Anda di halaman 1dari 72

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG VII GOLONGAN III


PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2021

OPTIMALISASI LAYANAN PASIEN HIPERTENSI MELALUI KONSELING

EDUKASI, PEMBERIAN LEAFLET DAN KARTU KONTROL PASIEN

HIPERTENSI DI POLI UMUM PUSKESMAS BABAI

DISUSUN OLEH :
NAMA : dr. ENDAR ABDI DASOPANG
NIP : 19900115 202012 1 006
ANGKATAN : XXXI
KELOMPOK : 4

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG VII GOLONGAN III

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN 2021

OPTIMALISASI LAYANAN PASIEN HIPERTENSI DENGAN KONSELING

EDUKASI, PEMBERIAN LEAFLET DAN KARTU KONTROL PASIEN DI

POLI UMUM PUSKESMAS BABAI

DISUSUN OLEH :
NAMA : dr. ENDAR ABDI DASOPANG
NIP : 19900115 202012 1 006
ANGKATAN : XXXI
KELOMPOK : IV

SETUJU UNTUK DISEMINARKAN TANGGAL 18 OKTOBER 2021

MENTOR, COACH,

ACHMAD ISMAIL,S.Kep.Ns Drs. MACHMUDAN SADIK, Msi


NIP 19890708 201503 1 001 NIP.19710305 199202 1 002

i
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG VII GOLONGAN III

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TAHUN 2021

OPTIMALISASI LAYANAN PASIEN HIPERTENSI DENGAN KONSELING

EDUKASI, PEMBERIAN LEAFLET DAN KARTU KONTROL PASIEN DI

POLI UMUM PUSKESMAS BABAI

DISUSUN OLEH :
NAMA : dr. ENDAR ABDI DASOPANG
NIP : 19900115 202012 1 006
ANGKATAN : XXXI
KELOMPOK : IV

TELAH DISEMINARKAN TANGGAL 18 OKTOBER 2021

MENTOR, PENGUJI, COACH,

ACHMAD ISMAIL, S.Kep. Ns DR. SLAMET WINARYO. M.Si Drs. MACHMUDAN SADIK, M.Si
NIP.19890708 201503 1 001 NIP.19610630 198703 1 012 NIP.19710305 199202 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan rancangan

aktualisasi OPTIMALISASI LAYANAN PASIEN HIPERTENSI DENGAN

KONSELING EDUKASI, PEMBERIAN LEAFLET DAN KARTU KONTROL

DI POLI UMUM PUSKESMAS BABAI.

Dalam penyusunan rancangan aktualisasi, penulis mengalami

banyak kesulitan, namun atas berkat rahmat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan dan ketabahan bagi penulis, serta arahan dan

bimbingan dari coach dan mentor, serta dukungan dari berbagai pihak yang

memberikan bantuan dalam penyelesaian rancangan ini. Penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak

memberikan kesempatan, bantuan dan saran, terutama kepada:

1. BPSDM Kalimantan Tengah selaku Penyelenggara Pelatihan

Dasar CPNS.

2. Bapak Drs. Mahmudan Sadik, M.Si selaku coach atas semua

inspirasi, dorongan, masukan dan bimbingannya dalam

penyusunan laporan aktualisasi ini.

3. Bapak Achmad Ismail,S.Kep.Ns selaku mentor sekaligus pimpinan

UPTD Puskesmas Babai yang sudah banyak memberi masukan dan

inspirasi dalam penyusunan laporan aktualisasi ini.

4. Istri tercinta Ulfah Rusyaida,S.Kep.Ns serta keluarga terkasih yang

selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis.

iii
5. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

Gelombang VII, terutama angkatan XXXI Kelompok IV atas semua

motivasi, ide dan bantuannya.

Penulis menyadari rancangan aktualisasi ini masih sangat jauh dari

sempurna. Oleh karena itu saran dari semua pihak sangat penulis harapkan

guna perbaikan dan penyempurnaan. Penulis juga berharap semoga

rancangan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat

memberikan contoh tentang implementasikan nilai-nilai ANEKA dalam

kehidupan sehari-hari di Lingkungan kerja dan Masyarakat.

Barito Selatan, 18 Oktober 2021

Penulis,

dr. ENDAR ABDI DASOPANG


NIP.19900115 202012 1 006

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... I


LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. II
KATA PENGANTAR .......................................................................... III
DAFTAR ISI......................................................................................... V
DAFTAR TABEL ................................................................................. VI
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. VII
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Identifikasi Isu ..................................................................... 2
1.3 Maksud Dan Tujuan ............................................................ 3
1.4 Manfaat ............................................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI
2.1 Profil Organisasi UPTD Puskesmas Babai ......................... 5
2.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Babai .................... 9
2.3 Visi Dan Misi UPTD Puskesmas Babai ............................... 10
2.4 Nilai Organisasi UPTD Puskesmas Babai ........................... 11
2.5 Role Model .......................................................................... 11
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Nilai – Nilai Dasar PNS ....................................................... 13
3.2 Kedudukan Dan Peran PNS Dalam NKRI ........................... 30
3.3 Rancangan Aktualisasi ........................................................ 35
3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ................................................ 60
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................... 62
4.2 Saran .................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 64

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Babai .................................... 6

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Babai 2020 . 7

Tabel 2.3 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Sasaran Di Wilayah Kerja

Puskesmas Babai ................................................................... 7

Tabel 2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan Di Wilayah UPTD Puskesmas

Babai ...................................................................................... 8

Tabel 3.1 Isu Dan Sumber Berdasarkan Kondisi .................................... 37

Tabel 3.2 Skala Penilaian Metode USG.................................................. 38

Tabel 3.3 Penilaian Isu Dengan Metode USG ........................................ 38

Tabel 3.4 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ............................................ 44

Tabel 3.5 Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi ................................ 60

Tabel 3.5 Rincian Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ................. 61

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 UPTD Puskesmas Babai..................................................... 5

Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Babai ..................... 9

Gambar 3.1 Tingkatan Akuntabilitas ....................................................... 16

Gambar 3.2 Diagram Fishbone............................................................... 41

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat sebagai ASN adalah

profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian

kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Berdasarkan Pasal 10

Undang-undang No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, ASN

sebagai bagian dari pemerintah mempunyai fungsi sebagai pelaksana

kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Untuk

itu perlu dilakukan Latihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang

merupakan sebuah upaya untuk membentuk pribadi Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang profesional yang mampu melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya secara efektif dan efisien. Dengan mengaktualisasi nilai-nilai

dasar ASN yang Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu

dan Anti Korupsi (ANEKA), diharapkan akan memberikan inovasi-inovasi

untuk mendukung kinerja instansi masing-masing ASN, terkhusus bagi

penulis ketika kembali bertugas di Puskesmas Babai.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 mengenai Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

1
Ada 21 program pokok yang harus dijalankan oleh puskesmas salah

satunya adalah Program Penanggulangan Pennyakit Tidak Menular (PTM).

Ketentuan tentang penanggulangan penyakit tidak menular di puskesmas

diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2015. Ada 12

penyakit yang masuk kategori PTM yang dikelompokkan berdasarkan

sistem dan organ tubuh. Salah satu penyakit yang masuk kategori penyakit

tidak menular adalah Hipertensi. Bentuk kegiatan program PTM adalah

dengan melaksanakan kegiatan POSBINDU PTM (Pos Binaan Terpadu

PTM) yang melibatkan masyarakat secara langsung sebagai Kader dalam

pelaksanaannya. Kegiatan POSBINDU PTM juga melibatkan pihak aparat

desa yang diharuskan ikut terlibat dalam pelaksanaan, pembinaan kader,

dan penunjang kegiatan.

1.2 Identifikasi Isu

Pelatihan Dasar CPNS menuntut peserta untuk mampu menerapkan

nilai – nilai materi pembelajaran selama ini di tempat bertugas dalam proses

pembelajaran agenda Habituasi. Pembelajaran Agenda Habituasi adalah

masa peserta menerapkan kegiatan yang sudah disusun dalam Rancangan

Aktualisasi.

