Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS MANAJEMEN PRODUKSI DALAM MENINGKATKAN

EFISIENSI BIAYA DAN TINGKAT LABA PABRIK AIR MINUM


PT. GRAHA MAS INTIRTA KUNINGAN

Sutopo, S.Kom., MM

Konsentrasi Manajemen, Program Studi Manajemen dan Akuntansi


STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG
Jln. Angkrek Situ No. 19 Sumedang 45323, Telp. 0261 202911, Fax. 0261 207395
Email : sutopo@stie11april-sumedang.ac.id

Abstrak

Bisnis berusaha untuk memadukan manajemen dan mesin dengan sempurna.


Menciptakan dan memelihara keseimbangan antara manajemen dengan mesin-mesin
produksi dan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana
pelaksanaan manajemen produksi yang terjadi di PT. Graha Mas Intirta apakah sudah
mencapai efisiensi biaya dan tingkat laba maksimal, menganalisis penyebab masalah-
masalah yang terjadi dan memberikan saran metode mana yang paling cocok digunakan.
Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Manajemen produksi yang menjadi fokus penelitian. Metode deskriptif merupakan
pengumpulan data dengan menggolongkan, menganalilis dan menginterpretasikan data
sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang manajemen produksi yang
terjadi dalam perusahaan. Dengan diperoleh hasil penelitian bahwa manajemen produksi
akan lebih efisien menggunakan biaya standar. Penggunaan metode standar pada tahun
2018 pada perusahaan dapat mengefisiensikan biaya secara keseluruhan hingga 0,4%
tetapi untuk salah satu faktor produksi yaitu biaya bahan baku, dimana biaya aktual pada
bahan baku lebih efisien 0,15% ini disebabkan karena adanya potongan pembelian dan
diskon pembelian pada tahun 2018. Untuk tahun 2019 perusahaan dapat mengefisiensikan
biaya secara keseluruhan dengan biaya standar sebesar 0,4%. Sementara untuk tahun 2020
perusahaan dapat mengefisiensikan biaya dengan biaya standar sebesar 0,23%. Selain itu
tingkat laba bertambah karena jumlah biaya yang berkurang. Di tahun 2018 tingkat laba
bertambah 1,7%. Pada tahun 2019 tingkat laba bertambah sebesar 3,3%. Begitu juga di
tahun 2020 penggunaan biaya standar tetap menambah laba sebesar 1,4%, walaupun laba
mengalami penurunan pada waktu tahun sebelumnya.

Kata kunci: Manajemen produksi, Efisiensi Biaya, dan Tingkat Laba

Abstract

Business strives to blend management and machinery perfectly. Creating and


maintaining a balance between management and production and operation machines. This
study aims to analyze how the implementation of production management that occurs at
PT. Graha Mas Intirta has achieved cost efficiency and maximum profit level, analyzes the
causes of the problems that occur and provides suggestions on which method is the most
suitable to be used. The method used is a qualitative method with a descriptive approach.
Production management which is the focus of research. Descriptive method is data
collection by classifying, analyzing and interpreting data so that it provides a more accurate
picture of production management that occurs within the company. By obtaining research
results that production management will be more efficient using standard costs. The use
of standard methods in 2018 for companies can streamline overall costs up to 0.4% but for
one of the production factors, namely the cost of raw materials, where the actual cost of
raw materials is 0.15% more efficient this is due to the purchase discount and purchase
discount. in 2018. For 2019 the company can streamline overall costs with a standard fee
of 0.4%. Meanwhile, for 2020 the company can streamline costs with a standard fee of
0.23%. In addition, the level of profit increases because the amount of costs is reduced.
In 2018 the profit rate increased by 1.7%. In 2019 the profit rate increased by 3.3%.
Likewise, in 2020 the use of standard fees continued to increase the profit by 1.4%, even
though the profit had decreased during the previous year.

Keywords: Production management, Cost Efficiency, and Profit Level

1. PENDAHULUAN
Untuk memulai bisnis diperlukan kegunaan itu dibutuhkan sistem
persiapan yang maksimal mulai dari produksi dan operasi, sehingga
modal, bidang usaha yang diinginkan, dimungkinkan dilakukannya
rencana menjalankannya, hingga proses pentransformasian masukan masukan
akuntansi, rekrutmen dan cara yang berupa bahan baku, peralatan,
mendapatkan kepercayaan dari klien tenaga dan dana sebagai faktor-faktor
dengan cara berbadan hukum atau produksi diolah dengan proses teknologi
mendirikan PT. Pada awalnya, pebisnis tertentu untuk menghasilkan keluaran
akan fokus untuk melakukan promosi (ouput) dalam jumlah yang cukup besar.
supaya mendapatkan keuntungan yang Manajemen merupakan alat untuk
cepat dan dikenali banyak orang. Hal mencapai tujuan yang diinginkan.
ini dapat lebih mudah dicapai dengan Manajemen yang baik akan
memudahkan terwujudnya tujuan
mendirikan PT untuk berbisnis, karena perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
perusahaan akan terlihat lebih kredibel Dengan manajemen, daya guna dan hasil
dan memiliki potensi yang lebih mudah guna unsur-unsur manajemen akan dapat
untuk dikembangkan bahkan jika suatu ditingkatkan. Manajemen dituntut untuk
saat ingin listing di bursa saham juga melakukan perencanaan anggaran dan
menjadi lebih gampang. Perusahaan pengendalian produksi yang efektif dan
atau badan usaha pada umumnya efisien sesuai dengan fungsi-fungsi
manajerialnya. Sehingga akan
didirikan untuk mencapai tujuan yang menghasilkan produk yang optimum
telah di tetapkan. Tujuan perusahaan serta keputusan yang tepat untuk
adalah untuk mendapatkan laba kepentingan dan kemajuan perusahaan
yang maksimum, untuk mempertinggi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
tingkat pertumbuhan perusahaan. Kegiatan produksi merupakan
Untuk mencapai tujuan yang telah salah satu aktifitas ekonomi yang sangat
menunjang selain kegiatan konsumsi.
ditetapkan, perusahaan harus Kegiatan konsumsi dan produksi adalah
memanfaatkan sumber – sumber yang satu mata rantai yang saling berkaitan dan
ada. Perusahaan dapat berkembang tidak bisa saling dilepaskan. Produksi
merupakan keinginan setiap individu adalah kegiatan yang dilakukan manusia
yang berada di dalam perusahaan dalam menghasilkan suatu produk baik
tersebut, sehingga diharapkan dengan barang, maupun jasa yang kemudian di
perkembangan tersebut perusahaan manfaatkan oleh konsumen. Selain itu
produksi juga merupakan segala kegiatan
mampu bersaing dan mengikuti dalam menciptakan dan menambah
kemajuan zaman. Bisnis berusaha untuk kegunaan (utility) sesuatu barang atau
memadukan manajemen dan mesin jasa.
dengan sempurna. Menciptakan dan Manajemen Produksi merupakan
memelihara keseimbangan antara suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh
manajemen dengan mesin-mesin sekelompok manusia yang meliputi
produksi dan operasi. perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dengan
Kegiatan untuk memproduksikan cara yang efektif untuk mencapai suatu
atau menghasilkan barang-barang dan tujuan tertentu.
jasa tersebut, merupakan kegiatan untuk Dengan adanya manajemen
produksi diharapkan perusahaan dapat
menambah kegunaan dari masukan melaksanakan kegiatan yang telah
(input) menjadi keluaran (output). direncanakan sesuai dengan apa yang
Dalam kegiatan untuk menambahkan telah dianggarkan oleh perusahaan,
sehingga tidak terjadi penyelewengan dapat dihindari. Salah satu cara yang
penyelewengan terhadap anggaran dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
produksi. Pengendalian produksi yang mewujudkan kondisi ini adalah dengan
didukung oleh seorang controller yang
membantu manajer perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian
menganalisis, melakukan penilaian, persediaan dan produksi secara berkala,
merekomendasi serta memberikan dimulai dari input produksi kemudian ke
informasi-informasi yang berkaitan proses produksi dan dilanjutkan dengan
dengan kegiatan produksi diharapkan output produksi. Dengan adanya analisis
kemungkinan penyimpangan yang dari input, proses dan output produksi
terjadi dapat ditekan semaksimal akan memperlihatkan besarnya
mungkin, sehingga sesuai dengan tujuan
perusahaan, yaitu dalam mencapai ketidakefisiensian biaya yang
efektivitas terhadap produksi. dikeluarkan. Perusahaan membuat
PT. Graha Mas Intirta adalah standar biaya produksi untuk
badan usaha yang bergerak dibidang pengendalian biaya dan selanjutnya
manufaktur, tangki air, hotel dan membandingkan antara biaya standar
restauran. Adapun usaha manufaktur tersebut dengan realisasi biaya yang
yang dijalankan berupa pabrik air terjadi dalam produksi.
mineral kemasan dengan merk dagang Mengukur efisiensi biaya produksi
BAG. PT. Graha Mas Intirta sendiri dilakukan dengan menentukan standar
memulai usahanya dari tangki air dan biaya produksi dan analisis selisih baiya
merambah ke air munim kemasan. yang dikleuarkan. Dengan mengukur
Pabrik air minum kemasan mulai efisiensi biaya produksi perusahaan
beroprasi pada tahun 2016 sampai dapat mengetahui apakah efisiensi
sekarang dari modal perseorangan. biaya produksi sudah dilakukan
Namun, peneliti disini ingin meneliti dengan tepat dan benar sehingga dapat
salah satu dari kegiatan usaha PT. Graha meminimalkan biaya produksi.
Mas Intirta yaitu pabrik air minum Mengukur efisiensi biaya produksi
kemasan. perusahaan dapat mengetahui apakah
PT. Graha Mas Intirta memiliki efisiensi biaya menghasilkan keuntungan
waktu kerja yang telah disepakati atau kerugian.
selama 6 hari dalam satu minggu mulai Pengendalian akan semakin baik
pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 apabila selisish biaya antara biaya
WIB dengan waktu istirahat selama satu standar dengan biaya aktual yang terjadi
jam yaitu mulai pukul 12.00 WIB sampai semakin kecil atau mendekati nol, akan
dengan 13.00 WIB. tetapi sebaliknya, pengendalian biaya
Selama ini PT. Graha Mas Intirta dapat dikatakan tidak efisien apabila
menggunakan sistem pemanufakturan selisih yang terjadi semakian besar anatar
yang mengatur skedul produksinya biaya standar dan biaya aktual.
hanya berdasarkan pada peramalan Berdasarkan data yang peneliti olah
kebutuhan di masa yang akan datang. langsung dari PT. Graha Mas Intirta,
Namun tetap saja produksi berdasarkan peneliti mendapatkan selisih anggaran
prediksi terhadap masa yang akan datang dengan biaya aktual yang terjadi pada
dalam sistem aktual ini memiliki resiko tahun 2018-2019 adalah sebagai berikut:
kerugian yang besar karena adanya
kelebihan dan kekurangan produksi
daripada produksi berdasarkan
permintaan sesungguhnya. Juga dengan
peramalan ini yang terkadang
menimbulkan biaya lebih dari biaya
standarnya.
Perusahaan yang mempunyai
kemampuan bersaing adalah perusahaan
yang dapat menjalankan operasinya
secara efisien dan efektif, sehingga
pemborosan-pemborosan sumber daya
Tabel 1.1
Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi PT. Graha Mas Intirta

