Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang pasti pernah mengalami luka, baik luka ringan maupun luka
berat. Kita akan menemui banyak kasus luka, Sebelum kita melakukan perawatan
luka pada pasien, sebaiknya kita mengetahui lebih dalam tentang peradangan dan
penyembuhan luka.

Peradangan dan penyembuhan luka merupakan dua hal yang


salingberhubungan satu sama lain namun berbeda dalam prinsip, mekanisme
kerja, dan fungsinya. Proses yang terlebih dahulu terjadi adalah peradangan,
karena peradangan merupakan salah satu fase yang harus dilewati sebelum
terjadinya penyembuhan luka.

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah rangkaian reaksi yang terjadi


pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau
terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan
terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin,
bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel
yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk
melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.

Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi:


1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi
untuk meningkatkan performa makrofaga.
2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi.
3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.

Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dll,
yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi,
pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah
infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan
tekanan darah terutama pada pembuluh kecil. Aktivasi molekul adhesi untuk
merekatkan endotelia dengan pembuluh darah. Kombinasi dari turunnya tekanan
darah dan aktivasi molekul adhesi, akan memungkinkan sel darah putih
bermigrasi ke endotelium dan masuk ke dalam jaringan. Proses ini dikenal
sebagai ekstravasasi.

MAKALAH PATOLOGI |Radang 1


Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai
berikut:
1. tumor atau membengkak
2. calor atau menghangat
3. dolor atau nyeri
4. rubor atau memerah
5. functio laesa atau daya pergerakan menurun
6. kemungkinan disfungsi organ atau jaringan.

Dalam makalah ini penyusun akan mencoba untuk membahas masalah


peradangan.

1. Apa itu Radang Appendiks?


2. Apakah tanda atau gejala Radang Apendiks?
3. Apa saja obat yang dapat menyembuhkan Radang Tenggorokan?
4. Bagaimana ciri-ciri penderita yang mengalami Radang Lambung
(gastritis)?
5. Bagaimana pengobatan pada Radang Lambung (gastritis)?
6. Apakah penyebab radang paru-paru pada sapi?
7. Apakah penyebab radang prostat?

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa lebih mengetahui tentang berbagi macam radang yang


dapat terjadi, pada tubuh manusia.
2. Untuk lebih memahami dan mengetahui bagaimana peradangan itu.
3. Untuk mengetahui cara pengobatan-pengobatan apa saja jika terjadi
peradangan.
4. Menambah wawasan tentang peradangan dan ilmu dalam dunia
kesehatan .
5. Menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen .

BAB II
PEMBAHASAN

MAKALAH PATOLOGI |Radang 2


2.1 Pengertian Peradangan

Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman


cairan,zat-zat yang terlarutdan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan
interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.

Peradangan adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya


adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan
nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan
pemulihan.

Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang


mati/rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi.
Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali dan
didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal. Penyembuhan luka
merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan bio-seluler,
biokimia terjadi berkesinambungan. Penggabungan respon vaskuler, aktivitas
seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di daearah luka
merupakan komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan luka. Besar
perbedaan mengenai penelitian dasar mekanisme penyembuhan luka dan
aplikasiklinik dan saat ini telah dapat di perkecil dengan pemahaman dan
penelitian yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka dan pemakaian
bahan pengobatan yang telah berhasil memberikan kesembuhan.

2.2 Fungsi Peradangan

Adapun fungungsi peradangan antara lain sebaagai berikut:


a. Netralisasi dan pembuangan agen penyerang
b. Penghancuran jaringannekrosis
c. Membantu mempersiapkan proses perbaikan dan pemulihan

2.3 Penyebab Peradangan

Sebab-sebab dari peradangan adalah sebagai berikut:


a.Infeksidarimikroorganismedalamjaringan
b. Trauma fisik
c. Cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau termal
d. Reaksi imun (menimbulkan respon hipersensitiff dalam jaringan)

2.4 Tanda-tanda Peradangan

MAKALAH PATOLOGI |Radang 3


Beberapa tanda pokok peradangan antara lain :
a) Rubor (kemerahan)
Rubor merupakan hal pertama yang terlihant pada daerah
peradangan. Waktu. reaksi peradangan mulai timbul maka anteriol
yangg mensuplai daerah tersebut melebar, dengan lebih banyak
darah mengalir kedalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang
sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat
terisi penuh dengan darah. Keadaan ini dinamakan hyperemia atau
kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut.
b) Kalor (panas)
Pada daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari
sekelilingnya sebab daerah yang disalurkan tubuh kepermukaan
daerah yang terkena lebih banyak dari pada yang disalurkan
kedaerah normal.
c) Dolor (rasa sakit)
perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat
merangsang ujung-ujung saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan
yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang
tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.
d) Tumor (pembengkakan)
pembemkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari
sirkulasi darah kejaringan-jaringan iterstitial. Campuran dari cairan
dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Pada
keadaan dini reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah
cair,seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka
bakar ringan.

2.5 Jenis-jenis Peradangan

Jenis-jenis peradangan antara lain sebagai berikut:


a) Radang kataral
terbentuk diatas permukaan membran mukosa yang terdapat sel-sel
yang dapat mensekresi musin. Eksudat musin yang paling banyak di
kenal adalah puck yang menyertai banyak infeksi pernafasan bagian
atas.
b) Radang pseudomembran
terbentuk di atas permukaan selaput lendir yang ditandai dengan
pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial,
mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif
dan sel-sel darah putih radang. Radang membranosa sering dijumpai
dalaam orofaring, trakea, bronkus, dan traktus gastro intestinal.

MAKALAH PATOLOGI |Radang 4


c) Ulkus
terjadi apalagi sebagian permukaan jaringan hilang sedangkan
jaringan sekitarnya meradang.
d) Abses
Lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses adalah lesi yang
sulit untuk diatasi oleh tubuh karene kecenderungannya untuk
meluas dengan pencairan, kecenderungan untuk membentuk lubang
dan resistensinya terhadap penyembuhan. Jika terbentuk abses, maka
obbat-obatan seperti antibiotik dalam darah sulit masuk ke dalam
abses.
e) Radang purulen
Terjadi akibat infeksi bakteri. Terdapat pada cedera aseptik dan
dapat terjadi dimana-mana pada tubuh yang jaringannya telah
menjadi nekrotik.
f) Flegmon
Radang purulen yang meluas secara defuse pada jaringan.
g) Radang supuratif
Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang
secara kollektif diberi nama piogen (pembentukan nanah). Yang
termmasuk piogen adalah stafilokokkus, banyak basil gram negative.

2.6 Mekanisme Peradangan

Pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamasi atau reaksi
vaskuler. Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga
plasma akan merembes keluar. elanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah
sekitar luka, kemudian fibrin akan membentuk semacam jala, struktur ini akan
menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi.

Pada proses inflamasi juga terjadi inflamasi juga terjadi phagositosis, mula-
mula phagosit membungkus mikroorganisme, kemudian dimulailah digesti dalam
sel. Hal ini akan mengakibatkan perubahan pH menjadi asam. Selanjutnya akann
keluar protease selluler yang akan menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu
makrofak mononuklear besar akan tiba dilokasi infeksi untuk membungkus sisa-
sisa leukosit. Dan akhirnya terjadi pencairan (resolusi) hasil proses inflamasi
lokal.

2.7 Macam-macam Penyakit Radang

Ada beberapa macam contoh penyakit peradangan yakni sebagai berikut:

1. Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)

MAKALAH PATOLOGI |Radang 5


Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam
bahasa medisnya disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa
yang dimaksud dengan usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya
bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini
besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya
berada di perut bagian kanan bawah.

Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis,


Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis
reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak
mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah
sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi
immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar
limfoid.Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini
dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang
sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu
(Appendicitis).

Radang usus buntu terjadi jika ada sisa-sia makanan yang masuk
kedalam usus buntu, tepatnya kedalam umbai cacing. Sisa makanan tersebut
terjabak dan tidak dapat keluar dari umbai cacing sehingga lama-kelamaan
akan membusuk. Akibatnya,timbul peradangan pada umbai cacing. Orang-
orang yang terkena appendicitis biasanya harus dioperasi untuk membuang
numbai cacing yang membusuk tersebut.Penyebab Penyakit Radang Usus
Buntu (Appendicitis). Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan
oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan
yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Diantaranya faktor
penyumbatan(obstruksi) pada lapisan saluran(lumen) appendiks oleh

MAKALAH PATOLOGI |Radang 6


timbunan tinja/feces yang keras(fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan
limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan
striktur.

Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan


dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh
tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran
inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak.

Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin


sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering
kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu makan
cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak
tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin,
Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama,
sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang
pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak
sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.
Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang
beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat
menimbulkan penyakit radang usus buntu.Gambaran Penyakit Radang Usus
Buntu (appendicitis). Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus
buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus
buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami
kerusakan dan terjadi pembusukan (gangrene) karena sudah tak mendapatkan
makanan lagi.

Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya; seperti penyakit


radang usus buntu akut (mendadak) dan penyakit radang usus buntu kronik.
Gejala utama radang apendiks ialah sakit di perut (abdomen). Sakit bermula

MAKALAH PATOLOGI |Radang 7


dibahagian pusat tengahdan kemudian ke bahagian bawah kanan
perut(abdomen). Sakit akan bertambah apabila bergerak, batuk atau bersin.

Gejal lain yang berkaitan adalah:


1. Demam (selalunya demam rendah tetapi boleh menjadi tinggi),
2. loyo dan kadang-kala muntah,
3. sembelit atau cirit-birit,
4. kurang selera makan,
5. abdomen membengkak.

Tanda-tanda penyakit radang apendiks adalah:


1. Sakit apabila menekan secara perlahan di bahagian bawah
kanan perut.
2. Bertambah sakit apabila tekanan tersebut dilepaskan.

Cara untuk mengetahui penyakit radang apendiks adalah:


1. melakukan tes darah untuk mengetahui tanda jangkitan,
2. melakukan uji urine untuk mengetahui jangkitan salur kencing.

Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu


Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit
radang usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila
sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika
dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai
35%.

Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup


(laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika
selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus
terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi
dan lain-lain.

3. Radang Tenggorokan

MAKALAH PATOLOGI |Radang 8


Seperti kita kita ketahui minum obat merupakan jalan terakhir setelah,
sakit menyerang dan tetap saja yang paling penting mencegahnya. Tapi siapa
yang tak tergiur dengan gorengan minum yang seger-seger dan makanan yang
pedas. Padahal ke-3 jenis makanan dan minuman itulah penyebab utama
radang tenggorokan. Radang tenggorokan yang diderita biasanya memiliki
gejala-gejala badan panas,demam jika digunakan untuk menelan rasanya sakit
suara serak bahkan sampai membuat suara hilang bahkan dan kadang disertai
dengan flu. Jika itu terjadi dan belum sedemikian parah. Sebaiknya kita
menghentikan kegiatan makna dan minum tersebut.

Radang tenggorokan merupakan penyakit yang sering menjangkiti kita


semua, terutama saat pergantian musim ( musim kemarau ke musim hujan).
Obat Batuk Hitam merupakan salah satu alternatif pengobatan untuk radang
tenggorokan. Kadangkala hal tersebut tidak bisa menyembuhkan 100 %.

Tentang tumbuhan atau ramuan jamu untuk radang tenggorokan dan


ditambah riset kandungan obat batuk hitam herbal, maka ditemukankanlah
tumbuhan sebagai berikut :
1. kayu manis untuk obat radang tenggorokan,
2. mahkota dewa untuk obat radang tenggorokan,
3. jeruk nipis untuk mengencerkan dahak,
4. jahe untuk menghangatkan tenggorokan.

Dan adapun pengobatan untuk mempercepat penyembuhan yaitu:


1. Antibiotik
Antibiotik yang umumnya bias digunakan Amoxicilin dan
Cefadroxil.
2. Analgesik dan Antipiretik
Obat ini seperti panadol dan aspirin. Yang berguna sebagai
pain killer untuk mengurangi nyeri dan menurunkan panas.
3. Multivitamin
Minum vitamin C atau B kompleks. Vitamin berguna untuk

MAKALAH PATOLOGI |Radang 9


segera memulihkan daya tahan tubuh. Namun sebaiknya kita
memakn buah-buahan apa saja untuk mendapatkan Vitamin
yang dibutuhkan.

4. Radang Lambung (Gastritis)

Gastritis atau radang lambung lebih dikenal dengan Sakit maag


merupakan sakit yang disebabkan oleh adanya sekresi asam lambung yang
tidak normal pada lambung sehingga mengakibatkan rasa perih pada dinding
lambung. Sakit Maag dapat dipicu oleh kebiasaan makan yang tidak teratur,
jenis makanan tertentu, obat-obatan, atau oleh adanya setres psikologis.
Gejala maag yang sudah krinis da[at menyebabbkan luka pada dinding
lambung. Adnya sekresi asam lambung yang mengenai luka pada lambung
menyebabkan rasa perih atau sakit. Saki maag yang sudah parah dapat
menyebabkan Perdarahan pada lambung karena luka yang terjadi sudah
sampai pada lapisan sub Mukosa yang banyak memiliki pembuluh darah.
Sakit maag pada penderita radang lambung atau maag, dijumpai adanya suatu
iritasi atau infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga
dinding lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau luka.
Selain luka pada dinding lambung, juga luka pada usus 12 jari.Serangan pada
lambung sendiri dapat bersifat akut atau kronis. Radang kronis sering terjadi
di kalangan orang tua dan penderita anemia fatal. Hal ini sering dapat
menimbulkan peradangan di seluruh lapisan dinding lambung.

Radang lambung dapat menyerang setiap orang dengan segala usia.


Radang lambung dapat menimbulkan pendarahan (hemorrhagic gastritis)
sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di lambung, penderita
akan muntah yang mengandung darah yang berwarna cokelat seperti
kopi.Pada penderita radang lambung akut, sering mengeluhkan adanya suatu
gejala dengan perasaan lambung tak enak, kram perut, indigesti, nafsu makan
berkurang, mual dan muntah. Gejala-gejala tersebut akan berlangsung dalam
beberapa jam hingga beberapa hari.

Sedangkan pada penderita radang lambung kronis mempunyai gejala


yang sama atau rasa tak nyaman yang ringan. Sering kali gejala tersebut
menjadi samar-samar, seperti tidak toleran terhadap makanan berlemak atau
pedas. Bahkan bisa saja bila terjadi serangan ringan akan dapat diatasi dengan
makan.

Namun demikian secara umum penyakit radang lambung mempunyai


beberapa gejala yaitu:
a) Mual dan sering muntah,

MAKALAH PATOLOGI |Radang 10


b) Perut terasa nyeri, pedih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut
(ulu hati),
c) Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik,
keluar keringat dingin,
d) Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar,
e) Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut),
f) Kepala terasa pusing. Dan pada radang lambung dapat terjadi
pendarahan.

Radang lambung dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya


sebagai berikut:
a) adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang,
b) adanya asam lambung dan pepsin yang berlebihan,
c) Mukosa (selaput lendir) lambung tak tahan terhadap asam lambung
dan pepsin yang berlebihan karena menurunnya kemampuan fungsi
mukosa lambung tersebut,
d) waktu makan yang tak teratur, sering terlambat makan, atau sering
makan berlebihan,
e) terlalu banyak makanan yang pedas, asam, minuman beralkohol, obat-
obatan tertentu dengan dosis tinggi.

Ramuan yang bisa digunakan untuk penyembuhan adalah temu lawak,


daun lidah buaya, kunyit segar, sereh.

5. Pneumonia atau Radang Paru-paru ( Pada Sapi)

Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru


terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya
gangguan fungsi sistem pernafasan (Gabor 2003).

Faktor-faktor pengelolaan peternakan dan lingkungan hewan sangat


berpengaruh terhadap terjadinya radang paru-paru pada suatu peternakan.
Cara-cara pemeliharaan seperti penempatan hewan yang selamanya hanya
dikandang saja, tempat yang lembab atau berdebu, ventilasi udara yang jelek,
penempatan hewan dari berbagai umur dalam satu tempat, jumlah hewan yang
berlebihan dalam satu kandang, hewan yang berdesak-desakan (over
crowding), pemasukan hewan-hewan yang tidak beraturan, merupakan faktor-
faktor yang mendukung terjadinya pneumonia (Cordes et.al 1994).

Selain itu, adanya radang seperti radang pada bronkhus (bronkhitis)


juga dapat bertindak sebagai penyebab pneumonia. Terlebih sebagian besar
kejadian pneumonia pada hewan asalnya bersifat bronchogenik (adanya

MAKALAH PATOLOGI |Radang 11


benda-benda asing yang masuk kedalam atau melalui bronkhus), tetapi
beberapa dapat berasal dari rute hematogenik (via darah).

Etiologi kejadian pneumonia sangat beragam. Menurut Welsh et.al


(2004), penyakit pneumonia pada sapi dapat diakibatkan oleh virus, bakteri
atau kombinasi keduanya, parasit metazoa (metazoan parasites) dan agen-agen
fisik/kimia lainnya.

Adapun spesifitas agen penyebab tersebut adalah :


1. Pneumonic pasteurellosis (shipping fever), oleh : Pasteurella
haemolityca, Pasteurella multocida dengan atau tanpa virus
Parainfluenza 3,
2. Viral Pneumonia, oleh : adeno virus atau Parainfluenza 3,
3. Contagious bovine pleuropneumonia, oleh : Mycoplasma mycoides,
4. Lungworm pneumonia, oleh : Dictyocaulus viviparous,
5. Tuberculosis secara sporadik yang disebabkan oleh Mycobacterium
bovis.

Menurut Welsh et.al (2004), hampir semua kejadian pneumonia


berawal dari mekanisme pertahanan paru-paru. Dibawah kondisi yang normal,
aliran udara utama dan parenkhim paru-paru mencegah masuknya agen yang
berbahaya, menetralisir serta menyingkirkannya, sehingga paru-paru
mengandung sedikit, jika ada, organisme yang sampai ke bagian ujung paru-
paru. Beberapa infeksi alat respirasi berasal dari partikel debu yang membawa
agen infeksi dimana keluar/masuk paru-paru. Untuk terjadinya suatu infeksi
melalui rute aerosol, agen penyebab infeksi harus bersifat mudah dibawa oleh
udara (aerosolized), tahan di udara, dapat ditempelkan pada dinding alat
respirasi dari induk semang yang peka, dan kemudian memperbanyak diri.
Jadi patogenesa dari infeksi penyakit respirasi terkait dengan deposisi partikel
dan agen infeksi dalam alat respirasi.

Di bawah kondisi normal suatu mekanisme pertahanan biokimiawi,


fisiologis dan immunologis secara kompleks melindungi alat pernafasan dari
partikel masuk, yang mungkin bersifat melukai atau infeksius. Mekanisme
pertahanan utama alat respirasi meliputi filtrasi aerodynamika oleh rongga
hidung, bersin, refleks laryngealis, refleks batuk, mekanisme transport
mucociliary makrofag alveolar dan sistem antibodi sistemik maupun lokal.
Selain itu, gambaran anatomis dan fisiologis dari sistem respirasi sapi
memungkinkan adanya predisposisi terhadap berkembangnya penyakit paru-
paru dibandingkan hewan lainnya.
Sapi secara fisiologis mempunyai kapasitas pertukaran gas yang kecil
dan aktifitas tekanan ventilasi basal lebih besar. Kapasitas pertukaran gas
yang kecil menyebabkan sapi mendapatkan tingkat oksigen alveolar dan

