Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Ideologi, Esensi dan


Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Tujuan pembuatan makalah ini adalah memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang diampu oleh:
Bapak Dr. Erif Ahdianto, M. Pd

Disusun oleh kelompok 7:

Depi Wijayanti (220151603954)


Ni’matus Sani Nafiah (220151601462)
Salwa Fadila Ayu Kirana (220151609012)

Offering Q3

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
MARET 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan judul “Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Ideologi, Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara” dapat
diselesaikan tepat waktu. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan kepada pembaca tentang pentingnya memahami Pancasila
sebagai Ideologi Negara
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Erif
Ahdianto, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun makalah
ini. Penulis memohon maaf atas kekurangan dalam makalah ini.

Blitar, 10 Maret 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORITIS ................................................................................ 3
A. Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara .......................................... 3
B. Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara ........................................ 5
C. Esensi Pancasila sebagai Ideologi Negara ................................................ 8
D. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara ........................................... 10
BAB III ANALISIS KASUS............................................................................... 13
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 21
A. Kesimpulan ............................................................................................... 21
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip
dasar yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia. Pancasila dijadikan dasar negara Indonesia dalam pembentukan
negara dan pemerintahan serta kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
Dalam perkembangannya, Pancasila sebagai ideologi negara mengalami
dinamika dan tantangan yang tidak bisa diabaikan. Seiring dengan
perkembangan zaman, muncul berbagai perbedaan pandangan dan interpretasi
tentang Pancasila sebagai ideologi negara. Ada pihak yang menganggap
Pancasila sebagai ideologi yang bersifat statis dan kaku, sehingga tidak lagi
relevan dengan perkembangan zaman. Namun, ada juga pihak yang
menganggap Pancasila sebagai ideologi yang dinamis dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, kajian tentang dinamika dan tantangan Pancasila
sebagai ideologi negara penting dilakukan untuk memperkuat eksistensi
Pancasila sebagai ideologi negara dan menghadapi berbagai tantangan yang
dihadapinya. Kajian ini meliputi analisis terhadap nilai-nilai dasar Pancasila,
pengembangan interpretasi Pancasila yang relevan dengan perkembangan
zaman, serta upaya penguatan Pancasila dalam menghadapi tantangan-
tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini.
Esensi dan urgensi Pancasila sebagai ideologi negara juga menjadi fokus
kajian ini. Esensi Pancasila sebagai ideologi negara terletak pada nilai-nilai
dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu nilai-nilai keagamaan,
kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Sementara itu, urgensi
Pancasila sebagai ideologi negara terletak pada perannya dalam
mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, serta sebagai
landasan dalam pembentukan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah.

1
Dalam kajian ini, peran masyarakat dan pemimpin bangsa sangat
penting dalam memperkuat eksistensi dan relevansi Pancasila sebagai ideologi
negara. Masyarakat dan pemimpin bangsa perlu memahami nilai-nilai dasar
Pancasila, mengembangkan interpretasi Pancasila yang relevan dengan
perkembangan zaman, serta melakukan upaya penguatan Pancasila dalam
menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara?
2. Apa tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara?
3. Bagaimana esensi Pancasila sebagai Ideologi Negara?
4. Apa urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara.
2. Mendeskripsikan tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
3. Mendeskripsikan esensi Pancasila sebagai Ideologi Negara.
4. Mendeskripsikan urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara.

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara selalu mengalami pasang surut
selama pelaksanaan pemerintahan dari masa ke masa. Pancasila merupakan
ideologi yang menjadikan sila-silanya sebagai nilai utama yang harus dijadikan
pedoman oleh seluruh warga Negara Indonesia. Dinamika Pancasila dapat
dilihat dari perubahan dan pengembangan nilai Pancasila dalam kehidupan.
Dinamika Pancasila berkaitan dengan upaya memperkuat nilai Pancasila dan
memotivasi serta mendorong masyarakat untuk mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila merupakan dasar filsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa
dan negara. Dinamika Pancasila dapat diamati dari interpretasi dan penerapan
nilai-nilainya yang selalu mengalami perubahan. Maksudnya, tafsir dan
penerapan nilai-nilai Pancasila berbeda-beda tergantung dari konteks dan sudut
pandang yang digunakan, namun nilai-nilai Pancasila itu sendiri tetap sama.
Pancasila dalam pemerintahan memiliki empat perkembangan yaitu:
Pancasila pada era kemerdekaan, orde lama, orde baru dan reformasi. Adapun
penjabarannya adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Pancasila era kemerdekaan
Pada era kemerdekaan Pancasila berperan penting dalam
membentuk identitas nasional dan menentukan arah pembangunan bangsa.
Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara berkembang seiring dengan
perubahan sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Pancasila merupakan
pedoman dalam pembangunan nasional, baik dalam bidang politik,
ekonomi, maupun sosial yang dicerminkan melalui pembangunann nasional
pada era kemerdekaan. Pada era kemerdekaan ideologi Pancasila
mengalami perkembangan dalam bidang budaya. Pancasila dijadikan
sebagai pedoman dalam pengembangan budaya nasional.
2. Pancasila era orde lama

