Anda di halaman 1dari 18

NILAI-NILAI MUSYAWARAH DAN DEMOKRASI GLOBAL

MATA KULIAH : PANCASILA


DOSEN : LILI SUPRIYADI. MM

DISUSUN OLEH
NABIEL MUHAMMAD RAYHAN (11190810000140)
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019/1440
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat,
taufik, hidayah dan inayahNYA sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah

yang berjudul “NILAI

-NILAI

MUSYAWARAH DAN DEMOKRASI GLOBAL”. Shalawat

dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Kiranya dalam
penyusunan makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak lupa
kami ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu :
1.Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen mata kuliah Pancasila

2.Dan semua pihak yang telah membantu proses pembuatan yang tidak dapat
disebutkan satu-satu. Penyusun yakin bahwa berbagai kelemahan dan
keterbatasan dapat terjadi didalam makalah ini. Oleh karenanya, kritik yang sehat
dan membangun, serta saran dan masukan yang konstruktif sangat saya harapkan
dari dosen mata kuliah Pancasila Bapak Lili Supriyadi, MM. Dan juga dari para
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 5 oktober 2019

Nabiel Muhammad Rayhan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN1.1

Latar Belakang ...........................................................................................................3

1.2Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4

1.3Tujuan ........................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1Pengertian Musyawarah ............................................................................................. 5

2.1.1 Ciri-ciri musyawarah yang baik ………………………………………………6

2.2.Demokrasi Global…………………………………………………………………...6

2.2.1 Prinsip-prinsip demokrasi……………………………………………………....7

2.2.2 Ciri-ciri pemerintahan demokrasi……………………………………………..7

2.2.3 Macam-macam demokrasi……………………………………………………..7

2.2.4 Kelebihan dan kekurangan demokrasi………………………………………….9

2.3Pengertian sila keempat ............................................................................................. ..10

2.4Makna sila keempat ................................................................................................... ..11

2.5Pokok yang terkandung dalam sila keempat ............................................................. ..12

BAB III PENUTUPAN

A.Kesimpulan ................................................................................................................ ..14

B.Saran .......................................................................................................................... ..14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ ..15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Demokrasi merupakan sebuah sistem yang paling banyak dianut pada masa ini.
Saat ini, banyak sekali Negara yang menganut sistem demokrasi sebagai sistem
pemerintahannya. Demokrasi sendiri berarti sistem yang berasal dari rakyat,oleh
rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi sering diartikan sebagai penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia, partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan
persamaan hukum. Dalam tradisi negara-negara barat, demokrasi didasarkan
pada penekanan bahwa rakyat seharusnya menjadi pemerintah bagi dirinya
sendiri dan wakil rakyat menjadi pengendali yang bertanggung jawab terhadap
tugasnya. Oleh karenanya, rakyat tidak mungkin mengambil keputusan karena
jumlah yang terlalu besar. Maka dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat.
Pemerintah dipilih secara langsung oleh rakyat dan berfungsi sebagai penyalur
aspirasi dan membuat kebijakan untuk kepentingan rakyat demi kesejahteraan
rakyat.
Sistem demokrasi pun dipercaya sebagai sebuah sistem pemerintahan di
Indonesia. Indonesia memiliki badan legislatif yang anggotanya merupakan wakil
rakyat. Rakyat juga berwenang memilih presiden dan wakil presiden. Namun
kenyataannya, Indonesia masih dalam masa “belajar” berdemokrasi, masih dalam
masa sosialisasi tentang demokrasi yang sebenarnya. Masih banyak rakyat yang
tidak mengerti hakikat dari berdemokrasi, dan masih banyak pula yang salah
mengaplikasikan bentuk dari demokrasi tersebut.
Dalam Islam, demokrasi telah diajarkan Rasulullah SAW. Yaitu dengan
musyawarah. Contohnya, pada saat perang badar, beliau mendengarkan saran
sahabatnya mengenai lokasi perang walaupun itu bukan pilihan yang yang
diajukan olehnya. Rasulullah pun mulai sering melakukan musyawarah bersama
sahabat-sahabatnya untuk memutuskan sesuatu. Namun yang terjadi saat ini,
banyak orang yang menganggap bahwa sistem demokrasi diadaptasi dari Negara-
negara barat, sehingga sistem demokrasi dianggap tidak sesuai dengan kaidah-
kaidah Islam. Musyawarah dalam Islam dianggap sebagai suatu cara untuk
menemui kata mufakat secara adil dan kekeluargaan. Sedangkan sistem
demokrasi negara barat dianggap memiliki tujuan yang bersifat duniawi dan
materialistis. Maka dari itu, kita perlu memahami hakikat demokrasi, musyawarah
dan pelaksanaan demokrasi yang ideal yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam
serta sesuai dengan cita-cita bangsa dalam Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa makna dari demokrasi dan bagaimana
perkembangannya?
2.Bagaimana pelaksanaan demokrasi yang ideal?
3.Bagaimana pandangan islam terhadap demokrasi
4.Apa makna dari musyawarah dalam islam?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila
2.Untuk memberi pemahaman mengenai makna demokrasi dan
musyawarah
3.Untuk memberikan gambaran bagaimana pelaksanaan
demokrasi yang ideal
4.Untuk memberikan penjelasan mengenai pandangan islam
terhadap demokrasi
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Musyawarah
Pengertian Musyawarah: Apa itu Musyawarah? | Musyawarah menurut bahasa
berarti “berunding” dan “berembuk”, sedangkan pengertian musyarawarah
menurut istilah adalah perundingan bersama antara dua orang atau lebih untuk
mendapatkan keputusan yang terbaik. Musyawarah adalah pengambilan
keputusan bersama yang telah disepakati dalam memecahkan suatu masalah.
Cara pengambilan keputusan bersama dibuat jika keputusan tersebut
menyangkut kepentingan orang banyak atau masyarakat luas. Terdapat dua cara
yang dapat ditempuh dalam pengambilan keputusan bersama, yaitu dengan
musyawarah mufakat dan dengan pengambilan suara terbanyak atau yang lebih
dikenal dengan istilah voting.
Musyawarah merupakan ciri khas bangsa Indonesia, artinya identitas yang dapat
membedakan bangsa kita dengan negara lainnya. Mengapa musyawarah
merupakan ciri khas bangsa Indonesia ? Sebab dalam menghadapi setiap
persoalan yang menyangkut kepentingan umum, bangsa kita akan
merundingkannya dengan sesamanya untuk mencapai penyelesaiannya.
Pentingnya diadakan Musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama dan
terhindar dari sebuah konflik. Adapun beberapa nilai dasar yang harus di
perhatikan dalam melakukan musyawarah. beberapa nilai dasar tersebut antara
lain :
1.Kebersamaan,
2.Persamaan hak,
3.Kebebasan mengemukan pendapat,
4.Penghargaan terhadap pendapat orang lain, dan
5.Pelaksanaan hasil keputusan secara bertanggung jawab.

Musyawarah dengan tujuan untuk memecahkan masalah. Masalah akan


dipecahkan jika masing-masing peserta ingin mengeluarkan pendapat, saran, dan
masukan.Tanpa saran atau usulan yang dikeluarkan oleh peserta, diskusi mungkin
tidak akan dicapai dalam arti bahwa tidak ada masalah mungkin akan
dipecahkan.
Musyawarah adalah upaya bersama dengan kerendahan hati untuk
memecahkan persoalan (mencari tahu) untuk membuat keputusan bersama
dalam penyelesaian atau solusi dari masalah yang berkaitan dengan urusan
duniawi.Dalam musyawarah diajarkan tentang nilai nilai ekuitas dan umum.
Dimana musyawarah harus mampu menghasilkan keputusan yang paling adil
untuk kepentingan bersama. Dalam musyawarah, kita didorong untuk

mematuhi setiap peraturan yang berlaku untuk kursus kelancaran pembahasan.


Sikap untuk melakukan hormat pendapat orang lain bahkan jika bertentangan
dengan pendapat kami, tidak boleh dipotong pendapat orang lain dan harus tertib
musyawarah.

2.1.1 Ciri-ciri Musyawarah yang Baik


Ciri Musyawarah yang baik :
1.Sesuai dengan kepentingan bersama.
2.Pembicaraan harus bisa diterima dengan akal sehat sesuai dengan hati
nurani.
3.Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan tidak
memberatkan.
4.Dalam proses musyawarah, pertimbangan moral lebih diutamakan dan
bersumber dari hati nurani yang luhur.

