Anda di halaman 1dari 21

PENTINGNYA IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI MASYARAKAT

DISUSUN OLEH
I DEWA AYU GEDE RATIH AGNIHOTRI DEWI
NIM 204620044

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
JEMBRANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pentingnya Implementasi

Nilai-Nilai Pancasila di Masyarakat.

Pembuatan paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan

kewarganegaraan adapun yang kami bahas dalam paper sederhana ini mengenai “Pentingnya

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Masyarakat” yang diampu oleh Dosen A.A Gde Oka

Widana, M.Pd.H. Pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2020/2021.

Di dalam menyelesaikan tugas ini, penulis mengalami hambatan dan berbagai kesulitan

sebagai akibat kurangnya pengalaman menyusun tulisan ini. Namun demikian, berkat semangat

dan kerja keras, hambatan tersebut dapat diatasi. Terima kasih banyak disampaikan kepada

bapak dosen beserta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan tulisan

ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

segala tanggapan kritik, dan saran perbaikan akan diterima dengan rendah hati untuk

menyempurnakan tulisan-tulisan berikutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga tulisan kecil ini

ada manfaatnya.

Jembrana, 15 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan…........................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 4
2.1 Implementasi Pancasila……...……………………………………. 4
2.2 Nilai-Nilai Pancasila….…………………………………………… 5
2.3 Contoh Penerapan Nilai Pancasila…………………………………… 9
2.4 Pengaruh Nilai-nilai Pancasila bagi Perkembangan Generasi Muda.. 12
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 13
3.2 Saran .................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia yang juga

merupakan landasan dalam berkehidupan di tengah masyarakat, bangsa dan negara Republik

Indonesia. Pancasila yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 ialah sebuah pandangan

atau nilai yang mendalam serta menyuluruh mengenai bagaimana cara terbaiknya, yakni

secara moral dianggap benar dan adil, mengatur perilaku bersama dalam segala sendi 

kehidupan nasional. Semakin dipahami dan dimaknainya Pancasila sebagai suatu landasan

idiil diharapkan dapat menjadi suatu pengontrol perilaku masyarakat.

Maka warga negara Indonesia menjadikan pengamalan terhadap nilai nilai dasar Pancasila

sebagai dasar perjuangan utama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

berkenegara. Oleh karena itu pengamalannnya harus diawali dari setiap warga negara

Indonesia. Setiap penyelenggaraan negara yang secara meluas akan berkembang menjadi

sebuah pengamalan Pancasila sebagai kepribadian bangsa oleh setiap  negara maupun

lembaga masyarakat, baik yang berada dipusat maupun di daerah.

Pancasila sebagai dasar Negara tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa

Indonesia dalam mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa yang memperlukan perjuangan

dalam mencapainya. Selama perjuangan bangsa Indonesia dalam men capai kemerdekaan,

pancasila sebagai acuan dasar dalam mencapai cita-cita bangsa selama proses perjuangan
saat bangsa Indonesia belum merdeka. Setiap bangsa memerlukan nilai-nilai dan juga norma-

norrma yang di yakininya mampu berfungsi sebagai acuan untuk memperjuangkan cita-

citanya. Setiap bangsa memerlukan pengetahuan agar dapat agar dapat menentukan mana

yang baik dan mana yang salah. Setiap bangsa memerlukan kepercayaan yang di perlukan

dalam memotivasi kebersamaan dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan

bernegara. Bagi bangsa Indonesia, jawabannya sendiri adalah pancasila, baik itu sebagai

pandangan hidup dan juga sebagai dasar Negara telah terbuktikan dapat memenuhi tuntutan

kodrat bagi kelangsungan hidup suatu bangsa(Tjarsono, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud implementasi Pancasila ?

2. Apa sajakah yang di maksud dengan nilai-nilai pancasila ?

3. Bagaimana contoh penerapan pancasila ?

4. Bagaimana pengaruh/urgensi nilai-nilai pancasila bagi perkembangan kepribadian

generasi Muda ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan paper ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pentingnya nilai-nilai

pancasila dan pengaruh bagi generasi muda penerus bangsa dan di kehidupan masyarakat.

