Anda di halaman 1dari 18

NILAI-NILAI MUSYAWARAH DAN DEMOKRASI GLOBAl

MATA KULIAH : PANCASILA

DOSEN PENGAMPU : LILI SUPRIYADI, MM

DISUSUN OLEH :

IBNA RUSAN AZZAIDA (11170810000112)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017/1438H
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat,
taufik, hidayah dan inayahNYA sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “NILAI-NILAI MUSYAWARAH DAN DEMOKRASI GLOBAL”. Shalawat
dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
serta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Kiranya dalam penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu tak lupa kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu :
1.Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen mata kuliah Pancasila
2.Dan semua pihak yang telah membantu proses pembuatan yang tidak dapat disebutkan
satu-satu.
Penyusun yakin bahwa berbagai kelemahan dan keterbatasan dapat terjadi didalam
makalah ini. Oleh karenanya, kritik yang sehat dan membangun, serta saran dan masukan
yang konstruktif sangat saya harapkan dari dosen mata kuliah Pancasila Bapak Lili Supriyadi,
MM. Dan juga dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Saya berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Depok, September 2017

Ibna Rusan Azzaida


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Musyawarah............................................................................................. 5
2.1.1 Ciri-ciri musyawarah yang baik ………………………………………………6
2.2. Demokrasi Global…………………………………………………………………...6
2.2.1 Prinsip-prinsip demokrasi……………………………………………………....7
` 2.2.2 Ciri-ciri pemerintahan demokrasi ……………………………………………...7
2.2.3 Macam-macam demokrasi ……………………………………………………..7
2.2.4 Kelebihan dan kekurangan demokrasi………………………………………….9
2.3 Pengertian sila keempat ............................................................................................. ..10
2.4 Makna sila keempat ................................................................................................... ..11
2.5 Pokok yang terkandung dalam sila keempat ............................................................. ..12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................ ..14
B. Saran .......................................................................................................................... ..14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ ..15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Negara kita adalah Negara demokrasi dimana dalam Negara demokrasi dibutuhkan
banyak sekali persamaan pendapat dalam penentuan aspirasi,yaitu dengan cara
musyawarah.Musyawarah merupakan bagian dari demokrasi dan sebagai ciri khas bangsa
Indonesia dalam upaya mengambil suatu keputusan yang di lakukan dengan cara
musyawarah mufakat.
Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti
berunding,di Negara kita serta di kehidupan modern hal tentang musyawarah dikenal dengan
sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”.Bermusyawarah
berarti berhubungan,”hubungan” dalam kata tersebut mengandung makna pesan dan
penyelesaian masalah dengan cara berunding, yang secara jelas tidak akan menimbulkan
masalah lain.
Ada pun kaitannya dengan sila ke-4 yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” adalah bahwa dalam sila tersebut
terkandung makna “musyawarah” dimana musyawarah adalah salah satu media perekat
kehidupan bersama, dimana hal tersebut sangat penting jika terjadi suatu permasalahan
antarindividu dengan individu serta individu dengan kelompok ataupun sebaliknya.
Sebagai masyarakat yang demokratis, bagaimanakah cara kita mengamalkan sila ke-4
dalam kehidupan sehari-hari? adapun jawaban yang berkaitan dengan tema tersebut adalah
mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan bersama dimana hal tersebut
sangat dapat dipertanggungjawabkan dikarenakan keputusan tersebut adalah mufakat
bersama dari hasil musyawarah tadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian musyawarah dan demokrasi global?
2. Apa saja nilai-nilai, ciri-ciri, manfaat dalam musyawarah ?
3. Apa saja nilai-nilai dan demokrasi global?
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam demokrasi ?
5. Apa saja makna dan pokok yang terkandung dalam sila keempat ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan makna musyawarah dan demokrasi
2. Untuk mengetahui pengertian, nilai, ciri, manfaat dalam musyawarah
3. Untuk mengetahui pengertian, prinsip, ciri, serta macam-macam demokrasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Musyawarah


Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk
merumuskan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat, hingga keputusan
yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat. Cita permusyawaratan mengajarkan
kehendak untuk menghadirkan Negara persatuan yang dapat mengatasi faham perseorangan
dan golongan, dari pluralitas kebangsaan Indonesia dengan mengakui adanya “
kesederajatan/bersamaan dalam perbedaan “.
MusyawaraMusyawarah merupakan ciri khas bangsa Indonesia, artinya identitas yang
dapat membedakan bangsa kita dengan negara lainnya. Mengapa musyawarah merupakan ciri
khas bangsa Indonesia ? Sebab dalam menghadapi setiap persoalan yang menyangkut
kepentingan umum, bangsa kita akan merundingkannya dengan sesamanya untuk mencapai
penyelesaiannya.

