B2016039
Sosiologi Gender
Teori peran adalah sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap
sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh kategori-kategori yang ditetapkan secara sosial (misalnya
ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku
seseorang yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang-orang
bertindak dengan cara yang dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan seseorang bergantung pada
konteksnya, berdasarkan posisi sosial dan faktor-faktor lain.
(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_peran)
Peran sosial dalam keluarga yang di konstruksikan oleh masyarakat secara sepihak, sering kali
menjadi alasan yang menyebabkan ketidak seimbangan peran utamanya antara perempuan dan laki-laki.
Hal ini juga disebabkan kentalnya sistem patriarki yang berkembang tidak hanya di Indonesia tetapi juga
di dunia. Ketidakseimbangan peran tersebut sering kali menyudutkan perempuan, hal ini karena
perempuan terkesan memiliki kewajiban yang sangat banyak di dalam keluarga tetapi dianggap perannya
tidak penting atau kurang menguntungkan karena kurang ekonomis atau persepsi masyarakat terhadap
perempuan yang hanya mampu bekerja diranah domestik seperti menjadi ibu rumah tangga. Hal ini juga
mempengaruhi aspek lain seperti aspek ekonomi , sosial , budaya dan agama bahwa perempuan identik
dengan pekerjaan yang dianggap ringan dan tidak dapat bekerja lebih baik dari laki-laki ketika bekerja di
ranah profesional (perempuan pekerja). Hal ini sangat sulit di lepaskan oleh masyarakat, sehingga anak
perempuan meski bekerja di ranah profesional mereka tetap di persiapkan atau di biasakan untuk
melakukan pekerjaan domestik (rumah). Sehingga saat ini yang terjadi banyak perempuan yang memili,i
peran ganda dimana mereka tidak hanya melakukan pekerjaan domestik (rumah) namun juga bekerja di
ranah profesional (perempuan pekerja).
Hal tersebut juga terjadi di lingkup keluarga saya dimana perempuan memiliki peran ganda
seperti contohnya saya dan ibu saya merupakan perempuan pekerja dan juga bertanggung jawab penuh
terhadap pekerjaan rumah (domestik). Menilik dari hal tersebut saya akan membandingkan kehidupan
sehari-hari saya dengan adik laki-laki saya saat di rumah, kami bertempat tinggal di BTN Petobo permai
kelurahan petobo kecamatan palu selatan. Kami tinggal dengan ayah dan ibu serta dua adik laki-laki
kami. Keseharian kami selain menjadi mahasiswa kami juga pekerja, berikut tabel beban kerja harian
perempuan dan laki-laki dalam lingkup keluarga selama bulan puasa ;