Rancangan Aktualisasi ini disusun dari beberapa isu yang ditemukan

di tempat penulis bekerja yaitu di Puskesmas Babai. Isu – isu yang diangkat

dalam rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek Manajemen ASN,

Pelayanan Publik dan Whole Of Government.

2
Beberapa isu yang ada di Puskesmas Babai antara lain :

a. Kurangnya Kedisplinan Pegawai Puskesmas Dalam Berpakaian

b. Kurangnya Bantuan Desa Dalam Program Kegiatan POSBINDU

PTM

c. Rendahnya angka kunjugan balik pasien hipertensi di Poli Umum

Puskesmas Babai

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

a. Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk

mengimplementasikan gagasan kreatif pemecahan isu yang

sudah ditentukan dengan membuat program kegiatan sesuai

dengan nilai – nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi

serta penerapan Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

yang terdiri dari Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan

Whole of Government.

b. Sebagai syarat kelulusan diklat prajabatan Golongan III untuk

memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan

(STTPL).

3
1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus kegiatan aktualisasi ini adalah :

a. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat

di Puskesmas Babai

b. Untuk meningkatkan fungsi Puskesmas dalam kegiatan

promotif dan preventif.

c. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

khususnya di wilayah kerja Puskesmas Babai

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dalam kegiatan aktualisasi ini

adalah:

a. Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pelayanan kepada masyarakat di puskesmas Babai

b. Kegiatan aktualisasi ini dapat meningkatkan tugas dan fungsi

Puskesmas dalam usaha promotif dan preventif pada

masyarakat.

c. Kegiatan aktualisasi ini dapat meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan menambah wawasan masyarakat tentang hidup

sehat.

d. Meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kualitas pelayanan

masyarakat Puskesmas Babai.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1. Profil Organisasi

Puskesmas Babai terletak di desa Babai Kecamatan Karau Kuala

Kabupaten Barito Selatan. Luasnya wilayah kecamatan karau kuala di

sepanjang sungai barito mengharuskan kecamatan membagi 2 wilayah

kerja puskesmas agar memudahkan masyarakat mendapatkan

pelayanan kesehatan.

UPTD Puskesmas Babai berdiri sejak tahun 1989. Dahulunya UPTD

Puskesmas Babai hanya merupakan Puskesmas Pembantu (PUSTU)

di desa Babai, namun atas kebijakan pemerintah Kabupaten Barito

Selatan merubah PUSTU menjadi UPTD Puskesmas Babai. Kecamatan

Karau Kuala memilik 10 desa dan 1 kelurahan. Berdasarkan letak dan

jarak akses UPTD Puskesmas Babai mendapat wilayah kerja 5 desa

yang jaraknya berdekatan denga desa babai.

Gambar 2.1 : UPTD Puskesmas Babai

5
A. Keadaan Geografis

Secara geografis, UPTD Puskesmas Babai terletak

di Desa Babai Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito

Selatan. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Babai terletak di

tepian sungai barito. Transportasi antar wilayah kerja

UPTD Puskesmas Babai dihubungkan dengan jalur sungai,

yang mana jalur sungai tersebut hanya bisa dilalui

memakai speedboat dan perahu (kelotok) serta tidak bisa

dengan sarana transportasi darat.

B. Luas Wilayah

Luas wilayah kerja Puskesmas Babai ±486 km²,

Puskesmas Babai secara administrasi terdiri dari 5 desa

wilayah kerja, yaitu Desa Babai, Desa Talio, Desa

Tampijak, Desa Bintang Kurung dan Desa Sampudau.

Puskesmas Babai merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) yang berlokasi di Desa Babai Kecamatan

Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan. Luas wilayah kerja

berdasarkan wilayah naungan dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Babai


No. Wilayah Desa Luas
Wilayah
1 Desa Babai 111 km²
2 Desa Talio 166 km²
3 Desa Tampijak 103 km²
4 Desa Bintang Kurung 30 km²
5 Desa Sampudau 76 km²
TOTAL 486 ²

6
C. Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Babai

pada tahun 2020 adalah sebanyak 7.377 jiwa.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Babai Tahun 2020

Luas Jumlah Penduduk


Nama Kriteria
No Wilayah Total
Desa Laki- Perempuan Desa
(km²) Laki
1 Babai 111 1974 1957 3.931 Terpencil
2 Talio 166 874 817 1.691 Terpencil
3 Tampijak 103 171 168 339 Terpencil
Bintang 30 599 531 1.130 Terpencil
4 Kurung
5 Sampudau 76 147 139 286 Terpencil
TOTAL 486 3.765 3.612 7.377

Tabel 2.3 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Sasaran Di Wilayah Kerja

Puskesmas Babai

Kelompok Sasaran
Nama
No. Bayi Balita Bumil Bulin Bufas PUS WUS Pra Lansia
Desa Lansia

1 Babai 63 405 80 77 77 922 1010 82 93


2 Talio 21 335 28 26 26 310 413 22 10
3 Tampijak 6 50 7 6 6 67 85 48 29
4 Bintang
Kurung 13 234 22 21 21 230 279 23 30
5 Sampudau 3 39 4 4 4 141 55 173 56

7
D. Pelayanan Kesehatan

UPTD Puskesmas Babai merupakan Puskesmas Rawat

Jalan, dimana dalam melaksanakan programnya, menjalankan

fungsi program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya

Kesehatan Perseorangan (UKP). UPTD Puskesmas Babai

memiliki 4 puskesmas pembantu dan 1 poskesdes. Untuk lebih

jelasnya, distribusi pelayanan kesehatan yang ada di wilayah

UPTD Puskesmas Babai dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan Di Wilayah UPTD Puskesmas


Babai
Nama Puskesmas Poskesdes Posyandu Posyandu
No. Desa Puskesmas Pembantu Balita Lansia
1 Babai 1 - - 5 2
2 Talio - 1 - 3 1
3 Tampijak - 1 - 1 1
4 Bintang 1 1 3 1
Kurung -
5 Sampudau - 1 - 1 1

Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang optimal di Puskesmas,

perlu dilakukan pengorganisasian seluruh warga atau staff Puskesmas.

Oleh karena keterbatasan jumlah staff, maka beberapa staff dapat

memegang rangkap tugas. Distribusi tenaga kesehatan menurut tingkat

pendidikan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Babai.

8
2.2. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Babai

Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Babai

9
2.3. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Babai

UPTD Puskesmas Babai memiliki visi dan misi dalam memberikan

pelayan. Adapun visi dan misi UPTD Puskesmas Babai adalah sebagai

berikut :

a. Visi

Terciptanya masyarakat wilayah UPTD Puskesmas Babai yang sehat

dan mandiri dalam bidang kesehatan.

b. Misi

Meningkatkan pemberdayaan sumber daya masyarakat untuk

pelayanan kesehatan masyarakat.

1. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat

yang adil, bermutu dan terjangkau.

2. Menjalin kemitraan dengan sektor terkait untuk mewujudkan

perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Meningkatkan Pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar

Pelayanan Minimal (SPM)

4. Menjalin Semangat kebersamaan dan kekeluargaan dalam

sebuah tim kerja

5. Mempunyai keinginan bersama dalam berkreasi dan

berinovasi untuk meningkatkan mutu SDM dan manajemen

kesehatan.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Puskesmas melakukan

program-program kesehatan yang tidak saja berbasis pengobatan

dan rujukan di Puskesmas, melainkan juga program yang

10
menyasar masyarakat di lapangan, seperti promosi kesehatan

kepada kelompok masyarakat (kelompok lansia dan posyandu)

dan pendidikan di usia dini (penyuluhan kesehatan gigi dan mulut,

serta pelatihan dokter kecil).

2.4. Nilai Organisasi UPTD Puskesmai Babai

Tata nilai UPTD Puskesmas Babai dituangkan dalam slogan SEHAT

yaitu:

S : Santun (sopan bertutur kata dan berprilaku baik)

E : Empati (melayani dengan sepenuh hati)

H : Handal (memberikan pelayanan terbaik oleh tenaga profesional)

A : Akuntabel (dapat dipertanggung jawabkan)

T : Teladan (menjadi panutan dan tauladan bagi masyarakat dalam

berprilaku bersih dan sehat)

2.5. Role Model

Role Model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru

atau baik untuk dicontoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan

sebagainya. Dalam hal ini role model bagi penulis adalah pimpinan

puskesmas yaitu bapak Achmad Ismail, S.Kep.Ns. Beliau adalah pimpinan

yang dapat menjadi panutan, Inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis.

11
Selama beberapa bulan penulis bekerja di instansi tersebut, penulis

melihat bahwa beliau adalah sosok yang paling bisa menempatkan diri

dimana, kapan, dan bagaimana situasi yang ada. Beliau tetap berwibawa

tanpa membuat batas antara senior dan junior. Beliau adalah sosok yang

ramah, bersahabat dan menjadi penengah.

Beliau selalu memberikan solusi yang terbaik dan objektif terhadap

masalah untuk kepentingan puskesmas. Kedisiplinan, penampilan,

kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang beliau tunjukkan

mencerminkan sikap ASN yang berintegritas dan penerapan nilai-nilai

dasar ANEKA dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu, beliau

merupakan figur yang cocok untuk penulis jadikan role model.

12
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai – Nilai Dasar ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki lima nilai dasar yang

harus ditanamkan pada aktualisasi di tempat kerja masing-masing

yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen

mutu dan Anti korupsi). Oleh karena itu diperlukan pengetahuan

terkait lima aspek ANEKA tersebut.

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,

kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang

menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah menjamin

terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut meliputi:

1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika

terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik

dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi.

2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan

mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis.

3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat

diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

13
a. Aspek - aspek akuntabilitas

Aspek – aspek akuntabilitas antara lain

1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is

a relationship)

Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak

antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan

masyarakat. Pemberi kewenangan bertanggung jawab

memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan

mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan

fungsinya. Di sisi lain, individu, kelompok, maupun

institusi bertanggung jawab untuk memenuhi semua

kewajibannya.

2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is

results-oriented)

Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku

ASN yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam hal

ini, setiap individu, kelompok, maupun institusi dituntut

untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya untuk

memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang

maksimal.

14
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan

(Accountability requiers reporting)

Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.

Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu

menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah

dicapai oleh individu, kelompok, maupun institusi, serta

mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses

yang telah dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk

akuntabilitas setiap individu berwujud suatu laporan yang

didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan untuk institusi

adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah).

4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is

meaningless without consequences)

Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan

tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan

konsekuensi. Konsekuensi tersebut dapat berupa

penghargaan atau sanksi.

5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability

improves performance)

Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk

memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas

yang bersifat proaktif (proactive accountability),

15
akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan

proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya

yang tepat, dan evaluasi kinerja.

b. Pentingnya Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang

berlaku pada setiap level atau unit organisasi sebagai suatu

kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggung jawaban

laporan kegiatan kepada atasannya.

Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan

berbeda-beda. Adanya norma yang bersifat informal tentang

perilaku ASN yang menjadi kebiasaan (how things are done

around here) dapat mempengaruhi perilaku anggota

organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan formal yang

berlaku.

c. Tingkatan dalam akuntabilitas

Tingkatan dalam akuntabilitas digambarkan dalam bagan

berikut ini:

Gambar 3.1 Tingkatan Akuntabilitas

16
Keterangan:

1) Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)

Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada

pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral,

dan etika.

Pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi

apakah seseorang memiliki akuntabilitas personal antara

lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki

situasi dan membuat perbedaan?”.

2) Akuntabilitas Individu

Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara

individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara ASN

dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.

Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk

memberikan arahan yang memadai, bimbingan, dan

sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja,

sedangkan ASN sebagai aparatur negara bertanggung

jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya.

3) Akuntabilitas Kelompok

Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas

kerjasama kelompok. Dalam kaitannya dengan

akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan

dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai

kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan

17
peranan yang penting dalam tercapainya kinerja

organisasi yang diharapkan.

4) Akuntabilitas Organisasi

Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan

kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan

oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja

organisasi kepada stakeholders lainnya.

5) Akuntabilitas Stakeholder

Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum,

pengguna layanan dan pembayar pajak yang memberikan

masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi,

akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab

organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan

kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.

2. Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan

tanah air, mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan

tugas dan fungsinya terutama bagi seorang ASN. Nilai Nasionalisme

sesuai dengan butir-butir dalam Pancasila, ASN sebagai pelaksana

kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai perekat dan

pemersatu bangsa.

18
A. Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik

Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu:

1) Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan,

berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa

menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas

kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional

ketimbang kepentingan sektoral dan golongan.

2) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus

bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan

pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau

instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan

maksud memperdayakan masyarakat dan menciptakan

kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

Adapun nilai-nilai nasionalisme yang berdasarkan pancasila,

sebagai berikut:

a) Ketuhanan Yang Maha Esa

• Toleransi

• Ketakwaan

• Kejujuran

• Tenggang rasa

• Budaya antri

• Saling menghormati

19
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab

• Memposisikan semua orang sama / tidak

membedakan.

• Saling menghormati

c) Persatuan Indonesia

• Non diskriminatif

• Mengutamakan kepentingan umum

• Bangga sebagai bangsa Indonesia

• Gotong royong

d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan / perwakilan

• Musyawarah untuk mufakat

• Tidak memaksakan kehendak

• Menerapkan asas kekeluargaan

e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

• Jujur

• Adil

• Anti korupsi

• Mewujudkan kemauan yang merata

20
3. Etika Publik

a. Definisi Etika Publik

Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai

“the dicipline dealing with what is good and bad and with

moral duty and obligation”. Oleh karena itu konsep etika

sering digunakan sinonim dengan moral. Ricocur (1990)

mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik

bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil.

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:

1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.

2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai

bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan

publik dan alat evaluasi.

3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan

tindakan faktual.

b. Kode etik Aparatur Sipil Negara

Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku

dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya

ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-

ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan

untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus

dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis

yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok

profesional tertentu.

21
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode

perilaku Aparatur Sipil Negara yakni sebagai berikut:

1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,

dan berintegritas tinggi.

2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.

4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan

atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

etika pemerintahan.

6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.

7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara

bertanggung jawab, efektif dan efisien.

8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam

melaksanakan tugasnya.

9) Memberikan informasi secara benar dan tidak

menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan

informasi terkait kepentingan kedinasan.

10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,

status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau

mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau

untuk orang lain.

22
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga

reputasi dan integritas ASN.

12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-

undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

c. Nilai-nilai Dasar Etika Publik

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam

Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:

1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara

Pancasila.

2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar

Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945

3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya

kepada publik.

8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan

program pemerintah.

9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,

cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan

santun.

10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

23
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja

pegawai.

13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang

demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada

definisi mutu yang dapat diterima secara universal, namun mereka

telah merumuskan pengertian mutu sebagai berikut: “Quality is a

dynamic state associated with products, services, people,

processes, and environments that meets or exceeds expectation.”

Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu

merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,

manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan

melebihi harapan konsumen atau pengguna.

Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang

harus diperhatikan, yaitu:

a. Efektifitas

Richard L. Daft (Tita Maria Kanita 2010: 8) mendefinisikan

efektivitas sebagai berikut Efektifitas organisasi berarti

sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang

ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba

24
dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan

barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.

b. Efisien

Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8)

mendefinisikan efisiensi sebagai Jumlah sumber daya yang

digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi

organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,

uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan

jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai

jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan

barang atau jasa.

c. Inovasi

Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan

organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan

perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran selera

pasar, peningkatan harapan dan daya beli masyarakat,

pergeseran gaya hidup, peningkatan kesejahteraan,

perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi, serta

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagaimana pendapat Richard L. Daft dalam Tita Maria

Kanita (2011: 56) bahwa, ‘Inovasi barang dan jasa adalah

cara utama di mana suatu organisasi beradaptasi terhadap

perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan.’

25
d. Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan

produk jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai

atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu

mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan

kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan

keinginannya, bahkan melampui harapannya. Mutu

merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk

mengatu capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat

vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan

mencapai kredibilitas insitusi.

5. Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio

yang artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dalam

UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi, yaitu Setiap orang yang

secara dengan sengaja melawan hukum untuk melakukan

perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain

atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan

negara atau perekonomian negara.

Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu tindakan

yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan

Negara, seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan

26
lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau

korporasi, yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara.

Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi

yang harus diperhatikan yaitu:

a. Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan

utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa

adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi

yang berintegritas. Seseorang dituntut untu bisa berkata jujur

dan transpraran serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri

maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap

godaan untuk berbuat curang.

b. Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang

memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial

tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana

masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,

dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial

tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan

cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk

meyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu

sesama.

27
c. Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri

seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada

orang lain mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang

memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna

bekerja secara effektif. Pribadi yang mandiri tidak akan

menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.

d. Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan

dan konsistensi untuk terus menerus mengembangkan

potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu

memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.

Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi

pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai

pegangan kuat terhadap nilai kedisplinan tidak akan

terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan

dengan cara yang mudah.

e. Tanggung jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan

menyadari bahw keberadaan dirinya di muka bumi adalah

melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama

manuisa. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang

dilakukannya akan dipertanggung jawabkan sepenuhnya

28
kepada Tuhan yang Maha Esa, masyarakaat, negara dan

bangsanya.

f. Kerja keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan

kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik

yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan

kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya

dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh

sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

g. Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang

menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi

kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.

Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.

kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah

ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan

pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan

selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

h. Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki

keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak

kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan

dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga

berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua

29
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan

yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut

dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka

mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.

i. Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa

apa yang ia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak

akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia

sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan

memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai

dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan

kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

3.1 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan

pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika

profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,

kolusi dan nepotisme. Berikut beberapa konsep yang ada dalam

UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1. PNS, merupakan pegawai berstatus tetap dan memiliki Nomor

Induk Pegawai (NIP);

30
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),

merupakan pegawai dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan

instansi dalam jangka waktu tertentu.

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang

menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi

pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi

semua golongan dan politik; Kedudukan ASN berada di pusat,

daerah dan luar negeri. Namun demikian merupakan satu

kesatuan.

Fungsi pegawai ASN adalah:

1) Pelaksana kebijakan publik;

2) Pelayan publik;

3) Perekat dan pemersatu bangsa.

Pegawai ASN bertugas:

1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat

Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan

berkualitas.

3. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.

31
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan

baik dapat meningkat produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN

dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah

mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan

tugas dan tanggung jawabnya.

2. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan

penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Unsur penting dalam pelayanan adalah:

a. Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara

pelayanan,

b. unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu

orang atau masyarakat atau organisasi yang

berkepentingan, dan

c. unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh

penerima layanan (pelanggan).

Ada 12 unsur pelayanan publik, yaitu:

1) Kepentingan umum;

2) Kepastian hukum;

3) kesamaan hak;

32
4) Keseimbangan hak dan kewajiban;

5) Keprofesionalan;

6) Partisipatif;

7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;

8) Keterbukaan;

9) Akuntabilitas;

10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

11) ketepatan waktu; dan

12) Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.

Dimensi pelayanan publik yaitu:

1) Ketepatan waktu;

2) Akurasi;

3) Kesopanan dan keramahan;

4) Tanggung jawab;

5) Kelengkapan;

6) Kemudahan;

7) Variasi model;

8) Pelayanan pribadi; dan

9) Kenyamanan

3. Whole Of Government

Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah

pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan

upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor

dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai

33
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan

pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai

pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan

sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang

relevan.

A. Praktek WoG dalam Pelayanan Publik

Berdasarkan Jenis:

1) Pelayanan yang bersifat adminisitratif;

2) Pelayanan jasa;

3) Pelayanan barang; dan

4) Pelayanan regulatif.

Berdasarkan Pola:

1) Pelayanan Teknis Fungsional;

2) Pelayanan Satu Atap;

3) Pelayanan Satu Pintu;

4) Pelayanan Terpusat; dan

5) Pelayanan Elektronik.

B. Prasyarat Best Practice dan Penerapan WOG

1) Budaya dan Filosopi;

2) Cara Kerja yang Baru;

3) Akuntabilitas dan insentif; dan

4) Cara baru Pengembangan Kebijakan, Mendesain Program

dan Pelayanan Collegate approach.

34
3.3 Rancangan Aktualisasi

Berdasarkan identifikasi isu yang sudah dilakukan, ditetapkan

ada tiga isu yang telah diidentifikasi yaitu:

a. Kurangnya Kedisplinan Pegawai Puskesmas Dalam Berpakaian.

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk menerapkan nilai

dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan

Anti Korupsi (ANEKA). Disiplin dalam berpakaian adalah bentuk

tanggung jawab menjaga nilai integritas diri. Peraturan tentang tata

cara berpakaian juga diatur dalam Peraturan Daerah yang sudah

ditetapkan.

b. Kurangnya Bantuan Desa Dalam Program Kegiatan POSBINDU

PTM

Pos Binaan Terpadu PTM (POSBINDU PTM) adalah bentuk

kegiatan penanggulangan penyakit tidak menular. Peraturan tentang

pelaksanaan program PTM tertuang dalam Peraturan Menteri

kesehatan Nomor 71 tahun 2015. Kegiatan POSBINDU PTM

melibatkan masyarakat untuk menjadi kader pelaksana. Kegiatan

POSBINDU PTM termasuk kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKM) yang melibatkan pihak aparat desa untuk ikut serta

membentuk, membina dan menjalankan kegiatannya.

35
c. Rendahnya angka kunjugan balik pasien hipertensi di Poli Umum

Puskesmas Babai

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan

tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan

selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.

Hipertensi adalah penyakit yang membutuhkan pengobatan dalam

jangka waktu yang lama bahkan seumur hidup.

Hipertensi termasuk dalam kategori the silent killer yang mana

penderita tidak akan mengetahui atau menyadari bahwa dirinya

mengalami hipertensi jika tidak memeriksakan tekanan darahnya.

Resiko hipertensi akan mengalami peningkatan seiring

bertambahnya usia seseorang. Hipertensi menjadi sangat

berbahaya ketika penderita tidak mengontrolnya karena jika terjadi

dalam waktu yang lama akan dapat menimbulkan terjadinya

komplikasi penyakit seperti dapat menimbulkan penyakit jantung

koroner, stroke, gagal ginjal maupun gangguan penglihatan. Untuk

mencegah timbulnya komplikasi perlu dilakukan kontrol secara

berkala pada pasien hipertensi.

36
Berdasarkan prinsip – prinsip kedudukan dan peran Pegawai Negeri

Sipil dalan Negara Kesatuan Republik Indonesia, isu – isu diatas dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Isu dan sumber berdasarkan kondisi


No Isu Dan Sumber Kondisi Saat Ini Kondisi Yang
Diharapkan
1 Kurangnya Kedisplinan Ada pegawai yang Seluruh pegawai
Pegawai Puskesmas Dalam tidak menggunakan menggunakan
Berpakaian. pakaian sesuai pakaian sesuai
peraturan. peraturan yang
Sumber isu: Manajemen ASN berlaku.
2 Kurangnya Bantuan Desa Desa kurang mau Seluruh desa di
Dalam Program Kegiatan ikut serta wilayah kerja
POSBINDU PTM pelaksanaan membentuk
POSBINDU PTM. POSBINDU PTM
Sumber isu: WOG Ada desa yang dan ikut serta
belum mau membina dan
melaksanakan melaksanakan
kegiatan kegiatan.
POSBINDU PTM
3 Rendahnya angka kunjugan Banyak pasien Pasien hipertensi
balik pasien hipertensi di Poli hipertensi yang mau rutin kontrol
Umum Puskesmas Babai. tidak kontrol tekanan darah.
Sumber isu: Pelayanan Publik tekanan darah. Pasien hipertensi
Banyak pasien terhindar dari
hipertensi tidak komplikasi.
terkontrol
mengalami
komplikasi

3.3.1 Teknik Analisis Isu

Berdasarkan permasalah isu diatas maka dengan ini penulis

menggunakan alat analisis isu USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk

menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya adalah

dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu

dengan menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi,

akan menjadi isu prioritas.

