Anda di halaman 1dari 4

Radang dan Pemulihan

Oleh Tiara Ayu Pramesty, 1506727551

1. Apa pengertian dan tujuan pemeriksaan darah tepi dan hitung darah lengkap?
Apakah kaitan pemeriksaan tersebut dengan radang?
Pemeriksaan Darah Tepi merupakan pemeriksaan terhadap jumlah leukosit
(diproduksi oleh sumsum tulang) di dalam perifer. Bertujuan untuk membantu
membuat diagnosa tentang penyakit darah , mengevaluasi dan mendeteksi leukopenia
atau leukositosis yang menunjukkan adanya infeksi atau yang lebih jarang lagi adalah
keganasan darah.
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga
pemeriksaan ini sering di lakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada
pasien yang menderita suatu penyakit infeksi . Bertujuan untuk membandingkan
jumlah sel darah normal dengan jumlah sel darah yang dihitung.
Parameter Pemeriksaan Darah Lengkap :
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (Platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Distribution Width (PDW)
10. Red Cell Distribution Width (RDW)

Kaitan dengan Radang : setelah ditemukan hasil perhitungan yang ternyata


menemukan banyak sel darah putih di daerah tepi pembuluh darah maka dapat
menjadi indikator telah terjadi peradangan atau proses pemulihan

2. Jelaskan mekanisme aksi neutrofil pada proses radang akut berdasarkan animasi
tersebut?
Inflamasi dimulai dengan bakteri masuk melalui kerusakan kulit, makrofag yang ada
di daerah tersebut memfagosit mikroba asing. Dikarenakan jumlahnya kurang memadai untuk
menghadapi serangan.
Vasodilatasi lokal
Setelah invasi mikroba, arteriol melebar untuk dapat meningkatkan aliran darah ke tempat
cedera. Vasodilatasi dipicu oleh histamin yang dilepaskan sel mast (basofil). Hal ini juga
dapat meningkatkan permeabilitas kapiler dengan memperbesar pori kapiler (celah sel
endotel) sehingga proein plasma yang tadinya dihambat dapat masuk ke jaringan yang
meradang.
Edema lokal
Akumulasi protein plasma yang bocor di cairan intersitium meningkatakan tekanan osmotik
koloid cairan intersitium dan meningkatnaya aliran darah juga dapat meningkatkan tekanan
darah kapiler. Keduanya cenderung memindahkan cairan keluar kapiler dan mengurangi
reabsorbsi cairan sehingga dapat menyebabkan edema lokal. Kemudian terjadi pembentengan
dengan benang-benang fibrin. Fibrin membentuk bekuan cairan intersitium di ruang-ruang sekitar
bakteri penginvasi dan sel yang rusak.
Emigrasi Leukosit
Setelah sekitar satu jam daerah yang cedera telah dipenuhi oleh leukosit dari pembuluh darah.
Yang sampai pertama kali adalah neutrofil kemudian diikuti monosit yang kemudian
berkembang menjadi makrofag. Leukosit dapat bermigrasi dari darah ke dalam jaringan
melalui tahap-tahap berikut:
1. Marginasi, leukosit darah terutama neutrofil dan monosit melekat di lapisan dalam
endotel kapiler di jaringan yang terkena. Selektin merupakan molekul perekat sel (Cell
Adhesion Molecule CAM) menyebabkan leukosit yang lewat menjadi lambat dan bergulir
(rolling) sepanjang pembuluh darah. Kemudian terjadi pengaktifan sinyal menyebabkan
leukosit melekat erat ke lapisan endotel melalui interaksi dengan CAM lain yaitu integrin.

2. Diapedesis, mekanisme leukosit yang telah melekat meninggalkan pembuluh darah.


Leukosit melakukan gerakan seperti amuba, membentuk juluran sempit dan keluar melalui
pori kapiler, kemudian sisanya mengalir maju mengikuti juluran tersebut. Dengan cara ini
leukosit dapat menyelinap menembus pori kapiler. Neutrofil tiba pertama kali di tempat
peradangan karena mobilitasnya lebih tinggi dari monosit.
3. Kemotaksis, menuntun migrasi sel fagositik ke arah tertentu yaitu menuju tempat
peradangan. Neutrofil dan makrofag membersihkan tempat peradangan dari agen infeksi dan
toksik serta debris jaringan melalui mekanisme fagositik dan nonfagositik (Fagositosit).
kemudian terjadi pembunuhan bakteri (killing).

3. Apa peran benang-benang fibrin dalam proses inflamasi?


Peran benang-benang fibrin dalam proses inflamasi adalah untuk membekukan cairan radang
sehingga dapat menyumbat saluran-saluran limfe dan sela-sela jaringan hal ini lah yang dapat
mencegah terjadinya penyebaran infeksi. Selain itu serabut fibrin berperan penting dalam
membatasi meluasnya peradangan. Jadi benang-benang fibrin ini penting bagi penyembuhan
serta pembentukan jaringan ikat. Pembentukan jaringan ikat inilah yang dapat membatasi
peradangan. Selain itu, dapat juga berfungsi :
- Menangkap sel-sel darah yang menyempurnakan pembentukan pembekuan.
- Melapisi permukaan alat tubuh yang mengalami radang.
- Membatasi meluasnya radang.
- Penting bagi penyembuhan dan pembentukan jaringan ikat.
Proses Pembekuan Darah
Saat kulit terluka maka trombosit akan keluar kepermukaan dan pecah, lalu trombosit
tersebut menghasilkan atau mengeluarkan trombokinase. Dan trombokinase tersebut
mengubah prothrombin menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium (Ca2+). Selanjutnya
trombin itu lah yang akan menguah fibrinogen menjadi fibrin

Daftar Pustaka

Kumar, Vinay, MD, FRCPath, Ramzi S. Cotran, MD, dan Stanley L. Robbins, MD.(2007).
Buku ajar patologi edisi 7. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC- Patologi Anatomik
Fakultas Kedokteran UI . 1973. hal 47 & 53
Pringgoutomo, S., Himawan, S., & Tjarta, A. (2002). Buku Ajar Patologi I(Umum). Jakarta:
Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai