Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA

DOSEN PEMBIMBING:
ANDHIKA NANDA PERDHANA, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. Ignatius jordy M / 19.H1.0021
2. Fransiskus Wilson Januardi / 21.H1.0021
3. Gerald Rendy Mamola / 21.H1.0028
4. Felicia Destiviani / 21.H1.0031
5. Ika Yulianti / 21.H1.0035
6. Helen Margaretha Br Sihaloho / 21.H1.0042

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA


SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI PERPAJAKAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua berupa ilmu yang
bermanfaat bagi sekitar. Berkat rahmat dan karunia-Nya pula, penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Andhika Nanda Perdhana,


S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata pelajaran kuliah Pendidikan Pancasila
yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari
beliau, mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format
yang telah ditentukan. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca
demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Harapan dari adanya makalah ini
supaya dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Semarang, 17 Mei 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Makalah ..................................................................................... 2
1.3 Manfaat Makalah ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1. Pengertian Pancasila .............................................................................. 3
2.2. Sejarah Pancasila sebagai Dasar Negara ................................................ 6
2.3. Perumusan Pancasila .............................................................................. 7
2.4. Landasan Pancasila ................................................................................ 8
2.5. Tujuan Pancasila .................................................................................... 9
2.6. Pengertian Pancasila dan Ideologi ....................................................... 10
2.7. Fungsi Umum Pancasila....................................................................... 10
2.8. Beberapa Fungsi Pokok Pancasila ....................................................... 11
2.9. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa ................................................ 11
2.10. Pengertian Pancasila sebagai Ideologi ............................................. 11
2.11. Hubungan Pancasila sebagai Ideologi .............................................. 11
2.12. Makna Pancasila sebagai Ideologi.................................................... 12
2.13. Pandangan Para Ahli Mengenai Makna dari Pancasila .................... 12
2.14. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi .................................................... 13
2.15. Nilai Pancasila sebagai Ideologi....................................................... 13
2.16. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi ........................... 13
2.17. Pancasila sebagai Ideologi Negara ................................................... 23
2.18. Pengertian Ideologi ........................................................................... 24
2.19. Pengertian Ideologi Pancasila........................................................... 26
2.20. Peranan Ideologi Pancasila Membangun Kesejahteraan Bangsa ..... 27
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 30
3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 30
3.2. Saran..................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seluruh negara-negara didunia ini pasti memiliki suatu landasan
atau dasar yang kita kenal dengan Ideologi. Karena ideolgi merupakan
merupakan dasar atau ide atau citacita negara tersebut untuk semakin
berkembang dan maju. Presiden dalam memimpin bangsa Indonesia dia
tidak bisa mengandal visi dan misinya sendiri untuk mencapai cita-cita
bangsa, oleh karena itu harus memiliki suatu dasar atau landasan yang
dapat dijadikan sebagai patokan.
Ideologi negara Indonesia adalah Pancasila, Pancasila bukan
Ideologi negara bagi sebagian atau daerah-daerah tertentu saja tetapi
menyuluruh, terkadang perbedaan pendapat dalam mengartikan dasar
negara maka terjadilah pertikaian. Menghadapi Era Globalisi yang
semakin maju ini .Pastinyabangsa dan negara Indonesia yang ingin berdiri
kokoh kuat, tidak mudah terkecohkan olehk erasnya masalah kehidupan
berbangsa dan bernegara, tentunya perlu memiliki dasar negara dan
ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, bangsa dan negara
akan dihadapi dengan makin maraknya budaya asing yang masuk ke dalam
negara indonesia, makin banyaknya terorisme, komunisme dan fundalisme
yang makin membahayakan bagi negeri ini.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam
pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang
lebih bermartabat dan berbudaya tinggi.
Disamping itu makin banyaknya pengelompokan suku-suku
didaerah masingmasing yang membuat persatuan di Indonesia semakin
hancur.sesuai dengan sila ketiga pancasila yaitu persatuan indonesia,kita
sebagai bangsa Indonesia wajib menjunjung persatuan, mengubur dalam-
dalam perbedaan diantara kita sebagai warga negara dan bersama-sama
membangun negara indonesia ini menjadi salah satu negara yang dikagumi
di asia maupun di seluruh dunia.tidak memprioritaskan kepentingan
kelompok melainkan bersama-sama bersatu membangun negara indonesia
untuk jadi lebih maju diera krisis globalisasi ini.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam
pergaulan hidup seharihari untuk menunjukkan identitas bangsa yang
lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat
menjelaskan pentingnya Pancasila sebagai ideologi yang membangun
kesejahterahaan bangsa.
Oleh sebab itu kita warga negara indonesia jangan pernah lupa
untuk menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-
hari,berbangsa dan bernegara dan digantikan dengan budaya luar yang
makin marak masuk kedalam bangsa Indonesia. Melupakan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap

1
2

negatif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, atau


menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Pengetahuan yang diperoleh dalam makalah ini juga dapat
dijadikan bekal keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap
sikap para penyelenggara negara yang menyimpang dari cita-cita dan
tujuan Negara.
1.2 Tujuan Makalah
Makalah ini di susun agar para pembaca bisa mengetahui tentang
pentingnya Pancasila sebagai dasar dan ideologi dalam membangun
kesejahteraan bangsa dan negara.
1.3 Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan mempunyai harapan kepada para
pembaca untuk mengaplikasikannya ke dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang baik, menjadi pengetahuan yang umum bagi kita sebagai
warga negara bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pancasila


Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah memiliki
pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar
negara,pandangan hidup bangsa, ideologi negara dan sebagai kepribadian
bangsabahkan dalam proses terjadinya, terdapat berbagai macam
terminologi yangharus kita deskripsikan secara obyektif. Oleh karena itu
untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut
rumusannya maupunperistilahannya maka pengertian Pancasila meliputi:
1. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India, menurut
Muhammad Yamin dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki
duamacam arti secara leksikal, yaitu:
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas, dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah Pancasyila
yang memilikiarti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur.Kata
Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India.Dalam
ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana
denganmelalui samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral
yangberbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila,
Pancasyiila.
Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan (five moral
principle) yang harus ditaati, meliputi larangan membunuh, mencuri,
berzina, berdusta danlarangan minum-minuman keras.
Melalui penyebaran agama Hindu dan Budha, kebudayaan India
masukke Indonesia sehingga ajaran Pancasyila masuk kepustakaan Jawa
terutamajaman Majapahit yaitu dalam buku syair pujian Negara
Kertagama karangan Empu Prapanca disebutkan raja menjalankan dengan
setia ke lima pantangan (Pancasila). Setelah Majapahit runtuh dan agama
Islam tersebar, sisa-sisapengaruh ajaran moral Budha (Pancasila) masih
dikenal masyarakat Jawa yaitu lima larangan (mo limo/M5) : mateni
(membunuh), maling (mencuri), madon(berzina), mabok (minuman
keras/candu), main (berjudi)
2. Pengertian Pancasila secara Historis
Sidang BPUPKI pertama membahas tentang dasar negara yang
akanditerapkan. Dalam sidang tersebut muncul tiga pembicara yaitu M.
Yamin, Soepomo dan Ir.Soekarno yang mengusulkan nama dasar negara
Indonesia disebut Pancasila.
Tanggal 18 Agustus 1945 disahkan UUD 1945 termasuk
pembukaannya yang didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip sebagai
dasar negara. Walaupun dalam Pembukaan UUD 1945 tidak termuat
istilah/kata Pancasila, namun yang dimaksudkan dasar negara Indonesia