Pentingnya diadakan Musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama dan


terhindar dari sebuah konflik. Adapun beberapa nilai dasar yang harus di perhatikan dalam
melakukan musyawarah. beberapa nilai dasar tersebut antara lain :
1. Kebersamaan,
2. Persamaan hak,
3. Kebebasan mengemukan pendapat,
4. Penghargaan terhadap pendapat orang lain, dan
5. Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab.
Musyawarah dengan tujuan untuk memecahkan masalah. Masalah akan dipecahkan
jika masing-masing peserta ingin mengeluarkan pendapat, saran, dan masukan.Tanpa saran
atau usulan yang dikeluarkan oleh peserta, diskusi mungkin tidak akan dicapai dalam arti
bahwa tidak ada masalah mungkin akan dipecahkan.
Musyawarah adalah upaya bersama dengan kerendahan hati untuk memecahkan
persoalan (mencari tahu) untuk membuat keputusan bersama dalam penyelesaian atau solusi
dari masalah yang berkaitan dengan urusan duniawi.Dalam musyawarah diajarkan tentang
nilai nilai ekuitas dan umum. Dimana musyawarah harus mampu menghasilkan keputusan
yang paling adil untuk kepentingan bersama. Dalam musyawarah, kita didorong untuk
mematuhi setiap peraturan yang berlaku untuk kursus kelancaran pembahasan. Sikap untuk
melakukan hormat pendapat orang lain bahkan jika bertentangan dengan pendapat kami,
tidak boleh dipotong pendapat orang lain dan harus tertib musyawarah.

2.1.1 Ciri-ciri Musyawarah yang Baik


Ciri Musyawarah yang baik :
1. Sesuai dengan kepentingan bersama.
2. Pembicaraan harus bisa diterima dengan akal sehat sesuai dengan hati nurani.
3. Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan tidak memberatkan.
4. Dalam proses musyawarah, pertimbangan moral lebih diutamakan dan bersumber
dari hati nurani yang luhur.

2.2 Demokrasi Global


Menurut beberapa ahli, pengertian demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan atau
tata negara, yang memberikan hak yang sama kepada setiap warga negaranya sebagai bentuk
kedaulatan rakyat dan negara. Sehingga negara yang menganut sistem demokrasi,
menempatkan kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyatnya, seperti di negara Indonesia
kita tercinta ini.
Karena dalam demokrasi pemerintahan berada di tangan rakyat, maka seluruh rakyat
memiliki kesetaran hak untuk berpartisipasi dalam sistem pemerintahan, yaitu dengan
mendapatkan kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih dan memilih, tanpa
membeda-bedakan status sosial, SARA (suku, agama, ras, antargolongan), dan lain
sebagainya.
Negara dengan sistem demokrasi memiliki lembaga penyelenggara negara sebagai
representasi dari rakyatnya. Lembaga-lembaga tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang selanjutnya kita sebut dengan trias politica.
Merupakan lembaga penyelenggara negara dengan kedudukan yang setara, dan bersifat
independen.
2.2.1 Prinsip-prinsip Demokrasi
Prinsip terpenting demokrasi ada tiga, yaitu :
 Persamaan Diantara Warga Negara, Setiap warga negara memiliki kesetaraan dalam
praktik politik
 Keterlibatan Warga Negara dalam Mengambil Keputusan Politik
 Kebebasan diakui dan dipakai juga diterima oleh warga negara

2.2.2 Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi


Adapun ciri yang menggambarkan suatu pemerintahan didasarkan atas sistem
demokrasi adalah sebagai berikut :
 Pemerintahan berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat banyak.
 Ciri Konstitusional, yaitu hal yang berkaitan dengan kepentingan, kehendak, ataupun
kekuasaan rakyat dituliskan dalam konstitusi dan undang-undang negara tersebut.
 Ciri Perwakilan, yaitu dalam mengatur negaranya, kedaulatan rakyat diwakilkan oleh
beberapa orang yang telah dipilih oleh rakyat itu sendiri.
 Ciri Pemilihan Umum, yaitu suatu kegiatan politik yang dilakukan untuk memilih
pihak dalam permerintahan.
 Ciri Kepartaian, yaitu partai menjadi sarana / media untuk menjadi bagian dalam
pelaksaan sistem demokrasi.
 Ciri Kekuasaan, adanya pembagian dan pemisahan kekuasaan.
 Ciri Tanggung Jawab, adanya tanggung jawab dari pihak yang telah terpilih untuk
ikut dalam pelaksaan suatu sistem demokrasi.