Keterangan 2018 2019


Biaya Produksi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Biaya Bahan Baku Rp 1.994.250.000 Rp 1.998.982.000 Rp 2.548.000.000 Rp 2.578.740.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 90.000.000 Rp 90.000.000 Rp 90.000.000 Rp 90.000.000
Biaya Overhead Rp 663.750.000 Rp 665.001.000 Rp 746.000.000 Rp 730.678.625
Pabrik
Jumlah Rp 2.748.000.000 Rp2.753.983.000 Rp 3.384.000.000 Rp 3.399.418.625
Selisih Rp (5.983.000) Rp (15.418.625)
Sumber : PT. Graha Mas Intirta (diolah oleh Peneliti 2021)
Kemasan pada PT. Graha Mas
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat Intirta”
besaran selisih biaya yang operasi yang
terjadi perusahaan dengan anggarannya. Rumusan Masalah
Dimana terdapat selisih tidak Berdasarkan latar belakang
menguntungkan karena biaya aktual masalah yang telah dikemukakan
lebih besar dari anggarannya. Jika sebelumnya, maka peneliti merumuskan
sebaliknya, maka akan terjadi selisih masalah sebagai berikut:
menguntungkan. 1. Bagaimana manajemen produksi
Adapun kenaikan biaya aktual dalam meningkatkan efisiensi biaya
dari anggarannya naik dua kali lipat pada PT. Graha Mas Intirta?
pada tahun 2019. Yang semula anggaran 2. Bagaimana manajemen produksi
mengalami kekurangan sebesar Rp dalam meningkatkan tingkat laba
23.874.000 pada tahun 2018 naik pabrik PT. Graha Mas Intirta?
hampir 50% ditahun 2019 menjadi Rp
45.197.825 Tujuan Penelitian
Dengan adanya perbedaan Adapun tujuan melakukan
besaran biaya maka akan menciptakan penelitian ini adalah:
tingkat laba yang berbeda. Untuk itu, 1. Untuk menganalisis sistem
perlu adanya penelusurian input, proses manajemen produksi yang berlaku di
produksi hingga menjadikan barang jadi PT. Graha Mas Intirta dalam
meningkatkan efisiensi biaya
dengan observasi dan analisis 2. Untuk menganalisis manajemen
dokumentasi sehingga dapat produksi dalam meningkatkan
menghasilkan manajemen produksi yang tingkat laba pabrik PT. Graha Mas
tepat. Peran dari manajemen sangatlah Intirta
penting antara lain, menentukan jumlah
biaya produksi, menggunakan faktor Manfaat Penelitian
produksi tersebut seefisien mungkin. Berdasarkan tujuan penelitian,
maka manfaat yang diharapkan pada
Oleh karena itu suatu perusahaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
dituntut untuk memiliki manajemen 1. Bagi Peneliti, untuk menambah ilmu
produksi yang baik dimana manajer pengetahuan dan wawasan yang
perusahaan harus dapat mengatur dan berkaitan dengan pengendalian
mengkoordinasikan faktor – faktor internal terhadap piutang.
produksi secara efisien untuk 2. Bagi Perusahaan, penelitian ini
meciptakan dan menambah nilai dan harapkan dapat dijadikan sebagai
bahan informasi dan evaluasi bagi
benefit dari produk sehingga dapat pihak manajemen untuk mengambial
mengotimalkan laba pabrik. Dari uraian langkah-langkah yang tepat
tersebut, maka penulis tertarik untuk mengenai manajemen operasi dan
mengambil judul: “Analisis pemberdayaannya secara efektif dan
Manajemen Produksi dalam efisien.
Meningkatkan Efisiensi Biaya dan 3. Bagi Pihak Lain, sebagai bahan bagi
Tingkat Laba Pabrik Air Minum penulis lainnya yang akan
melakukan penelitian sesuai dengan
judul skripsi ini, sehingga akan
mendapatkan hasil penelitian yang angka dan atau bilangan. Sehingga
lebih baik. analisis data dapat dilakukan secara
simultan saat pengumpulan data di
Batasan Masalah lapangan, melalui mencari hubungan
Pembatasan suatu masalah antar variabel yang menjadi pokok
digunakan untuk menghindari adanya kajian kemudian digambarkan secara
utuh melalui jawaban dari subjek.
penyimpangan maupun pelebaran Penelitian ini bertujuan untuk
pokok masalah agar penelitian tersebut menganalisis bagaimana pelaksanaan
lebih terarah dan memudahkan dalam manajemen produksi yang terjadi di PT.
pembahasan sehingga tujuan penelitian Graha Mas Intirta apakah sudah
akan tercapai. Beberapa batasan dalam mencapai efisiensi biaya dan tingkat
penelitian ini adalah sebagai berikut: laba maksimal, menganalisis penyebab
1. Manajemen produksi adalah seluruh masalah-masalah yang terjadi dan
aktfivitas untuk mengatur dan memberikan saran metode mana yang
mengkoordinasikan faktor - faktor paling cocok digunakan.
produksi secara efisien untuk Maka untuk mendapatkan
meciptakan dan menambah nilai dan efisiensi, penulis menggunakan analisis
benefit dari produk (barang dan jasa) varians biaya standar. Analisis varians
yang dihasilkan oleh organisasi. digunakan untuk mengetahui biaya
2. Biaya aktual dan biaya standar. Salah
satu cara dalam mengefisensikan produksi yang sebenarnya terjadi
biaya maka dibutuhkan analisis (realisasi) dengan biaya yang
varian tentang biaya bahan baku, telahditetapkan sebelumnya (standar).
biaya tenaga kerja langsung dan Analisis varians memperlihatkan
biaya overhead pabrik suatu varians yang terjadi antara standar
produksi hingga dapat diputuskan biaya produksi dengan realisasi biaya
manajemen produksi yang tepat.
3. Tingkat laba dari operasi, yaitu produksi. Sehingga dapat dicari
selisih antara laba kotor dengan total penyebab dari varians yang telah
beban operasi. terjadi dan memberi rekomendasi
perbaikan kepada pihak manajemen.
2. METODE PENELITIAN Varians yang terjadi dapat
menguntungkan atau tidak
Pendekatan Penelitian menguntungkan. Varians dikatakan
Pendekatan penelitian yang menguntungkan jika biaya aktualnya
digunakan dalam penelitian ini adalah lebih kecil dari biaya standar.
pendekatan kualitatif. Istilah penelitian Sedangkan varians dikatakan tidak
kualitatif pada awalnya bersumber pada menguntungkan jika biaya aktualnya
pengamatan kualitatif yang lebih besar dari biaya standar.
dipertentangkan dengan pengamanan
kualitatif, lalu didefinisikan bahwa Lokasi dan Waktu Penelitian
metodologi kualitatif adalah tradisi Penelitian ini dilakukan secara
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial langsung pada pabrik air munm
yang secara fundamental bergantung kemasan PT. Graha Mas Intirta yang
pada pengamatan manusia dalam beralamat di jalan Bandorasawetan
keafsahannya sendiri. Penelitian No.49, Cijoho, Kec. Cilimus, Kabupaten