37
Tabel 3.2 Skala Penilaian Metode USG
Skala Urgensi (U) Seriousness (S) Growth (G)
Nilai
5 Sangat mendesak Sangat serius Sangat berdampak
4 Mendesak Serius berdampak
3 Cukup mendesak Cukup serius Cukup berdampak
2 Tidak mendesak Tidak serius Tidak berdampak
1 Sangat tidak mendesak Sangat tidak serius Sangat tidak
berdampak

Dari kreteria dan teknik yang telah dijelaskan, dapat disusun isu yang

masuk dalam kriteria dan teknik yang sudah ditetapkan, yakni sebagai

berikut:

Tabel 3.3 Penilaian Isu dengan metode USG


SKOR
No ISU TOTAL Rank
U S G
Kurangnya Kedisplinan Pegawai
1 3 3 2 8 3
Puskesmas Dalam Berpakaian.
Kurangnya Bantuan Desa Dalam
2 3 3 3 9 2
Program Kegiatan POSBINDU PTM
Rendahnya angka kunjugan balik
3 pasien hipertensi di Poli Umum 4 4 4 12 1
Puskesmas Babai

3.3.2 Kriteria Isu

Penulis bersama dengan mentor menyetujui penilaian isu dengan

kriteria USG yang diatas yaitu “Rendahnya Angka Kunjungan Balik Pasien

Hipertensi Di Poli Umum Puskesmas Babai” dengan kriteria Urgency dinilai

4 mendesak dilihat dari semakin banyak temuan kasus hipertensi. Nilai 4

untuk Seriousness karna pada beberapa temuan kasus hipertensi baru

sudah dengan berbagai komplikasi. Nilai 4 pada Growth karena apabila isu

38
ini tidak diselesaikan akan makin banyak orang hipertensi dengan

komplikasi.

3.3.3 Topik Isu

Berdasarkan analisa isu yang dilakukan makan ditetapkan isu utama

adalah ”rendahnya angka kunjungan balik pasien hipertensi di poli Umum

Puskesmas Babai”. Sebagaimana diketahui bahwa hipertensi termasuk

dalam kelompok penyakit program Penganggulanyan Penyakit Tidak

Menular (PTM) sesuai dengan Peraturan Kementrian Kesehatan Nomor 73

tahun 2015.

Isu ini pada dasarnya terkait dengan pelayanan publik. Namun dalam

pelaksanaannya isu ini juga berkaitan dengan manajemen ASN, dan Whole

Of Government. Sebagai ASN yang memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat, kita harus bisa memberikan pelayanan secara

menyeluruh. Mulai dari menangani penyakit yang ada hingga mencegah

timbulnya perburukan dan mencegah kekambuhan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 40 tahun 2019

tentang fungsi puskesmas sebagai pemberi layanan promotif dan preventif.

Dalam menjalankan fungsi itu ASN sebagai petugas puskesmas harus bisa

membuat dan membina koordinasi dengan berbagai lintas sektor untuk

pelaksanaannya.

39
3.3.4 Uraian Fakta

Setelah melakukan pengamatan penulis menemukan beberapa

fakta terkait isu rendahnya kunjungan balik pasien hipertensi di poli umum

puskesmas babai yaitu :

a. Hipertensi masuk kategori 10 penyakit terbanyak di puskesmas

babai

b. Hipertensi adalah penyakit kronis yang harus dikendalikan sesuai

dengan program penanganan penyakit tidak menular.

c. Banyak ditemukan pasien hipertensi yang tidak terkontrol dengan

komplikasi yang berbahaya.

d. Banyak pasien hipertensi yang tidak memahami tentang

pentingnya kontrol tekanan darah, kapan harus melakukannya

dan bagaimana mengendalikannya.

e. Belum ada alat yang digunakan untuk penanda kapan pasien

harus berkunjung kembali memeriksakan dirinya.

3.3.5 Penyebab

Berdasarkan identifikasi dan hasil analisis isu, diperoleh isu yang

menjadi prioritas yaitu ”Rendahnya Angka Kunjungan Balik Pasien

Hipertensi Di Poli Umum Puskesmas Babai”. Isu prioritas kemudian

dianalisis dengan alat bantu fishbone Diagram untuk mendapatkan

penyebab – penyebab yang perlu diintervensi dengan melakukan

kegiatan/inovasi.

40
Dengan menggunakan alat bantu Fishbone diagram akan

mengidentifikasi beberapa penyebab dari satu masalah yang mencakup

Man, Material, Metode dan Milieu (keadaan lingkungan pada saat proses

pembelajaran).

Sebab Akibat

Man Material

Banyak pasien Belum tersedia


hipertensi tidak perduli alat untuk edukasi
dan tidak tahu untuk untuk pasien
kontrol tekanan darah hipertensi Rendahnya angka
kunjungan balik
pasien hipertensi di
Poli Umum
Puskesmas Babai.

Kurangnya konseling Rendahnya pengetahuan


dan belum ada kartu pasien hipertensi
kontrol untuk pasien tentang pentingnya
hipertensi kontrol tekanan darah

Metode Milieu

Gambar 3.2 Diagram Fishbone

Dari analisa menggunakan teknik fishbone diagram diatas maka

ditemukan beberapa penyebab dari isu rendahnya angka kunjungan balik

pasien hipertensi di Poli Umum Puskesmas Babai.

41
3.3.6 Dampak

Berdasarkan isu rendahnya angka kunjungan balik pasien hipertensi

di Poli Umum Puskesmas Babai dapat muncul beberapa dampak antara

lain Meningkatnya pasien hipertensi tidak terkontrol dan Pasien hipertensi

yang tidak terkontrol akan mengalami komplikasi yang berbahaya.

3.3.7 Pihak – Pihak Yang Terlibat.

Pihak – pihak yang terlibat dalam kegiatan Aktualisasi ini adalah :

1. Kepala Puskesmas Babai yang juga selaku mentor

2. Penulis selaku Dokter Umum dan pemegang program PTM di

Puskesmas Babai

3. Tenaga Kesehatan Tim Poli Umum Puskesmas Babai

4. Kader PTM Puskesmas Babai

3.3.8 Gagasan Kreatif

Gagasan kreatif untuk penyelesaian dan pencegahan isu diatas

adalah Optimalisasi Layanan Pasien Hipertensi Melalui Kegiatan Konseling

Edukasi, Pemberian Leaflet Dan Kartu Kontrol Pasien Hipertensi Di Poli

Umum Puskesmas Babai.

42
3.3.9 Rencana Kegiatan Aktualisasi Di Puskesmas Babai

Berikut rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan penulis

antara lain :

1. Konsultasi dengan Kepala Puskesmas selaku mentor dan

Coach terkait persiapan awal kegiatan aktualisasi

2. Mengumpulkan data pasien hipertensi di Poli Umum

Puskesmas Babai

3. Membuat materi konseling edukasi dengan media leaflet

4. Membuat kartu kontrol pasien hipertensi

5. Melakukan koordinasi dengan Kader PTM untuk meminta

pasien berkunjung ke Poli Umum pada jadwal yang

ditentukan.

6. Melakukan konseling edukasi hipertensi, memberikan leaflet

dan kartu kontrol pasien hipertensi di Poli Umum Puskesmas

Babai

7. Melakukan evaluasi kunjungan balik pasien hipertensi.

8. Membuat laporan aktualisasi

43
Tabel 3.4 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

1. Melakukan konsultasi - Meminta ijin - Didapatkannya - Akuntabilitas : Kegiatan ini Dengan


dan koordinasi kepada pimpinan persetujuan oleh Kepemimpinan, mendukung visi misi dilaksanakannya
dengan mentor tentang pimpinan untuk transparasi, integritas, dari UPTD kegiatan
sekaligus pimpinan rancangan rancangan kegiatan tanggung jawab, Puskesmas Babai, Konsultasi
Puskesmas untuk aktualisasi aktualisasi kepercayaan, yaitu: rancangan
meminta saran dan - Nasionalisme : - Menjalin Semangat aktualisasi
masukan pada - Mengajukan - Catatan hasil Menerapkan sila ke 4 kebersamaan dan diharapkan dapat
kegiatan aktualisasi rancangan konsultasi ✓ Menghormati dan kekeluargaan dalam memberikan
yang direncanakan. kegiatan kepada menjunjung tinggi setiap sebuah tim kerja penguatan nilai
pimpinan. - Surat persetujuan keputusan yang dicapai organisasi
mentor sebagai hasil akuntabel, dan
- meminta musyawarah kolaboratif.
persetujuan - Etika Publik :
pimpinan untuk menghargai komunikasi,
melakukan konsultasi, dan kerjasama.
rangkaian - Komitmen Mutu :
kegiatan Efektifitas, efisiensi,
inovasi, dan mutu.
- Anti Korupsi :
Bertanggung jawab,
kemandirian, kerja keras,
dan berani.

