Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Implementasi
Pancasila Dalam Kehidupan Nasional".

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh
Dosen Pengampu mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kami Tim
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari Bapak/Ibu dosen beserta teman-teman mahasiswa
lainnya dalam menyempurnakan makalah ini.

Palu, 16 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................1
BAB I...............................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................3
BAB II.............................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................3
2.1 Pengertian Pancasila.................................................................3
2.2 Pancasila sebagai Ideologi Nasional.........................................4
2.3 Makna Yang Terkandung Dalam Setiap Butir Pancasila.........4
2.4 Hakikat Pancasila......................................................................6
2.5 Disintegrasi Bangsa..................................................................8
2.6 Globalisasi...............................................................................10
2.7 Upaya Pencegahan Disintegrasi Bangsa.................................12
2.8 Penerapan Nilai-nilai Pancasila Terhadap Globalisasi...........13
BAB III..........................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................16
3.1 Kesimpulan.............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................17

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sila-sila Pancasila pada hakikatnya adalah satu kesatuan, karena


merupakan dasar dari filsafat nasional dan sebuah sistem nilai (Kaelan dikutip
dalam Asmarini, 2017). Di era modern ini banyak sekali dampak negatif bagi
negara akibat globalisasi, salah satunya adalah merosotnya nilai-nilai luhur di
Indonesia. Ada berbagai macam dampak negatif, salah satunya pengaruh budaya
luar yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Banyak warga negara yang
tidak memahami Pancasila bahkan melupakannya dalam kehidupan mereka akibat
dampak negatif globalisasi.

Masalah dan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia oleh dampak


globalisasi terhadap tatanan nasional merupakan ancaman besar yang tidak boleh
dianggap remeh, karena pengaruh eksternal yang negatif dapat dengan mudah
merasuki Indonesia dan secara perlahan mengubah karakter bangsa. Hal tersebut
akan berdampak pada kehidupan masyarakat dan warga negara jika tidak
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai karakter bangsa. Pancasilais
merupakan moralitas, tatanan kehidupan antara orang Indonesia dan orang
Indonesia lainnya, tanpa memandang tingkat, keturunan atau status sosial (Aulia
dalam seminar nasional: aktualisasi nilai nilai Pancasila di era reformasi).

Globalisasi dapat membawa perubahan tatanan dunia yang secara


langsung mempengaruhi negara-negara. Perubahan ini langsung dirasakan oleh
masyarakat Indonesia, baik positif maupun negatif. Ini merupakan tantangan besar
bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat harus mampu
menghadapi tantangan-tantangan yang mempengaruhi kehidupan nasional,
ekonomi, politik, sosial dan budaya mereka dengan memahami dengan baik isi
dari nilai-nilai Pancasila. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia akan dengan mudah menegakkan

2
moralitas bangsa dengan menghayati dan mengamalkan apa yang tetap menjadi
pedoman bangsa.

Seperti diketahui, pengaruh globalisasi banyak merusak moral anak muda.


Teknologi yang semakin maju, teman-teman pergaulan banyak terpengaruh
narkoba, alkohol, dll. Isu-isu ini harus menjadi perhatian serius karena mereka
akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan dan pembangunan
negara. Hal ini diharapkan dapat disikapi dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila
agar generasi penerus bangsa memiliki akhlak dan moral yang baik. Pancasila
sangat dibutuhkan di era globalisasi ini. Salah satunya dengan cara memilih
budaya yang sesuai dengan budaya Indonesia yang memberikan manfaat bagi
negara dan bangsa. Dengan cara tersebut, diharapkan pengaruh yang masuk akan
memberikan kemajuan terhadap perkembangan bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apakah Pancasila Itu?
2. Apa makna setiap butir Pancasila?
3. Tantangan apa saja yang dihadapi suatu negara terhadap Ideologi Bangsa?
4. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah disintegrasi bangsa?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami Pengertian Pancasila


2. Memahami Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi
3. Mengetahui Makna Setiap Butir Pancasila
4. Memahami Hakikat Pancasila
5. Memahami Penyebab Terjadinya Disintegrasi Bangsa
6. Mengetahui Pengaruh dan Dampak Globalisasi
7. Mengetahui Upaya Pencegahan Disintegrasi Negara
8. Mengetahui dan Memahami Pengimplementasian Pancasila

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Pancasila terdiri dari dua kata Sansekerta, ‘panca’ yang berarti lima dan
‘sila’ yang berarti prinsip atau asas. Oleh karena itu Pancasila adalah asas dan
pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila
memiliki seperangkat nilai yang digunakan masyarakat dalam kehidupannya:
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan umat, dan keadilan. Pancasila bukan sekedar
rumusan yang cepat terbentuk tanpa sumber yang kuat, tetapi Pancasila adalah
rumusan dasar bangsa, berakar pada nilai-nilai moral kepribadian bangsa
Indonesia, termasuk nilai-nilai agama, nilai-nilai sosial dan budaya yang melekat
pada bangsa Indonesia (Aulia dalam seminar nasional: aktualisasi nilai-nilai
Pancasila di era reformasi).
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Pancasila adalah dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan digunakan dalam kehidupan bangsa Indonesia
di segala bidang, termasuk tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila adalah
ideologi dasar bangsa Indonesia untuk menciptakan warga negara yang baik.
Nilai-nilai Pancasila harus diikuti untuk membentuk warga negara yang baik.
Pancasila sebagai acuan atau pedoman hidup untuk mengatur perilaku warga
negara Indonesia agar menjadi warga negara yang baik. Setelah era modernisasi
dan globalisasi yang semakin meningkat, banyak pengaruh eksternal yang
mengikis nilai-nilai luhur Pancasila. Sehingga kita dituntut untuk harus
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila demi kelangsungan hidup bangsa dan
negara Indonesia di era globalisasi saat ini.

2.2 Pancasila sebagai Ideologi Nasional.

Ideologi memegang peranan penting dalam menjaga persatuan bangsa.


Istilah ideologi berasal dari kata “idea” yang berarti gagasan konseptual dan
“logos” yang berarti ilmu. Kata ide sendiri berasal dari kata Yunani “eidos” yang
berarti bentuk. Kemudian ada kata idein yang artinya melihat. Oleh karena itu,

4
ideologi secara harfiah berarti pengetahuan, pemahaman dasar, cita-cita tetap
harus dicapai untuk mencapai tujuan yang bermanfaat. Sekaligus menjadi
landasan, pandangan, atau pemahaman (Kaelan dalam Asmaroini, 2017). Sebagai
ideologi, Pancasila merupakan entitas budaya yang berkembang secara alami
dalam kehidupan bukan melalui paksaan, mengandung makna bahwa Pancasila
sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

2.3 Makna Yang Terkandung Dalam Setiap Butir Pancasila

A. Ketuhanan Yang Maha Esa


Salah satu nilai yang terkandung dalam Sila Pertama adalah bahwa sebagai
manusia kita diciptakan oleh Tuhan dan berkewajiban untuk menaati perintah-
Nya dan menghindari segala larangan-Nya. Setiap warga negara Indonesia
wajib memeluk agama yang dianutnya dan menjalankan apa yang
diperintahkan agamanya. Perintah ini memungkinkan masyarakat untuk
membangun toleransi di antara orang-orang saleh dan bisa menumbuhkan
sikap saling menghormati tidak hanya kepada manusia melainkan juga kepada
hewan dan tumbuhan makhluk ciptaan Tuhan.
B. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Dalam Sila kedua ini adalah nilai bahwa kita sebagai manusia setara dengan
sesama manusia dalam masyarakat, dan di dalamnya terkandung nilai-nilai
kemanusiaan dari perspektif Hukum Pancasila (Sitorus, 2016). Sila ini
menekankan aspek sosial dengan prinsip cinta kasih kepada sesama, tanpa
membedakan agama, ras, suku, golongan, dimanapun kita berada.
C. Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini mengandung nilai persatuan. Persatuan di sini berarti tidak akan
bisa dipisahkan. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki banyak pulau,
yang di dalamnya hidup jutaan orang. Jika persatuan kehidupan tidak
ditekankan, dalam hal ini Indonesia tidak akan damai. Maka dari itu
diperlukan sikap cinta tanah air, cinta bangsa, cinta Bhinneka Tungal Ika.

