“NILAI-NILAI PANCASILA”
disusun oleh:
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
D. Manfaat ......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sumber Historis, sumber Sosiologi dan sumber Politis Pendidikan Pancasila
................................................................................................................... 4
2.2 Dinamika dan Tantangan Pancasila ........................................................... 9
2.3 Urgensi dan Esensi Pendidikan Pancasila Bagi Masa Depan .................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pancasila yang terkandung di dalam Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus
hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar
1
Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai sekarang, kita selalu menjunjung
budaya dan agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan.
Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan
lain. Karena ikatan yang satu itulah. Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam
B. Rumusan masalah
Pancasila ?
C. Tujuan penulisan
Pendidikan Pancasila
2
3. Untuk mengetahui esensi dan urgensi Pendidikan Pancasila
D. Manfaat penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber Historis, sumber Sosiologi dan sumber Politis Pendidikan Pancasila
Sumber Historis
depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang filsuf Yunani yang
hari.
pelajaran atau hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional
Anda juga dapat berperan serta secara aktif dan arif dalam berbagai
4
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta dapat berusaha
termasuk dalam bidang persenjataan. Hal ini berarti bahwa apabila integrasi
Sumber Sosiologi
dalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan
sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-
nilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan
5
dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga
hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai
kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi
filosofis para pendiri negara (Kaelan, 2000: 13). Bung Karno menegaskan
bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia. Dengan kata
agungkan, padahal toh sudah sering saya katakan, bahwa saya bukan pencipta
ini, yang kemudian lima mutiara yang saya gali itu, saya persembahkan
Wata’ala, diberi ilham oleh Allah Subhanahu Wata’ala (Latif, 2011: 21).
Pancasila sebagai dasar negara merupakan pemberian atau ilham dari Tuhan
bangsa Indonesia, maka kemerdekaan berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha
Esa.
Hal ini sejalan dengan makna Alinea III Pembukaan UUD 1945.
kemerdekaan Bangsa Indonesia ini wajib untuk disyukuri. Salah satu bentuk
optimal. Sejalan dengan hal itu, Anda juga diharapkan dapat berpartisipasi
7
Sumber Politis
politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Bukankah Pancasila dalam
menjadi kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib social politik yang ideal.
kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan yang menentukan tingkah
politik yang sehat. Pada gilirannya, Anda akan mampu memberikan kontribusi
8
negara (state)
kekuasaan (power)
daerah.
suprastruktur politik.
dalam bentuk pidato-pidato para tokoh bangsa dalam rapat-rapat yang disiarkan
melalui radio dan surat kabar. Pada tanggal 1 Juli 1947, diterbitkan sebuah buku
yang berisi pidato Bung Karno tentang lahirnya Pancasila. Buku tersebut
melalui pendidikan. Pada tahun 1961 terbit pula buku yang berjudul penetapan
9
Sejak lahirnya ketetapan MPR RI Nomor 11 / MPR / 1978, tentang Pedoman
salah satu sumber pokok materi pendidikan Pancasila. Diperkuat dengan Tap
MPR RI Nomor 11/ MPR/ 1988 tentang GBHN. Dirjen Dikti, dalam rangka
menerbitkan Sk, Nomor 25/ DIKTI / KEP/ 1985. Dampak dari beberapa
mata kuliah pendidikan pancasila tanpa penataran P-4 pola 45 jam. Dirjen Dikti
Perguruan Tinggi.
Indonesia.
menarik dan efektif. Tantangan ini berasal dari perguruan tinggi, misalnya
meliputi :
11
5. Pancasila sebagai sistem Filsafat
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
dalam melakuakn sosial secara damai. Setiap warga Negara sesuai dengan
pendidikan Pancasila bagi suatu program studi, misalnya yang terkait dengan
depan yang akan menjadi pembangunan dan pemimpin bangsa dalam setiap
terhadap kejayaan bangsa di masa depan.secara benar, antara lain melalui mata
dimasa depan yang akan menjadi pembangunan dan pemimpin bangsa dalam
13
Menurut Abdulgani (1979:14) “Pancasila adalah leitmotive dan
Dan penyelewengan harus dicegah. Karena itu Pancasila Dasar Filsafat dan
dan efektif. Tantangan ini dapat berasal dari internal perguruan tinggi
bersifat eksternal antara lain adalah krisis keteladanan dari para elite politik,
yaitu (kata kerja) yang berarti mendorong…dan jika dilihat dari bahasa
inggris bernama “urgent” yang memiliki arti (kata sifat) dan dalam dalam
14
bahasa indonesia “urgensi” (kata benda). Istilah Urgensi menunjuk pada
Prof. Dr. Nadiroh, M. Pd., seorang Guru Besar Pada Prodi PPKN
gambaran realita kehidupan bangsa Indonesia yang sampai saat ini masih
15
Tujuan ini dapat tercapai jika didukung oleh masyarakat dan bangsa
yang berkualitas atau SDM Indonesia yang unggul. Untuk itulah peran
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab.
wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
16
dan bernegara.
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; menjadi warga negara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. PPKN berkaitan dan berjalan seiring
17
BAB III
3.1 Kesimpulan
Berikut ini beberapa kesimpulan yang dapat penyusun tarik dalam makalah ini :
bertujuan menunjukan arah tujuan pada moral dan diharapkan dapat terealisasi di
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
https://leman2311.wordpress.com/2018/05/19/urgensi-dan-esensi-pendidikan-
pancasila-bagi-masa-depan/ diakses pada 5 September 2022 20.09WIB
http://nureazizah13.wordpress.com/2010/03/31/latar-belakang-pendidikan-
kewarganegaraan/ diakses pada 6 September 2022 22.00 WIB
https://afialestariblog.wordpress.com/2017/10/22/artikel-membangun-
argumen-tentang-dinamika-dan-tantangan pendidikan-pancasila/
MKUMKDK UNNES.
19
PENDIDIKAN
PANCASILA
Table of Contents
Sumber
01
Historis,Sosiologis
dan Politik
Pendidikan
Pancasila
Esensi &
Dinamika &
Urgensi
02 Tantangan
Pendidikan 03 Pendidikan
Pancasila
Pancasila
Merupakan sekumpulan materi didikan dancpengenalan akan
pancasila sebagai dasar negara, danuntuk menanamkan
ideologi pancasila itu sendiri kepadaanak didik atau
pendidikan pancasila yaitu pendidikan nilai-nilai yang
bertujuan membentuk sikap dan perilaku
positipmanusia/mahasiswa sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila
Sumber Historis, Sosiologis, & Politis
Pendidikan Pancasila
Adapun sekarang ini, berdasar Kurikulum 2013, pendidikan kewarganegaraan jenjang pendidikan
dasar dan menengah menggunakan nama mata pelajaran PPKn. Perguruan tinggi
menyelenggarakan mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk memahami pendidikan kewarganegaraan di Indonesia, pengkajian dapat dilakukan secara
historis, sosiologis, dan politis.
1.Secara Historis
Pendidikan kewarganegaraan dalam arti substansi telah dimulai jauh sebelum Indonesia
diproklamasikan sebagai negara merdeka. PKn pada saat permulaan atau awal kemerdekaan
lebih banyak dilakukan pada tataran sosial kultural dan dilakukan oleh para pemimpin
negarabangsa. Dalam pidato-pidatonya, para pemimpin mengajak seluruh rakyat untuk mencintai
tanah air dan bangsa Indonesia. Seluruh pemimpin bangsa membakar semangat rakyat untuk
mengusir penjajah yang hendak kembali menguasai dan menduduki Indonesia yang telah
dinyatakan merdeka.
Atau dengan kata lain, bahwa Presiden Soekarno dahulu kala pernah berkata
bahwa "Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah." Hal tersebut kemudian
memiliki sebuah makna dimana dalam setiap sejarah terdapat berbagai macam
fungsi yang dimana penting dan akan sangatlah berguna dalam rangka untuk
membangun sebuah kehidupan karena dengan sejarah maka kita akan belajar
untuk tidak mengulangi hal yang sama dikemudian hari. Dalam konteks tersebut
maka sebuah sejarah akan berguna untuk membangun kehidupan pada sebuah
bangsa untuk dapat melihat jalan yang dimana lebih bijaksana di masa depan.
Kemudian, sebuah sejarah juga menjadi sebuah guru pada kehidupan. Dalam
pendidikan kewarganegaraan kemudian diharapkan mahasiswa akan
mendapatkan berbagai macam inspirasi yang dimana dapat digunakan untuk
berpartisipas dalam sebuah kegiatan untuk melakukan pembangunan bangsa
yang dimana sesuai dengan apa yang mereka sukai dengan menghindari
berbagai macam perilaku yang bernuansa untuk tidak mengulangi kembali
kesalahan sejarah.
2. Secara Sosiologis
Pidato dan ceramah-ceramah yang dilakukan oleh para pejuang, serta kyai-kyai di
pondok pesantren yang mengajak umat berjuang mempertahankan tanah air merupakan
PKn dalam dimensi sosial kultural. Inilah sumber PKn dari aspek sosiologis. PKn dalam
dimensi sosiologis sangat diperlukan oleh masyarakat dan akhirnya negara-bangsa untuk
menjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensi negara-bangsa. Upaya pendidikan
kewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun 1945 belum dilaksanakan di sekolah-
sekolah hingga terbitnya buku Civics pertama di Indonesia yang berjudul Manusia dan
Masjarakat Baru Indonesia (Civics).
