Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM

MEMBANGUN KESEJAHTERAAN BANGSA

Disusun oleh Kelompok 4


Anggota:

1. Rahmad andriansyah 2022051070


2. Rama pramana satria defa 2022051071
3. Puput dyah purwanti 2022051072
4. Risqita pandu widhiatmoko 2022051077
5. Safira nazilatus sya'diyah 2022051078
6. Samuel yudea 2022051079
7. Selga andry virada 2022051080
8. M. irfan firdaus 2022051248
9. Bahana wardhana 2022051250
10. Ananda rachmatia pratiwi 2022051094
11. M. sheva renjiro al-fatihah 2022051110

DINAS PENDIDIKAN JAWA TIMUR


UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
MANAJEMEN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunianya
pula, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang individu dan keluarga. Yang insya allah
tepat pada waktunya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak dosen mata pelajaran kuliah Pendidikan
Pancasila yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari
beliau, mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan pembacanya.

Mojokerto, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... 2


Daftar isi ............................................................................................................................. 3
BAB I ................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ……..................................................................................................... 4
A. Latar Belakang …..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah …................................................................................................ 4
C. Tujuan Makalah ....................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
A. Sejarah Pancasila Sebagai Dasar Negara …............................................................ 5
B. Perumusan-Perumusan Pancasila ............................................................................ 6
C. Pengertian Ideologi .................................................................................................. 7
D. Pengertian Ideologi Pancasila .................................................................................. 7
E. Peranan Ideologi Pancasila Membangun Kesejahteraan Bangsa ............................. 8
BAB III .............................................................................................................................. 11
PENUTUP.......................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menghadapi Era Globalisi yang semakin maju ini .Pastinyabangsa dan negara Indonesia yang
ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terkecohkan olehk erasnya masalah kehidupan
berbangsa dan bernegara, tentunya perlu memiliki dasar negara dan ideologi negara yang
kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, bangsa dan negara akan dihadapi dengan makin maraknya
budaya asing yang masuk ke dalam negara indonesia, makin banyaknya terorisme,
komunisme dan fundalisme yang makin membahayakan bagi negeri ini.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang
memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk
menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah
diharapkan dapat menjelaskan Pentingnya Pancasila sebagai Indeologi yang membangun
kesejahteraan bangsa.
Oleh sebab itu kita warga negara indonesia jangan pernah lupa untuk megaplikasikan nilai-
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Pancasila Sebagai Dasaar Negara ?
2. Perumusan-Perumusan Pancasila ?
3. Pengertian Ideologi Pancasila?
4. Ideologi Pancasila dalam Membangun Kesejahteraan Bangsa ?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini di susun agar para pembaca bisa mengetahui tentang pentingnya Pancasila
sebagai ideologi dalam membangun kesejahteraan bangsa dan negara dengan adanya makalah
ini dapat di harapkan kepada para pembaca untuk mengaplikasikannya ke dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang baik, menjadi pengetahuan yang umum bagi kita sebagai
warga negara bangsa Indonesia dan sebagai satu syarat untuk mendapatkan nilai Tugas
Pertama Pendidikan Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pancasila Sebagai Dasar Negara.


Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber
tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas kerokhanian tertib
hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijelma lebih lanjut ke dalam empat
pokok pikiran, meliputi :
• Suasana kebatinan dari UUD 1945.
• Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun
tidak tertulis)
• Mengandung norma yang mengharuskan UUD yang mewajibkan pemerintah dll,
penyelenggara negara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur, bunyinya sebagai
berikut :
“ Negara berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.”
• Merupakan sumber semangat dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat
dengan semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara, sebagai pandangan hidup
bangsa, maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan di arahkan atas
kerohanian negara.
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana di tegaskan oleh
Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 :
“ . . . . . maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang
dasar Negara Republik Indonesia yang berkadaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
(garis dari penulis) : Ketuhanan Yang Maha Esa . . .
. . . . dan seterus nya”
Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara” mengartikan dasar Negara
itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau berkata :
“ saudara mengerti dan mengetahui, bahwa pancasila adalah saya anggap sebagai dasar dari
pada Negara Republik Indonesia, atau dengan Bahasa jerman : satu Weltanscahauung di atas
mana kita meletakkan Negara Republik Indonesia”
Awal pembentukan pancasila sebagai dasar negara yaitu, Pancasila adalah ideologi dasar bagi
negara Indonesia. Pancasila ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan
śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima keutamaan penyusun Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Pemahaman kembali sejarah lahirnya
Pancasila bagi bangsa Indonesia merupakan hal yang penting dalam memahami Pancasila
sebagai sebuah ideologi.
Pada tanggal 1 Juni dan 1 Oktober di Negara Republik Indonesia merupakan dua tanggal
yang memiliki nilai sejarah yang sangat berharga bagi berkembangnya Pancasila sebagai
ideologi Negara RI. Sesuai fakta pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai tanggal terbentuknya
Pancasila, bahwa sesungguhnya pada 1 Juni 1945 Bung Karno bukanlah pencetus maupun
pencipta Pancasila, ia hanyalah membantu mengingat kembali ideologi yang sudah lama
berkembang di kehidupan masyarakat Nusantara sejak zaman dahulu kala. Fakta ini memiliki
bahwa Pancasila terbentuk jauh dari sebelum 1 Juni 1945.
B. Perumusan-Perumusan Pancasila
Lahirnya Pancasila adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokuritsu Zunbi
Tyoosakai” atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang diucapkan
pada sidangnya yang pertama 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta. Sidang itu dipimpin oleh
ketuanya Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat yang atas permintaan beliau agar badan itu
merumuskan dasar-dasar dan tujuan filosofis dari negara yang akan merdeka itu.
Pada bagian pidato itu disebutkan :
“ saudara-saudara, apakah prinsip ke lima ? saya telah mengemukakan 4 prinsip, yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan.
3. Mufakat, atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.