2.2 Demokrasi Global


Demokrasi Global adalah gerakan sosial yang mendukung sistem demokrasi global
institusional yang memberi hak berpendapat kepada penduduk dunia di
organisasi dunia.[butuh rujukan] Globalisasi demokratis melampaui negara bangsa,
oligopoli perusahaan, LSM ideologis, kultus, dan mafia. Salah satu pendukungnya
adalah pemikir politik asal Britania Raya David Held. Dalam satu dasawarsa
terakhir, ia menerbitkan beberapa buku terkait penyebaran demokrasi dari
negara bangsa yang geografis sampai sistem pemerintahan global yang mencakup
seluruh dunia.
Para pendukungnya menyatakan bahwa tujuan globalisasi demokratis adalah:
 Memperluas globalisasi dan mendekatkan dan menyatukan manusia;
 Menerapkan globalisasi ke semua bidang aktivitas dan pengetahuan, tidak
hanya pemerintahan, tetapi juga ekonomi karena ekonomi penting dalam
pembangunan kesejahteraan warga dunia; dan
 Memberikan warga dunia akses demokrasi dan hak berpendapat dalam
aktivitas global tersebut.
Pendukung gerakan globalisasi demokratis membedakan gerakan mereka dengan
gerakan anti-globalisasi. Mereka mengklaim bahwa gerakan ini menghindari
agenda ideologis dalam persoalan ekonomi dan sosial. Pendukung globalisasi
demokratis menyatakan bahwa pilihan orientasi politik harus diserahkan kepada
warga dunia lewat partisipasi mereka dalam lembaga demokratis dunia. Sejumlah
pendukung "gerakan anti-globalisasi" masih sepakat dengan sikap seperti ini.
George Monbiot, biasa dihubung-hubungkan dengan gerakan anti-globalisasi dan
memilih istilah gerakan keadilan global, mengusulkan reformasi demokratis di
sebagian besar lembaga internasional lewat bukunya, Age of Consent. Ia juga
mengusulkan adanya pemilihan umum demokratis di lembaga internasional dan
pembentukan "pemerintahan dunia".

2.2.1 Prinsip-prinsip Demokrasi


Menurut saya, prinsip-prinsip demokrasi sbb:
 Kedaulatan rakyat;
 Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
 Kekuasaan mayoritas;
 Hak-hak minoritas;
 Jaminan hak asasi manusia;
 Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
 Persamaan di depan hukum;
 Proses hukum yang wajar;

2.2.2 Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi


Sebuah Negara bisa di sebut sebagai Negara demokrasi manakala memiliki
sejumlah ciri-ciri. ciri-ciri itu sering disebut sebagai pilar demokrasi. Adapun cirri-
ciri pemerintahan demokrasi sebagai berikut:
1. Kedaulatan rakyat
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi. Dalam Negara demokrasi, pemilik
kedaulatan adalah rakyat bukan penguasa. Kekuasaan tertinggi ada pada rakyat.
Kekuasaan yang dimiluki oleh penguasa berasal dari rakyat.
2. Pemerintahan didasarkan pada persetujuan rakyat
Prinsip ini menghendaki adanya pengawasan rakyat terhadap pemerintahan.
Dalam hal ini, penguasa Negara tidak bisadan tidak boleh menjalankan
kehidupan Negara berdasarkan kemauannya sendiri.
3. Pemerintahan mayoritas dan perlindungan hak-hak minoritas
Prinsip ini menghendaki adanya keadilan dalam keputusan. Keputusan yang
sesuai dengan kehendak rakyat. Dalam kenyataan, kehendak rakyat bias berbeda-
beda, tidak sama. Dalam hal demikian, berlaku prinsip majority rule . maksudnya
keputusan diambil sesuai kehendak mayoritas rakyat. Namun, keputusan tersebut
hatus menghormati hak-hak minoritas (minority rights).
4. Jaminan hak-hak asasi manusia
Prinsip ini menghendaki adanya jaminan hak-hak asasi. Jaminan tersebut
dinyatakan dalam konstitusi. Jaminan hak asasi itu sekurang-kurangnya meliputi
hak-hak dasar. Hak-kah tersebut meliputi: hak mengemukakan pendapat,
berekspresi, dan pers bebas; hak beragama; hak hidup, hak berserikat dan
berkumpul; hak persamaan perlindungan hokum; hak atas proses peradilan yang
bebas. Namun demikian. Di sini berlaku prinsip: hak asasi manusia harus
senantiasa dikembangkan (diperbaiki, dipertajam, dan ditambah hak-hak lainnya).
5. Pemilu yang bebas dan adil
Prinsip ini menghendaki adanya pergantian pimpinan pemerintahan secara damai
dan teratur. Hal ini penting untuk menjaga agar kedaulatan rakyat tidak di
selewengkan. Untuk itu diselenggarakanpemilihan umum (pemilu).
6. Persamaan di depan hukum
Prinsip ini menghendaki adaanya persamaan politik. Maksudnya, secara hukum (
didepan hukum) setiap warga Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Jadi, siapa saja
memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Itu berarti tidak boleh ada
sikap membeda-bedakan (diskriminasi), entah berdasarkan suku, ras, agama,
antargolongan maupun jenis kelamin.
7. Perlindungan hukum
Prinsip ini menghendaki adanya perlindungan hukum warga Negara dari tindakan
sewenang-wenang oleh Negara. Misalnya warga Negara tak boleh di tangkap
tanpa alasan hukum yang jelas; warga Negara tak boleh dipenjarakan tanpa
melalui proses hukum yang terbuka.
8. Pemerintahan di batasi oleh konstitusi
Prinsip ini menghendaki adanya pembatasan kekuasaan pemerintah melalui
hokum. Pembatasan itu di tuangkan dalam konstitusi. Selanjutnya konstitusi itu
menjadi dasar penyelenggaraan Negara yang harus di patuhi oleh pemerintah.
Itulah sebabnya pemerintahan demokrasi sering di sebut “demokrasi
konstitusional” dengan demikian, pemerintahan demokrasi dijalankan sesuai
prinsip supremasi hukum (rule of law). Itu berarti kebijakan Negara harus
didasarkan pada hukum.
9. Penghargaan pada keberagaman
Prinsip ini menghendaki agar tiap-tiap kelompok social-budaya, ekonomi, ataupun
politik diakui dan dijamin keberadaannya. Masing-masing kelompok memiliki hak
dan kewajiban yang sama untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan
Negara.
10. Penghargaan terhadap nilai-nilai demokrasi
Prinsip ini menghendaki agar kehidupan Negara senantiasa diwarnai oleh
toleransi, kemanfaatan, kerja sama dan konsesus. tolenrasi berarti kesedian untuk
menahan diri, bersikap sabar, membiarkan dan berhati lapang terhadap orang-
orang yang berpandangan berbeda. Kemanfaatan berarti demokrasi haruslah
mendatangkan manfaat konkret, yaitu perbaikan kehidupan rakyat. kerja sama
berarti semua pihak bersedia untuk menyumbangkan kemampuan terbaiknya
dalam mewujudkan cita-cita bersama.

2.2.3 Macam-macam Demokrasi


Setelah memahami pengertian demokrasi, selanjutnya dianggap perlu untuk
mengetahui macam-macam demokrasi. Seiring berkembangnya sistem
pemerintahan modern, demokrasi juga diadopsi oleh banyak negara dengan
ideologi, kultur, dan prinsip sosial yang berbeda. Maka secara penyampaian
aspirasi, ideologi, serta fokus sasarannya, penyelenggaraan demokrasi dalam
sebuah negara memiliki bermacam bentuk, berikut ini beberapa di antaranya:

1. Demokrasi Pancasila
Pengertian Demokrasi Pancasila adalah salah satu bentuk demokrasi
yang penyelenggaraan didasarkan atas aspirasi, keinginan, serta kepentingan
masyarakat (rakyat pada umunya), bukan atas dasar perseorangan atau
kelompok (baik mayoritas maupun sebaliknya), oleh karenanya dalam perjalannya
dikembalikan kepada rakyat (hati nurani rakyat yang memutuskan). Negara
dengan sistem Demokrasi Pancasila tidak lain tidak bukan adalah Indonesia,
karena ideologi yang dipakai negara kita adalah Pancasila.
2. Demokrasi Liberal
Pengertian Demokrasi Liberal adalah salah satu bentuk demokrasi yang
diselenggarakan atas dasar kebebasan, yaitu dengan memberikan keleluasaan
atau kebebasan kepada rakyatnnya dan tidak turut campur atau mengatur
terhadap kehidupan warga negaranya. Saat era pemerintahan orde lama, negara
Indonesia pernah menganut bentuk demokrasi ini, namun diubah menjadi
demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno memalului dekrit presiden tahun
1959. Contoh negara dengan sistem demokrasi liberal seperti Amerika Serikat,
Perancis, Kanada, dll.
3. Demokrasi Komunis
Pengertian Demokrasi Komunis adalah bentuk demokrasi yang mengatur atau
mengurus seluruh kehidupan warga negaranya dan segala sesuatunya akan
dijadikan milik negara. Bahkan untuk mencapai visinya itu segala cara bisa
dilakukan seperti pemerasan dan pemaksaan. Negara dengan sistem demokrasi
komunis umumnya memiliki ciri seperti: segala urusan perekonomian diatur oleh
pusat; kekuasaan dimiliki oleh satu golongan; tidak percaya Tuhan; tidak
mengakui HAM; memperbolehkan kekerasan; dan lain sebagainya.
4. Demokrasi Terpimpin
Pengertian Demokrasi Terpimpin adalah salah satu bentuk demokrasi yang
memberikan keleluasaan kepada rakyatnya namun diatur dan diarahkan oleh
pimpinan negara, bentuk ini disebut juga sebagai semi otoriter atau pimpinan
tunggal. Istilah demokrasi terpimpin dikenalkan oleh Presiden Soekarno melalui
dekrit presiden tahun 1959, yang menyatakan bahwa demokrasi terpimpin
bukanlah diktator, sentralistik, ataupun liberal, akan tetapi demokrasi terpimpin
merupakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, bukan
dengan perdebatan dan penyiasatan.
5. Demokrasi Langsung
Pengertian Demokrasi Langsung adalah bentuk demokrasi yang memberikan
keleluasaan kepada masyarakat untuk berpartisipasi langsung dalam mengambil
keputusan. Seperti dalam pelaksaan pemilihan umum, seluruh masyarakat berhak
untuk memilih atas dirinya dan kehendaknya sendiri tanpa diwakili oleh siapapun.
Jenis demokrasi ini yang sekarang diterapkan di negara kita, bagi Anda yang
berusia banyak, atau telah memiliki KTP (kartu tanda penduduk), pastinya Anda
pernah mengalami pemilihan umum (pemilu), pemilihan presiden (pilpres),
pilkada, dan lain sebagainya.
6. Demokrasi Tidak Langsung
Pengertian Demokrasi Tidak Langsung adalah kebalikan dari demokrasi langsung,
yaitu masyarakat tidak dapat menyampaikan kehendaknya secara langsung.
Artinya rakyat terlebih dahulu memilih wakilnya (sebagai wakil rakyat) yang
mengemban amanat dan dipercayai untuk menyampaikan kehendak, aspirasi,
atau opini mereka. Jadi dalam pelaksaan demokrasi tidak langsung, rakyat
memberikan aspirasinya kepada wakilnya (sebagai pelantara) terlebih dahulu,
baru wakil rakyat tersebut yang akan menyampaika kehendak rakyat kepada
negara.
2.2.4 Kelebihan dan kekurangan Demokrasi
Kelebihan Demokrasi
1. Melindungi kepentingan rakyat
Demokrasi merupakan sistem yang melindungi kepentingan rakyat. Kekuasaan
yang sesungguhnya terletak di tangan orang-orang yang mewakili rakyat banyak.
Para wakil rakyat dipilih dan harus bertanggung jawab kepada rakyat yang
memilihnya. Dengan cara ini, kepentingan sosial, ekonomi dan politik rakyat
menjadi lebih terjamin di bawah demokrasi.
2. Berdasarkan prinsip kesetaraan
Demokrasi didasarkan pada prinsip kesetaraan. Semua warga negara memiliki
kedudukan sama di mata hukum.
Semua rakyat memiliki hak sosial, politik dan ekonomi yang sama dan negara
tidak boleh membedakan warga negara atas dasar kasta, agama, jenis kelamin,
atau kepemilikan.
3. Stabilitas dan tanggung jawab dalam pemerintahan
Demokrasi dikenal sebagai sistem yang stabilitas dan efisien. Pemerintahan
berjalan stabil karena didasarkan pada dukungan publik.
Dalam demokrasi perwakilan, wakil rakyat mendiskusikan masalah negara secara
menyeluruh dan mengambil keputusan berdasarkan aspirasi rakyat.
Di bawah sistem monarki, elit kerajaan mengambil keputusan sesuai keinginannya
sendiri. Sedangkan di bawah kediktatoran, diktator tidak melibatkan rakyat sama
sekali dalam pengambilan keputusan.
4. Pendidikan politik kepada rakyat
Demokrasi bisa berfungsi sebagai sekolah pendidikan politik bagi rakyat. Rakyat
akan ikut terdorong untuk mengambil bagian dalam urusan negara.
Pada saat pemilihan umum, partai politik mengusulkan kebijakan dan program
untuk dinilai oleh rakyat. Hal ini pada akhirnya menciptakan kesadaran politik di
kalangan masyarakat.
5. Sedikit peluang revolusi
Karena demokrasi didasarkan pada kehendak publik, terdapat kemungkinan kecil
terjadi pemberontakan rakyat. Para wakil dipilih oleh rakyat untuk melakukan
urusan negara dengan dukungan rakyat.
Jika mereka tidak bekerja dengan baik atau tidak memenuhi harapan rakyat, para
wakil bisa saja tidak dipilih lagi dalam pemilu berikutnya. Dengan cara ini, rakyat
tidak perlu melakukan pemberontakan saat menginginkan perubahan.
6. Pemerintahan stabil
Demokrasi didasarkan pada kehendak rakyat sehingga penyelenggaraan negara
berjalan didasarkan atas dukungan rakyat.
Oleh karena itu, demokrasi dianggap lebih stabil daripada bentuk pemerintahan
lain.
7. Membantu membentuk rakyat menjadi warga negara yang baik
Keberhasilan demokrasi terletak pada bertumbuhnya warga negara yang baik.
Demokrasi menciptakan lingkungan yang tepat untuk pengembangan kepribadian
dan menumbuhkan kebiasaan yang baik. Dalam demokrasi, rakyat dilatih untuk
memahami hak dan kewajiban mereka.
8. Berdasarkan opini publik
Pemerintahan demokrasi didasarkan pada keinginan publik dan tidak didasarkan
pada ketakutan pada penguasa.
Demokrasi berdiri di atas konsensus, bukan pada kekuasaan; dengan warga
negara memiliki kesempatan mengambil bagian aktif dalam pemerintahan.
Kekurangan Demokrasi
1. Lebih menekankan pada kuantitas daripada kualitas
Demokrasi tidak didasarkan pada kualitas tetapi pada kuantitas. Partai mayoritas
memiliki wewenang memegang pemerintahan.
Selain itu, orang yang tidak memiliki kecerdasan, visi dan korup bisa saja terpilih
menjadi penyelenggara negara.
2. Pemerintahan oleh orang tidak kompeten
Demokrasi bisa saja dijalankan oleh orang-orang yang tidak kompeten. Dalam
demokrasi, setiap warga negara diperbolehkan untuk mengambil bagian,
sedangkan tidak semua orang cocok dengan peran itu.
Segerombolan manipulator yang dapat mengumpulkan suara bisa mendapatkan
kekuasaan dalam demokrasi. Hasilnya, demokrasi dijalankan oleh orang bodoh
dan tidak kompeten.
3. Berdasarkan kesetaraan yang tidak wajar
Konsep kesetaraan dalam demokrasi dianggap bertentangan dengan hukum alam.
Alam memberi setiap individu dengan kecerdasan dan kebijaksanaan yang
berbeda.
Faktanya, kemampuan tiap orang berbeda. Sebagian orang berani, lainnya
pengecut. Sebagian sehat, yang lain tidak begitu sehat. Sebagian cerdas, yang lain
tidak.
Kritik berpendapat bahwa akan bertentangan dengan hukum alam untuk
memberikan status yang sama kepada semua orang.
4. Pemilih tidak tertarik pada pemilu
Pemilih tidak selalu menunaikan hak pilihnya sebagaimana seharusnya. Umum
ditemukan tingkat partisipasi pemilih hanya berada pada kisaran angka 50 sampai
60 persen saja.
5. Menurunkan standar moral
Satu-satunya tujuan kandidat adalah memenangkan pemilihan. Mereka sering
menggunakan politik uang dan praktik bawah tangan lainnya agar terpilih.
Kekuatan otot dan uang bekerja bahu-membahu untuk memastikan kemenangan
seorang kandidat.
Dengan demikian, moralitas adalah korban pertama dalam pemilu. Apa yang bisa
diharapkan setelah moralitas dikorbankan?
6. Demokrasi adalah pemerintahan orang kaya
Demokrasi modern pada kenyataannya adalah kapitalistik. Pemilu dilakukan
dengan uang. Para calon kaya membeli suara. Pada akhirnya, rakyat mendapatkan
pemerintahan plutokrasi yang berbaju demokrasi.
Pada kondisi ini, orang kaya menguasai media untuk keuntungan mereka sendiri.
Kepentingan pemilik modal bisa saja mempengaruhi keputusan politik yang
diambil pemerintah.
7. Penyalahgunaan waktu dan dana publik
Demokrasi bisa terjerumus pada pemborosan waktu dan sumber daya.
Dibutuhkan banyak waktu dalam perumusan undang-undang. Banyak uang yang
dihabiskan selama pemilu.
8. Tidak terjadi pemerintahan yang stabil
Ketika tidak ada partai yang manjadi mayoritas mutlak, pemerintahan koalisi
harus dibentuk. Koalisi partai politik dengan pembagian kekuasaan hanya
merupakan perkawinan semu.
Setiap kali terjadi benturan kepentingan, koalisi hancur dan pemerintahan runtuh.
Dengan demikian, pemerintah stabil di bawah demokrasi bisa sulit dicapai.
9. Kediktatoran mayoritas
Demokrasi dikritik karena menjadi legitimasi kediktatoran mayoritas. Mayoritas
diharuskan melindungi kepentingan minoritas tetapi dalam praktiknya tidak selalu
demikian.
Mayoritas setelah mendapatkan kesuksesan saat pemilu terkadang melupakan
minoritas dan menjalankan pemerintahan sesuai dengan kehendak mereka
sendiri.
10. Pengaruh buruk dari partai politik
Partai politik merupakan dasar demokrasi. Partai politik bertujuan merebut
kekuasaan dengan cara yang sah.
Namun terkadang, anggota partai politik lebih mendahulukan kepentingan partai
dibanding kepentingan negara.[]

