Anda di halaman 1dari 108

Dental Cements

Mutiara Siti Fatimah S (160110100044)

Terminologi

Tipe restorasi

Persyaratan restorasi &


semen dental

Klasifikasi semen dental

Klasifikasi Semen Reaksi Asam


Tipe semen

Bubuk

Cairan

Zinc phosphate (ZnO)

Zinc oxide

Asam fosfat

Zinc oxide eugenol


(ZOE)

Zinc oxide

Eugenol

Zinc polycarboxilate

Zinc oxide

Asam poliakrilik

Silicate

Glass aluminosilikat
yang mengandung
fluor

Asam fosfat

Glass ionomer

Glass aluminosilikat
yang mengandung
fluor

Asam poliakrilik atau


kopolimernya

Basis Liners
Basis merupakan lapisan semen yang ditempatkan
langsung di bawah restorasi permanen untuk
membantu pemulihan pulpa, selain itu juga untuk
menjaganya dari gangguan.
Gangguan yang dimaksud bisa bersifat termis, kimia,
atau galvanis.
Dikategorikan menjadi dua :
o Basis berkekuatan tinggi; strength, modulus elastisitas
dan konduktivitas termalnya sangat baik.
Contohnya zinc phosphate, zinc polycarboxilate, glass
ionomer, dan ZnOE reinforced.
o Basis berkekuatan rendah; strength rendah dan
kurang kaku.
Contohnya kalsium hidroksida dan zinc oxide eugenol.

varnish

Pulp Capping
Pulp capping merupakan proses menempatkan semen
pada lubang yang dalam dengan tujuan untuk
melindungi pulpa dari infeksi dimana terjadi
pembusukan yang dalam pada gigi.
Pulp capping juga memacu penyembuhan pulpa dan
mencegah terjadinya erosi yang lebih parah.
Contoh agen pulp capping adalah semen kalsium
hidroksida.
Kriteria pulpa yang dapat di-pulp
capping

Pulpa masih sehat dan belum terinfeksi


Kedalaman lubang tidak boleh lebih dari 0,5
mm.
Dokter gigi harus mengisolasi gigi yang akan
di pulp cap.

Pulp Capping
Tipe pulp capping :
Direct pulp capping
Penempatan agen langsung pada pulpa yang terbuka.
Indirect pulp capping
Penempatan agen di dekat area yang terbuka. Walau
begitu masih dapat memungkinkan terbentuknya
dentin sekunder.
Indirect pulp
capping

Luting
Sinonim : bonding, penyemenan.
Sementasi (penyemenan) merupakan proses dimana
crown, restorasi, dan lainnya di lekatkan ke gigi
menggunakan bahan penengah menggunakan semen.
Sementasi dapat dibedakan menjadi dua :
o Sementasi sementara
Untuk crowns dan bridges, contohnya semen zinc
oxide eugenol.
o Sementasi permanen
Untuk restorasi-restorasi permanen. Contohnya semen
zinc phosphate, glass ionomer, resin, polikarboksilat,
dll.

ZINC PHOSPHATE
CEMENT

Zinc Phosphate Cement


Zinc phosphate merupakan tipe semen tertua,
dan oleh karena itulah dijadikan sebagai standar
perbandingan untuk tipe-tipe semen yang lebih
baru.
Semen ini terkadang disebut sebagai semen
crown dan bridge, dan juga semen zinc
oxyphosphate.

Komposisi

Powder
(Basa)

Seng oksida (ZnO) - 90,2 %


Bahan utama
Magnesium oksida (MgO) - 8,2%
Membantu saat
sintering
Oksida lain (BiO3, CaO, BiO) - 0,2%
Meningkatkan
kehalusan
Silika - 1,4%
Filler
Keterangan : sintering adalah proses pembuatan powder / bentuk
bubuk
Pigmen
dengan cara memanaskan bahan diatas 1000o C, sehingga
terjadi granulasi. Setelah sintering, bahan digerus, dan kemudian
didapatlah bentukan bubuk dari suatu bahan.

Liquid
(Asam)

Asam fosfat - 38,2%


dengan ZnO
Air - 36%
laju reaksi
Alumunium fosfat atau seng fosfat
16,2%

Bereaksi
Mengontrol
Buffer

Reaksi setting

Tipe (ADA Spec No. 8)

Manipulation

Properties

application

Sifat-sifat

pH
Semen yang baru dicampur memiliki Ph sekitar 1,6-3,6. Selama setting, ph akan
naik dan mencapai netral dalam waktu dua hari. Dapat timbul reaksi pulpa, namun
dapat dikurangi dengan memberikan zinc oxide eugenol, kalsium hidroksida, dan
varnish.

Sifat-sifat kimia
Kelarutan semen bergantung pada kadar bubuk dan cairan. Adonan yang lebih encer
akan lebih mudah larut.

Adhesi
Semen tidak berikatan secara kimia dengan enamel ataupun dentin. Yang terjadi
adalah mechanical interlocking.

Sifat optik
Semen yang telah mengeras bersifat opaque.

Sifat-sifat
Sifat-sifat mekanis

Modificati
on of Zinc
Phosphate
Cements

ZINC
SILICOPHOSPHA
TE CEMENT
Merupakan hasil dari kombinasi semen
zinc phosphate dan bubuk silikat.

Klasifikasi
Spesifikasi ADA no.21 :
Tipe I : medium semen
Tipe II : tambalan sementara pada gigi
posterior
Tipe III : untuk kedua kegunaan diatas
Aplikasi

Luting agent untuk restorasi dan


aplikasi ortodonti
Intermediate restorations
Sebagai die material

Komposisi
Bubuk :
Glass silikat
Bubuk zinc oksida
Magnesium oksida
Cairan :
Asam fosfat
Air
Garam seng dan aluminium

Sifat :

Compressive strength 165 MPa


Film thickness 25 m
Solubilitas 0,9% berat
Karena ada flouride : antikariogenik
Terlihat semitranslusen

Manipulasi :
Bubuk dan cairan dituang diatas glass slab dingin.
Bubuk dicampur dengan cairan dalam 3 bagian
besar.
Mixing time 1 menit dengan gerakan melingkar
untuk mendapat konsitensi yang diinginkan.

COOPER
CEMENT

Garam perak atau tembaga oksida


terkadang ditambahkan ke semen zinc
phospate untuk meningkatkan sifat anti
bakterinya.

Aplikasi
Tambalan sementara pada anak-anak
Restorasi intermediat
Sebagai retensi silver cap splints pada bedah
mulut.

Komposisi
Tembaga oksida
Seng oksida
Cairan lain

MANIPULASI
Waktu pengadukan 1 menit 15 detik
Setting time dipengaruhi:
Suhu , reaksi , setting time
Komposisi bubuk dan cairan: bubuk , setting
time
Kontaminasi uap air, setting time
Teknik pengadukan , mengeras
Pengerutan pada waktu pengerasan 0,4 0,7 %
dalam 7 hari
Setting time 5 9 menit

ZINC OXIDE EUGENOL


CEMENT

Semen Zinc Oxide Eugenol


Semen ini digunakan secara luas di kedokteran gigi sejak
1890-an.
Secara umum, semen ini memiliki strength yang rendah.
Namun disamping itu juga merupakan semen dengan
tingkat mengiritasi yang paling rendah, memiliki efek
sedatif dan bakteriostatik.
Klasifikasi ADA No. 30, Zinc oxide eugenol ada 4 tipe :
Tipe I ZnOE : untuk sementasi sementara
Tipe II ZnOE : sementasi permanen
Tipe III ZnOE : tambalan sementara dan isolasi termis
Tipe IV ZnOE : cavity liners

Komposisi

Powder

Seng oksida (ZnO) 69 %


White rosin 29.3%
Zinc stearat 1%
plasticizer
Zinc asetat 0.7%
menaikkan strength
Magnesium oksida (MgO)
Eugenol 85 %
Minyak zaitun 15 %

Liquid

Komposisi utama
Mengurangi sifat brittle
Aselerator &
Aselerator &

Bereaksi dengan ZnO


Plasticizer

Tipe

Reaksi Pengerasan
Pada awalnya air ditambahkan ke seng oksida sehingga
terjadi reaksi hidrolisis. Air sangat penting karena jika
tidak ditambahkan air tidak akan bisa bereaksi dengan
eugenol.
ZnO + H2O Zn(OH)2
Kemudian dicampur dengan cairan, terjadilah reaksi
Zn(OH)2

basa
seng hidroksida

2HE

asam
eugenol

----> setting time kira-kira 4-10 menit.

ZnE2

2H2O

garam
zinc eugenolat

Manipulasi
Powder/liquid ratio
berat.

---> 4 : 1 sampai 6 : 1 berdasarkan

Semen ini dicampur dengan cara menambahkan


sejumlah bubuk ke dalam cairan sehingga diperoleh
konsistensi yang kental.
Biasanya suatu konsistensi yang baik dapat juga
diperoleh tanpa menimbang.
Pencampuran dapat dilakukan pada lempengan kaca
tipis yang dingin dan diaduk menggunakan spatula tahan
karat (stainless steel) dengan gerakan melingkar.

SIFAT YANG MENGUNTUNGKAN :


Memiliki adaptasi yg baik,
Bersifat basa pH 6,6 8
Bersifat sedatif, mengurangi rasa sakit
Bersifat antiseptik
Bersifat penyekat (isolasi termis)
Melindungi jaringan pulpa dari iritasi asam
Bersifat radioopak
SIFAT YANG MERUGIKAN
Tidak melekat (tidak bersifat adhesi) dengan
baik pada email dan dentin
Mempunyai sifat mekanis paling lemah
Kompresif strength 3 4 MPa s/d 50 55 Mpa
Tensile strength 0.32 5.3 MPa
Modulus elastisitas 0,22 5,4 GPa
Kelarutan terhadap cairan mulut tinggi, kira-kira 0,4%
berat
(tertinggi)

Application

Modifikasi

Semen zinc oxide eugenol dimodifikasi untuk


meningkatkan sifat-sifat mekanis yang rendah.
Modifikasi semen zinc oxide eugenol antara lain
EBA Alumina
Polymer reinforced

EBA - ALUMINA
Komposisi

Sifat-sifat
Compressive strength lebih tinggi, 55 MPa.
Tensile strength 4.1 MPa.
Modulus elastisitas 2.5 GPa.
Film thickness 25 m.
Solubility lebih rendah. 0.05% berat.

POLYMER REINFORCED
Komposisi

Sifat-sifat
Compressive strength lebih tinggi, 48 MPa.
Tensile strength 4.1 MPa.
Modulus elastisitas 2.5 GPa.
Film thickness 32 m.
Solubility lebih rendah. 0.03% berat.

ZINC POLYCARBOXYLATE
CEMENT

Zinc Polycarboxilate Cement


Semen seng polikarboksilat merupakan semen pertama
dengan potensi dapat melekat pada struktur gigi.
Aplikasi
Sebagai sementasi permanen.
Sebagai basis dan liners.
Sementasi orthodontik.
Sebagai bahan pengisi saluran akar dalam endodontik.