kualitatif umumnya bersifat deskriptif Kuningan, Jawa Barat 45513
dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif, dialkukan Jenis dan Sumber Data
dengan situasi yang wajar (natural
setting) dan data yang dikumpulkan • Jenis Data
umumnya bersifat kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam
Deskriptif yang dimaksud adalah penelitian ini adalah primer dan
metode analisis data yang menyelidiki, sekunder yang didapat dari PT. Graha
menggambarkan atau melukiskan Mas Intirta.
keadaan objek penelitian dalam bentuk a. Data Primer
kata- kata dan bukan dalam bentuk
Data primer adalah data yang dilakukan perusahaan untuk
diperoleh langsung dari obyek yang meminimalkan jumlah piutang tak
akan diteliti (Responden). Data tertagihnya.
primer merupakan data yang sangat Adapun peneliti mengobservasi
penting dan yang paling kegiatan produksi harian dan proses
berpengaruh pada penelitian. Data pencatatan keuangan yang
primer merupakan data yang bersangkutan.
diperoleh dari subyek yang • Wawancara
langsung atau bahkan mengalami Wawancara yaitu mengadakan
kasus yang diteliti secara langsung. tanya jawab langsung kepada
Adapun data primer yang diperoleh responden atau pihak yang terkait
dalam PT. Graha Mas Intirta.
penulis berasal wawancara dari Metode ini digunakan untuk
pihak-pihak yang berkepentingan memperoleh data tentang gambaran
di PT. Graha Mas Intirta yaitu umum PT. Graha Mas Intirta yang
kepada pemilik perusahaan secara berkaitan dengan data
langsung dan kepada bagian darimanajemen kas untuk
keuangan perusahaan. menetapkan secara tepat dimana
b. Data Sekunder likuiditas perusahaan tidak terancam,
tidak adanya dana yang menganggur
Data sekunder adalah data yang dan laba tidak terkorbankan. Adapun
diperoleh dari lembaga instansi penulis disini melakukan wawancara
tertentu. Data sekunder ini langsung dengan pemilik PT. Graha
biasanya berupa dokumen – Mas Intirta dan pihak bagian
dokumen yang diperlukan atau keuangan.
data lapangan yang telah
tersedia. Data sekunder yang • Dokumentasi
menjadi sumbar data penulis Dokumentasi yaitu
pengumpulan data yang diperoleh
berupa laporan keuangan yang dari catatan – catatan yang dimiliki
ada PT. Graha Mas Intirta oleh PT. Graha Mas Intirta yang
meliputi Laporan Biaya telah terdokumentasi. Teknik ini
Produksi dan Penjualan tahun digunakan untuk memperoleh data
2018 sampai dengan tahun 2020 tentang dokumen, catatan, prosedur,
dan manajemen atas produksi.
Teknik Pengumpulan Data
• Observasi Teknik Analisis Data
Observasi merupakan salah satu Penelitian yang dilakukan adalah
dengan mengguanakan metode
teknik pengumpulan data secara deskriptif kuantitatif. Adapun langkah-
langsung dengan artian data yang langkah analisis data yang dilakukan
diambil dengan menggunakan mata dalam penelitian ini adalah:
tanpa ada pertolongan alat standar 1. Mereduksi masalah masalah yang
untuk keperluan tersebut. Namun timbul dari manajemen produksi,
dalam pengertian psikologik, dari mulai proses input ke proses
observasi merupakan kegiatan produksi yang akan menghasilkan
metode yang cocok dalam
pemusatan perhatian terhadap suatu penanggulangannya.
obyek dengan menggunakan alat indra. 2. Menyajikan laporan dari input
Sehingga observasi bisa diartikan hingga ke proses produksi yang
sebagai pengamatan dan pencatatan menggambarkan ketidak efisiensi
secara sistematik terhadap gejala yang dengan menggunakan selisih antara
tampak pada obyek penelitian. biaya standar dan biata biaya aktual
dan laporan dari hasil analisis yang
Pengamatan ini dilakukan untuk dapat mengurangi ketidakefisiensi
melihat secara langsung terhadap dan menambah tingkat laba.
fenomena- fenomena obyek yang akan 3. Menyimpulkan kegiatan input dan
diteliti. Penulis melakukan penelitian proses produksi sehingga
yang dilakukan dengan mengamati menciptakan efisiensi biaya dan
secara langsung proses dan kegiatan manambah tingkat laba.
pengendalian atas piutang yang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN permintaan pelanggan juga
• Perencanaan Produksi menyediankan barang tambahan untuk
a. Anggaran didistribusikan. Perusahaan tetap
Pada tahun 2018, pabrik menyediakan gudang untuk
mengeluarkan anggaran sebesar menyimpan bahan baku. Hal ini
Rp57.000.000 hingga Rp 57.500.000 dikarenakan perusahaan tidak
tiap minggunya. Jika diakumulasikan
dalam setahun maka nilainya sebesar berupaya untuk menekan
Rp2.748.000.000. Tetapi, jika persediaannya (dalam hal ini gelas,
dibandingkan dengan pengeluaran kotak, pipet dan lit) melainkan tetap
yang ada, maka anggaran yang menyediakan persediaan sebagai
dianggarkan mengalami kekurangan tempat penyimpanan bahan baku
sebesar 0,2% atau Rp 5.983.000. sebelum produksi dan sarana untuk
Ditahun 2017, pabrik menghadapi ke tidakpastian dalam
mengeluarkan anggaran sebesar
Rp70.000.000 hingga Rp 71.000.000 permintaan produksi dan
jumlah ini naik dari tahun sebelumnya, keterlambatan pengiriman bahan baku.
tetapi tetap mengalami kekurangan Dari data yang diperoleh
anggaran. Jika dilihat dari selisih melalui hasil wawancara, persediaan
antara realisasi anggaran maka pabrik bahan baku pada pabrik, tidak sedapat
mengalami kekuarangan anggaran mungkin nol. Persediaan bahan baku
sebesar Rp 15.418.625 atau 0.45%. Ini banyak terdapat digudang sebagai
merupakan angka kekurangan yang
cukup tinggi. Ini terjadi karena ditahun persediaan pengaman untuk menjaga
2019 banyak terjadi kerusakan mesin kelancaran proses produksi hingga
yang sebelumnya tidak dianggarkan beberapa hari kedepan. Namun hal ini
dengan jumlah yang banyak. justru meningkatkan biaya
Berbeda dengan tahun-tahun penyimpanan bahan baku digudang
sebelumnya, dimana anggaran terus dan dapat menurunkan kualitas bahan
mengalami kekurangan. Maka, pada
tahun 2020 anggaran mengalami baku yang menyebabkan kualitas
kelebihan. Adapun sisa anggaran produk juga dapat menurun. Bahan
sebesar Rp 7.760.000. Ini merupakan baku yang terlalu lama disimpan dapat
langkah baik dimana ditahun menjadi rusak, dan kurang baik lagi
sebelumnya pabrik mengalami untuk diproduksi.
kekurangan anggaran hingga Pabrik milik PT. Graha Mas
Rp15.418.625 Intirta memesan bahan baku dari
Ini membuktikan bahwa pada
tahun 2020 pabrik mulai berbenah beberapa supplier sehingga
akan anggaran yang disediakan. Tidak perusahaan dapat membandingkan
dipungkiri, kekurangan anggaran yang harga antara supplier satu dengan
besar dari tahun sebelumnya, maka yang lainnya. Jadi perusahaan dapat
ditahun ini, pabrik harus menyediakan meminimalisir harga. Tetapi dalam
anggaran sebesar Rp pembelian persediaannya pabrik tetap
78.500.000/bulan. memiliki kebijakan untuk membayar
Adapun untuk tahun-tahun yang dimuka secara lunas demi
akan datang kebutuhan anggaran mendapatkan harga terendah dengan
diharapkan sesuai dengan kualitas baik. Walaupun memiliki
pengeluaran. Karena adanya mesin lebih dari satu supplier, tetapi
baru, dapat memangkas biaya-biaya
pabrik mementingkan masalah relasi
lain seperti perbaikan dan pada suppliernya.
pemeliharaan sehingga pihak Untuk kualitas produk,
manajemen dengan mudah perusahaan harus memilih supplier
menentukan anggaran yang akan yang menyediakan bahan baku yang
dikeluarkan.
baik dan bisa menyediakan bahan baku
tersebut tepat waktu karena selain
b. Input Produksi
Pabrik air minum kemasan menghambat proses produksi,
milik PT. Graha Mas Intirta BAG keterlambatan bahan baku juga
melakukan produksi berdasarkan berpengaruh terhadap kualitas produk.
Kualitas bahan baku ditentukan juga memilih tim kerja, sehingga
dari kualitas bahan bakunya. kedepannya dapat menciptakan kerja
Model yang demikian tentu saja sama yang baik.
pemasoknya adalah pemasok yang Begitupula untuk pemegang
setia dan professional. Apabila laboraturium BAG memberikan ruang
hubungan supplier dan perusahaan
telah terbina dengan baik tentunya khusus untuk lebih leluasa meneliti
dapat sangat membantu dalam juga lebih steril. Untuk pekerja
penyediaan bahan baku yang tepat pengepakan dan operasional pabrik
waktu sehingga mendukung lainnya BAG merekrut pemuda
kelancaran proses produksi. setempat, sehingga memberikan
Dengan sistem persediaan yang lapangan pekerjaan bagi orang yang
harus tetap ada, maka harus dapat siap berkomitmen.
menghitung saat persediaan mencapai Adapun sistem kerja pabrik yang
titik dimana perlu dilakukan
mewajibkan semua pegawai turut
pemesanan kembali sehingga bahan andil dalam pengepakan karena
baku dapat tersedia pada masih adanya kekurangan pegawai
saatdibutuhkan untuk produksi. dalam pengepakan barang sehingga
Tentunya hal ini berkenaan dengan dalam penegrjaannya termasuk
ketepatan waktu pengiriman yakni memakan waktu
dibutuhkannya bahan baku yang tepat
waktu untuk diproduksi sehingga
dapat menghasilkan barang jadi sesuai • Proses Produksi
dengan waktu yang telah ditetapkan Proses produksi sendiri
dan segera dikirim kepada customer. kebanyakan dilakukan oleh mesin.
Adapun metode ini tetap dilakukan Dari pengambilan mata air, hingga
pabrik, karena tidak pernah mengalami penyaringan yang langsung dikemas.
kendala kekurangan bahan baku untuk Adapun penyusunan cup diisi air
pesanannya. mineral masih dilakukan secara
Terlepas dari masalah persediaan, manual, begitupula pengepakan
didalam kotak dan pemasangan lakban
pembayaran dan supplier, harga bahan pada kotak.
baku untuk air mineral kemasan ini Ditahun 2018-2019 pabrik masih
sangat bergantung dengan kurs dollar. mengandalkan mesin lama dengan
Karena dalam penetapan harga, gelas kapasitas 60.000 cup per 8 jam, atau
bergantung pada biji plastik yang setara 7.500 cup/jam. Mesin lama
menggunakan dollar, dan kotak sudah mulai beroprasi dari tahun
menggunakan bubur kertas yang juga 2012, dan mulai mengalami kerusakan
yang cukup sering pada tahun 2019.
menggunakan dollar. Jadi naik Kerusakan mesin cukup mengganggu
turunnya kurs dollar sangat produktifitas pabrik, maka dari itu
mempengaruhi harga bahan baku. pabrik memutuskan beroprasional
lewat jam kerja/lembur untuk
• Pengorganisasian Dalam Pabrik memenuhi permintaan. Adanya
Sumber Daya Manusia adalah kerusakan-kerusakan yang sering
hal yang sangat penting dalam terjadi menimbulkan biaya-biaya baru
bagi perusahaan., seperti biaya lembur.
pengorganisasian pabrik. PT. Graha
Demi kelancaran produksi, maka
Mas Intirta sendiri telah merekrut
pihak manajemen memutus kan untu
tenaga ahli dalam bidangnya, juga
membeli mesin baru diakhir 2018.
telah membagi dan memberikan
Dengan mesin baru muncullah
tanggung jawab atas pekerjaannya
masalah baru bagi pabrik. Walaupun
masing-masing.
biaya seperti lembur berkurang tetapi,
Untuk tenaga ahli mesin pabrik
mesin yang digerakkan oleh tenaga
merekrut para mekanik-mekanik
listrik tidak memiliki alternatif energi
mesin pabrik yang telah
lain. Kuantitas pemadaman listrik
berpengalaman kurang lebih 10 tahun
cukup tinggi di daerah sekita pabrik.
kerja, jadi kinerjanya pun tidak
Jika dengan mesin lama terjadi
diragukan. Untuk para pembantu
pemadaman listrik, pabrik memiliki
mekanik sendiri pabrik memberikan
alternatif medin genset sehingga mesin
kesempatan para mekaniknya untuk
bisa beroprasi. Tetapi, dengan mesin
baru dan daya yang lebih tinggi, maka berat mengeluarkan semua
pabrik belum mampu membeli genset modalnya, krena ada beberapa
yang sesuai dengan daya mesin baru. biaya lain yang juga perlu
Sehingga jika listrik pada, produksi dikeluarkan.
terhenti. (b) Naik turunnya harga bahan baku
Jika mesin lama dapat karena kurs dollar, membuat
menghasilkan 7.500 cup/jam, maka manajemen kurang tepat dalam
penentuan anggaran.
dengan mesin baru dapat (c) Pabrik masih menentukan
memproduksi 12.500 cup/ jam. anggarannya dengan pesanan
Sehingga, adapun pemadaman listrik sehingga adapun produk yang
pabrik tetap bisa memenuhi dihasilnya tidak jauh lebih banyak
permintaan tanpa lembur. Tetapi, dari pesanan.
sayangnya pabrik belum bisa (d) Akumulasi Efisiensi
memaksimalkan kinerja mesin karena Adapun akumulasi efisiensi dari
beberapa kendala, diantaranya: tahun 2018 hingga 2020 dapat
(a) Pembelian bahan baku secara digambarkan pada grafik berikut:
kontan dimuka membuat pabrik