2.4 Makna sila keempat


Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan di dasari oleh sila Ketuhanan
yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indonesia,
dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia. Nilai Filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat
Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial. Hakikatnya rakyat adalah merupakan sekelompok manusia
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu bertujuan mewujudkan
harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah Negara. Rakyat merupakan
subjek pendukung pokok Negara.Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat, oleh
karena itu rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara. Sehingga dalam sila
Kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan
dalam hidup Negara. Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila
keempat adalah :
1. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik
terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang
Maha Esa
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan
3. Menjamin dan memperkokoh persaatuan dan kesatuan dalam hidup
bersama
4. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, kerana
perbedaan adalah meruapakan suatu bawaan kodrat manusia
5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu,
kelompok, ras, suku maupun agama
6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang
beradab
7. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang
beradab
8. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar
tercapainya tujuan bersama
Pelaksanaan dan pengamalan sila ini dicerminkan dalam kehidupan
pemerintahan, bernegara dan bermasyarakat yang demokratis. Meskipun praktik
demokratisasi juga diterapkan di Negara-negara lain, demokrasi di Indonesia
memiliki cirri yang khusus, yaitu ada keseimbangan antara hak dan kewajiban
warga Negara dalam membentuk dan menjunjung tinggi pemerintahannya.
Berbeda dengan demokrasi Negara-negara lain, ada demokrasi yang
mengutamakan hak dan mengesampingkan kewajiban. Seperti yang dianut oleh
Negara yang berpaham liberal ataupun demokrasi yang mengutamakan
kewajiban dan mengabaikan hak-hak warga negaranya seperti di terapkan di
Negara-negara sosialis. Di Indonesia penerapan demokrasi ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban warga Negara, yaitu demokrasi Pancasila. Dalam
demokrasi Pancasila partisipasi masyarakat atau warga Negara dapat ditampung
dan diakomodasi dalam menentukan kebijakan publik sehingga kebijakan dan
ketentuan yang dibuat Pemerintah mendapat dukungan serta pengawasan jalan
musyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, ataupun
intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. Karakteristik sila
ke-empat meliputi:
1.Penyelengggaraan Negara secara demokratis
2.Demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila, dan
3.Bercirikan musyawarah untuk mufakat

2.5 Pokok yang terkandung dalam sila keempat


Dibawah ini adalah pokok Sila ke 4 yang dibahas sebagai berikut :
1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana,
demokrasi yang dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa dalam
pemerintahan baik yang tergabung dalam pemerintahan dan kemudian
adalah peran rakyat yang diutamakan.
2. Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan
sesudah itu diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting
yaitu mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah
hasil yang mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan
bersama. Dengan demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang
berdasarkan pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil
kebikjasanaan. Oleh karena itu kita ingin memperoleh hasil yang sebaik-
baiknya didalam kehidupan bermasyarakat, maka hasil kebikjasanaan itu
harus merupakan suatu nilai yang ditempatkan lebih dahulu.
3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal
ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga
membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara
umum demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu terletak pada
permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan
keputusan-keputusan yang diambil secara bulat.

Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila pengambilan
keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru diadakan
pemungutan suara. Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang
diputuskan itu memang bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak. Jika
demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka dari pengamatan sejarah bahwa
kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan rakyat atau masyarakat.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda saja, di desa-desa kekuasaan
ditentukan oleh kebulatan kepentingan rakyat, misalnya pemilihan kepala desa.
Musyawarah yang ada di desa-desa merupakan satu lembaga untuk menjalankan
kehendak bersama. Bentuk musyawarah itu bermacam-macam, misalnya pepatah
Minangkabau yang
mengatakan : “Bulat air karena pembunuh, bulat kata karena mufakat”.
Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi. Demokrasi yang mana
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah pemimpin
yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-hal yang
bersifat fisis/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang
berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat
psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah
pada pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua
negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasaprofesional dilakukan
melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila
keempat menunjuk pada NKRI sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang
dipimpin oleh orang profesional-dewasa melalui sistem musyawarah (government
by discussion).
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan makalah ini, dapat kami simpulkan bahwa
”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
dan Perwakilan “
mengandung pengertian dalam menjalankan pemerintahan, Indonesia harus
mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah yaitu dengan cara
berunding untuk mencapai satu kesepakatan bersama(mufakat). Musyawarah
merupakan bagian dari demokrasi.Pengertian demokrasi adalah sebuah sistem
pemerintahan atau tata negara, yang memberikan hak yang sama kepada setiap
warga negaranya sebagai bentuk kedaulatan rakyat dan negara. Sehingga negara
yang menganut sistem demokrasi, menempatkan kedaulatan tertinggi berada di
tangan rakyatnya, seperti di negara Indonesia kita tercinta ini. Karena dalam
demokrasi pemerintahan berada di tangan rakyat, maka seluruh rakyat memiliki
kesetaran hak untuk berpartisipasi dalam sistem pemerintahan, yaitu dengan
mendapatkan kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih dan memilih,
tanpa membeda-bedakan status sosial, SARA (suku, agama, ras, antargolongan),
dan lain sebagainya.

B. Saran Dengan mempelajari sila keempat, kita dapat mengaplikasikan makna


yang terkandung didalamnya yaitu hakikat kerakyatan, permusyawaran yang
merupakan bagian dari demokrasi dalam kehidupan sehari-hari, agar tercipta
keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai