Anda di halaman 1dari 36

PEMICU 1 BIOMEDIK 3

Grace 405100059
DEFINISI RADANG
Reaksi jaringan hidup tubuh manusia terhadap
cedera yg bersifat lokal atau setempat
Respon protektif setempat yg ditimbulkan oleh
cedera kerusakan jaringan yg berfungsi
menghancurkan, mengurangi dan mengurung,
baik agen pencendera maupun jaringan yg cedera
(Dorland)

MACAM-MACAM RADANG
Berdasarkan cepat lambatnya
Radang akut / radang eksudasi
Lekosit netrofil
Radang kronik / radang proliferasi
limfosit
Berdasarkan kekhasan etiologinya
Radang spesifik / radang kronik
Granulamatosa
Terbentuknya jaringan granulasi yang khas / spesifik
Radang non spesifik
Radang akut adalah respon yang cepat dan segera
terhadap cedera yang didesain untuk mengirimkan
leukosit ke daerah cedera. Leukosit membersihkan
berbagai mikroba yang menginvasi dan memulai proses
pembongkaran jaringan nekrotik. Terdapat 2 komponen
utama dalam proses radang akut, yaitu perubahan
penampang dan struktural dari pembuluh darah serta
emigrasi dari leukosit. Perubahan penampang
pembuluh darah akan mengakibatkan meningkatnya
aliran darah dan terjadinya perubahan struktural pada
pembuluh darah mikro akan memungkinkan protein
plasma dan leukosit meninggalkan sirkulasi darah.
Leukosit yang berasal dari mikrosirkulasi akan
melakukan emigrasi dan selanjutnya berakumulasi di
lokasi cedera (Mitchell & Cotran, 2003).

Radang kronis dapat diartikan sebagai inflamasi
yang berdurasi panjang (berminggu-minggu hingga
bertahun-tahun) dan terjadi proses secara simultan
dari inflamasi aktif, cedera jaringan, dan
penyembuhan.
> Perbedaannya dengan radang akut, radang akut
ditandai dengan perubahan vaskuler, edema, dan
infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar. Sedangkan
radang kronik ditandai oleh infiltrasi sel mononuklir
(seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma),
destruksi jaringan, dan perbaikan (meliputi
proliferasi pembuluh darah baru/angiogenesis dan
fibrosis) (Mitchell & Cotran, 2003).

Radang kronik dapat timbul melalui satu atau dua jalan.
Dapat timbul menyusul radang akut, atau responnya
sejak awal bersifat kronik. Perubahan radang akut
menjadi radang kronik berlangsung bila respon radang
akut tidak dapat reda, disebabkan agen penyebab jejas
yang menetap atau terdapat gangguan pada proses
penyembuhan normal
Terdapat 3 kelompok besar yang menjadi
penyebabnya, yaitu infeksi persisten oleh
mikroorganisme intrasel tertentu (seperti basil
tuberkel, Treponema palidum, dan jamur-jamur
tertentu), kontak lama dengan bahan yang tidak dapat
hancur (misalnya silika), penyakit autoimun. Bila suatu
radang berlangsung lebih lama dari 4 atau 6 minggu
disebut kronik. (Robbins & Kumar, 1995).

Berdasarkan macam eksudat
a. Serosa : cairan bening
b. Purulenta : nanah
c. Kataralis : radang selaput mukosa disertai sekresi
berlebihan, misalnya radang mukosa hidung (catarrh berarti
mengalir) yg disertai sekresi lendir berlebihan
d. Fibrinosa
e. Pseudomembranosa : radang selaput mukosa sbg selaput
mukosa pharinx, larynx, trachea, bronchus,dan usus trhdp
agen kuat,misalnya toksin kuman difteri
f. Hemoragik

PENYEBAB RADANG
Benda fisik
Benda traumatik
Jarum
Pisau
Kapak
Tombak
Panah
Binatang buas ( cakar, gigi, tanduk )
Suhu
Tinggi bullae
Dingin - frostbite
Listrik
Radiasi
Sinar X
nuklir
Bahan kimiawi yang korosif / toksik
HNO3
H2SO4
Toksin : bisa ular/kalajengking/rabies
Benda infektif
Bakteri / kuman / basil
Stafilokokus
Streptokokus
Meningokokus
Pneumokokus
diplokokus
Golongan virus
RNA : polio, rabies
DNA : HIV
Golongan ricketssia
Golongan klamidia
Golongan mikrobakterium
Golongan parasit
malaria
Sifilis
kencing tikus
Cacing ( kremi, pita, tambang, cacing gelang )
elephantiasis

Golongan jamur-jamur
Kandida sp
Kriptokokus neoformans
Epidermophyta
Aspergyllus sp.
Tinea : inguinalis, kapitis, versikolor
Vaskular / hormon

Penyebab abses bakteri khusunya golongan
Staphylococcus misalnya Staphylococcus aureus
dan juga bakteri Mycobacterium termasuk salah
satu penyebab abses yang penting

CIRI-CIRI RADANG
Makroskopik
Rubor (kemerahan)
merupakan tanda pertama yang ditemukan di daerah
radang, disebabkan oleh arteriol yang berdilatasi.
Kalor (panas)
Terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih banyak
darah (pada suhu 37
0
C) dialirkan dari dalam tubuh ke
permukaan daerah yang terkena dibandingkan ke
daerah yang normal.

Tumor (pembengkakan)
Pembengkakan lokal yang disebabkan perpindahan
cairan dan sel-sel dari aliran darah ke jaringan
interstisial

Dolor (nyeri)
terjadi karena pembengkakan jaringan yang meradang
sehingga menimbulkan peningkatan tekanan lokal
yang dapat menyebabkan nyeri

Fungsio Laesa (perubahan fungsi)
bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi yang
abnormal dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal,
akhirnya berfungsi secara abnormal

Mikroskopik
- vasodilatasi
- eksudasi
- Emigrasi leukosit
proses perpindahan sel darah putih yang bergerak
keluar dari pembuluh darah. Tempat utama emigrasi
leukosit adalah pertemuan antar-sel endotel. Walaupun
pelebaran pertemuan antar-sel memudahkan emigrasi
leukosit, tetapi leukosit mampu menyusup sendiri
melalui pertemuan antar-sel endotel yang tampak
tertutup tanpa perubahan nyata

PATOFISIOLOGI RADANG
Etiologi Infeksi Vasodilatasi
(disebabkan oleh mediator kimiawik)

Percepatan aliran darah Permeabilitas kapiler

Aliran darah Panas terbawa Emigrasi Leukosit
Eksudasi

Rubor Kalor Tumor

Dolor



MACAM-MACAM FLORA NORMAL
MACAM-MACAM EKSUDAT
Nama Deskripsi
Serosa Cairan eksudat yang kaya protein ; tanpa sel
Fibrinosa Eksudat kaya fibrin ; dapat berakibat
pelekatan
Hemoragis Umumnya eksudat supuratif dengan sel darah
merah
Purulen Eksudat yang mengandung nanah (pus)
Supuratif Eksudat dengan pus dan jaringan yang rusak
Abses Daerah bernanah , biasanya terpusat dalam
organ
Furunkel Abses dari kulit
Karbunkel Abses luas kulit yang cenderung menyebar
Selulitis Eksudasi supuratif dengan penyebaran difus
melalui jaringan
Serofibrinosa Eksudat serosa yang kaya fibrin
fibrinopurulen Eksudat purulen yang kaya fibrin
A. Eksudat Nonselular
- Eksudat serosa
Pada dasarnya terdiri atas protein yang bocor dari
pembuluh-pembuluh darah yang permeabel
didaerah peradangan bersama dengan cairan yang
menyertainya.
Contohnya : cairan pada luka lepuh
- Eksudat Fibrinosa
Protein yang keluar dari pembuluh darah di daerah
peradangan mengandung banyak fibrinogen.
Fibrinogen ini diubah menjadi fibrin, berupa jalinan
yang lengket dan elastik (mungkin lebih dikenal
sebagai bagian utama bekuan darah)

- Eksudat Musinosa
Jenis eksudat ini hanya dapat terbentuk di atas
permukaan membran mukosa, tempat sel-sel
yang dapat menyekresi musin. Sekresi musin
merupakan sifat normal membran mukosa,dan
eksudat musinosa tidak lebih merupakan
percepatan proses fisiologis dasar.
B. Eksudat Selular
- Eksudat Neutrofilik
- Eksudat Campuran

MEKANISME PENYEMBUHAN
Proses Penyembuhan dan perbaikan jaringan
terjadi dalam 4 tahap yaitu
Resolusi
Regenerasi
Perbaikan /Pemulihan dengan Pembentukan
Jaringan Ikat
Penyembuhan Luka

RESOLUSI
Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi
pada respons radang akut hingga cedera minor atau
cedera dengan nekrosis sel parenkim minimal. Jaringan
dipulihkan ke keadaan sebelum cedera.
Proses resolusi meliputi :
Pembuluh darah kecil di daerah peradangan kembali ke
permeabilitas normalnya.
Aliran cairan yang keluar pembuluh darah berhenti
Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah
diabsorpsi oleh limfatik
Sel-sel eksudat mengalami disintegrasi keluar melalui limfatik
atau benar-benar dihilangkan dari tubuh.
Namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup
banyak maka resolusi tidak terjadi.

REGENERASI
Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang
hilang dengan pembelahan sel parenkim yang
bertahan di sekitarnya. Hasil akhirnya adalah
penggantian unsur-unsur yang hilang dengan jenis
sel-sel yang sama.
Faktor-faktor penentu regenerasi :
kemampuan regenerasi sel yang terkena cedera. (yaitu
kemampuan untuk membelah)
Jumlah sel viabel yang bertahan
keberadaan/keutuhan kerangka jaringan ikat yang
cedera, atau keutuhan arsitektur stroma

PERBAIKAN /PEMULIHAN DENGAN PEMBENTUKAN
JARINGAN IKAT
Pertumbuhan jaringan ikat muda ke arah dalam
daerah peradangan disebut organisasi. Jaringan
ikat yang tumbuh itu disebut jaringan granulasi.
Secara mikroskopik jaringan Granulasi terdiridari
pembuluh-pembuluh darah kecil yang baru
terbentuk (angioblas),fibroblas,sisa sel radang
(berbagai jenis leukosit;
makrofag,limosit,eosinofil,basofil,& neutrofil),bagian
cairan eksudat,& zat dasar jaringan ikat longgar
setengah cair. Fibroblas & angioblas pada jaringan
granulasi yang berasal dari fibroblas & Kapiler di
sekelilingnya yang sebelumnya ada

Organisasi terjadi jika :
- banyak sekali jaringan yang menjadi nekrotik,
- Eksudat peradangan menetap & tidak menghilang,
- Massa darah (hematom) atau bekuan-bekuan darah tidakcepat
menghilang
Bukti organisasi yang paling awal biasanya terjadi beberapa hari setelah
dimulainya reaksi peradangan. Setelah kurang lebih 1 minggu, jaringan
granulasi masih cukup longgar & selular. Pada saatini, fibroblas jaringan
granulasi sedikit demi sedikit mulai menyekresikan prekursor protein
kolagen yang larut, at ini sedikitdemi sedikit akan mengendap sebagai
fibril-fibril di dalam ruang intersisial jaringan granulasi. Setelah beberapa
waktu,semakin banyak kolagen yang tertimbun didalam jaringan
granulasi,yang sekarang secara bertahap semakin matang menjadi
jaringan ikat kolagen yang agak padat atau jaringan parut. Walaupun
jaringan parut telah cukup kuat setelah kira-kira 2 minggu, proses
remodeling masih terus berlanjut,serta densitas & kekuatan jaringan
parut ini juga meningkat. Jaringan granulasi,yang pada awalnya cukup
selular & vaskula, lambat laun kurang selular & kurang vaskular serta
menjadi kolagen yang lebih padat.

PENYEMBUHAN LUKA
Proses penyembuhan luka yang mudah dipahami
adalah proses penyembuhan pada luka kulit.
Proses penyembuhan luka terbagi menjadi 2
macam yaitu :
Penyembuhan primer ( healing by first intention)
Penyembuhan Sekunder ( healing by second
intention )

Hari Pertama pasca bedah.
Setelah luka disambung & dijahit,garis insisi segera terisi oleh
bekuan darah yang membentuk kerak yang menutupi luka.
Reaksi radang akut terlihat pada tepi luka. Dan tampak infiltrat
polimorfonuklear yang mencolok.
Hari Kedua.
Terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan jembatan
yang terdiri dari jaringan fibrosa yang menghubungkan kedua
tepi celah subepitel. Keduanya sangat tergantung pada anyaman
fibrin pada bekuan darah., karena ini memberikan kerangka bagi
sel epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang bermigrasi. Jalur-jalur
tipis sel menonjol di bawah permukan kerak, dari tepi epitel
menuju ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan satu sam lain,
dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel.
Hari Ketiga
Respon radang akut mulai berkurang, neutrofil digantikan oleh
makrofag yang membersihkan tepi luka dari sel-sel yang rusak
dan pecahan fibrin.

Hari Kelima
Celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya pembuluh darah dan
longgar. Dapat dilihat adanya serabut-serabut kolagen dimana-mana.
Akhir Minggu Pertama
Luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan yang lebih kurang normal,
dan celah subepitel yang telah terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah ini mulai
membentuk serabut-serabut kolagen.
Minggu Kedua
Fibroblas& pembuluh darah berploriferasi terus menerus, dan tampak adanya
timbunan progresif serabut kolagen. Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan parut
masih tetap berwarna merah cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasai.
Luka belum memiliki daya rentang yang cukup berarti. Reksi radang hampir
seluruhnya hilang.
Akhir Minggu Kedua
Struktur jaringan dasar parut telah mantap. Jaringan parut berwarna lebih muda
akibat tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen & peningkatan daya
rentang luka.
Luka bedah yang sembuh sempurna tidak akan mencapai kembali daya
rentang,ekstensibilitas,& elastisitas yang dimiliki oleh kulit normal.

KOMPLIKASI DARI RADANG
a. Ulkus
sbagian permukaan jaringan hilang(nekrosis),
karena toksin atau penyumbatan kapiler, jaringan
disekitarnya radang, ex: ulkus lambung karna tifus
b. Abses
o/ staphylokokus -- jaringan nekrotik,mencair, jadi
rongga. Cairan berupa sisa2 jaringan dan lekosit.
Pencairan dipercepat oleh tripsin.

c. Flegmon
Abses yang radang jaringannya luas o/
streptococcus
d. Erysiplas
Seperti Flegmon tetapi lekositnya sedikit sehingga
tidak terjadi supurasi (pernanahan)
e. Embiema
bengkak berisi nanah pada rongga yang ada

CARA DAN PROSES PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Cara pengambilan spesimen
dilakukan dengan menggunakan prosedur
FNAB/BAJAH, yaitu dengan menggunakan
jarum halus untuk mengambil sebanyak
mungkin nanah yang ada di abses
Kemudian diletakkan di tempat yang steril dan
apabila tidak tersedia tempat yang steril, maka
ujung jarum suntik diberi penutup
Setelah itu sesegera mungkin dikirim ke lab

Pemeriksaan abses
Makroskopik
Warna variasi warna pus mulai dari hijau kekuningan
sampai coklat kemerahan. Warna merah menunjukkan
bahwa pus tercampur dengan darah
Konsistensi berupa cairan yang tebal & lengket
Bau mengeluarkan bau busuk (foul feculent)


FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) / BAJAH
Fiksasi kering : sediaan apus dikeringkan di udara
terbuka tanpa fiksasi, lalu kirim ke lab.

CARA MEMBACA HASIL LABORATORIUM

JENIS-JENIS ANTIBIOTIKA DAN ANTIRADANG

DAFTAR PUSTAKA
http://books.google.co.id/books?id=KdJfk2qazVIC&pg=P
A51&lpg=PA51&dq=macam-
macam+eksudat&source=bl&ots=svtnCCnHnS&sig=WD
Fd69rTSCbmxCqCrnkKuIwM43M&hl=id&ei=fu9kTaz0IsT
srQfNmbygBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnu
m=6&ved=0CDsQ6AEwBQ#v=onepage&q=macam-
macam%20eksudat&f=false
Dorland, WAN. (2000). Kamus Kedokteran Dorland, 29
th

edn, EGC, Jakarta.
Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W, editor.
Parasitologi kedokteran. Edisi II. Jakarta : FKUI, 1992
Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elisabeth, editor.
Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta : FKUI, 2007

Anda mungkin juga menyukai