Anda di halaman 1dari 93

Semen Dental

Zhavira Dinda
160110120084

Terminologi
Semen dental merupakan material
yang bersifat keras, brittle, dengan
kekuatan rendah dapat digunaan
untuk daerah yang mendapat sedikit
tekanan.
Semen 60% restorasi

Macam-macam Restorasi
Cavity lining
Restorasi sementara
Restorasi gigi susu
Bahan restorasi untuk
gigi anterior

Bahan semen untuk inlay,


mahkota dan bridge
Bahan semen untuk splint
dan peralatan orthodonsia
Bahan perekat untuk
jaringan lunak

Pulp capping

Pembebat Periodontal

Bahan pengisi saluran

Sealants untuk pit dan

akar

fissure

Persyaratan

Non-toksik, dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan lainnya dalam mulut.

Tidak larut dalam saliva dan cairan lainnya yang masuk ke dalam mulut.

Bersifat adhesif pada enamel dan dentin, selain itu juga pada alloy emas,
porselain, dan akrilik. Tapi tidak pada alat-alat kedokteran gigi.

Bersifat bakteriostatik.

Memiliki efek yang tidak membahayakan pulpa.

Melindungi pulpa terhadap bahan restorasi lainnya dari panas, zat kimia,
dan arus listrik (galvanis).

Bahan semen seharusnya memiliki sifat optis yang menyerupai gigi.

Sifat mekanisnya sesuai untuk tujuan penggunaannya.

Klasifikasi Semen
Semen dengan reaksi asam
Semen dengan bahan yang berpolimerisasi
Cyanoakrilat
Polimer dimetakrilat
Komposit polimer-keramik

Bahan-bahan lainnya
Kalsium hidroksida
Gutta percha
Varnish

Kebanyakan
semen dental
termasuk
kategori semen
dengan reaksi
asam. Semen ini
diformulasikan
dalam bentuk
bubuk (basa)
dan cairan
(asam).

Klasifikasi Semen
1. Water-based
Glass Ionomer Cement
Zinc Polycarboxylate Cement
Zinc Phosphate Cement
2. Oil-based
Zinc Oxide-Eugenol Cements
3. Resin-based
- Esthetic Resin Cements
- Adhesive Resin Cements
- Self-adhesive Resin Cements
- Temporary Resin Cements
- Compomer Cement

Klasifikasi Semen Reaksi Asam


Tipe semen

Bubuk

Cairan

Zinc phosphate
(ZnO)

Zinc oxide

Asam fosfat

Zinc oxide eugenol Zinc oxide


(ZOE)

Eugenol

Zinc
polycarboxilate

Zinc oxide

Asam poliakrilik

Silicate

Glass
Asam fosfat
aluminosilikat
yang mengandung
fluor

Glass ionomer

Glass
Asam poliakrilik
aluminosilikat
atau kopolimernya
yang mengandung
fluor

Basis Liners
Basis merupakan lapisan semen yang ditempatkan langsung di bawah restorasi

permanen untuk membantu pemulihan pulpa, selain itu juga untuk menjaganya
dari gangguan.
Gangguan yang dimaksud bisa bersifat termis, kimia, atau galvanis.
Dikategorikan menjadi dua :
o Basis berkekuatan tinggi; strength, modulus elastisitas dan konduktivitas

termalnya sangat baik.

Contohnya zinc phosphate, zinc polycarboxilate, glass ionomer, dan ZnOE


reinforced.

o Basis berkekuatan rendah; strength rendah dan kurang kaku.

Contohnya kalsium hidroksida dan zinc oxide eugenol.

Luting
Sinonim : bonding, penyemenan.
Sementasi (penyemenan) merupakan proses dimana crown, restorasi,
dan lainnya di lekatkan ke gigi menggunakan bahan penengah
menggunakan semen.
Sementasi dapat dibedakan menjadi dua :
o Sementasi sementara

Untuk crowns dan bridges, contohnya semen zinc oxide eugenol.

o Sementasi permanen

Untuk restorasi-restorasi permanen. Contohnya semen zinc


phosphate, glass ionomer, resin, polikarboksilat, dll.

Pulp Capping
Pulp capping merupakan proses menempatkan semen pada lubang yang dalam dengan tujuan
untuk melindungi pulpa dari infeksi dimana terjadi pembusukan yang dalam pada gigi.
Pulp capping juga memacu penyembuhan pulpa dan mencegah terjadinya erosi yang lebih parah.
Contoh agen pulp capping adalah semen kalsium hidroksida.
Kriteria pulpa yang dapat di-pulp capping
Pulpa masih sehat dan belum terinfeksi
Kedalaman lubang tidak boleh lebih dari 0,5 mm.
Dokter gigi harus mengisolasi gigi yang akan di pulp cap.

Tujuan mendorong pembentukan dentin baru dan mempromosikan penyembuhan pulpa

Tipe pulp capping :


Direct pulp capping
Penempatan agen langsung pada pulpa yang terbuka.

Indirect pulp capping


Penempatan agen di dekat area yang terbuka. Walau begitu masih dapat memungkinkan terbentuknya dentin sekunder.

Varnish
Digunakan untuk memerangi dental
hypersensitivity
Lapisan tipis diaplikasikan kepada
preparasi kavitas sebelum
penempatan restorasi.

Zinc phosphate merupakan tipe semen tertua, dan oleh karena itulah dijadikan
sebagai standar perbandingan untuk tipe-tipe semen yang lebih baru.
Semen ini terkadang disebut sebagai semen crown dan bridge, dan juga
semen zinc oxyphosphate

SEMEN SENG FOSFAT

Komposisi dan Sediaan


Powder :
Konstitusi utama adalah zinc oksida
Dapat dijumpai Magnesium oksida (10%)
Kadang terdapat sejumlah kecil oksida lainnya /
garam logam (i.e. fluorida)
Cairan :
Larutan asam fosfor dalam air (30-40% air)
Terdapat zinc dan alumunium fosfat yang terbentuk
dari larutan zinck oksida / alumunium hidroksida
dalam air.

Powder
(Basa)

Seng oksida (ZnO) - 90,2 %


Bahan utama
Magnesium oksida (MgO) - 8,2%
Membantu saat
sintering
Oksida lain (BiO3, CaO, BiO) - 0,2%
Meningkatkan
kehalusan
Silika - 1,4%
Filler
Keterangan : sintering adalah proses pembuatan powder / bentuk
bubuk
Pigmen
dengan cara memanaskan bahan diatas 1000o C, sehingga
terjadi granulasi. Setelah sintering, bahan digerus, dan kemudian
didapatlah bentukan bubuk dari suatu bahan.

Liquid
(Asam)

Asam fosfat - 38,2%


dengan ZnO
Air - 36%
laju reaksi
Alumunium fosfat atau seng fosfat
16,2%

Bereaksi
Mengontrol
Buffer

Tipe (Berdasarkan klasifikasi


ADA No. 8)
Tipe I
Fine grained, untuk
sementasi
Ketebalan film 25 m
Tipe II
Medium grain, untuk basis
restorasi dan sementasi
Ketebalan film tidak boleh
lebih dari 40 m

Reaksi Kimia Pengerasan


Ketika bubuk dan cairan dicampur (mixing), asam
fosfat akan bereaksi dengan permukaan seng oksida
membetuk fosfat yang tidak larut (asam seng fosfat).
Reaksi ini bersifat eksotermis dan dapat terjadi
pengerutan selama setting.
Setelah setting selesai, seng oksida yang tidak
bereaksi bertindak sebagai inti, dikelilingi oleh
lapisan seng fosfat.

Retensi
Retensi Restorasi secara :
Mechanical Interlocking antara
kekasaran permukaan kavitas dengan
kekasaran permukaan restorasi.

Manipulasi
Konsistensi : semakin kental semakin kuat.
Perbandingan : pada umumnya tidak dilakukan penimbangan. Hindari
adonan yang terlalu encer tidak kuat, pH rendah, mudah larut.
Setting time dipengaruhi

Suhu reaksi setting time

Kontaminasi uap air, setting time

Spatula yang digunakan dari bahan stainless steel.

Semen mengeras lebih cepat pada suhu mulut daripada suhu kamar.
Setting time 5-9 menit
Manipulasi dengan gerak memutar 1-1 menit

Sifat

Sifat
Kekuatan lebih dari ZnOE
Compressive Strenght 103,5 Mpa (brittle)
Kekuatan dipengaruhi
Komposisi bubuk dan cairan
Rasio bubuk dan cairan
Cara Pengadukan
Penanganan semen selama penempatan
Compressive strength
Compressive strength : 103.5 MPa
Kekuatan zinc phosphate cocok sebagai basis dan sementasi.
Namun ketika dimasukkan ke dalam mulut, semen ini cenderung
brittle dan kekuatannya berkurang.

Tensile Strength
Tensile strength 5.5 MPa.
Modulus elastisitas
Modulus elastisitasnya cukup tinggi (13.5 GPa)
Sangat membantu terutama sebagai agen sementasi untuk
restorasi, karena dikenakan stress pengunyahan yang tinggi.
pH
Semen yang baru dicampur memiliki Ph sekitar 1,6-3,6. Selama
setting, ph akan naik dan mencapai netral dalam waktu dua hari.
Dapat timbul reaksi pulpa, namun dapat dikurangi dengan
memberikan zinc oxide eugenol, kalsium hidroksida, dan varnish.
Solubilitas rendah (0,06%) dalam asam lebih larut.

Aplikasi
Perekat / Penyemenan restorasi
Perekat / Penyemenan Bands &
Bracket Orthodonti
Semen Base (Basisi Restorasi
Kekuatan Tinggi)
Restorasi Sementara

MODIFIKASI SEMEN SENG


FOSFAT

ZINC SILICOPHOSPHATE
CEMENT
Merupakan hasil dari kombinasi
semen seng fosfat dan bubuk
silikat.

