Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara, Sebagai Ideologi Bangsa dan


Negara, Sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”

Dosen Pengampu:
Ulan Dwi Desari, M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. Alecia Melanda 2323230029
2. Baharudin Mahmud Nur Hidayat 2323230031

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr, Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas makalah mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang berjudul “Pancasila
Sebagai Dasar Filsafat Negara, Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara, Sebagai
Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”. Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan kepada pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ulan Dwi Desari, M.Pd
yang telah membimbing penulis sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas makalah ini. Penulis menyadari, makalah
yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurana. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.

Bengkulu, Oktober 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara................................................ 3
B. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara................................... 6
C. Pancasila Sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara............. 8
BAB IIII PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia. Terdapat berbagai
macam pengertian kedudukan dan fungsi pancasila yang masing-masing harus
dipahami sesuai dengan konteks kualitasnya, dalam pengertian proses
terbentuknya pancasila secara kausalitas. Misalnya, Pancasila sebagai Pandangan
Hidup Bangsa Indonesia, sebagai Dasar Filsafat Bangsa Indonesia, sebagai
Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia, dan masih banyak lagi kedudukan serta
fungsi pancasila yang lainnya.
Seluruh fungsi dan kedudukan pancasila itu tidak berdiri sendiri-sendiri
namun bila mana kita kelompokan maka akan kembali pada dua kedudukan dan
fungsi pokok pancasila, yaitu sebagai Dasar Filsafat Negara dan sebagai
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
Sebelum pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai Dasar Filsafat
Negara, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebenarnya sudah ada pada
Bangsa Indonesia yang merupakan pandangan hidup yaitu berupa nilai-nilai adat-
istiadat dan kebudayaan, serta sebagai kausa materialis pancasila.
Dalam pengertian inilah maka antara pancasila dengan bangsa Indonesia
tidak dapat dipisahkan sehingga pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia.
Sebagai suatu bangsa dan negara, Indonesia memiliki cita-cita yang dianggap
paling sesuai dan benar sehingga segala cita-cita, gagasan-gagasan, ide-ide
tertuang dalam pancasila. Maka dalam pengertian inilah pancasila berkedudukan
sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia dan sekaaligus sebagai Asas
Persatuan dan Kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Dengan demikian pancasila sebagai dasar filsafat negara, secara objektif
diangkat dari pandangan hidup yang sekaligus juga sebagai dasar filsafat hidup
bangsa Indonesia yang telah ada dalam sejarah bangsa Indonesia sendiri. Jadi jika
disimpulkan berbagai kedudukan dan fungsi pancasila diantara satu dengan yang
lainnya berhubungan dalam hubungan kausalitas.

4
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan makna Pancasila sebagai dasar filsafat negara?
2. Jelaskan makna Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara ?
3. Jelaskan makna Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan
bernegara?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai dasar filsafat negara .
2. Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara.
3. Untuk mengetahui makna Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa
dan bernegara.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara


Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal
dari philos atau philein yang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat
atau kebijaksanaan. Secara epistimologis bermakna cinta kepada hikmat atau
kebijaksanaan (wisdom). Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena
pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang
dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistemfilsafat yang
kredibel.1
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 dan menjadi pedoman bagi setiap aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila membentuk identitas
nasional Indonesia dan menjadi pijakan dalam pembuatan kebijakan
pemerintah serta hukum negara.
Sebagai landasan filsafat negara, Pancasila memberikan dasar yang kuat
bagi Indonesia untuk menjaga keutuhan, membangun persatuan, dan
mewujudkan tujuan bersama dalam mencapai kemajuan dan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila Sebagai landasan filsafat negara, Pancasila
merumuskan nilai-nilai dasar yang menjadi dasar bagi negara Indonesia. Lima
sila Pancasila tersebut adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama menyatakan bahwa Indonesia mengakui adanya Tuhan
yang Maha Esa dan mempercayai keberadaan-Nya sebagai landasan moral
dan spiritual bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua menekankan pentingnya menghormati martabat setiap
manusia, mewujudkan persamaan, dan memperlakukan semua orang dengan
adil dan beradab.

1
Agus Sutono, “Aksiologi Pancasila”, Jurnal Ilmiah CIVIS Vol.8 No.2 (2019), h.68.

6
3. Persatuan Indonesia
Sila ketiga mengajarkan pentingnya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia, menghargai keragaman budaya, dan menjunjung
tinggi semangat kebhinekaan.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat menegaskan bahwa kekuasaan dalam negara Indonesia
berasal dari rakyat dan dijalankan secara demokratis melalui musyawarah
dan perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima menuntut adanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, menghilangkan kesenjangan ekonomi, dan memberikan
kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.2
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Pancasila mampu mencari
kebenaran yang substansi tantang hakikat, ide serta tujuan negara. Pancasila
sebagai filsafat memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda
dengan filsafat yang lainnya, di antaranya yaitu:
1. Pancasila sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh berkembang
dan hidup dalam Sila Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat
dan utuh
2. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur permanen/asli/primer
Pancasila, sebagai suatu yang mandiri unsur-unsurnya bersumber dari
dirinya sendiri (Pancasila)
3. Pancasila sebagai suatu realita, yang artinya Pancasila ada di dalam diri
manusia Indonesia dan masyarakehidupan sehari-hari.3
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan
sistem filsafat lain.

2
Yoga Putra Semadi, “Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa
Berkarakter”, Jurnal Filsafat Indonesia Vol.2 No.2 (2019), h.84-85.
3
Ananda Rivaldo Pondiu Unggul, dkk, “Pancasila Sebagai Dasar Negara”, Jurnal
Intelektiva Vol.4 No.4 (2022), h.28.

7
1. Landasan Ontologis Pancasila sebagai sistem Filsafat
Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat
segala yang ada secara umum sehingga dapat dibedakan dengan disiplin
ilmu-ilmu yang membahas sesuatu secara khusus. Ontologi membahas
tentang hakikat yang paling dalam dari sesuatu yang ada, yaitu unsur yang
paling umum dan bersifat abstrak, disebut juga dengan istilah substansi. Inti
persoalan ontologi adalah menganalisis tentang substansi.
Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan
sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila.
Hakikat dasar ontologis Pancasila adalah manusia, sebab manusia
merupakan subjek hukum pokok dari Pancasila. Selanjutnya, hakikat
manusia itu adalah semua kompleksitas makhluk hidup, baik sebagai
makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Secara lebih lanjut, hal
ini bisa dijelaskan bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial adalah manusia.
2. Landasan Epistemologi Pancasila sebagai sistem Filsafat
Epistemologi adalah cabang filsafat pengetahuan yang membahas
tentang sifat dasar pengetahuan, kemungkinan, lingkup, dan dasar umum
pengetahuan. Epistemologi terkait dengan sesuatu yang paling sederhana
dan paling mendasar. Kajian epistemologis filsafat Pancasila, dimaksudkan
sebagai upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan.
3. Landasan Aksiologi Pancasila sebagai sistem Filsafat
Aksiologi sebagai cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai-
nilai. Landasan aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila. Sila pertama mengandung kualitas
monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral. Sila kemanusiaan mengandung
nilai martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab. Sila persatuan
mengandung nilai solidaritas dan kesetiakawanan. Sila keempat

8
mengandung nilai demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar. Sila
keadilan mengandung nilai kepedulian dan gotong royong.4
B. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah
ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita yang
dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai
sehingga citacita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham. Ideologi
yang semula berarti suatu gagasan, ide, cita-cita itu berkembang menjadi suatu
paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh seseorang atau
sekelompok orang menjadi suatu pegangan hidup.5
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-
nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif
bagi penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah
terwujudnya suatu kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaan,
ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan.6
Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita
normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi
sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat mempersatukan berbagai
golongan.
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme,
dan dimensi fleksibilitas.
1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu
lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-
4
Yoga Putra Semadi, “Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia Menuju Bangsa
Berkarakter…”, h.84.
5
Anang Dony Irawan, dkk, “Pancasila Sebagai Ideologi Yang Khas Dan Identitas Bangsa
Indonesia”, Pacivic: Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol.3 No.1 (2023),
h.12.
6
Syahrial Syarbaini, Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.32.

9
nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat
dimensi realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai
dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan
dengan dimensi realitas.
3. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis,
demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara,
memperkuat relevansinya dari masa ke masa.7
Ada beberapa faktor pendorong keterbukaan dalam ideologi pancasaila,
antara lain:
1. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat
yang berkembang secara cepat.
2. Kenyataan menunjukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku
cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
3. Pengalaman sejarah politik masa lampau.
4. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang
bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam
rangka mencapai tujuan nasional.
5. Sekalipun Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, namun ada batas-batas
keterbukaan yang tidak boleh dilanggar, yaitu:
a. Stabilitas nasional yang dinamis
b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninnisme dan komunisme
c. Mencegah berkembangnya paham liberalisme
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan
bermasyarakat
e. Penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.8
C. Pancasila Sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
7
Slamet Sutrisno, Filsafat dan Ideologi Pancasila, (Yogyakarta: Andi., 2006), h.120.
8
Buhar Hamja, “Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Bangsa”, Jurnal Justisia
Vol.3 No.9 (2017), h.11.

10
Pancasila mencakup berbagai paham positif yang dianut oleh bangsa
Indonesia, dan paham lain yang memiliki kebebasan yang cukup untuk
berkembang karena sila-sila dari Pancasila terdiri dari nilai-nilai dan norma-
norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai
atau norma yang bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila, misalnya
Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama.
Pentingnya posisi Pancasila bagi bangsa Indonesia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan dasar yang berisi
konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila harus berisi
kebenaran nilai yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
rakyat meyakini dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk
memastikan agar gagasan dasar ini tetap kokoh dan kuat untuk mengatasi
perkembangan zaman.
Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki beberapa fungsi penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain:
1. Fungsi integratif: Pancasila berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa yang
terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya. Pancasila menumbuhkan
rasa persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
2. Fungsi normatif: Pancasila berfungsi sebagai sumber kaidah hukum yang
mengatur tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila menjadi landasan penyusunan undang-undang, peraturan,
kebijakan, serta hak dan kewajiban warga negara.
3. Fungsi ideologis: Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa yang
mencerminkan nilai-nilai luhur dan cita-cita bersama. Pancasila menjadi
identitas dan kepribadian bangsa yang membedakan dengan bangsa lain.
4. Fungsi dinamis: Pancasila berfungsi sebagai pedoman dalam menghadapi
perkembangan zaman dan tantangan global. Pancasila mampu
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang berubah tanpa
mengorbankan nilai-nilai dasarnya.
5. Fungsi edukatif: Pancasila berfungsi sebagai bahan pendidikan moral dan
karakter bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila mengajarkan nilai-nilai

11
etika, estetika, religius, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan pertahanan
keamanan.
6. Fungsi inspiratif: Pancasila berfungsi sebagai sumber inspirasi dalam
menciptakan karya-karya positif bagi kemajuan bangsa. Pancasila
mendorong semangat kreativitas, inovasi, prestasi, kerjasama, toleransi,
solidaritas, gotong royong, dan keadilan sosial.9
Adapun pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat dirinci dalam berbagai bidang, sebagai berikut:
1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik
Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mengilhami
dasar ontologis manusia. Sebab secara kenyataan objektif bahwa manusia
adalah sebagai subjek Negara, Karenanya kehidupan politik harus benar-
benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini
mencerminkan kepada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila
Pancasila dan esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang
menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi
Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuatlah yang
menang, sehingga lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada
persaingan bebas dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini
tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih tertuju kepadaekonomi kerakyatan,
yaitu ekonomi yang humanistic yang berorientasi pada tujuan demi
kesejahteraan rakyat secara luas, (Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi
bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan,
demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia
berdasarkan atas azas kekeluargaan seluruh bangsa.
3. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya
hendaknya disesuaikan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai
9
Lutviana Datau, “Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara”, Journal of Education, Psychology and Counseling Vol.4 No.1 (2022), h.35.

12
budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Terutama dalam rangka bangsa
Indonesia melakukan reformasi di segala bidang kehidupan. Sebagai anti-
klimaks proses reformasi yakni sering adanya stagnasi nilai sosial budaya
dalam masyarakat, sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai
wilayah Indonesia terjadi berbagai gejolak yang sangat meresahkan dan
memprihatinkan seperti amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok antara
kelompok masyarakat satu dengan lainnya yang muaranya adalah masalah
politik. Oleh karena itu dalam pengembangan nilai sosial budaya di era
reformasi dewasa ini semua pihak turut ambil bagian mengangkat kembali
nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagaimana nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila berlandaskan
pada nilai yang bersumber padaharkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya
4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan
Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum.
Demi tegaknya hakhak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-
undangan, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga negara maupun
dalam rangka melindungi hak-hak warga Negara. Pancasila sebagai dasar
Negara senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat nilai kemanusiaan
monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan
pada kedudukannya seperti sediakala, agar tercapainya harkat dan martabat
manusia sebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang
beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.
Pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Sehingga ungkapan yang
menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara berdasar atas hukum, bukan
berdasar atas kekuasaan belaka dapat terwujud adanya.10

10
Amstrong Harefa, “Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Filsafat dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara“, Didaktik: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Humaniora, Sains, dan
Pembelajarannya Vol.1 No.1 (2007), h.442-444

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

14
Filsafat berasal dari kata Philosophy yang secara epistimologis berasal
dari philos atau philein yang yang artinya cinta dan shopia yang berarti hikmat
atau kebijaksanaan. Secara epistimologis bermakna cinta kepada hikmat atau
kebijaksanaan (wisdom). Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena
pancasila merupakan acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa, yang
dalam usaha-usaha keilmuan dapat terbangun ke dalam sistemfilsafat yang
kredibel.
Sebagai landasan filsafat negara, Pancasila memberikan dasar yang kuat
bagi Indonesia untuk menjaga keutuhan, membangun persatuan, dan
mewujudkan tujuan bersama dalam mencapai kemajuan dan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila Sebagai landasan filsafat negara, Pancasila
merumuskan nilai-nilai dasar yang menjadi dasar bagi negara Indonesia.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan
sistem filsafat lain.
Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah
ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Makna
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggaraan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita
normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi
sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat mempersatukan berbagai
golongan. Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi
idealisme, dan dimensi fleksibilitas.
Pentingnya posisi Pancasila bagi bangsa Indonesia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan dasar yang berisi
konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila harus berisi
kebenaran nilai yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,

15
rakyat meyakini dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk
memastikan agar gagasan dasar ini tetap kokoh dan kuat untuk mengatasi
perkembangan zaman.
Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki beberapa fungsi penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain:
1. Fungsi integratif
2. Fungsi normatif
3. Fungsi ideologis
4. Fungsi dinamis
5. Fungsi edukatif
6. Fungsi inspiratif

DAFTAR PUSTAKA

Datau, Lutviana. 2022. “Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara”, Journal of Education, Psychology and

16
Counseling 4(1): 35.
Hamja, Buhar. 2017. “Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Bangsa”,
Jurnal Justisia 3(9): 11.
Harefa, Amstrong. 2007. “Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Filsafat dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara“, Didaktik: Jurnal Ilmiah Pendidikan,
Humaniora, Sains, dan Pembelajarannya 1(1): 442-444
Irawan, Anang Dony, dkk. 2023. “Pancasila Sebagai Ideologi Yang Khas Dan
Identitas Bangsa Indonesia”, Pacivic: Jurnal Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 3(1): 12.
Semadi, Yoga Putra. 2019. “Filsafat Pancasila dalam Pendidikan di Indonesia
Menuju Bangsa Berkarakter”, Jurnal Filsafat Indonesia 2(2): 84-85.
Sutrisno, Slamet. 2006. Filsafat dan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Andi.
Sutono, Agus. 2019. “Aksiologi Pancasila”, Jurnal Ilmiah CIVIS 8(2): 68.
Syarbaini, Syahrial. 2010. Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Unggul, Ananda Rivaldo Pondiu, dkk. 2022. “Pancasila Sebagai Dasar Negara”,
Jurnal Intelektiva 4(4): 28.

17

Anda mungkin juga menyukai