DI SUSUN OLEH :
3. BENYAMIN KASE
4. KAMILUS THAUMAET
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan berkat-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai
Ideologi Negara” tepat waktu. Makalah “Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai
Ideologi Negara” disusun guna memenuhi nilai UAS pada mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang “Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara”.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok Ruslan
ii
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................1
BAB II Pembahasan...............................................................................................................2
A. Konsep dan Urgensi Serta Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi Negara...........................2
B. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila...............................................4
C. Argumen Tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa Argumen.........................8
tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
D. Esensi (Hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat.........................................................10
E. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika......................................................11
BAB III Penutup...................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Konsep dan Urgensi Serta Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Isi hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki dimensi dan urgensi yang amat
penting untuk diresapi dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dasar
negara Pancasila merupakan pedoman, pandangan hidup, serta ideologi bangsa
Indonesia. Menurut paparan Siti Tiara Maulia melalui tulisan “Pemahaman Konsep
Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Bangsa” dalam Seminar Nasional: Aktualisasi
Nilai-nilai Pancasila di Era Reformasi, ideologi Pancasila selayaknya disosialisasikan
secara sederhana, jelas, praktis, dan terus menerus baik dalam pemikiran, perkataan,
perilaku, dan keteladanan. Hal ini perlu dilakukan untuk menarik dan mengetuk hati
setiap rakyat Indonesia demi pemahaman mengenai Pancasila agar bisa diamalkan dalam
kehidupan. Ideologi Pancasila, lanjut Siti Tiara Maulia dalam tulisannya, tetap
menghormati hak individu dan martabat manusia.
Saat ini dan pada perkembangan ke depan, ideologi Pancasila tidak bisa lagi
ditanamkan melalui cara-cara indoktrinasi, melainkan menggunakan pendekatan
persuasif dan dialog sehingga mampu berperan dan membimbing semua warga negara.
Pancasila adalah konsep ideologi negara Indonesia yang memiliki urgensi dan hakikat
yang penting dalam membangun dan menjaga keutuhan negara. Berikut ini adalah
penjelasan mengenai konsep, urgensi, serta hakikat Pancasila sebagai ideologi negara:
1. Konsep Pancasila:
Pancasila adalah sebuah konsep yang terdiri dari lima sila, yaitu:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa: Mengakui dan mempercayai adanya Tuhan yang Maha
Esa.
2
e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Menjamin keadilan sosial dan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
a. Persatuan dan Kesatuan: Pancasila mempersatukan beragam suku, agama, ras, dan
golongan di Indonesia dalam semangat kebangsaan yang sama.
e. Jiwa dan Semangat Bangsa: Pancasila mencerminkan jiwa dan semangat bangsa
Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan dan keadilan.
Pancasila sebagai ideologi negara menjadi pondasi dalam membangun dan menjaga
keutuhan negara Indonesia dengan mewujudkan persatuan, keadilan sosial, demokrasi, dan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
3
B. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila adalah pendidikan yang bertujuan untuk membangun kesadaran,
pemahaman, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
Dalam peristiwa sejarah nasional, banyak hikmah yang dapat dipetik, misalnya
termasuk dalam bidang persenjataan. Hal ini berarti bahwa apabila integrasi
bangsa lemah dan penguasaan IPTEKS lemah, maka bangsa Indonesia dapat
4
dengan prodi masing-masing.
antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan
kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat.
sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi
Makna penting lainnya dari pernyataan Bung Karno tersebut adalah Pancasila
sebagai dasar negara merupakan pemberian atau ilham dari Tuhan Yang Maha
5
Kuasa. Apabila dikaitkan dengan teori kausalitas dari Notonegoro bahwa
maka kemerdekaan berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan
dengan makna Alinea III Pembukaan UUD 1945. Sebagai makhluk Tuhan,
Indonesia ini wajib untuk disyukuri. Salah satu bentuk wujud konkret
optimal.
Sejalan dengan hal itu, Anda juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat) dan salah satu
mata kuliah pendidikan Pancasila. Urgensi pendekatan yuridis ini adalah dalam
6
salah satu kewajiban negara yang penting. Penegakan hukum ini hanya akan
efektif, apabila didukung oleh kesadaran hukum warga negara terutama dari
makmur.
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari
mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal. Hal tersebut sejalan dengan
7
pendapat Budiardjo (1998:32) sebagai berikut:
atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang
Penting untuk selalu memverifikasi keaslian dan keandalan sumber-sumber yang Anda
gunakan. Meneliti dari berbagai perspektif dan sumber yang berbeda akan membantu
Anda mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang topik yang Anda minati.