Klasifikasi
Spesifikasi ADA no.21 :
Tipe I : medium semen
Tipe II : tambalan sementara pada
gigi posterior

Aplikasi
Luting agent untuk
restorasi dan
aplikasi ortodonti
Intermediate
restorations

Tipe III : untuk kedua kegunaan


diatas

Sebagai die material

Komposisi

Bubuk :
Glass silikat
Bubuk zinc oksida
Magnesium oksida

Cairan :
Asam fosfat
Air
Garam seng dan
aluminium

Sifat
Compressive strength

165 MPa
Film thickness 25 m
Solubilitas 0,9% berat
Karena ada flouride :

antikariogenik
Terlihat semitranslusen

Manipulasi
Bubuk dan cairan dituang diatas glass slab
dingin.
Bubuk dicampur dengan cairan dalam 3
bagian besar.
Mixing time 1 menit dengan gerakan
melingkar untuk mendapat konsitensi yang
diinginkan.

COOPER CEMENT
Garam perak atau tembaga oksida
terkadang ditambahkan ke semen zinc
phospate untuk meningkatkan sifat anti
bakterinya.
Aplikasi
Tambalan sementara pada anak-anak
Restorasi intermediat

Komposisi
Tembaga oksida
Seng oksida
Cairan lain

Sebagai retensi silver cap splints pada bedah mulut.

Manipulasi
Waktu pengadukan 1 menit 15 detik
Setting time dipengaruhi:
Suhu , reaksi , setting time
Komposisi bubuk dan cairan: bubuk , setting time
Kontaminasi uap air, setting time
Teknik pengadukan , mengeras
Pengerutan pada waktu pengerasan 0,4 0,7 % dalam 7 hari
Setting time 5 9 menit

Semen ini digunakan secara luas di kedokteran gigi sejak 1890-an.


Secara umum, semen ini memiliki strength yang rendah. Namun
disamping itu juga merupakan semen dengan tingkat mengiritasi yang
paling rendah, memiliki efek sedatif dan bakteriostatik.

SEMEN SENG OKSIDA


EUGENOL

Komposisi dan Sediaan

Powder

Seng oksida (ZnO) 69 %


White rosin 29.3%
Zinc stearat 1%
plasticizer
Zinc asetat 0.7%
menaikkan strength
Magnesium oksida (MgO)
Eugenol 85 %
Minyak zaitun 15 %

Liquid

Komposisi utama
Mengurangi sifat brittle
Aselerator &
Aselerator &

Bereaksi dengan ZnO


Plasticizer

Tipe
Klasifikasi ADA No. 30, Zinc oxide eugenol
ada 4 tipe :
Tipe

I ZnOE : untuk sementasi sementara

Tipe

II ZnOE : sementasi permanen

Tipe

III ZnOE : tambalan sementara dan

isolasi termis
Tipe

IV ZnOE : cavity liners

Reaksi Kimia Pengerasan


Pada awalnya air ditambahkan ke seng oksida sehingga terjadi reaksi hidrolisis. Air
sangat penting karena jika tidak ditambahkan air tidak akan bisa bereaksi dengan
eugenol.

ZnO + H2O Zn(OH)2


Kemudian dicampur dengan cairan, terjadilah reaksi

Zn(OH)2
basa
seng hidroksida

2HE
asam

eugenol

----> setting time kira-kira 4-10 menit.

ZnE2
garam

zinc eugenolat

2H2O

Retensi
Semen ini tidak merekat tehadap
enamel dan dentin.
Merupakan alasan mengapa bahan
ini tidak sering dipergunkan sebagai
bahan semen permanen untuk suatu
restorasi

Manipulasi
Powder/liquid ratio

---> 4 : 1 sampai 6 : 1 berdasarkan

berat.
Semen ini dicampur dengan cara menambahkan sejumlah
bubuk ke dalam cairan sehingga diperoleh konsistensi yang
kental.
Biasanya suatu konsistensi yang baik dapat juga diperoleh
tanpa menimbang.
Pencampuran dapat dilakukan pada lempengan kaca tipis
yang dingin dan diaduk menggunakan spatula tahan karat
(stainless steel) dengan gerakan melingkar.

SIFAT YANG MENGUNTUNGKAN :


Memiliki adaptasi yg baik,
Bersifat basa pH 6,6 8
Bersifat sedatif, mengurangi rasa sakit
Bersifat antiseptik
Bersifat penyekat (isolasi termis)
Melindungi jaringan pulpa dari iritasi asam
Bersifat radioopak

Sifa
t

SIFAT YANG MERUGIKAN


Tidak melekat (tidak bersifat adhesi) dengan
baik pada email dan dentin
Mempunyai sifat mekanis paling lemah
Kompresif strength 3 4 MPa s/d 50 55 Mpa
Tensile strength 0.32 5.3 MPa
Modulus elastisitas 0,22 5,4 GPa

Kelarutan terhadap cairan mulut tinggi, kira-kira 0,4% berat


(tertinggi)

Aplikasi
Semen Basis
Tambalan Sementara
Penyemenan
Pulp Capping
Gingival Pack
Pengisi saluran akar

EBA Alumina
Polymer reinforced

MODIFIKASI SENG OKSIDA


EUGENOL

Komposisi
Bubuk
Zinc oksida
Magnesium oksida (dapat dijumpai dalam jumlah
kecil)
Zinc asetat (atau garam lainnya) jumlah hingga
1 % sebagai akselerator untuk reaksi setting

Cairan
Eugenol (konstitusi utama minyak cengkeh)
Minyak olive dalam jumlah hingga 15%
Kadang-kadang diberi asam asetat sebagai
akselerator

Various Types

Various Types

Semen EBA
EBA ortho-ethoxybenzoic acid
Rumus:
OC2Hs
COOH

EBA Alumina
Komposisi
Bubuk

Sifat-sifat

tinggi, 55 MPa.

Seng oksida (70 %)


Alumina (30 %)

Cairan
EBA / orthoethoxy
benzoic acid (62.5 %)
Eugenol (37.5 %)

Compressive strength lebih

Tensile strength 4.1 MPa.

Modulus elastisitas 2.5 GPa.

Film thickness 25 m.

Solubility lebih rendah.


0.05% berat.

Polymer Reinforced
Komposisi
Bubuk

Sifat-sifat

Seng oksida (70 %)


Resin sintetik atau polimer

tinggi, 48 MPa.

Tensile strength 4.1 MPa.

Modulus elastisitas 2.5 GPa.

Film thickness 32 m.

Solubility lebih rendah.

alami

Cairan
Eugenol
Asam asetat
Thymol (sebagai antimikroba)

Compressive strength lebih

0.03% berat.

Tabel
Bubuk
Zinc oksida
Fused quartz
atau alumina
Hydrogenated
rosin

Komposisi semen EBA


Persentase
dalam satuan
berat
60 74
30 34
6

Cairan
Eugenol
o
ethoxybenzoic
acid

Persentase
dalam satuan
isi
37,5
62,5

Various Types

Various Types

Semen seng polikarboksilat merupakan semen pertama


dengan potensi dapat melekat pada struktur gigi.

SEMEN SENG
POLYCARBOXYLATE

Komposisi dan Sediaan

Seng oksida (ZnO)


Magnesium oksida (MgO)
BiO, AlO
Stannous flouride

Powder

Asam poliakrilik cair atau


Kopolimer asam akrilik

Liquid

Reaksi Kimia Pengerasan


Reaksi ini meliputi terbentuknya
suatu garam zinc poliakrilat.
Bahan yang telah set merupakan
suatu struktur inti yang mengandung
sejumlah besar zinc oksida yang
tidak bereaksi.

Retensi
Dalam kondisi yang ideal, adhesi poli-karboksilat terhadap
permukaan enamel yang kering lebih baik dibandingkan
semen lainnya.
Daya rekat terhadap dentin tidak sebaik terhadap enamel.
Adhesi terhadap bahan stainless steel sangat baik.
Semen tidak merekat dengan baik terhadap emas atau
porselen.
Kekuatan lekat dipengaruhi oleh adanya cairan atau saliva,
kalau tidak kering, daya lekat kurang baik.

Manipulasi

Struktur gigi harus dibersihkan terlebih dahulu menggunakan asam poliakrilik 10%
yang kemudian dibersihkan dingan air. Atau bisa juga dengan hidrogen peroksida 13%. Kemudian keringkan gigi.

Semen hasil pencampuran digunakan ketika permukaannya masih terlihat glossy.


Jika sudah tidak berkilau lagi, tandanya semen sudah mengalami reaksi pengerasan,
sehingga tidak memungkinkan membasahi permukaan gigi. Dan jika semen sudah
mengeras sebaiknya jangan digunakan.

Setelah digunakan pada gigi, kelebihan semen sebaiknya jangan langsung dibuang.
Tunggu sampai semen mengeras.

Semen polikarboksilat dapat melekat pada insrumen, terutama yang terbuat dari
stainless steel, maka :

Alkohol dapat digunakan sebagai bahan untuk membersihkan spatel setelah pengadonan.

Instrumen hendaknya dibersihkan sebelum bahan semen mengeras.

Bila semen sudah mengeras dan lengket pada spatel, masih dapat dibersikan dengan

Sifat
Sifat-sifat mekanis

Compressive strength 55 MPa. Lebih rendah dari semen seng fosfat.


Tensile strength 6.2 MPa. Lebih tinggi dari semen seng fosfat.
Solubility

Cenderung menyerap air dan lebih mudah larut dibandingkan semen


seng fosfat, yaitu sebanyak 0.6% berat.
Rasio powder liquid rendah lebih soluble.
Biokompatibilitas

Pengaruh iritasi terhadap pulpa kecil.


pH setelah semen dicampur 3-4. Setelah 24 jam, pH semen 5-6.

Aplikasi

Penyemenan tetap restorasi


Semen dasar dan linier
Penyemenan alat orthodonti
Pengisian saluran akar dalam
endodontik

Semen silikat diperkenalkan pertama kali pada tahun 1903, sbg tambalan untuk
gigi dpn.
Semen silikat tergolong unggul dalam estetik, karena sifanya yang translusen dan
penampilannya mirip dengan porselen.
Sayangnya semen silikat dapat rusak oleh cairan mulut dan dalam waktu 1-4
tahun sudah harus diganti karena kualitasnya sudah tidak baik lagi
Silikat jarang digunakan akhir-akhir ini. Terutama karena sudah banyak bahan lain
yang lebih unggul, misalnya resin komposit dan semen glass ionomer.

SEMEN SILIKAT

Komposisi dan Sediaan


Powder:

Liquid:

Silica (SiO2)

31,5-41,6%

Alumina (Al2O3)

27,2-29,1%

Line (CaO)

7,7-9,0%

Asam fosfor (H3PO4) 4855,5%


Aluminium (Al)

Natrium oksida (Na2O)7,7-11,2% Zinc (Zn)


Fluorida

13,3-22%

Fosfor pentoksida(P2O5)3-5,3%
Zinc oksida (ZnO)0,1-2,9%

1,5-2%

4,2-9,1%

Reaksi Kimia Pengerasan


Permukaan bubuk gelas diuraikan oleh cairan. Proton hydrat (H3O+)
merusak rangkaian aluminosilikat menyerang bagian alumunium
yang bermuatan negatif. Kation lain dilepas oleh proton hydrat;
menghasilkan kemunduran rangkaian gelas dan membentuk gel
siliko-hidrat.
Bubuk amfoter
Pengerasan selesai dalam waktu 24 jam.
Bahan pengikat utama adalah gel alumino-fosfat yang mengandung
kristal-kristal kecil senyawa fosfat (Al2(OH)3PO4)
Hanya permukaan partikel bubuk yang diserang oleh asam phosphor.
Secara keseluruhan hanya 20% bubuk yang terpakai dalam reaksi.
Bahan yang sudah set mempunya struktur inti :
Partikel kaca yang tidak bereaksi (dibungkus oleh suatu lapisan gel silika)
Tertanam pada gel amorf yang besar di mana alumunium fosfat merupakan
bahan pengikat utama.

Manipulasi

Secara Manual
Powder / Liquid Ratio
Rasio powder / liquid yang dianjurkan 1,6 gram / 4 ml.
Spatula yang digunakan dari bahan batu akik, plastik, atau cobaltchromium.
Spatula baja tidak dianjurkan karena dapat terkikis oleh bubuk
silikat dan dapat mengubah warna campuran.
Prosedur
Bubuk diletakkan di atas lempeng kaca tebal, dingin, dan kering.
Kemudian diaduk bersama dengan cairan hingga menjadi massa
seperti gel yang padat mengilat.
Waktu mixing kurang lebih 1 menit.
Manipulasi secara mekanis (Mechanical mixing) dilakukan dalam sebuah
kapsul yang mengandung bubuk dan cairan.
Untuk mencampur, berikan tekanan pada kapsul.
Keuntungan :
Kontaminasi yang terjadi sedikit.
Tidak perlu takut salah mengukur rasio bubuk dan cairan.
Mixing lebih cepat, kira-kira 10-15 detik.

Sifat
1.Memiliki compressive strength lebih kuat dari semen lainnya (180 MPa). Namun tensile
strength nya lemah (3,5 MPa). Kekerasannya hampir sama dgn dentin (70 KHN)
2.Sifat termis: Koefisien ekspansi termis lebih rendah bhn restorasi lain, mendekati koef.
Ekspansi termisnya mendekati enamel dan dentin
3.Estetis, memiliki sifat estetis yg baik.
4.Adhesi: tdk terjadi ikatan adhesi antara semen silikat dgn enamel dan dentin
5.Sukar dipoles dgn sempurna
6.Dapat mengiritasi pulpa karena keasamannya. Pada saat kali pertama digunakan dalam
mulut, pH nya kira-kira 2,o. Dan bahkan setelah sebulan pun, pH nya masih di bawah
netral.
7.Restorasi dari silikat dapat larut dan hancur dalam cairan mulut. Solubility semen silikat
dalam waktu 1-2 hari 0,7% berat, namun setelah itu berkurang.

Aplikasi
Tambalan gigi anterior
Intermediate restorasi pada karies aktif
yang banyak
Satu-satunya semen yang

dapat

tidak

dibuat sebagai basis tambalan.

Digunakan untuk area yang terkikis, namun sekarang telah dikembangkan untuk
penggunaan di area lainnya.
Semen ini memiliki sifat kombinasi antara semen silikat dan poly carboxylate
cements
Dinamakan glass ionomer karena bubuknyaberupa glass, setting reaction dan
ikatan dengan struktur gigi berupa ikatan ionik

SEMEN GLASS IONOMER

Komposisi dan Sediaan


Bubuk
o Silica (SiO)2 41,9 %
o Alumina (Al2O3) 28,6 %
o Alumina fluoride (AlF3) 1,6 %
o Calcium fluoride (CaF2) 15,7 %
o Sodium fluoride (NaF) 9,3 %
o Aluminium phospate (AlPO4) 3,8 %
Komponen fluoride berperan sebagai ceramic flux.
Lanthanum, strontium, barium atau zinc oxide ditambhkan untuk mncgh radiopacity
Cairan
o Asam poliakrilik, dalam kopolimer dengan asam itionik, asam malat, dan asam tricarballylic.
o Adanya kopolimerisasi dengan asam-asam tersebut membuat reaktivitas cairan meningkat,

viskositas menurun, dan kecenderungan untuk menjadi gel berkurang.


o Asam tartrat; mempercepat setting time.
o Air; sangat penting dalam cairan.
merupakan medium tempat terjadinya
reaksi. Tapi perlu diperhatikan jika air
terlalu banyak, akan menghasilkan semen yang kurang kuat (lemah).

Tipe
Klasifikasi:
Tipe I untuk pelekatan
Tipe II untuk restorasi
Tipe III

untuk liner dan base

Tipe IV

untuk fussure dan pit sealant

Tipe V

Sementasi alat ortho

Tipe VI

Core build up

Dikenal juga dengan:


Poly (alkenoate) cement
GIC (glass ionomer cement)
ASPA (alumino silicate polyacrylic acid)
Tersedia dlm:
Powder/liquid dlm botol
Pre-porpotioned powder/liquid dlm capsul
Light cure system
Water settable type

Reaksi Kimia Pengerasan


Ketika bubuk dan cairan dicampur, asam memecah partikel glass

menjadi ion kalsium, aluminium, sodium dan fluoride.


Ion kalsium melakukan ikatan cross-link dengan rantai asam

poliakrilik. Reaksi pengerasan awal (initial set) pun dimulai.


24 jam kemudian, aluminium pun berikatan silang dengan rantai

asam poliakrilik.
Sedangkan ion sodium dan flouride tdk membentuk ikatan silang.

Beberapa ion sodium menggantikan ion hidrogen. Sisanya


bergabung dgn fluorine membentuk sodium fluoride.

Retensi
GIC dapat melakukan ikatan secara kimia dengan
enamel dan dentin selagi proses pengerasan.
Ikatan terjadi karena adanya interaksi ionik antara
kalsium pada struktur enamel dan dentin dengan
gugus karboksil pada semen.
Ikatan dengan enamel lebih kuat dari dentin, karena
lebih banyak komponen anorganiknya dan lebih
homogen dibandingkan dentin.

Manipula
si

1. Persiapan Rongga Mulut /


Permukaan Gigi
Permukaan gigi harus bersih untuk menghasilkan perlekatan
yg efektif dgn semen
Menggunakan 10% asam poliakrilik selama 10-15 detik.
Kemudian, dibilas dgn air selama 30 dtik. Untuk area yg sgt
dlm, persiapan hrs dilindungi setetes calcium hydroxide.
Setelah pembilasan, permukaan dikeringkan. Tdk boleh
terkena darah atau saliva krn akan mengurangi kekuatan
bonding.

Manipulasi
2. Proporsi Mixing
Powder/liquid

rasio:

3:1

dalam

satuan

berat.

Spatula

yang

digunakan spatula dari batu akik atau plastik.


Bubuk pd botol dituang perlahan. Liquid dan bubuk dipersiapkan
sblm proses pencampuran. Pencampuran dilakukan di atas glass
slab yg kering dan bersih.
Powder dibagi dalam dua penambahan. Penambahan pertama
dicampurkan k dlm liquid hingga homogen, trbntk konsistensi
kental. Kemudian ditambhkan sisa bubuk. Pencampuran dilakukan
dgn metode folding (melipat-lipat) agar didptkan struktur gel.
Mixing time kurang lebih 45 detik.

3. Proteksi Semen Selagi Pengerasan


GIC tergolong sensitif terhadap udara
dan air ketika pengerasan.
Oleh karena itu, setelah ditempatkan
pada kavitas, plastic matrix
ditempatkan untuk melindungi semen
dari lingkungan mulut, dan menjaga
kontur restorasi.
Setelah lima menit, matriks dapat
dilepas. Kemudian pada permukaan
semen dapat diberi varnish khusus
yang disediakan pabrik, atau bonding
agent light curing.

Manipula
si

4. Finishing
Kelebihan semen dapat dirapikan dari
pinggiran kavitas setelah semen mengeras.
Restorasi semen yang telah ditrim
(dirapikan) dilapisi lagi dengan agen
proteksi untuk melindungi semen dari saliva.
Jika tidak dilapisi lagi setelah 24 jam, semen
akan lebih lemah dari semestinya.

Manipula
si

Sifat
Sifat mekanis:
Compressive strength: 150 Mpa, < silikat
Tensile strength: 6,6 Mpa, > silikat
Hardness: 49 KHN. < silikat.
Ketahanan pemakaian < komposit
Estetis: memiliki sifat estetik yg kurang baik jika dibandingkan
dengan silikat dan komposit. Kurang translusen dan memiliki
permukaan tekstur yg kasar.
Cukup biokompatibel, terutama GIC tipe II, keasamannya lebih
rendah dari tipe I.

