuan persamaan

derajat, hak dan kewajiban antarwarga negara b. Menumbuhkan rasa cinta

dan tenggang rasa antarwarga negara c. Menghargai dan menjunjung nilai

kemanusiaan d. Membela kebenaran dan keadilan 3. Persatuan Indonesia a.

Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan

negara di atas kepentingan pribadi atau golongan b. Menumbuhkan kerelaan

berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara c. Bangga sebagai bangsa

Indonesia dan bertanah air Indonesia, seperti bangga memakai produk-produk

Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan a. Mengedepankan musyawarah ketika

mengambil keputusan untuk kepentingan bersama b. Berani dan siap

mempertanggung jawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral

16
kepada Tuhan Yang Maha esa 5. Keadilan sosial bagi seluruh bangsa

Indonesia a. Ikut serta membantu orang-orang yang membutuhkan, seperti

pendidikan b. Hidup hemat c. Menghargai karya orang lain Nilai-Nilai

Karakter yang Harus Ditanamkan Nilai-nilai karakter dan budaya bangsa

berasal dari teori-teori pendidikan, psikologi pendidikan, nilai-nilai sosial

budaya, ajaran agama, Pancasila dan UUD 1945, dan UU No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta pengalaman terbaik dan praktek

nyata dalam kehidupan sehari-hari.15 Kemendiknas mengidentifikasi ada 18

nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini:16 1.

Religius: sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun

dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan dan pekerjaan. 3. Toleransi: sikap dan tindakan yang

menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan

orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin: tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja

Keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan

sebaikbaiknya.

6. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari apa yang telah dimiliki.

17
7. Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis: cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 12.

Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, dan

menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat dan Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

14. Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadirannya.

15. Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan baginya.

18
16. Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya.

17. Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila Sebagai dasar negara, ideologi, pandangan dan falsafah hidup

yang harus dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi

kemerdekaan. Pancasila sebagai ideologi negara memiliki peranan penting dalam

memberi arah dan landasan bagi tata kehidupan bermasyarakat dan bernegara di

Indonesia. Untuk menjadi warga negara yang baik (good citizen) di Indonesia harus

sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Hal inilah yang

mendasari betapa pentingnya Pancasila sebagai acuan ataupun pedoman tentang

bagaimana berperilaku menjadi warga negara yang baik (good citizen) di

Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengajarkan cara

berfikir dan bertindak yang sesuai dengan ideologi negara. Sebagai dasar negara

dan ideologi bangsa, Pancasila sangatlah tepat jika dijadikan landasan dalam

bersikap dan berperilaku karena dalam Pancasila terdapat nilai ketuhanan, nilai

kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai-nilai

Pancasila merupakan sebuah norma untuk menata kehidupan manusia.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, DN, 2021. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Dan Sebagai Pendidikan Karakter. Universitas Pendidikan
Indonesia.

Nurhasanah, A, Dkk. 2021. Upaya Membangun Karakter Yang Unggul Dalam


Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-
Hari.Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan
Indonesia.

Octavian, WA, 2018. Urgensi Memahami Dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai


Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari Sebagai Sebuah
Bangsa. Universitas Muhammadiyah Palembang.

Rahma, AN, Dkk, 2021. Implementasi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Bangsa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-Hari Dan Sebagai
Pendidikan Karakter. Universitas Pendidikan Indonesia.

Siregar, c, 2014. Pancasila, keadilan sosial, dan persatuan indonesia. Character


development center. BINUS university.

Yanto, D, 2016. Pengalaman Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Dalam Kehidupan Sehari-Hari. STAI Bunok Kalimantan
Tengah.

21

Anda mungkin juga menyukai