Prinsip yang ke lima hendaknya : menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Susunan rumusan Pancasila ini kemudian dituangkan ke dalam bentuk Pancasila (lebih
dikenal dengan Pancasila I) dan selanjutnya diubah lagi menjadi Pancasila II. Rumus
Pancasila II ini atau lebih dikenal dengan Pancasila menurut Piagam Jakarta tanggal 22 Juni
1945, baik mengenai kalimatnya sangat berbeda dengan Rumus Pancasila pertama atau biasa
di sebut dengan Pancasila Bung Karno tanggal 1 Juni 1945. Pada rumus Pancasila pertama,
Ke-Tuhanan yang berada pada sila kelima, sedangkan pada Rumus Pancasila kedua setelah
pancasila pertama, ke-Tuhanan ada pada sila pertama, ditambah dengan anak kalimat dalam
piagam jakarta–dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Kemudian pada Rumus Pancasila I, kebangsaan Indonesia yang berada pada sila pertama,
kalimatnya sangat berubah sekali menjadi Persatuan Indonesia pada Rumus Pancasila II, dan
tempatnya pun berubah yaitu pada sila ketiga.
Demikian juga pada Rumus Pancasila I, Internasionalisme atau peri kemanusiaan, yang
berada pada sila kedua, redaksinya berubah menjadi Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Selanjutnya pada Rumus Pancasila I, Mufakat atau Demokrasi, yang berbeda pada sila ketiga,
redaksinya berubah sama sekali pada Rumus Pancasila II, yaitu menjadi Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan menempati sila
keempat. Dan juga pada Rumus Pancasila I, kesejahteraan sosial yang berada pada sila
keempat, baik redaksinya, maka Pancasila pada Rumus II ini, tentunya mempunyai
pengertian yang jauh berbeda dengan Pancasila pada Rumus I.
Pada isi piagam Jakarta diubah pada sila pertama menjadi menghilangkan anak kalimat“
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Landasan Hukum
Pancasila sebagai Ideologi Nasional Indonesia.
C. Pengertian Ideologi.
Pertama kali idiologi dikenalkan oleh filsuf Prancis yaitu Destutt de Tracy pada tahun 1796.
Idiologi berasal dari bahasa Prancis yaitu idéologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, “idéo”
yang mengacu kepada gagasan dan “logie” yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa
Yunani untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy
menggunakan kata ini dalam pengertian etimologisnya, sebagai "ilmu yang meliputi kajian
tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.
Berikut beberapa pengertian ideology menurut para ahli :
1. Ali Syariati, mendefinisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan
yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau suaturas tertentu.
2. Kirdi Dipoyuda mengartikan ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang
sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial,
termasuk kehidupan negara.
3. Destut De Traacy istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracytahun
1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan
institusional dalam masyarakat Perancis.
4. Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni : Ideologi secara fungsional : seperangkat
gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan Negara.
D. Pengertian Ideologi Pancasila.
Ideologi merupakan pengarahan atau pengucapan terhadap suatu hal yang terumus di dalam
pikiran. Didalam tinjauan terminologis, ideology is manner or content of thinking
characteristic of an individual or class (langkah hidup / perilaku atau hasil pemikiran yang
menunjukan sifat-sifat spesifik dari seorang individu atau satu kelas). Pancasila sebagai suatu
Ideologi tidak bersifat kaku atau tertutup melainkan bersifat reformatif, dinamis dan terbuka.
Hal ini dapat di artikan bahwa Ideologi pancasila besifat aktual, dinamis, antisipatif dan
mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek), serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Pengertian dari ideologi Pancasila
adalah pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran
seseorang atau kelompok seperti ideologi-ideologi lain di dunia. Pancasila diambil dari nilai-
nilai luhur budaya dan nilai religius bangsa Indonesia.
Makna dari Ideologi Pancasila, yaitu :
• Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita yang hendak dicapai menjadi
pedoman hidup dalam penyelenggaraan bernegara.
• Pancasila disepakati bersama dan digunakan sebagai prinsip yang dipegang teguh dan
menjadi sarana pemersatu bangsa Indonesia.
Kedua makna di atas menunjukkan bahwa pancasila menjadi fundamental dalam kehidupan
bernegara di Indonesia. Apabila sebuah wilayah di Indonesia memiliki kebijakan tanpa
berlandaskan pancasila maka secara otomatis aturan tersebut tidak berlaku.
Pada fungsi Ideologi Pancasila, Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila digunakan
sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa pancasila
yang digunakan sebagai ideologi negara memiliki peranan atau fungsi yaitu :
1. Sarana pemersatu bangsa Indonesia.
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan.
3. Memberikan motivasi untuk menjaga dan memajukan jati diri bangsa Indonesia.
4. Menunjukkan jalan serta mengawasi dalam upaya mewujudkan cita-cita yang terkandung
dalam pancasila.
5. Menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan negara.
6. Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme.
E. Peranan Ideologi Pancasila Membangun Kesejahteraan Bangsa.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia sejahtera ialah aman sentosa dan makmur, menurut
Wikipedia sejahtera merupakan kondisi yang baik, situasi manusia dimana orang-orangnya
dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Sejahtera memiliki kunci, di dalam
islam kunci kesejahteraan penduduk itu adalah iman dan takwa.
Iman dan taqwa dasar dari kesejahteraan, sedangkan kesejahteraan berdasarkan kemaksiatan
