Anda di halaman 1dari 8

Radang Kronis dan INFILTRASI SEL MONONUKLEUS

Penyembuhan Infiltrasi makrofag adalah tanda terpenting


dr.Eko N.R.,SpPA.,MKes. peradangan kronis. Akan kita bicarakan secara
singkat biologinya.

Makrofag merupakan salah satu komponen


Yang dimaksud dengan radang kronis adalah mononuclear phagocyte system (MPS) yang dahulu
radang yang berlangsung lama (berminggu atau dikenal sebagai sistem retikuloendotelial (RES).
berbulan-bulan) di mana proses radang aktif, MPS berasal dari sumsum tulang, masuk kedalam
kerusakan jaringan, dan usaha penyembuhan darah sebagai monosit dan tinggal di jaringan
berlangsung pada saat yang sama. Radang kronis sebagai makrofag/histiosit. Makrofag di organ
bisa merupakan lanjutan radang akut, tetapi radang tertentu memiliki nama tersendiri, misalnya disebut
kronis sering bermula sebagai radang yang tidak histiosit pada jaringan ikat, sel Kupffer di hati,
jelas, derajat rendah, tidak terlalu demam, bahkan histiosit sinus di limpa dan kelenjar limfa, sel glia di
sering tanpa gejala. Mungkin itu sebabnya radang jaringan saraf, dan makrofag alveoler di paru-paru.
kronis meliputi penyakit yang meninggalkan cacad, Half life monosit dalam darah sekitar satu hari,
seperti reumatoid artritis, aterosklerosis, sedang masa hidup makrofag dalam jaringan
tuberkulosis dan penyakit paru kronis. beberapa bulan.
Radang kronis dapat terjadi karena: Seperti yang telah dibicarakan pada kuliah radang
akut, monosit datang relatif dini dan dalam waktu
Infeksi yang menetap oleh suatu 48 jam merupakan sel infiltrat utama. Mekanisme
mikroorganisme, seperti basil TBC, ekstravasasi monosit diatur oleh faktor yang sama
Treponema pallidum (penyebab sifilis) atau dengan ekstravasasi neutrofil yakni molekul adesi
jamur tertentu. Organisme ini toksisitasnya dan mediator kimia yang bersifat kemotaktik dan
rendah dan menimbulkan reaksi imun jenis aktifasi. Ketika monosit sampai pada jaringan
delayed hypersensitivity. Respons radang ekstravaskuler mengalami perubahan menjadi sel
kadang-kadang menunjukkan gambaran fagosit besar yaitu makrofag. Selain mampu
patologis khas yang disebut reaksi melakukan fagositosis, makrofag bisa teraktifasi
granulomatosa. (activated), dengan ciri-ciri ukuran sel bertambah,
enzim lysosom bertambah, metabolisme lebih aktif,
Kontak terus-menerus dengan suatu bahan
kesanggupan memfagosit dan membunuh kuman
toksik, baik eksogen maupun endogen.
lebih besar. Sinyal aktifasi bisa berupa sitokin
Misal kontak dengan partikel silika yang
(contoh IFN-) yang dihasilkan limfosit T,
dihirup dalam waktu lama; karena bahan
endotoksin bakteri, mediator kimiawi lain, dan
tersebut tidak bisa dihancurkan, maka akan
protein matriks ekstraseluler (ECM) seperti
terjadi penyakit radang kronis paru disebut
fibronektin. Begitu diaktifasi, makrofag
silikosis (Kuliah PA II). Komponen plasma
menghasilkan bermacam-macam produk aktif
lipid bila meningkat lama menyebabkan
biologi yang luas merupakan mediator penting pada
aterosklerosis (Kuliah PA II).
kerusakan jaringan, prolilferasi vaskuler, dan
Pada keadaan tertentu, reaksi imun terjadi fibrosis yang merupakan ciri khas radang kronis
terhadap jaringannya sendiri, dikenal
Pada radang akut yang singkat, jika agen yang
sebagai penyakit autoimun. Pada penyakit
mengganggu dihilangkan, makrofag akhirnya juga
ini, autoantigen menimbulkan reaksi imun
hilang (apakah mati atau masuk ke saluran limfa
yang terus menerus sehingga terjadi
atau kelenjar limfa). Pada radang kronis akumulasi
penyakit radang kronis, seperti misalnya
makrofag menetap, yang diperantarai oleh
reumatoid artritis dan lupus eritematosus.
mekanisme yang berbeda, yang akan menentukan
Berbeda dengan radang akut, yang perubahan tipe reaksinya:
vaskuler, edema dan infiltrasi neutrofilnya lebih
1. Pengerahan monosit terus-menerus dari
menonjol, radang kronis ditandai oleh (1) infiltrasi
sirkulasi karena ekspresi molekul adesi dan
sel mononukleus, a.l. makrofag, limfosit dan sel
faktor kemotaktik yang kontinu pula.Inilah
plasma, (2) destruksi jaringan yang diinduksi oleh
sumber makrofag yang terpenting. Faktor
sel radang dan (3) penyembuhan oleh jaringan ikat
kemotaktik untuk monosit a.l. komponen
yakni proliferasi pembuluh darah kecil
C5a; IL-8 yang dihasilkan oleh aktifasi
(angiogenesis) dan terutama fibrosis. Sekarang
mackrofag dan limfosit (contoh: MCP 1
akan kita bicarakan manifestasi radang kronis dan
untuk monosit); faktor pertumbuhan
mekanisme yang mendasarinya.
1
tertentu seperti PDGF dan TGF- ; fragmen tinggi yang toksik untuk parasit tetapi juga
pemecahan kolagen dan fibronectin, dan menyebabkan lisis sel epitel mammalia. Mereka
fibrinopeptida. Masing2 berperan pada mungkin bermanfaat pada infeksi parasit tetapi
keadaan tertentu, misalnya sitokin yang menambah kerusakan jaringan pada reaksi imun.
hampir selalu berperan pada reaksi imun
delayed-hypersensitivity. Walaupun neutrofil adalah tanda utama radang
akut, banyak bentuk radang kronis berlangsung
2. Proliferasi lokal makrofag begitu datang ber-bulan bulan, terus memperlihatkan neutrofil
dari sirkulasi darah. jumlah besar, induksi oleh bakteri tertentu atau oleh
mediator yang dihasilkan oleh makrofag atau sel
3. Imobilisasi makrofag pada daerah radang. nekrotik. Pada radang bakteri kronis tulang
Sitokin tertentu (makrofage inhibiting (osteomielitis), eksudat neutrofil dapat menetap
factor/MIF) dan lemak yang teroksidasi selama berbulan-bulan.
dapat menyebabkan imobilisasi tersebut.

Makrofag adalah pemeran utama pada radang


kronis, karena banyak bahan aktif biologis yang
dihasilkannya. Beberapa diantaranya bersifat racun PENYEMBUHAN OLEH JARINGAN
untuk sel (contoh: metabolit oksigen) atau untuk IKAT (FIBROSIS)
matriks ekstraseluler (misal: protease). Ada yang
dapat memacu influks sel lain (contoh: sitokin, Destruksi jaringan yang menetap, disertai
faktor kemotaktik) dan ada pula yang dapat kerusakan pada sel parenkim dan stroma,
menyebabkan proliferasi fibroblas serta merupakan tanda khas radang kronis. Oleh karena
penimbunan kolagen (contoh: faktor pertumbuhan). itu, penyembuhan tidak bisa dicapai semata-mata
Semua mediator ini merupakan senjata ampuh dengan regenerasi sel parenkim, walaupun pada
pertahanan tumbuh yang dihasilkan oleh makrofag organ yang selnya mampu beregenerasi. Usaha
guna menghadapi benda asing yang masuk tubuh. memperbaiki jaringan yang rusak ialah dengan
Namun, senjata yang sama juga mengakibatkan mengganti sel parenkim yang tidak beregenerasi itu
kerusakan jaringan. Oleh karena itu, kerusakan dengan jaringan ikat, sehingga terjadi fibrosis dan
jaringan merupakan salah satu tanda utama radang jaringan parut. Proses ini pada dasarnya mirip
kronis. dengan yang terjadi pada penyembuhan luka (akan
dijelaskan kemudian), tetapi karena jejas menetap
Jenis sel lain pada radang kronis ialah limfosit, sel dan reaksi radang pasang-surut, perjalanannya
plasma, eosinofil dan sel mast. Limfosit dikerahkan sukar diramalkan.
pada reaksi imun, baik yang humoral maupun cell
mediated, dan pada radang non-imun. Tergantung Ada empat komponen untuk proses ini:
jenisnya, (sel T, atau B) atau statusnya (nave,
teraktifasi atau sel T memori) limfosit memakai Pembentukan pembuluh darah baru
molekul adesi yang berbeda (terutama VLA- (angiogenesis).
4/VCAM-1 dan ICAM-1/LFA-1) dan mediator
kimiawi yang berbeda pula (pada umumnya sitokin) Migrasi dan proliferasi fibroblas
untuk bergerak menuju ke darah radang. Mereka
mempunyai hubungan timbal balik dengan Penimbunan matriks ekstraseluler
makrofag di radang kronis (Gambar 3-30). Limfosit
dapat diaktifkan melalui kontak dengan antigen. Maturasi dan organisasi jaringan fibrous
Limfosit yang sudah diaktifkan menghasilkan (remodelling).
limfokin, dan satu diantaranya, IFN- yang
merupakan stimulator penting bagi monosit dan Proses penyembuhan radang dimulai sejak fase
makrofag. Makrofag yang teraktifasi menghasilkan dini. Kadang-kadang dalam 24 jam sejak terjadi
sitokin (monokin) dan kembali mengaktifkan limfosit jejas, fibroblas dan sel endotelium pembuluh darah
untuk memproduksi mediator radang maka berproliferasi membentuk (dalam 3-5 hari) jaringan
terjadilah respons radang yang persisten. yang khas disebut jaringan granulasi yang
merupakan tanda penyembuhan. Disebut jaringan
Sel plasma menghasilkan antibodi langsung granulasi karena secara makroskopik permukaan
apakah melawan antigen tetap pada radang atau luka granuler, berwarna merah muda, dan lunak,
mengubah komponen jaringan. Eosinofil adalah tetapi gambaran histologik yang khas yaitu:
khas untuk imun dihubungkan oleh IgE dan infeksi proliferasi pembuluh darah kecil baru dan fibroblas.
parasit. Seperti neutrofil, mereka memakai molekul Pembuluh darah baru ini terjadi dari pembentuk
adesi dan bahan kemotaktik (turunan mast cell, tunas pada pembuluh darah sebelumnya, disebut
limfosit atau makrofag) untuk keluar dari darah. angiogenesis atau neovaskularisasi. Angiogenesis
Eosinofil difagosit dan kurang aktif. Granula terdiri merupakan proses biologi yang penting, karena
dari major basic protein (MBP), suatu protein kation juga terjadi pada pertumbuhan kanker. Ada empat
2
langkah yang diperlukan pada pertumbuhan Setelah kita bicarakan gambaran umum
pembuluh kapiler baru: (1) degradasi membran dan mekanisme molekuler pada radang kronis,
basal pembuluh induk oleh enzim proteolitik untuk sekarang akan dibicarakan bentuk respons radang
memungkinkan pembentukan tunas kapiler baru kronis yang lebih spesifik, yaitu radang
dan migrasi sel endotelium, (2) migrasi sel granulomatosa.
endotelium menuju stimulus angiogenik, (3)
proliferasi sel endotelium yang persis dibelakang
barisan terdepan sel yang bermigrasi dan (4)
maturasi sel endotelium dan organisasi membentuk RADANG GRANULOMATOSA
kapiler. Pembuluh yang baru ini masih bocor pada
sambungan interendotelium (interendothelial Ini adalah reaksi radang kronis yang
junction), memberikan jalan bagi protein dan sel memiliki pola khas, yang jenis sel infiltratnya
darah merah ke ruang ekstravaskuler. Oleh karena terutama makrofag aktif berbentuk seperti sel
itu jaringan granulasi yang baru pada umumnya epitelial (epiteloid). Radang jenis ini dapat
bengkak. ditemukan pada berbagai penyakit imun kronis dan
penyakit infeksi. Pembentukannya berhubungan
Beberapa faktor dapat menginduksi erat dengan reaksi imun. Contoh klasik reaksi
angiogenesis, khususnya basic fibroblast growth granulomatosa adalah tuberkulosis; tetapi reaksi ini
factor (FGF) dan vascular endothelial growth factor bisa juga dijumpai pada sarkoidosis, penyakit cat-
(VEGF atau vascular permeability factor [VPF]). scratch, limfogranuloma inguinale, lepra,
Basic FGF dapat menjadi mediator semua bruselosis, sifilis, beberapa infeksi jamur, beriliosis
tingkatan angiogenesis, baik in vitro maupun in dan reaksi iritasi lemak. Kemampuan mengenali
vivo, dihasilkan oleh makrofag yang teraktifasi. pola reaksi granulomatosa pada bahan biopsi
VEGF/VPF, suatu polipeptida 46-kd yang dihasilkan adalah penting, sebab jumlah keadaan yang
sel tumor, tidak hanya menyebabkan angiogenesis menimbulkannya terbatas.
dan kenaikan permeabilitas kapiler pada tumor,
tetapi juga terlibat pada pertumbuhan pembuluh Granuloma adalah suatu fokus radang
darah normal dan mungkin juga pada radang kronis granulomatosa. Secara mikroskopik ditemukan
serta penyembuhan luka. agregasi makrofag yang telah berubah menjadi sel
epiteloid, dikelilingi leukosit mononukleus, terutama
Migrasi fibroblas ke area jejas yang limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Sel
diiringi proliferasi lokal sudah pasti dipicu oleh epiteloid ini pada pewarnaan HE
faktor pertumbuhan, seperti PDGF, EGF, FGF, dan sitoplasmanya eosinofilik dan tampak granuler,
TGF-, sitokin fibrogenik, yang berasal dari batas sel tidak jelas, sering terkesan bersatu
makrofag radang. Di antara faktor-faktor dengan sel lainnya. Inti kurang padat dibandingkan
pertumbuhan ini ada yang memacu sintesis limfosit (vesikuler), berbentuk oval atau
kolagen dan molekul jaringan ikat lain dan memanjang, dan membran inti kadang-kadang
mengatur sintesis dan aktifasi metalloproteinase, terlipat. Granuloma yang lama akan dikelilingi
enzim yang dapat menguraikan komponen ECM. fibroblas dan jaringan ikat. Sering, tapi tidak selalu,
Hasil akhir sintesis versus degradasi ECM inilah sel epiteloid bersatu untuk membentuk sel
yang menyebabkan "remodelling" kerangka raksasa/sel datia di tepi atau kadang-kadang di
jaringan ikat, suatu ciri penting pada radang kronis tengah granuloma. Sel raksasa ini dapat mencapai
dan penyembuhan luka. diameter 40-50 m, bersitoplasma banyak,
mengandung inti yang jumlahnya bisa mencapai 20
Dari sekian faktor pertumbuhan yang atau lebih, yang tersusun di tepi (sel raksasa tipe
berhubungan dengan fibrosis radang, yang Langhans) atau tidak teratur (sel raksasa tipe
terpenting adalah TGF- karena gandanya yang benda asing).
menunjang penimbunan serabut jaringan ikat. TGF-
dihasilkan oleh platelets, makrofag aktif, dan sel Ada dua tipe granuloma:
lain, dan dikeluarkan dalam bentuk inaktif yang
memerlukan pemecahan oleh enzim proteolitik Granuloma benda asing, dipicu oleh benda
untuk berfungsi. TGF- (terutama TGF- 1, tapi asing yang lengai (inert).
juga isoform TGF- 2 dan TGF- 3) menyebabkan
Granuloma imun. Dua faktor yang
migrasi dan proliferasi fibroblas, peningkatan
menentukan pembentukan granuloma
sintesis kolagen dan fibronektin, pengurangan
imun: adanya partikel (organisme) yang
degradasi ECM oleh enzim metalloproteinase.
tidak dapat dicerna (contoh: basil tuberkel)
TGF- juga bersifat kemotaktik terhadap monosit
dan T-cell mediated immunity terhadap
dan menyebabkan angiogenesis in vivo, mungkin
bahan pemicu. Produk limfosit yang
dengan menginduksi influks makrofag. TGF- juga
teraktifasi, terutama IFN- , penting untuk
bisa dijumpai pada sejumlah penyakit fibrotik kronis
mengubah makrofag menjadi sel epiteloid
pada manusia dan binatang percobaan.

3
dan sel raksasa inti banyak. tangan tak jarang terlihat garis merah sepanjang
lengan atas sampai aksila mengikuti saluran limfa,
Pada TBC, granulomanya disebut tuberkel disertai rasa sakit pada kelenjar limfa aksilla.
dan memiliki ciri khas adanya nekrosis kaseosa di Pembesaran kelenjar biasanya disebabkan oleh
bagian tengah. Nekrosis kaseosa jarang pada hiperplasia folikel limfoid dan hiperplasia sel fagosit
penyakit granuloma lain. Gambaran morfologi dalam sinus kelenjar limfa. Perubahan kelenjar
berbagai penyakit granuloma tidak sama, sehingga limfa seperti ini disebut reaktif atau limfadenitis
memungkinkan diagnosis yang akurat oleh ahli inflamasi.
patologi yang berpengalaman. Tetapi ada
granuloma yang tidak tipikal, yang membutuhkan Pertahanan sekunder ini biasanya mampu
pemeriksaan khusus untuk mengetahui menahan penyebaran infeksi, tetapi kadang-
penyebabnya. Bahan tersebut dapat dikenal secara kadang pertahan ini dapat diterobos dan organisme
histologik (misalnya benda asing refraktil dapat mengalir terus ke saluran lebih besar dan mencapai
dideteksi dengan mikroskop polarisasi), dengan sirkulasi vaskuler, menyebabkan bakteremia. Sel
pewarnaan khusus untuk organisme (contoh: fagosit hepar, limpa dan sumsum tulang merupakan
pewarnaan tahan asam untuk basil TBC), kultur benteng pertahanan berikutnya, tetapi pada infeksi
(kuman TBC, jamur) dan serologik (contoh: sifilis). yang masif, bakteri menyebar ke jaringan tubuh
Penyebab sarkoidosis tidak diketahui. yang jauh. Katup jantung, meninges, ginjal dan
persendian merupakan tempat pilihan organisme
Sebagai ringkasan, radang granulomatosa dalam darah, sehingga bisa terjadi endokarditis,
merupakan bentuk spesifik reaksi kronis ditandai meningitis, abses ginjal dan septik artritis.
dengan akumulasi makrofag yang dimodifikasi (sel
epiteloid) yang bisa disebabkan oleh agen infeksi
maupun bahan non-infeksi. Adanya bahan yang
sukar dicerna atau T cell-mediated immunity
terhadap bahan tersebut, atau keduanya,
GAMBARAN
diperlukan untuk pembentukan granuloma. MORFOLOGIK RADANG
AKUT DAN KRONIS
RADANG LIMFA Morfologi dasar radang akut dan kronis bervariasi,
bergantung pada berat-ringannya reaksi, penyebab
Sistem limfa dan kelenjar limfa menyaring dan radang, dan jaringan atau organ yang dikenai.
mengawasi cairan ekstraseluler. Bersama dengan
sistem fagosit mononukleus berperan sebagai RADANG SEROSA. Radang serosa ditandai oleh
pertahanan sekunder yang berfungsi ketika reaksi sekresi cairan encer yang tergantung letak
radang lokal gagal untuk menetralkan jejas. jejasnya bisa berasal dari serum darah atau
sekresi sel mesotel pelapis peritonium, pleura dan
Saluran limfa adalah saluran yang sangat rongga perikardia (disebut efusi). Kulit yang
halus, sukar dilihat pada potongan jaringan biasa melepuh akibat luka bakar atau infeksi virus
sebab selalu kolaps. Saluran ini dilapisi oleh menimbulkan akumulasi cairan serosa, baik di
endotelium tipis yang saling tumpang-tindih, sedikit dalam atau di bawah epidermis kulit.
membran basal dan tanpa otot penyokong kecuali
saluran yang besar. Pada peradangan aliran limfa RADANG FIBRINOSA. Pada jejas yang lebih
meningkat guna membantu pengaliran cairan berat, yang mengakibatkan permeabilitas vaskuler
edema dari ruang ekstravaskuler. Karena ikatan sel yang lebih besar, molekul besar seperti fibrin
endotelium limfa cukup longgar, cairan limfa menembus barier vaskuler. Eksudat fibrinosa
akhirnya keseimbangan dengan cairan muncul ketika kebocoran vaskuler cukup besar atau
ekstravaskuler. Tidak hanya cairan, tetapi juga ada rangsangan prokoagulan dalam interstitium
leukosit dan debris sel dapat ditemukan pada (contoh: sel kanker). Eksudat fibrinosa terjadi pada
sistem limfa. Pada saluran limfa ada katup yang radang di rongga tubuh, seperti perikardium dan
menjaga agar aliran limfa hanya ke arah proksimal. pleura. Secara histologik, fibrin tampak sebagai
Ada serabut yang halus, menempel tegak lurus benang-benang eosinofil, atau kadang-kadang
terhadap dinding pembuluh limfa, meluas ke seperti koagulum amorf. Eksudat fibrin dapat
jaringan sekitarnya, guna mempertahankan patensi dihilangkan dengan cara fibrinolisis, dan debris lain
saluran limfa. oleh makrofag. Proses ini, yang disebut resolusi,
dapat mengembalikan struktur jaringan normal;
Pada jejas berat aliran ini dapat membuang bahan tetapi, kalau fibrin tidak dihilangkan, dapat
yang merusak, baik bahan kimiawi atau pun merangsang pertumbuhan fibroblas dan pembuluh
bakteri. Sistem limfa dapat menjadi radang darah, sehingga terbentuk jaringan parut.
sekunder (limfangitis) seperti halnya kelenjar limfa Perubahan eksudat fibrin menjadi jaringan parut
(limfadenitis). Itulah sebabnya jika terjadi infeksi di
4
(organisasi) dalam kantung perikardia akan amiloid A, komplemen, dan koagulasi protein, dan
mengakibatkan penebalan perikardia dan epikardia berbagai perubahan leukosit darah tepi.
oleh serat-serat yang opaque pada area eksudasi,
atau yang lebih sering pembentukan Mediator penting untuk reaksi ini adalah IL-
anyaman serabut fibrosa yang menjembatani ruang 1, IL-6 dan TNF. Sitokin tersebut yang dihasilkan
perikardia. oleh leukosit (dan sel lain) sebagai respons
terhadap agen infeksi atau reaksi imunologik dan
RADANG SUPURATIF ATAU PURULEN. Bentuk reaksi toksik akan masuk sirkulasi. IL-1 bekerja
radang ini ditandai oleh pembentukan eksudat langsung dan juga tidak langsung dengan
nanah atau eksudat purulen yang terdiri dari menginduksi IL-6 yang pada dasarnya berefek
neutrofil, sel nekrotik dan cairan edema. Organisme sama pada reaksi fase-akut. Keduanya
tertentu (seperti stafilokokus) menimbulkan radang menghasilkan demam dengan jalan berinteraksi
supuratif yang terlokalisasi, oleh karenanya disebut dengan reseptor vaskuler pada pusat pengatur
bakteri piogenik (memproduksi nanah). Contoh panas di hipotalamus. Baik yang berupa aksi
umum radang supuratif akut yaitu apendisitis akut langsung sitokin, atau dan ini yang lebih
(Gambar 3-37). Abses ialah timbunan nanah di mungkin melalui induksi produksi prostaglandin
jaringan pada radang purulen lokal yang lokal, informasi dikirim dari hipotalamus anterior
disebabkan supurasi dalam jaringan, organ atau melalui hipotalamus posterior ke pusat vasomotor,
dalam ruangan tubuh. Abses ditimbulkan oleh menimbulkan rangsang saraf simpatis,
bakteri piogenik yang masuk ke bagian dalam vasokonstriksi pembuluh darah kulit, berkurangnya
jaringan. Pada bagian tengah abses terdapat pelepasan panas dan demam.
massa nekrotik terdiri atas sel darah putih dan sel
jaringan mati. Di keliling massa nekrotik ini terdapat Leukositosis sering terjadi pada reaksi
daerah neutrofil normal, dan di luarnya tampak radang, terutama yang disebabkan infeksi bakteri.
pembuluh yang melebar dan proliferasi sel Biasanya jumlah leukosit 15000-20000 sel/ml,
parenkim dan fibroblas, menunjukkan awal tetapi dapat juga mencapai 40000-100000 sel/ml.
penyembuhan. Akhirnya, abses akan dibatasi oleh Peninggian yang sangat luar biasa ini dikenal
jaringan ikat sehingga tidak meluas. sebagai reaksi leukemoid, sebab mirip jumlah sel
darah putih pada leukemia. Mulanya leukositosis
ULKUS. Ulkus merupakan defek setempat atau terjadi karena percepatan pengeluaran sel dari
ekskavasi (excavation) permukaan organ atau cadangan post-mitotic sumsum tulang (disebabkan
jaringan akibat pelepasan jaringan yang nekrotik. IL-1 dan TNF) dan ini disertai peningkatan jumlah
Ulkus hanya akan terjadi kalau daerah nekrotik neutrofil imatur dalam darah (shift to the left).
akibat peradangan berada di atau dekat Namun, infeksi yang lama juga memicun proliferasi
permukaan. Ulkus sering ditemukan pada: (1) sel prekursor dalam sumsum tulang, karena
nekrosis radang mukosa mulut, lambung, usus, peningkatan produksi colony-stimulating factor
atau traktus urogenitalia, dan (2) radang subkutan (CSF). Stimulasi produksi CSF juga karena pacuan
ekstremitas bawah pada orang tua yang mengalami IL-1 dan TNF.
gangguan sirkulasi, sehingga mempunyai
predisposisi untuk nekrosis yang luas. Contoh Infeksi bakteri pada umumnya
klasik ulserasi adalah ulkus peptikum lambung atau menimbulkan neutrofilia, kecuali mononukleosis
duodenum. Pada stadium akut, terjadi infiltrasi infeksiosa, mumps dan German measles yang
leukosit pmn padat dan dilatasi pembuluh di tepi menimbulkan leukositosis disertai peninggian
defek. Semakin kronis, terjadi proliferasi fibroblas, absolut limfosit (limfositosis). Pada kelompok
pembentukan jaringan parut dan akumulasi limfosit, gangguan tambahan, termasuk asma bronkial, hay
makrofag, dan sel plasma di tepi dan dasar ulkus. fever dan infeksi parasit, terjadi kenaikan jumlah
eosinofil disebut eosinofilia.

Pada infeksi tertentu (typhus abdominalis,


EFEK SISTEMIK PERADANGAN infeksi virus, riketsia dan protozoa tertentu) terjadi
penurunan jumlah sel darah putih sirkulasi
Setiap orang yang pernah menderita sakit (leukopenia). Leukopenia juga bisa terjadi pada
tenggorokan berat atau infeksi jalan pernapasan, infeksi yang mengenai pasien yang lemah, misal
tentu pernah merasakan manifestasi sistemik pada penderita kanker atau tbc yang sudah
radang akut. Demam merupakan manifestasi menyebar.
utama, terutama kalau radang tersebut karena
infeksi. Manifestasi sistemik yang lain a.l. tidur Setelah mendiskusikan kejadian seluler
"gelombang-pendek", penurunan nafsu makan, dan molekuler pada radang akut maupun kronis,
peningkatan degradasi protein, hipotensi dan sekarang akan kita akhiri kulian ini dengan
perubahan hemodinamik lain, sintesis protein fase membicarakan secara singkat mekanisme
akut oleh hati, antara lain protein-C reaktif, serum penyembuhan luka di kulit, karena pada organ ini

5
proses radang dan pemulihan tampak teratur rapi. dan defek luka yang luas, proses penyembuhan
lebih rumit. Yang menentukan dalam hal ini ialah
defek jaringan yang luas yang harus diisi.
Regenerasi sel parenkim tidak dapat kembali
PENYEMBUHAN LUKA sempurna seperti semula. Jaringan granulasi
bertumbuh dari tepi untuk kesempurnaan proses
Contoh penyembuhan luka paling tidak rumit penyembuhan. Penyembuhan seperti ini
adalah penyembuhan luka insisi bedah yang penyembuhan sekunder (secondary union atau
bersih, tidak terinfeksi dan sudah dijahit. healing by second intention)
Penyembuhan tersebut penyembuhan primer
(primary union atau healing by first intention). Insisi Penyembuhan sekunder berbeda dengan
menyebabkan kematian sejumlah sel epitel dan sel penyembuhan primer pada beberapa hal:
jaringan ikat serta disrupsi kontinuitas membran
basal. Celah insisi yang sempit segera diisi dengan 1. Karena defek jaringannya luas, maka pada
bekuan darah yang terdiri dari fibrin dan sel darah; awalnya lebih banyak fibrin, debris nekrotik
pengeringan permukaan bekuan darah tersebut dan eksudat yang harus dibersihkan. Oleh
akan membentuk keropeng (scab) yang menutupi karena itu reaksi radangnya lebih hebat.
luka.
2. Jaringan granulasi yang dibentuk jauh lebih
Dalam waktu 24 jam, tampak neutrofil di banyak. Kalau defek luas terjadi pada
tepi insisi, bergerak menuju bekuan fibrin. Tepi organ dalam, jaringan granulasi dengan sel
potongan epidermis menebal sebagai hasil darah putih bertanggungjawab penuh atas
kegiatan mitosis sel basal, dan dalam 24-48 jam sel proses menutupan defek tersebut, karena
epitel bergerak dari kedua tepi dan bertambah pembuangan ke dunia luar tidak
sepanjang tepi potongan kulit, penimbunan dimungkinan.
komponen lapisan basal. Mereka bersatu dibawah
permukaan keropeng, produksi lanjut tapi lapisan 3. Mungkin perbedaan yang paling jelas
epitel menipis. antara penyembuhan primer dan sekunder
adalah fenomena kontraksi luka, yang
Menjelang hari ke 3, sebagian besar terjadi pada luka permukaan yang luas.
neutrofil diganti oleh makrofag. Jaringan granulasi Defek luas pada kulit kelinci setelah kira-
secara progresif masuk ke celah insisi. Serabut kira 6 minggu akan menjadi 5-10% ukuran
kolagen muncul di tepi insisi, tetapi pada awalnya asli, terutama akibat kontraksi. Kontraksi
arahnya vertikal dan tidak menjembatani insisi. Sel diduga karena adanya miofibroblas, yakni
epitel terus berproliferasi, sehingga lapisan fibroblas yang berubah menjadi sel yang
epidermis tebal. secara ultrastruktur mirip sel otot polos.

Menjelang hari ke 5, celah insisi diisi


jaringan granulasi. Neovaskularisasi maksimal.
Serabut kolagen semakin banyak dan mulai MEKANISME PENYEMBUHAN
menjembatani insisi. Epidermis kembali ke LUKA
ketebalan normal, diferensiasi sel permukaan
menghasilkan arsitektur epidermis dewasa disertai Penyembuhan luka, seperti yang telah kita
keratinisasi permukaan. bicarakan di atas, merupakan fenomena yang
kompleks (tetapi teratur) yang melibatkan sejumlah
Selama minggu ke-2, akumulasi kolagen proses, a.l. induksi proses radang akut oleh
dan proliferasi fibroblas terus berlanjut. Infiltrat perlukaan, regenerasi sel parenkim, migrasi dan
leukosit, edema dan neovaskularisasi banyak proliferasi sel parenkim dan sel jaringan ikat,
berkurang. Pada saat ini, proses pemulihan jangka sintesis protein ECM, remodeling komponen
panjang mulai, ditandai oleh akumulasi kolagen parenkim dan jaringan ikat, dan kolagenisasi serta
dalam bekas insisi, disertai regresi vaskuler. peningkatan kemampunan rentang jaringan
penyembuhan.
Pada akhir bulan pertama, jaringan parut
terdiri atas jaringan ikat yang seluler tanpa infiltrasi Sebagai catatan deposisi matriks jaringan
radang, yang sekarang ditutupi epidermis utuh. ikat, terutama kolagen, remodeling menjadi jaringan
Appendage kulit yang telah rusak waktu insisi parut, dan kemampuan rentang luka adalah hasil
hilang permanen. Kemampuan rentang bekas luka akhir penyembuhan luka. Kini akan akhiri
semakin bertambah, tapi untuk mencapai pembahasan penyembuhan luka ini dengan
kemampuan maksimal butuh waktu berbulan. meninjau unsur-unsur penting kolagenisasi luka.
Ketika kerusakan sel dan jaringan lebih
banyak, seperti pada infark, ulkus radang, abses

6
SINTESIS DAN DEGRADASI KOLAGEN Enzim metaloproteinase terdiri dari kolagenase
SERTA ELASTISITAS LUKA interstitial, yang memecah kolagen fibril menjadi
tipe I, II dan III; gelatinase (atau kolagenase tipe
Kolagen merupakan protein yang paling umum IV), dimana menguraikan kolagen amorf dan
pada binatang, yang menjadi rangka ekstraseluler fibronektin; dan stromelisin, yang bekerja pada
bagi organisme multiseluler. Tanpa kolagen, macam-macam komponen ECM, a.l. proteoglikan,
manusia akan menciut menjadi gumpalan sel yang laminin, fibronektin dan kolagen amorf. Enzim ini
dihubungkan oleh beberapa neuron! Produk dihasilkan oleh beberapa jenis sel (fibroblas,
penting fibroblas, kolagen, menentukan makrofag, neutrofil, sel sinovial dan beberapa sel
kemampuan rentang luka yang menyembuh. epitel) dan sekresinya diinduksi oleh banyak stimuli,
Berdasar komposisi biokimia rantai yang a.l. faktor pertumbuhan (PDGF, FGF), sitokin (IL-1,
membentuk triple helix molekul kolagen, dibedakan TNF-), dan rangsangan fagosit. Kolagenase
14 tipe kolagen; kolagen yang terpenting disajikan memecah kolagen, memotong triple helix menjadi 2
pada Tabel 3-9. Kolagen tipe I, II dan III adalah fragmen yang tidak sama, yang kemudian mudah
kolagen interstitial atau fibril, tipe IV, V dan VI dicerna oleh protease lain. Ini berbahaya untuk
bersifat amorf dan dijumpai pada jaringan interstitial organisme yang bersangkutan, tetapi enzim tadi
dan membran basal. dikeluarkan dalam bentuk laten (prokolagenase)
yang dapat diaktifkan oleh bahan kimiawi (HOCl -,
Setelah sintesis di ribosom, rantai alfa yang dihasilkan waktu oxidative burst leukosit ) dan
mengalami sejumlah modifikasi enzimatik, a.l. protease (plasmin). Begitu dibentuk, kolagenase
hidroksilasi prolin pada posisi alfa, sehingga yang teraktifasi segera dihambat oleh suatu
kolagen mengandung hidroksiprolin tinggi (kirakira inhibitor spesifik dari metaloproteinase (TIMP),
10%). Hidroksilasi ini yang tergantung yang dihasilkan oleh kebanyakan sel mesenkim.
ketersediaan vitamin C penting untuk mengikat Jadi, ada pengawasan berganda terhadap kerja
ketiga rantai alfa. proteinase yang tak terkontrol, seperti pada
Gambar 3-43. Meskipun demikian, kolagenase
Pada tahap ini molekul prokolagen masih bisa larut berperan untuk degradasi kolagen pada
(dalam air) dan mengandung polipeptida ekstra dan peradangan dan penyembuhan luka. Degradasi
terminal C pada ujung-ujung rantai. Selama atau membantu membersihkan daerah jejas dan
segera sesudah ekskresi dari sel, enzim remodeling jaringan ikat.
prokolagen peptidase clip rantai terminal peptida,
yang menunjang pembentukan fibril. Fibril Berapa lama waktu dibutuhkan luka kulit
terbentuk dalam ruang ekstraseluler, dan serabut mencapai kekuatan maksimum, dan bahan apa
kolagen inilah yang memberi kekuatan pada yang menentukan kekuatan ini? Ketika jahitan
jaringan ikat. Modifikasi ekstraseluler yang sangat diambil, biasanya pada akhir minggu pertama,
penting adalah oksidasi lisil hidroksilisil, sebab penyembuhan luka mencapai kirakira 10%
reaksi ini mengakibatkan ikatan silang (cross kekuatan kulit normal, tetapi kekuatan ini meningkat
linkages) antar molekul rantai alfa yang berdekatan cepat selama 4 minggu berikutnya. Kecepatan
dan merupakan dasar stabilitas struktur kolagen. peningkatan ini kemudian menurun lagi kirakira
Cross linking (ikatan silang) inilah yang bulan ketiga setelah insisi awal dan mencapai
menentukan elastisitas kolagen. platau pada kirakira 70-80% kekuatan kulit normal,
yang mungkin bertahan sekian selamanya.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, Pemulihan kekuatan regang tercapai karena
sintesis kolagen oleh fibroblas dimulai pada awal kenaikan sintesis kolagen melampaui degradasi
penyembuhan luka, pada hari ke 3 atau 5 dan kolagen selama 2 bulan pertama, dan karena
berlanjut selama beberapa minggu, tergantung modifikasi struktur serabut kolagen (cross-linking,
ukuran luka. Sintesis kolagen distimulasi oleh peningkatan ukuran serabut), setelah sintesis
beberapa faktor, a.l. faktor pertumbuhan (PDGF, kolagen berhenti.
FGF, TGF- ) dan sitokin (IL-1, IL-4) yang disekresi
oleh leukosit dan fibroblas pada penyembuhan Sebagai penutup, perlu ditekankan lagi
luka. Walaupun demikian, hasil akhir akumulasi bahwa penyembuhan luka, sebagai prototipe
kolagen tergantung pada sintesis dan degradasi pemulihan jaringan, adalah proses yang dinamik
kolagen. dan selalu perubahan. Diawali peradangan, diikuti
stadium fibroplasia, remodeling jaringan dan
Degradasi kolagen dan protein ECM lain pembentukan jaringan parut. Mekanisme lain
dilakukan oleh enzim metaloproteinase, yang kadang terjadi yang memicu pelepasan sinyal
aktifitasnya tergantung ion zinc. [Enzim neutrofil kimiawi yang mengatur migrasi, proliferasi dan
elastase, catepsin G, kinin, plasmin dan enzim diferensiasi sel dan sintesis dan degradasi protein
proteolitik penting lain di atas juga dapat memecah ECM. Protein ini, pada gilirannya langsung
komponen ECM, tetapi enzim-enzim tersebut mempengaruhi peristiwa seluler dan mengatur
golongan serine proteinase, bukan metalo-enzime]. respons sel untuk faktor pertumbuhan.

7
perbatasan antara tumor jinak dan ganas.
Memang kadang-kadang hiperplasia jinak
ASPEK PATOLOGIS PERADANGAN dan pada proses pemulihan sukar dibedakan
PENYEMBUHAN dari neoplasma.

Di atas telah kita bahas proses peradangan dan Mekanisme fibroplasia pada penyembuhan
pemulihan dalam keadaan normal. Namun ada luka proliferasi sel, interaksi antar sel,
kalanya proses ini dimodifikasi oleh jumlah interaksi sel-matriks, dan penimbunan ECM
pengaruh baik yang sudah diketahui dan belum, mirip dengan mekanisme fibrosis pada
yang mempengaruhi kwalitas dan kecukupan radang kronis (misalnya pada reumatoid
peradangan dan penyembuhan. artritis, fibrosis paru, sirosis hepatis).
Berbeda dengan penyembuhan luka
Banyak faktor sistemik dan faktor lokal normal, pada penyakit ini stimuli fibroplasia
yang mempengaruhi cukup-tidaknya atau reaksi imun dan autoimun disebabkan
respons radang dan penyembuhan. Nutrisi oleh interaksi limfosit-monosit yang
mempunyai efek kuat terhadap persisten, sintesis dan sekresi faktor
penyembuhan luka. Defisiensi protein, pertumbuhan dan sitokin fibrogenik, enzim
contohnya, dan terutama defisiensi vitamin proteolitik dan molekul aktif biologis lain.
C, menghambat sintesis kolagen dan Degradasi kolagen oleh kolagenase
menunda penyembuhan. Glukokortikoid yang justru penting pada remodeling
dikenal memiliki efek anti inflamasi yang normal penyembuhan luka
berpengaruh terhadap berbagai komponen mengakibatkan destruksi sendi pada
radang dan fibroplasia. Faktor lokal yang reumatoid artritis.
terpenting adalah infeksi yang bisa
menunda penyembuhan. Faktor mekanik, ---- Terima kasih ----
seperti kenaikan tekanan abdominal, dapat
menyebabkan ruptur luka abdomen,
disebut dehisensi luka (wound dehiscence).
Suplai darah yang inadekwat, biasanya
disebabkan arteriosklerosis, atau kelainan
venous yang memperlambat aliran venosa,
juga menghalangi penyembuhan. Yang
terakhir, benda asing seperti sisa benang
operasi atau fragmen besi, kaca, atau
bahkan tulang mengganggu penyembuhan.

Aberasi pertumbuhan dapat juga terjadi


walaupun pada awalnya proses
penyembuhan luka berlangsung normal.
Akumulasi kolagen yang berlebihan dapat
menimbulkan penonjolan jaringan parut
dikenal sebagai keloid. Pembentukan
keloid dipengaruhi oleh predisposisi
individual, dan entah mengapa aberasi ini
lebih sering terjadi pada kulit hitam.
Mekanisme pembentukan keloid masih
belum diketahui. Penyimpangan lain pada
penyembuhan luka adalah pembentukan
jaringan granulasi yang berlebihan, yang
menonjol di atas kulit sekitarnya dan
bahkan menghambat reepitelialisasi.
Keadaan ini disebut granulasi eksuberan
atau proud flesh. Granulasi yang berlebih
harus dihilangkan dengan kauter atau
eksisi untuk mengembalikan kontinuitas
epitel. Jaringan parut bekas insisi atau jejas
traumatik dapat diikuti proliferasi fibroblas
dan elemen jaringan ikat lain yang
berlebihan dan bisa timbul lagi setelah
eksisi. Keadaan ini disebut desmoid atau
fibromatosis agresif, yang terletak di

Anda mungkin juga menyukai