DISUSUN OLEH:
8
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI PELAKSANAAN AKTUALISASI
Mentor
9
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
Mentor
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan aktualisasi yang berjudul “OPTIMALISASI LAYANAN
KESEHATAN LANJUT USIA MELALUI REVISI STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR PADA POS PELAYANAN TERPADU
LANJUT USIA DI PUSKESMAS WOLO KABUPATEN KOLAKA” tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa manusia keluar dari alam kebodohan ke alam yang terang benderang,
sehingga manusia dapat menikmati indahnya menuntut ilmu.
Penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi ini bertujuan sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan predikat lulus dalam Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan LXXXVIII Lingkup Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2021. Dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini, Penulis mendapatkan
banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada:
1. H. Ahmad Safei, SH, MH selaku Bupati Kolaka
2. Hj. Andi Tenri Gau, SE, MM selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Kolaka
3. Syahruddin Nurdin, SE, selaku Kepala BPSDM Provinsi Sulawesi
Tenggara beserta jajarannya.
4. Ir. H. Burhanuddin, M.Si selaku Penguji
5. Nurnia, SE selaku Coach yang selalu membimbing Penulis dalam
penyusunan laporan ini.
6. Amir Syam, S.ST selaku Kepala Puskesmas Wolo dan juga mentor yang
selalu memberikan motivasi dan masukan untuk kegiatan aktualisasi ini.
7. Istri tercinta dr. Aulia Fadhilah Tasruddin dan anak kami Muh. Qarizh
Safiy Auf
8. Sahabat-sahabat seperjuangan di Kelompok VIII.
9. Teman-teman seperjuangan di kelas B
10. Teman-teman asrama kamar C 10
11
11. Bapak Laode Harifu, S.Sos selaku Koordinator Lapangan
12. Bapak Yusran, S.Sos selaku Wali Kelas B
13. Terima kasih yang khusus untuk kedua orang tua Penulis.
14. Serta terima kasih kepada seluruh teman-teman Latsar CPNS Kab. Kolaka
atas kekompakan, dan kebahagiaan selama Pelatihan Dasar ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan pelaksanaan aktualisasi
ini masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para Pembaca sangat diharapkan agar kedepannya Penulis dapat
menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
Semoga laporan pelaksanaan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi para
Pembaca karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama.
Terima kasih.
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
13
2.3 Identifikasi, Penetapan dan Analisis Isu. ................................................... 26
2.4 Estimasi Biaya dan Jadwal Kegiatan ......................................................... 32
Kesimpulan ...................................................................................................... 64
Saran ................................................................................................................. 64
Rencana Tindak Lanjut .................................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................
48
B. Saran ...............................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA
14
DAFTAR GAMBAR
15
Gambar 3.8.4 Grafik Posyandu Lansia ...................................................................... 55
Gambar 3.9.1 Melaporkan Hasil Kegiatan Aktualisasi .............................................. 48
Gambar 3.9.2 Melaporkan Hasil Kegiatan Aktualisasi .............................................. 48
16
BAB I
PENDAHULUAN
17
mengetahui kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yaitu Whole of
Government, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik.
Dari aspek kesehatan, ASN kesehatan diharapkan menjadi bagian besar
perubahan yang diharapkan dalam bidang reformasi birokrasi saat ini.
Dimana kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang – Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap hal yang menyebabkan
terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan
kerugian ekonomi yang besar bagi negara dan setiap upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan negara.
Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan
prinsip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dalam rangka
pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan
dan daya saing bangsa bagi pembangunan negara.
Sebagai pusat kesehatan masyarakat yang berada di garda terdepan,
puskesmas merupakan fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang paling dekat
dengan masyarakat perifer. Tenaga kesehatan khususnya dokter umum,
dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima. Hal ini sejalan dengan
program Indonesia Sehat yang merupakan salah satu program dari agenda ke-
5 Nawa Cita, yaitu meningkatnya derajat kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan pengamatan penulis selama bertugas 2 minggu di UPT
Puskesmas Wolo, penulis melihat masih adanya kesenjangan antara kondisi
saat ini dan kondisi yang diinginkan khususnya pada pelayanan posyandu
lansia. Hal tersebut terjadi dikarenakan SOP kegiatan tersebut belum terlalu
dipahami oleh seluruh staff puskesmas sebab program lansia ini merupakan
kegiatan hasil perbaikan dari kegiatan sebelumnya yaitu Pos binaan terpadu
(Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dimana tidak menjelaskan
18
secara spesifik sasaran kegiatan dan rincian kegiatan dari program ini. Untuk
lebih jelasnya penulis mencantumkan daftar penyakit terbanyak di puskesmas
wolo di bulan November – Desember yang dapat diliat pada table berikut :
Tabel 1.1.1
10 Daftar jumlah kasus penyakit terbanyak Bulan November-Desember 2020
1 Hipertensi 74
2 Gastritis 56
3 Kehamilan normal 39
4 ISPA 32
5 Persalinan normal 24
6 Diabetes Mellitus TII 23
7 Hiperkolestrolemia 19
8 Influenza 13
9 Sakit Kepala 10
10 Tumor jinak 8
Dari data diatas menunjukkan bahwa pasien yang menderita 10
penyakit terbanyak diatas didominasi oleh pasien usia lanjut, Lanjut usia
adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama dengan 55 tahun
(WHO, 2013). Kemudian selanjutnya penulis melakukan konsultasi dengan
meminta arahan dari mentor dan bimbingan dari coach. Dari hasil konsultasi
penulis dapat merumuskan isu belum optimalnya pelayanan di Posyandu
Lansia. Dari isu tersebut, maka penulis mengangkat judul : Optimalisasi
Layanan Kesehatan Lanjut Usia Melalui Revisi Standar Operasional
Prosedur Pada Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia di Puskesmas Wolo
Kabupaten Kolaka.
Pada kondisi saat ini angka kunjungan di pos pelayanan terpadu
(posyandu) lansia semakin menurun. Hal ini dikarenakan adanya pandemic
covid 19 sehingga kebanyakan masyarakat takut untuk keluar rumah, akses
rumah lansia dengan posyandu yang kurang bisa dicapai oleh lansia, factor
19
kurangnya pengetahuan akan manfaat posyandu lansia oleh masyarakat, dan
aturan pelaksaan Posyandu lansia yang belum dipahami oleh seluruh staff
puskesmas
Maka penulis berharap dengan adanya Revisi Standar Operasional
Prosedur (SOP) pada pos pelayanan terpadu lanjut usia di puskemas wolo
kabupaten kolaka, masyarakat menjadi mengerti akan pentingnya mengikuti
posyandu lansia dan seluruh staff puskesmas dapat berperan aktif dalam
kegiatan posyandu lansia tersebut.
Tabel 1.1.2
Kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan dari kegiatan aktualisasi
Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan
Angka kunjungan di pos pelayanan Dengan adanya Revisi Standar
terpadu (posyandu) lansia semakin Operasional Prosedur (SOP)
menurun. masyarakat menjadi mengerti akan
pentingnya mengikuti posyandu
lansia.
Adanya pandemi covid 19 sehingga Staff puskesmas mengerti dan
kebanyakan masyarakat takut untuk memahami tugas pokok dan fungsi
keluar rumah, sebagai pelayan masyarakat
dibidang Kesehatan di lingkungan
wilayah kerja puskesmas
Akses rumah lansia dengan
posyandu yang kurang bisa dicapai
oleh lansia,
Dan factor kurangnya pengetahuan
akan manfaat posyandu lansia oleh
masyarakat.
Aturan pelaksaan Posyandu lansia
yang belum dipahami oleh seluruh
staff puskesmas
keadaan saat ini didapatkan kunjungan dilapangan untuk kegiatan
20
posyandu lansia hanya sekitar dibawah 20% yaitu sekitar 6 orang
pasien dari jumlah total 35 orang target pasien. Selanjutnya dgn adanya
revisi SOP yang penulis lakukan diharapkan meningkat sekitar 60%
sesuai dengan target sasaran capaian nasional oleh Kementerian
Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Dasar (LATSAR) yaitu membentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
profesional sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sebagai pelayan publik. Nilai-nilai ANEKA yang telah
dimasukkan dalam pelaksanaan aktualisasi diharapkan dapat
menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa.
Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi
keterkaitan prinsip Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan untuk
melaksanakan kegiatan optimalisasi di Puskesmas Wolo Kabupaten
Kolaka
b. Tujuan Khusus
Dilakukannya Revisi SOP Posyandu Lansia ini agar terciptanya
optimalisasi pelayanan di Posyandu Lansia di UPT Puskesmas Wolo
Kabupaten Kolaka.
Terlaksananya Pelayanan yang optimal di Posyandu Lansia di UPT
Puskesmas Wolo Kabupaten Kolaka diharapkan akan menghasilkan
kualitas Kesehatan lansia yang semakin baik untuk mencapai masa tua
yang Bahagia, sehat, dan produktif.
21
1.3 Manfaat
a. Bagi peserta diklat :
1) Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) kepada diri sendiri maupun dalam pekerjaan yang
dilakukan;
2) Mampu melaksanakan tugas dan perintah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3) Mampu menambah kompetensi diri dan keahlian yang berdaya
guna, dinamis, dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi
lingkungan kerja.
b. Bagi lembaga :
1) Sebagai bahan untuk meningkatkan kebijakan dan kegiatan
pelayanan publik yang dilakukan oleh unit kerja dalam rangka
membantu mencapai visi puskesmas.
2) Sebagai stimulus dalam penyelenggaraan pelayanan publik
kedepan.
3) Terwujudnya integrasi antar instansi dalam melaksanakan
pelayanan publik yang maksimal, efektif, dan efisien.
c. Bagi masyarakat :
1) Terciptanya pelayanan publik yang optimal dan terpercaya bagi
masyarakat
2) Optimalnya pelayanan pada pasien lanjut usia di Pos Pelayanan
Terpadu Lanjut Usia di Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka.
1. 4 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pelaksanaan aktualisasi ini, yaitu mengoptimalkan
pelayanan di Posyandu Lansia Puskesmas Wolo dengan mengacu pada
Posyandu diwilayah kerja Puskesmas Wolo. Jenis kegiatan yang
dilaksanakan pada kegiatan ini adalah Melakukan konsultasi dengan kepala
puskesmas, Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab program,
Melakukan pendataan awal kunjungan lansia, Melakukan penyusunan draft
22
revisi pelaksanaan SOP berdasarkan saran/masukkan dari pihak terkait,
Merevisi SOP di Posyandu Lansia, Menyerahkan hasil revisi SOP kepada
kepala puskesmas sekaligus melegalisasikan revisi SOP, Sosialisasi
penerapan SOP di Posyandu Lansia Sesuai Standar Protokol Kesehatan,
Melakukan pendataan akhir kunjungan lansia, dan Melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan kepada kepala puskesmas.
23
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
24
PETA WILAYAH PUSKESMAS WOLO
Gambar. 2.1
Sumber Gambar : Puskesmas Wolo tahun 2018
25
Misi
a) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
b) Memelihara dan mendorong kemandirian hidup sehat bagi
individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
c) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
d) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga dan
masyarakat.
26
2.1.4 Struktur Organisasi dan Data Ketenagaan
27
AMIR SYAM S.ST
28
Data Ketenagaan Puskesmas Wolo Tahun 2020
29
30
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
a. Tugas Pokok Puskesmas berada digarda terdepan mempunyai
tugas sebagai pelaksana tekhnis yang bergerak dalam bidang
pelayanan, mempunyai misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan mandiri dalam membina ksehatan secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan untuk masyarakat.
Pelayanan kesehatan di Puskesmas merupakan salah satu bentuk
kegiatan pokok ditambah beberapa program kesehatan yang dalam
kurun waktu perlu di evaluasi secara jujur dan kritis untuk
memperoleh gambaran kegiatan dan pengembangan program serta
sejauhmana keberhasilan atau pencapaian dibandingkan dengan
target yang ditetapkan dan bagaimana dampak terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat; termasuk hambatan,
peluang dan tantangan yang dihadapi.
b. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di
wilayahnya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya
dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup
sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
31
6. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
7. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak;
8. Melaksanakan UKM di posyandu balita, lansia dan kelompok
masyarakat;
9. Melakukan penyuluhan medik;
10. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit;
11. Membuat catatan medik rawat jalan;
12. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
13. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
14. Melakukan tugas jaga panggilan/on call;
15. Melakukan kaderisasi masayarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.
32
33
2.2. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN
Nilai dasar Aparatur Sipil Negara dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014, meliputi :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila
2. Setia dan taat mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintah yang sah
3. Mengabdi kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia
4. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
7. Memelihara dan menjunjung tinggistandar etika yang luhur
8. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja kepada publik
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
10. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.
33
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Istilah
akuntabilitas sendiri berasal dari istilah dalam bahasa inggris “accountability”
yang berarti pertangungjawaban atau keadaan diminta pertanggungjawaban.
Akuntabilitas terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabulitas
horisontal (pertanggungjawaban kepada masyarakat luas). Untuk mewujudkan
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas
program, akuntabilitas kebijakan (LAN RI, 2015:7).
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI (2015), aspek-
aspek tersebut terdiri dari:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang ASN harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan tungasnya. Bofens (dalam LAN RI,
2015;10) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama
yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis)
b. Untuk mencegah korupsi dan meyalahgunakan kekuasaan (peran
konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)
Selain itu menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki tingkatan
hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
34
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder.
B. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap ASN, bahkan tidak hanya
sekedar wawasan saja tetapi yang paling penting adalah kemampuan
mengaktualisasikan nilai nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap ASN akan
memiliki orientasi berpikir yang mementingkan kepentingan publik, bangsa,
dan negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Nilai yang
berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki
oleh setiap ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsannya (Widita, 2015).
Dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu
fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik
diharapkan diharapkan dapat dilakukan dengan integrasi tinggi dalam
melayani publik sehingga menjadi pelayan publik yang professional. sehingga
ASN dapat dikatakan sebagai aparat pelaksana yang melaksanakan segala
bentuk paraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan
publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk palayanan
sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang
bergerak dibidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku (LAN RI: 15:120). Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut
menjadi professional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dalam melayani, ASN juga dituntut harus memiliki
integrits tinggi yang merupakan bagian dari kode etik perilaku yang telah
diatur dalam undang-undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus
diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan
masyarakat luas.
35
C. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sebuah sistem penilain perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilkukan sesuai nilai-nilai yang dianut,
Cataliano (dalam Widita, 2015).
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain didalam
institusi yang adil (LAN, 2015:8). Etika lebih dipahami atas baik atau buruk,
benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban
yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menetukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggungjawab kebijakan publik (LAN, 2015:6).
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan dalam pelayanan
publik, Haryatmako ( LAN, 2015:7).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketetuan tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam msyarakay melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahung 2014 tentang ASN, kode
etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
36
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kerahasiaan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien.
h. Mejaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang membutuhkan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai-nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integrtas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Pelayanan publik yang professional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu
dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi
etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan
seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak
beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan
bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan dan lain-lain,
dipraktekkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteran
masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik
harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi
peranan, dan menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya didunia namun juga di akhirat.
37
D. Komitmen mutu
LAN RI (2015:9) menjelaskan bahwa karateristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisensi diukur
dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan prubahan yang
terjadi disekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2015:11) menyatakan bahwa
proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa
juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah
satu kekutan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
a) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Efektifitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kulitas, ketepatan waktu dan lokasi sumber daya,
melainkan juga dukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar jalur.
38
c) Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin semata.
d) Mutu
Mutu merupakan kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
E. Anti korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruption yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa. Karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang (Widita, 2015).
Ada Sembilan indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan yaitu :
39
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
tehadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial terhadap sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat
banyak orang yang kurang mampu, menderita dan membutuhkan
uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dan bahkan akan menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mental
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkan untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci dari sebuah keberhasilan. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus
dalam kemalasan yang mendambakan kekayan dengan cara yang
mudah.
40
5) Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya dimuka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka semua orang tidak akan tergelicir dalam
perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras
Individu yang beretos kerja akan selalu berupaya untuk meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya pelayanan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dengan baik serta tidak mau memperoleh
sesuatu tanpa memalui kerja keras.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang memahami
dan memenuhi kebutuhannya dengan dengan cara yang semestinya. Ia
tidak tergoda dalam gelimangan hidup mewah dan menganggap ilmu
dan amal baik sebagai kekayaan yang utama.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter yang kuat akan memiliki
keberanian untuk manyatakan kebenaran dan menolak kebatilan. Ia
mampu berdiri sendiri dalam kebenaran mekipun semua rekan bahkan
keluarganya melakukan penyimpangan dari yang semestinya serta
tidak takut dimusuhi karena sikapnya yang berani untuk
mengungkapkan kebenaran.
9) Adil
Pribadi dengan karakter baik akan menyadari bahwa apa yang
diperoleh adalah sesuai dengan yang telah diperjuangkan serta tidak
akan menuntut lebih adari apa yang telah di peroleh dari hasil
41
usahanya. Keadilan bukanlah atas kesamaan jumlah dari apa yang
diperoleh tetapi keseimbangan atas hak dan tanggungjawab yang
dilaksanakan.
42
A. Whole Of Government
Whole Of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manjemen program dan
pelayanan publik.
B. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
C. PELAYANAN PUBLIK
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dana
atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
43
Tabel 2.3.1.
Identifikasi dan Penetapan Isu
Pelaksanaan Tugas atau
Deskripsi keterkaitan
No. Fungsi pegawai yang Isu Teridentifikasi
dengan agenda III
belum optimal
1. Melaksanakan UKM di Belum optimalnya Manajemen ASN :
posyandu balita, lansia pelayanan posyandu dengan belum
dan kelompok lansia di UPT optimalnya pelayanan
masyarakat; puskesmas wolo posyandu lansia
kabuparen kolaka menimbulkan
ketidakterpaduanya
layanan tersebut.
WOG : dengan belum
optimalnya pelayanan
posyandu lansia akan
menimbulkan pelayanan
yang tidak terkordinasi,
kurang kolaborasi serta
kurang melibatkan
masyarakat.
Pelayanan Publik :
dengan belum
optimalnya pelayanan
posyandu lansia maka
akan ditemukan
pelayanan yang tidak
akuntabel, boros, tidak
efektif dan efisien, serta
kurang responsif
2. Melakukan pelayanan Tingginya angka Manajemen ASN :
medik umum rawat jalan kunjungan pasien dengan tingginya
tingkat pertama dengan keluhan batuk di kunjungan pasien batuk
poli umum UPT akan menimbulkan
puskesmas wolo ketidaksejateraannya
kabupaten kolaka masyarakat.
WOG : dengan
tingginya kunjungan
pasien batuk akan
menimbulkan fasilitas
44
pelayanan Kesehatan
menjadi ramai.
Pelayanan Publik :
dengan dengan
tingginya kunjungan
pasien batuk akan
menimbulkan pelayanan
yang tidak akuntabel,
boros, tidak efektif dan
efisien, serta kurang
responsif
3. Melakukan kaderisasi Masih kurangnya Manajemen ASN :
masayarakat dalam bidang pengetahuan masyarakat dengan masih
kesehatan tingkat terhadap COVID-19 di kurangnya pengetahuan
sederhana. wilayah kerja UPT masyarakat terhadap
puskesmas wolo COVID-19
kabupaten kolaka menimbulkan tidak
proporsionalnya info
tentang kasus tersebut.
WOG : dengan masih
kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap
COVID-19
menimbulkan pelayanan
yang tidak sinkron,
kurang kolaborasi serta
kurang terlibatnya
masyarakat.
Pelayanan Publik :
dengan masih
kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap
COVID-19 maka akan
ditemukan pelayanan
yang boros, tidak efektif
dan efisien, serta kurang
responsif
45
scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang
dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin
besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Urgency, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan
melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Penentuan kualitas kriteria isu dengan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dilakukan dengan pembobotan 1 sampai 5 untuk
setiap kriterianya, adapun keterangan dari setiap bobot, yaitu pada
Tabel 2.3.2 :
Tabel 2.3.2.
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2.3.3.
Perumusan Isu dan Penetapan Isu
No. Prioritas masalah USG Total Rangking
U S G
46
1. Belum optimalnya pelayanan 5 5 5 15 I
posyandu lansia di UPT
puskesmas wolo kabuparen
kolaka
2. Tingginya angka kunjungan 3 5 4 12 III
pasien dengan keluhan batuk di
poli umum UPT puskesmas
wolo kabupaten kolaka
3. Masih kurangnya pengetahuan 5 5 4 14 II
masyarakat terhadap COVID-19
di wilayah kerja UPT
puskesmas wolo kabupaten
kolaka
47
b. Analisis Isu
Peta permasalahan
Kurangnya
pemahaman
tenaga medis
Belum
Belum
optimalnya
terlaksananya belum terpadunya
pelayanan di
Pendekatan pelayanan lansia
Posyandu
komprehensif
Lansia
Belum terlaksana
dengan baik
pelayanan lansia
Dampak
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang program
Posyandu Lansia.
48
2.4 Estimasi Biaya dan Jadwal Kegiatan
49
BAB III
HASIL AKTUALISASI
50
penyedia layanan mendapatkan alur
dan masyarakat pelayanan yang
sebagai penerima sesuai untuk
layanan dirumuskan dalam
bentuk SOP
6 Menyerahkan Tidak ditemukan
hasil revisi SOP kendala karena
kepada kepala kepala puskesmas
puskesmas merasa terbantu
sekaligus dengan adanya
melegalisasikan revisi SOP ini
revisi SOP sebagai bahan
kelengkapan
akreditasi
puskesmas
selanjutnya
7 Sosialisasi Mendapatkan Mengkoordinasikan -
penerapan SOP di jadwal yang sesuai dengan unsur yang
Posyandu Lansia antara penulis terlibat untuk
Sesuai Standar denga target menyepakati jadwal
Protokol sasaran sosialisasi dan teknis
Kesehatan pelaksaan yang
sesuai protocol
Kesehatan
8 Melakukan - - Tidak ditemukan
pendataan akhir kendala karena
kunjungan lansia penulis langsung
mendapatkan data
terkait pelayanan
posyandu lansia.
9 Melaporkan hasil - - Tidak ditemukan
pelaksanaan kendala karena
kegiatan kepada penulis mendapat
kepala puskesmas dukungan penuh
dari kepala
puskesmas
51
kepada
kepala
puskesmas
2. Meminta 2. Terwujudnya Akuntabilitas Terlaksana
arahan dari arahan dari Nasionalisme 1 Maret
kepala kepala Etika Publik 2021
puskesmas puskesmas Komitmen Mutu
Anti Korupsi
3. Meminta 3. Terwujudnya Akuntabilitas Terlaksana
persetujuan persetujuan Nasionalisme 1 Maret
kepala oleh kepala Etika Publik 2021
puskesmas puskesmas Komitmen Mutu
Anti Korupsi
Tahapan Output/Hasil
No Kegiatan Nilai-nilai dasar Ket
Kegiatan Kegiatan
2 Melakukan 1. Menyiapkan 1. Tersedianya Akuntabilitas Terlaksana
konsultasi konsep konsep Nasionalisme 2 Maret
dengan rancangan rancangan Etika Publik 2021
penanggung yang Komitmen Mutu
jawab diajukan Anti Korupsi
program kepada
kepala
puskesmas
ke
penanggung
jawab
program
Tahapan Output/Hasil
No Kegiatan Nilai-nilai dasar Ket
Kegiatan Kegiatan
3 Melakukan 1. Menyiapkan 1. Adanya Akuntabilitas Terlaksana
52
pendataan format format Nasionalisme 3 Maret
awal pendataan pendataan Etika Publik 2021
kunjungan Komitmen Mutu
lansia Anti Korupsi
2. Melakukan 2. Adanya Akuntabilitas Terlaksana
pengamatan pengamatan Nasionalisme 3 Maret
langsung langsung Etika Publik 2021
Komitmen Mutu
Anti Korupsi
3. Melakukan 3. Adanya Akuntabilitas Terlaksana
Identifikasi masalah Nasionalisme 3 Maret
masalah yang Etika Publik 2021
didapatkan Komitmen Mutu
pada Anti Korupsi
kegiatan
Tahapan Output/Hasil
No Kegiatan Nilai-nilai dasar Ket
Kegiatan Kegiatan
4 Melakukan 1. Menyiapkan 1. Adanya Akuntabilitas Terlaksana
penyusunan SOP draft revisi Nasionalisme 4-11 Maret
draft revisi kegiatan sop kegiatan Etika Publik 2021
rancangan SOP Komitmen Mutu
berdasarkan Anti Korupsi
saran/masukkan
dari pihak
terkait
2. Meminta 2. Adanya Akuntabilitas Terlaksana
saran/masuk saran/masuk Nasionalisme 4-11 Maret
an an Etika Publik 2021
Komitmen Mutu
Anti Korupsi
3. Melakukan 3. Adanya Akuntabilitas Terlaksana
Identifikasi masalah Nasionalisme 4-11 Maret