44
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

- Manajemen ASN :
Menunjukkan integritas
dan keteladanan dalam
sikap, perilaku, ucapan,
dan tindakan.
WOG :
Meningkatkan kolaborasi,
kerjasama, sharing,
koordinasi, dan prioritas.
- Pelayanan Publik :
Partisipatif, tidak
diskriminatif, dan
akuntabel.
2. Mengumpulkan data - Melihat data - Di dapati data - Akuntabilitas : Kegiatan ini Mengumpulkan
pasien hipertensi kunjungan pasien pasien hipertensi integritas,transparansi, mendukung visi misi data rekam
yang berkunjung ke hipertensi dari buku yang berkunjung ke tanggung jawab, keadilan, dari UPTD. medik.
Poli Umum kunjungan harian poli umum selama kejelasan, dan konsistensi Puskesmas Babai, Melakukan
Puskesmas Babai. Poli Umum. tahun 2021 - Nasionalisme : yaitu: kolaborasi
✓ Menjaga keseimbangan - Mewujudkan dengan tim
- Membuat data - Didapatkan data antara hak dan masyarakat sehat rekam medik dan
pasien hipertensi sebaran pasien kewajiban yang mandiri dan tim poli umum.
tahun 2021 berdasarkan alamat ✓ Menghormati hak orang produktif Menguatkan
RT. lain - Meningkatkan kerjasama antar
✓ Suka bekerja keras Pelayanan profesi demi

45
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

- Menyusun data - Etika Publik : kesehatan sesuai pelayanan yang


pasien sesuai ✓ Menjalankan tugas dengan Standar lebih baik.
alamat RT secara professional dan Pelayanan
tidak berpihak Minimal(SPM)
- ✓ Membuat keputusan - Menjalin Semangat
berdasarkan prinsip kebersamaan dan
keahlian kekeluargaan dalam
- Komitmen Mutu : sebuah tim kerja
Efektifitas, efisiensi, inovasi - Mempunyai
dan mutu. keinginan bersama
- Anti Korupsi : dalam berkreasi dan
Kejujuran, kepedulian, berinovasi untuk
kemandirian, kedisiplinan, meningkatkan mutu
tanggung jawab, kerja SDM dan
keras, bertanggung jawab manajemen
- Manajemen ASN : kesehatan.
✓ Melaksanakan
tugasnya dengan jujur,
bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
✓ Melaksanakan
tugasnya dengan cermat
dan disiplin
- WOG :

46
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

Meningkatkan kolaborasi,
kerjasama, sharing,
koordinasi, dan prioritas.
- Pelayanan Publik :
Partisipatif,
Transparan,Responsif,tida
k diskriminatif,efektif,
efisien, dan akuntabel.
3. Membuat materi - Mencari dan - Terkumpul daftar Kegiatan ini Membuat materi
- Akuntabilitas :
konseling edukasi membaca jurnal- literature sebagai mendukung visi misi dan meningkatkan
integritas, tanggung jawab,
hipertensi dalam jurnal kedokteran acuan keilmuan dari UPTD Puskesmas pengetahuan dan
keadilan, kejelasan,
bentuk leaflet. terkait penyakit penyakit hipertensi Babai, yaitu: profesionalitas
keseimbangan dan
hipertensi yang -Mewujudkan dalam bekerja
konsistensi
terbaru. - Terbentuknya masyarakat sehat merupakan
- Nasionalisme :
materi konseling yang mandiri dan penguatan nilai
✓ Menjaga keseimbangan
- Menyusun materi hipertensi dalam produktif Handal
antara hak dan
konseling edukasi bentuk leaflet -Meningkatkan
kewajiban
hipertensi Pelayanan kesehatan
✓ Suka bekerja keras
- Tercetak beberapa sesuai dengan
- Etika Publik :
- Mencetak leaflet leaflet untuk Standar Pelayanan
✓ Menjalankan tugas
konseling edukasi dibagikan ke pasien Minimal (SPM)
secara professional dan
hipertensi. - Menjalin semangat
tidak berpihak
kebersamaan dan

47
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

✓ Memelihara dan kekeluargaan dalam


menjunjung tinggi sebuah tim kerja
standar etika luhur - Mempunyai
✓ Mempertanggungjawabk keinginan bersama
an tindakan dan dalam berkreasi dan
kinerjanya kepada publik berinovasi untuk
- Komitmen Mutu : meningkatkan mutu
Efektifitas, efisiensi, dan SDM dan manajemen
mutu. kesehatan.
- Anti Korupsi :
Kejujuran, peduli,
bertanggung jawab, dan
kerja keras
- Manajemen ASN :
✓ Melaksanakan
tugasnya dengan jujur,
bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
✓ Melaksanakan
tugasnya dengan cermat
dan disiplin
✓ Melayani dengan sikap
hormat, sopan, dan tanpa
tekanan

48
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

- WOG :
Meningkatkan kolaborasi,
kerjasama, sharing,
koordinasi, dan prioritas.

- Pelayanan Publik :
Partisipatif,transparan,
Responsif,tidak
diskriminatif, efektif,
efisien, aksesibel dan
akuntabel.
4. Membuat kartu - Mendesain kartu - Desain kartu - Akuntabilitas : Kegiatan ini - Dalam
kontrol pasien kontrol pasien kontrol pasien integritas, tanggung jawab, mendukung visi misi melaksanakan
hipertensi. dengan melihat hipertensi kejelasan, keseimbangan dari UPTD. tugas, pelayan
ukuran, warna, dan konsistensi Puskesmas Babai, selalu bersikap
serta data yang - Cetakan kartu - Nasionalisme : yaitu: ramah dan sopa
nantinya akan kontrol pasien ✓ Menjaga keseimbangan - Mewujudkan
tertera pada kartu hipertensi antara hak dan masyarakat sehat - Cakap dalam
tersebut kewajiban yang mandiri dan menyelesaikan
- Melakukan ✓ Suka bekerja keras produktif tugas
pencetakan kartu - Etika Publik: - Meningkatkan
kontrol pasien ✓ Menjalankan tugas Pelayanan Menguatkan nilai
hipertensi secara professional dan kesehatan sesuai akuntibel dan
tidak berpihak dengan Standar teladan.

49
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

Memperbanyak ✓ Memelihara dan Pelayanan Minimal


kartu kontrol pasien menjunjung tinggi (SPM)
hipertensi standar etika luhur - mempunyai
✓ Mempertanggungjawabk keinginan bersama
an tindakan dan dalam berkreasi dan
kinerjanya kepada publik berinovasi untuk
✓ Mengutamakan meningkatkan mutu
pencapaian hasil dan SDM dan
mendorong kinerja Manajemen
pegawai kesehatan
- Komitmen Mutu:
Efektifitas, efisiensi, dan
mutu.
- Anti Korupsi:
Kejujuran, peduli,
bertanggung jawab, dan
kerja keras
- Manajemen ASN:
✓ Melaksanakan tugasnya
dengan jujur,
bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi

50
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

✓ Melaksanakan tugasnya
dengan cermat dan
disiplin
- WOG:
Meningkatkan kolaborasi,
kerjasama, sharing,
koordinasi, dan prioritas.
- Pelayanan Publik :
Partisipatif, Transparan,
Responsif, tidak
diskriminatif, efektif,
efisien, aksesibel dan
akuntabel.
5. Melakukan - melaporkan - Data sebaran Kegiatan ini - Dalam
- Akuntabilitas :
koordinasi dengan sebaran data pasien hipertensi mendukung visi misi melaksanakan
integritas, tanggung jawab,
Kader PTM untuk pasien hipertensi diterima kader dari UPTD. tugas, pelayan
kejelasan, keseimbangan
meminta pasien berdasarkan PTM Puskesmas Babai, selalu bersikap
dan konsistensi
hipertensi berkunjung alamat RT. - Pasien hipertensi yaitu: ramah dan sopa
- Nasionalisme :
ke puskesmas pada - Meminta kader mau berkunjung ke - Mewujudkan
✓ Menjaga keseimbangan
waktu yang telah untuk poli umum masyarakat sehat - Cakap dalam
antara hak dan
ditentukan mengundang puskesmas babai yang mandiri dan menyelesaikan
kewajiban
pasien produktif tugas
✓ Suka bekerja keras
berkunjung ke - Meningkatkan
- Etika Publik:
Pelayanan

51
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

poli umum ✓ Menjalankan tugas kesehatan sesuai Menguatkan nilai


puskesmas babai secara professional dan dengan Standar akuntibel dan
tidak berpihak Pelayanan Minimal teladan.
✓ Memelihara dan (SPM)
menjunjung tinggi - mempunyai
standar etika luhur keinginan bersama
✓ Mempertanggungjawabk dalam berkreasi dan
an tindakan dan berinovasi untuk
kinerjanya kepada publik meningkatkan mutu
✓ Mengutamakan SDM dan
pencapaian hasil dan Manajemen
mendorong kinerja kesehatan
pegawai
- Komitmen Mutu:
Efektifitas, efisiensi, dan
mutu.
- Anti Korupsi:
Kejujuran, peduli,
bertanggung jawab, dan
kerja keras
- Manajemen ASN:
✓ Melaksanakan tugasnya
dengan jujur,

52
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

bertanggung jawab, dan


berintegritas tinggi
✓ Melaksanakan tugasnya
dengan cermat dan
disiplin
- WOG:
Meningkatkan kolaborasi,
kerjasama, sharing,
koordinasi, dan prioritas.
- Pelayanan Publik :
Partisipatif, Transparan,
Responsif, tidak
diskriminatif, efektif,
efisien, aksesibel dan
akuntabel.
6. Melakukan - Menyiapkan alat - Bukti catatan - Akuntabilitas: Kegiatan ini Menguatkan nilai
konseling, pemberian periksa pemeriksaan, integritas, tanggung jawab, mendukung visi misi Handal dengan
leaflet dan kartu kesehatan seperti edukasi terkait transparansi, kejelasan, dari UPTD. bekerja secara
kontrol pasien stetoskop, hipertensi keseimbangan dan Puskesmas Babai, profesional untuk
hipertensi tensimeter, dan - saran untuk konsistensi yaitu: menciptakan
pengukur suhu. melakukan kontrol - Nasionalisme: - Mewujudkan inovasi dalam
- Melakukan pada tanggal yang ✓ Menjaga keseimbangan Masyarakat sehat pelayanan
tahapan telah ditentukan antara hak dan yang mandiri dan dengan tetap
komunikasi kewajiban produktif menjunjung tinggi

53
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

terapeutik, - Daftar hadir pasien ✓ Suka bekerja keras - Meningkatkan nilai


diagnosis dan - Kartu kontrol terisi - Etika Publik: Pelayanan Akuntabilitas.
tatalaksana. kapan pasien harus ✓ Menjalankan tugas kesehatan sesuai Menguatkan nilai
- Menanyakan datang kembali dan secara professional dan dengan Standar Teladan demi
kepatuhan pasien dibagikan ke pasien tidak berpihak Pelayanan Minimal meningkatkan
dalam kontrol ✓ Memelihara dan (SPM derajat kesehatan
tekanan darah menjunjung tinggi - mempunyai masyarakan
dan minum obat standar etika luhur keinginan bersama
- Mencatat hasil ✓ Mempertanggungjawabk dalam berkreasi dan
pemeriksaan ke an tindakan dan berinovasi untuk
dalam rekam kinerjanya kepada publik meningkatkan mutu
medis pasien ✓ Mengutamakan SDM dan
- Memberikan pencapaian hasil dan Manajemen
konseling edukasi mendorong kinerja kesehatan
tentang hipertensi pegawai
pada pasien - Komitmen Mutu:
- Mengisi data dan Efektifitas, efisiensi, dan
jadwal kontrol mutu.
pada waktu yang - Anti Korupsi:
ditentukan untuk Kejujuran, peduli,
kontrol bertanggung jawab, dan
- mengedukasi agar kerja keras
selalu giat untuk - Manajemen ASN:
kontrol serta

54
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

membawa kartu ✓ Melaksanakan tugasnya


kontrol setiap dengan jujur,
datang ke bertanggung jawab, dan
puskesmas berintegritas tinggi
✓ Melaksanakan tugasnya
dengan cermat dan
disiplin
- WOG:
Meningkatkan kolaborasi,
kerjasama, sharing,
koordinasi, dan prioritas.
- Pelayanan Publik:
Partisipatif, Transparan,
Responsif, tidak
diskriminatif, murah, efektif,
efisien, aksesibel dan
akuntabel.
7. Melakukan evaluasi - Menyiapkan alat - Bukti catatan - Akuntabilitas : Kegiatan ini Menguatkan Nilai
kunjungan balik periksa pemeriksaan, integritas, tanggung jawab, mendukung visi misi SEHAT.
pasien hipertensi kesehatan seperti edukasi terkait keadilan, kejelasan, dan dari UPTD. Melakukan
stetoskop, hipertensi, serta konsistensi, kepemipinan Puskesmas Babai, senyum, sapa,
tensimeter, dan saran untuk - Nasionalisme : yaitu: salam.
pengukur suhu. melakukan ✓ Mengakui dan - Mewujudkan Meningkatkan
pengontrolan pada memperlakukan manusia masyarakat sehat rasa empati

55
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

- Melakukan tanggal yang telah sesuai dengan harkat dan yang mandiri dan dalam melayani.
evaluasi disesuaikan pada martabatnya sebagai produktif Handal dalam
kepatuhan minum rekam medis pasien makhluk Tuhan Yang - Meningkatkan bekerja dengan
obat Maha Esa. Pelayanan profesional.
- Mencatat hasil - Daftar hadir pasien ✓ Menjunjung tinggi nilai- kesehatan sesuai Teladan agar
pemeriksaan ke - Kartu kontrol terisi nilai kemanusiaan dengan Standar dapat terus
dalam rekam kapan pasien harus ✓ Gemar melakukan Pelayanan Minimal meningkatkan
medis pasien datang kembali dan kegiatan kemanusiaan (SPM) derajat kesehatan
- Memberikan dibagikan ke pasien - Etika Publik : - Menjalin Semangat masyarakat.
konseling edukasi ✓ Memelihara dan kebersamaan dan
tentang hipertensi menjunjung tinggi kekeluargaan dalam
pada pasien standar etika luhur sebuah tim kerja
- Mengisi data dan ✓ Mempertanggungjawab - mempunyai
jadwal kontrol kan tindakan dan keinginan bersama
balik pada kartu kinerjanya kepada dalam berkreasi
kontrol serta publik dan berinovasi
mengedukasi agar ✓ Menghargai komunikasi, untuk meningkatkan
selalu giat untuk konsultasi, dan mutu SDM dan
kontrol serta kerjasama Manajemen
membawa kartu - Komitmen Mutu : kesehatan
kontrol setiap Efektifitas, dan mutu.
datang ke - Anti Korupsi :
puskesmas Peduli, Bertanggung
jawab, dan kerja keras

56
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

- Manajemen ASN :
✓ Melaksanakan tugasnya
dengan jujur,
bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
✓ Melaksanakan tugasnya
dengan cermat dan
disiplin
✓ Melayani dengan sikap
hormat, sopan, dan
tanpa tekanan
- WOG :
Meningkatkan kerjasama,
dan sharing
- Pelayanan Publik :
Partisipatif, Transparan,
Responsif, tidak
diskriminatif, mudah,
murah, efektif, efisien,
aksesibel, keadilan, dan
akuntabel.