C. Argumen Tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa Argumen tentang Tantangan
terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa:
a. Adaptasi dengan Perubahan Sosial: Salah satu argumen penting tentang dinamika
Pancasila adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan sosial. Sejak
8
pembentukannya, Pancasila telah mengalami transformasi yang memungkinkannya
tetap relevan dalam berbagai era. Misalnya, dalam era reformasi, Pancasila
mengalami penafsiran baru untuk mencerminkan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat yang berubah.
b. Konsensus dalam Perbedaan: Pancasila juga menggambarkan dinamika dalam
sejarah bangsa dengan menjadi dasar konsensus yang kuat di tengah perbedaan
ideologi, agama, dan kepentingan politik. Meskipun Indonesia adalah negara
dengan keragaman budaya, etnis, dan agama yang besar, Pancasila mampu menjadi
dasar kesepakatan yang mengikat seluruh rakyat Indonesia.
c. Respons terhadap Tantangan: Selama sejarah bangsa Indonesia, Pancasila telah
menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar. Namun, Pancasila
mampu bertahan dan bahkan memperkuat dirinya sebagai akibat dari respon yang
cerdas dan adaptif terhadap tantangan-tantangan tersebut. Misalnya, di tengah
konflik etnis dan agama, Pancasila mendorong prinsip inklusivitas dan keadilan
sosial sebagai landasan negara.
2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara:
a. Ekstremisme Ideologi: Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Pancasila
adalah ekstremisme ideologi. Terdapat kelompok-kelompok yang cenderung
memaknai Pancasila secara sempit atau mengabaikannya sama sekali, dengan
mengutamakan kepentingan ideologi tertentu. Hal ini dapat mengancam
kesatuan dan persatuan bangsa.
b. Korupsi dan Kehancuran Moral: Pancasila menegaskan pentingnya moralitas
dalam kepemimpinan dan pemerintahan. Namun, tantangan korupsi yang
masih terjadi di berbagai tingkatan pemerintahan mengindikasikan kerentanan
Pancasila terhadap praktik-praktik yang merusak moralitas dan integritas.
c. Penciptaan Keadilan Sosial: Salah satu tujuan Pancasila adalah menciptakan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, tantangan nyata
terhadap tujuan ini terletak pada ketimpangan ekonomi yang masih ada di
masyarakat. Ketimpangan ini menunjukkan perlunya upaya yang lebih besar
untuk mencapai keadilan sosial sejati.
d. Radikalisme Agama: Pancasila menjamin kebebasan beragama, namun
tantangan timbul ketika terdapat gerakan radikal yang menggunakan agama
sebagai alat politik atau melakukan kekerasan demi tujuan ideologis tertentu.
9
Radikalisme agama dapat mengancam toleransi beragama dan kerukunan
antarumat beragama yang menjadi salah satu nilai penting dalam Pancasila.
e. Globalisasi dan Modernisasi: Perubahan sosial yang cepat akibat globalisasi
dan modernisasi juga menantang Pancasila. Nilai-nilai tradisional dan budaya
lokal mungkin terancam oleh arus global yang kuat. Oleh karena itu, Pancasila
perlu terus beradaptasi agar tetap relevan dalam konteks perubahan global
yang terus berlangsung.
Penting untuk dicatat bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia adalah suatu
konsep yang hidup dan dinamis. Argumen-argumen di atas mencerminkan beberapa aspek
yang relevan terkait dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa dan tantangan-tantangan
yang dihadapinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
D. Esensi (Hakikat) Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pancasila adalah dasar negara dan ideologi Indonesia yang terdiri dari lima sila. Esensi
atau hakikat Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa (sila pertama): Esensi dari sila pertama adalah pengakuan
terhadap adanya Tuhan yang Maha Esa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam Pancasila
terdapat keyakinan akan adanya kekuatan yang lebih tinggi yang mengatur alam
semesta dan kehidupan manusia. Dalam konteks filsafat, esensi sila pertama
mencerminkan kepercayaan akan keberadaan Tuhan sebagai sumber kebijaksanaan
dan nilai-nilai moral yang menjadi landasan bagi tindakan manusia.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (sila kedua): Esensi dari sila kedua adalah
mengutamakan martabat dan keadilan bagi setiap individu. Sila ini menegaskan bahwa
setiap manusia memiliki hak-hak yang sama dan tidak boleh diskriminasi. Dalam
konteks filsafat, esensi sila kedua menekankan pentingnya menghargai kemanusiaan
dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, solidaritas, dan penghormatan terhadap hak
asasi manusia.
3. Persatuan Indonesia (sila ketiga): Esensi dari sila ketiga adalah menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Sila ini menekankan pentingnya rasa nasionalisme,
solidaritas, dan kebersamaan dalam keragaman. Dalam konteks filsafat, esensi sila
ketiga menggambarkan pentingnya kebersamaan, toleransi, dan kerjasama antarwarga
negara untuk membangun bangsa yang kuat dan harmonis.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (sila keempat): Esensi dari sila keempat adalah
mengedepankan prinsip demokrasi dalam sistem pemerintahan Indonesia. Sila ini
10
menegaskan bahwa kekuasaan negara berada di tangan rakyat dan dijalankan dengan
musyawarah untuk mencapai mufakat. Dalam konteks filsafat, esensi sila keempat
menekankan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam proses pengambilan keputusan
dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kebijaksanaan dalam
pemerintahan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (sila kelima): Esensi dari sila kelima
adalah mewujudkan keadilan sosial yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini
menekankan pentingnya distribusi yang adil dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.