masalah yang Etika Publik 2021
didapatkan Komitmen Mutu
pada Anti Korupsi
kegiatan
Output/Hasil Nilai-nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ket
Kegiatan dasar
5 Merevisi SOP 1. Menyiapkan 1. Tersedianya Akuntabilitas Terlaksana
di Posyandu konsep revisi konsep revisi Nasionalisme 12-18
Lansia Etika Publik Maret
Komitmen 2021
Mutu Anti
53
Korupsi
2. Melaksanakan 2. Terlaksananya Akuntabilitas Terlaksana
revisi SOP revisi SOP Nasionalisme 12-18
Etika Publik Maret
Komitmen 2021
Mutu
Anti Korupsi
3. Menentukan 3. Terwujudnya Akuntabilitas Terlaksana
kesesuaian SOP yang Nasionalisme 12-18
SOP sesuai Etika Publik Maret
Komitmen 2021
Mutu Anti
Korupsi
Output/Hasil Nilai-nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ket
Kegiatan dasar
6 Menyerahkan 1. Meminta 1. Terwujudnya Akuntabilitas Terlaksana
hasil revisi SOP arahan kepala arahan kepala Nasionalisme 19 Maret
kepada kepala puskesmas puskesmas Etika Publik 2021
puskesmas Komitmen
Mutu Anti
Korupsi
2. Meminta 2. Terwujudnya Akuntabilitas Terlaksana
persetujuan persetujuan Nasionalisme 19 Maret
kepala dari kepala Etika Publik 2021
puskesmas puskesmas Komitmen
Mutu
Anti Korupsi
3. Menyerahkan 3. Adanya revisi Akuntabilitas Terlaksana
hasil revisi SOP yang Nasionalisme 19 Maret
SOP yang telah Etika Publik 2021
disepakati disepakati Komitmen
Mutu Anti
Korupsi
Output/Hasil Nilai-nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ket
Kegiatan dasar
7. Sosialisasi 1. Meminta 1. Adanya Akuntabilitas Terlaksana
penerapan dukungan dari dukungan dari Nasionalisme 22 dan 24
SOP di pihak terkait pihak terkait Etika Publik Maret
Posyandu Komitmen 2021
Lansia Sesuai Mutu Anti
Standar Korupsi
Protokol
Kesehatan
54
2. Melaksanakan 2. Terlaksanany Akuntabilitas Terlaksana
sosialisasi a pelatihan Nasionalisme 22 dan 24
Etika Publik Maret
Komitmen 2021
Mutu
Anti Korupsi
3. Melaksanakan 3. Terlaksanany Akuntabilitas Terlaksana
Penerapan a penerapan Nasionalisme 22 dan 24
dilapangan sesuai dilapangan Etika Publik Maret
SOP baru sesuai SOP Komitmen 2021
baru Mutu Anti
Korupsi
Output/Hasil Nilai-nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ket
Kegiatan dasar
8 Melakukan 1. Menyiapkan 1. Adanya Akuntabilitas Terlaksana
pendataan format pendataan format Nasionalisme 25 Maret
akhir pendataan Etika Publik 2021
kunjungan Komitmen
lansia Mutu Anti
Korupsi
2. Melakukan 2. Adanya Akuntabilitas Terlaksana
pengamatan pengamatan Nasionalisme 25 Maret
langsung langsung Etika Publik 2021
Komitmen
Mutu
Anti Korupsi
3. Menyimpulkan 3. Adanya hasil Akuntabilitas Terlaksana
hasil evaluasi evaluasi akhir Nasionalisme 25 Maret
Etika Publik 2021
Komitmen
Mutu Anti
Korupsi
Output/Hasil Nilai-nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Ket
Kegiatan dasar
9 Melaporkan 1. Menyiapkan 1. Tersedianya
Akuntabilitas Terlaksana
hasil hasil kegiatan hasil Nasionalisme 26 Maret
pelaksanaan dan diajukan kegiatan Etika Publik 2021
kegiatan kepada kepala Komitmen
kepada kepala puskesmas Mutu Anti
puskesmas Korupsi
2. Meminta arahan 2. Terwujudnya Akuntabilitas Terlaksana
dari kepala arahan dari Nasionalisme 26 Maret
puskesmas kepala Etika Publik 2021
55
puskesmas Komitmen
Mutu
Anti Korupsi
3. Melaporkan 3. Adanya Hasil Akuntabilitas Terlaksana
Hasil Aktualisasi aktualisasi Nasionalisme 26 Maret
kepada Etika Publik 2021
Kepala Komitmen
Puskesmas Mutu Anti
Korupsi
56
(Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh
(antikorupsi)
2. Pada saat meminta arahan, saya meminta secara teliti serta
bersifat terbuka kepada kepala puskesmas (akuntabilitas)
Pada saat meminta arahan, Kemudian saya menyampaikan
konsep sekaligus minta arahan melalui musyawarah kepada
kepala puskesmas (nasionalisme)
Dengan bertutur kata yang santun, sopan, dan ramah (etika
public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, dan efisien
(Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh
(antikorupsi)
3. Pada saat meminta persetujuan, saya meminta persetujuan
terbuka kepada kepala puskesmas (akuntabilitas)
Pada saat meminta persetujuan, saya menyampaikan dengan
cara musyawarah kepada kepala puskesmas (nasionalisme)
Dengan bertutur kata yang santun, sopan, dan ramah (etika
public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, dan efisien
(Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh
(antikorupsi)
Kontribusi terhadap Kegiatan ini mendukung misi ke-1 organisasi yaitu Memelihara dan
Visi dan Misi meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
Organisasi kesehatan yang diselenggarakan. Untuk mencapai visi Menciptakan
masyarakat hidup dalam lingkungan besih dan berperilaku sehat
dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri untuk memelihara
Kesehatan
Sedangkan dampak kegiatan ini pada penguatan nilai organisasi
ialah Bersatu dalam membangun persaudaraan
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan melakukan konsultasi dengan kepala
puskesmas ini tidak terlaksana maka tidak terwujud kepastian dalam
pelaksanaan kegiatan karena tidak adanya dukungan dari unsur
pimpinan instansi. Selain itu berdampak pada tidak berjalannya tata
Kelola organisasi yang baik, utamanya terjalinnya koordinasi antara
pimpinan dan bawahan sebagaimana seharusnya sesuai tatanan
budaya organisasi institusi yang taat dan tertib administrasi.