57
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

8. Membuat laporan - melaporkan - tersusun draf - Akuntabilitas: Kegiatan ini Menguatkan nilai
aktualisasi kepada kepala laporan aktualisasi integritas, tanggung jawab, mendukung visi misi Akuntabilitas
puskesmas - tekumpul bukti keadilan, kejelasan, dan dari UPTD. dalam bekerja.
tentang kegiatan kegiatan konsistensi, kepemipinan Puskesmas Babai,
aktualisasi yang aktualisasi berupa - Nasionalisme: yaitu: Bertanggung
sudah dilakukan foto kegiatan Menerapkan sila ke-2 - mempunyai jawab terhadap
- menyusun draf - draft laporan ✓ Menjunjung tinggi nilai- keinginan bersama tindakan yang
laporan kegiatan nilai kemanusiaan dalam berkreasi dilakukan
aktualisasi aktualisasi ✓ Gemar melakukan dan berinovasi
- menyiapkan bukti disetujui oleh kegiatan kemanusiaan untuk meningkatkan Menguatkan nilai
kegiatan mentor dan coach. - Etika Publik : mutu SDM dan Teladan dengan
aktualisasi ✓ Menjalankan tugas Manajemen terus
- melakukan secara professional dan kesehatan meningkatkan
konsultasi tidak berpihak derajat
dengan mentor ✓ Mempertanggungjawab kesehatan
dan coach terkait kan tindakan dan masyarakat dan
laporan kinerjanya kepada selalu berinovasi
aktualisasi publik dalam
- melaporkan hasil ✓ Memberikan layanan memberikan
kegiatan kepada publik secara layanan.
aktualisasi jujur, tanggap, cepat,
akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan
santun.

58
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Mata Diklat Visi Misi Organisasi Organisasi

✓ Menghargai komunikasi,
konsultasi, dan
kerjasama
- Komitmen Mutu :
Efektifitas, dan mutu.
- Anti Korupsi :
Peduli, Bertanggung
jawab, dan kerja keras
- Manajemen ASN :
✓ Melaksanakan tugasnya
dengan jujur,
bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
✓ Melaksanakan tugasnya
dengan cermat dan
disiplin
- WOG :
Meningkatkan kerjasama,
dan sharing
- Pelayanan Publik :
Partisipatif, Transparan,
Responsif, tidak
diskriminatif, mudah,
murah, efektif, efisien,

59
3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan pelaksanaan aktualisasi ini akan diadakan di UPTD Puskesmas Babai, Kecamatan Karau Kuala, Kabupaten
Barito Selatan pada masa off campus pelatihan dasar CPNS terhitung sejak tanggal 19 Oktober 2021 sampai dengan 29
November 2021. Berikut uraian jadwal kegiatan aktualisasi:
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Oktober November
No Kegiatan Minggu Ke-
III IV I II III IV
Konsultasi dengan Kepala Puskesmas selaku mentor dan Coach terkait persiapan
1
awal kegiatan aktualisasi

2 Mengumpulkan data kunjungan pasien hipertensi di Poli Umum Puskesmas Babai

3 Membuat materi konseling edukasi hipertensi berupa leaflet


4 Membuat kartu kontrol pasien hipertensi
Melakukan koordinasi dengan Kader PTM untuk meminta pasien hipertensi berkunjung
5
ke puskesmas pada waktu yang telah ditentukan
Melakukan konseling edukasi hipertensi, memberikan leaflet dan kartu kontrol pasien
6
hipertensi di Poli Umum Puskesmas Babai
7 Melalukan evaluasi kunjungan pasien hipertensi di poli umum
8 Membuat laporan aktualisasi

60
Tabel 3.6 Rincian Jadwal Pelaksanaan Kegiatan aktualisasi

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan


Konsultasi dengan Kepala Puskesmas selaku mentor dan Coach 19 – 20 Oktober UPTD. Puskesmas
1. terkait persiapan awal kegiatan aktualisasi
2021 Babai
Mengumpulkan data kunjungan pasien hipertensi di Poli Umum
Puskesmas Babai 21 – 23 Oktober UPTD. Puskesmas
2.
2021 Babai

Membuat materi konseling edukasi hipertensi berupa leaflet 25 – 29 Oktober UPTD. Puskesmas
3.
2021 Babai
Membuat kartu kontrol pasien hipertensi 25 – 29 Oktober UPTD. Puskesmas
4
2021 Babai
Melakukan koordinasi dengan Kader PTM untuk meminta pasien 29 – 30 Oktober UPTD. Puskesmas
5. hipertensi berkunjung ke puskesmas pada waktu yang telah
2021 Babai
ditentukan
Melakukan konseling edukasi hipertensi, memberikan leaflet dan 1 – 5 November UPTD. Puskesmas
6. kartu kontrol pasien hipertensi di Poli Umum Puskesmas Babai
2021 Babai
8 – 12 November UPTD. Puskesmas
7. Melalukan evaluasi kunjungan pasien hipertensi di poli umum
2021 Babai
19 Oktober – 29 UPTD. Puskesmas
8. Membuat laporan aktualisasi
November 2021 Babai

61
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Rancangan aktualisasi merupakan salah rangkaian kegiatan

Pelatihan Dasar CPNS. Rangkaian kegiatan yang sudah disusun dalam

rancangan aktualisasi ini akan dilaksanakan pada tahap off campus mulai

tanggal 19 Oktober 2021 sampai dengan 29 November 2021. Rancangan

aktualisasi yang disusun diatas telah melalui tahapan diskusi dengan

mentor dan coach.

Penulis mengangkat isu rendahnya kunjungan balik pasien

hipertensi di poli umum puskesmas babai. Upaya untuk menyelesaikan isu

yang dipilih adalah dengan gagasan penyelesaian isu yaitu optimaliasi

layanan pasien hipertensi dengan cara konseling edukasi, pemberian

leaflet dan kartu kontrol pasien hipertensi di poli umum puskesmas babai.

Seluruh kegiatan aktualisasi yang dirancang ini juga mendukung tugas

fungsi puskesmas dalam promosi dan preventif demi mendukung visi misi

puskesmas yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Melalui pengaktualisasian nilai-nilai dasar akuntabilitas,

nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA)

diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja peserta Latsar dalam

menjalankan tugas dan fungsi di instansi tempat bekerja sebagai seorang

dokter yang professional dan memiliki integritas dalam mewujudkan

pelayanan kesehatan yang berkualitas khususnya di UPTD Puskesmas

Babai

62
4.2 Saran

Setelah melaksanakan kegiatan aktualisasi yang terintegrasi dengan

nilai – nilai ASN yaitu ANEKA di UPTD Puskesmas Babai, penulis

merekomendasikan beberapa saran berikut :

1. Bagi Peserta Peserta Latsar diharapkan aktualisasi nilai-nilai

dasar ASN akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen

mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dapat terlaksana secara

berkelanjutan pada aktifitas kerja sehari-hari dan

menularkannya pada rekan kerjanya.

2. Bagi dokter agar bisa meningkatkan pelayanan kepada pasien

3. Bagi UPTD Puskesmas Babai agar bisa meningkatkan layanan

pasien dan menjadi tambahan standar pelayanan bagi pasien

hipertensi yang berkunjung ke Poli Umum Puskesmas Babai.

4. Bagi pasien hipertensi agar dapat mengendalikan penyakitnya

dan terhindar dari berbagai komplikasi yang mengancam.

63
DAFTAR PUSTAKA

Latief, Yudi., dkk. 2015. Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara RI
Fatimah, Elly., dkk. 2017. Manajemen ASN. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara RI
Republik Indonesia. 2014. Undang-undang No.5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014, Nomor 6. Sekretariat Negara. Jakarta
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 mengenai Pusat Kesehatan
Masyarakat. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014,
Nomor 546. Jakarta
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan No. 71
tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular.
Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015, Nomor 1775.
Jakarta
Puskesmas Babai. 2020. Profil Narasi Puskesmas Babai tahun 2020.
Barito Selatan: UPTD Puskesmas Babai
Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019. Konsensus
Penatalaksaan Hipertensi 2019 Oleh Indonesian Society Of
Hypertension. Jakarta.

64

Anda mungkin juga menyukai