MAKALAH PATOLOGI |Radang 12


bronchial rendah selama berada pada dataran tinggi dan selama periode
aktifitas fisik/metabolik. Pada saat itu, tekanan oksigen rendah atau hypoxia
mungkin memperlambat aktifitas mucociliary dan makrofag alveolar dan
menurunkan kecepatan proses pembersihan paru-paru (Subronto 2003).
Paru-paru sapi juga mempunyai tingkat pembagian ruangan yang lebih besar
dari pada hewan lain. Hal ini memungkinkan terjadinya hypoxia perifer pada
jalannya udara sehingga jalannya udara menjadi terhambat. Hal ini
mengakibatkan penurunan aktifitas fagositosis dan retensi multifikasi agen-
agen infeksius. Disamping itu, karena makrofag alveolar jumlahnya rendah
pada paru-paru sapi, maka mekanisme pembersihan paru-paru tidak seefektif
hewan lain. Demikian pula tingkat atypical bioactivity dari lysozyme mukus
respirasi pada sapi yang rendah, memungkinkan sapi lebih mudah menderita
infeksi saluran pernafasan dibandingkan spesies hewan lainnya.

6. Penyakit Radang/Pembesaran Prostat

Penyakit atau gangguan pembesaran prostat adalah penyakit akibat


perubahan hormonal dihidrotestosteron / DHT dalam jaringan kelenjar prostat
yang meningkat pada usia dewasa. Peningkatan hormon tersebut umumnya
karena pertambahan usia serta fungsi penguraian yang berkurang sehingga
ukuran kelenjar prostat akan terus bertambah.

Prostate yang semakin besar dapat mempersempit jalur saluran


kencing sehingga buang air kecil akan semakin sulit untuk dilakukan. Air
kencing apabila tidak segera dikeluarkan akan menumpuk di kandung kemih
sehingga akan menjadi sarang perkembangbiakan bakteri yang berakhir pada
radang prostat.

Yang Menyebabkan / Penyebab Gangguan Perbesaran / Radang


Prostat ialah:
1. Terlalu banyak duduk baik di rumah, kantor, mobil, motor, dsb.
2. Penurunan kekebalan tubuh akibat fisik lelah, stress, dsb.
3. Makan makanan pedas atau yang merangsang secara berlebih.
4. Kegiatan seks berlebihan.
5. Terlalu banyak masturbasi atau onani yang berlebih.

Tanda-tanda/ ciri-ciri orang yang terkena penyakit pembesaran prostat


yaitu:
1. Tidak tahan kebelet kencing sehingga selalu terburu-buru.
2. Tembakan air seni lemah dan dapat mengotori kaki kita.

MAKALAH PATOLOGI |Radang 13


3. Fobia pada kencing karena selalu merasa nyeri.
4. Di malam hari sering terbangun untuk beser / kencing.
5. Kencing selalu tidak tuntas dan merasa anyang-anyangan.
6. Setelah kencing ada sisa air seni yang keluar.

Cara untuk mencegah gangguan penyakit radang dan pembesaran


prostat adalah:
1. Menjalankan pola hidup sehat seperti pola makan sehat empat sehat
lima sempurna, rajin olahraga, tidak merokok, tidak begadang, dsb.
2. Banyak-banyak minum air minimal delapan 8 gelas setiap hari.
3. Tidak membiasakan menahan kencing ketika kebelet.
4. Sering makan kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, tomat,
mineral
zinc, asam lemak omega 3, dan lain-lain untuk mengurasi resiko
prostat radang.
5. Memeriksakan prostat kita secara berkala ke dokter atau pusat
kesehatan.

BAB III
Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil atau dipetik dari makalah ini
ialah:
1. Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman
cairan,zat-zat yang terlarutdan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-
jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.
2. Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru
terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan
adanya gangguan fungsi sistem pernafasan (Gabor 2003)

3.2 Saran

MAKALAH PATOLOGI |Radang 14


Saran yang dapat kami berikan adalah:
1. Sebaiknya jika terjadi peradangan pada kita, kita segera merawatnya
dengan memberikan Antibiotic , Analgesik dan Antipiretik.
2. Dengan mengetahui gejala-gejala awal peradangan kita dapat
mengantisipasi dari awal jka terjadi peradangan pada pasien ataupun
orang terdekat kita.
3. Dengan mengetahui penyebab-penyebab pada peradangan maka kita
dapat mencegah lebih awal sebelum terjadinya penyakit yang lebih
parah.

MAKALAH PATOLOGI |Radang 15

Anda mungkin juga menyukai