5
D. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Pada Sila keempat ini mengandung makna yg menyebutkan mengenai adanya
kebersamaan atau kolaborasi pada suatu pengambilan keputusan & didasari
oleh kejujuran. Artinya, para pemimpin Indonesia perlu mempunyai
kebijaksanaan pada saat mengambil keputusan demi kebaikan masyarakat.
Sesuai dengan prinsip asasi kerakyatan, musyawarah, mufakat & demokrasi
E. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sila kelima ini disebutkan istilah adil yang dipandang sang insan selaku
individu. Sesuatu hal dikatakan baik jika telah menggunakan prinsip keadilan
masyarakat (Amri, 2018).
Dari nilai kelima pancasila ini, berkembang perbuatan yg mencerminkan
perilaku kekeluargaan jua gotong royong. Dengan demikian, dikembangkanlah
perilaku adil antar sesama, menjaga ekuilibrium antara hak & kewajiban dan
menghormati hak-hak orang lain (Amri, 2018).
Maka berdasarkan itu, Makna pada sila kelima ini sangat besar, yakni
menyangkut kehidupan masyarakat negara, kemakmuran semua masyarakat &
semua kekayaan sebagai kemakmuran dengan membantu yang lemah &
melindunginya

2.4 Hakikat Pancasila

Prinsip-prinsip etika dalam kehidupan berbangsa mengutamakan


kejujuran, kepercayaan, amanah, sportivitas, disiplin, etos kerja, kemandirian,
toleransi, rasa malu, tanggung jawab, dan pemeliharaan kehormatan dan martabat
warga negara. Seperti yang dijelaskan mengenai etika Kehidupan berbangsa
menurut TAP MPR RI No. VI/MPR/2001 :
A. Etika Sosial dan Budaya
Etika sosial dan budaya mencerminkan kemanusiaan dengan menunjukkan
kejujuran, kepedulian dan pengertian satu sama lain, saling menghargai dan
mengasihi, serta saling tolong menolong antar sesama manusia dan warga negara.

6
Mengembangkan budaya teladan yang harus diwujudkan dalam perilaku formal
dan informal para pemimpin di semua lapisan masyarakat.
B. Etika dan Kebijakan Pemerintah
Kesediaan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien dan
efektif, keterbukaan, akuntabilitas, empati terhadap aspirasi rakyat, menghargai
perbedaan, kejujuran dan keterbukaan terhadap pendapat nyata. Serta
menghormati hak asasi manusia dalam kehidupan masyarakat.
C. Ekonomi dan Etika Bisnis
Prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik oleh individu, organisasi,
atau pengambil keputusan di bidang ekonomi, menciptakan iklim dan realitas
ekonomi yang ditandai dengan persaingan yang adil dan merata, suasana yang
menumbuhkan pengembangan ketahanan dan daya saing ekonomi , dan kondusif
bagi pemberdayaan ekonomi yang berpihak pada masyarakat miskin melalui
kebijakan yang berkelanjutan.
D. Penegakan hukum yang berkeadilan
Yaitu untuk meningkatkan kesadaran bahwa ketertiban, ketentraman dan
ketertiban sosial dalam hidup berdampingan hanya dapat dicapai dengan
mengikuti semua aturan hukum.
E. Etika ilmiah
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi agar warga negara kita dapat menjaga martabatnya, membela kebenaran
dan mencapai kepentingannya, serta maju sesuai dengan nilai-nilai agama dan
budayanya.
F. Etika lingkungan
Pentingnya kesadaran untuk menghormati dan melindungi lingkungan dan
perencanaan tata ruang berkelanjutan yang bertanggung jawab. Etika kehidupan
bermasyarakat merupakan pedoman bagi penyelenggara negara dan warga negara
untuk bertindak dan berperilaku secara wajar.

Ketika kita berbicara tentang Pancasila, kita harus memposisikan diri


sebagai sesama warga negara, saudara dan saudari, putra tanah air kita Indonesia.

7
Semua warga negara Indonesia berasal dari nenek moyang yang sama, lahir di
bumi Indonesia, memiliki satu kesatuan tempat lahir, memiliki mata pencaharian
dan sumber kehidupan yang sama, memiliki nasib dan sejarah yang sama,
memiliki tujuan dan keinginan yang sama, memiliki banyak kesamaan.
Kedudukan Ini semua merupakan landasan bagi seluruh warga negara untuk
mandiri, bersatu dan hidup adil dan makmur. Pembangunan yang sedang
berlangsung di negara Indonesia merupakan titik kunci dimana Indonesia berperan
dalam dunia global yang saling terhubung. Hal ini sesuai dengan pidato Presiden
Soekarno pada tanggal 17 Desember 1965 mengatakan bahwa, “Progresif, you
know the meaning of the word progress, maju, maju di dalam pertumbuhan
masyarakat, maju di dalam pertumbuhan sejarah masyarakat itu berjalan. Tidak
ada masyarakat yang beku, tidak ada masyarakat yang diam, dan tidak ada
masyarakat yang statis”.
Kesadaran untuk menciptakan, memelihara, memperkuat, dan
mengembangkan nilai-nilai Pancasila harus dipraktikkan oleh seluruh warga
negara kapan saja dan di mana saja untuk mencegah lunturnya nilai-nilai luhur
Pancasila yang melekat pada seluruh rakyat Indonesia. Membiasakan diri dengan
nilai-nilai Pancasila dalam aspek lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan
pembelajaran, organisasi, perencanaan kegiatan dan lainnya. Nilai-nilai Pancasila
harus diimplementasikan sedemikian rupa sehingga apa yang dihasilkan benar-
benar bermanfaat dan terukur bagi seluruh masyarakat, yang menjadi harapan
hidup masyarakat secara harmonis.
Kita telah hidup sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila jauh sebelum
kemerdekaan, yang sejalan dengan apa yang dikatakan Mahud MD¹ : “Pancasila
adalah dasar dan ideologi bangsa, itu adalah cara hidup bangsa Indonesia”. Latar
belakang adalah kunci utama untuk mengurangi berbagai konflik yang muncul
dalam masyarakat. Saling pengertian yang mengarah pada peradaban yang
harmonis. Tidak perlu mengedepankan perbedaan dalam melakukan sesuatu,
tetapi hanya perlu fokus langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk bisa
bekerja sama dengan mencari solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat
demi pembangunan bangsa Indonesia.

8
2.5 Disintegrasi Bangsa

Disintegrasi adalah keadaan perpecahan atau hilangnya integritas dan


persatuan nasional. Menurut (Merriam, 1994), disintegrasi adalah keadaan
terpecah-belah atau hilangnya keutuhan atau kesatuan. Disintegrasi secara harfiah
berarti membagi suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang terpisah. Pengertian ini
berkaitan dengan verba Disintegrate. ‘’kehilangan integritas dengan membaginya
menjadi bagian-bagian terpisah’’, yang berarti memisah-misahkan. Runtuhnya
negara ditandai dengan banyaknya konflik di dalam negeri. Hal ini dipengaruhi
oleh keragaman suku dan budaya yang ada di Indonesia serta seringnya terjadi
perbedaan pendapat mengenai SARA yang didasari oleh sikap egois setiap
individu yang selalu merasa paling benar. Selain itu, tata kelola yang ada di
Indonesia juga dapat berkontribusi pada keruntuhan jika tidak diterapkan dengan
benar.

Penyebab munculnya keruntuhan negara juga dapat dikaitkan dengan


perlakuan buruk pemerintah daerah atau pemerintah pusat terhadap daerah yang
memiliki potensi sumber daya alam atau kekayaan yang melimpah. Selain itu,
runtuhnya negara juga dipengaruhi oleh iklim politik saat ini. Dalam kehidupan
politik, pengaruh politik para penguasa dan para pemimpin nasional sangat terasa,
seringkali mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat, sehingga
menyempitkan bentuk-bentuk kelompok, golongan, daerah bahkan agama. Hal ini
menunjukkan bahwa elit politik secara sadar atau tidak sadar memprovokasi
masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar masyarakat Indonesia
begitu mudah dipengaruhi oleh bahasa elitenya sehingga mudah terbujuk untuk
melakukan tindakan yang mengarah pada kerusuhan dan konflik antar golongan.

Menurut Hartono (2011), faktor pemicu konflik yang mempengaruhi


terjadinya keruntuhan negara adalah rendahnya toleransi antar negara. Kekerasan
antarkelompok yang meletus secara sporadis di berbagai wilayah Indonesia
menyoroti betapa rapuhnya rasa persatuan yang dibangun dalam negara-bangsa,
seberapa kuat prasangka antarkelompok, dan betapa saling pengertian dan
toleransi terhadap keragaman. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi runtuhnya

9
bangsa adalah rendahnya pendidikan masyarakat terkait pentingnya persatuan
bangsa yang beragam. Pendidikan memainkan peran kunci dalam membangun
toleransi terhadap keragaman. Pendidikan sebagai media untuk menciptakan nilai
penting dalam membangun tatanan kehidupan yang lebih baik. Menurut Ricklefs
(1998), pendidikan dan media publik secara umum telah memperkuat ikatan
antara penduduk dan negara Indonesia. Pendidikan multikultural adalah
pendidikan dengan wawasan keragaman budaya sebagai mata pelajaran dan
wawasan pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh pengembang kurikulum.
Faktor selanjutnya adalah tingginya keegoisan setiap individu. Sifat egois atau
individualistis seseorang mempengaruhi terjadinya kekerasan. Menurut Hartono
(2011), monokulturalisme menciptakan kerentanan dalam hubungan
antarkelompok. Berbagai konflik berdarah dengan sentimen etnis, golongan dan
agama banyak terjadi di Poso, Ambon, Maluku Utara, Pontianak, Sampit, Solo
dan berbagai tempat lainnya. Konflik-konflik tersebut menunjukkan rapuhnya
relasi antar kelompok di Indonesia. Konflik antaretnis atau antaragama yang
terjadi di beberapa wilayah Indonesia adalah konflik antarindividu,
antarkelompok, antarmasyarakat bahkan antarnegara yang tidak selalu berjalan
seperti yang diharapkan.

Konflik sosial antar kelompok dapat disebabkan oleh pemahaman yang


kurang baik tentang konsep kearifan budaya dan sikap rasisme. Sikap rasisme,
baik agama maupun budaya, menghambat interaksi dan hubungan antara
kelompok etnis dan penganut agama hingga menyebabkan menyebabkan suatu
konflik. Menurut (Cipto, 2002) ada setidaknya delapan fenomena sosiopatologi
tetap dari proses transisi. Yakni, rusaknya nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat,
terkikisnya kehidupan bermasyarakat dalam hal nilai-nilai kemasyarakatan, serta
menurunnya nilai toleransi dalam masyarakat, devaluasi kejujuran, kesopanan dan
kebaikan, praktik korupsi, kolusi, nepotisme dalam penyelenggaraan
pemerintahan, kerusakan sistem dan kehidupan ekonomi, dan pelanggaran nilai-
nilai kebangsaan. Nilai-nilai di atas merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Konflik antarbangsa yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh

10
melemahnya pengamalan sila-sila Pancasila di masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara.

2.6 Globalisasi

Kata globalisasi berasal dari kata global yang berarti universal. Menurut
(Lyman dikutip dalam Nurhaidah, 2015), globalisasi adalah pertumbuhan yang
sangat pesat dan merupakan hubungan saling ketergantungan antara negara-
negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan. Globalisasi adalah sebuah
fenomena dalam kehidupan manusia yang senantiasa terus bergerak dan
berkembang. Globalisasi merupakan gejala meleburnya budaya dunia sebagai
akibat dari hubungan sosial budaya antar bangsa di seluruh dunia. Globalisasi erat
kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan masyarakat
tidak dapat menghentikan arus globalisasi ini. Begitupun juga dengan dampak
dari globalisasi yang tidak dapat dihindari.

Bagi masyarakat, globalisasi tidak hanya berdampak positif tetapi juga


negatif. (Suparian dikutip dalam Asmarini, 2017), dampak positif dan negatif dari
globalisasi antara lain :

Dampak positif globalisasi

1) Semangat bersaing. Karena dengan meningkatnya globalisasi, masyarakat


harus mampu bersaing tidak hanya di dalam negeri tetapi juga secara
internasional. Kemandirian dan kemajuan individu untuk berkembang, yang
pada tujuannya memajukan bangsa.
2) Kehidupan masyarakat menjadi lebih nyaman akibat kemajuan teknologi
informasi dan transportasi.
3) Meningkatnya solidaritas dan toleransi antar masyarakat serta perkembangan
teknologi informasi akan memudahkan akses terhadap semua jenis informasi,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Informasi kemanusiaan tentang
keprihatinan dan penderitaan sekelompok orang di satu negara memotivasi
pemerintah di negara lain untuk membantu meringankan penderitaan orang
lain. Ada sikap toleransi dan solidaritas antar masyarakat.