3
4

adalah disebut dengan Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi


historis terutama dalam rangka pembentukan rumusan dasar negara yang
secara spontan diterima oleh pesertasidang BPUPKI secara bulat. Secara
historis proses perumusan Pancasila adalah:
a) Mr. Muhammad Yamin
Pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin berpidato
mengusulkan lima asas dasar negara sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Setelah berpidato beliau juga menyampaikan usul secara
tertulismengenai rancangan UUD RI yang di dalamnya tercantum
rumusan lima asasdasar negara sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b) Mr. Soepomo
Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 Soepomo mengusulkan
lima dasar negara sebagai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan bathin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
c) Ir. Soekarno
Pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno
mengusulkan dasar negara yang disebut dengan nama Pancasila secara
lisan/tanpa teks sebagai berikut:
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Selanjutnya beliau mengusulkan kelima sila dapat diperas menjadi
TriSila yaitu Sosio Nasional (Nasionalisme dan Internasionalisme), Sosio
Demokrasi (Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat), Ketuhanan yang
Maha Esa. Adapun Tri Sila masih diperas lagi menjadi Eka Sila yang
intinya adalah “gotong royong”.
d) Piagam Jakarta
5

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan sidang oleh 9 anggota


BPUPKI (Panitia Sembilan) yang menghasilkan “Piagam Jakarta” dan di
dalamnya termuat Pancasila dengan rumusan sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan sya,riat Islam bagi pemeluk
– pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adila dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Pengertian Pancasila secara Terminologis


Dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan tanggal 18 Agustus
1945 oleh PPKI tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD1945 inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar
Negara Republik Indonesia. Namun dalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia dalamupaya bangsa Indonesia mempertahankan proklamasi dan
eksistensinya,terdapat pula rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut :
a. Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat (29 Desember –
17 Agustus 1950):
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

b. Dalam UUD Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

c. Dalam kalangan masyarakat luas


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
6

Dari berbagai macam rumusan Pancasila, yang sah dan benar


adalah rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945
sesuai dengan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan Ketetapan MPR
No. III/MPR/2000.
2.2. Sejarah Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari
segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian
Pancasila merupakan asas kerokhanian tertib hukum Indonesia yang
dalam Pembukaan UUD 1945 dijelma lebih lanjut ke dalam empat pokok
pikiran, meliputi:
Suasana kebatinan dari UUD 1945. Mewujudkan cita-cita hukum
bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis)
Mengandung norma yang mengharuskan UUD yang mewajibkan
pemerintah dll, penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur, bunyinya sebagai berikut : “ Negara berdasarkan atas
ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.”
Merupakan sumber semangat dengan perkembangan zaman dan
dinamika masyarakat dengan semangat yang bersumber pada asas
kerokhanian negara, sebagai pandangan hidup bangsa, maka dinamika
masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan di arahkan atas kerohanian
negara.
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana
di tegaskan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia
1945:
“ . . . . . maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu undangundang dasar Negara Republik Indonesia yang
berkadaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada (garis dari penulis) :
Ketuhanan Yang Maha Esa . . . . . . . dan seterus nya”
Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara”
mengartikan dasar Negara itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau
berkata : “ saudara mengerti dan mengetahui, bahwa pancasila adalah saya
anggap sebagai dasar dari pada Negara Republik Indonesia, atau dengan
Bahasa jerman : satu Weltanscahauung di atas mana kita meletakkan
Negara Republik Indonesia”
Awal pembentukan pancasila sebagai dasar negara yaitu, Pancasila
adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila ini terdiri dari dua
kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Lima keutamaan penyusun Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Pemahaman kembali sejarah
7

lahirnya Pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan hal yang penting


dalam memahami Pancasila sebagai sebuah ideologi.
Pada tanggal 1 Juni dan 1 Oktober di Negara Republik Indonesia
merupakan dua tanggal yang memiliki nilai sejarah yang sangat berharga
bagi berkembangnya Pancasila sebagai ideologi Negara RI. Sesuai fakta
pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai tanggal terbentuknya Pancasila,
bahwa sesungguhnya pada 1 Juni 1945 Bung Karno bukanlah pencetus
maupun pencipta Pancasila, ia hanyalah membantu mengingat kembali
ideologi yang sudah lama berkembang di kehidupan masyarakat
Nusantara sejak zaman dahulu kala. Fakta ini memiliki bahwa Pancasila
terbentuk jauh dari sebelum 1 Juni 1945.
2.3. Perumusan Pancasila
Lahirnya Pancasila adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku
anggota “Dokuritsu Zunbi Tyoosakai” atau Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang diucapkan pada sidangnya yang
pertama 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta. Sidang itu dipimpin oleh ketuanya
Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat yang atas permintaan beliau agar
badan itu merumuskan dasar-dasar dan tujuan filosofis dari negara yang
akan merdeka itu. Pada bagian pidato itu disebutkan:
“saudara-saudara, apakah prinsip ke lima ? saya telah
mengemukakan 4 prinsip, yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan.
3. Mufakat, atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
Prinsip yang ke lima hendaknya adalah menyusun Indonesia
Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Susunan rumusan Pancasila ini kemudian dituangkan ke dalam
bentuk Pancasila (lebih dikenal dengan Pancasila I) dan selanjutnya
diubah lagi menjadi Pancasila II. Rumus Pancasila II ini atau lebih dikenal
dengan Pancasila menurut Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, baik
mengenai kalimatnya sangat berbeda dengan Rumus Pancasila pertama
atau biasa di sebut dengan Pancasila Bung Karno tanggal 1 Juni 1945.
Pada rumus Pancasila pertama, Ke-Tuhanan yang berada pada sila kelima,
sedangkan pada Rumus Pancasila kedua setelah pancasila pertama, ke-
Tuhanan ada pada sila pertama, ditambah dengan anak kalimat dalam
piagam jakarta–dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Kemudian pada Rumus Pancasila I, kebangsaan
Indonesia yang berada pada sila pertama, kalimatnya sangat berubah
sekali menjadi Persatuan Indonesia pada Rumus Pancasila II, dan
tempatnya pun berubah yaitu pada sila ketiga.
Demikian juga pada Rumus Pancasila I, Internasionalisme atau
peri kemanusiaan, yang berada pada sila kedua, redaksinya berubah
menjadi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya pada Rumus
Pancasila I, Mufakat atau Demokrasi, yang berbeda pada sila ketiga,
redaksinya berubah sama sekali pada Rumus Pancasila II, yaitu menjadi
8