3
Pada era orde lama Pancasila berperan dalam mengintegrasikan
identitas bangsa Indonesia dan beragam kepentingan bangsa. Sebagai
ideologi negara, Pancasila diharuskan dapat menggabungkan nilai-nilai
kearifan lokal dengan universal. Pada era ini, terdapat berbagai interpretasi
Pancasila dari berbagai kelompok. Dimana ada sebagian kelompok yang
menganggap Pancasila sebagai ideologi nasionalis dan ideologi sosialis.
Pancasila merupakan dasar untuk mengukur berbagai kebijakan pada masa
ini dan menjadi dasar hukum.
3. Pancasila era orde baru
Pada era orde baru, Pancasila sebagai Ideologi Negara mengalami
beberapa perubahan dan penafsiran yang berbeda-beda. Dibawah
kepemimpinan Presiden Soeharto Pancasila dipandang sebagai dasar negara
yang harus dipegang teguh oleh seluruh rakyat Indonesia. Namun,
pemahaman Pancasila cenderung lebih kaku dan terkesan dipaksa kepada
masyarakat. Pada masa ini, Pancasila ditegakkan melalui kampanye
sosialisasi di media massa dan pendidikan, serta pembentukan organisasi
yang menjadi sarana penyebaran ideologi Pancasila. Pancasila sebagai
ideologi negara pada era ini dipandang berbeda-beda oleh berbagai
kalangan. Sebagian kalangan menilai bahwa pemerintah menggunakan
Pancasila sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan menindas
oposisi politik. Sementara itu, beberapa kelompok masyarakat menyatakan
bahwa Pancasila telah kehilangan maknanya sebagai ideologi negara karena
dipaksa dan dipolitisasi oleh pemerintah. Pada masa ini dinamika Pancasila
sangat dipengaruhi oleh kebijakan politik pemerintah. Dimana Pancasila
menjadi alat kontrol politik yang ditekankan pada aspek keamanan nasional.
4. Pancasila era reformasi
Pada masa reformasi, Pancasila sebagai ideologi negara mengalami
perubahan yang signifikan. Dimana Pancasila dijadikan sebagai dasar
negara yang melindungi kebebasan individu dan hak asasi manusia yang
ditekankan dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila menjadi dasar untuk
membangun demokrasi dan mengakhiri praktik otoritarianisme yang terjadi
selama era orde baru. Pancasila merupakan sumber utama hukum dan

4
legitimasi politik bagi pemerintah dan lembaga-lembaga negara. Pada masa
ini, Pancasila juga menjadi sumber inspirasi bagi gerakan sosial dan politik
yang memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan perlindungan lingkungan
hidup. Pancasila menjadi dasar untuk membangun hubungan internasional
Indonesia dengan negara-negara lain. Pada era reformasi, Pancasila menjadi
dasar yang kuat untuk membangun tatanan politik, ekonomi, dan sosial yang
lebih demokratis dan berkeadilan di Indonesia.
B. Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara
Tantangan Pancasila sebagai ideologi negara umumnya dibedakan atas
tantangan dari dalam dan tantangan dari luar. Adapun tantangan-tantangan
tersebut adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Tantangan dari dalam
a. Gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari negara Indonesia.
Gerakan separatis ini akan mengakibatkan adanya disintegrasi bangsa,
dimana jika permasalahan ini tidak dihadapi dengan tepat dan tegas akan
menjadi ancaman bagi ideologi Pancasila. Adapun cara untuk mengatasi
tantangan tersebut adalah dengan meratakan pembangunan,
meningkatkan partisipasi dalam masyarakat, melalui penerapan nilai
Pancasila dan lain sebagainya.
b. Menurunnya mentalitas bangsa.
Mentalitas bangsa yang menurun akan berpengaruh terhadap kedudukan
ideologi Pancasila. Menurunnya mentalitas bangsa ini dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kurangnya kesadaran
akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan moral, kurangnya rasa
menghargai, bertanggungjawab dan lain sebagainya. Adapun cara
mengatasi tantangan tersebut adalah dengan meningkatkan pemahaman
dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
mengembangkan sikap mentalitas bangsa dengan cara lebih mengenali
bangsa sendiri, dan lain sebagainya.
c. Melemahnya penghayatan terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa.

