Anda di halaman 1dari 4

Abses Periapikal

Definisi
Abses periapikal adaah akumulasi atau kumpulan pus yang dikelilingu
oleh jaringan yang mengalami proses inflamasi yang berlokasi di dekat apeks dari
akar gigi yang sudah non-vital. Penyebab yang paling umum adalah infeksi
bakteri di pulpa yang merupakan kelanjutan dari karies gigi. Oleh karena itu,
proses inflamasi dapat menyebar melalui foramen apikal sampai mengenai bagian
periapikal dari ligamentum periodontal.
Gigi yang telah nekrosis mempunyai potensi yang cukup besar untuk
terjadinya proses infeksi pada bagian periapikal. Pada keadaan bakteri cukup
banyak dan kondisi tubuh lemah maka penyebaran infeksi periapikal akan terus
berlanjut ke dasar sekitarnya, menyebar ke berbagai spasium sekitar rongga mulut
dan menyebar melalui peredaran darah sehingga terjadi septikemia.
Beberapa membagi abes periapikal menjadi jenis akut dan kronis.
Pembagian ini sebenarnya kurang tepat karena keduanya menunjukkan reaksi
radang akut. Abses periapikal sebaiknya dibagi menjadi simptomatik dan
asimptomatik berdasarkan gambaran klinis yang tampak.
Diagnosis
Diagnosis periapikal abses didapatkan dari tanda dan gejala
klinis. Dan yang paling penting adalah pemeriksaan radiologi.
Prognosis
Abses akan tetap ada apabila tidak dilakukan tindakan pengobatan.
Penyebaran infeksidapat mengakibatkan destruksi tulang, namun prognosisnya
baik dengan penatalaksanaanyang tepat.
Penyebar Abses Periapikal
Jika infeksi tetap terlokalisasi di akar apeks, maka akan terbentuk infeksi
periapikal kronik yang bisa meluas ke jaringan keras dan lunak.
1. Meluas ke ruang medulla menyebabkan osteomielitis.
Osteomielitis adalah peradangan dari seluruh struktur tulang meliputi
medula,korteks dan periosteum.
Terjadi karena virulensi bakteri yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah
dankurangnya drainase.
Pada osteomielitis akut, infeksi dalam medula akan menimbulkan
reaksiinflamasi supuratif.
Akumulasi pus akan menyebabkan tekanan dalam medula bertambah
danmenekan bagian korteks tulang kemudian mencapai periosteum.
Pus yang terkumpul di bawah periosteum menyebabkan periosteum
terangkatdan memutuskan suplai darah ke dalam tulang sehingga terjadi
iskemi diikutikematian tulang sekuestera.
2. Apabila periosteum ruptur, ia akan tembus ke jaringan lunak. Tempat
tembusnya akanmembentuk saluran sinus fistel yang multipel. Jalur fistula
dibentuk melalui tulang alveolar dan keluar ke jaringan ikatsekitarnya.
Fenomena ini sering dihubungkan dengan pembengkakan jaringan ikat
yangtiba-tiba dan berkurangnya tekanan dalam tulang, sehingga rasa
nyeridirasakan pasien berkurang.
Fistula tersebut dapat berpenetrasi ke mukosa atau kulit sehingga
menyediakandrainase alami dan abses tersebut.
Osteomielitis dikatakan kronis bila fistel yang terbentuk disertai pus
yangmelimpah dan berlangsung dalam beberapa hari.
Pada rahang bawah, kompresi pada bundel neurovaskuler mempercepat
trombosis dan iskemi yang menyebabkan parestesi dari nervus alveolaris
inferior.

3. Jika abses tidak bisa membuat drainase melalui permukaan kulit atau ke dalam
ronggamulut, ia akan menyebar secara difus melalui lapisan fasia jaringan ikat
sebagaiselulitis. Abses adalah ruangan yang berdinding tebal yang berisi pus,
sedangkansellulitis infeksi subkutan atau eritema submukosa yang difus.
Staphylococci, spp. sering dikaitkan dengan pembentukan abses dimana
membentuk enzim koagulase. Streptococci sering diasosiasikan dengan sellulitis
karena dapat memproduksi enzim seperti streptokinase, hyaluronidase, dan
streptodornase. Abses yang berdinding tebaldengan sedikit atau tidak ada suplai
pembuluh darah ke lumennya mempunyai responyang lambat dan buruk terhadap
terapi antibiotik. Sedangkan selulitis berespon baik tanpa perlu operasi drainase.

4. Selulitis merupakan penyebaran akut dan edema dari proses inflamasi akut.
Terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Ludwigs Angina
Selulitis pada regio submandibular berkembang dari penyebaran infeksi
akut dari gigi molar rahang bawah.
75% berkembang dari penyebaran infeksi akut dari gigi molar rahang
bawah
Ruang submandibular terdiri dari ruang sublingual dan submaksilari yang
dipisahkan otot mylohyoid.
Penyebaran akan berlanjut ke ruang lateral faringeal, lalu ke retro faringeal
b. Trombosis Sinus Cavernosus
Infeksi berasal dari gigi premolar atau molar maksilari, berjalan ke arah
buccal cortical plate masuk ke sinus maksilari, ruang pterigopalatine
ataufossa infratemporal, mencapai orbit melalui fissura orbital inferior.
Dan akhirnya infeksi menyebar ke sinus cavernosus.

5. Lokalisasi dari abses dentoalveolar pada suatu spatial tergantung dari letak
anatomidari akar gigi mana yang terkena infeksi, terutama hubungannya dengan
perlekatanotot, khususnya otot bucinator dan mylohyoid. Infeksi biasanya
mengikuti jalur yanghambatannya paling minimal. Pada keadaan tertentu dapat
terkena lebih dari satuspatial, hal ini merupakan keadaan yang sangat serius di
dalam penyebaran. Infeksisampai dapat menimbulkan suatu penyebaran yang
lebih jauh ke arah atas kepala danke bawah leher sampai mediastinum.

Anda mungkin juga menyukai