Dalam konteks filsafat, esensi sila kelima mencerminkan semangat untuk menciptakan
masyarakat yang adil, berkeadilan, dan berwelfare state, di mana kebutuhan dasar
seluruh rakyat terpenuhi.
Secara keseluruhan, esensi Pancasila sebagai sistem filsafat adalah menciptakan
tatanan masyarakat yang berdasarkan pada prinsip-prinsip moral, keadilan, kebersamaan,
dan kesejahteraan. Pancasila bukan hanya menjadi landasan konstitusi dan sistem
pemerintahan Indonesia, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis yang menjadi
panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
E. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Pancasila adalah dasar filsafat dan ideologi negara Indonesia. Secara harfiah,
"Pancasila" berarti "lima prinsip" yang mewakili nilai-nilai fundamental yang menjadi
pijakan bagi bangsa Indonesia. Salah satu aspek penting dari Pancasila adalah perannya
sebagai sistem etika.
Konsep Pancasila sebagai sistem etika mencakup prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai
yang mengatur perilaku individu dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila
memberikan pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berikut adalah penjelasan mengenai lima
prinsip Pancasila dan urgensi Pancasila sebagai sistem etika:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Prinsip pertama Pancasila adalah kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip ini menekankan pentingnya nilai-nilai spiritual dan
agama dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks etika, prinsip ini
menggarisbawahi pentingnya membangun hubungan yang baik dengan Tuhan dan
menghormati keberagaman agama.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Prinsip kedua Pancasila adalah menghargai
martabat dan hak asasi manusia. Prinsip ini menekankan pentingnya memperlakukan
setiap individu dengan adil, menghormati keberagaman, dan mendorong keadilan
11
sosial. Sebagai sistem etika, prinsip ini menekankan nilai-nilai kesetaraan, keadilan,
dan menghormati hak-hak asasi manusia.
3. Persatuan Indonesia: Prinsip ketiga Pancasila adalah persatuan Indonesia. Prinsip ini
menekankan pentingnya membangun persatuan dan kesatuan dalam keragaman
budaya, suku, agama, dan bahasa. Sebagai sistem etika, prinsip ini menekankan
pentingnya menghormati dan memperkuat persatuan dalam kehidupan masyarakat.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: Prinsip keempat Pancasila adalah demokrasi yang
berdasarkan pada musyawarah dan mufakat. Prinsip ini menekankan pentingnya
melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada
kehidupan mereka. Sebagai sistem etika, prinsip ini menekankan nilai-nilai partisipasi,
keadilan, dan pengambilan keputusan yang melibatkan masyarakat secara luas.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Prinsip kelima Pancasila adalah
keadilan sosial. Prinsip ini menekankan pentingnya distribusi yang adil dari sumber
daya dan kesempatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sebagai sistem etika, prinsip
ini menekankan pentingnya keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan sosial dalam
kehidupan masyarakat.
Urgensi Pancasila sebagai sistem etika terletak pada perannya dalam membentuk
landasan moral yang kuat bagi masyarakat Indonesia. Pancasila membantu membangun
kesadaran moral, mengatur perilaku, dan mempromosikan nilai-nilai yang positif. Sebagai
sistem etika yang diterima secara nasional, Pancasila juga membantu menjaga
keberagaman, membangun harmoni sosial, dan mendorong partisipasi aktif dalam
kehidupan bermasyarakat.
Pancasila sebagai sistem etika memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk
mengatasi dilema moral dan menyelesaikan konflik yang mungkin muncul dalam
kehidupan sosial. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip Pancasila, individu dan
masyarakat diharapkan dapat mengambil keputusan moral yang baik, memperhatikan
kepentingan bersama, dan menjaga harmoni sosial.
Dalam konteks pembangunan negara dan masyarakat yang adil, beradab, dan
berkelanjutan, Pancasila sebagai sistem etika memberikan landasan yang kuat bagi
pembentukan lembaga-lembaga negara, hukum, dan kebijakan publik yang berorientasi
pada kepentingan masyarakat. Dengan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia dapat memperkuat moralitas, solidaritas
sosial, dan menggapai tujuan bersama untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan.
12
BAB. III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila memiliki konsep dan urgensi yang kuat sebagai ideologi negara
Indonesia. Pancasila menjadi landasan yang kokoh untuk mencapai persatuan,
keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/hakikat-pancasila-dimensi-urgensinya-sebagai-ideologi-negara-gidP
https://malvaspalette.wordpress.com/2017/11/05/menggali-sumber-historis-sosiologis-politik-
pendidikanpancasila/
https://www.kompasiana.com/noviyanti17719/5fadfa0fd541df35697944e2/argumen-tentang-
dinamika-pancasila-dan-tantangan-pancasila-sebagai-ideologi-negara
https://elektros1.blogspot.com/2019/05/esensi-pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html
https://www.kompasiana.com/kikaandira/619e6dab62a704379246e012/konsep-dan-urgensi-
pancasila-dalam-sistem-etika
14