5
Pancasila sebagai ideologi negara seringkali masih terabaikan, dimana
masih banyak masyarakat yang belum memahami makna dari Pancasila.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat yang tidak
menyadari dan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Adapun cara
mengatasi tantangan tersebut adalah dengan memperkuat pemahaman
dan penghayatan mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
melalui penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
d. Perubahan pola perilaku dalam pergaulan.
Pola perilaku bangsa Indonesia yang telah dijadikan warisan secara
turun temurun dari leluhur adalah musyawarah, kekeluargaan, dan
gotong royong. Dimana tiga perilaku ini telah menjadi ciri khas bangsa
Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Namun arus informasi
yang ada saat ini mulai menggusur dan mempengaruhi masyarakat
sehingga kepribadian dan pola perilaku dalam pergaulan mulai
mengikuti budaya asing. Pada umumnya masyarakat jadi lebih
mengutamakan perilaku individualisme dan lain sebagainya. Adapun
cara untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan membangun
kesadaran diri yang kuat, melalui pendiidkan dan juga komunikasi yang
tepat, memperkuat kesadaran budaya dan sosial dan lain sebagainya.
e. Penyalahgunaan kekuasaan.
Pancasila yang seharusnya dijadikan dasar dan pedoman dalam bersikap
sudah mulai memudar. Dimana banyak oknum dalam masyarakat yang
berkuasa melakukan berbagai hal yang menyimpang dari nilai-nilai
luhur Pancasila, sebagai contoh banyak pejabat yang melakukan korupsi
dan memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Adapun cara
mengatasi tantangan tersebut adalah menegakkan hukum yang berlaku
sehingga pelaku jera, kemudian menjadikan Pancasila sebagai acuan
untuk bersikap, melaksanakan amanah yang diemban dengan baik dan
benar.
2. Tantangan dari luar
a. Arus globalisasi yang semakin pesat.

6
Pada era sekarang ini globalisasi telah membawa perubahan yang sangat
signifikan, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan lain
sebagainya. Hal ini menyebabkan nilai-nilai Pancasila yang bersifat
nasional mulai terancam oleh globalisasi yang mendunia. Banyak
masyarakat yang mulai tergiur untuk mengikuti globalisasi tanpa
menyaringnya terlebih dahulu, sehingga nilai-nilai Pancasila sebagai
pedoman dalam bertingkah laku mulai memudar dikalangan
masyarakat. Adapun cara untuk mengatasi tantangan tersebut adalah
lebih selektif terhadap arus perkembangan globalisasi, tidak menelan
mentah-mentah segala hal yang berasal dari luar bangsa Indonesia.
b. Radikalisme dan terorisme.
Radikalisme dan terorisme merupakan ancaman yang dapat menyerang
berbagai aspek, salah satunya adalah ideologi. Radikalisme dan
terorisme yang berkaitan dengan ideologi akan menempatkan ideologi
Pancasila dalam bahaya. Dimana tindakan ini akan mengancam
keberlangsungan Pancasila akan mengacaukan keberagaman dna
persatuan nasional. Adapun cara untuk mengatasi tantangan tersebut
adalah dengan menegakkan hukum yang benar dan tegas,
pemberdayaan masyarakat, memperkuat nilai-nilai Pancasila, melalui
pendidikan dan pemahaman yang baik dan sebagainya.
c. Pertarungan ideologi-ideologi antar negara-negara.
Pertarungan ideologi adalah konflik antara dua atau lebih kelompok
yang berbeda dalam pandangan dan keyakinan mereka mengenai
ideologi atau sistem pemikiran tertentu. Ini bisa terjadi di tingkat
individu, kelompok, organisasi, atau bahkan negara. Pertarungan
ideologi dapat timbul dari perbedaan politik, agama, ekonomi, dan
budaya. Adanya pertarungan ideologi ini, akan menyebabkan
goncangan pada ideologi Pancasila. Adapun cara untuk mengatasi
tantangan tersebut adalah dengan memahami dan menghargai
pandangan dan keyakinan dari semua pihak yang terlibat, serta
menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi bangsa yang kuat.
d. Meningkatnya kebutuhan dunia.

7
Meningkatnya kebutuhan masyarakat dunia dapat berarti pertumbuhan
ekonomi, peningkatan kualitas hidup, dan juga permintaan yang lebih
besar terhadap sumber daya alam. Namun, kebutuhan yang meningkat
juga dapat menyebabkan tekanan pada sumber daya alam dan
lingkungan, serta dapat memicu konflik antara negara dan masyarakat.
Adapun cara untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan
melakukan pembangunan yang berkelanjutan, menjadikan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan, dan lain
sebagainya.
e. Perubahan politik dan sosial.
Perubahan politik dan sosial di Indonesia dan negara lain akan
berpengaruh terhadap pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi negara. Kondisi politik dan sosial yang tidak stabil akan
mengancam keberlangsungan Pancasila sebagai ideologi negara.
Adapun cara untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan
membangun kesadaran politik, meningkatkan kualitas kepemimpinan
dan pengambilan keputusan, meningkatkan kesetaraan dan keadilan
sosial, menjaga kestabilan ekonomi dan lain sebagainya.
C. Esensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Esensi Pancasila sebagai ideologi negara mengandung makna bahwa
Pancasila merupakan suatu nilai yang melekat dalam kebudayaan dan identitas
bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam lima prinsip yang
menjadi fondasi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila bukan
hanya sekadar suatu penuntun, pandangan hidup atau filsafat, tetapi juga
merupakan pandangan kehidupan yang berbasis pada agama, moral, dan etika.
Pancasila dianggap sebagai ideologi negara karena melambangkan kearifan
lokal Indonesia dan sekaligus mempunyai daya tarik yang kuat sebagai konsep
nasional dan internasional.
Pancasila sebagai ideologi menyiratkan bahwa Pancasila merupakan
ajaran, gagasan, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya dan
digunakan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan menjadi panduan
dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan Negara