Grafik Efisiensi Tahun 2018-2020

Dari grafik diatas, maka dapat kita inilah muncul masalah baru.
ketahui, bahwa biaya Overhead Pabrik Kurangnya pengorganisasian
adalah biaya yang paling tinggi kerjasama antar tim pengawas,
efisiensinya. Ini menunjukkan bahwa menimbulkan kurangnya pengawasan
biaya yang paling besar mengalami atas beberapa operasi.
keborosan adalah biaya overhead. Karena kurangnya beberapa
pengawasan, maka masih ditemukan
• Pengawasan pegawai yang kurang disiplin, seperti
Setiap operasional pabrik, tentu datang tidak tepat waktu dan tidak
diperlukan pengawsan guna kelancaran memeakai instrumen keamanan pabrik.
produksi. Begitu pula pengawasan yang Tidak jarang pegawai yang tidak
terjadi di pabrik air minum kemasan full masuk kerja tetapi akan mendapay
milik PT. Graha Mas Intirta BAG. gaji yang full maka disinilah timbul
Pabrik BAG memiliki beberapa biaya yang tidak efisien. Seharusnya
pengawas, diantara pengawas untuk gaji pegawai yang tidak disiplin dapat
operasional pabrik dan pengawas untuk dipotong dan dapat disimpan untuk
tangki air. Dari kedua pengawasan pengeluaran lainnya.
Selain kurangnya pengawasan PEMBAHASAN
pada operasional pabrik, perhatian akan Analisis Tahun 2018
pengeluaran anggaran juga penting. Penetapan biaya standar pabrik
Pengawasan akan pengeluaran anggaran milik PT. Graha Mas Intirta ditentukan
dianggap kurang karena terjadinya dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan
kekurangan anggaran. baku standar, biaya tenaga kerja
Maka selanjutnya, diharapkan langsung standar dan biaya overhead
agar pengawasan tidak hanya bekerja di pabrik standar. Adapun biaya-biaya
operasional pabrik, tapi juga di keuangan diambil dari data tahun 2018 dengan
pabrik, sehingga pemborosan biaya yang hasil produksi mencapai 355.330 kotak
terjadi dapat dihindari. atau setara dengan 14.213.200 buah
gelas.

Berikut rincian seluruh biaya tahun 2018.

Analisis Selisih Biaya Aktual dan Biaya Standar 2018


Keterangan Biaya Aktual Biaya Standar Efsiensi
Bahan Baku Rp 1.998.982.000 Rp2.001.929.220 Rp (2.947.220)
Tenaga Kerja Rp 90.000.000 Rp 88.832.500 Rp 1.167.500
Langsung
Overhead Pabrik Rp 665.001.000 Rp 655.939.180 Rp 9.061.820
Jumlah Rp 2.753.983.000 Rp2.746.700.900 Rp 7.282.100
Sumber: Data Primer dari PT. Graha Mas Intirta (diolah oleh Penulis)

Walaupun biaya aktual pada bahan baku Analisis Tahun 2019


lebih kecil nilainya, tetapi jika Penetapan biaya standar pabrik
digabungkan secara keseluruhan, Biaya ditentukan dalam tiga bagian, yaitu
Standar akan lebih efisien dari pada biaya bahan baku standar, biaya tenaga
Biaya Aktual. Pabrik dapat melakukan kerja langsung standar dan biaya
efisiensi biaya sebesar Rp7.282.100 atau overhead pabrik standar. Adapun biaya-
0,4% biaya diambil dari data tahun 2019
dengan hasil produksi mencapai 355.799
kotak atau setara dengan 14.231.960
buah gelas.

Berikut rincian seluruh biaya tahun 2019.

Analisis Selisih Biaya Aktual dan Biaya Standar 2019


Keterangan Biaya Aktual Biaya Standar Efsiensi
Bahan Baku Rp 2.578.740.000 Rp 2.573.494.167 Rp 5. 245.833
Tenaga Kerja Rp 90.000.000 Rp 88.832.500 Rp 1.167.500
Langsung
Overhead Pabrik Rp 730.678.625 Rp 721.916.171 Rp 8.762.454
Jumlah Rp 3.399.418.625 Rp 3.384.242.838 Rp 15.175.787
Sumber: Data Primer dari PT. Graha Mas Intirta (diolah oleh Penulis)

Secara keseluruhan, pemakaian Metode kerja langsung standar dan biaya


Biaya Standar lebih efisien dari pada overhead pabrik standar. Adapun biaya-
Biaya Aktual. Walaupun nilai efisiensi biaya diambil dari data tahun 2020
berkurang dari tahun sebelumnya. Pabrik dengan hasil produksi mencapai 358.920
dapat melakukan efisiensi biaya 2019 kotak atau setara dengan 14.356.800
sebesar Rp15.175.787 atau 0,4% buah gelas.

Analisis Tahun 2020


Penetapan biaya standar pabrik BAG
ditentukan dalam tiga bagian, yaitu
biaya bahan baku standar, biaya tenaga
Berikut rincian seluruh biaya tahun 2020.