Komposisi

Seng oksida (ZnO)


Magnesium oksida (MgO)
BiO, AlO
Stannous flouride

Powder

Asam poliakrilik cair atau


Kopolimer asam akrilik

Liquid

Manipulation

Manipulasi penyemenan konsistensi


encer
Manipulasi pelapis cavitas konsistensi
kental
Gunakan instrumen tajam bukan logam

Sifat-sifat

Sifat-sifat
Sifat-sifat adhesi
Dalam kondisi yang ideal, adhesi poli-karboksilat
terhadap permukaan enamel yang kering lebih
baik dibandingkan semen lainnya.
Daya rekat terhadap dentin tidak sebaik terhadap
enamel.
Adhesi terhadap bahan stainless steel sangat
baik.
Semen tidak merekat dengan baik terhadap emas
atau porselen.
Kekuatan lekat dipengaruhi oleh adanya cairan
atau saliva, kalau tidak kering, daya lekat kurang
baik.

aplikasi

SILICATE CEMENT

Silicate Cement
Semen silikat
diperkenalkan
pertama kali pada
tahun 1903, sbg
tambalan untuk
gigi dpn.
Semen silikat
tergolong unggul
dalam estetik,
karena sifanya
yang translusen
dan
penampilannya
mirip dengan
porselen.

Sayangnya semen
silikat dapat rusak
oleh cairan mulut dan
dalam waktu 1-4
tahun sudah harus
diganti karena
kualitasnya sudah
tidak baik lagi.
Silikat jarang
digunakan akhir-akhir
ini. Terutama karena
sudah banyak bahan
lain yang lebih unggul,
misalnya resin
komposit dan semen
glass ionomer.

Komposisi
Powder:
Silica (SiO2)
31,5-41,6%
Alumina (Al2O3) 27,2-29,1%
Line (CaO)
7,7-9,0%
Natrium oksida (Na2O)
7,7-11,2%
Fluorida 13,3-22%
Fosfor pentoksida(P2O5) 3-5,3%
Zinc oksida (ZnO)
0,1-2,9%

Liquid:
Asam fosfor (H3PO4)
48-55,5%
Aluminium (Al) 1,5-2%
Zinc (Zn) 4,2-9,1%

Manipulasi secara
manual

Manipulasi secara
mekanis

Manipulasi secara mekanis


(Mechanical mixing) dilakukan
dalam sebuah kapsul yang
mengandung bubuk dan cairan.
Untuk mencampur, berikan
tekanan pada kapsul.
Keuntungan :

Kontaminasi yang terjadi sedikit.


Tidak perlu takut salah mengukur rasio bubuk dan
cairan.
Mixing lebih cepat, kira-kira 10-15 detik.

Sifat
1. Memiliki compressive strength lebih kuat dari
semen lainnya (180 MPa). Namun tensile
strength nya lemah (3,5 MPa). Kekerasannya
hampir sama dgn dentin (70 KHN)
2. Sifat termis: Koefisien ekspansi termis lebih
rendah bhn restorasi lain, mendekati koef.
Ekspansi termisnya mendekati enamel dan
dentin.
3. Estetis, memiliki sifat estetis yg baik.
4. Adhesi: tdk terjadi ikatan adhesi antara
semen silikat dgn enamel dan dentin
5. Sukar dipoles dgn sempurna

Sifat
6.Dapat mengiritasi pulpa karena
keasamannya. Pada saat kali pertama
digunakan dalam mulut, pH nya kirakira 2,o. Dan bahkan setelah sebulan
pun, pH nya masih di bawah netral.
7.Restorasi dari silikat dapat larut dan
hancur dalam cairan mulut. Solubility
semen silikat dalam waktu 1-2 hari
0,7% berat, namun setelah itu
berkurang.

GLASS IONOMER CEMENT

Glass Ionomer
Cement

Digunakan untuk area yang


terkikis, namun sekarang telah
dikembangkan untuk penggunaan
di area lainnya.
Semen ini memiliki sifat kombinasi
antara semen silikat dan poly
carboxylate cements.
Dinamakan glass ionomer karena
bubuknyaberupa glass, setting
reaction dan ikatan dengan
struktur gigi berupa ikatan ionik

Application

Klasifikasi:
Tipe I
untuk pelekatan
Tipe II untuk restorasi
Tipe III untuk liner dan base
Dikenal jg dengan:
Poly (alkenoate) cement
GIC (glass ionomer cement)
ASPA (alumino silicate polyacrylic acid)
Tersedia dlm:
Powder/liquid dlm botol
Pre-porpotioned powder/liquid dlm capsul
Light cure system
Water settable type