8
Indonesia. Dalam pengertian ini, ideologi Pancasila fleksibel dalam
menghadapi perkembangan zaman. karena dapat berinteraksi dengan berbagai
kondisi tanpa harus mengubah makna atau nilai esensial yang dikandungnya.
Sifat keterbukaan ini cukup unik dalam menghadapi setiap perubahan dalam
masyarakat yang dinamis dan juga perubahan modernitas yang tidak dapat
disangkal kehadirannya.
Esensi nilai pancasila sangat penting dalam kehidupan manusia untuk
membentuk karakter bangsa yang berintegritas dan komitmen untuk
kepentingan nasional. Berikut ini esensi pancasila sebagai dasar Negara
diantaranya:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Prinsip pertama Pancasila ini menekankan pada pentingnya kepercayaan
pada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moral dalam kehidupan.
Prinsip ini mendorong rasa hormat terhadap agama dan kepercayaan
masing-masing individu.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Prinsip kedua Pancasila ini menekankan pentingnya menjunjung tinggi hak
asasi manusia, keadilan sosial, dan keberadaban dalam pergaulan. Prinsip
ini juga menuntut rasa empati dan saling menghargai antara sesama
manusia. serta berperilaku yang baik dan tidak membeda-bedakan antar
sesama.
3. Persatuan Indonesia
Prinsip ketiga Pancasila yang menekankan nilai kehidupan akan pentingnya
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sebagai modal utama
dalam membangun negara yang maju dan beradab. Prinsip ini mendorong
rasa cinta tanah air, menghindari timbulnya masalah atau perpecahan. dan
menghargai keragaman budaya Indonesia.
3. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Prinsip keempat Pancasila yang menekankan pentingnya partisipasi rakyat
dalam mengambil keputusan dan memilih pemimpin yang berhikmat dalam
memimpin bangsa. Prinsip ini juga menekankan pentingnya demokrasi

9
sebagai sistem politik yang paling sesuai dengan karakteristik masyarakat
Indonesia, dan juga harus saling menghargai pendapat orang lain serta
menerima hasil keputusan musyawarah.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Prinsip kelima Pancasila yang menekankan pentingnya menjaga
keseimbangan dan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Prinsip ini
mendorong adanya distribusi yang adil dalam pemerataan ekonomi, sosial,
dan budaya dan kita tidak boleh menggunakan hak dan kewenangan yang
dimiliki untuk merugikan orang lain.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai-nilai
pancasila harus selalu diwujudkan dalam diri setiap warga negara, agar
memiliki kepribadian yang baik dan sejalan dengan kepribadian bangsa.
Indonesia kini telah memasuki era modern dimana ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat dan menyebabkan adanya perubahan yang sangat
signifikan dalam peradaban manusia. Sehingga kita harus memilah nilai yang
masuk, dengan mengadopsi nilai-nilai yang positif dan tegas untuk menolak
nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Esensi
Pancasila menekankan pentingnya menghargai kearifan lokal Indonesia serta
membangun bangsa yang maju dan beradab dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial.
D. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa yang dibuat oleh para
pejuang kemerdekaan untuk dijadikan sebagai pijakan, dasar dan pondasi yang
biasa dikenal dengan pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
menjadi provokasi atau penyemangat bagi rakyat Indonesia untuk mengusir
penjajah, dan juga didalamnya memuat tujuan seumur hidup bangsa Indonesia.
Inti dari lima sila Pancasila adalah nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan Sosial. Nilai nilai inilah yang harus diterapkan oleh
masyarakat Indonesia untuk menjadi dasar terwujudnya tujuan nasional bangsa
Indonesia. Persatuan dan adanya rasa saling menghargai antar warga Indonesia
sangat diperlukan karena Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat
beragam sehingga sangat dibutuhkan adanya toleransi antar sesama.

10
Pancasila sebagai ideologi negara menghadapi berbagai bentuk
tantangan, seperti adanya gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari
Indonesia, jika kasus seperti ini tidak ditangani secara tegas dan tepat, maka
akan menjadi ancaman serius bagi persatuan bangsa. Selain tantangan internal,
Pancasila juga dihadapkan pada tantangan eksternal berskala besar yaitu berupa
adanya globalisasi. Di satu sisi, globalisasi dapat memperkaya dan memperkuat
ideologi Pancasila, namun di sisi lain globalisasi juga dapat menimbulkan
tantangan dan ancaman terhadap ideologi Pancasila. Globalisasi dapat
membuka akses yang lebih luas terhadap budaya asing yang dapat mengancam
integritas dan keutuhan ideologi Pancasila. Selain itu, globalisasi dapat
memberikan pengaruh buruk seperti kapitalisme, materialisme, dan
konsumerisme yang dapat mengancam nilai-nilai moral dan etika yang
terkandung dalam Pancasila.
Hal tersebut tersebut menunjukkan urgensi Pancasila sebagai ideologi
negara sangat diperlukan untuk mengatasi dan menghadapi berbagai tantangan
internal maupun eksternal yang dihadapi oleh Indonesia. Pancasila adalah dasar
negara Indonesia yang telah dijadikan sebagai ideologi negara dan panduan
dalam berbangsa dan bernegara. Peran penting urgensi Pancasila sebagai
ideologi diantaranya:
1. Menjadi penuntun dan identitas Negara
Pancasila merupakan identitas dan karakteristik utama dari Indonesia
sebagai negara. Sebagai dasar negara, Pancasila memberikan arah dan
panduan bagi seluruh aspek kehidupan di Indonesia, baik politik, sosial,
budaya, maupun ekonomi.
2. Mengakomodasi keberagaman
Pancasila mampu mengakomodasi keberagaman yang ada di Indonesia.
Keberagaman suku, agama, bahasa, budaya, dan adat istiadat dapat bersatu
dalam satu wadah yang sama karena Pancasila mengajarkan persatuan dan
kesatuan.
3. Menjaga stabilitas negara
Pancasila menjadi dasar yang kuat untuk menjaga stabilitas Negara dengan
menjunjung tinggi hukum dan keadilan serta menghormati keberagaman.

11
Oleh karena itu penting bagi seluruh warga Negara untuk memahami dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila, sehingga masyarakat dapat hidup dalam
keharmonisan dan kedamaian.
4. Mengembangkan moral dan etika
Pancasila memiliki nilai-nilai moral dan etika yang tinggi, seperti kejujuran,
keadilan, persatuan, dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini penting
untuk membangun karakter dan kepribadian bangsa yang baik.
5. Mempertahankan kedaulatan dan kebebasan
Pancasila merupakan dasar untuk mempertahankan kedaulatan dan
kebebasan bangsa Indonesia. Dalam Pancasila, terdapat nilai-nilai
kemerdekaan, keadilan, dan demokrasi yang mengajarkan bahwa seluruh
rakyat memiliki hak yang sama untuk menentukan nasibnya sendiri.
Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila sangat penting untuk diajarkan
kepada masyarakat Indonesia, karena berisi tentang cara berfikir dan
bertindak yang sesuai dengan ideologi Negara. Pada zaman modern seperti
sekarang pengaruh kebudayaan yang negatif dapat melunturkan nilai-nilai
kebudayaan dari suatu negara, termasuk Indonesia.
Terlebih lagi saat masyarakat kurang memahami dan tidak
menjalankan nilai dasar Pancasila dengan baik, maka akan memudahkan
pengaruh luar untuk masuk dan memberikan dampak yang tidak sesuai dengan
budaya Indonesia. Ancaman ini secara perlahan dapat merusak moral dan
karakter masyarakat Indonesia, sehingga sebagai warga Indonesia harus ikut
serta dalam mempertahankan dan menjaga Pancasila serta diperlukan
pemahaman yang baik mengenai ideologi Negara untuk membentengi diri dari
pengaruh buruk tantangan globalisasi.

12
BAB III
Analisis Kasus
Ada banyak contoh kasus dari Pancasila sebagai ideologi negara, berikut
beberapa di antaranya:
1. Pengeboman di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Surabaya.

Jakarta - Rentetan ledakan bom di Surabaya pada Mei 2018 lalu


mengungkap modus baru terorisme, yakni menyertakan anak-anak kandung
pelaku. Kekejian ini menyentak publik Indonesia dan dunia.
"Saya kadang tidak habis pikir. Kemarin saya lihat langsung,
(lokasi) pelaku bom di tiga lokasi. Dua anak (perempuan-red) kecil umur 9
tahun dan 11 tahun. Diberi sabuk bom diantar oleh ayahnya dan turun
bersama ibunya dan kemudian meledakkan diri di depan gereja," kata
Jokowi di Jakarta, 14 Mei 2018 lalu.
Bom meledak di tiga gereja, kantor polisi, dan rumah susun di
Surabaya dan Sidoarjo Jawa Timur dalam rentang waktu yang berdekatan.
Bom di gereja diledakkan oleh satu keluarga: suami bernama Dita Oepriarto
(48), istri bernama Puji Kuswati (43), dan anak-anaknya dengan inisial
Famela Rizqita (9), Fadhila Sari (12), Firman Alim (16), dan Yusuf Fadhil
(18) ikut meledakkan diri.
Pengeboman
Minggu, 13 Mei 2018, pukul 06.30 WIB, Gereja Katolik Santa
Maria menjadi sasaran bom. Gereja itu terletak di Jalan Ngagel Madya 01