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan dan menempati sila keempat. Dan juga pada
Rumus Pancasila I, kesejahteraan sosial yang berada pada sila keempat,
baik redaksinya, maka Pancasila pada Rumus II ini, tentunya mempunyai
pengertian yang jauh berbeda dengan Pancasila pada Rumus I.
Pada isi piagam Jakarta diubah pada sila pertama menjadi
menghilangkan anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Landasan Hukum Pancasila sebagai
Ideologi Nasional Indonesia.
2.4. Landasan Pancasila
1. Landasan Historis
Bangsa Indonesia terbentuk karena melalui suatu proses
sejarahyang cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya,
Majapahit sampai datangnya bangsa asing menjajah sa kita. Setelah
melalui proses sejarah yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia akhirnya menemukan jati dirinya, yang didalamnya
tersimpul ciri khas, sifat dan karakter bangsa Indonesia yang berbeda
dengan bangsa lain. Kemudian para pendiri Negara merumuskannya
dalam suatu rumusan yang sederhana tapi mendalam yang meliputi lima
prinsip ( lima sila ) yang kemudian diberinama Pancasila.
Jadi, secara historis bahwa nilai – nilai yang terkandung dalam
setiap sila pancasila sudah dimiliki bangsa Indonesia sebelum sirumuskan
dan disahkan menjadi dasar Negara. Sehingga asal nilai – nilai pancasila
tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, dengan kata lain
bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis pancasila.
Atas dasar itulah maka generasi penerus bangsa terutama kalangan
intelektual kampus harus mengkaji, memahami dan mengembangkan
berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki
kesadaran dan wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai – nilai
yang dimilikinya sendiri. Materi inilah yang berdasarkan kurikulum
internasional disebut civic education, yaitu mata kuliah yang membahas
tentang nasional filosofi bangsa Indonesia.
2. Landasan Kultural
Setiap bangsa didunia dalam hidup bermasyarakat memiliki
pandangan hidup, filsafat hidup, dan pegangan hidup yang berbeda antara
satu bangsa dengan bangsa lain. Negara komunisme dan liberalisme
melekatkan filsafat negaranya pada suatu konsep ideologi tertentu
misalnya komunisme mendasarkan ideologinya pada suatu konsep
pemikiran Karl Marx.
Berbeda dengan bangsa lainnya, bangsa Indonesia mendasarkan
pandangan hidupnya pada suatu asas cultural yang sudah melekat dan
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Nilai – nilai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terkandung dalam nilai pancasila bukanlah hanya
suatu konseptual seseorang saja melainkan suatu hsil karya besar bangsa
Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai kultural yang bangsa ini miliki,
9

melalui preses refleksi filosofis para pendiri Negara seperti Soekarno, M.


Yamin, M. Hatta, Soepomo serta para pendiri Negara lainnya.
3. Landasan Yuridis
Landasan perkuliahan Pendidikan Pancasila diperguruan tinggi
tertuang dalam undang – undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa system pendidikan
nasional berdasarkan pancasila. Hal ini mengandung makna bahwa secara
material bahwa pancasila merupakan sumbar hokum pendidikan nasional.
Meskipun secara eksplisit nama mata kuliah tidak disebutkan
dalam undang – undang Sisdiknas, namun mata kuliah pancasila adlah
mata kuliah yang mendidik warga Negara akan dasar filsafat negaranya,
nilai – nilai kebangsaan serta nilai kecintaan terhadap tanah air yang dalam
kurikulum internasional disebut sebagai civic education, citizenship
education.
Dalam Sk Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa
Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memantapkan
kepribadian mahasiswa agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai –
nilai dasar pancasila, nilai kebangsaan dan cinta tanah air dalkam
menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Jadi,
berdasarkan ketentuan tersebut maka materi pendidikan pancasila wajib
diberikan diperguruan tinggi.
Landasan Filosofis
Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara
adalh sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini
berdasarkan fakta obyektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Syarat mutlak suatu Negara adalah adanya persatuan yang
terwujudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok negara), sehingga
secara filosofis Negara berpersatuan dan berkerakyaan. Konsekuansinya
rakyat adalah merupakan dasar antologis demokrasi, karena rakyat
merupakan asal mula kekuasaan Negara.
Atas dasar itulah maka pancasila merupakan dasar filsafat Negara.
Maka sudah menjadi keharusan bahwa pancasila merupakan sumber nilai
dalam melaksanakan kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional,
ekonomi, politik, hokum, sosial budaya, maupun pertahanan dan
keamanan.
2.5. Tujuan Pancasila
Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik
yang berperilaku:
1.Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung
jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2.Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara – cara pemecahannya.
3.Mengenali perubahan – perubahan dan perkembangan limu
pengetahuan, tekhnologi, dan seni.
4.Memiliki kemampuan untuk memaknai nilai sejarah dan nilai – nilai
budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
10

2.6. Pengertian Pancasila dan Ideologi


Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima
dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undang-Undang Dasar 1945.Meskipun terjadi perubahan kandungan dan
urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama
masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati
sebagai hari lahirnya Pancasila.
Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18untuk
mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi
yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari
hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok
ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat. Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik.
Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi
ideologi Marxisme).
2.7. Fungsi Umum Pancasila
Sebagai fungsi umum pancasila adalah merupakan dasar dan
falsafah sebagai sumber hukum, budi luhur, dan falsafah hidup bangsa
Indonesia. Segala hukum yang berlangsung dan berlaku dalam bangsa ini
harus didasari dari pancasila itu sendiri sehingga tidak ada yang dirugikan
dalam menjalankan fungsi hukum di Indonesia.
Begitu pula pancasila sebagai perjanjian luhur yang akan
menjadikan warga negara akan hidup dalam kepentingan bersama dan
menjaga kebersamaan. Dengan merujuk pada pancasila maka luhur yang
akan terlihat pada rakyat akan terjaga kesatuan dan saling menjaga.
Dan fungsi umum pancasila juga adalah sebagai falsafah bangsa
dalam mengembangkan pemerintahan di mata negara-negara lain.
Tentunya dengan pancasila seluruh pengembangan dan ekploitasi bangsa
diupayakan untuk kepentingan bangsa dan bukan untuk kepentingan
golongan tertentu saja.
11

2.8. Beberapa Fungsi Pokok Pancasila


Berdasarkan etimologinya pancasila memiliki fungsi ganda yaitu
sebagai dasar negara dan juga sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup rakyat indonesia memiliki makna bahwa
pancasila adalah idealnya sikap dan perilaku manusia. Dalam pancasila
mengandung kesatuan indonesia yang memiliki arti bahwa seluruh rakyat
di Indonesia itu adalah satu kesatuan dan harus bersatu. Tiada yang lebih
dari yang lainnya. Jika demikian maka pancasila berfungsi sebagai
pemersatu.
Selain itu dalam pancasila mengandung sila ketuhanan yang maha
esa yang mengandung pengertian bahwa semua rakyat indonesia
mengakui tuhan yang satu dan esa. Oleh sebab itu rakyat dengan segala
perbedaan keyakinan akan tetap menuju kepada tuhan yang satu .
2.9. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa
Pancasila juga yang menjadikan bangsa Indonesia memiliki nilai
dan khas tersendiri dari bangsa lain salah satunya adalah pancasila itu
sendiri. Sehingga dalam pendidikan pancasila harus dapat diadopsi
menjadi pribadi ideal bangsa indonesia itu sendiri. Oleh sebab itu marilah
kita sebagai warganegara menjunjung tinggi dasar negara yang besar ini
yaitu pancasila .
Menjadikan semua sila sebagai kepribadian yang patut
dikembangkan dan dibudidayakan sehingga bangsa Indonesia akan
menjadi kuat. Kepribadian diri mencerminkan bangsanya sendiri.
2.10. Pengertian Pancasila sebagai Ideologi
Pancasila sebagai ideologi berarti Pancasila merupakan
landasan/ide/gagasan yang fundamental dalam proses penyelenggaraan
tata pemerintahan suatu negara, mengatur bagaimana suatu sistem itu
dijalankan.visi atau arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi
ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan , kerakyatan serta nilai keadilan.
visi atau arah dari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah
terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai
kemanusiaan, persatuan , kerakyatan serta nilai keadilan. seluruh warga
negara Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan.
seluruh warga negara Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar
sistem kenegaraan.
2.11. Hubungan Pancasila sebagai Ideologi
Hubungan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi
cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi
atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-
12

Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-


Keadilan.
2.12. Makna Pancasila sebagai Ideologi
1. Sebagai Cita-Cita Negara
Ideologi Pancasila sebagai cita – cita negara berarti bahwa nilai –
nilai dalam Pancasila diimplementasikan sebagai tujuan atau cita –
cita dari penyelenggaraan pemerintahan negara. Secara luas dapat
diartikan bahwa nilai – nilai yang terkandung dalam ideologi
Pancasila menjadi visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Visi atau arah yang dimaksud adalah
terwujudnya kehidupan yang berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa,
berperi kemanusiaan, menjunjung tinggi persatuan, pro rakyat, serta
adil dan makmur.
Dengan begitu, sudah sewajarnya apabila Pancasila diamalkan
dalam seluruh aspek kehidupan. Akan tetapi, contoh yang paling
menggambarkan makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah
dengan mengamalkan nilai Pancasila di bidang politik. Contoh
penerapan nilai–nilai pancasila dalam bidang politik ada banyak
sekali bentuknya. Sebagai contoh, pemilihan umum yang dilakukan
secara langsung, sebagai perwujudan dari sila ke-empat.Dan juga,
penetapan kebijakan – kebijakan yang lebih mementingkan
kepentingan rakyat dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Hal
itu sesuai dengan Pancasila sila kelima.
2. Sebagai Nilai Integratif Bangsa dan Negara
Pancasila sebagai ideologi negara yang diwujudkan dalam nilai
integratif bangsa dan negara membuat Pancasila menjadi sarana untuk
menyatukan perbedaan bangsa Indonesia. Disitulah makna dari
Pancasila sebagai ideologi negara memegang peran yang penting
untuk persatuan dan kesatuan. Sebagai wujud nilai bersama yang
menjadi pemecah konflik atau penyetara kesenjangan.
2.13. Pandangan Para Ahli Mengenai Makna dari Pancasila sebagai
Ideologi
Beberapa negarawan juga mengungkapkan makna Pancasila
sebagai ideologi negara menurut pandangan mereka.
1. Seperti yang disampaikan oleh mantan Presiden pertama Indonesia,
Soekarno, bahwa Pancasila adalah asas bersama yang mambu
membuat semua kelompok masyarakat di Indonesia ini bersatu dan
menerima asas tersebut.
2. Selain itu, Adnan Buyung Nasution pada tahun 1995 ,mengemukakan
bahwa telah terjadi perubahan fungsi asli Pancasila. Walaupun
mendapat julukan sebagai filsafat atau buah piker yang mendalam,
Pancasila sebenarnya dimaksudkan sebagai sarana demokrasi bagi
seluruh warga negara Indonesia. Dalam perkembangannya, Pancasila
menjadi ideologi yang unik hanya dimiliki oleh Indonesia, dan
berbeda dari ideologi yang lainnya
13

3. Negarawan Notonegoro mengungkapkan Pancasila sebagai filsafat.


Pancasila adalah ideologi yang kemperhensif, mencapuk semua
aspek. Hal tersebut menggambarkan bahwa Pancasila itu bersifat
massif dan bisa diinterpretasikan dalam berbagai bentuk. Di masa
pemerintahan orde baru, bahkan Pancasila menjadi monopoli politik.
2.14. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi
1. Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan itu. Fungsi ini sangatlah penting bagi bangsa Indonesia
karena sebagai masyarakat majemuk sering kali terancam perpecahan.
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila
memberi gambaran cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi
sumber motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-cita,
menggerakkan bangsa melaksanakan pembangunan nasional sebagai
pengamalan Pancasila.
3. Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas
bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia,
sekaligus memberi dorongan bagi nation and character building
berdasarkan Pancasila.
4. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan
cita-cita yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila menjadi ukuran
untuk melakukan kritik mengenai keadaan Bangsa dan Negara.
2.15. Nilai Pancasila sebagai Ideologi
1. Nilai Dasar Artinya sila-sila Pancasila bersifat universal sehingga
didalamnya terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan
benar. sebuah nilai yang mendasar yang relatif tetap dan tidak berubah
dan ini terdapat dalam isi kelima sila dalam Pancasila.
2. Nilai Instrumental Artinya Pancasila dapat dijabarkan lebih lanjut
secara kreatif dan dinamis sehingga dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan catatan, nilainilai penjabarannya tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila.
3. Nilai Praktis Artinya Pancasila dapat diterapkan secara riil dalam
kehidupan seharihari.perwujudan nilai instrumental dalam bentuk
nyata di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun
bernegara. Dalam perwujudannya nilai praktis bersifat abstrak,
misalnya saling menghormati, bekerjasama, dan kerukunan antar
sesama
2.16. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi
1. Ideologi Komunisme
Ideologi komunis ini pertama kali diterbitkan pada 18 Februari
1848 berasal dari Manifest der Kommunistischen Manifest der
Kommunistischen. Pada saat itupaham ini menjadi salah satu gerakan
yang paling berpengaruh dalam dunia.
Pada abad 19 komunisme adalah sebuah paham atau ideologi yang
menjadi bahan pembenaran mengenai paham kapitalisme , di masa itu
paham ini lebih mengedepankan ekonomi hal itu menjadikan petani
atau buruh menjadi bagian dari produksi . Di masa selanjutnya muncul
14

beberapa faksi internal di paham komunis ini, karena adanya


perbedaaan teori dan cara perjuangan dalam pencapaian tujuan yaitu
masyarakat sosialis untuk berubah menjdai masyarakat yang disebut
masyarakat utopia yang didebatkan oleh penganut komunis teori dan
komunis revulusioner.
Komunis sebagai paham anti kapitalisme menjadi paham yang
sangat menentang akumulasi modal pada individu. Paham ini
mempunyai prinsip bahwa semua dipreorientasikan sebagai milik
rakyat maka dari itu paham ini beranggapan bahwa semua alat-alat
produksi harus dikuasai oleh negara demi kemakmuran rakyat secara
merata. Dalam paham ini sistem demokrasi keterwakilan yang
dilakukan oleh para petinggi kelompok komunis ini dan membatasi
demokrasi pada rakyat yang bukan penganut paham komunis karena
dalam komunis tidak ada hak perorangan seperti halnya paham
liberalis. Pada dasarnya paham ini tidak berdasarkan kepercayaan
mitos, takhayul, dan agama.
Di Indonesia sendiri paham komunis ini berhubungan orang-orang
yang pernah begelut dengan politik dari Belanda. Beberapa
diantaranya adalah Sneevliet, Bregsma dan Tan Malaka. Gerakan ini
berawal dari Surabaya yakni pada saat ada musyawarah interb para
pekerja buruh kereta api Surabaya yang biasa disebut dengan VSTP.
Pada awalnya anggota VTSP ini berasal dari orang-orang Eropa
dan indo Eropa, namun setelah sekian lama kaum pribumi juga tak
sedikit yang menjadi anggota paham komunis ini. Semaoen adalah
salah satu anggota yang dikenal sampai sekarang, dia juga menjadi
ketua SI Semarang pada saat itu.
Semarang juga salah satu kota yang menjadi daerah aktif paham
komunis yang diketuai oleh semaoen sehingga mempunyai julukan
sebagai “kota merah” setelah menjadi basis PKI di era itu. Di era itu
kaum pribumi yang beraliran kiri dan ISDV masuk ke dalam Sarekat
Islam dan menjadikan komunis sebagai salah satu cabangnya dan
diberi julukan sebagai “Si Merah”. Hal ini menjadikan ISDV menjadi
salah satu penanggung jawab atas adanya pemogokan buruh di daerah
jawa.
Asal mula kehancuran PKI karena adanya Persetujuan Prambanan
yang memutuskan adanya pemberontakan secara besar-besaran di
seluruh Hindia-Belanda. Pemberontakan terjadi pada Tahun 1926-
1927 yang berakhir denga kekalahan PKI. Para tokoh PKI
menyalahkan Tan malaka atas kekalahan itu sebab pada saat
pemberontakan besar-besaran dilakukan, Tan Malaka menjadi orang
yang tidak setuju akan adanya paham komunis dan mencoba
mengehentikan pemberontokan dan mempengaruhi cabang-cabang
PKI.
Keunggulan ideologi komunis
1. Paham komunis ini mempunyai suatu kebijakan bahwa
perokonomian di berikan seutuhnya ke tangan pemerintah. seperti
15