Analisis Selisih Biaya Aktual dan Biaya Standar 2020


Keterangan Biaya Aktual Biaya Standar Efsiensi
Bahan Baku Rp 2.936.640.000 Rp 2.934.171.000 Rp 2.469.000
Tenaga Kerja Rp 108.000.000 Rp 107.676.000 Rp 324.000
Langsung
Overhead Pabrik Rp 715.600.000 Rp 713.891.880 Rp 1.708.120
Jumlah Rp 3.760.240.000 Rp 3.755.738.880 Rp 4.501.120
Sumber: Data Primer dari PT. Graha Mas Intirta (diolah oleh Penulis)

Secara keseluruhan, pemakaian Biaya Air sendiri didatangkan langsung dari


Standar lebih efisien daripada Biaya pipa mata air, jadi pabrik tidak dapat
Aktual. Pabrik dapat melakukan mengatur beasaran volumenya
efisiensi biaya 2020 sebesar Rp
4. KESIMPULAN & SARAN
4.501.120 atau 0,12%

• Temuan Kesimpulan
Setiap produksi suatu barang Beradasarkan hasil penelitian
pasti tidak akan terlepas dengan yang telah dilakukan di pabrik BAG
adanya produk rusak atau gagal. milik PT. Graha Mas Intirta,
Walaupun dikerjakan oleh mesin, maka kesimpulan yang dapat diambil
tidak menjamin barang yang adalah sebagai berikut:
dihasilkan selalu baik. Ada faktor- 1. Anggaran perusahaan untuk produksi
faktor tertentu yang menyebabkan mengalami kekurangan selama dua
barang rusak atau gagal. tahun, yaitu tahun 2018 sebesar Rp
Begitu pula pada pabrik sendiri, 5.983.000 atau 0.2% dan tahun 2019
produk rusak ada terjadi. Dalam sebesar Rp 15.418.625 atau 0.45%.
sehari minimal ada satu atau dua cup Adapun tahun 2020, anggaran bersisa
rusak. Dari satu buah cup yang rusak, sebesar Rp 7.760.000.
maka kebocoranya akan merusak 2. Persediaan bahan baku pada pabrik
kotak dan bisa merembet kekotak BAG, tidak sedapat mungkin nol.
lainnya. Adapun penyebabnya yang Persediaan bahan baku banyak
sering terjadi yaitu: terdapat digudang sebagai persediaan
1. Gelas yang tidak rata, adapun pengaman untuk menjaga kelancaran
kerusakan pada gelas tidak dapat proses produksi hingga beberapa hari
dihindari, karena produksi gelas kedepan.
berbeda dan pabrik BAG juga 3. Pembelian mesin baru diakhir tahun
belum bisa memeriksanya satu per 2019 menghapus biaya lembur dan
satu. solar yang sebelumnya ada. Adapun
2. Mesin perekat lit tidak panas. pabrik belum bisa memaksimalkan
Maka ini terjadi karena kerja mesin karena kendala modal,
kelalaian petugas dalam pabrik yang masui bergantung pada
memperhatikan mesin. pesanan, dan fluktuasi kurs dollar.
Kewajiban bagi karyawan untuk turut
Masalah lain yaitu terjadinya andil dalam pengepakan sewaktu-
tangki air yang kosong, maka ini waktu.
akan menghambat kinerja produksi 4. Adanya beberapa perbedaan biaya
dan terjadinya pemborosan listrik dengan dua metode yang berbeda.
karena mesin hidup tanpa Untuk tahun 2018, biaya bahan baku
memproduksi barang. Hal ini tidak aktual lebih efisien penggunaannya
dapat dihindari karena aliran air yang
tidak selalu besar sedangkan pabrik daripada biaya standar dengan selisih
membutuhkan aliran air yang besar. Rp2.947.220 ini terjadi karena pabrik
mendapatkan diskon dan potongan Saran yang dapat peneliti berikan
pembelian karena membayar secara dari hasil penelitian ini adalah:
kotan; biaya tenaga kerjalangsung 1. Manajer pabrik untuk lebih
dapat diefisiensikan dengan biaya memperhatikan pembentukan
standar sebesar Rp 1.167.500; biaya anggaran tiap tahunnya, dan perlunya
overhead pabrik dapat diefisiensikan mengevaluasi anggaran tiap bulan
dnegan biaya standar sebesar Rp karena adanya perubahan harga
9.061.820; jumlah keseluruhan biaya seiring dengan perubahan nilai mata
yang dapat diefsiensikan pabrik uang, ketersediaan bahan baku dan
melalui biaya standar sebesar Rp inflasi. Ini bertujuan agar pabrik tidak
7.282.100 atau 0,4%. Tahun 2019, mengeluarkan biaya yang dianggap
berbeda dengan tahun sebelumnya, boros atau berlebih karena
biaya bahan baku dapat diefisiensikan kurangnya peninjauan anggaran.
sebesar Rp5.245.833 dengan metode 2. Perlunya pengawasan lebih untuk
biaya standar; tenaga kerjalangsung pengeluaran anggaran sehingga tidak
dapat diefisiensikan dengan biaya terjadi pengeluaran di luar anggaran
stamdar sebesar Rp 1.167.500 atau karena kurangnya kontrol keuangan
1,3%; biaya overhead pabrik dapat
diefisiensikan dengan biaya standar
sebebsar Rp8.762.454 atau 1,2%; 5. REFERENSI
adapun biaya yang dapat
diefisiensikan secara keseluruhan A. Halim, Dasar-dasar akuntansi biaya,
dengan biaya standar sebesar Edisi 3, Yogyakarta: Penerbit
Rp15.175.787 atau 0,4%. Untuk BPFE, 1988.
tahun 2020, pabrik dapat
mengefisiensikan biaya bahan baku Alma, Buchari, Pengantar Bisnis,
dengan biaya standar sebesar Rp Bandung: Alfabeta, 2010.
2.469.000 atau 0,1%; tenaga kerja
langsung dapat diefisiensikan dengan Anoraga, Pandji, Manajemen Bisnis,
biaya standar sebesar Rp 324.000 atau Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
0,3%; dan untuk biaya overhead
pabrik dapat mengefisiensikan biaya Arikunto, Suharsimi, Prosedur
dengan biaya standar sebesar Rp Penelitian Suatu Pendekatan
1.708.120 atau 0,23%. Praktik, Jakarta: Rineka Cipta
5. Perhitungan biaya yang berbeda akan Cet. Ke 9, 1993.
memunculkan laba yang berbeda
juga. Dimana biaya adalah salah satu Azwar, Syaifuddin, Metode Penelitian,
komopen pembentuk laba. Untuk Yogyakarta: Pustaka pelajar,
tahun 2018, dengan penggunaan 1998.
biaya standar, dapat meningkatkan
laba sebesar 2,4%. Tahun 2019 juga Blocher, C.L., Manajemen biaya,
memiliki selisih antara laba biaya Jakarta: Salemba Empat, 2001.
standar dan biaya aktual. Dengan
menggunakan biaya standar, pabrik Carter, William K., ed 14, Akuntansi
dapat meningkatkan keuntungan Biaya, Jakarta: Salemba Empat,
sebesar 4,2%. Dan untuk tahun 2020 2009.
walauapun pabrik mengalami
penurunan laba hingga 48%, tetapi Departemen Agama RI, Al Quran
pabrik dapat meningkatkat laba Tajwid dan Terjemahannya: Juz
dengan penggunaan metode biaya 1-30, Bandung: CV Penerbit
standar sebesar 6,1%. Diponegoro, 2012.

