Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA (A)


“ PANCASILA “

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Enjoni., MP

Disusun Oleh :

KELOMPOK I ( SATU )

1. NOLA ZULFADILA
NPM ( 2210024427019 )
2. DODI SAPUTRA
NPM ( 2210024427036 )
3. SAIHOLAN
NPM ( 2210024427059 )
4. DARUL ROSYID
NPM ( 2210024427032 )

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG ( STTIND )
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah PENDIDIKAN PANCASILA sehingga dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini di tulis berdasarkan berbagai sumber dan buku buku yang
berkaitan dengan pancasila serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan pancasila.
Makalah ini diselesaikan secara bersama oleh teman teman sekelompok yang saling memberikan
doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharpkan segala bentuk
saran serta masukan bahan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca terutama
dalam perkembangan dunia pendidikan.

Padang, 03 Oktober 2022

Penulis

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I - PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................2
1.3 TUJUAN...........................................................................................................3
1.4 MANFAAT.........................................................................................................3
BAB II – PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PANCASILA.................................................................................4
2.2 TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA...................................................................6
2.3 URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA................................................................10
2.4 LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN PANCASILA...............................................11
2.5 NILAI – NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA................................13
BAB III - PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................18
3.2 SARAN……….....................................................................................................20

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam segala
pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan
perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai

Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia
dalam penyelenggaraan bernegara. Karena konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan
bernegara tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan.

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan
mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia
hanya menganggap pancasila sebagai dasar ideologi Negara semata tanpa memperdulikan makna
dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai-nilai makna yang terkandung dalam
pancasila sangat berguna dan bermanfaat.

Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut
terkandung di dalam 5 garis besar dalam kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam
memperebutkan kemerdekaan tak lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai
sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.

Indonesia hidup di dalam berbagai keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama.
Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di
dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhineka Tunggal Ika.

Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan
menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan 2 ( dua ) budaya dengan yang

1
lain. Karena ikatan yang satu itulah Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang
ada di Indonesia.

Pada zaman Globalisasi saat ini banyak pengaruh dari luar ke dalam yang baik maupun yang
buruk. Sebagai bukti masyarakat sudah terpengaruh dengan kebiasaan yang seharusnya tidak patut
dilakukan oleh bangsa kita. Sudah banyak masyarakat yang lupa akan landasan negara kita sebagai
ideologi dasar bagi negara Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai rakyat Indonesia, Pancasila
merupakan pedoman hidup kita. Pada kenyataannya, saat ini masyarakat Indonesia sudah lupa
akan pelaksanaan ideologi dasar negara kita. Dari pejabat-pejabat hingga rakyat kalangan
menengah kebawah sudah banyak yang tidak peduli lagi akan ideologi dasar negara ini.Maka dari
itu Pancasila sebagai ideology dasar bagi negara Indonesia harus diketahui dan diterapkan oleh
seluruh warga negara Indonesia. Dengan demikian warga negara Indonesia mengerti dan meyakini
Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa dan mengamalkan Pancasila tersebut dalam setiap
langkah mereka.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi ukuran bagi bangsa Indonesia dalam
menjalani kehidupannya. Konsekuensi dari penyimpangan nilai pancasila bisa menghancurkan
bangsa.Pancasila merupakan satu dasar negara yang sakral. Semua warga negara Indonesia wajib
mematuhi dan juga mengamalkannya.
Namun, hal tersebut tidak dianggap sama oleh setiap orang. Padahal nilai-nilai Pancasila itu
sendiri diambil dari kehidupan ideal bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai
Nilai-nilai pancasila patut menjadi perhatian. 

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
b) Apa tujuan pendidikan Pancasila
c) Apa makna dari nilai-nilai Pancasila?
d) Mengapa Pancasila mempunyai sumber nilai?
e) Apa saja butir-butir Pancasila?
f) Apa urgensi pendidikan Pancasila?

2
g) Apa landasan hukum Pancasila?
h) Apa saja ruang lingkup Pancasila?
i) Mengetahui dasar-dasar Pancasila dari berbagai pihak / pendapat para ahli

1.3 Tujuan
a) Mengetahui pentingnya pendidikan Pancasila
b) Mengetahui Pancasila dengan jelas
c) Mengetahui makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
d) Mengetahui Pancasila sebagai sumber nilai
e) Mengetahui butir-butir pancasila
f) Mengetahui landasan hukum Pancasila

1.4 Manfaat
Agar pembaca mengetahui manfaat dan kegunaan setelah dipelajarinya makalah ini, dalam
mempraktekkan secara nyata nilai-nilai pendidikan Pancasila bukan hanya sekedar tau.
Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami nilai-nilai
Pancasila, Butir-butir Pancasila dan pengamalan-pengamalannya untuk kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pembaca bisa memahami betapa pentingnya mengetahui dengan dalam
bagaimana pentingnya nilai-nilai Pancasila juga bisa mempraktekkan kedalam kegiatan
kehidupan sehari-hari.

3
BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pengertian Pancasila

Pancasila adalah dasar filsafat negara republik Indonesia yang secara resmidisahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan
dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang Pancasila adalah
ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta pañca berarti
lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan
Buddha yaitu dalam Kitab Tripitaka dimana dalam ajaran buddha tersebut terdapat suatu ajaran
moral untuk mencapai nirwana/surga melalui Pancasila yang isinya 5 J. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima
sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikma tkebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada
paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Di dalam mewujudkan pancasila sebagai falsafah bangsa sebagai cita-cita kehidupan, maka
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kokoh kuat menjadi syarat. Untuk
membangun NKRI kita harus ingat bahwa persatuan dan kesatuan bangsa itu tidak akan terjadi
dengan sendirinya, akan tetapi harus diusahakan dengan kesadaran kita.

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
yaitu :

a. Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima
dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan,
dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar

4
pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di
Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.

b. Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Sukarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat,
dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu
diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya: Sekarang
banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme,mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan,
lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau
dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah:
 Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
 Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959) Pada
tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI).
Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi
komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta.
Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami
kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September
G30S-PKI dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati
bahwa dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan.
Pancasila adalah Dasar Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses
lahirnya Pancasila menjadi sejarah yang tidak akan pernah terlupakan oleh bangsa
Indonesia. Kata pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Panca berarti lima dan Sila berarti
prinsip atau asas. Pancasila berarti lima asas atau Lima Dasar atau lima Sila.
Lima sila tersebut adalah :

5
1. Ketuhanan yang maha esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan;
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila


Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan
fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Akhir-akhir ini
bangsa Indonesia patut mewaspadai pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini semakin
kuat, yaitu ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk di kotak-kotakan tidak saja
oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia merupakan karya besar bangsa Indonesia dan
merupakan lambang ideologi bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar di dunia
lainnya. Bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam kehidupan
sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila juga dijadikan pedoman dalam
pelaksaan pemerintahan.
Untuk itu dalam hal memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia, Pancasila
mempunyai 3 Tujuan Pokok yang Mencangkup :
 Tujuan Pendidikan Pancasila
 Tujuan Nasional
 Tujuan Pendidikan Nasional

A. Tujuan Pendidikan Pancasila


Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan
pemerintah suatu Negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan generasi penerusnya,
selaku warga masyarakat, bangsa dan negarasecara berguna dan bermakna .Untuk

6
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air
perlu pengembangan wawasan dan ketahanan pada setiap warga Negara.
Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional dan juga termuat
dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Pancasila
mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-
hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan, dan beraneka
ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan
pemikiran diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan Masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan perilaku:
1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati
nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya.
3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untuk menggalang persatuan Indonesia.
5. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
6. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil beradab;
7. Perilaku kebudayaan, dan
8. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan

Tujuan Pendidikan Pancasila Tujuan pendidikan diartikan sebagai perankat tindakan


intelektual penuh tanggung jawab yang berorientasi pada kompetensi mahasiswa pada

7
bidang profesi masing-masing. Kompetensi lulusan pendidikan pancasila adalah seperangkat
tindakan intelektual. Penuh tangguang jawab sebagai seoarang warganegara dalam
memecahkan sebagai masalah dalam hidup bermasyarakat. Berbangsa dan bernegara
dengan menerapkan pemikiran yang berlandasankan nilai-nilai pancasila.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan perilaku:
 Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuaidengan
hati nuraninya
 Memiliki kemampuan tmtuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara
- cara pemacahannya.
 Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan,tekhnologi
dan seni.
 Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya
bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

B. TUJUAN NASIONAL
Tujuan nasional bangsa Indonesia tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu
sebagai berikut :
1. Membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum atau bersama.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial.

C. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

8
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD
negara Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia Serta tangga terhadap tuntutan perubahan zaman.
Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang ada dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Sesuai dengan pasal 3 UUD 1945 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menegaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik.
UU No. 2 Th 1989 pasal 4, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pada pasal 15 pasal yang sama tertulis “…untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan
dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar
serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau
pendidikan tinggi”.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut diselenggarakan pembangunan
nasional secara berencana, meyeluruh, terpadu, terarah, dan berkesinambungan.
Adapun tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkam masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam

9
suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Hal di atas sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 3:
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
Nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

2.3 Urgensi Pendidikan Pancasila


Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2020) karya Muhammad
Ridha Iswardhana, sebagai ideologi negara, Pancasila hadir untuk menjadi panduan atau pedoman
kehidupan. Indonesia memiliki tujuan dan cita-cita yang harus dicapai. Namun kadang, ada
permasalahan yang harus dihadapi dan diselesaikan, seperti kemiskinan, penyakit, dan korupsi.
Pancasila sebagai Dasar Negara: Makna dan Kedudukannya Dalam proses pemecahan
masalah itulah, Pancasila hadir tidak hanya sebagai pedoman, tetapi juga melindungi bangsa
Indonesia agar tetap kekeh dalam menggapai tujuan dan cita-citanya.
Dilansir dari Buku Ajar Pembelajaran PPKn MI (2022) oleh Angga Dwi Prasetyo, urgensi
Pancasila sebagai dasar negara adalah : Agar para pejabat publik tidak kehilangan arah dalam
penyelenggaraan negara Agar seluruh warga negara dapat berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan di berbagai bidang kehidupan. Implementasi dari urgensi Pancasila sebagai dasar
negara, antara lain para pejabat tidak korupsi, dan tiap warga negara hendaknya menjadikan
Pancasila sebagai nilai etika.
Urgensi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak tercerabut
dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah penuntun dalam
berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

2.4 Landasan hukum Pendidikan Pancasila

10
Dalam buku "Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara" oleh Ronto, dijelaskan bahwa
Pancasila sebagai dasar negara menjadi dasar mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Hal
tersebut ditegaskan dalam Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan P4 dan
Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara.
  Pada ketetapan ini dinyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 adalah Dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
harus dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.
Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Selanjutnya, dalam buku tersebut juga
dijelaskan Fungsi Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum
bagi Negara Republik Indonesia. Hal tersebut ditegaskan dalam ketetapan MPR No. III/MPR/2000
Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan.
Pasal 1 TAP MPR tersebut memuat tiga ayat, di antaranya:
1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan
2. Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
4. Sumber Hukum Materiil
Dalam sebuah Jurnal resmi Program Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta tentang
"Pancasila Sebagai Sumber Segala Sumber Hukum Dalam Sistem Hukum Nasional" oleh Fais
Yonas Bo'a, Pancasila termasuk sumber hukum yang bersifat materiil.
 
Pancasila sebagai sumber hukum materiil ditentukan oleh muatan atau bobot materi yang
terkandung dalam Pancasila. Setidaknya terdapat tiga kualitas materi Pancasila yaitu:
- Muatan Pancasila merupakan muatan filosofis bangsa Indonesia
- Muatan Pancasila sebagai identitas hukum nasional

11
- Pancasila tidak menentukan perintah, larangan dan sanksi melainkan hanya menentukan
asas-asas fundamental bagi pembentukan hukum (meta-juris).
 
Fungsi Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum. Adapun fungsi Pancasila sebagai
sumber segala sumber hukum mengandung arti bahwa Pancasila berkedudukan sebagai:
1. Ideologi hukum Indonesia
2. Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan hukum Indonesia
3. Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan hukum di
Indonesia
4. Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa Indonesia, juga dalam
hukumnya

Ada beberapa macam pembagian landasan lain Pancasila, seperti sebagai berikut :

1. Landasan historis
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang. Setelah melalui
suatu proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsaIndonesia menemukan jati
dirinya, yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dankarakter yang berbeda dengan bangsa lain,
yang oleh para pendiri negara kitadirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun
mendalam yangmeliputi lima prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila. Jadi secara
historis bahwa nilai - nilai yang terkandung dalam setiap silaPancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar negara
Indonesiasecara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Oleh karenaitu
berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan
dengan nilai - nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara senantiasa
memiliki pandangan hidup. Berbeda dengan bangsa lain, bangsa Indonesia berdasarkan pandangan
hidupnya pada suatu asas kultural yangdimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai - nilai

12
yang terkandung dalam sila - sila Pancasila bukan hanyamerupakan suatu hasil konseptual
seseorang saja melainkan merupakan suatu
hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang duangkat dari nilai -nilai kultural yang melalui
proses refleksi filosofis para pendiri negara sepertiSoekarno, M. Yamin, M. Hatta, Supomo, serta
tokoh pendiri negara lainnya.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggitertuang dalam UU
no. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal39 telah menetapkan bahwa isi
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, danPendidikan Kewarganegaraan.

4. Landasan filosofis
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalahsebagai bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkankenyataan objektif bahwa manusia adalah
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Syaratmutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang
terwujudkan sebagai rakyat(merupakan unsure pokok negara), Sehingga secara filosofis negara
berpersatuandan berkerakyatan. Konsekuensinya rakyat adalah merupakan dasar ontologis
demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara.

2.5 Nilai - Nilai yang terkandung dalam Pancasila

Pancasila secara filsafat mengandung nilai-nilai yang bersifat Fundamental, universal,


mutlak dan abadi dari Tuhan yang Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran
agama dalam kitab sucinya, artinya di dalam nilai-nilai tersebut mengandung nilai moral, maka
Pancasila pun mengandung nilai moral dalam dirinya.

13
Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti bahwa seluruh tatanan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau
norma dan tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah laku
bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat
dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal. Dengan demikian,
tinjauan Pancasila berlandaskan pada Tuhan, manusia, rakyat, dan adil sehingga nilai-nilai
Pancasila memiliki sifat objektif.
Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara yang memuat nilai-nilai luhur untuk menjadi
dasar negara. Sebagai gambaran, di dalam tata nilai kehidupan 9 bernegara, ada yang disebut
sebagai nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
• Nilai dasar
Asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Nilai
dasar berasal dari nilai-nilai kultural atau budaya yang berasal dari bangsa Indonesia itu
sendiri, yaitu yang berakar dari kebudayaan, sesuai dengan UUD 1945 yang mencerminkan hakikat
nilai kultural.

• Nilai instrumental
Pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud nilai sosial atau nilai hukum,
yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang sesuai dengan kebutuhan
tempat dan waktu.

• Nilai praktis
Nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan bahan ujian,
apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh- sungguh hidup dalam masyarakat atau tidak. Di
dalam Pancasila tergantung nilai-nilai kehidupan berbangsa. Nilai-nilai tersebut adalah nilai ideal,
nilai material, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai sosial dan nilai religius atau keagamaan.

Nilai-Nilai setiap butiran Pancasila

14
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
 Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing.
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
 Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 11

15
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia

 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.

 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi


dan keadilan sosial.

 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

 Berani membela kebenaran dan keadilan.
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

16
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.

 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Menghormati hak orang lain.

 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.

 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.

Makna Nilai dalam Pancasila:

1. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa
terhadap adanya Tuhan pencipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang religius bukan bangsa atheis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya
pengakuan akan kebebasan memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada
paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.

2. Nilai Kemanusiaan
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memiliki arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai
dengan nilai moral-moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

3. Nilai Persatuan

17
Nilai Persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya
terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.

4. Nilai Kerakyatan
Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.

5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang Adil dan Makmur secara lahiriah
ataupun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan Pnormatif. Karena sifatnya abstrak dan
normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu
dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan
peraturan perundang-undangan lainnya.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai, norma,
dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebab apabila Bangsa
Indonesia mampu
mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral dan kebiadaban masyarakat dapat
diminimalisir, secara tidak langsung juga akan mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan
keamanan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Setelah memahami isi dalam pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia yang harus dipegang teguh tiap warga
negara Indonesia, mengamalkannya dan menjadikan sebagai pedoman hidup berbangsa dan
bernegara bagi seluruh masyarakat.
2. Perumusan Pancasila sebagai dasar negara melalui proses panjang sehingga terjadi
Pancasila yang seperti sekarang.
3. Implementasi Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari bagaimana pengamalannya,
cara bersikap kita dalam kehidupan, dan pemikiran untuk memajukan negara kita tercinta
Indonesia.

3.2 Saran
Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun melaksanakannya dalam kehidupan. Dan
penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai Pancasila akan

19
melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat agar senantiasa
tercipta bangsa Indonesia yang damai.
warga negara Indonesia yang baik kita harus mempertahankan asas-asas yang terdapat
dalam Pancasila. Mulailah dari diri sendiri melakukan yang terbaik untuk negara kita tercinta
Indonesia. Yakin dalam hati Indonesia dengan landasan ideologi Pancasila dapat saling bekerjasama
dengan negara lain.
Jangan berbuat negatif yang dapat merusak bangsa ini, tinggalkan sifat buruk lakukan yang terbaik
demi Pancasila yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara kita semua.

20

Anda mungkin juga menyukai