2.2.3 Macam-macam Demokrasi


Setelah memahami pengertian demokrasi, selanjutnya dianggap perlu untuk
mengetahui macam-macam demokrasi. Seiring berkembangnya sistem pemerintahan modern,
demokrasi juga diadopsi oleh banyak negara dengan ideologi, kultur, dan prinsip sosial yang
berbeda. Maka secara penyampaian aspirasi, ideologi, serta fokus sasarannya,
penyelenggaraan demokrasi dalam sebuah negara memiliki bermacam bentuk, berikut ini
beberapa di antaranya:
 Demokrasi Pancasila
Pengertian Demokrasi Pancasila adalah salah satu bentuk demokrasi yang
penyelenggaraan didasarkan atas aspirasi, keinginan, serta kepentingan masyarakat (rakyat
pada umunya), bukan atas dasar perseorangan atau kelompok (baik mayoritas maupun
sebaliknya), oleh karenanya dalam perjalannya dikembalikan kepada rakyat (hati nurani
rakyat yang memutuskan). Negara dengan sistem Demokrasi Pancasila tidak lain tidak bukan
adalah Indonesia, karena ideologi yang dipakai negara kita adalah Pancasila.
 Demokrasi Liberal
Pengertian Demokrasi Liberal adalah salah satu bentuk demokrasi yang diselenggarakan
atas dasar kebebasan, yaitu dengan memberikan keleluasaan atau kebebasan kepada
rakyatnnya dan tidak turut campur atau mengatur terhadap kehidupan warga negaranya. Saat
era pemerintahan orde lama, negara Indonesia pernah menganut bentuk demokrasi ini, namun
diubah menjadi demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno memalului dekrit presiden
tahun 1959. Contoh negara dengan sistem demokrasi liberal seperti Amerika Serikat,
Perancis, Kanada, dll.
 Demokrasi Komunis
Pengertian Demokrasi Komunis adalah bentuk demokrasi yang mengatur atau mengurus
seluruh kehidupan warga negaranya dan segala sesuatunya akan dijadikan milik negara.
Bahkan untuk mencapai visinya itu segala cara bisa dilakukan seperti pemerasan dan
pemaksaan. Negara dengan sistem demokrasi komunis umumnya memiliki ciri seperti: segala
urusan perekonomian diatur oleh pusat; kekuasaan dimiliki oleh satu golongan; tidak percaya
Tuhan; tidak mengakui HAM; memperbolehkan kekerasan; dan lain sebagainya.
 Demokrasi Terpimpin
Pengertian Demokrasi Terpimpin adalah salah satu bentuk demokrasi yang memberikan
keleluasaan kepada rakyatnya namun diatur dan diarahkan oleh pimpinan negara, bentuk ini
disebut juga sebagai semi otoriter atau pimpinan tunggal. Istilah demokrasi terpimpin
dikenalkan oleh Presiden Soekarno melalui dekrit presiden tahun 1959, yang menyatakan
bahwa demokrasi terpimpin bukanlah diktator, sentralistik, ataupun liberal, akan tetapi
demokrasi terpimpin merupakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan,
bukan dengan perdebatan dan penyiasatan.
 Demokrasi Langsung
Pengertian Demokrasi Langsung adalah bentuk demokrasi yang memberikan
keleluasaan kepada masyarakat untuk berpartisipasi langsung dalam mengambil keputusan.
Seperti dalam pelaksaan pemilihan umum, seluruh masyarakat berhak untuk memilih atas
dirinya dan kehendaknya sendiri tanpa diwakili oleh siapapun. Jenis demokrasi ini yang
sekarang diterapkan di negara kita, bagi Anda yang berusia banyak, atau telah memiliki KTP
(kartu tanda penduduk), pastinya Anda pernah mengalami pemilihan umum (pemilu),
pemilihan presiden (pilpres), pilkada, dan lain sebagainya.
 Demokrasi Tidak Langsung
Pengertian Demokrasi Tidak Langsung adalah kebalikan dari demokrasi langsung, yaitu
masyarakat tidak dapat menyampaikan kehendaknya secara langsung. Artinya rakyat terlebih
dahulu memilih wakilnya (sebagai wakil rakyat) yang mengemban amanat dan dipercayai
untuk menyampaikan kehendak, aspirasi, atau opini mereka. Jadi dalam pelaksaan demokrasi
tidak langsung, rakyat memberikan aspirasinya kepada wakilnya (sebagai pelantara) terlebih
dahulu, baru wakil rakyat tersebut yang akan menyampaika kehendak rakyat kepada negara.