11
4) Globalisasi menghadirkan fasilitas-fasilitas baru berupa akses terhadap
pengetahuan yang seluas-luasnya. Hal ini akan bermanfaat bagi generasi
mendatang karena akan memudahkan mereka untuk menemukan pengetahuan
yang mempengaruhi kemajuan negara.

Dampak negatif globalisasi:

1) Perubahan nilai. Karena sesuatu yang baru dari luar tidak otomatis menyatu
dengan keadaan individu atau masyarakat dengan baik.

2) Nilai-nilai yang bertentangan. Asimilasi nilai-nilai baru yang tidak sejalan


atau tidak sejalan dengan nilai-nilai luhur pandangan hidup masyarakat
Indonesia akan mengikis nilai-nilai luhur bangsa.

3) Perubahan gaya hidup ke arah negatif sangat menghasut, seperti hedonis yang
selalu menghambur-hamburkan dan mengkonsumsi kekayaan.

2.7 Upaya Pencegahan Disintegrasi Bangsa

Keberagaman dalam masyarakat Indonesia merupakan kenyataan yang


tidak dapat disangkal dan objektif. Keberagaman bila diwujudkan dalam
bentuk interaksi yang saling melengkapi akan memberikan warna positif bagi
sistem nilai budaya suatu bangsa, namun juga dapat menjadi sumber konflik
jika tidak dipahami dengan baik, bahkan bisa memperburuk. Hartono, unit
persaingan sumber daya ekonomi dan politik, 2011).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keruntuhan bangsa
adalah dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi masyarakat Indonesia,
dengan tujuan utama membangun dan merevitalisasi komitmen persatuan,
kesadaran dan kemauan untuk bersatu. Bahwa orang-orang terbiasa membuat
kesepakatan bersama sepanjang waktu. Langkah-langkah khusus yang dapat
dilakukan adalah dengan memaksimalkan pendidikan Pancasila melalui
pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dengan implementasi kurikulum yang
mengajarkan solidaritas dan cinta keluarga, atau menyampaikan pentingnya

12
menciptakan rasa damai dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi masyarakat
umum, hal ini dapat dicapai melalui pembangunan kelembagaan yang
berlandaskan pada nilai dan norma Pancasila. Mempromosikan persatuan dan
kesatuan bangsa, merumuskan kebijakan dan peraturan yang konkrit, tegas
dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, serta
mencerminkan keadilan bagi semua daerah.
Upaya dan pembangunan bersama untuk mencegah keruntuhan bangsa
memerlukan kepemimpinan yang bijak dan efektif. Hartono (2011)
menyatakan bahwa konsep Bhinneka Tunggal Ika menjadi acuan untuk
menyikapi pluralisme sedemikian rupa sehingga menjadi kekuatan negara.
Bekerja bersama dan menghormati keragaman budaya. Kepekaan terhadap
pluralitas nasional, termasuk etnisitas, agama, budaya dan orientasi politik,
penting untuk menghormati keragaman. Sikap menghargai ini harus menjadi
bagian dari kurikulum di berbagai jenjang lembaga pendidikan negeri dan
swasta dan menjadi budaya baru masyarakat multikultural.
Karakter suatu bangsa dibangun tergantung dari bangsa itu sendiri.
Jika suatu bangsa memperhatikan pembangunan karakter, maka akan tercipta
bangsa yang berkarakter. Implementasi Pancasila yang diharapkan mampu
menyelesaikan permasalahan kenegaraan, memerlukan peningkatan kualitas
kondisi pendukung dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa
melalui internalisasi individu.

2.8 Penerapan Nilai-nilai Pancasila Terhadap Globalisasi

Kenyataannya, harus kita akui bahwa Pancasila belum mendapatkan


tempat yang layak di hati masyarakat Indonesia. Tidak sesuai dengan budaya
Indonesia. Oleh karena itu Pancasila perlu ditanamkan kembali, terutama bagi
generasi muda yang sedang dalam proses perkembangan dan yang akan menjadi
penggerak pembangunan Indonesia di masa depan.
1. Sebagai pribadi, seseorang dapat bertindak menurut agama dan kepercayaan
tertentu sebagai hamba Tuhan yang senantiasa bersyukur dan menghargai
ciptaan Tuhan lainnya untuk menegakkan keadilan dalam hidupnya.

13
2. Sebagai anggota keluarga dan masyarakat, seseorang mampu menempati
kedudukan yang sesuai dengan peran dan tugasnya. Ia harus mampu
memahami dan mengklasifikasikan hak dan kewajiban hidup bersama.
3. Sebagai warga negara, seseorang harus memahami hak dan kewajibannya
berdasarkan peraturan yang berlaku dan dapat berperilaku baik dalam
hubungannya dengan warga negara lainnya. Pancasila bukan sekedar
ungkapan, tetapi harus dianut dalam berbagai bidang kehidupan di seluruh
masyarakat.
Gelombang globalisasi tidak dapat dihentikan, meskipun memiliki dampak
positif, namun pengaruh globalisasi banyak memberikan dampak negatif terhadap
budaya masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perlu selektif mengikuti kemajuan
globalisasi dalam rangka menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dan menjaga nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia. Solusi dari semua permasalahan yang terjadi di
Indonesia saat ini adalah kesadaran serta semua keputusan harus didasarkan pada
ideologi bangsa Indonesia, Pancasila. Sehingga putusan-putusan tersebut tidak
keluar dari peraturan perundang-undangan nasional Indonesia.
Selain dari itu juga penerapan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat secara rinci dijelaskan dalam bidang
POLEKSOSBUDHANKAM sebagai berikut :
A. Implementasi Pancasila di bidang politik
Pembangunan bidang politik harus berlandaskan ontologis rakyat. Karena
ini merupakan fakta objektif bahwa rakyat adalah subjek negara, maka kehidupan
politik harus benar-benar bertujuan demi harkat dan martabat manusia.
Perkembangan kebijakan nasional, terutama dalam proses reformasi saat ini,
mencerminkan moral dan sifat yang terkandung dalam aturan Pancasila, sehingga
setiap praktik politik yang menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.
B. Implementasi Pancasila dalam Ekonomi
Dalam dunia ekonomi, ada anggapan kuat bahwa pembangunan ekonomi
biasanya mengarah pada persaingan bebas dan jarang menekankan moralitas
manusia. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang menitikberatkan pada
ekonomi massa, yaitu ekonomi kemanusiaan yang berorientasi pada tujuan yang

14
ditujukan untuk kesejahteraan rakyat jelata (Mubyarto, 1999). Pembangunan
ekonomi tidak hanya untuk pertumbuhan, tetapi juga untuk kemanusiaan dan
masyarakat secara keseluruhan. Sistem perekonomian Indonesia secara nasional
harus berdasarkan asas kekeluargaan.
C. Implementasi Pancasila di bidang sosial dan budaya
Dalam mengembangkan dimensi sosial budaya, segala aspek harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya masyarakat. Apalagi dalam situasi dimana
masyarakat Indonesia sedang melakukan pembenahan dalam segala aspek
kehidupannya. Sebagai anti-klimaks dari proses reformasi, seringkali terjadi
stagnasi nilai-nilai sosial budaya di masyarakat, sehingga menimbulkan berbagai
gejolak di berbagai kondisi. Kerusuhan yang sering terjadi dan pertikaian
pertikaian antar kelompok masyarakat yang menimbulkan masalah. Oleh karena
itu, semua pihak berpartisipasi dalam pengembangan nilai-nilai sosial budaya di
era reformasi saat ini dan mengevaluasi kembali nilai-nilai bangsa Indonesia yang
terkandung dalam Pancasila. Dalam prinsip etik pancasila bersifat humanistik,
artinya nilai-nilai pancasila didasarkan pada nilai-nilai yang berakar pada harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk budaya.
D. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan nasional pada dasarnya adalah masyarakat
hukum. Untuk melindungi hak-hak warga negara, diperlukan undang-undang
yang mengatur ketertiban sipil dan berkaitan dengan perlindungan hak-hak sipil.
Pancasila sebagai inti bangsa selalu konsisten dengan nilai-nilai kemanusiaan
yang utuh, dan untuk mencapai harkat dan martabat manusia sebagai pilar bangsa,
pertahanan dan keamanan bangsa harus diterapkan sesuai pada tempatnya.
Landasan kemanusiaan yang beradab adalah landasan moral pertahanan dan
keamanan negara. Pertahanan dan keamanan harus menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam peraturan Pancasila. Dengan demikian, negara Indonesia
sebagai negara hukum dapat diwujudkan dengan baik.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nilai-nilai luhur Pancasila adalah cerminan dalam bertindak dan berperilaku bagi
setiap individu di dalam masyarakat. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai
pancasila dalam segala aktivitas dalam bermasyarakat mampu menciptakan
kondisi bangsa yang aman, nyaman, dan tentram serta saling menghargai dan
menghormati hak dan kewajiban masing-masing individu. Selain itu, penerapan
nilai- nilai pancasila mampu mencegah atau meminimalisasi segala bentuk
penyimpangan dalam masyarakat seperti disintegrasi bangsa dan pengaruh negatif
globalisasi demi mewujudkan bangsa yang sejahtera, adil dan makmur.

DAFTAR PUSTAKA

Aini Shifana Savitri, Dan Dinie Anggraeni Dewi (2021). Implementasi Nilai-Nilai
Pancasila Dalam Kehidupan Di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar Vol 05 No 2
Wulan Nurafifah, Dan Dinie Anggraeni Dewi (2021). Implementasi Nilai-Nilai
Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 1 (4) Hal
1-7.
Muhammad Mona Adha (2020). Kekuatan Nilai-Nilai Pancasila Dalam
Membangun Kepribadian Masyarakat. Jurnal kebudayaan dan
keagamaan. Vol. 15 No. 1
Yohana.R.U.Sianturi & Dini Anggraeni Dewi (2021). Penerapan Nilai-Nilai
Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari Dan Pendidikan Karakter. Jurnal
Kewarganegaraan Vol. 5 No. 1

16
Ananda, S. M. F. (2021, October 29). Persatuan dan Kesatuan dalam Rasa
Bhinneka Tunggal Ika Melawan Pandemi Covid 19.
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, Bumi
Aksara, 2013, Hal. 56.
Guntur Setiawan, Impelemtasi dalam Birokrasi Pembangunan, Balai Pustaka,
Jakarta, 2004, Hal. 39.
Karina, Z., & Sodik, M. A. (2018). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap
Kesehatan Merile S. Grindle (Dalam Buku Budi Winarno). Teori dan
Proses Kebijakan Publik, Media Pressindo, Yogyakarta, 2002, Hal. 21.
Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum Grasindo, Jakarta,
2002, Hal. 70.
Purwanto dan Sulistyastuti, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan, Bumi Aksara Jakarta, 1991, Hal. 21.
Djamal D., 1986, Pokok-Pokok Bahasan Pancasila, Bandung, Penerbit: Remadja
Karya..

Laboratorium Pancasila, 1981, Pancasila Dalam Kedudukan Dan Fungsinya


Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia,
Surabaya, Penerbit: Usaha Nasional.
http:/lasoneartt.wordpress.com/makalah/falsafah pancasila-sebagai-dasar-falsafah-
negara indonesia.
Tim Penulis Jurusan PMPKN, 1987, Pancasila Dasar Negara Dan Pandangan
Hidup Bangsa Indonesia, Malang, Penerbit: IKIP Malang.
Jakob Tobing, 2012 Memperkokoh Sistem Hukum Nasional Melalui Perubahan
UURI No. 10 Tahun 2004, Jakarta, Penyelenggara: Institut Leimena &
Center for Indonesian Constitutio nal Jurisprudence & Hanns Seidel
Foundation.
Mahfud MD, 2012, Makna dan Implikasi Pancasila Sebagai Cita Hukum Dalam
Peraturan Perundang-undangan di Indonesia, Jakarta, Penyelenggara:
Institut Leimena & Center for Indonesian Constitutional Jurisprudence &
Hanns Seidel Foundation.

17

Anda mungkin juga menyukai