merupakan kesejahteraan yang semata dan sementara. Kesejahteraan masyarakat yang akan
selalu menjadi prioritas, lantas terpinggirkan oleh mengedepankan politik kekuasaan.
Menurut Kaelan (2006), reformasi yang berjalan dengan bergulir ini tidak di dasarkan pada
core philosophy bangsa Indonesia, sehingga dapat berakibat pada krisis yang berkepanjangan
berupa konflik kekerasan, terorisme, konflik etnis, ras, suku, golongan dan agama di negeri
ini.
Dengan demikian peran ideologi pancasila dalam membangun kesejahteraan bangsa adalah :
1. Ideologi pancasila sebagai arah nyata dan kebudayaan hidup masyarakat luas, arahan nyata
di dalam masyarakat luas akan menjunjung harga diri, harkat dan martabat sebagai bangsa
yang besar yang sejahtera dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang penuh
kedamaian.
2. Pancasila mempunyai tujuan dan nilai luhur yang mempunyai ciri masyarakat yang
beradab, bermutu, demokratis dan berbudaya.
3. Pancasila yang berfalsafah dasar, yaitu peningkatan tujuan reformasi mewujudkan
masyarakat yang sejahtera melalui pemerintah yang berwibawa, bebas KKN dan
melaksanakan demokrasi di segala bidang, menjunjung tinggi supremasi hukum dan
melaksanakan otonomi daerah.
4. Ideologi pancasila sebagai alat pemersatu, yaitu khususnya untuk pemacu upaya
pemberdayaan masyarakat mendiri, profesional, sejahtera dan berbudaya.
5. Pancasila sesungguhnya telah diarahkan sebagai landasan untuk membangun masyarakat
yang sejahtera.
6. Pancasila di jadikan bangsa Indonesia sebagai tujuan dalam berpikir dan bertindak dalam
menentukan suatu gagasan.
• Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila mencangkup pengertian tentang ide, gagasan, konsep dan pengertian yang
mendasar tentang kehidupan yang di cita-citakan oleh bangsa Indonesia. Kelima sila
Pancasila merupakan kesatuan yang bulat sehingga pengertian dan pengamalannya harus
meliputi semua nilai yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
Pancasila adalah sebagai berikut :
a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengandung nilai spiritual, memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada semua masyarakat yang memeluk agama dan penganut
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
b) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Mengandung nilai persamaan derajat maupun
hak dan kewajiban, cinta-mencintai, hormat-menghormati, keberanian membela kebenaran
dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.
c) Sila Persatuan Indonesia. Dalam masyarakat Indonesia yang pluralistic mengandung nilai
persatuan bangsa dan persatuan wilayah yang merupakan faktor pengkait yang menjamin
keutuhanan atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Nilai ini mengutamakan kepentingan dan
keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
d) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan atau
Perwakilan. Menunjukan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang diwujudkan oleh
persatuan nasional yang nyata (real) dan wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan Negara
dan bangsa dengan mempertahankan penghargaan atas kepentingan pribadi dan golongan,
musyawarah untuk mufakat, kebenaran, dan keadilan.
e) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Mengandung nilai keadilan,
keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang lain, gotong
royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan dan kerja keras untuk bersama-sama
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
• Sikap Positif Pancasila di dalam Kehidupan Bermasyarakat. Sikap positif dapat diartikan
sikap yang baik dalam menanggapi sesuatu. Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila berarti
sikap yang baik dalam menanggapi dan mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila,
dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari. Walaupun kenyataannya melaksanakan nilai-
nilai Pancasila tidaklah mudah, bangsa Indonesia harus tetap berusaha melakukannya.
Berikut ini diuraikan secara singkat contoh pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara berdasarkan silanya masing-masing.
a) Pelaksanaan Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
b) Pelaksanaan Sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
c) Pelaksanaan Sila “Persatuan Indonesia”.
d) Pelaksanaan Sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikamt Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan”.
e) Pelaksanaan Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila juga sumber pedoman hidup masyarakat dan negara Republik Indonesia yang real.
Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai tujuan utama dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus
dimulai dari setiap kepribadian warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang
secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman Pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di daerah.
B. Saran
Sebagai warga negara indonesia kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada dalam
pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara
karena pancasila adalah pedoman hidup,jangan mudah terpengaruh oleh budaya asing yang
masuk ke negara kita. Kita harus menyeleksi dan tidak menerima begitu saja pengaruh yang
masuk kedalam negara kita karena tidak semuanya sesuai dengan kepribadian bangsa kita
yaitu PANCASILA.
DAFTAR PUSTAKA

H, Subandi, Al-Marsudi, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 Dalam Perakdima


Refarmasi Jakarta: Rajawali Pers, 2003.
http://Hendraabisgaul.Blogspot.com/2010/04/ Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa.
Notonogoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Jakarta: Bumi Aksara, 1983.
Paulus, Wahana, Filsafat Pancasila, Yongyakarta: Kanisius, 1993.

Anda mungkin juga menyukai