Sutopo, S.Kom., MM
Abstrak
Abstract
1. PENDAHULUAN
Untuk memulai bisnis diperlukan kegunaan itu dibutuhkan sistem
persiapan yang maksimal mulai dari produksi dan operasi, sehingga
modal, bidang usaha yang diinginkan, dimungkinkan dilakukannya
rencana menjalankannya, hingga proses pentransformasian masukan masukan
akuntansi, rekrutmen dan cara yang berupa bahan baku, peralatan,
mendapatkan kepercayaan dari klien tenaga dan dana sebagai faktor-faktor
dengan cara berbadan hukum atau produksi diolah dengan proses teknologi
mendirikan PT. Pada awalnya, pebisnis tertentu untuk menghasilkan keluaran
akan fokus untuk melakukan promosi (ouput) dalam jumlah yang cukup besar.
supaya mendapatkan keuntungan yang Manajemen merupakan alat untuk
cepat dan dikenali banyak orang. Hal mencapai tujuan yang diinginkan.
ini dapat lebih mudah dicapai dengan Manajemen yang baik akan
memudahkan terwujudnya tujuan
mendirikan PT untuk berbisnis, karena perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
perusahaan akan terlihat lebih kredibel Dengan manajemen, daya guna dan hasil
dan memiliki potensi yang lebih mudah guna unsur-unsur manajemen akan dapat
untuk dikembangkan bahkan jika suatu ditingkatkan. Manajemen dituntut untuk
saat ingin listing di bursa saham juga melakukan perencanaan anggaran dan
menjadi lebih gampang. Perusahaan pengendalian produksi yang efektif dan
atau badan usaha pada umumnya efisien sesuai dengan fungsi-fungsi
manajerialnya. Sehingga akan
didirikan untuk mencapai tujuan yang menghasilkan produk yang optimum
telah di tetapkan. Tujuan perusahaan serta keputusan yang tepat untuk
adalah untuk mendapatkan laba kepentingan dan kemajuan perusahaan
yang maksimum, untuk mempertinggi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
tingkat pertumbuhan perusahaan. Kegiatan produksi merupakan
Untuk mencapai tujuan yang telah salah satu aktifitas ekonomi yang sangat
menunjang selain kegiatan konsumsi.
ditetapkan, perusahaan harus Kegiatan konsumsi dan produksi adalah
memanfaatkan sumber – sumber yang satu mata rantai yang saling berkaitan dan
ada. Perusahaan dapat berkembang tidak bisa saling dilepaskan. Produksi
merupakan keinginan setiap individu adalah kegiatan yang dilakukan manusia
yang berada di dalam perusahaan dalam menghasilkan suatu produk baik
tersebut, sehingga diharapkan dengan barang, maupun jasa yang kemudian di
perkembangan tersebut perusahaan manfaatkan oleh konsumen. Selain itu
produksi juga merupakan segala kegiatan
mampu bersaing dan mengikuti dalam menciptakan dan menambah
kemajuan zaman. Bisnis berusaha untuk kegunaan (utility) sesuatu barang atau
memadukan manajemen dan mesin jasa.
dengan sempurna. Menciptakan dan Manajemen Produksi merupakan
memelihara keseimbangan antara suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh
manajemen dengan mesin-mesin sekelompok manusia yang meliputi
produksi dan operasi. perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dengan
Kegiatan untuk memproduksikan cara yang efektif untuk mencapai suatu
atau menghasilkan barang-barang dan tujuan tertentu.
jasa tersebut, merupakan kegiatan untuk Dengan adanya manajemen
produksi diharapkan perusahaan dapat
menambah kegunaan dari masukan melaksanakan kegiatan yang telah
(input) menjadi keluaran (output). direncanakan sesuai dengan apa yang
Dalam kegiatan untuk menambahkan telah dianggarkan oleh perusahaan,
sehingga tidak terjadi penyelewengan dapat dihindari. Salah satu cara yang
penyelewengan terhadap anggaran dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
produksi. Pengendalian produksi yang mewujudkan kondisi ini adalah dengan
didukung oleh seorang controller yang
membantu manajer perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian
menganalisis, melakukan penilaian, persediaan dan produksi secara berkala,
merekomendasi serta memberikan dimulai dari input produksi kemudian ke
informasi-informasi yang berkaitan proses produksi dan dilanjutkan dengan
dengan kegiatan produksi diharapkan output produksi. Dengan adanya analisis
kemungkinan penyimpangan yang dari input, proses dan output produksi
terjadi dapat ditekan semaksimal akan memperlihatkan besarnya
mungkin, sehingga sesuai dengan tujuan
perusahaan, yaitu dalam mencapai ketidakefisiensian biaya yang
efektivitas terhadap produksi. dikeluarkan. Perusahaan membuat
PT. Graha Mas Intirta adalah standar biaya produksi untuk
badan usaha yang bergerak dibidang pengendalian biaya dan selanjutnya
manufaktur, tangki air, hotel dan membandingkan antara biaya standar
restauran. Adapun usaha manufaktur tersebut dengan realisasi biaya yang
yang dijalankan berupa pabrik air terjadi dalam produksi.
mineral kemasan dengan merk dagang Mengukur efisiensi biaya produksi
BAG. PT. Graha Mas Intirta sendiri dilakukan dengan menentukan standar
memulai usahanya dari tangki air dan biaya produksi dan analisis selisih baiya
merambah ke air munim kemasan. yang dikleuarkan. Dengan mengukur
Pabrik air minum kemasan mulai efisiensi biaya produksi perusahaan
beroprasi pada tahun 2016 sampai dapat mengetahui apakah efisiensi
sekarang dari modal perseorangan. biaya produksi sudah dilakukan
Namun, peneliti disini ingin meneliti dengan tepat dan benar sehingga dapat
salah satu dari kegiatan usaha PT. Graha meminimalkan biaya produksi.
Mas Intirta yaitu pabrik air minum Mengukur efisiensi biaya produksi
kemasan. perusahaan dapat mengetahui apakah
PT. Graha Mas Intirta memiliki efisiensi biaya menghasilkan keuntungan
waktu kerja yang telah disepakati atau kerugian.
selama 6 hari dalam satu minggu mulai Pengendalian akan semakin baik
pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 apabila selisish biaya antara biaya
WIB dengan waktu istirahat selama satu standar dengan biaya aktual yang terjadi
jam yaitu mulai pukul 12.00 WIB sampai semakin kecil atau mendekati nol, akan
dengan 13.00 WIB. tetapi sebaliknya, pengendalian biaya
Selama ini PT. Graha Mas Intirta dapat dikatakan tidak efisien apabila
menggunakan sistem pemanufakturan selisih yang terjadi semakian besar anatar
yang mengatur skedul produksinya biaya standar dan biaya aktual.
hanya berdasarkan pada peramalan Berdasarkan data yang peneliti olah
kebutuhan di masa yang akan datang. langsung dari PT. Graha Mas Intirta,
Namun tetap saja produksi berdasarkan peneliti mendapatkan selisih anggaran
prediksi terhadap masa yang akan datang dengan biaya aktual yang terjadi pada
dalam sistem aktual ini memiliki resiko tahun 2018-2019 adalah sebagai berikut:
kerugian yang besar karena adanya
kelebihan dan kekurangan produksi
daripada produksi berdasarkan
permintaan sesungguhnya. Juga dengan
peramalan ini yang terkadang
menimbulkan biaya lebih dari biaya
standarnya.
Perusahaan yang mempunyai
kemampuan bersaing adalah perusahaan
yang dapat menjalankan operasinya
secara efisien dan efektif, sehingga
pemborosan-pemborosan sumber daya
Tabel 1.1
Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi PT. Graha Mas Intirta
Dari grafik diatas, maka dapat kita inilah muncul masalah baru.
ketahui, bahwa biaya Overhead Pabrik Kurangnya pengorganisasian
adalah biaya yang paling tinggi kerjasama antar tim pengawas,
efisiensinya. Ini menunjukkan bahwa menimbulkan kurangnya pengawasan
biaya yang paling besar mengalami atas beberapa operasi.
keborosan adalah biaya overhead. Karena kurangnya beberapa
pengawasan, maka masih ditemukan
• Pengawasan pegawai yang kurang disiplin, seperti
Setiap operasional pabrik, tentu datang tidak tepat waktu dan tidak
diperlukan pengawsan guna kelancaran memeakai instrumen keamanan pabrik.
produksi. Begitu pula pengawasan yang Tidak jarang pegawai yang tidak
terjadi di pabrik air minum kemasan full masuk kerja tetapi akan mendapay
milik PT. Graha Mas Intirta BAG. gaji yang full maka disinilah timbul
Pabrik BAG memiliki beberapa biaya yang tidak efisien. Seharusnya
pengawas, diantara pengawas untuk gaji pegawai yang tidak disiplin dapat
operasional pabrik dan pengawas untuk dipotong dan dapat disimpan untuk
tangki air. Dari kedua pengawasan pengeluaran lainnya.
Selain kurangnya pengawasan PEMBAHASAN
pada operasional pabrik, perhatian akan Analisis Tahun 2018
pengeluaran anggaran juga penting. Penetapan biaya standar pabrik
Pengawasan akan pengeluaran anggaran milik PT. Graha Mas Intirta ditentukan
dianggap kurang karena terjadinya dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan
kekurangan anggaran. baku standar, biaya tenaga kerja
Maka selanjutnya, diharapkan langsung standar dan biaya overhead
agar pengawasan tidak hanya bekerja di pabrik standar. Adapun biaya-biaya
operasional pabrik, tapi juga di keuangan diambil dari data tahun 2018 dengan
pabrik, sehingga pemborosan biaya yang hasil produksi mencapai 355.330 kotak
terjadi dapat dihindari. atau setara dengan 14.213.200 buah
gelas.
• Temuan Kesimpulan
Setiap produksi suatu barang Beradasarkan hasil penelitian
pasti tidak akan terlepas dengan yang telah dilakukan di pabrik BAG
adanya produk rusak atau gagal. milik PT. Graha Mas Intirta,
Walaupun dikerjakan oleh mesin, maka kesimpulan yang dapat diambil
tidak menjamin barang yang adalah sebagai berikut:
dihasilkan selalu baik. Ada faktor- 1. Anggaran perusahaan untuk produksi
faktor tertentu yang menyebabkan mengalami kekurangan selama dua
barang rusak atau gagal. tahun, yaitu tahun 2018 sebesar Rp
Begitu pula pada pabrik sendiri, 5.983.000 atau 0.2% dan tahun 2019
produk rusak ada terjadi. Dalam sebesar Rp 15.418.625 atau 0.45%.
sehari minimal ada satu atau dua cup Adapun tahun 2020, anggaran bersisa
rusak. Dari satu buah cup yang rusak, sebesar Rp 7.760.000.
maka kebocoranya akan merusak 2. Persediaan bahan baku pada pabrik
kotak dan bisa merembet kekotak BAG, tidak sedapat mungkin nol.
lainnya. Adapun penyebabnya yang Persediaan bahan baku banyak
sering terjadi yaitu: terdapat digudang sebagai persediaan
1. Gelas yang tidak rata, adapun pengaman untuk menjaga kelancaran
kerusakan pada gelas tidak dapat proses produksi hingga beberapa hari
dihindari, karena produksi gelas kedepan.
berbeda dan pabrik BAG juga 3. Pembelian mesin baru diakhir tahun
belum bisa memeriksanya satu per 2019 menghapus biaya lembur dan
satu. solar yang sebelumnya ada. Adapun
2. Mesin perekat lit tidak panas. pabrik belum bisa memaksimalkan
Maka ini terjadi karena kerja mesin karena kendala modal,
kelalaian petugas dalam pabrik yang masui bergantung pada
memperhatikan mesin. pesanan, dan fluktuasi kurs dollar.
Kewajiban bagi karyawan untuk turut
Masalah lain yaitu terjadinya andil dalam pengepakan sewaktu-
tangki air yang kosong, maka ini waktu.
akan menghambat kinerja produksi 4. Adanya beberapa perbedaan biaya
dan terjadinya pemborosan listrik dengan dua metode yang berbeda.
karena mesin hidup tanpa Untuk tahun 2018, biaya bahan baku
memproduksi barang. Hal ini tidak aktual lebih efisien penggunaannya
dapat dihindari karena aliran air yang
tidak selalu besar sedangkan pabrik daripada biaya standar dengan selisih
membutuhkan aliran air yang besar. Rp2.947.220 ini terjadi karena pabrik
mendapatkan diskon dan potongan Saran yang dapat peneliti berikan
pembelian karena membayar secara dari hasil penelitian ini adalah:
kotan; biaya tenaga kerjalangsung 1. Manajer pabrik untuk lebih
dapat diefisiensikan dengan biaya memperhatikan pembentukan
standar sebesar Rp 1.167.500; biaya anggaran tiap tahunnya, dan perlunya
overhead pabrik dapat diefisiensikan mengevaluasi anggaran tiap bulan
dnegan biaya standar sebesar Rp karena adanya perubahan harga
9.061.820; jumlah keseluruhan biaya seiring dengan perubahan nilai mata
yang dapat diefsiensikan pabrik uang, ketersediaan bahan baku dan
melalui biaya standar sebesar Rp inflasi. Ini bertujuan agar pabrik tidak
7.282.100 atau 0,4%. Tahun 2019, mengeluarkan biaya yang dianggap
berbeda dengan tahun sebelumnya, boros atau berlebih karena
biaya bahan baku dapat diefisiensikan kurangnya peninjauan anggaran.
sebesar Rp5.245.833 dengan metode 2. Perlunya pengawasan lebih untuk
biaya standar; tenaga kerjalangsung pengeluaran anggaran sehingga tidak
dapat diefisiensikan dengan biaya terjadi pengeluaran di luar anggaran
stamdar sebesar Rp 1.167.500 atau karena kurangnya kontrol keuangan
1,3%; biaya overhead pabrik dapat
diefisiensikan dengan biaya standar
sebebsar Rp8.762.454 atau 1,2%; 5. REFERENSI
adapun biaya yang dapat
diefisiensikan secara keseluruhan A. Halim, Dasar-dasar akuntansi biaya,
dengan biaya standar sebesar Edisi 3, Yogyakarta: Penerbit
Rp15.175.787 atau 0,4%. Untuk BPFE, 1988.
tahun 2020, pabrik dapat
mengefisiensikan biaya bahan baku Alma, Buchari, Pengantar Bisnis,
dengan biaya standar sebesar Rp Bandung: Alfabeta, 2010.
2.469.000 atau 0,1%; tenaga kerja
langsung dapat diefisiensikan dengan Anoraga, Pandji, Manajemen Bisnis,
biaya standar sebesar Rp 324.000 atau Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
0,3%; dan untuk biaya overhead
pabrik dapat mengefisiensikan biaya Arikunto, Suharsimi, Prosedur
dengan biaya standar sebesar Rp Penelitian Suatu Pendekatan
1.708.120 atau 0,23%. Praktik, Jakarta: Rineka Cipta
5. Perhitungan biaya yang berbeda akan Cet. Ke 9, 1993.
memunculkan laba yang berbeda
juga. Dimana biaya adalah salah satu Azwar, Syaifuddin, Metode Penelitian,
komopen pembentuk laba. Untuk Yogyakarta: Pustaka pelajar,
tahun 2018, dengan penggunaan 1998.
biaya standar, dapat meningkatkan
laba sebesar 2,4%. Tahun 2019 juga Blocher, C.L., Manajemen biaya,
memiliki selisih antara laba biaya Jakarta: Salemba Empat, 2001.
standar dan biaya aktual. Dengan
menggunakan biaya standar, pabrik Carter, William K., ed 14, Akuntansi
dapat meningkatkan keuntungan Biaya, Jakarta: Salemba Empat,
sebesar 4,2%. Dan untuk tahun 2020 2009.
walauapun pabrik mengalami
penurunan laba hingga 48%, tetapi Departemen Agama RI, Al Quran
pabrik dapat meningkatkat laba Tajwid dan Terjemahannya: Juz
dengan penggunaan metode biaya 1-30, Bandung: CV Penerbit
standar sebesar 6,1%. Diponegoro, 2012.
Gie, The Liang, Efektivitas Kerja Bagi Nilasari, Irma, Pengantar Bisnis,
Pembangunan Negara, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1997. Noviyasari, Citra, Simulasi Sistem
Perencanaan dan Pengendalian
Harahap, Sofyan S, Teori Akuntansi Produksi pada Perusahaan
EdisiRevisi, Jakarta: PT. Raja Manufaktur, Jurnal Akuntansi,
Grafindo Persada, 2004. Universitar Komputer Indonesi,
2010.
Handoko. Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat, 2003. Prasetya, Hery, Fitri Lukiastuti,
Manajemen Operasi, Jakarta:
Karmila, pemilik CV. Ananda Water, NeedPress, Anggota IKAPI,
wawancara di Sibolangit, 2009.
tanggal 4 April 2019.
Rianto, M. Nur, Teori Mikro Ekonomi,
Kheshariani, Winda Ayubudi Wulan, Jakarta: Kencana, 2010.
Analisis Biaya Standar Sebagai
Alat Pengendalian Biaya SR, Soemarno, Akuntansi suatu
Produksi (Studi Kasus: Ukm Pengantar 2, Jakarta: Salemba
Wingko Babat Cap Kapal Empat, 2009.
Terbang Semarang), skripsi
Manajemen, Fakultas Ekonomi Simamora, H. Akuntansi Manajemen.
dan Manajemen IPB Bogor, Edisi kedua. Yogyakarta:
2011. UPPAMP YKPN. 2002.
dan Pemasaran, Jakarata:
Sudarsono, Pengantar Ekonomi Harvarindo, 1995), h. 201.
Perusahaan, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama,1991. Wijaya, Yuke Oktalina. Analisis
Pengendalian Biaya Produksi
Sukirno, Sadono, Pengantar Bisnis, ed 1, dan Pengaruhnya terhadap
Jakarta: Kencana, 2006. Laba Pabrik Penggilingan (PP)
Srikandi Palembang, Jurnal
Sulianti, Analisis Data dalam Aplikasi Akuntansi STIE MDP, 2013.
Pemasaran, Bogor: Ghalia,2015.