13
Surabaya. Yusuf (18) dan Firman (16) berboncengan mengendarai sepeda
motor masuk ke halaman Gereja Santa Maria dan meledakkan bom yang
mereka bawa. Dua pelaku dan lima masyarakat tewas.
Pukul 07.15 WIB, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jl Diponegoro
Surabaya menjadi sasaran bom. Pelakunya adalah Puji Kuswati (43) yang
mengajak dua putrinya berinisial Famela (9) dan Firman (12). Mereka
tewas. Tak ada orang lain yang jadi korban tewas di titik ledakan ini.
Pukul 07.53 WIB, bom diledakkan oleh Dita Oepriarto (48) di
Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Dita menuju lokasi ini, Jl Arjuna
Surabaya, usai menurunkan Puji dan kedua putrinya di GKI di Jl
Diponegoro. Toyota Avanza Dita ditabrakkannya ke gereja itu. Tujuh orang
tewas, plus satu pelaku yakni Dita juga tewas.
Bila ditotal, bom keluarga Dita itu menewaskan 18 orang, terdiri dari
enam pelaku dan 12 masyarakat. Pada 1 Juni 2018, satu orang yang
menderita luka bakar 90% akibat bom Gereja Pantekosta meninggal dunia.
Senin, 14 Mei 2018, pukul 08.50 WIB, bom meledak di Polrestabes
Surabaya, Jl Sikatan. Pelakunya adalah keluarga Tri Murtiono (50) bersama
istrinya Tri Ernawati (43) dan ketiga anaknya. Hanya satu anak yang tak
tewas.
Polisi bergerak. Operasi-operasi antiterorisme dilancarkan. Sehari
kemudian, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan bom yang
diledakkan di tiga gereja Surabaya berjenis triacetone triperoxide (TATP)
yang termasuk berkekuatan ledak tinggi (high explosive). Ada pula bom
yang meledak di Sidoarjo. Semuanya berjenis TATP. Bom jenis ini sering
digunakan ISIS di Suriah dan Irak.
"Saking bahayanya, dinamakan 'The Mother of Satan' karena daya
ledaknya tinggi," imbuh Tito.
Klaim ISIS
Tito menjelaskan, pelaku teror di Surabaya dan orang-orang yang
ditangkap di Sidoarjo terkait JAD (Jamaah Ansarut Daulah). JAD
disebutnya merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia. Dita Oepriarto
disebutnya terkait dengan JAD.

14
Tak lama berselang, ISIS mengklaim sebagai dalang bom bunuh diri
di 3 gereja di Surabaya, Jawa Timur. Aksi bom bunuh diri itu menewaskan
13 orang.
"Amaq News Regency melaporkan, ISIS bertanggung jawab atas 3
bom bunuh diri di gereja di Surabaya, Indonesia," tulis situs
Siteintelgroup.com, Minggu (13/5/2018).
Amaq News merupakan kantor berita ISIS. Amaq memposting
tulisan itu dengan tulisan Arab melalui aplikasi Telegram. Kemudian tulisan
itu diterjemahkan dan dimuat di situs komunitas intelijen antiteroris,
Siteintelgroup.com.
Hingga 24 Mei 2018, sudah ada 74 terduga teroris yang ditangkap
Densus 88 usai tragedi bom di tiga gereja Surabaya. Para terduga teroris
ditangkap di sejumlah wilayah. 14 Orang di antaranya tewas.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4358370/terorisme-
terlaknat-2018-bom-sekeluarga-mengguncang-
surabaya#:~:text=Pukul%2007.15%20WIB%2C%20Gereja%20Kristen,te
was%20di%20titik%20ledakan%20ini.
Analisis:
Pancasila memiliki sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
mendorong setiap warga negara Indonesia untuk menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan menghormati keberagaman agama. Oleh karena itu,
tindakan terorisme yang dilakukan atas nama agama atau keyakinan tertentu
bertentangan dengan Pancasila dan dianggap merusak keamanan dan
kedamaian nasional.
Terorisme adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi dengan tujuan untuk menciptakan
ketakutan, kepanikan, dan mewujudkan tujuan politik atau ideologi tertentu.
Tindakan terorisme seringkali dilakukan secara acak dan tidak memandang
korban. Pelaku teror tersebut merupakan JAD (Jamaah Ansarut Daulah).
JAD disebutnya merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia. Maka dari
itu, untuk mengatasi ISIS yang ada di Indonesia yaitu dengan penguatan

15
sistem keamanan dan intelijen, peningkatan kesadaran masyarakat,
penguatan hukum, dan kerjasama internasional.
2. Anggota DPR: Guru Tampar Murid di Purwokerto Langgar HAM!

Jakarta - Kasus penamparan murid SMK di Purwokerto oleh


gurunya sendiri jadi atensi publik. Anggota Komisi Bidang Pendidikan DPR
atau Komisi X F-Gerindra Nizar Zahro menyatakan tindakan guru pria itu
bisa dikategorikan melanggar hak asasi manusia (HAM).
"Kekerasan di sekolah dalam konteks apapun tidak diperbolehkan,
apalagi sampai menampar, tidak boleh. Ini sangat membahayakan terhadap
psikologis siswa. Menjewer kalau kultur zaman dulu saya masih sekolah
masih bisa diterima, kalau sekarang ada hak asasi manusia, dianggap
melanggar HAM (hak asasi Manusia)," ujar Nizar kepada wartawan, Jumat
(20/4/2018).
Menurut Nizar, cara-cara kekerasan di dunia pendidikan, di seluruh
dunia, telah ditinggalkan. Nizar menganggap itu merupakan bentuk
kekerasan dan melanggar HAM.
"Pendidikan di seluruh dunia telah meninggalkan kekerasan karena
melanggar HAM. Definisi kekerasan dalam pendidikan adalah hukuman
(yang) terasa keras bagi anak sehingga anak merasakan sakit. Hukuman
dalam pendidikan kan harusnya memberikan kesadaran untuk tidak
mengulangi kesalahannya lagi dengan cara cara yang santun," sebutnya.
Nizar menyayangkan cara guru itu menampar siswa, meskipun
alasan pihak sekolah para korban itu meninggalkan kelas, datang telat,
hingga sering bolos. Bagi Nizar, guru yang profesional tak seharusnya
bertindak demikian.