Dokumentasi :
57
Gambar 3.1.1. Menjelaskan rancangan Gambar 3.1.2. Kepala Puskesmas
aktualisasi kepada Kepala Puskesmas memberikan arahan dan saran
• Kegiatan II
Kegiatan Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab program
58
Tahapan Kegiatan 1. Menyiapkan Menyiapkan konsep rancangan yang diajukan
kepada kepala puskesmas ke penanggung jawab program
2. Meminta arahan dari penanggung jawab program
3. Meminta dukungan penanggung jawab program
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini diawali dengan menyiapkan rancangan setelah itu
melakukan pertemuan dengan penanggung jawab program yang
bertujuan untuk melakukan konsultasi, meminta arahan, sekaligus
meminta dukungan dalam rangka melakukan kegiatan aktualisasi
dan habituasi di UPTD Puskesmas Wolo. Dari hasil kegiatan ini
akan diberikan Standar Operasional Prosedur yang berlaku sebagai
bentuk dukungan penanggung jawab program terhadap kegiatan ini.
Penjelasan 1. Pada saat menyiapkan konsep rancangan, saya menyiapkan
keterkaitan dengan secara teliti serta bersifat terbuka atas rancangan yang diajukan
nilai ANEKA kepada penanggung jawab program (akuntabilitas)
Kemudian saya menyampaikan konsep kepada penanggung
jawab program (nasionalisme)
Dengan bertutur kata yang santun, sopan, dan ramah (etika
public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, efisien, dan bermutu
(Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan tanggung jawab
(antikorupsi)
2. Pada saat meminta arahan, saya melakukan secara teliti serta
bersifat terbuka kepada penanggung jawab program
(akuntabilitas)
Kemudian saya meminta arahan terkait konsep kepada
penanggung jawab program (nasionalisme)
Dengan bertutur kata yang santun, sopan, dan ramah (etika
public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif dan efisien
(Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan tanggung jawab
(antikorupsi)
3. Pada saat meminta dukungan, saya melakukan dengan integritas
dan bersifat terbuka kepada penanggung jawab program
(akuntabilitas)
Kemudian saya meminta dukungan dan berdiskusi terkait
konsep kepada penanggung jawab program (nasionalisme)
Dengan bertutur kata yang santun, sopan, dan ramah (etika
public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif dan efisien
(Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan tanggung jawab
(antikorupsi)
Kontribusi terhadap Kegiatan ini mendukung misi ke-1 organisasi yaitu Memelihara dan
Visi dan Misi meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
59
Organisasi kesehatan yang diselenggarakan. Untuk mencapai visi Menciptakan
masyarakat hidup dalam lingkungan besih dan berperilaku sehat
dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri untuk memelihara
Kesehatan
Sedangkan dampak kegiatan ini pada penguatan nilai organisasi
ialah Bersatu dalam membangun persaudaraan
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan melakukan konsultasi dengan penanggung
jawab program ini tidak terlaksana maka tidak terwujud koordinasi
dalam pelaksanaan kegiatan karena tidak adanya dukungan dari
unsur terkait. Selain itu berdampak pada tidak berjalannya tata
Kelola organisasi yang baik, utamanya terjalinnya koordinasi antara
pihak terkait sebagaimana seharusnya sesuai tatanan budaya
organisasi institusi yang taat dan tertib administrasi.
Dokumentasi :
60
Kegiatan Melakukan pendataan awal kunjungan lansia
61
(antikorupsi)
Kontribusi terhadap Kegiatan ini mendukung misi ke-2 organisasi yaitu Memelihara dan
Visi dan Misi mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga dan
Organisasi masyarakat beserta lingkungannya.
visi Menciptakan masyarakat hidup dalam lingkungan besih dan
berperilaku sehat dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri
untuk memelihara kesehatan.
Sedangkan dampak kegiatan ini pada penguatan nilai organisasi
ialah Bersatu dalam membangun kehidupan social
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan melakukan pendataan awal kunjungan lansia
tidak terlaksana maka tidak terwujudnya gambaran masalah dan
gambaran solusi dari apa yang terjadi. Selain itu berdampak pada
tidak efektifnya kegiatan yang terselenggara.
Dokumentasi :
62
• Kegiatan IV
63
(nasionalisme)
Dengan bertingkah laku baik, sopan santun dan ramah (etika
public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, efisien, dan bermutu
untuk menemukan inovasi (Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan tanggung jawab dan
sungguh-sungguh (antikorupsi)
Kontribusi terhadap Kegiatan ini mendukung misi ke-2 organisasi yaitu Memelihara dan
Visi dan Misi mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga dan
Organisasi masyarakat beserta lingkungannya.
visi Menciptakan masyarakat hidup dalam lingkungan besih dan
berperilaku sehat dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri
untuk memelihara kesehatan.
Sedangkan dampak kegiatan ini pada penguatan nilai organisasi
ialah Bersatu dalam membangun kehidupan social
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan melakukan penyusunan draft revisi rancangan
SOP berdasarkan saran/masukan dari pihak terkait tidak terlaksana
maka tidak terwujudnya SOP yang sesuai dengan sasaran program
yang dikarenakan tidak ada persamaan pemikiran dari unsut
pelaksana dan penentu kebijakan sehingga dimungkinkan tidak
terjadinya perbaikan setelah kegiatan aktualisasi ini. Selain itu
berdampak pada tidak efektifnya kegiatan yang terselenggara.
Dokumentasi :
64
Gambar 3.4.3. Daftar Nama Gambar 3.4.4. SOP Posyandu
Tim Penyusun SOP Posyandu Lansia yang Lama
Lansia
• Kegiatan V
Kegiatan Merevisi SOP di Posyandu Lansia
65
mengedepankan aturan yang berlaku (etika public)
Serta melakukan persiapan penyusunan dengan efektif, efisien,
dan bermutu untuk menemukan inovasi solusi masalah
(Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan baik (antikorupsi)
2. Pada saat melaksanakan revisi SOP, saya lakukan secara teliti
dan berintegritas serta bersifat terbuka (akuntabilitas)
Kemudian saya melaksanakan revisi SOP dengan tim
(nasionalisme)
Kami melaksanakan revisi SOP Dengan musyawarah serta
mengedepankan aturan yang berlaku (etika public)
Serta melakukan revisi dengan efektif, efisien, dan bermutu
untuk menemukan inovasi solusi masalah (Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan baik (antikorupsi)
3. Saya melakukan secara penuh rasa percaya, jelas dan
berintegritas dalam penyelesaian SOP (akuntabilitas)
Kemudian saya melaksanakan kerjasa dengan tim
(nasionalisme)
Kami menyelesaikan SOP Dengan musyawarah serta
mengedepankan aturan yang berlaku (etika public)
Serta melakukan revisi dengan efektif, efisien, dan bermutu
sampai menemukan inovasi (Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan baik (antikorupsi)
Kontribusi terhadap Kegiatan ini mendukung misi ke-3 organisasi yaitu Menggerakkan
Visi dan Misi pembangunan berwawasan kesehatan
Organisasi visi Menciptakan masyarakat hidup dalam lingkungan besih dan
berperilaku sehat dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri
untuk memelihara kesehatan.
Sedangkan dampak kegiatan ini pada penguatan nilai organisasi
ialah Bersatu dalam membangun kehidupan social
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan revisi SOP di Posyandu Lansia tidak
terlaksana maka tidak terwujudnya kegiatan yang efektif di
psoyandu lansia UPTD Puskesmas Wolo sebagai salah satu program
puskesmas untuk menyehatkan masyarakat khususnya usia lanjut.
Selain itu berdampak pada tidak efektifnya kegiatan yang
terselenggara dikarenakan kegiatan tidak tepat sasaran dan cendrung
berjalan apa adanya.
Dokumentasi :
66
Gambar 3.5.1. Gambar 3.5.2. Merevisi
Mengevaluasi SOP SOP Posyandu Lansia
posyandu Lansia
• Kegiatan VI
Kegiatan Menyerahkan hasil revisi SOP kepada kepala puskesmas
67
public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, dan efisien
(Komitmen mutu)
Kemudian kegiatan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab (antikorupsi)
2. Pada saat meminta persetujuan hasil revisi SOP, saya melakukan
dengan penuh tanggung jawab serta bersifat terbuka atas hasil
revisi SOP yang diajukan kepada kepala puskesmas
(akuntabilitas)
Kemudian saya meminta persetujuan melalui konsultasi kepada
kepala puskesmas (nasionalisme)
Dengan bertutur kata yang sopan santun, dan ramah (etika
public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, dan efisien
(Komitmen mutu)
Kemudian kegiatan dilakukan dengan sungguh-sungguh
(antikorupsi)
3. Pada saat menyerahkan hasil revisi SOP, saya melakukan dengan
penuh tanggung jawab serta bersifat terbuka dan konsisten atas
hasil revisi SOP yang diajukan kepada kepala puskesmas
(akuntabilitas)
Kemudian saya menyerahkan hasil revisi SOP melalui konsultasi
dan musyawarah kepada kepala puskesmas (nasionalisme)
Dengan bertutur kata yang sopan santun, dan ramah (etika
public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, dan efisien untuk
menemukan inovasi (Komitmen mutu)
Kemudian kegiatan dilakukan dengan sungguh-sungguh
(antikorupsi)
Kontribusi terhadap Kegiatan ini mendukung misi ke-1 organisasi yaitu Memelihara dan
Visi dan Misi meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
Organisasi kesehatan yang diselenggarakan.
visi Menciptakan masyarakat hidup dalam lingkungan besih dan
berperilaku sehat dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri
untuk memelihara kesehatan.
Sedangkan dampak kegiatan ini pada penguatan nilai organisasi
ialah Bersatu dalam membangun wilayah dan persaudaraan
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan menyerahkan hasil revisi SOP kepada kepala
puskesmas tidak terlaksana maka tidak terwujudnya kegiatan yang
sah di posyandu lansia UPTD Puskesmas Wolo sebagai salah satu
program puskesmas untuk menyehatkan masyarakat khususnya usia
lanjut. Selain itu berdampak pada tidak efektifnya kegiatan yang
terselenggara dikarenakan tidak ada persetujuan kepala puskesmas
selaku pengambil keputusan di instansi tersebut.
Dokumentasi :
68
Gambar 3.6.1. Menyerahkan SOP
yang telah di revisi kepada pimpinan
Gambar 3.6.2. SOP Posyandu
Lansia yang baru
• Kegiatan VII
69
Penjelasan 1. Meminta dukungan dari pihak terkait seperti pegawai
keterkaitan dengan puskesmas, tokoh masyarakat dan tokoh agama dengan penuh
nilai ANEKA tanggung jawab dan berintegritas (akuntabilitas)
Kemudian pada saat meminta dukungan melaksanakan dengan
berkonsultasi dan kerjasama kepada pihak-pihak terkait
(nasionalisme)
Dengan bertutur kata yang santun, sopan, dan ramah serta
bertindak sesuai aturan (etika public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, dan efisien dan
berkomitmen pada mutu (Komitmen mutu)
Kemudian kegiatan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
penuh tanggung jawab (antikorupsi)
2. Pada saat melaksanakan sosialisasi saya lakukan dengan penuh
tanggung jawab dan jelas (akuntabilitas)
Kemudian pada saat melaksanakan saya berdiskusi dan
kerjasama kepada pihak-pihak terkait (nasionalisme)
Dengan bertutur kata yang santun, sopan, dan bertindak sesuai
aturan (etika public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, dan efisien dan
berkomitmen pada mutu (Komitmen mutu)
Kemudian kegiatan dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh
tanggung jawab, dan sederhana (antikorupsi)
Kontribusi terhadap Kegiatan ini mendukung misi ke-4 organisasi yaitu mendorong kemandirian
Visi dan Misi hidup sehat bagi individu, keluarga, dan masyarakat..
Organisasi visi Menciptakan masyarakat hidup dalam lingkungan besih dan
berperilaku sehat dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri
untuk memelihara kesehatan.
Sedangkan dampak kegiatan ini pada penguatan nilai organisasi
ialah Bersatu dalam membangun agama, wilayah dan persaudaraan
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan sosialisasi penerapan SOP di posyandu lansia
sesuai standar protocol Kesehatan tidak terlaksana maka tidak
terwujudnya kegiatan yang efektif di posyandu lansia UPTD
Puskesmas Wolo sebagai salah satu program puskesmas untuk
menyehatkan masyarakat khususnya usia lanjut. Selain itu
berdampak pada tidak efisiennya kegiatan yang terselenggara
dikarenakan mugkin saja terjadi perbedaan persepsi pada tiap-tiap
pelaksana kegiatan di posyandu tersebut.
Dokumentasi :
70
Gambar 3.7.1. Melakukan sosialisasi Gambar 3.7.2. Daftar Hadir
kepada masyarakat Sosialisasi
• Kegiatan VIII
Kegiatan Melakukan pendataan akhir kunjungan lansia
71
3. Menyimpulkan hasil evaluasi
Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini diawali dengan menyiapkan format pendataan untuk
melihat apakah terdapat perbedaan hasil dari perlakuan yang
dilakukan output yang diharapkan sebagai hasil dari kegiatan
aktualisasi dan habituasi di UPTD Puskesmas Wolo. Dari hasil
kegiatan ini akan didapatkan laporan hasil dari kegiatan
Penjelasan 1. Pada saat menyiapkan format pendataan akhir, saya menyiapkan
keterkaitan dengan secara teliti (akuntabilitas)
nilai ANEKA Kemudian saya menyiapkan format dengan berkonsultasi terkait
program (nasionalisme) Dengan bertutur kata yang santun,
sopan, dan ramah (etika public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, efisien, dan bermutu
(Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan tanggung jawab
(antikorupsi)
2. Pada saat melakukan pengamatan langsung saya melakukan
secara teliti (akuntabilitas)
Kemudian saya mengamati kegiatan dengan baik (nasionalisme)
Dengan bertingkah laku baik dan ramah (etika public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, efisien, dan bermutu
untuk menemukan inovasi (Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan disiplin (antikorupsi)
3. Setelah melakukan pengamatan dan menyimpulkan hasil
kegiatan saya bersikap adil dan melakukan secara terbuka
(akuntabilitas)
Kemudian saya menyimpulkan data hasil evaluasi kegiatan
dengan baik (nasionalisme)
Dengan bertingkah laku baik dan ramah (etika public)
Serta melakukan kegiatan dengan efektif, efisien, dan bermutu
(Komitmen mutu)
Kemudian melakukan kegiatan dengan tanggung jawab
(antikorupsi)
Kontribusi terhadap Kegiatan ini mendukung misi ke-4 organisasi yaitu mendorong kemandirian
Visi dan Misi hidup sehat bagi individu, keluarga, dan masyarakat..
Organisasi visi Menciptakan masyarakat hidup dalam lingkungan besih dan
berperilaku sehat dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri
untuk memelihara kesehatan.
Sedangkan dampak kegiatan ini pada penguatan nilai organisasi
ialah Bersatu dalam membangun agama, wilayah dan persaudaraan
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan sosialisasi penerapan SOP di posyandu lansia
sesuai standar protocol Kesehatan tidak terlaksana maka tidak
terwujudnya kegiatan yang efektif di posyandu lansia UPTD
Puskesmas Wolo sebagai salah satu program puskesmas untuk
menyehatkan masyarakat khususnya usia lanjut. Selain itu
berdampak pada tidak efisiennya kegiatan yang terselenggara
72
dikarenakan mugkin saja terjadi perbedaan persepsi pada tiap-tiap
pelaksana kegiatan di posyandu tersebut.
Dokumentasi :
• Kegiatan IX
Kegiatan Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada kepala puskesmas
73
diharapkan
74
menjaga mutu (Komitmen mutu)
Kemudian kegiatan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
berani (antikorupsi)
Kontribusi terhadap Kegiatan ini mendukung misi ke-4 organisasi yaitu mendorong kemandirian
Visi dan Misi hidup sehat bagi individu, keluarga, dan masyarakat..
Organisasi visi Menciptakan masyarakat hidup dalam lingkungan besih dan
berperilaku sehat dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri
untuk memelihara kesehatan.
Sedangkan dampak kegiatan ini pada penguatan nilai organisasi
ialah Bersatu dalam membangun agama, wilayah dan persaudaraan
Analisis Dampak Dampak bila kegiatan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
kepada kepala puskesmas tidak terlaksana maka tidak terwujudnya
kegiatan yang efektif dan efisien di posyandu lansia UPTD
Puskesmas Wolo sebagai salah satu program puskesmas untuk
menyehatkan masyarakat khususnya usia lanjut. Selain itu
berdampak pada tidak terselenggaranya kegiatan yang baik
dikarenakan mugkin saja terjadi miss informasi dari penulis kepada
kepala puskesmas terkait hasil dari kegiatan aktualisasi ini.
Dokumentasi :
75
3.4 Matriks Kegiatan Aktualisasi
• Matriks Aktualisasi dan Habituasi
Kegiatan I Kegiatan II Kegiatan III Kegiatan IV Kegiatan V Kegiatan VI Kegiatan VII Kegiatan VIII Kegiatan IX
No Nilai Dasar Indikator Nilai
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Akuntabilitas kepemimpinan
transparansi
integritas
tanggung jawab
keadilan
kepercayaan
keseimbangan
kejelasan
konsistensi
2 nasionalisme religi
kerjasama
saling
menghormati
konsultasi
musyawarah
Adil
menghargai
orang lain
diskusi
3 etika publik nilai dasar ASN
kode etik ASN
sopan
santun
ramah
peduli
tekun
taat aturan
jujur
komitmen
4 mutu efektif
efisien
kreatif
inovatif
mutu
5 anti korupsi jujur
peduli
mandiri
disiplin
tanggung jawab
kerja keras
sederhana
berani
Adil
• Matriks Kedudukan dan Peran ASN
Menciptakan masyarakat
hidup dalam lingkungan besih
dan berperilaku sehat dengan
Visi
kesadaran dan kemauan secara
mandiri untuk memelihara
kesehatan.
Memelihara dan
meningkatkan mutu,
pemerataan dan
Misi
keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang
diselenggarakan.
Memelihara dan mendorong
kemandirian hidup sehat bagi
individu, keluarga dan
masyarakat beserta
lingkungannya.
Menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan.
Mendorong kemandirian
hidup sehat bagi individu,
keluarga dan masyarakat.
KESIMPULAN
SARAN
Untuk peserta diklat diharapkan dapat menjadi agen perubahan menuju
pelayanan Kesehatan yang paripurna dan efektif dilingkungan tempat kerja.