Disusun Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq,
rahmat, serta ridho-Nya kepada kita semua, sehingga makalah kami dengan tema “Pancasila
Sebagai Sistem Filsafat” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini disitujukan untuk
memahami lebih detail tentang teori pancasila sebagai sistem filsafat, dan diharapkan pembaca
dapat memahami konsep pancasila sebagai sistem filsafat.
Dan tidak lupa kami ucapkan trimakasih kepada Ibu Dr.Dewi Nafisa.,SH.,M.Kn selaku
dosen pengampu mata kuliah Pancasila pada materi “Pancasila Sebagai Sistem Filsafat” yang
telah membimbing kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang konsep teori pancasila sebagai sistem filsafat.
Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok, kami hanya manusia biasa dimana
tempat kesalahan-kesalahan, maka kami mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan
dalam makalah yang kami buat ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk
pengetahuan kita semua. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik dan
saran dari teman teman yang membacanya agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi di waktu yang lain.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………ii
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………12
3.2 Saran…………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari filsafat?
2. Apa saja manfaatfilsafat?
3. Apa yang menjadi landasan filsafat pancasila?
4. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai sistem filsafat?
5. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa
dan Indonesia.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari filsafat
2. Mengetahui manfaat filsafat
3. Mengetahui landasan filsafat pancasila
4. Mengetahui dan memahami pancasila sebagai sistem filsafat
5. Mengetahui dan memahami pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi
bangsa dan Negara.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menambah wawasan atau pengetahuan tentang sistem filsafat pada pancasila.
2. Dapat menumbuhkan sikap yang bijaksana dalam mengimplementasikan nilai-
nilai pancasila.
3. Dapat memahami akan pentingngya filsafat pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Dapat membangun kesatuan dan kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ir.Soekarno
Filsafat Pancasila merupakan filsafat asli dari Indonesia yang diambil dari budaya
dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen),
dan Arab (Islam).
2. Soeharto
Pancasila mulai mengalami perubahan, melalui para filsuf yang lahir dari
Depdikbud. Semua elemen Barat disingkirkan dan diganti dengan interpretasi
dalam budaya Indonesia (Pancasila truly Indonesia).
3. Ruslan Abdulgani
Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila itu adalah filsafat dari negara yang terlahir
sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.
4. Notonagoro
Notonagoro mengatakan bahwa filsafat Pancasila memberikan pengetahuan dan
pengertian ilmiah mengenai hakikat Pancasila. Menurutnya, secara ontologi,
kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan untuk mengetahui hakikat dasar
sila.
3
2.2 Manfaat Filsafat
Dengan filsafat Pancasila, kita dapat mengetahui sifat kehidupan pedesaan dan
semua aspek yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan sosial dan kelangsungan
hidup negara. Dengan filsafat Pancasila kita dapat menemukan kebenaran yang penting
tentang sifat negara, gagasan negara, dan tujuan negara Indonesia.
4
6. Sebagai Dasar Negara
Filsafat Pancasila berfungsi sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan atau
penyelenggaraan negara. Segala sesuatu yang ada dalam kehidupan bangsa
Indonesia, baik rakyat, pemerintah, wilayah maupun aspek negara lainnya, harus
didasarkan pada Pancasila.
7. Memberi Hakikat Kehidupan Bernegara
Filsafat Pancasila memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan mendasar atau
sangat mendasar, seperti sifat kehidupan negara. Dengan filsafat Pancasila, kita
dapat mengetahui sifat kehidupan pedesaan dan semua aspek yang memiliki
hubungan erat dengan kehidupan sosial dan kelangsungan hidup negara.
8. Memberi Substansi Tentang Hakikat Negara, Ide Negara, dan Tujuan Bernegara
Dengan filsafat Pancasila kita dapat menemukan kebenaran yang penting tentang
sifat negara, gagasan negara, dan tujuan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan
adanya substansi yang memiliki kebenaran universal bagi bangsa Indonesia
selama berabad-abad.
9. Menjadi Perangkat Ilmu Negara
Fungsi filsafat Pancasila yang terakhir ialah sebagai perangkat ilmu pengetahuan
yang berbeda, khususnya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan
negara. Hal ini dapat tercermin dalam berbagai contoh Pancasila sebagai
pengetahuan ilmiah.
2.3 Landasan Filsafat Pancasila
Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat Pancasila untuk
mengembangkan Pendidikan Pancasila. Secara praktis nilai-nilai tersebut berupa
pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa.Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis
yaitu Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis.
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu
atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika. Secara ontologis, penyelidikan Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan
sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila
5
terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri,
malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
Subyek pendukung pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia. Hal
tersebut dapat dijelaskan bahwa yang ber KetuhananYang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta
yang berkeadilan sosial, yang pada hakikatnya adalah manusia. Sedangkan
manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki
hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan
rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
serta sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka secara
hirarkis sila pertama mendasari dan menjiwai sila-sila Pancasila lainnya
(Notonagoro, 1975: 53).
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber
pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu
pengetahuan.
Secara epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem
pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu sistem kepercayaan,sistem
cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur
rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan
dasar ontologisnya, sehingga dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat
dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia. Pancasila sebagai suatu obyek
pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan susunan
pengetahuan Pancasila.Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah
dipahami bersama adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri.
6
Nilai-nilai tersebut merupakan kausa materialis Pancasila.Tentang susunan
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka Pancasila memiliki susunan
yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila Pancasila maupun isi
arti dari sila-sila Pancasila itu. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifat
hirarkis dan berbentuk piramidal.
Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam susunan Pancasila,
dimana sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya, sila
kedua didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat dan
kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari
dan menjiwai sila keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila
pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelima, sila kelima
didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dengan demikian
susunan Pancasila memiliki sistem logis baik yang menyangkut kualitas maupun
kuantitasnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberi landasan kebenaran pengetahuan
manusia yang bersumber pada intuisi. Manusia pada hakikat kedudukan dan
kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka sesuai dengan
sila pertama Pancasila, epistemologi Pancasila juga mengakui kebenaran wahyu
yangbersifat mutlak. Hal ini sebagai tingkat kebenaran yang tinggi. Dengan
demikian kebenaran dan pengetahuan manusia merupakan suatu sintesa yang
harmonis antara potensi-potensi kejiwaan manusia yaitu akal, rasa dan kehendak
manusia untuk mendapatkan kebenaran yang tinggi.
Selanjutnya dalam sila ketiga, keempat, dan kelima, maka epistemologi
Pancasila mengakui kebenaran konsensus terutama dalam kaitannya dengan
hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Sebagai suatu paham epistemologi, maka Pancasila mendasarkan pada
pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas karena harus
diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam
upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup
manusia.
7
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat,
dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Aksiologi adalah teori nilai, yaitu
sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah
hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar,
nilai instrumental, dan nilai praktis.
a. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat
mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.
Nilai- nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
b. Nilai instrumental adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma
hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme
lembaga-lembaga negara.
c. Nilai praktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam
kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai
instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat.
Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral yang merupakannilai
dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila
(subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan,
yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Pengakuan, penerimaan
dan penghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku, dan
perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas sebagai Manusia
Indonesia.
2.4 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat
didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai
dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
8
pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai
filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan
Abdul Gani).
Pancasila dengan demikian juga merupakan sebuah sistem,dalam penjelasan tentang
silaPancasila merupakan satu kesatuan tak terpisahkan telah ditunjukkan bahwa
hubungan dalam sila Pancasila yang bersifat hierarkhis piramidal. Susunan pancasila
yang hierarkhis berbentuk piramida merupakan gambaran hubungan hierarkhi sila-sila
dari pancasila sesuai dengan urutan dan juga dalam hal sifat masing-masing yang dimiliki
sila-sila tersebut. Pancasila merupakan suatu kesatuan keseluruhan yang bulat dan
muthlak, apabila urutan itu dipandang tidak demikian maka mereka akan terpecah.
Pancasila dengan lima silanya pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Maksud dari
sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
memiliki kerja sama untuk mendapatkan atau meraih tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sila-sila pancasila yang merupakan
hakikat dasar adalah suatu kesatuan yang organis.
2.5 Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya
merupakan suatu sumber dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia. Sebagai
suatu sumber dari segala sumber hukum secara objektif merupakan suatu pandangan
hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suatu
kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 agustus 1945 telah di
padatkan dan di abstrak oleh para pendiri Negara menjadi lima sila dan di tetapkan secara
formal menjadi dasar filsafat Negara replubik Indonesia hal ini sebagi mana telah
ditetapkan dalam ketetapan No.XX/MPRS/1966. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara
yang fundamental adapun pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat nilai-nilai
Pancasila mengandung empat pokok pikiran yang bila mana di analisis makna yang
terkandung di dalamnya tidak lain adalah merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai-
nilai Pancasila.
9
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai-nilai terpadu
berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila kita
memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan 1945, maka
hakikatnya nilai-nilai pancasila tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pokok pemikiran pertama, menyatakan bahwa negara Indonesia adalah Negara
persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan hal ini
merupakan penjabaran sila ketiga.
2) Pokok pemikiran ke dua, menyatakan bahwa Negara hendak mewujudkan suatu
keadilan social bagiseluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini Negara mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kedamaian abadi dan keadilan social. Pokok pemikiran ini sebagai penjambaran
sila kelima.
3) Pokok pemikiran ke tiga, menyatakan bahwa Negara berkaudalatan rakyat.
Berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan atau perwakilan. Hal ini
menunjukan bahwa negara Indonesia adalah Negara demokrasi yaitu kedaulatan
ditangan rakyat hal ini sebagai penjabaran sila keempat.
4) Pokok pemikiran ke empat, menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas
ketuhanan yang maha esa merupakan dasar kemanusian yang adil dan beradap
Ketuhanan yang maha esa serta kemanusiaan yang adil dan beradab ini,
merupakan sumber moral dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan hal ini
mengandung arti bahwa negara Indonesia menjungjung tinggi keberadaban semua
agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini merupakan penjabaran sila pertama
dan kedua.
Hal ini dapat di simpulkan bahwa keempat pokok pemikiran tersebut tidak lain
merupakan perwujudan dari sila-sila pancasila. Pokok pikiran ini sebagai
dasar.fundamental dalam berpendirian negara yang realisasi berikutnya perlu di wujudkan
atau dijelmakan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945. Dengan perkataan lain bahwa
dalam penjabaran sila-sila pancasila dalam peraturan perundang-undangan bukanlah
secara langsung dari sila-sila pancasila melainkan melalui pembukaan UUD 1945.
10
Empat pokok pikiran dan barulah dikongkritasasikan dalam pasal-pasal UUD 1945.
Selanjutnya di jabarkan lebih lanjut dalam berbagai macam peraturan perundang-
undangan serta hukum positif di bahwanya. Dalam pengertian seperti inilah maka
sebenarnya dapat di simpulkan bahwa pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi
negara indonesia terutama dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Berfilsafat adalah berpikir
secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat
adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara
sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan
landasan yang mendasar.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar
ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat
pancasila, dan pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi para pemabaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
safitri, Rada.Konsep Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.OSF Preprints, 1 Feb. 2021. Web.
Muhammad Alwi. 2018. Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Bagi Bangsa dan Negara
Republik Indonesia. Makalah.
13