Anda di halaman 1dari 13

Pancasila sebagai sistem filsafat

Diajukan untuk memenuhi salah satu penilaian tugas pada matakuliah


Pendidikan Pancasila
Yang dibimbing oleh:

Dr. Aries Sudiarso ,ST.,M.M

Disusun Oleh :

Adnan Alpiqri 190442160025

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA


POLITEKNIK LP3I JAKARTA
KAMPUS HARVEST CITY
CILEUNGSI 2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
limpahan Karunia,Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan,
sehingga makalah yang berjudul ‘PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT ‘ dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini disusun
sebagai tugas mandiri mata kuliah Pendidikan Pancasila. Saya berusaha
menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun saya
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik
dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati
demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa
memberikan informasi mengenai Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dan
bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang
diberikan untuk membuat makalah ini saya ucapkan terima kasih

Bogor, 1 Oktober 2021

Adnan Alpiqri

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6
1.3 Tujuan........................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
2.1 Pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat.............................................7
2.2 Fungsi filsafat Pancasila bagi bangsa Indonesia dan Negara....................7
2.3 Aspek aspek Ontologis Pancasila , Epistemologis Pancasila dan
Aksiologis Pancsila..............................................................................................8
2.4 Objek dari filsafat Pancasila....................................................................11
2.5 Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat....................................................11
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila adalah dasar ideologi Indonesia, pandangan hidup
bangsa. Pancasila terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat. Yang dimasutkan dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-
bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk satu tujuan
tertentu dan secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yang utuh.
Kesetiaan, nasionalisme, dan patriotisme warga negara kepada bangsa
dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap
filsafat negaranya secara fromal diwujudkan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan (Undang-Undang Dasar 1945,dan peraturan
perundang-undangan lainnya). Kesetian warga negara berikut tampak
dalam sikap dan tindakan, menghayati, mengamalkan dan mengamankan
peraturan perundang-undangan itu. Pancasila selain sebagai dasar
negara, juga merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia yang
mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia,
bahkan oleh bangsa-bangsa yang beradab.

Pancasila juga sebagai sistem etika, yang dalam kehidupan


berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas,
disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung
jawab, menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai warga bangsa
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila. yang kita
gunakan sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan aktivitas dalam
segala bidang. kadang nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang
merupakan penjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan
dalam kehidupan sehari–hari, tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu
nilai-nilai luhur tersebut dengan sendirinya akan hilang.

4
Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya, oleh sebab itu
setiap warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga
kenegaraan, dan lembaga kemasayarakatan baik dipusat maupun
didaerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai pancasila demi
kelestariannya. oleh karena itu, sebagai upaya nyata demi kelestarian
nilai-nilai luhur pancasila, perlu ditanamkan atau perlu ada pemahaman
kepada generasi penerus bangsa, salah satunya lewat pendidikan
pancasila.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas , makan


dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Apa fungsi Filsafat Pancasila bagi Bangsa dan Negara
Indonesia ?
3. Apa saja aspek- aspek Ontologis Pancasila , Epistemologis
Pancasila dan Aksiologis Pancsila ?
4. Apa saja objek dari filsafat Pancasila?
5. Apa bukti Pancasila sebagai sistem filsafat ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui hakekat dari Pancasila.


2. Untuk mengetahui dan memahami Pancasila melalui
pendekatan dasar Ontologis, Epistemologis, serta Aksikologis.
3. Untuk mengetahui objek dari filsafat Pancasila
4. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Pancasila
sebagai suatu filsafat.

5
5. Untuk mengetahui pengertian dari Pancasila dan Filsafat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar


negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai
fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur
dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia.
Pancasila sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita
merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di
negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia
dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin dalam
masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat Pancasila
adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu obyek
Pancasila yang benar dan sah sebagaimana tercantum didalam
pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.

2.2 Fungsi filsafat Pancasila bagi bangsa Indonesia dan Negara

Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat


fundamental/mendasar dalam kehidupan bernegara, Misalnya
susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan
perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan.
Hal ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat. Mencari kebenaran
yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara atau
tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang
utuh, tidak terpisahkan) Berusaha menempatkan dan menjadi
bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau negara
itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).Keberadaan
Pancasila telah terbukti mampu mempersatukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dari perpecahan. Dengan konsep
Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila menjadi nilai rujukan
kebersamaan atas beragam budaya dan etnis dari Sabang
sampai Merauke.

6
Dari kenyataan inilah maka fungsi dan peranan Pancasila meliputi:

a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

c. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

d. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di


Indonesia

e. Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia

f. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan


bangsa Indonesia

g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

h. Pancasila sebagai moral pembangunan

i. Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila

Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri,
yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa
itu untuk mewujudkannya menjadi negara yang sejahtera (Wellfare
State).

2.3 Aspek aspek Ontologis Pancasila , Epistemologis Pancasila dan


Aksiologis Pancasila

1. Dasar Ontologis (Hakikat Manusia) Sila–sila Pancasila

Manusia sebagai pendukung pokok sila–sila pancasil secara


ontologis memiliki hal–hal yg mutlak, yaitu terdiri atas susunan
kodrat, raga dan jiwa jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia
adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, serta
keddukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri
dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa. Oleh karena
kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri
dan sebagai makhluk tuhan inilah maka secara hierarkis sila

7
pertama ketuhanan yg maha esa mendasari dan menjiwai keempat
sila – sila pancasila yg lainnya (Notonagoro, 1975:53)

1. Sila pertama : Tuhan adalah sebagai asal mula segala sesuatu,


tuhan adalah mutlak, sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak
terbatas pula sebagai pengatur tata tertib alam (Notonagoro,
1975:78)

2. Sila kedua : kemanusiaan yg adil dan beradab, negara adalah


lembaga kemanusiaan, yg diadakan oleh manusia
(Notonagoro, 1975:55)

3. Sila ketiga : persatuan indonesia. Persatuan adalah sebagai


akibat adanya manusia sebagai makhluk tuhan yg maha
esa,adapun hasil persatuan adalah rakyat sehingga rakyat
adalah merupakan unsur pokok negara

4. Sila keempat : maka pokok sila keempat ialah kerakyatan yaitu


kesesuaiannya dengan hakikat rakyat

5. Sila kelima : dengan demikian logikanya keadilan sosial


didasari dan dijiwai oleh sila kedua yaitu kemanusiaan yg adil
dan beradab (Notonagoro, 1975:140,141)

2. Dasar Epistemologis (Pengetahuan) Sila–sila Pancasila

Sebagai suatu ideologi maka pancasila memiliki tiga unsur pokok


agar dapat menarik loyalitas dan pendukungnya yaitu :

1. Logos yaitu rasionalitas atau penalarannya

2. Pathos yaitu penghayatannya

3. Ethos yaitu kesusilaannya (wibisono, 1996:3)

Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat


dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai suatu
ideologi bersumber pada nilai – nilai dasarnya yaitu filsafat
pancasilaa (Soeryanto, 1991:51). Terdapat tiga persoalan yang
mendasar dalam epistemologi yaitu: pertama tentang sumber
pengethuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan
manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia (titus,
1984:20). Adapun potensi atau daya untuk meresapkan

8
pengetahuan atau dengan lain perkataan transformasi
pengetahuan terdapat tingkatan sebagai berikut:
demonstrasi, imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, inspirasi
dan ilham (Notonagoro, tanpa tahun:3).

3. Dasar Aksiologis (Nilai) Sila–sila Pancasila

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan


bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah
yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau
wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami
sebagai teori nilai. Jujun S.Suriasumantri mengartika aksiologi
sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup
kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem
seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah
sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.

Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu


nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
1. Nilai dasar , adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil
yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak
perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan.
2. Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan
norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
3. Nilai praksis , adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan
dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai
dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam
masyarakat.

2.4 Objek dari filsafat Pancasila


Ditinjau dari segi obyektifnya, filsafat meliputi hal-hal yang ada atau
dianggap dan diyakini ada, seperti manusia, dunia, Tuhan dan
seterusnya.
Ruang lingkup obyek filsafat :
a. Obyek material
b. Obyek formal

Lebih jauh E.C. Ewing dalam bukunya Fundamental Questions of


Philosophy (1962) menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan
pokok filsafat (secara tersirat menunjukan objek filsafat) ialah :

9
Truth (kebenaran), Matter (materi), Mind (pikiran), The Relation of
matter and mind (hubungan antara materi dan pikiran), Space and
Time (ruang dan waktu), Cause (sebab-sebab), Freedom
(kebebasan), Monism versus Pluralism (serba tunggal lawan serba
jamak), dan God (Tuhan).
Pendapat-pendapat tersebut diatas menggambarkan betapa luas
dan mencakupnya objek filsafat baik dilihat dari substansi masalah
maupun sudut pandangnya terhadap masalah, sehingga dapat
disimpulkan bahwa objek filsafat adalah segala sesuatu yang
berwujud dalam sudut pandang dan kajian yang mendalam
(radikal). Secara lebih sistematis para ahli membagi objek filsafat
ke dalam objek material dan obyek formal. Obyek material adalah
objek yang secara wujudnya dapat dijadikan bahan telaahan dalam
berfikir, sedangkan obyek formal adalah objek yang menyangkut
sudut pandang dalam melihat obyek material tertentu.

2.5 Bukti Pancasila sebagai sistem filsafat

Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya


memiliki ciri-ciri suatu kesatuan bagian-bagian, bagian-bagian
tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri, saling berhubungan dan
ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu
tujuan tertentu (tujuan sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan
yang kompleks. Pancasila menjadi landasan dan falsafah dasar
negara telah membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat
menyatukan bangsa. Dengan Pancasila bangsa Indonesia diikat
oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu negara. Pancasila
memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara
Indonesia.
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organik
Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada
hakikat dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis
yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan
rohani, sifat kodrat sebagai mahluk individu sosial serta
memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri sendiri
dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena

10
manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti
dari isi pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan
yang bersifat organis dan harmonis.
Sila-sila Pancasila merupakan  penjelasan dari hakikat
manusia monopluralis yang merupakan kesatuan organis
maka memiliki kesatuan yang organis pula.

2. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan 


berbentuk Piramida.
Pengertian matematis piramida digunakan untuk
menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila Pancasila
merupakan rangkaian tingkat dalam urutan luas (kuantitas)
dan juga dalam isi sifatnya (kualitas). Sedangkan makna
hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas
sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan
berubah.Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang bulat
dan memenuhi sebagian sistem filsafat.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila sebagai sistem filsafat itu memang benar adanya karena


pancasila terbentuk karena adanya pemikiran yang secara filsafat
tentang seperti apa manusia hidup dan apa saja yang dibutuhkan
manusia untuk bisa bertahan hidup dengan baik?. Dan karena
pemikiran-pemikiran yang filsafat itu dirumuskan menjadi lima
unsur pokok yang sekarang menjadi “Pancasila”, jadi intinya
Pancasila itu ada karena sistem filsafat atau karena pemikiran
filsafat yang kemudian menjadi lima unsur pokok yang saling
berkaitan dan tersusun sangat harmonis antara sila satu dan sila
yang lainya.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas menurut saya, warga negara Indonesia


merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara
Indonesia. Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia
harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai
menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal yang telah
dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman
bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafat negara
Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat
diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/

http://kutukuliah.blogspot.com/2012/07/pancasila-sebagai-sistem-
filsafat.html

http://cara2rico.wordpress.com/2013/03/10/makalah-kewarganegaraan-
pancasilasebagai-sistem- filsafat/

http://pancasila.weebly.com/pengertian-pancasila.html

http://icounipa.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-filsafat-pancasila-
objek.html.

http://ellbona.blogspot.co.id/2014/12/peranan/penting/pancasila/bagi.html

http://digilib.um.ac.id/index.php/politik/indonesia-malaysia-hubungan-
pelikpascakolonial.html

13

Anda mungkin juga menyukai