Dan juga untuk memahami bagaimana penerapan nilai-nilai Pancasila.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Pancasila

Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Bentuk kata kerjanya adalah

mengimplementasikan yang artinya melaksanakan atau menerapkan. Kata lainnya

implementasi adalah bentuk aksi nyata dalam menjalankan rencana yang telah dirancang

dengan matang sebelumnya. Implementasi juga diartikan mewujudkan nilai moral yang

terkandung dalam pancasila sebagai norma etik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa,dan bernegara.

Implementasi dari sila-sila yang terdapat dalam pancasila pasca gerakan reformasi

1998 hingga sekarang mengalami degradasi yang serius. Contoh kasus yang baru terjadi

adalah masalah calon Gubernur DKI Jakarta, Ahok yang mengutip ayat Al-Quran (surah

Al Maidah: 51) untuk kepentingan politik, sehingga menimbulkan permasalahan yang

terdampak pada isu SARA. Serta banyak pihak-pihak yang mengatasnamakan agama

tertentu hanya untuk hasrat pribadi maupun golongan tertentu. Perilaku tersebut sudah

jelas bertentangan dengan beberapa sila yang tertuang dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan

Yang Maha Esa. Dimana pada sila kesatu(1) ini semua orang berhak memeluk agama

tanpa ada paksaan dari pihak lain, dan menjujung tinggi kerukunan umat beragama. Sila

kedua(2) yang di langgar yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, dimana semua

warga Negara Indonesia memiliki hak yang sama dalam pemenuhan kesetaraan dalam

hukum, dan hal-hal lain yang diatur dalam undang-undang tanpa melihat suku dan ras.

Kunci dalam pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan bernegara dan

berbangsa di Indonesia adalah harus adanya integrasi nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila.kedalam seluruh aspek kehidupan di masyarakat, yaitu sistem pendidikan,

sistem politik, pertahanan keamanan, sistem ekonomi, dan kehidupan sosial berbangsa

dan bernegara. Dengan terintegrasinya Pancasila, maka transformasi menuju bangsa yang

makmur, sejahtera, dan ber Bhineka Tunggal Ika akan lebih cepat terwujud dalam

kesatuan wilayah Indonesia.

Pancasila adalah landasan filosofis yang menjadi dasar Negara, dan ideologi dari

Negara Indonesia. Sebagai dasar Negara, pancasila memuat visi, misi dan tujuan Negara

Indonesia serta program nasional. Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di

dalamnya yaitu sifatnya umum, universal, dan adil. Pancasila terdiri dari lima sila yang

memiliki nilai-nilai berbeda pada setiap silanya.

Sila pertama mengandung nilai ketuhanan, hal ini berkaitan dengan kebebasan beragama

bagi masyarakat yang hidup di Indonesia. Mereka berhak memilih agama mana yang

akan diikuti ada. Baik Islam, Katolik, Protestan, Hindu maupun Budha.

Sila kedua mengandung nilai kemanusiaan, yang berarti masyarakat Indonesia harus

mampu hidup secara sosial dan saling berdampingan satu sama lain. Sebagai seorang

makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dan harus bertindak secara manusiawi,

tidak menyakiti manusia manapun dan harus bertindak adil.

Sila ketiga mengandung nilai persatuan. Dalam hal ini, Indonesia terdiri atas berbagai

perbedaan suku, budaya, agama, ras dan adat dan lain-lain. Semua perbedaan itu harus

tetap menjadi kesatuan dan tidak memisahkan sampai terwujudnya sikap saling
menghormati dan menghargai melalui perbedaan hingga tercipta persatuan dan kesatuan

nasional.

Sila keempat mengandung nilai demokratis, yang berarti Negara kesejahteraan, dalam

bidang politik berdemokrasi dengan mendahulukan musyawarah, dan dipimpin oleh

seorang pemimpin yang mampu mengayomi rakyatnya, bertindak adil, amanah dan jujur

dalam menjalankan roda pemerintahan.

Sila kelima mengandung nilai keadilan, yang berarti adalah tidak membeda-bedakan

golongan manapun. Masyarakat harus mendapat keadilan yang sama, hak yang sama, dan

tidak dibatasi dengan strata dan status sosial.

Semua dianggap sama rata baik miskin ataupun kaya. Semua harus sama-sama mendapat

hak sebagai seorang manusia dan sebagai rakyat yang harus mendapat keadilan tanpa

dibeda-bedakan oleh status sosial. Semua harus mendapat perlindungan dari Negara dan

pemerintah.

Namun, semua nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila tidak berjalan sebagaimana

mestinya. Tidak banyak orang yang menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam

pancasila, baik rakyat maupun pemerintah sebagai pemegang kendali Negara.

Implementasi atau penerapan ideologi nasional pancasila dalam berbagai aspek

kehidupan baik politik, sosial, budaya maupun ekonomi memiliki cakupan yang amat

luas, dan bila diterapkan dengan sebaik-baiknya maka Negara akan memiliki martabat
dan berjalan baik sebagaimana tujuan, visi, dan misi pancasila yang merupakan keinginan

dan cita-cita seluruh rakyat Indonesia. 

Meskipun begitu, nyatanya ideologi pancasila termasuk nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya tidak dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, tidak diterapkan oleh

seluruh lapisan masyarakat. Mereka lupa bahwa Negara ini dibangun dan merdeka atas

perjuangan para pahlawan dengan darah dan penuh perjuangan. 

Namun, hanya untuk menerapkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari saja tidak jarang

ditemukan penyelewengan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Masyarakat

maupun pemerintah tidak menjalankan nilai yang terkandung di dalam pancasila.

Ada hal yang perlu diperhatikan. Sejak awal reformasi hingga saat ini telah terjadi

kemunduran ideologi pancasila. Seiring dengan meningkatnya liberalisasi dan

demokratisasi. Padahal dalam Negara demokrasi seperti Indonesia ini, yang berkuasa

adalah rakyat tetapi dalam prakteknya politik, peranan elite politik yang akan dominan

menentukan jalannya Negara. 

Di bidang ekonomi misalnya Negara belum mampu meningkatkan kualitas hidup rakyat,

dan para petinggi justru melakukan tindakan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dan

itulah yang menjadi salah satu ketidakpercayaan sebagian rakyat pada ideologi pancasila,

pun ketidakpercayaan rakyat kepada pemimpin Negara. Ekonomi nasional makin

tergantung bahkan dikuasai asing, juga telah menurunkan kebanggaan rakyat pada

pancasila, dan juga pada pemerintah.


2.2 Nilai-Nilai Pancasila

Butir-butir Pancasila menjelaskan substansi dari setiap sila pancasila sebagai upaya

melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Butir-butir

pengamalan Pancasila pertama kali diatur melalui ketetapan MPR No.II/MPR/1978. Setelah era

reformasi, butir-butir Pancasila disesuaikan berdasarkan Ketetapan MPR No.I/MPR/2003.

Berikut 45 butir Pancasila dan pengamalannya dikutip dari dokumen Badan Pembinaan

Hukum Nasional Kemenkumham.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

 Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai

dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab

 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk

agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan

Yang Maha Esa.

 Membina kerukunan hidup di antara sesame umat beragama dan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah

yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap

manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,

jenis kelamin, kedudukan social, warna kulit dan sebagainya.

 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

 Menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

 Berani membela kebenaran dan keadilan

 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa

lain.
3. Persatuan Indonesia

 Mampu menetapkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan

bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi

dan golongan.

 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila

diperlukan.

 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

 Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia

mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan

bersama.

 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

 Menghormati dan menjujung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai

hasil musyawarah.
 Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan

hasil keputusan musyawarah.

 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan

pribadi dan golongan.

 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang

luhur.

 Keputusan yang di ambil harus dapat di pertanggung jawabkan secara moral

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjujung tinggi harkat dan martabat

manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mangutamakan persatuan dan

kesatuan demi kepentingan bersama.

 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan permusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan

suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Menghormati hak orang lain.

 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan

terhadap orang lain.


 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan

gaya hidup mewah.

 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan

kepentingan umum.

 Suka bekerja keras.

 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan

kesejahteraan bersama.

 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata

dan berkeadilan sosial.


2.3 Contoh Penerapan Nilai-Nilai Pancasila

Di Indonesia, ada Pancasila yang dibuat untuk menjadi landasan atau pedoman dalam

berprilaku sebagai warga Negara yang baik. Dengan mengikutinya, maka akan tercipta

keharmonisan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa antar rakyat Indonesia. Berikut contoh

penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan

1. Sila ke-1 : Ketuhanan Yang Maha Esa

- Sila pertama ini di lambangkan dengan bintang lima sudut. Di mana, bintang

tunggal dalam lambang ini diartikan sebagai cahaya kerohanian yang

dipancarkan Tuhan kepada setiap manusia. Jumlah bintang yang hanya satu

atau tunggal ini juga melambangkan keseaan Tuhan.

- Contoh penerapannya

a. Mengimani adanya Tuhan Yang Maha Esa serta mematuhi perintah dan

menjauhi larangan-Nya.

b. Menerapkan toleransi antar umat beragama.

c. Tidak melakukan pemaksaan dan menghormati kebebasan beragama.

d. Tidak merendahkan atau mencemooh agama maupun pemeluk agama lain.

2. Sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

- Sila ke-2 dalam Pancasila dilambangkan dengan rantai emas dengan latar

belakang berwarna merah. Rantai tersebut memiliki mata rantai yang

berbentuk segi empat dan lingkatan yang saling berkaitan. Mata rantai segi

empat melambangkan laki-laki, sedangkan lingkaran melambangkan


perempuan. Simbol ini mengartikan antar kaum yang harus bersatu, bekerja

sama sehingga kuat seperti rantai.

- Contoh Penerapannya

a. Mengakui persamaan hak, kewajiban dan kedudukan semua orang sama di

mata hokum, agama, sosial, dan lainnya.

b. Saling mengedepankan sikap toleransi atau tenggang rasa antar

masyarakat.

c. Menjalin pertemanan dengan siapa saja tanpa mebeda-bedakan ras, suku,

agama dan lainnya.

d. Berani menyuarakan kebenaran untuk mempertahankan keadilan.

3. Sila ke-3: Persatuan Indonesia

- Sila ini dilambangkan dengan pohon beringin. Jenis pohon beringin adalah

spesies pojon yang kuat, besar, dan berdaun rimbun. Pohon beringin diartikan

sebagai tempat berteduh sekaligus bentuk persatuan masyarakat Indonesia

yang sangat-sangat beragam.

- Contoh Penerapannya

a. Bangga menggunakan Bahasa ibu atau Bahasa Indonesia sebagai Bahasa

pergaulan sehari-hari.

b. Melestarikan budaya Indonesia seperti baju adat, tarian, alat, Bahasa, alat

musik, dan lain-lain dalam kehidupan sehari-hari.

c. Membantu keluarga, teman dan kerabat yang mengalami kesulitan.

d. Saling bekerja sama menjaga keutuhan NKRI dengan berpegang teguh

pada nilai-nilai Pancasila.


e. Bergotong-royong

4. Sila ke-4: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan dan Perwakilan

- Sila ini di lambangkan dengan kepala banteng. Kepala banteng memiliki

filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul. Berkumpul di sini

kemudian diartikan sebagai kegiatan musyawarah antar orang-orang untuk

melahirkan suatu keputusan bersama semua pihak.

- Contoh Penerapannya

a. Melakukan musyawarah untuk memperoleh keputusan bersama.

b. Mengedepankan toleransi dan keadilan dalam mengemukakan dan

mendengar pendapat dalam musyawarah.

c. Keputusan akhir dalam musyawarah harus disetujui oleh semua pihak

karena keputusan bersama.

5. Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

- Terakhir, sila kelima Pancasila dilambangkan dengan padi dan kapas. Hal ini

melambangkan kebutuhan dasar setiap manusia, yaitu pangan dan sandang.

- Contoh Penerapannya

a. Mengedepankan sikap adil antara sesame manusia.

b. Melaksanakan kewajiban dan menghormati hak orang lain.

c. Kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia dikedepankan dibandingkan

kemakmuran pribadi atau golongan.


2.4 Pengaruh/urgensi Nilai-nilai Pancasila bagi Perkembangan Kepribadian Generasi

Muda

Pemuda menjadi salah satu modal terpenting bagi bangsa Indonesia dalam masa

pembangunan bangsa, artinya bahwa penting adanya peran pemuda dalam pembangunan

Nasional. Untuk menjadi bangsa yang maju serta dapat bersaing di kancah internasional maka

peran pemuda sebagai penerus bangsa sebagai syarat wajib yang harus terpenuhi. Sebagai

generasi penerus bangsa, terutama dalam masa atau jaman yang semakin global dan berkembang

modern ini mereka perlu mendapat pondasi moral yang kuat seperti pemahaman nilai-nilai

Pancasila yang telah menjadi falsafah dasar bangsa. Nilai Pancasila yang telah disepakati sebagai

nilai-nilai kebaikan yang harus di tanamkan kepada masing-masing jiwa rakyat Indonesia.

Harapan selanjutnya terhadap penanaman nilai-nilai Pancasila kepada rakyat dapat memberikan

keteguhan mental yang kuat sehingga tak mudah terpengaruh budaya yang mungkin bertolak

belakang dengan warisan budaya luhur.

Pengaruh generasi muda memegang peran penting bagaimana menjadi bangga dengan nilai

etnik dan nasionalismenya. Identitas akan memperkuat jati diri, dan jati diri akan menimbulkan

kebanggan, dan dari kebanggan inilah muncul percaya diri dan mampu menghadapi berbagai hal

dalam kaitannya dengan modernitas dan globalisasi dengan nilai-nilai bangsa Indonesia sendiri.

Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam pancasila itu ialah semangat bersatu, menghormati

perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, patriotisme, nasionalisme,

optimisme, harga diri, kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri. Generasi milenial memiliki

pengaruh besar berada di depan, memegang obor untuk mencegah paham-paham yang

bertentangan dengan pancasila sehingga masa depan pendidikan dan nasib generasi penerus

bangsa ke depan tidak berada di jalan yang salah.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran pemuda dan masyarakat sangat penting dalam membangun peradaban dan

kemajuan suatu bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa ini di

masa mendatang harus bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki modal

dasar dalam masyarakat.

Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda dalam menanamkan nilai-nilai

Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah mewariskan nilai-

nilai ideal Pancasila kepada generasi dibawahnya , membekali diri dengan pendidikan yang

berlandaskan Pancasila yang menekankan pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga Negara

yang baik dan patriot, memperkuat jati diri, dan berperan penting untuk mengentaskan Indonesia

dari kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, ketertinggalan, dan berbagai hal lainnya.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang paper diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan oleh kerena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga paper ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?

hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengaruh+nilai+nilai+Pancasila+bagi+perk

embangan+kepribadian+generasi+muda&btnG= - d=gs_qabs&u=%23p%3Dq7Y30vL_TO8J

https://www.researchgate.net/publication/330278562_Pengaruh_Nilai-nilai_Pancasila_Terhadap_Nilai-

nilai_Diri_dan_Kemampuan_Berpikir

https://www.kemhan.go.id/2016/02/06/pentingnya-implementasi-dan-revitalisasi-nilai-nilai-

pancasila.html - :~:text=Hanya%20dengan%20dasar%20Pancasila%20bangsa,bingkai%20Negara

%20Kesatuan%20Republik%20Indonesia

https://www.kemhan.go.id/2016/02/06/pentingnya-implementasi-dan-revitalisasi-nilai-nilai-

pancasila.html - :~:text=Hanya%20dengan%20dasar%20Pancasila%20bangsa,bingkai%20Negara

%20Kesatuan%20Republik%20Indonesia

https://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/2017/11/wirawebgabung.pdf

https://www.99.co/blog/indonesia/45-butir-butir-pancasila/

https://pakviksaja.wordpress.com/modul-pembelajaran/pengertian-dan-contoh-pengamalan-pancasila-

melalui-45-butir-pancasila/

https://www.researchgate.net/publication/330278562_Pengaruh_Nilai-nilai_Pancasila_Terhadap_Nilai-

nilai_Diri_dan_Kemampuan_Berpikir

Anda mungkin juga menyukai