perencanaan, pelaksaan, pengawasan maka pemerintah lebih mudah


mengendalikan inflansi, tingkat penganguran dan keburukan
perokonomian lainnya.
2. Pemerintah yang menjadi penentu perencaan kegiatan produsi
sehingga pasar dalam negeri dalam berjalan dengan lancar karena
pengendali hanya satu sehingga tidak ada perbedaan pendapat saat
mengatur perencanaan kegiatan.
3. Sudah melalakukan distribusi pendapatan.
4. Jarang terjadi krisis ekonomi karena semua kegiatan diatur
langsung oleh pemerintah yang mempunyai pandangan ekonomi lebih
luas.
Kekurangan ideologi komunis.
1. Pers menjadi alat propaganda oleh pemerintah untuk
menyebarkan nilainilai komunis kepada masyarakat.
2. Menonaktifkan intensiv individu karena semua kegiatan diatur
oleh pusat.
3. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyrakat.
4. Dan masyarakat tidak mempunyai kebebasan dalm memiliki
sumber daya.
2. Ideologi Liberalisme
Munculnya ideologi liberalisme dilatarbelakangi oleh situasi di
Eropa sebelum abad ke-18 yang diwarnai oleh perang agama,
feodalisme, dominasi kelompok aristokrasi, dan bentuk pemerintahan
yang bercorak monarki absolut. Dalam situasi demikian, ide-ide
liberal yang mencerminkan aspirasi kelompok industrialis dan
pedagang mulai diterima.
Selanjutnya, dengan dukungan pemikir-pemikir liberal klasik
seperti John Locke, J.S. Mill, Herbert Spencer, Adam Smith, dan
David Hume, ide-ide liberal tersebut mulai terwujud baik dalam
pemikiran ekonomi, politik maupun sosial, hingga akhirnya
perkembangan liberalisme sebagai ideologi politik, semakin mantap
seiring dengan terjadinya Revolusi Inggris (1688), Revolusi Amerika
(1776) dan Revolusi Prancis(1789).
Ketiga Revolusi tersebut mengukuhkan dua prinsip hukum yang
mendasari politik liberal, yaitu (1) pernyataan tentang hak asasi
manusia (HAM), dan (2) adanya konstitusi yang menetapkan tatanan
politik. Di tingkat praksis, kedua prinsip tersebut menjiwai pedoman-
pedoman dalam kehidupan bernegara. Pedoman-pedoman tersebut
antara lain ialah (1) adanya hukum yang tidak memihak dan berlaku
umum (tidak ada keistimewaan bagi kelompok ningrat, agamawan,
atau golongan terpandang lainnya) dan (2) hukum dibuat untuk
menjamin sebesar mungkin hak yang sama bagi tiap individu agar
mereka dapat mengejar tujuan hidupnya (Eatwell dan Wright (ed.),
2001).
16

Terdapat beberapa prinsip dasar yang melandasi liberalisme, yaitu


individualisme, kebebasan, keadilan dan kesetaraan, serta
utilitarianisme:
1. Individualisme
Individualisme merupakan inti pemikiran liberal yang
menjiwai seluruh basis moral, ekonomi, politik, dan budaya.
Individualisme sendiri dapat diartikansebagai pemikiran yang
menjunjung keberadaan individu, dan masyarakat hanya dipandang
sebagai sekumpulan individu semata. Individu memiliki otonomi dan
merupakan sumber seluruh nilai. Individu juga dianggap sebagai
hakim yang terbaik bagi dirinya serta dapat bertanggung jawab kepada
dirinya sendiri. Bertitik tolak dari pandangan ini, kelompok liberal
beranggapan bahwa negara tidak berhak mengintervensi kehidupan
warga negara.
2. Kebebasan
Kebebasan dalam liberalisme dipandang sebagai “hak” yang
dimiliki tiap orang. Hak ini yang memungkinkan tiap individu
mendapat kesempatan yang sama untuk mengejar kepentingannya.
Dari perspektif liberalisme, kebebasan tidak hanya dipandang
sebagaihak melainkan juga sebagai kondisi yang memungkinkan tiap-
tiap individu dapat mengembangkan bakat dan ketrampilannya.
Dalam hal ini kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan dalam hal
positif.
3. Keadilan dan kesetaraan
Nilai keadilan yang dijunjung kaum liberal dilandasi oleh
komitmen terhadap nilai kesetaraan. Tekanan liberalisme di sini
adalah keyakinan bahwa secara universal manusia memiliki hak yang
sama, dan secara moral kedudukan manusia adalah setara. Dengan
demikian, tiap-tiap individu memiliki hak dan kesempatan yang setara
untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.Oleh sebab
itu, menurut kaum liberal, kesetaraan kesempatan harus terbuka bagi
tiap individu agar mereka dapat menikmati hak-hak dan
penghormatan yang sama. Dan kaum liberal tidak melihat bahwa ide
kesetaraan kesempatan akan mengarah pada ketidaksetaraan sosial
dan ekonomi.
4. Utilitarianisme
Prinsip utilitas atau manfaat adalah prinsip yang memungkinkan
tiap-tiap individu dapat mengkalkulasi apa yang secara moral baik
dengan menjumlahkan keuntungan/kenikmatan yang diperoleh dari
setiap aspek tindakan yang dipilih. Di tingkat masyarakat pun, prinsip
ini dapat dijadikan pedoman untuk pengambilan keputusan yang
menguntungkan masyarakat banyak, yang kemudian dikenal sebagai
prinsip “the greatest happiness for the greatest number”. Dengan
demikian, pilihan tindakan individu selalu didasarkan pada
perhitungan jumlah keuntungan yang diperoleh ketimbang
kerugiannya. Inilah yang dimaksud dengan prinsip utilitas.
17

Liberalisme dapat dikatakan sebagai ideologi yang begitu menyatu


dalam kehidupan masyarakat Barat, namun tidak lepas dari kritik.
Padaabad ke-20, bahkan hingga awal abad ke-21 ini, telah banyak
pihak yang mulai mempertanyakan prinsipprinsip dasar liberalisme
klasik seiring dengan munculnya dampak industri modern. Hal ini
disebabkan kelompok liberal terlalu membesar-besarkan nilai
kebebasan dan kesetaraan kesempatan bagi individu, sementara dalam
realitas, kesempatan dalam bentuk peluang kerja tidak tersedia secara
merata dimasyarakat. Sebagai upaya untuk menanggapi tantangan
terhadap liberalisme klasik tersebut, dikembangkanlah liberalisme
modern yang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat modern oleh
tokohtokoh seperti T.H. Green, L.T. Hobhouse, J.M. Keynes, John
Rawls, dan Robert Nozick.
Kelemahan dan Kelebihan
a. Kelebihan ideologi Liberalisme
1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur
kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari
pemerintah.
2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya
produksi. Hal ini mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam
perekonomian.
3. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi
sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat.
4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang
kurang bermutu tidak akan laku di pasar.
5. Kontrol sosial dalam sistem pers berlaku secara bebas. Berita-berita
ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung
kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau
pemerintah.
6. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari
siapapun.
b. Kelemahan Ideologi Liberalisme
1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Hal ini dikarenakan
persaingan bersifat bebas, dimana pendapatan jatuh kepada pemilik
modal ataupun majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya
menerima sebagiankecil dari pendapatan.
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja,
sehingga yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
3. Sering munculnya monopoli yang merugikan masyarakat.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan
alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi.
5. Karena penyelenggaraan pers dilakukan oleh pihak swasta,
pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol.
Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media massa sangat
efektif menciptakan gambaran dimasyarakat sesuai misi kepentingan
mereka
18

3. Ideologi Pancasila
Pencasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara
Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya
diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-
ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses
yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Secara kausalitas Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar
filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa
Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan dan
nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri negara Indonesia
mengangkat nilai-nilai tersebut dan dirumuskan secara musyawarah
mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain dalam sidang-
sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia Sembilan yang kemudian
menghasilkan piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang pertama
kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI yang kedua.
Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila
sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan
kembali dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan oleh
PPKI sebagai filsafat negara republik Indonesia.
Ditinjau secara kausalitas asal mula Pancasila dibedakan atas dua
macam yaitu: asal mula langsung dan asal mula tidak langsung. Asal
mula langsung tentang pancasila adalah asal mula terjadinya pancasila
sebagai dasar filsafat negara yaitu asal mula sesudah dan menjelang
proklamasi Kemerdekaan yaitu sejak dirumuskan oleh para pendiri
negara sejak sidang BPUPKI pertama, Panitia Sembilan, sidang
BPUPKI kedua serta sidang PPKI sampai pengesahannya. Asal mula
tidak langsung tentang Pancasila adalah asal mula sebelum
proklamasi kemerdekaan, yaitu asal mula adanya nilai-nilai pancasila
yang terdapat dalam adat istiadat, dalam kebudayaan serta dalam
nilai-nilai agama bangsa Indonesia.
Dengan demikian Pancasila pada hakikatnya adalah sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia, yang jauh sebelum bangsa
Indonesia membentuk negara, nilai-nilai tersebut telah tercermin dan
teramalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi pokok Pancasila, yaitu:


Pancasila sebagai dasar negara
1. Sebagai negara. Pancasila berkedudukan sebagai norma dasar
atau norma fundamental (fundamental norm). Dengan demikian,
Pancasila menempati norma hukum tertinggi dalam ideologi
Indonesia.
2. Sebagai sumber dari segala sumber hukum. Pancasila
merupakan kaidah negara yang fundamental, artinya kedudukannya
paling tinggi dalam penyusunan aturanaturan di Indonesia.
3. Sebagai pandangan hidup. Nilai Pancasila merupakan pedoman
dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan negara.
19

4. Sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila


mencerminkan kepribadian bangsa sebab nilai dasarnya merupakan
kristalisasi nilai budaya bangsa Indonesia.
5. Sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pancasila lahir dari
hasil musyawarah para pendiri bangsa dan negara (founding fathers).

Pencasila sebagai ideologi negara.


Ideologi dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu ideologi
dalam arti luas dan ideologi dalam arti sempit. Dalam arti luas,
ideologi menunjuk sebagai pedoman hidup disemua segi kehidupan,
baik pribadi maupun umum. Sedangkan dalam arti sempit, menunjuk
sebagai pedoman hidup dalam bidang tertentu, misalnya sebagai
ideologi negara. Ideologi negara merupakan ideologi mayoritas warga
negara tentang nilai-nilai dasar negara yang ingin diwujudkan melalui
kehidupan negara itu. Pancasila adalah ideologi negara, yaitu gagasan
fundamental mengenai bagaimana hidup bernegara. Sebagai ideologi
bangsa Indonesia, Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond)
yang berkembang secara alami dalam kehidupan masyarakat
Indonesia, bukan secara paksaan.

Fungsi Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu:


1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia
adalah bangsa yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan
menggerakan serta membimbing bangsa Indonesia dalam
melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai
dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan
bangsa dan negara

Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi, yaitu:


1. Dimensi Realita
artinya nilai-nilai dasar yang terkandungdalam ideologi itu
secara riil berakar dan hidup dalam masyarakatatau bangsanya,
yaitu mencerminkan kenyataan hidup yang ada di dalam
masyarakat di mana ideologi itu muncul untuk pertama
kalinya.
2. Dimensi Idealisme
artinya kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai dasar itu
mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok dan
masyarakat tentang masa depan yang lebih baik.
3. Dimensi Fleksibilitas, atau dimensi pengembangan
artinya kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
20

Dengan memandang pengertian ideologi sebagai sebuah ide


atau gagasan, Franz Magnis-Suseno menyatakan bahwa
ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi tertutup adalah
ideologi yang nilainya bersifat mutlak. Ideologi tertutup
bersifat dogmatis dan apriori. Dogmatis berarti memercayai
suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori berarti
berprasangka terlebih dahulu akan suatu keadaan. Ideologi
tertutup memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Cita-cita sebuah kelompok, bukan cita-cita yang hidup di


masyarakat.
2. Bersifat totaliter, menguasai semua bidang kehidupan
masyarakat.
3. Tidak ada keanekaragaman, baik pandangan maupun
budaya.
4. Rakyat dituntut memiliki kesetiaan total pada ideologi
mutlak, konkret, nyata, keras, dan total.
Ideologi terbuka adalah ideologi yang pemikirannya terbuka.

Ciri-ciri ideologi ini antara lain:


1. Merupakan kekayaan rohani, budaya, dan masyarakat.
2. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali dari budaya
masyarakat.
3. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi
boleh menafsirkannya.
4. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.

Perbedaan dari kedua ideologi ini adalah ideologi terbuka


bersifat inklusif, tidak totaliter, dan tidak dapat dipakai
melegitimasi kekuasaan sekelompok orang, artinya bahwa
sistem ini bersifat demokratis dan terbuka. Sedangkan ideologi
tertutup bersifat otoriter (negara berlaku sebagai penguasa) dan
totaliter.
Berdasarkan ciri-ciri yang sudah disebutkan sebelumnya,
Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka.

1. Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada


kesadaran masyarakat Indonesia.
2. Isi Pancasila tidak langsung operasional, hanya berisi lima
dasar, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,Kerakyatan,
dan Keadilan. Karena hanya berisi nilai dasar, maka perlu
adanya penafsiran.
3. Pancasila menghargai kebebasan. Hal ini tercermin dalam
makna sila kedua yang tidak saja mengakui kebebasan dan
kesedarajatan manusia Indonesia, tetapi semua bangsa di
dunia.
21

4. Pancasila adalah ideologi politik, pedoman hidup


masyarakat, bangsa, dan negara.
5. Pancasila menghargai pluralitas, seperti yang tercermin
dalam sila pertama. Sila ini mencerminkan semua agama yang
ada di Indonesia.

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu


menyesuaikan diri dengan zaman. Hal ini bukan berarti nilai
dari Pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain yang dapat
menghilangkan jati diri bangsa Indonesia. Makna Pancasila
sebagai ideologi terbuka adalah nilai-nilai dasar Pancasila
dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan
bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman dengan
memperhaitkan tingkat kebutuhan dan perkembangan
masyarakat Indonesia, serta tidak keluar dari eksistensi dan jati
diri bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila menghendaki agar
bangsa Indonesia tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa
Indonesia dan dalam ikatan NKRI.
Menurut Moerdiono, faktor-faktor yang mendorong
pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah:

1. Perkembangan dinamika masyarakat Indonesia yang


cepat sehingga tidak semua persoalan hidup dapat ditemukan
jawabannya secara ideologis
2. Runtuhnya ideologi tertutup, seperti Marxisme-
Leninisme/komunisme
3. Pengalaman sejarah politik Indonesia dengan pengaruh
komunisme
4. Tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila
sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. (Pancasila sebagai satu-satunya asa
telah dicabut oleh MPR pada tahun 1999).

Keunggulan dan Kelemahan Ideologi Pancasila

Keunggulan
• Memiliki sikap-sikap positif yang dimiliki ideology-ideologi
lain yang ada di dunia
• Membela rakyat
• Peran serta negara tidak membuat rakyat menderita
(seharusnya)
• Seluruh komponen masyarakat saling memiliki keterikatan ·
Bersifat terbuka
• Memberi kebebasan kepada rakyat (dalam berpolitik dan
beragama)
22

• Menjunjung tinggi hak asasi manusia tanpa menghilangkan


hak orang lain, dll.

Kelemahan
Terlalu ditinggi-tinggikan (berlebihan)
Kelemahan Pancasila dibandingkan ideology-ideologi lain
sangatlah sulit untuk dicari. Karena Pancasila sendiri
mengambil segala hal-hal positif yang ada dalam setiap
ideology yang ada. Untuk bangsa Indonesia Pancasila memang
sudah tepat apabila dijadikan sebagai ideology bangsa, hanya
saja cara pengamalan bangsa kita saat ini terhadap Pancasila
sudah salah kaprah. Segala sesuatu yang menjadi makna atau
nilai Pancasila tersebut seakan-akan sudah tidak ada lagi. Dan
pratek untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila lama-
kelamaan mulai memudar.
Perbedaan Ideologi Pancasila dengan Liberalisme, dan
Komunisme

1. Ideologi Pancasila dengan Liberalisme Pancasila:


a) Kepemilikan individu dibatasi pada kepentingan yang tidak
menjadi hajat hidup orang banyak.
b) Bercampurnya aspek kepemerintahan dengan agama.
c) Masih adanya pembatasan oleh pemerintah dan agama.

Liberalisme:
a) Kepemilikan individu tidak dibatasi sama sekali.
b) Aspek pemerintahan dan keagamaan dilarang untuk
dicampur adukkan.
c) Penolakan terhadap pembatasan oleh pemerintah dan
agama.

Persamaan:
Sama-sama menganut sistem demokrasi, dimana semua orang
berhak menyuarakan pendapatnya.

2. Ideologi Pancasila dengan Komunisme Pancasila:


a) Hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan jelas dan
diperbolehkan sesuai peraturan.
b) Menimbulkan adanya kelas dalam masyarakatdengan
penanganan masing-masing.
c) Pemerintah yang demokratis.

Komunisme:
a) Penghapusan seluruh hak milik pribadi dan negara menjadi
hak milik besama.
b) Terciptanya negara tanpa kelas.
23

c) Pemerintahan cenderung otoriter agar rakyat dapat diatur


sepenuhnya.

I. Faktor-faktor yang mendasari Pancasila dipilih


sebagai Ideologi

1.Pancasila merupakan Ide ide para pahlawan bangsa


2.Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum
3.Pancasila merupakan aturan paling umum pada bangsa
Indonesia
2.17. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pengertian Ideologi, Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden
yang berarti melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan
buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi
adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des
ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat
dirumuskan sebagai komplek engetahuan dan nilai secara keseluruhan
menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya
dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap
apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak
baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah:
Aterm used for any group of ideas concerning various political and
aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic
scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah
politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana
yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau
lapisan masyarakat. Bila kita terapkan rumusan ini pada
Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan,
maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk
mencari kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai
suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis radikal
itu kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang
mengandung suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk
dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama
dalam rangka perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang diberi
nama Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian
diberi status atau kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan
memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat
Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang
24

diterima dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian
kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah
fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari
pusat sampai ke daerah-daerah.
Pancasila sebagai Dasar Negara, maka mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif
dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan
taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar
Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di
Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara
disertai sanksi-sanksi hukum.
Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu
pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksisanksi
hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia
terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan
dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat
imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila
sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-
sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
2.18. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan,
pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi.
Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya
pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-
gagasan, pengetahuan tentang ideide, science of ideas atau ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut
Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita. Dalam
perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de
Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu
‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa
perubahan institusional dalam masyarakat Perancis. Karl Marx
mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan
berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang
politik atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa
ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas
yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ramlan Surbakti
mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara
fungsional dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional
diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara
fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner
25

dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-


ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secara
sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau
aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan
Ideologi yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam
Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun
dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu
disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem
pendidikan,
Pertama kali idiologi dikenalkan oleh filsuf Prancis yaitu Destutt
de Tracy pada tahun 1796. Idiologi berasal dari bahasa Prancis yaitu
idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, “idéo” yang mengacu kepada
gagasan dan “logie” yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa
Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy
menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya, sebagai "ilmu
yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.
Berikut beberapa pengertian ideology menurut para ahli:
1. Ali Syariati
Mendefinisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan dan
gagasangagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial,
suatu bangsa atau suaturas tertentu.
2. Kirdi Dipoyuda
Mengartikan ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar
yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya
baik individual maupun sosial, termasuk kehidupan negara.
3. Destut De Traacy
Istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun
1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa
suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
4. Surbakti
Membagi dalam dua pengertian yakni adalah ideologi secara
fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau
tentang masyarakat dan Negara.

Sistem ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Pelaksanaan


Ideologi yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat
pemerintah melainkan dengan pengaturan pelembagaan
(internalization), contohnya individualisme atau liberalisme. Ideologi
secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan
dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil
oleh penguasa. Dengan demikian secara umum dapat ditarik
kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-
ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro
sebagaimana dikutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa Ideologi
negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar
26

bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang
bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang
antara lain memiliki ciri:
1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup
kebangsaan dan kenegaraan;
2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan,
diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan
dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat


yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-
citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu
keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa
komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam
kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula
komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam
sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang
mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya, baik dalam
kehidupan pribadi ataupun masyarakat. Ideologi berintikan
seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang
dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai
wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu
mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara
moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam bersikap dan
bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun
kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian
yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang
lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
2.19. Pengertian Ideologi Pancasila
Ideologi merupakan pengarahan atau pengucapan terhadap suatu
hal yang terumus di dalam pikiran. Didalam tinjauan terminologis,
ideology is manner or content of thinking characteristic of an individual or
class (langkah hidup / perilaku atau hasil pemikiran yang menunjukan
sifat-sifat spesifik dari seorang individu atau satu kelas). Pancasila sebagai
suatu Ideologi tidak bersifat kaku atau tertutup melainkan bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dapat di artikan bahwa Ideologi
pancasila besifat aktual, dinamis, antisipatif dan mampu menyesuaikan
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),
serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Pengertian dari
ideologi Pancasila adalah pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu
hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok seperti
ideologi-ideologi lain di dunia. Pancasila diambil dari nilai-nilai luhur
budaya dan nilai religius bangsa Indonesia.
Makna dari Ideologi Pancasila, yaitu:
27

a) Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita yang


hendak dicapai menjadi pedoman hidup dalam penyelenggaraan
bernegara.
b) Pancasila disepakati bersama dan digunakan sebagai prinsip yang
dipegang teguh dan menjadi sarana pemersatu bangsa Indonesia.
Kedua makna di atas menunjukkan bahwa pancasila menjadi
fundamental dalam kehidupan bernegara di Indonesia. Apabila sebuah
wilayah di Indonesia memiliki kebijakan tanpa berlandaskan pancasila
maka secara otomatis aturan tersebut tidak berlaku. Pada fungsi Ideologi
Pancasila, Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila digunakan sebagai
ideologi nasional bangsa Indonesia. Sehingga tidak dapat dipungkiri
bahwa pancasila yang digunakan sebagai ideologi negara memiliki
peranan atau fungsi yaitu :
1. Sarana pemersatu bangsa Indonesia.
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai
tujuan.
3. Memberikan motivasi untuk menjaga dan memajukan jati diri bangsa
Indonesia.
4. Menunjukkan jalan serta mengawasi dalam upaya mewujudkan cita-
cita yang terkandung dalam pancasila.
5. Menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan
negara.
6. Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme.
2.20. Peranan Ideologi Pancasila Membangun Kesejahteraan Bangsa
Menurut kamus besar bahasa Indonesia sejahtera ialah aman
sentosa dan makmur, menurut Wikipedia sejahtera merupakan kondisi
yang baik, situasi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan
makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Sejahtera memiliki kunci, di
dalam islam kunci kesejahteraan penduduk itu adalah iman dan takwa.
Iman dan taqwa dasar dari kesejahteraan, sedangkan kesejahteraan
berdasarkan kemaksiatan merupakan kesejahteraan yang semata dan
sementara. Kesejahteraan masyarakat yang akan selalu menjadi prioritas,
lantas terpinggirkan oleh mengedepankan politik kekuasaan. Menurut
Kaelan (2006) reformasi yang berjalan dengan bergulir ini tidak di
dasarkan pada core philosophy bangsa Indonesia, sehingga dapat berakibat
pada krisis yang berkepanjangan berupa konflik kekerasan, terorisme,
konflik etnis, ras, suku, golongan dan agama di negeri ini.
Dengan demikian peran ideologi pancasila dalam membangun
kesejahteraan bangsa adalah:
1. Ideologi pancasila sebagai arah nyata dan kebudayaan hidup
masyarakat luas, arahan nyata di dalam masyarakat luas akan
menjunjung harga diri, harkat dan martabat sebagai bangsa yang besar
yang sejahtera dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang penuh
kedamaian.
2. Pancasila mempunyai tujuan dan nilai luhur yang mempunyai ciri
masyarakat yang beradab, bermutu, demokratis dan berbudaya.
28

3. Pancasila yang berfalsafah dasar, yaitu peningkatan tujuan reformasi


mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pemerintah yang
berwibawa, bebas KKN dan melaksanakan demokrasi di segala bidang,
menjunjung tinggi supremasi hukum dan melaksanakan otonomi
daerah.
4. Ideologi pancasila sebagai alat pemersatu, yaitu khususnya untuk
pemacu upaya pemberdayaan masyarakat mendiri, profesional,
sejahtera dan berbudaya.
5. Pancasila sesungguhnya telah diarahkan sebagai landasan untuk
membangun masyarakat yang sejahtera.
6. Pancasila di jadikan bangsa Indonesia sebagai tujuan dalam berpikir
dan bertindak dalam menentukan suatu gagasan.
• Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila mencangkup pengertian tentang ide, gagasan, konsep dan
pengertian yang mendasar tentang kehidupan yang di cita-citakan
oleh bangsa Indonesia. Kelima sila Pancasila merupakan kesatuan
yang bulat sehingga pengertian dan pengamalannya harus meliputi
semua nilai yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap Pancasila adalah sebagai berikut:
a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengandung nilai spiritual,
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua
masyarakat yang memeluk agama dan penganut kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di
Indonesia.
b) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung nilai
persamaan derajat maupun hak dan kewajiban, cinta-
mencintai, hormat-menghormati, keberanian membela
kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.
c) Sila Persatuan Indonesia. Dalam masyarakat Indonesia yang
pluralistic mengandung nilai persatuan bangsa dan persatuan
wilayah yang merupakan faktor pengkait yang menjamin
keutuhanan atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Nilai ini
mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa dan
Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
d) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan atau Perwakilan. Menunjukan bahwa
kedaulatan berada ditangan rakyat yang diwujudkan oleh
persatuan nasional yang nyata (real) dan wajar. Nilai ini
mengutamakan kepentingan Negara dan bangsa dengan
mempertahankan penghargaan atas kepentingan pribadi dan
golongan, musyawarah untuk mufakat, kebenaran, dan
keadilan.
e) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Mengandung nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan
kewajiban, penghargaan terhadap hak orang lain, gotong
royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan dan kerja
29

keras untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan yang


merata dan berkeadilan sosial.
• Sikap Positif Pancasila di dalam Kehidupan Bermasyarakat.
Sikap positif dapat diartikan sikap yang baik dalam menanggapi
sesuatu. Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila berarti sikap
yang baik dalam menanggapi dan mengamalkan nilai-nilai yang
ada dalam Pancasila, dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-
hari. Walaupun kenyataannya melaksanakan nilai-nilai Pancasila
tidaklah mudah, bangsa Indonesia harus tetap berusaha
melakukannya. Berikut ini diuraikan secara singkat contoh
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara berdasarkan silanya masing-masing.
a) Pelaksanaan Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
b) Pelaksanaan Sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
c) Pelaksanaan Sila “Persatuan Indonesia”
d) Pelaksanaan Sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikamt
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”
e) Pelaksanaan Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang
pengertianpengertian dasar. Ideologi secara fungsional merupakan
seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan
negara yang dianggap paling baik.
Karakteristik ideology Pancasila merupakan ciri khas yang
membedakannya dengan ideologi yang lain. Karakteristik tersebut yang
pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang berarti pengakuan bangsa
Indonesia akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala
isinya. Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia apapun
suku bangsa dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, ketiga adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan
bangsa, keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan
bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi Pancasila sesuai dengan sila
ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Kelima adalah Keadilan Sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-
nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-
nilai ini yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan,
kebangsaan dan kemasyarakatan. Oleh karena itu pengalamannya harus
dimulaidari setiap kepribadian warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
3.2. Saran
Sebagai warga negara indonesia kita harus menjunjung tinggi nilai-
nilai yang ada dalam pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari,berbangsa dan bernegara karena pancasila adalah pedoman
hidup,jangan mudah terpengaruh oleh budaya asing yang masuk ke negara
kita.kita harus menyeleksi dan tidak menerima begitu saja pengaruh yang
masuk kedalam negara kita karena tidak semuanya sesuai dengan
kepribadian bangsa kita yaitu Pancasila.

30
DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms.1997. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta : Liberty


Dipoyudo, Kirdi.1979. Pancasila Arti dan Pelaksanaannya. Jakarta : Centre for
Strategic and International Studies
H, Subandi, Al-Marsudi, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 Dalam
Perakdima Refarmasi Jakarta: Rajawali Pers, 2003.
Http://Hendraabisgaul.Blogspot.com/2010/04/Pancasila Sebagai Ideologi
Bangsa. Notonogoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Jakarta: Bumi
Aksara, 1983. Paulus, Wahana, Filsafat Pancasila, Yongyakarta: Kanisius,
1993.
http://www.freeskripsi.com/search/makalah-tentang-pendidikan
http://Hendraabisgaul.Blogspot.com/2010/04/ Pancasila Sebagai Ideologi
Bangsa. Notonogoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Jakarta: Bumi
Aksara, 1983. Paulus, Wahana, Filsafat Pancasila, Yongyakarta: Kanisius,
1993.

31

Anda mungkin juga menyukai