Aplikasi
Penyemenan/ sementasi restorasi
Bahan restorasi/ tambalan tetap
Liner dan Basis
Fissure & Pit sealant
Sementasi alat ortho
Core Build Up

Resin modified GIC


Metal Modified GIC
Compomer

MODIFIKASI SEMEN
GLASS IONOMER

Resin Modified GIC (Hybrid


Ionomer)

Penggunaan:
Restorasi class I, III, atau V
Base dan liner
Sebagai perekat untuk orthodontic bracket
Cementation crown dan bridge
Memperbaiki kerusakan restorasi amalgam pd inti atau cusp
Pengisi saluran akar

Sediaan :
Chemically cured / self cured
Light cured

Komposisi untuk Resin modified

GIC light cured :


Powder:
Fluoroaluminosilicate glass

Liquid:
2-hydroxyethylmethacrylate

(HEMA)
Metakrilat
Asam malat
Air
Champorquinone
Aktivator

Komposisi untuk Resin modified

GIC self cured :


Powder:
Fluoroaluminosilicate glass
Micro-encapsulated

potassium persulfat
Asam askorbat
Liquid:
2-hydroxyethylmethacrylate

(HEMA)
Metakrilat
Asam tartrat
Asam karboksilat

Manipulasi

Sifat-sifat

Rasio bubuk / cairan


biasanya 1,6 gram
bubuk dan 1,0 gram
cairan.
Diaduk selama 30 menit
sampai konsistensinya
seperti mousse (seperti
krim yang mirip busa).

Strength: 105 Mpa < conventional


GIC
Hardness: 40 KHN, sebanding dgn
conventional GIC
Adhesi: sama dgn conventional
GIC.
Estetis: kurang transluen krn
memiliki perbedaan yg signifikan
dlm index refraktif antara resin
matrix dan partikel powder

Metal Modified GIC

Metal modified GIC, diperkenalkan untuk memperbaiki


strength, fracture toughness, ketahanan penggunaan.

Macam-macam:
Silver alloy admixed
Bubuk spherical amalgam alloy dicampur dgn bubuk GIC tipe
II.
Cermet
Partikel silver berikatan dgn partikel glass. Melalui sintering
dgn pencampuran 2 bubuk pd temperatur tinggi.

Kegunaan :

Sifat-sifat :

Restorasi untuk karies kelas I

Strength, 150 MPa, tdk lebih baik

sebagai alternatif pengganti


amalgam atau resin

dari GIC biasa.


Fracture toughness GIC, baik yang
dimodifikasi atau tidak, memang

komposit. Digunakan

rendah jika dibandingkan dengan

terutama untuk pasien anak-

resin komposit dan amalgam.

anak yang cenderung lebih

Lebih tahan dlm pemakaian

sering mengalami karies.

daripada GIC tipe II.

Sebagai core build-up untuk gigi


yang rusak.

Secara estetik tidak cocok


diguanakan pada gigi anterior,
karena memberi kesan warna abu.

Compomer
Dikenal juga sebagai Poly Acid Modified Composites.
Dimodifikasi dari komposit dan GIC untuk mendapatkan sifat
melepaskan flouride (dari GIC) dan durability (dari komposit)

Kegunaan :
Sementasi crowns dan bridges
Sementasi gold inlays and onlays
Orthodontic bonding.

Reaksi Pengerasan

Pengerasan merupakan hasil


dari polimerisasi self cured
ataupun light cured.
Ketika semen berkontak
dengan cairan mulut, reaksi
asam basa pun terjadi.
Gugus asam karboksilat akan
membentuk ikatan dengan
kalsium pada gigi.

Sifat-sifat
Kompomer memiliki nilai
yang tinggi untuk bond
strength, compressive
strength, flexural strength,
retensi, dan fracture
toughness.
Kompomer memiliki solubility
rendah dan dapat
membebaskan flouride.

Manipulasi

Bersihkan permukaan gigi dan biarkan kering.


Rasio bubuk / cairan adalah 2 scoop / 2 tetes. Homogenkan bubuk
sebelum dikeluarkan.
Campurkan bubuk dan cairan selama 30 detik, kemudian gunakan.
Fase gel didapatkan setelah 1 menit, dimana pada saat itu kelebihan
semen dapat dibuang dengan scaler.
Berikan penyinaran untuk menstabilkan restorasi.
Reaksi pengerasan berlangsung selama 3 menit, dimulai sejak mixing.
Setelah mengeras, kompomer menjadi massa yang sangat keras.

1952 : Semen resin sintetik dengan komponen utamanya methyl methakrilat


digunakan untuk sementasi inlay, onlay, crown.
1986 : Semen resin sintetik mulai digunakan untuk sementasi veneer porselain
dan braket ortodontik.
Sekarang digunakan dalam kedokteran gigi untuk :
o Sementasi crown dan bridge
o Sementasi veneer porselain dan inlay
o Pelekatan braket ortodintik thdp enamel.

SEMEN RESIN

Komposisi dan Sediaan


Bubuk :
Resin matrix (monomer diakrilat)
Filler anorganik

Polimerisasi terjadi
Coupling agent (organo silane)
Aktivasi secara kimia dari
Chemical / photo initiator dan aktivator
sistem amina

Cairan
Methyl methacrylate
Tertiary amine

Aktivasi dengan cahaya


Dengan keduanya

Retensi
Tipe 1 : Seperti akrilik, mengandung polimetil

metakrilat, untuk penyemenan atau sementasi inlay


dan mahkota.
Tipe 2 : Seperti mengandung BIS GMA (bisphenol A &

glycidil metacrylate)
Keduanya mengandung bahan filler untuk mengurangi

koefisien muai thermis dan mengurangi penciutan


polimerisasi

Sifat
Compressive strength: 180 MPa (26000 Psi)
Tensile strength: 30 MPa (4000 Psi)
Film thickness: 10-25 m
Bond strength terhadap enamel : 7,4 MPa.
Tidak mudah larut dalam cairan mulut.
Polymerization shrinkage tinggi.
Dapat terjadi kebocoran mikro, karena tidak melekat pada struktur
gigi.
Dapat mengiritasi pulpa, sehingga jika perlu dilakukan proteksi pulpa
dengan kalsium hidroksida.

Manipulasi
Sebelum dilakukan penyemenan terhadap restorasi, sebelumnya

perlu dilakukan pengetsaan terhadap bahan restorasi dan gigi.


o Untuk restorasi logam dengan asam sulfat
o Untuk restorasi porselain dengan asam hidroflorida (HF)
o Untuk braket mesh
o Untuk gigi asam fosfat
Kemudian bubuk dan cairan dicampur pada paper pad selama 20-

30 detik. Pembuangan kelebihan bahan dilakukan segera, karena


cukup sulit jika dibuang setelah bahan berpolimerisasi.

Aplikasi
Sementasi Crown-bridge / sementasi
restorasi logam yang perlu di etsa
Sementasi porselen veneer dan inlay
Sementasi alat ortho dan bracket.

Semen kalsium hidroksida tergolong semen yang lemah, dan pertama kali digunakan
sebagai agen direct dan indirect pulp capping.
Aplikasi
Sebagai agen direct dan indirect pulp capping.
Sebagai basis berkekuatan rendah dibawah silikat dan komposit untuk proteksi
pulpa.

SEMEN KALSIUM
HIDROKSIDA

Komposisi dan Sediaan


Base paste:
Glycol silicate
Calcium suphate
Titanium dioxide
Calcium tungsten / barium sulphate

Catalyst paste:
Calcium hydroxide
Zinc oxide
Zinc stearate
Ethylane toluene
Sulfonamide
Butilin

Sifat
Sifat mekanik dari semen kalsium hidroksid
sangat buruk :
Compressive strength: 10-27 MPa. Sangat rendah.
Tensile strength: rendah, 1 MPa
Modulus elastisitas: 0,37 GPa/m2. Modulus elastisitas yg
rendah ini membatasi penggunaan restorasi pd area2
tertentu.

Kalsium hidroksida dpt menetralisir asam fosfor yg terlepas


dr semen fosfat

pH bahan ini sekitar 11-12. kebasaan ini dpt

Manipulasi
Dua pasta yg sama panjang
dicampur sehingga dihasilkan warna
yg sama di atas kertas.
Bahan digunakan dgn menggunakan
aplikator kalsium hidroksida.

Aplikasi
Pulp Capping (karena kesalahan operator,
diatas caries yang dalam) menstimulasi
pembentukan dentin.
Pelapis dibawah restorasi polimer kompost
Mencegah kerusakan pulpa
Lapisan dibawah tambalan yang
mengandung asam.

Merupakan liner yang digunakan utnuk meutupi tubuli denti


untuk mencegah microleakage dan diletakkan di dalam kavitas
untuk menerima amalgam alloy setelah diletakkan.
kavitas varnish semakin jarang digunakan dengan restorasi
amalgam dan digantikan dengan dentin bonding agents.

CAVITY LINERS

Aplikasi

Mengurangi microleakage di sekitar margin pd restorasi


amalgam yg baru ditempatkan

Mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi dlm tubulus


dentin krn restorasi diatasnya.

Untuk restorasi amalgam, untuk mencegah terjadinya


penetrasi korosi dlm tubulus dentin.

Diaplikasikan jg pd permukaan restorasi metallic sbg


proteksi smntara pd kasus galvanic shock

Komposisi
Perekat alami sprt copal, rosin atau resin sintetik larut dalam
pelarut organik sprt alkohol, acetone, atau ether.
Chlorbutanol, thymol, dan eugenol jg ditambahkan.
Beberapa varnish jg mengandung fluoride.

Sifat
Varnish tidak memiliki kekuatan mekanik atau menghasilkan
thermal insulation krn sangat tipis.
Kelarutan dental varnish : rendah; tidak larut pd air destilasi

Manipulasi
Dapat digunakan dgn menggunakan sikat, wire
loop.
Digunakan beberapa lembar tipis
Setiap lembar dibiarkan kering sblm digunakan.
Saat lembar pertama mengering, timbul lubang
kecil. Lubang tersebut diisi dgn varnish
berikutnya.
tujuanya untuk didapatkan lapisan seragam dan
rata

Anda mungkin juga menyukai