16
"Guru yang profesional tidak boleh terbakar oleh emosi yang
dirangsang dari lingkungan. Apalagi hanya karena beberapa siswa yang
keluar saat mata pelajaran guru yang menampar itu," ucapnya.
"Profesi guru kedudukannya mulia, karena walau siswa
meninggalkan di saat mata pelajaran harus bisa menahan diri agar tidak
emosi dengan menghukum dengan tamparan. Apalagi sampai ada siswa
yang merekam dan mem-posting di media sosial secara tidak langsung, itu
menunjukkan protes siswa terhadap gurunya," tegas Nizar.
Peristiwa ini terjadi di SMK Kesatrian Purwokerto. Ada 9 korban
penamparan guru itu. Pihak sekolah mengaku tak menduga hal ini akan
terjadi. Sementara guru berinisial LK masih diperiksa polisi.
Sumber:https://news.detik.com/berita/d-3981632/anggota-dpr-
guru-tampar-murid-di-purwokerto-langgar-ham
Analisis:
Pancasila juga memiliki sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang memiliki hak dan
martabat yang sama. Oleh karena itu, tindakan pelanggaran hak asasi
manusia seperti diskriminasi, penganiayaan, atau penyiksaan dianggap
melanggar Pancasila dan harus ditindak tegas.
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada diri
setiap manusia, yang harus dihormati dan dilindungi oleh negara dan
masyarakat. Tindakan penganiayaan terhadap seseorang adalah
pelanggaran HAM, karena hak-hak manusia tersebut diabaikan dan
dilanggar oleh pelaku. Tindakan penganiayaan dapat terjadi dalam berbagai
bentuk, seperti kekerasan fisik, psikologis, atau diskriminasi.
Ketika seseorang menjadi korban penganiayaan, ia memiliki hak
untuk memperoleh perlindungan dan keadilan dari negara dan masyarakat.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani kasus
penganiayaan antara lain: Melaporkan kasus penganiayaan, mendapatkan
pendampingan dan bantuan hukum, meningkatkan kesadaran masyarakat,
dan menegakkan hukum yang tegas.

17
3. Korupsi Dana Insentif Guru SD Daerah Terpencil Senilai Rp 1,5 M,
Seorang ASN Jadi Tersangka

JAYAPURA, KOMPAS.com - Polisi menahan Kepala Seksi


Tenaga Teknis Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Boven Digoel
berinisial AD karena kasus dugaan korupsi dana insentif guru sekolah dasar
(SD) di daerah terpencil pada 2016 dan 2017.
"Berdasarkan laporan hasil audit penghitungan kerugian keuangan
negara oleh BPKP Perwakilan Provinsi Papua tanggal 31 Juli 2019 terkait
dana insentif guru SD di daerah sangat terpencil Kabupaten Boven Digoel
tahun 2016 dan 2017 adanya penyimpangan yang mengakibatkan kerugian
keuangan negara sebesar Rp 1.546.500.000," ujar Kapolres Boven Digoel
AKBP Syamsurijal, melalui rilis, Jumat (30/4/2021).
AD ditahan pada Kamis (29/4/2021). Kini, ASN di Dinas
Pendidikan Boven Digoel itu masih diperiksa secara intensif sebagai
tersangka dalam kasus dugaan korupsi tersebut. Syamsurijal menjelaskan,
modus operandi tersangka yakni memerintahkan Bendahara Dinas
Pendidikan tahun 2016 dan 2017 untuk menyetorkan dana insentif ke
rekening Bidang Pendidikan Dasar. Setelah pemindahbukuan dari kas
daerah dan rekening dinas pendidikan, tersangka mencairkan dana itu.
"Setelah dana tersebut sudah masuk pada rekening Bidang
Pendidikan Dasar, tersangka mencairkan dana tersebut kemudian
menyalurkan sebagian kepada penerima dan sebagian digunakan untuk
kepentingan pribadi, perbuatan tersangka tersebut dilakukan di tahun yang
berbeda yaitu tahun 2016 dan 2017," kata dia. Ia menyayangkan tindakan

