Anda di halaman 1dari 9

Nama : Kelara Irim

Kelas : 1A Keperawatan
Tingkat/Semester : 1/2
Mata kuliah : Patofisiologi
NIM : 1911144011009

MERANGKUM
MATERI : PERADANGAN DAN INFEKSI
Pengantar
 Jaringan atau organ tubuh pasti pernah cedera, agar dapat berjalan baik maka terjadi
perbaikan dan pemulihan pada

Jaringan dan organ tersebut. Banyak faktor lingkungan dan perorangan yang dapat
memodifikasi dan mempengaruhi proses pemulihan
Pengertian :
 Respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan,
berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera,
seperti karena terbakar, atau terinfeksi
 Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi
dan iritasi
Radang :
Ialah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan,
yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung baik agen pencedera
maupun jaringan yang cedera itu (kamus kedokteran dorland:
MENURUT KATZUNG (2002):
Radang ialah suatu proses yang dinamis dari jaringan hidup atau sel terhadap suatu
rangsang atau injury (jejas) yang dilakukan terutama oleh pembuluh darah (vaskuler)
dan jaringan ikat (connective tissue).
- Luka
Adalah rusaknya atau terputusnya jaringan yang disebabkan cara fisik maupun
mekanik. Setiap jenis luka menimbulkan peeradangan yang merupakan reaksi tubuh
terhadap cedera.
Ada penyakit yang mengganggu prosea penyembuhan atau menurunkan daya tahan
tubuh teradap infeksi.
Contoh : aterosklerosisi, diabetes melitus, sirosis hepatis dan gagal ginja.
- Peradangan
Dapat didefinisikan sebagai reaksi jaringan terhadap cedera, yang cara khas terdiri atas
respons vaskular dan seluler, yang bersama-sama berusaha menghancurkan substansi
yang dikenali sebagai asing untuk tubuh. Jaringan ini kemudian dipulihkan seperti
sediakala atau diperbaiki sedemikian rupa agar jaringan atau organ itu dapat tetap
bertahan hidup.
- Penyembuhan secara ideal berusaha memulihkan jaringan asalnya, namun bila tidak
mungkin, akan terbentuk jaringan parut. Radang ada yang akut dan yang menahun.
Penyebab paling umum dari peradangan adalah
- Infeksi : dari mikroba dalam jaringan
- Trauma fisik : sering disertai perdarahan dalam jaringan
- Cedera kimiawi, radiasi, mekanik, atau termal : yang langsung
Mekanisme peningkatan permeabilitas pada inflamasi akut
Pada pembuluh darah normal, sambungan antar endotel yg melapisi sel sangat ketat
untuk mempertahankan molekul besar (titik- titik) tetap idalam lumen.
Kontraksi sel endotel menciptakan kesenjangan (gap) yang memungkinkan kebocoran
makromolekul.
Perubahan permeabilitas ada pada sisi venula dari bagian mikrosirkulasi.

DELATASI PEMBULUH DARAH


Proses Radang :
Ketika ada benda asing yang masuk dan mengancam sistem tubuh, tubuh melakukan
reaksi perlawanan dimana sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem
kekebalan melepaskan stimulan kimiawi seperti histamin, bradikinin, serotonin,
leukotrien, dan prostaglandin.
Tindakan ini bertujuan untuk :
a. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk
meningkatkan performa makrofaga
b. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
c. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak
- Terjadi pelepasan histamine dan zat-zat humoral lain kedalam cairan jaringan
sekitarnya.
- Akibat dari sekresi histamine tersebut berupa :
1. Peningkatan aliran darah lokal
2.
Peningkatan permeabilitas kapiler
3. Perembesan arteri dan fibrinogen kedala jaringan interstitial
4.
Edema ekstraseluler lokal
5. Pembekuan cairan ekstraseluler dan cairan limfe
Luka atau jejas sel :
Delatasi arteriola  plasma keluar  edema
Fibrin membentuk jala  sal. Limfe tertutup  m.o tertahan atau terbungkus
Fagositosis  ph asam  lysis leukosit
Makrofag mononuclear besar akan tiba di lokasi infeksi membungkus sisa-sisa leukosit
Terjadilah pencairan (resolusi) hasil proses inflamasi lokal
Gejala atau tanda radang
Rubor, Color, Functio Laesa, Tumor dan Dolor
Gejala Inflamasi
- Nyeri ( dolor ) daerah yang meradang cenderung nyeri, terutama ketika disentuh.
Daerah inflamasi menjadi lebih sensitive
- Kemerahan (rubor) karena kapiler yang diisi dengan lebih banyak darah dari biasanya
- Immobilitas ( functio laesa ) mungkin ada hilangnya beberapa fungsi, seperti tidak
bergerak
- Pembengkakan (tumor) disebabkan oleh akumulasi cairan
- Panas (calor) banyak darah di daerah yang terkena membuatnya terasa panas saat
disentuh
Mikroskopis Radang Akut
Hyperemia
 Dikarenakan perubahan pada pembuluh vaskuler yang kecil
Bentuk makroskopis jaringan
1. Peradangan serosa
Ditandai : extravasasi cairan protein sel
a. Sebagian besar peradangan akut bermula sebagai bentuk serosa
b. Komponen eksudat : cairan bening plasma darah
c. Menandakan peradangan derajat ringan
d. Terjadi bila adanya iritasi ringan pada membran mukosa danserosa
2. Peradangan fibrinosa :
a. Ditandai : eksudasi plasma fibrinogen
b. Komponen utama eksudat : fibrin
c. Menandakan peradangan akut dengan kerusakan vasculer yang cukup hebat
d. Jaringan tampak kaku, kusam, dengan warna putih – kuning (karena kandungan fibrin)
e. Lapisan fibrin pada membran mukosa sering membentuk ‘pseudo-membran
3. Peradangan hemoragie :
a. Biasanya terjadi pada organ yg banyak kapilernya
b. Menandakan peradangan perakut hebat
c. Makroskopis : organ mengalami perdarahan
d. Mikroskopis : banyak eritrosit diluar vasculer
e. Komponen utama eksudat : darah
4. Peradangan katarrhal :
a. Komponen eksudat : “mukus” yang mengandung fibrin, sel debris, jaringan nekrosis,
komponen sel darah
b. Warna mucus : bervariasi, tergantung komponen dominasi
c. Biasanya peradangan ini terjadi disaluran cerna, saluran reproduksi, maupun saluran
respirasi
5. Peradangan purulenta :
a. Ditandai : keluarnya neutrofil & pembentukan pus.
b. Komponen utama eksudat: nanah/pus dengan kandungan: neutrofil, sel debris, jaringan
nekrotik kuman
c. Konsistensi bisa cair, semi solid, gelatinous
d. Proses pembentukan nanah: supurasi
e. Bakteri pembentuk nanah/pus:
6. Radang purulent :
a. Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan sub kutan
b. Abses : kumpulan nanah atau pus didalam organ
c. Pustula : kumpulan nanah atau pus pada epidermis
d. Mukopurulen : nanah atau pus dalam bentuk mukus
e. Fibrinopurulen : nanah atau pus bercampur fibrin
7. Peradangan granulomatosa :
- Komponen eksudat : granul yang umum pada peradangan kronis
Klasifikasi peradangan
1. Berdasarkanderajatkeparahan
a. Mild
- Peradangan derajat ringan
- Jaringan sedikit mengalam icidera
- Daerah radang sedikit mengalami hiperemis, edema, eksudasi
b. Moderate
- Peradangan derajat sedang
a. Jaringan yang meradang lebih luas dari mild
b. Vaskularisasi jelas
c. Peningkatan infiltrasi sel-sel radang
c. Severe
- Peradangan derajat hebat
a. Jaringan yang mengalami radang luas
b. Vascularisasi sangat jelas
c. Eksudasi dan peningkatan leukosit
d. Didaerah radang sanga tnyata
Berdasarkan lokasi terjadinya radang
A. Peradangan lokal
=
Peradangan yang terjadi terlokalisasi
- Pada satu tempat saja
B.
Peradangan multifokal
=
Peradangan terlokalisasi yang terjadi
- Pada berbagai tempat
C.
Peradangan difusa
=
Peradangan yang terjadi menyeluruh
- Pada suatu organ
3. Berdasarkan waktu terjadinya peradangan 
A.
Peradangan perakut
=
Peradangan yang berlangsung sangat cepat
-
Berlangsung : menit-beberapa jam
-
Disebabkan : agen yg sangat poten
-
Kematian dapat terjadi tanpa didahului
B. PERADANGAN AKUT
=
Peradangan yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam sampai beberapa hari
-
Peradangan dapat sembuh atau dapat pula menimbulkan kematian
-
Ciri ‘panca radang’ dapat teramati dg jelas
-
Mikroskopis : adanya perdarahan lokal
C.
PERADANGAN SUBAKUT
=
Peradangan yg berlangsung beberapa minggu
-
Disebabkan : agen yg kurang poten
-
Biasanya berakhir dengan kesembuhan
-
Pada daerah radang : makrofag, sel plasma, limfosit, giant cell.
-
Proliferasi fibroblast minimal
D.
Peradangan Kronis
=
Peradangan yang berlangsung berminggu-minggu sampai tahunan
- Agen mampu bertahan terhadap sistem pertahanan tubuh
- Sel radang yang dominan : limfosit, makrofag, giant cell
-
Contoh : tbc, kemasukan benda asing
Yang terjadi saat perbaikan :
- Agen asing dinetralisir
- Sel-sel radang berkurang
- Eksudasi cairan berkurang               
- Permiabilitas vaskuler normal
PERADANGAN JUGA MENIMBULKAN :
1. Demam,
2. Leukositosis,
3. Limfadenopati,
4. Peningkatan
Demam
- Demam  disebabkan pelepasan pirogen endogen dari makrofag .
Pirogen ini (substans penghasil demam) bekerja pada pusat pengatur suhu di
hipotalamus untuk meningkatkan titik pengatur termostat.
- Pada peningkatan suhu, fagosit bekerja lebih cepat untuk mencapai tujuannya.
Metabolisme tubuh meningkat, yang dapat meningkatkan fagositosis melalui
peningkatan aliran darah
- Demam pd infeksi virus dapat merangsang interferon yang dapat membatasi perjalanan
infeksi virus
Laju endap darah atau led
-
Kecepatan dimana sel darah merah mengendap dlm tube tes. Pd peradangan, kecepatan
meningkat, kemungkinan karena perubahan pd komponen plasma yg terjadi selama
proses inflamasi. Protein plasma yg terlibat dlm peningkatan led disebut protein fase
akut & terutama dilepaskan oleh hati dlm respons terhadap stimulus interleukin-1
Limfadenopati
-
Suatu tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi. Limfadenopati terjadi bila limfonodus
lokal dan pembuluh darah mengalirkan materi terinfeksi yang tertangkap dalam
jaringan folikular nodus
Lekositosis
-
Peningkatan sel darah putih
Gejala ini diakibatkan oleh vasodilatasi , eksudasi dan iritasi dari ujung-ujung saraf.
Vasodilatasi ini dihubungkan dengan pelepasan ediator kimia. Eksudasi akibat dari
perpindahan cairan dan leukosit ke area terkena. Ujung saraf yang teriritasi oleh
mediator kimia, menyebabkan nyeri dan kadang kehilangan fungsi.
Reaksi jaringan selama radang
1. Stadium hiperemis, selama stadium ini, perubahan gambaran jaringan disertai dengan
adanya dilatasi pembuluh darah peningkatan aliran darah dan peningkatan aliran limfe
Stadium stagnasi, aliran darah justru menurun , namun tekanan setempat meningkat.
Timbul eksudasi leukosit di jaringan interseluler, perubahan sel menjadi fagosit dan
jaringan ikat setempat berubah menjadifibroblas

Stadium resolusi, stagnasi sedikit demi sedikit berkurang , sistem limfe kembali
normal, deposit fibrin karena diserap leukosit dan munculnya kapiler-kapilerdarahyg
baru
Resolusi peradangan
- Benda asing penyebab radang perlu disingkirkan atau dikucilkan. Hal ini terlaksana
melalui :

1. Resolusi sederhana

Hanya bisa terjadi bila tdk ada kerusakan pada jaringan normalnya agen penyebab
dinetralkan & dihancurkan. permeabilitas pembuluh darah kembali normal & kelebihan
cairan diserap
2. Regenerasi
Jaringan yang hilang & nekrotik diganti oleh jaringan yg sama. syarat : sebagian
struktur asli tetap terpelihara & kerangka dasar jaringan tetap terpelihara

3.
Penggantian oleh jaringan ikat paru
Proses penggantian sel-sel mati dengan sel- sel yg berbeda dr sel asalnya. Sel baru
membentuk jaringan granulasi, yang nantinya menjadi jaringan parut fibrosa.

Peroses tahapan penyembuhan


1. Penyembuhan luka dimulai dgn proses peradangan
2. Pembersihan sel mati oleh makrofag dan netrofil

3. Granulasi muda,merah,halus, mudah berdarah

4. Kolagen diletakan di jaringan ini

5. Jaringan fibrus

6. Kolagen mengkerut jar. parut/sikatrik

Radang Akut

Tahap Vaskular

Bila terjadi cedera jaringan, sejumlah besar substansi kimia kuat dibebaskan ke dalam
jaringan . substansi ini membentuk dinding kimiawi” yg disebut gradien kemotaktik ,
yg menarik cairan dan sel-sel. reaksi awal terhadap cedera adalah refleks mural yg
berakibat vasokontriksi , untuk mengurangi aliran darah (mengurangi perdarahan)
kemudian diikuti dilatasi arteriola & venula ,agar lebih banyak cairan dpt memasuki
celah-celah jaringan , termasuk fibrinogen . cairan ini berfungsi mengencerkan agen
kimiawi yg masuk, serta membawa komplemen, antibodi, & zat-zat lain ke daerah tsb.

1. Peradangan
2. Respon Vaskuler
3. Vasokontriksi pembuluh darah kecil daerah radang
4. Diikuti vasodelatasi arteriola dan venula
5. Daerah radang kongesti, jaringan merah dan panas
6. Permeabilias kapiler meningkat
7. Cairan pindah kejaringan/bengkak
8. Sakit dan gangguan fungsi

Tahap Seluler
1. Marginasi merapatnya granulosit & monosit pada endotel pembuluh darah
2. Pavementing proses pembentukan lapisan oleh sel-sel polimorfonuklear
dengan menepi pada venula & melekat pada dinding.
3. Emigrasi keluarnya sel darah putih dgn menerobos di antara endotel menuju ke
tempat cedera terjadi.
4. Fagositosis proses spesifik terhadap partikel yang dikenali sebagai asing oleh
fagosit itu. fagosit terpenting di sini adalah neutrofil & makrofag.

Dalam proses menfagositosis, fagosit itu sering mati , pecah & membebaskan enzim
pencernaan , yang dapat mencederai jaringan sekitar . bila banyak fagosit yg mati ,
terjadi akumulasi nanah , & bersama materi atau benda asing dikeluarkan dr tubuh

Anda mungkin juga menyukai