DISUSUN OLEH
Kelompok : 3
Nama : Silvi Nurul Damayanti (2210603007)
Astriyani (2210603008)
Janati Primadani (221060309)
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu,alaikum wr. wb
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta
alam yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada junjungan umat Islam Nabi Muhammad SAW,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “LOGIKA DAN
PENALARAN” ini tepat pada waktunya.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................ 2
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 Pengertian Logika..................................................................................... 3
2.2 Fungsi Logika........................................................................................... 5
2.3 Pengertian Penalaran................................................................................. 6
2.4 Macam-macam Penalaran.......................................................................... 7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam logika berfikir dipandang dari sudut kelurusan dan ketepatannya. Karena
berfikir lurus dan tepat, merupakan objek formal logika. Di samping dua filusuf di atas
(Cicero dan Alexander Aphrodisias) Aristoteles pun telah berjasa besar dalam menemukan
logika. Namun, Aristoteles belum memakai nama logika. Aristoteles memakai istilah
‘analika’ dan ‘dialektika’. Analika untuk penyelidikan mengenai argumentasi yang bertitik
tolak dari putusan-putusan yang benar sedangkan dialektika untuk penyelidikan mengenai
argumentasi yang bertitik tolak hipotsesis atau putusan yang tidak pasti kebenarannya.
1. Ini membahas mengenai cara menguraikan sesuatu objek dalam jenis pengertian
umum.
2. On Interpretation (tentang penafsiran). Membahas mengenai komposisi dan hubungan
dari keterangan sebagai satuan pikiran. Dalam hal ini Aristoteles membahas suatu
yang dikenal sebagai penyimpulan langsung dan bujur sangkar pertentangan.
3. Prior Analyties (analika yang lebih dahulu). Memuat mengenai teori silogisme dalam
ragam dan pola-polanya.
4. Posterior Analyties (analika yang lebih dahulu). Membicarakan tentang pelaksanaan
dan penerapan, penalaran silogistik dalam pembuktian ilmiah sebagai materi dari
silogisme.
5. Topics (mengupas dialektika). Dibahas mengenai persoalan tentang perbincangan
berdasarkan permis-permis yang boleh jadi benar
6. Sohistical Refutations (cara perbincangan kaum sofis). Membahas mengenai sifat
dasar dan penggolongan sesat piker..
Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan namun untuk sesuai dengan
tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalaran ilmiah, maka dilakukan penelaahan
yang seksama hanya terhadap dua jenis penarikan kesimpulan yakni logika induktif dan
logika deduktif.
1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat
dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan
dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah
manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika
alamiah ini sifatnya masih murni.
2. Logika Ilmiah
Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang
merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya
pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih
teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk
menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah
ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.
Dibawah ini merupakan beberapa kegunaan dari logika, diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam berfikir dengan secara cermat serta
lebih obyektif.
2. Untuk dapat mempertajam cara berfikir dan supaya lebih mandiri dalam
menyelesaikan suatu permasahan.
3. Untuk dapat membantu dalam menghindari kesalahan atau juga kekeliruan terhadap
suatu hal/pernyataan.
4. Untuk dapat mendorong seseorang supaya terbiasa berfikir sendiri sesuai peraturan
yang sistematis.
5. Untuk dapat melakukan analisi terhadap suatu peristiwa atau kejadian.
6. Untuk dapat membantu berfikir dengan secara lebih kritis dan juga tepat.
Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk
mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan
bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir
benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang, karena itu logika
mendidik manusia bersikap obyektif, tegas dan berani.
Contoh Logika
Contohnya penerapan ilmu logika dalam kehidupan misalnya pada manusia yang
mengalami penyakit serak pada tenggorokan maka pengobatannya dapat dilakukan dengan
minum air putih logikanya air putih adalah cairan yang diperlukan manusia untuk menjaga
keseimbangan tubuh, memberi kekuatan kepada leukosit untuk menjalankan tugasnya
menghasilkan makrofag untuk membunuh patogen yang masuk, menjadikan kekebalan tubuh
meningkat sehingga luka yang dihinggapi bakteri akan sembuh dan akhirnya tenggorokan
menjadi lapang dan dikatakan sembuh.
Ciri-ciri penalaran:
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan
suatu proses berpikir logis).
Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir
secara analitik.
Penalaran dibagi menjadi dua jenis yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif:
a. Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan yang umum (berlaku untuk
semua/banyak) atas dasar pengetahuan tentang kasus-kasus individual (khusus). Penalaran
induktif adalah tipe penalaran yang berawal dari sekumpulan contoh fakta spesifik menuju
kesimpulan umum. Penalaran induktif berkaitan erat dengan pengamatan inderawi
(observasi) atas kasus-kasus sejenis lalu disusunlah pernyataan-pernyataan yang sejenis pula
sebagai dasar untuk menarik kesimpulan yang berlaku umum. Penalaran ini menggunakan
premis dari objek yang diuji untuk menghasilkan kesimpulan tentang objek yang belum diuji.
Contoh argumen induktif:
Premis 1 : Kuda Sumba punya sebuah jantung
Premis 2 : Kuda Australia punya sebuah jantung
Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah jantung
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Dari contoh di atas terlihat bahwa kesimpulan dalam penalaran induktif merupakan
generalisasi sehingga kesimpulan itu pasti lebih luas dari premis atau titik pangkal pemikiran.
Dengan demikian selalu ada bahaya bahwa orang menarik kesimpulan umum dari alasan
yang tidak mencukupi, atau menganggap sudah pasti sesuatu yang belum pasti. Generalisasi
tergesa-gesa dapat menjerumuskan kita sehingga kita menarik kesimpulan umum tentang
sesuatu yang sebenarnya tidak berlaku umum. Untuk itu perlu dipelajari secara ilmiah syarat-
syarat yang harus dipenuhi agar dari jumlah kejadian yang kecil atau sedikit sebagai sample
kita dapat menarik kesimpulan yang berlaku umum tanpa melanggar kebenaran.
Penalaran induktif bertitik tolak dari kasus-kasus individual dan menarik kesimpulan
umum. Kesimpulan dalam penalaran induktif tersebut merupakan sintesis atau penggabungan
dari apa yang disebut sebagai titik pangkal pemikiran/premis, maka penalaran induktif
disebut juga penalaran sintesis. Karena itu pula penalaran induktuf tidak bersifat sahih atau
tidak sahih melainkan apakah kesimpulan dari suatu penalaran induktif lebih probabel
dibandingkan dengan yang lain. Kalau begitu benarnya kesimpulan dalam penalaran induktif
bergantung pada sample yang dijadikan alasan. Kalau alasan (premis) mencukupi maka
kesimpulan benar (bukan pasti benar); sedangkan jika alasan (premis) tidak mencukupi maka
kesimpulannya mungkin benar.
Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah
Semua manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)
Sokrates adalah manusia. (premis minor)
Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)
Contoh dari argument deduktif :
Premis 1 : Setiap mamalia punya sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung
Penarikan kesimpulan secara deduktif memakai pola berpikir yang disebut silogisme.
Silogisme adalah argumentasi yang terdiri dari tiga penyataan. Dalam silogisme itu, dari dua
penyataan yang sudah diketahui (premis), kita turunkan pernyataan yang ketiga (kesimpulan).
N Deduktif Induktif
o
1 Jika semua premis benar maka kesimpulan Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar,
pasti benar tapi tak pasti benar.
2 Semua informasi atau fakta pada Kesimpulan memuat informasi yang tak ada,
kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara bahkan secara implisit, dalam premis.
implisit, dalam premis.
3 Penalaran deduktif adalah dasar untuk Penalarn induktif tidak bisa siap dipakai untuk
membangun dan menilai prinsip-prinsip membenarkan induksi.
ilmu
4 Kesimpulan dalam penalaran deduktif Kesimpulan dalam penalaran induktif bersifat
bersifat analitis karena itu pasti seratus generalisasi, sintesis karena itu tidak menjamin
persen kalau argumentasinya sahih dari kepastian mutlak.
sudut logika formal.
3.1 kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari bahasa latin
yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara umum logika adalah ilmu yang
mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang
betul dan yang salah. Sedangkan penalaran yaitu proses berfikir yang bertolak dari
pengamatan indera atau observasi empirik yang menghasilkan sejumlah pengertian dan
proposisi sekaligus. Penalaran erat kaitannya dengan penyimpulan, argumen dan bukti.
Logika dan penalaran sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk berfikir lurus, efisien,
tepat dan teratur, demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.
3.2 saran
Di dalam makalah ini mahasiswa di haruskan untuk dapat befikir dan bernalar
menggunakan logika , dan dapat untuk mengembangkan wawasan dan pikiran nya dalam
bernalar, terutama bagi mahasiswa yang mengambil program studi ilmu hukum. Kepada
pembaca karena isi dalam makalah ini belum sempurna dan masih memerlukan banyak
sumber untuk memperbaikinya dan juga makalah ini belum memenuhi apa yang diharapkan
oleh penulis, penulis menginginkan kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan isi laporan
ini.
DAFTAR PUSTAKA