18
korupsi yang dilakukan tersangka. Secara geografis, Boven Digoel
merupakan daerah perbatasan yang memiliki karakter tersendiri.
Pembangunan pun sedang gencar dilakukan di wilayah itu, khususnya
pembangunan sumber daya manusia. Untuk mencapai pembangunan
sumber daya manusia, kata dia, hak guru dan pelajar harus dipenuhi.
"Kejadian ini merupakan pelajaran khusus agar kita semua saling
mengontrol penyaluran hak-hak kepada para pejuang kemajuan di Papua
terutama dalam peningkatan pembangunan SDM," kata Syamsurijal.
Atas perbuatannya, AD dikenakan Pasal 2 ayat (1) Jo pasal 18 UU
RI No 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Jo pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo pasal 65 KUHP, Subsidair Pasal 3 Jo Pasal 18
UU RI No 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Jo
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 65 KUHP. "AD terancam hukuman
penjara 20 tahun sampai seumur hidup," kata dia
Sumber: https://regional.kompas.com/read/2021/04/30/172205278
/korupsi-dana-insentif-guru-sd-daerah-terpencil-senilai-rp-15-m-seorang-
asn?page=all
Analisis:
Pancasila memiliki sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, yang menuntut adanya distribusi kekayaan dan kesempatan yang
merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, tindakan korupsi
yang merugikan negara dan rakyat Indonesia dianggap bertentangan dengan
Pancasila dan harus ditindak tegas.
Tindakan korupsi yang dilakukan oleh guru SD di daerah terpencil
untuk dana insentif adalah suatu tindakan yang sangat merugikan negara
dan masyarakat. Sebagai seorang guru, mereka memiliki tanggung jawab
moral dan etika dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak Indonesia.
Tindakan korupsi dalam bentuk penyalahgunaan dana insentif yang
seharusnya diberikan kepada guru-guru yang telah bekerja keras dan pantas
mendapatkannya, akan merugikan kepentingan masyarakat dan

19
mengganggu sistem pendidikan di daerah tersebut. Oleh karena itu, tindakan
korupsi ini harus ditindak tegas dan diberikan sanksi yang sesuai.
Untuk mengatasi tindakan korupsi seperti ini, beberapa langkah
yang dapat dilakukan antara lain: Peningkatan kesadaran moral dan etika,
peningkatan pengawasan dan trasparansi, pemberian sanksi tegas, dan
peningkatan kualitas pendidikan.

20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar filsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa
dan negara. Dinamika Pancasila dapat diamati dari interpretasi dan penerapan
nilai-nilainya yang selalu mengalami perubahan. Maksudnya, tafsir dan
penerapan nilai-nilai Pancasila berbeda-beda tergantung dari konteks dan sudut
pandang yang digunakan, namun nilai-nilai Pancasila itu sendiri tetap sama.
Tantangan Pancasila sebagai ideologi negara dapat bersumber dari
dalam seperti gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari negara
Indonesia; menurunnya mentalitas bangsa; melemahnya penghayatan terhadap
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa; dan sebagainya. Sedangkan yang
bersumber dari luar adalah arus globalisasi yang semakin pesat; radikalisme dan
terorisme; pertarungan ideologi-ideologi antar negara-negara.
Esensi Pancasila sebagai ideologi negara mengandung makna bahwa
Pancasila merupakan suatu nilai yang melekat dalam kebudayaan dan identitas
bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam lima prinsip yang
menjadi fondasi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila bukan
hanya sekadar suatu penuntun, pandangan hidup atau filsafat, tetapi juga
merupakan pandangan kehidupan yang berbasis pada agama, moral, dan etika.
Pancasila dianggap sebagai ideologi negara karena melambangkan kearifan
lokal Indonesia dan sekaligus mempunyai daya tarik yang kuat sebagai konsep
nasional dan internasional.
Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa yang dibuat oleh para
pejuang kemerdekaan untuk dijadikan sebagai pijakan, dasar dan pondasi yang
biasa dikenal dengan pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
menjadi provokasi atau penyemangat bagi rakyat Indonesia untuk mengusir
penjajah, dan juga didalamnya memuat tujuan seumur hidup bangsa Indonesia.
Inti dari lima sila Pancasila adalah nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan Sosial. Nilai nilai inilah yang harus diterapkan oleh

21
masyarakat Indonesia untuk menjadi dasar terwujudnya tujuan nasional bangsa
Indonesia. Persatuan dan adanya rasa saling menghargai antar warga Indonesia
sangat diperlukan karena Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat
beragam sehingga sangat dibutuhkan adanya toleransi antar sesama.

22
Daftar Pustaka
Gilang. 2021. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara. Stie Akbp Kbp Padang.
Nurwardani, Paristiyanti. Saksama, Hestu Yoga. DKK. 2016. Pendidikan
Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221016203829-12-861276/guru-sd-
terduga-teroris-ditangkap-densus-88-di-sampang Diakses pada: 10 Maret 2023
https://news.detik.com/berita/d-3981632/anggota-dpr-guru-tampar-murid-di-
purwokerto-langgar-ham Diakses pada: 10 Maret 2023
https://regional.kompas.com/read/2021/04/30/172205278/korupsi-dana-insentif-
guru-sd-daerah-terpencil-senilai-rp-15-m-seorang-asn?page=all Diakses pada: 10
Maret
Pengantar, K. (n.d.). TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA MAKALAH TENTANG :
ESENSI DAN URGENSI PANCASILA.u : GS. (n.d.).

23

Anda mungkin juga menyukai