Oleh karena itu, Sosiologi kemudian adalah sebuah ilmu yang dimana mempelajari
kehidupan antar manusia. Dalam sebuah ilmu sosisologis maka kemudian didalamnya
sendiri terdapat kajian yang dimana tedapat latar belakang, susunan, dan berbagi pola
dari sebuah kehidupan sosial yang dimana terdapat dari berbagai macam golongan dan
juga kelompok yang dimana ada pada masyarakat, kemudian disamping itu pula terdapat
berbagai macam masalah sosial, perubahan, dan juga berbagai pembaharuan yang
dimana terdapat di dalam masayrakat. Dari pendekatan sosiologis ini kemudian
diharapkan untuk dapat melakukan sebuah kajian terhadap struktur sosial, proses sosial,
dan berbagai macam perubahan sosial dan berbagai masalah sosial untuk dapat
diselesaikan secara bijaksana dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila.
3. Secara Politis
Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah dapat digali dari dokumen
kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972)
bahwa pada masa Orde Lama mulai dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan (1957); (2) Civics
(1962); dan (3) Pendidikan Kewargaan Negara (1968). Pada masa awal Orde Lama sekitar tahun
1957, isi mata pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan,
sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas tentang sejarah Kebangkitan Nasional,
UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk "nation and character
building” bangsa Indonesia. Sumber politis kemudian berasal dari fenomena yang dimana terjadi
pada kehidupan berbangsa di Indonesia itu sendiri yang dimana tujuannya adalah agar kita
mampu unutk melkaukan formulasi terhadap berbagai macam saran tentang upaya dan juga
sebuah usaha yang dimana kemudian akan berguna untuk melakukan perwujudan dari
kehidupan politik yang dimana ideal dan juga sesuai dengan nilai Pancasila.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa secara historis, PKn di Indonesia senantiasa
mengalami perubahan baik istilah maupun substansi sesuai dengan perkembangan peraturan
perundangan, iptek, perubahan masyarakat, dan tantangan global. Secara sosiologis, PKn
Indonesia sudah sewajarnya mengalami perubahan mengikuti perubahan yang terjadi di
masyarakat. Secara politis, PKn Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan dengan
perubahan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan, terutama perubahan konstitusi.
Dinamika & Tantangan Pendidikan
Pancasila
1. Dinamika Pancasila
Pada 1 Juni 1945, setelah Soekarno menggali kembali nilai-nilailuhur
budaya Indonesia barulah Pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang
diresmikan pada 18 Agustus 1945 dengan dimasukkannya sila-sila Pancasila
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
“Tantangan yang paling berat dan utama, adalah masalah ekonomidan budaya yang menggilas bangsa
ini tanpa ampun. Sebab, ajaranPancasila yang hakiki sama sekali tidak sesuai dengan arusmodernisasi
yang masuk ke bumi tercinta, Indonesia”
.”
Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila
Untuk melihat apa esensi dan urgensi pendidikan Pancasila penting diperhatikan kembali
Undang-Undang Republik Indonesia. Menurut penjelasan UU Republik Indonesia Nomor 12
tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan mata kuliah pendidikan
Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan kepada
mahasiswa ideologi bangsa Indonesia. Dengan landasan ini, Ditjen Dikti mengembangkan
esensi meateri pendidikan Pancasila meliputi;
a. Pengantara perkuliahan pendidikan Pancasila
b. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
c. Pancasila sebagai dasar negara
d. Pancasila sebagai ideologi negara
e. Pancasila sebagai sistem filsafat
f. Pancasila sebagai sistem etika
g. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
Tujuan dari pendidikan Pancasila ialah mempersiapkan mahasiswa calon sarjana yang berkualitas,
berdedikasi tinggi, dan bermartabat. Esensi dari pendidikan Pancasila bertujuan agar; menjadi pribadi
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat jasmani dan rohani, barakhlak mulia,
berbudi pekerti luhur, memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggungjawab sesuai hati
nurani, mampu megikuti perkembangan IPTEK dan seni dan mampu ikut mewujudkan kehidupan yang
cerdas dan berkesejahteraan dan bangsanya.
Urgensi pendidikan Pancasila adalah untuk membentengi dan menjawab tentangan perubahan-
perubahan di masa yang akan datang. Urgensi berarti “hal yang sangat penting/mendesak”. Pendidikan
Pancasila dilihat urgensi karena selama ini Pancasila belum dilaksanakan dengan baik seperti
ditandaskan Presiden Soekarno pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-25 Universitas Gajah Mada di
Yogyakarta pada 19 Desember 1974. Dalam pidatonya dimyatakan bahwa; “Pancasila adalah milik kita,
kita telah memilikinya, tetapi baru merasa memiliki, belum mamahami atau menghayati apa yang
sebenarnya Pancasila itu.
Mengapa kita harus memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila? Karena Pancasila sama
sekali bukan sekedar semboyan untuk dikumandangkan, Pancasila bukan dasar falsafah Negara yang
sekedar dikemaratkan dalam dokumen Pembukaan UUD; melainkan Pancasila harus diramalkan.
Himbauan ini disampaikan untuk menjaga kelestarian dan keampuahan Pancasila demi terwujudnya
tujuan nasional serta cita-cita bangsa seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.