Dunia, F. A. Dan Wasilah A. Akuntansi


Saran biaya (Ed. Ke-3). Jakarta:
Salemba Empat, 2012.
Febrina, Isnaini, Analisis Komparatif Kusumoyanti, Mentari, Analisis
Manajemen Produksi Metode Penerapan Biaya Standar
Just In Time Dengan Metode Sebagai Pengendalian Biaya
Tradisional Dalam Rangka Produksi Pada Umkm Roti Devy
Meminimalisir Biaya Produksi Makamhaji Kartasura
Pada CV. Cipta Artha Sejahtera, Sukoharjo, skripsi Akuntansi
Jurnal Akuntansi UBRAHA, Syariah, Fakulatas Ekonomi dan
ISSN 2460-7762, 2016. Biasnis Islam, Institut Agama
Islam Negri Surakarta, 2017.
Fitriyani, Dyah Arin. Analisis Efisiensi
Produksi pada PT Nyonya Martani, Dwi, Akuntansi Keuangan
Meneer Semarang, Skripsi Menengah, Buku 1, Jakarta:
Ekonomi Fakultas Ekonomi, Salemba Empat, 2014.
Universitas Negri Semarang,
2010. Muktiadji, Nusa, Analisis Biaya
Produksi dalam Peningkatan
Fuad. M., dkk, “Pengantar Bisnis”, Kemampulabaan Perusahaan
Jakarata: PT Gramedia Pustaka (studi kasus di PT HM
Media Utama, 2006. Sampoerna Tbk), jurnal STIE
Kesatuan no. 1 volume 11,
G. Schroeder, Roger, Manajemen Januari 2009.
Operasi, Jakarta: Erlangga, 1989.
Mulyadi. Edisi 5. Akuntansi Biaya.,
Garrison, Ray H., Eric W. Noreen dan Yogyakarta: Aditya Media,
Peter C. Brewer, Akuntansi 1999 Mulyadi. Akuntansi biaya
Manajerial, Edisi 11, Cetakan (Ed. Ke- 5). Yogyakarta: Unit
ke-1, buku 1, Jakarta: Salemba sekolah tinggi ilmu manajemen
Empat, 2006. YKPN, 2012.

Gie, The Liang, Efektivitas Kerja Bagi Nilasari, Irma, Pengantar Bisnis,
Pembangunan Negara, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1997. Noviyasari, Citra, Simulasi Sistem
Perencanaan dan Pengendalian
Harahap, Sofyan S, Teori Akuntansi Produksi pada Perusahaan
EdisiRevisi, Jakarta: PT. Raja Manufaktur, Jurnal Akuntansi,
Grafindo Persada, 2004. Universitar Komputer Indonesi,
2010.
Handoko. Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat, 2003. Prasetya, Hery, Fitri Lukiastuti,
Manajemen Operasi, Jakarta:
Karmila, pemilik CV. Ananda Water, NeedPress, Anggota IKAPI,
wawancara di Sibolangit, 2009.
tanggal 4 April 2019.
Rianto, M. Nur, Teori Mikro Ekonomi,
Kheshariani, Winda Ayubudi Wulan, Jakarta: Kencana, 2010.
Analisis Biaya Standar Sebagai
Alat Pengendalian Biaya SR, Soemarno, Akuntansi suatu
Produksi (Studi Kasus: Ukm Pengantar 2, Jakarta: Salemba
Wingko Babat Cap Kapal Empat, 2009.
Terbang Semarang), skripsi
Manajemen, Fakultas Ekonomi Simamora, H. Akuntansi Manajemen.
dan Manajemen IPB Bogor, Edisi kedua. Yogyakarta:
2011. UPPAMP YKPN. 2002.
dan Pemasaran, Jakarata:
Sudarsono, Pengantar Ekonomi Harvarindo, 1995), h. 201.
Perusahaan, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama,1991. Wijaya, Yuke Oktalina. Analisis
Pengendalian Biaya Produksi
Sukirno, Sadono, Pengantar Bisnis, ed 1, dan Pengaruhnya terhadap
Jakarta: Kencana, 2006. Laba Pabrik Penggilingan (PP)
Srikandi Palembang, Jurnal
Sulianti, Analisis Data dalam Aplikasi Akuntansi STIE MDP, 2013.
Pemasaran, Bogor: Ghalia,2015.

Sumayang, Lalu, Dasar – dasar


manajemen produksi dan
operasi, Jakarta: Salemba empat,
2003.

Supriono, Akuntansi Biaya 1 Penentuan


Biaya dan Penentuan Harga
Pokok, Yokyakarta: BPFE,
2016.

Supriyono, R.A, Akuntansi biaya Buku


I: Pengumpulan Biaya dan
Penentuan Harga Pokok,
Yogyakarta: BPFE, Edisi 2,
Cetakan Ke XII, 1999.

Supriyono, Manajemen Biaya,


Yogyakarta: BPFE, 1999.

Suryanto, Bagong dan Sutinah, Metode


Penelitian Sosial, Berbagai
Alternatif Pendekatan, Prenada
media 2000.

Sutrisno, Manajemen Keuangan:


Teori, Konsep dan Aplikasi.
Ed 1, cet ke-2, Yogyakarta:
Ekonisia, 2001.

Tarigan, Azhari Akmal, Buku Panduan


Penulisan Skripsi, Medan: 25
Oktober 2015.

Tarigan, Azhari Akmal, Tafsir Ayat Ayat


Ekonomi, (Medan: FEBI UINSU
Press,2016.

Tuanakotta, Teori Akuntansi, Buku 2,


Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI, 2000.

Tunggal, Amin Widjaja, Actuvuty Based


Costing= Untuk Manufacturing

Anda mungkin juga menyukai