Komposisi
o Silica (SiO)2
o Alumina (Al2O3)

BUBUK

41,9 %
28,6 %

o Alumina fluoride (AlF3)


1,6 %
o Calcium fluoride (CaF2)
15,7 %
o Sodium fluoride (NaF)
9,3 %
o Aluminium phospate (AlPO4) 3,8 %

Komponen fluoride berperan sebagai ceramic


flux.
Lanthanum, strontium, barium atau zinc oxide
ditambhkan untuk mncgh radiopacity

Komposisi
CAIRAN

o Asam poliakrilik, dalam kopolimer dengan


asam itionik, asam malat, dan asam
tricarballylic.
Adanya kopolimerisasi dengan asam-asam tersebut
membuat reaktivitas cairan meningkat, viskositas
menurun, dan kecenderungan untuk menjadi gel
berkurang.

o Asam tartrat; mempercepat setting time.


o Air; sangat penting dalam cairan.
merupakan medium tempat terjadinya
reaksi. Tapi perlu diperhatikan jika air
terlalu banyak, akan menghasilkan semen
yang kurang kuat (lemah).

Manipulasi

Manipulasi meliputi :

Persiapan rongga mulut/ permukaan gigi


Proporsi dan mixing
Proteksi semen selama setting
Mixing

Manipulasi
1. Persiapan rongga mulut dan permukaan gigi

Manipulasi
2. Proporsi dan Mixing
Powder/liquid rasio: 3:1 dalam satuan berat.
Spatula yang digunakan spatula dari batu akik
atau plastik.

Mixing time
kurang lebih
45 detik

Bubuk pd botol dituang perlahan. Liquid dan


bubuk dipersiapkan sblm proses pencampuran.
Pencampuran dilakukan di atas glass slab yg
kering dan bersih.
Powder dibagi dalam dua penambahan.
Penambahan pertama dicampurkan k dlm liquid
hingga homogen, trbntk konsistensi kental.
Kemudian ditambhkan sisa bubuk. Pencampuran
dilakukan dgn metode folding (melipat-lipat) agar
didptkan struktur gel.

Manipulasi
2. Proporsi dan Mixing
GIC juga tersedia dalam bentuk kapsul yang bubuk
dan cairan yang terpisah, kemudian dicampurkan
dalam amalgamator dengan kecepatan tinggi.
Kapsul GIC biasanya terdapat nozzle (sejenis saluran
untuk mengeluarkan isinya), sehingga kapsul yang
sudah tercampur dapat langsung diinjeksikan ke
kavitas.

Manipulasi
3. Proteksi Pulpa Selagi Pengerasan
GIC tergolong sensitif terhadap udara
dan air ketika pengerasan.
Oleh karena itu, setelah ditempatkan
pada kavitas, plastic matrix
ditempatkan untuk melindungi semen
dari lingkungan mulut, dan menjaga
kontur restorasi.
Setelah lima menit, matriks dapat
dilepas. Kemudian pada permukaan
semen dapat diberi varnish khusus
yang disediakan pabrik, atau bonding
agent light curing.

Manipulasi
4. Finishing
Kelebihan semen dapat dirapikan dari
pinggiran kavitas setelah semen mengeras.
Restorasi semen yang telah ditrim
(dirapikan) dilapisi lagi dengan agen
proteksi untuk melindungi semen dari saliva.
Jika tidak dilapisi lagi setelah 24 jam, semen
akan lebih lemah dari semestinya.

Reaksi Pengerasan
Ketika bubuk dan cairan dicampur, asam
memecah partikel glass menjadi ion kalsium,
aluminium, sodium dan fluoride.
Ion kalsium melakukan ikatan cross-link
dengan rantai asam poliakrilik. Reaksi
pengerasan awal (initial set) pun dimulai.
24 jam kemudian, aluminium pun berikatan
silang dengan rantai asam poliakrilik.
Sedangkan ion sodium dan flouride tdk
membentuk ikatan silang. Beberapa ion
sodium menggantikan ion hidrogen. Sisanya
bergabung dgn fluorine membentuk sodium
fluoride.

Struktur Setelah
Pengerasan

Adhesi Dengan
Struktur
Gigi
GIC dapat melakukan ikatan

secara kimia dengan enamel


dan dentin selagi proses
pengerasan.

Ikatan terjadi karena adanya


interaksi ionik antara kalsium
pada struktur enamel dan
dentin dengan gugus
karboksil pada semen.
Ikatan dengan enamel lebih
kuat dari dentin, karena lebih
banyak komponen
anorganiknya dan lebih
homogen dibandingkan
dentin.

Sifat-Sifat

Sifat mekanis:
Compressive strength: 150 Mpa, < silikat
Tensile strength: 6,6 Mpa, > silikat
Hardness: 49 KHN. < silikat.
Ketahanan pemakaian < komposit

Estetis: memiliki sifat estetik yg kurang baik


jika dibandingkan dengan silikat dan komposit.
Kurang translusen dan memiliki permukaan
tekstur yg kasar.

Cukup biokompatibel, terutama GIC tipe II,


keasamannya lebih rendah dari tipe I.

Modificatio
n of Glass
Ionomer
Cements

Modifikasi GIC
Modifikasi GIC terdiri atas :

Water settable GIC


Resin modified GIC
Metal Modified GIC
Compomer

1. Water settable
GIC
Disebut juga sebagai Highly Viscous Conventional
GIC.

2. Resin Modified GIC


(Hybrid Ionomer)
Penggunaan:

Restorasi class I, III, atau V


Base dan liner
Sebagai perekat untuk orthodontic bracket
Cementation crown dan bridge
Memperbaiki kerusakan restorasi amalgam pd inti
atau cusp
Pengisi saluran akar

Sediaan :
Chemically cured / self cured
Light cured

2. Resin Modified GIC (Hybrid


Ionomer)
Komposisi untuk Resin modified GIC self
cured :
Powder:
Fluoroaluminosilicate glass
Micro-encapsulated potassium persulfat
Asam askorbat
Liquid:
2-hydroxyethylmethacrylate (HEMA)
Metakrilat
Asam tartrat
Asam karboksilat

2. Resin Modified GIC (Hybrid


Ionomer)
Komposisi untuk Resin modified GIC light
cured :
Powder:
Fluoroaluminosilicate glass
Liquid:
2-hydroxyethylmethacrylate (HEMA)
Metakrilat
Asam malat
Air
Champorquinone
Aktivator

2. Resin Modified GIC (Hybrid


Ionomer)
Manipulasi

Rasio bubuk / cairan biasanya


1,6 gram bubuk dan 1,0 gram
cairan.
Diaduk selama 30 menit sampai
konsistensinya seperti mousse
(seperti krim yang mirip busa).

2. Resin Modified GIC (Hybrid


Ionomer)
Sifat-sifat

Strength: 105 Mpa < conventional


GIC
Hardness: 40 KHN, sebanding dgn
conventional GIC
Adhesi: sama dgn conventional GIC.
Estetis: kurang transluen krn
memiliki perbedaan yg signifikan
dlm index refraktif antara resin
matrix dan partikel powder

3. Metal Modified
GIC
Metal modified GIC, diperkenalkan untuk
memperbaiki strength, fracture
toughness, ketahanan penggunaan.

Macam-macam:
Silver alloy admixed
Bubuk spherical amalgam alloy dicampur
dgn bubuk GIC tipe II.
Cermet
Partikel silver berikatan dgn partikel glass.
Melalui sintering dgn pencampuran 2
bubuk pd temperatur tinggi.

3. Metal Modified
GIC
Kegunaan :
Restorasi untuk karies kelas I
sebagai alternatif pengganti
amalgam atau resin
komposit. Digunakan
terutama untuk pasien anakanak yang cenderung lebih
sering mengalami karies.
Sebagai core build-up untuk
gigi yang rusak.

3. Metal Modified
GIC
Sifat-sifat :

Strength, 150 MPa, tdk lebih baik dari


GIC biasa.
Fracture toughness GIC, baik yang
dimodifikasi atau tidak, memang
rendah jika dibandingkan dengan resin
komposit dan amalgam.
Lebih tahan dlm pemakaian daripada
GIC tipe II.
Secara estetik tidak cocok diguanakan
pada gigi anterior, karena memberi
kesan warna abu.

4. Compomer

Dikenal juga sebagai Poly Acid Modified


Composites.
Dimodifikasi dari komposit dan GIC untuk
mendapatkan sifat melepaskan flouride (dari
GIC) dan durability (dari komposit).

Kegunaan :

Sementasi crowns dan


bridges
Sementasi gold inlays and
onlays
Orthodontic bonding.

4. Compomer
Komposisi :

Bubuk :
Strontium aluminum
Fluorosilicate glass
Sodium fluoride
Initiators (self cured atau light cured)

Cairan :
Metakrilat / asam karboksilat yang
mampu berpolimeriasai
Monomer akrilat / fosfat
multifungsional
Monomer diakrilat
Air

4. Compomer
Reaksi Pengerasan

Pengerasan merupakan hasil dari


polimerisasi self cured ataupun light
cured.
Ketika semen berkontak dengan
cairan mulut, reaksi asam basa pun
terjadi.
Gugus asam karboksilat akan
membentuk ikatan dengan kalsium
pada gigi.

4. Compomer
Manipulasi

Bersihkan permukaan gigi dan biarkan kering.


Rasio bubuk / cairan adalah 2 scoop / 2 tetes.
Homogenkan bubuk sebelum dikeluarkan.
Campurkan bubuk dan cairan selama 30
detik, kemudian gunakan.
Fase gel didapatkan setelah 1 menit, dimana
pada saat itu kelebihan semen dapat dibuang
dengan scaler.
Berikan penyinaran untuk menstabilkan
restorasi.
Reaksi pengerasan berlangsung selama 3
menit, dimulai sejak mixing.
Setelah mengeras, kompomer menjadi massa
yang sangat keras.

4. Compomer
Sifat-sifat

Kompomer memiliki nilai yang


tinggi untuk bond strength,
compressive strength, flexural
strength, retensi, dan fracture
toughness.
Kompomer memiliki solubility
rendah dan dapat
membebaskan flouride.

RESIN CEMENT

Resin Cement
1952
Semen resin sintetik dengan komponen utamanya
methyl methakrilat digunakan untuk sementasi
inlay, onlay, crown.
1986
Semen resin sintetik mulai digunakan untuk
sementasi veneer porselain dan braket
ortodontik.
Sekarang digunakan dalam kedokteran gigi untuk :
o Sementasi crown dan bridge
o Sementasi veneer porselain dan inlay
o Pelekatan braket ortodintik thdp enamel.

Tipe

Tipe 1

: mengandung polimetilmetakkrilat, sementasi


inlay/mahkota
Komposisi :

Tipe 2

: mengandung bisphenol a
dan glycidil metacrilate
Komposisi :

Komposisi
Bubuk :

Resin matrix (monomer diakrilat)


Filler anorganik
Coupling agent (organo silane)
Chemical / photo initiator dan aktivator

Cairan
Methyl methacrylate
Tertiary amine
Polimerisasi terjadi
Aktivasi secara kimia dari sistem amina
Aktivasi dengan cahaya
Dengan keduanya

Sifat

Manipulasi
Sebelum dilakukan penyemenan terhadap
restorasi, sebelumnya perlu dilakukan
pengetsaan terhadap bahan restorasi dan
gigi.
o Untuk restorasi logam dengan asam sulfat
o Untuk restorasi porselain dengan asam
hidroflorida (HF)
o Untuk braket mesh
o Untuk gigi asam fosfat
Kemudian bubuk dan cairan dicampur pada
paper pad selama 20-30 detik. Pembuangan
kelebihan bahan dilakukan segera, karena
cukup sulit jika dibuang setelah bahan
berpolimerisasi.

CALCIUM HYDROXIDE

Calcium Hydroxide
Cement
Semen kalsium hidroksida tergolong semen yang
lemah, dan pertama kali digunakan sebagai
agen direct dan indirect pulp capping.
Aplikasi

Sebagai agen direct dan


indirect pulp capping.
Sebagai basis berkekuatan
rendah dibawah silikat dan
komposit untuk proteksi pulpa.

Komposisi
Base paste:

Glycol silicate
Calcium suphate
Titanium dioxide
Calcium tungsten / barium sulphate

Catalyst paste:

Calcium hydroxide
Zinc oxide
Zinc stearate
Ethylane toluene
Sulfonamide

Sifat-sifat
Sifat mekanik dari semen
kalsium hidroksid sangat buruk :
Compressive strength: 10-27 MPa. Sangat rendah.
Tensile strength: rendah, 1 MPa
Modulus elastisitas: 0,37 GPa/m2. Modulus elastisitas
yg rendah ini membatasi penggunaan restorasi pd
area2 tertentu.
Kalsium hidroksida dpt menetralisir asam fosfor yg
terlepas dr semen fosfat
pH bahan ini sekitar 11-12. kebasaan ini dpt
menghancurkan mikroorganisme penyebab karies.
Solubilitas pada air tinggi (0,4-7,8 %)

Manipulasi
Dua pasta yg sama panjang
dicampur sehingga dihasilkan
warna yg sama di atas kertas.
Bahan digunakan dgn
menggunakan aplikator
kalsium hidroksida.

Cavity Varnish

merupakan material resin dalam larutan organik yang mudah


menguap.
copal yang terlarut dalam ester
varnish lebih baik dari liners untuk mengurangi microleakage dan
memberikan barrier terhadap irritan.
Kegunaan utama :
diaplikasikan ke dentin untuk mengurangi permeabilitas.
Membantu mengurangi sesitivitas post-operatif ketika
diaplikasikan pada permukaan dentin saat gigi baru ditumpat.
Mengurangi penetrasi oral fluid pada daerah interface restorasigigii ke dalam dentin dibawahnya.

Merupakan larutan yg terdiri dari satu atau


lebih resin, yg diaplikasikan ke dlm dinding
kavitas.
Sbg pembatas antara restorasi dan tubulus
dentin.
Aplikasi

Mengurangi microleakage di sekitar margin pd


restorasi amalgam yg baru ditempatkan
Mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi
dlm tubulus dentin krn restorasi diatasnya.
Untuk restorasi amalgam, untuk mencegah
terjadinya penetrasi korosi dlm tubulus dentin.
Diaplikasikan jg pd permukaan restorasi
metallic sbg proteksi smntara pd kasus
galvanic shock

Komposisi
Perekat alami sprt copal, rosin atau resin
sintetik larut dalam pelarut organik sprt
alkohol, acetone, atau ether.
Chlorbutanol, thymol, dan eugenol jg
ditambahkan.
Beberapa varnish jg mengandung
fluoride.
Sifat

Varnish tidak memiliki kekuatan mekanik


atau menghasilkan thermal insulation krn
sangat tipis.
Kelarutan dental varnish : rendah; tidak
larut pd air destilasi

Manipulasi
Dapat digunakan dgn
menggunakan sikat, wire loop.
Digunakan beberapa lembar tipis
Setiap lembar dibiarkan kering
sblm digunakan.
Saat lembar pertama mengering,
timbul lubang kecil. Lubang
tersebut diisi dgn varnish
berikutnya.
tujuanya untuk didapatkan lapisan
seragam dan rata

Anda mungkin juga menyukai