2.2.4 Kelebihan dan kekurangan Demokrasi


Kelebihan Demokrasi antara lain :
 Pemegang Kekuasaan dipilih berdasarkan keinginan rakyat
 Mencegah terjadinya monopoli kekuasaan
 Kesetaraan hak membuat setiap masyarakat dapat berpartisipasi dalam sistem politik
Kekurangan Demokrasi antara lain :
 Kepercayaan rakyat mudah digoyangkan oleh pengaruh media
 Kesetaraan hak dianggap tak wajar karena oleh beberapa ahli, karena pengetahuan
politik setiap orang tidak sama
 Fokus pemerintah yang sedang menjabat akan berkurang saat menjelang pemilihan
umum berikutnya
2.3 Pengertian sila keempat

”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan


Perwakilan“
Masyarakat Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Dalam
menggunakan hak-haknya ia menyadari perlunya selalu memperhatikan dan mengutamakan
kepentingan negara dan kepentingan masyarakat.
Karena mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama, maka pada dasarnya
tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain. Sebelum diambil
keputusan yang menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu diadakan musyawarah.
Keputusan dilakukan secara mufakat. Musyawarah untuk mencapai mufakat ini, diliputi oleh
semangat kekeluargaan, yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia.
Setiap manusia Indonesia harus menghayati dan menjungjung tinggi setiap hasil
keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus menerimannya dan
melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab. Disini kepentingan
bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan. Pembicaraan dalam
musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan. Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan diberikan
kepada wakil- wakil yang dipercayanya.
Nilai kerakyatan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Nilai
ini menganut paham demokrasi. Akan tetapi, saat ini Indonesia sudah menggunakan paham
liberalis, yaitu dimana setiap individu mempunyai hak penuh untuk menentukan pilihan. Dan
cara pemilihan ini biasanya dengan cara votting.
2.4 Makna sila keempat
Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan di dasari oleh sila Ketuhanan yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indonesia, dan mendasari serta
menjiwai sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Nilai Filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat Negara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Hakikatnya rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang
Maha Esa yang bersatu bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu
wilayah Negara. Rakyat merupakan subjek pendukung pokok Negara.Negara adalah dari,
oleh dan untuk rakyat, oleh karena itu rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara.
Sehingga dalam sila Kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus
dilaksanakan dalam hidup Negara. Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila
keempat adalah :

1. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat
bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang Maha Esa
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan
3. Menjamin dan memperkokoh persaatuan dan kesatuan dalam hidup bersama
4. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, kerana perbedaan adalah
meruapakan suatu bawaan kodrat manusia
5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku
maupun agama
6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab
7. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang beradab
8. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya
tujuan bersama
Pelaksanaan dan pengamalan sila ini dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,
bernegara dan bermasyarakat yang demokratis. Meskipun praktik demokratisasi juga
diterapkan di Negara-negara lain, demokrasi di Indonesia memiliki cirri yang khusus, yaitu
ada keseimbangan antara hak dan kewajiban warga Negara dalam membentuk dan
menjunjung tinggi pemerintahannya. Berbeda dengan demokrasi Negara-negara lain, ada
demokrasi yang mengutamakan hak dan mengesampingkan kewajiban. Seperti yang dianut
oleh Negara yang berpaham liberal ataupun demokrasi yang mengutamakan kewajiban dan
mengabaikan hak-hak warga negaranya seperti di terapkan di Negara-negara sosialis. Di
Indonesia penerapan demokrasi ada keseimbangan antara hak dan kewajiban warga Negara,
yaitu demokrasi Pancasila. Dalam demokrasi Pancasila partisipasi masyarakat atau warga
Negara dapat ditampung dan diakomodasi dalam menentukan kebijakan publik sehingga
kebijakan dan ketentuan yang dibuat Pemerintah mendapat dukungan serta pengawasan jalan
musyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun intervensi yang
membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. Karakteristik sila ke-empat meliputi:
1. Penyelengggaraan Negara secara demokratis
2. Demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila, dan
3. Bercirikan musyawarah untuk mufakat

2.5 Pokok yang terkandung dalam sila keempat


Dibawah ini adalah pokok Sila ke 4 yang dibahas sebagai berikut :
 Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana, demokrasi yang
dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang
tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.
 Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah itu
diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu mengusahakan
keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil yang mufakat, artinya
keputusan itu diambil dengan kesepakatan bersama. Dengan demikian berarti bahwa
penentu demokrasi yang berdasarkan pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai
hasil kebikjasanaan. Oleh karena itu kita ingin memperoleh hasil yang sebaik-baiknya
didalam kehidupan bermasyarakat, maka hasil kebikjasanaan itu harus merupakan
suatu nilai yang ditempatkan lebih dahulu.
 Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini perlu
diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga membawa
konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum demokrasi di barat
dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan
agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.
Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila pengambilan
keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru diadakan pemungutan
suara. Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang
bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak. Jika demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka
dari pengamatan sejarah bahwa kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan rakyat
atau masyarakat. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda saja, di desa-desa kekuasaan
ditentukan oleh kebulatan kepentingan rakyat, misalnya pemilihan kepala desa. Musyawarah
yang ada di desa-desa merupakan satu lembaga untuk menjalankan kehendak bersama.
Bentuk musyawarah itu bermacam-macam, misalnya pepatah Minangkabau yang
mengatakan : “Bulat air karena pembunuh, bulat kata karena mufakat”.
Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi. Demokrasi yang mana
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah pemimpin yang berakal
sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat fisis/jasmaniah;
sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan
seterusnya pada hal-hal yang bersifat psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-
kebijaksanaan itu lebih mengarah pada pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga dewasa
(bijaksana). Itu semua negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasaprofesional
dilakukan melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila
keempat menunjuk pada NKRI sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh
orang profesional-dewasa melalui sistem musyawarah (government by discussion).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini, dapat kami simpulkan bahwa”Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan “
mengandung pengertian dalam menjalankan pemerintahan, Indonesia harus mengutamakan
musyawarah dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan cara berunding untuk mencapai satu
kesepakatan bersama(mufakat). Musyawarah merupakan bagian dari demokrasi.Pengertian
demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan atau tata negara, yang memberikan hak yang
sama kepada setiap warga negaranya sebagai bentuk kedaulatan rakyat dan negara. Sehingga
negara yang menganut sistem demokrasi, menempatkan kedaulatan tertinggi berada di tangan
rakyatnya, seperti di negara Indonesia kita tercinta ini.
Karena dalam demokrasi pemerintahan berada di tangan rakyat, maka seluruh rakyat
memiliki kesetaran hak untuk berpartisipasi dalam sistem pemerintahan, yaitu dengan
mendapatkan kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih dan memilih, tanpa
membeda-bedakan status sosial, SARA (suku, agama, ras, antargolongan), dan lain
sebagainya.

B. Saran
Dengan mempelajari sila keempat, kita dapat mengaplikasikan makna yang
terkandung didalamnya yaitu hakikat kerakyatan, permusyawaran yang merupakan bagian
dari demokrasi dalam kehidupan sehari-hari, agar tercipta keamanan dan kenyamanan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Pimpinan MPR&Tim, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta :


Sekretariat Jenderal MPR RI, 2012
http://pengertian-isp.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-demokrasi-pancasila-terpimpin-
liberal.html
http://www.softilmu.com/2015/01/Pengertian-Ciri-Macam-Macam-Demokrasi-adalah.html
Drs. Kaelan, M.S. Pendidikan Pancasila. 2004. PARADIGMA.
Wiyono, Hadi. Kewarganegaraan. 2007. GANECA.
http://adietsaputra91.blogspot.com/2010/11/arti-dan-makna-sila-ke-4.html
Anonim, 2011, Penyimpangan Demokrasi Pancasila. http://www.selamatkan-
indonesiaku.net. : 26 April 2011

Anda mungkin juga menyukai