Anda di halaman 1dari 58

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG VII GOLONGNA III

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

OPTIMALISASI PELAKSANAAN KONSELING DAN PIO PADA PASIEN PENYAKIT

KRONIS DI UPTD PUSKESMAS BABAI

DISUSUN OLEH :

NAMA :RISKA ARNITHA, S.Farm., Apt.

NIP :19951117202012 2 020

ANGKATAN : XXXI

KELOMPOK :3

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2021


LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG VII GOLONGNA III

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

OPTIMALISASI PELAKSANAAN KONSELING DAN PIO PADA PASIEN PENYAKIT

KRONIS DI UPTD PUSKESMAS BABAI

DISUSUN OLEH :

NAMA :RISKA ARNITHA, S.Farm., Apt.

NIP :19951117202012 2 020

ANGKATAN : XXXI

KELOMPOK :3

SETUJU UNTUK DISEMINARKAN TANGGAL 18 OKTOBER 2021

COACH,
MENTOR

ACHMAD ISMAIL, S.Kep., Ns H. KAHARAP RUDMAN, S.P., M.P


NIP. 19890708 201503 1 001 NIP. 19620906 198803 1 013

ii
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GELOMBANG VII GOLONGNA III

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

OPTIMALISASI PELAKSANAAN KONSELING DAN PIO PADA PASIEN

PENYAKIT KRONIS DI UPTD PUSKESMAS BABAI

DISUSUN OLEH :

NAMA :RISKA ARNITHA, S.Farm., Apt.

NIP :19951117202012 2 020

ANGKATAN : XXXI

KELOMPOK :3

TELAH DISEMINARKAN TANGGAL 18 OKTOBER 2021

MENTOR PENGUJI COACH,

ACHMAD ISMAIL, S.Kep., Ns FAHRIZAL FITRI, S.Hut., MP H. KAHARAP RUDMAN, S.P., M.P
NIP.19890708 201503 1 001 NIP. 19691212 199603 1 003 NIP. 19620906 198803 1 013

iii
KATA PENGANTAR

Segala ucapan syukur kita curahkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan rancangan aktualisasi, yang berjudul : “OPTIMALISASI

PELAKSANAAN KONSELING DAN PIO PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS DI

UPTD PUSKESMAS BABAI”. Rancangan Aktualisasi ini disusun untuk memenuhi

salah satu tugas Latihan Dasar CPNS Gelombang VII Golongan III angkatan XXXI

Kelompok 3 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia (BPSDM) Provinsi Kalimantan Tengah. Penulis menyadari bahwa

keberhasilan penyusunan Rancangan Aktualisasi ini tidak terlepas dari peran serta

berbagai pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil. Ucapan

terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada:

1. Bapak H. Kaharap Rudman, S.P., M.P., selaku Coach yang memberikan

saran dan bimbingan kepada penulis

2. Bapak Achmad Ismail, S.Kep., Ns. selaku Kepala UPTD Puskesmas Babai

sekaligus mentor yang memberikan saran, motivasi dan arahan kepada

penulis

3. Seluruh rekan Latihan Dasar CPNS Gelombang VII Golongan III Angkatan

XXXI Kelompok 3 yang selalu bersedia saling membantu dan memotivasi

dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi

4. Seluruh keluarga penulis, terutama kedua orang tua dan kakak yang selalu

memberikan do’a, dukungan, dan motivasi dalam penyusunan Rancangan

iv
Aktualisasi Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan Rancangan Aktualisasi

ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan di masa yang

akan datang. Semoga penulis dapat menerapkan segala macam ilmu dan

pengetahuan yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan Pelatihan

Dasar CPNS ini. Semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat terlaksana dengan baik

dan baik dan memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.

Barito Selatan, Oktober 2021

Penulis

Riska Arnitha, S.Farm., Apt.


NIP. 19951117 202012 2 020

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Isu...................................................................................... 4

1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 7

1.4 Manfaat ............................................................................................... 7

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI ................................................... 9

2.1 Identitas Puskesmas Babai................................................................. 9

2.2 Struktur Organisasi ............................................................................. 13

2.3 Visi Misi Puskesmas Babai .................................................................. 14

2.4 Nilai Organisasi Puskesmas Babai ...................................................... 15

2.5 Role Model........................................................................................... 15

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI............................................................ 17

3.1 Nilai Dasar Aneka ................................................................................ 17

3.2 Kedudukan dan Peran PNS ................................................................. 22

3.3 Rancangan Aktualisasi ........................................................................ 24

vi
3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ................................................................ 34

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 48

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 UPTD Puskesmas Babai ........................................................... 9

Gambar 2.2 Struktur Organisasi ..................................................................... 14

Diagram Fishbone .......................................................................................... 30

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Babai ....................................... 10

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk ........................................................................... 11

Tabel 2.3 Sarana Pelayanan Kesehatan ....................................................... 12

Tabel 2.4 Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan ............................................ 12

Tabel 2.5 Jumlah Sarana Fasilitas Penunjang Kesehatan ............................ 13

Tabel 3.1 Teknis Analisis isu .......................................................................... 28

Tabel 3.2 Relevansi isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS ...................... 29

Tabel 3.3 Rancangan Aktualisasi .................................................................. 35

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan dalam bentuk Tabel ...................................... 45

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan dalam Bentuk matriks ................................... 46

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang

Aparatur Sipil Negara, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi

bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian

kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Negeri Sipil

yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang

memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai ASN secara tetap oleh

pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

pemerintahan. Dalam rangka mencapai tujuan nasional Indonesia,

diperlukan suatu kegiatan pengembangan kompetensi PNS yang

disebut Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS).

Latsar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa

prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun

integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan

kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan

bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta

kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk

mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara

terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan

menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-

1
nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya,

mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menunjukkan penguasaan

kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.

Sementara terintegrasi berarti penyelenggaraan Pelatihan Dasar

CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal, dan

Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang (Peraturan

LAN RI Nomor 1, 2021).

Puskesmas merupakan penyelenggara upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja. Salah

satu syarat yang harus diselenggarakan oleh puskesmas agar dapat

melaksanakan upaya kesehatan masyarakat maupun perseorangan,

yaitu melakukan pelayanan kefarmasian.

Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung

dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan

sediaaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk

meningkatkan mutu kehidupan pasien. Berdasarkan PP 51 Tahun

2009 pasal 21 ayat 4 dan pasal 31 ayat 1, disebutkan bahwa tenaga

kefarmasian di setiap fasilitas kesehatan termasuk puskesmas harus

menerapkan standar pelayanan kefarmasian dalam menjalankan

2
praktek kefarmasian untuk melindungi pasien, menjaga mutu dan

meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian. Standar pelayanan

kefarmasian merupakan parameter yang digunakan sebagai

pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan

pelayanan kefarmasian Profesi Apoteker sesuai Permenkes No. 74

Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kefarmasian meliputi

pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta

pelayanan farmasi klinik.

Tuntutan pasien akan mutu pelayanan farmasi mengharuskan

adanya perubahan paradigma dari paradigma lama (Drug Oriented)

ke paradigma baru (Patient Oriented). Praktek pelayanan

kefarmasian merupakan kegiatan terpadu dengan tujuan

mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien. Kualitas hidup pasien dapat

tercapai jika pelayanan kefarmasian di Puskesmas dilakukan secara

optimal sesuai standar mulai dari pengelolaan perbekalan farmasi

sampai pelayanan farmasi klinik. Seorang Apoteker harus memiliki

Nilai-Nilai Dasar profesi ASN yang disebut dengan ANEKA yakni:

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti

Korupsi dalam menjalankan profesinya menjalankan pelayanan

kefarmasian kepada masyarakat sesuai perannya dalam pelayanan

3
publik. Laporan rancangan aktualisasi ini digunakan untuk

memaparkan dan menjabarkan kegiatan dalam upaya optimalisasi

pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Puskesmas Babai.

Pelaksanaan. kegiatan ini berdasarkan dengan mengintegrasikan

nilai-nilai dasar ANEKA sebagai bentuk aktualisasi program

Pelatihan Dasar CPNS dan untuk tercapainya tujuan khusus yang

berkenaan dengan fokus aktualisasi.

1.2 Identifikasi Isu

Pelayanan publik merupakan salah satu sub mata pelatihan

pada agenda III tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.

Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,

pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik pada

hakekatnya pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang

merupakan kewajiban aparatur negara sebagai abdi masyarakat.

Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pelayanan publik yaitu

kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan,

tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan

akses, kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, sertakenyamanan.

4
Puskesmas sebagai salah satu penyelenggara pelayanan

publik berupa pelayanan jasa berkewajiban untuk menyelenggarakan

pelayanan prima dengan penyusunan standar pelayanan dibidang

kesehatan. Salah satunya adalah pelayanan kefarmasian yang

diberikan oleh unit farmasi di UPTD Puskesmas Babai. Berdasarkan

pengalaman selama kurang lebih 8 bulan bertugas sebagai Calon

Apoteker Ahli Pertama di UPTD Puskesmas Babai, terdapat beberapa

isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Babai yaitu:

1. Belum optimalnya pelaksanaan konseling dan PIO pada

pasien yang memiliki penyakit kronis

2. Belum optimalnya monitoring obat-obat yang mendekati

masa kadaluwarsa/ED (Expired Date)

3. Belum Optimalnya pelaporan stok obat pada polindes

dan pustu di wilayah kerja Puskesmas Babai.

Isu pertama terkait pelayanan publik di ruang farmasi, yaitu

belum optimalnya pelaksanaan konseling pada pasien hipertensi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016

Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, apoteker

bertugas memberikan konseling dan PIO terhadap pasien. Kegiatan

ini belum dilaksanakan dengan optimal karena berbagai hal,

misalnya karena tidak ada tempat yang nyaman untuk

melaksanakannya, tidak tersedia form dokumentasi kegiatan, dan

lain sebagainya. Padahal sebagai ASN apoteker, kegiatan konseling

5
merupakan salah satu tugas dalam jabatan fungsional yang menjadi

sasaran kinerja ASN apoteker.

Isu kedua terkait Manajemen ASN, yaitu Manajemen

kefarmasian di Puskesmas, belum optimalnya monitoring obat-obat

yang mendekati masa kadaluwarsa / ED (Expired Date). Padahal

sudah menjadikewajiban bagi apoteker untuk menjamin bahwa obat

yang diberikan kepada pasien adalah obat yang berkualitas, aman,

dan bermutu.Tidak adanya SOP dan penanggung jawab terkait

pengelolaan obat yang mendekati ED menjadi salah satu penyebab

masalah ini.

Isu ketiga terkait dengan materi WOG (Whole of

Government). WOG adalah sebuah pendekatan yang

mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi pemerintah untuk

menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga dikenal sebagai

kolaborasi atau kerjasama antar instansi. Belum Optimalnya

pelaporan stok obat pada polindes dan pustu di wilayah kerja

Puskesmas Babai menjadi salah satu isu pada mata pelatihan

WOG. Tidak adanya SOP dan dokumentasi yang baik pada saat

pelaporan seringkali menyebabkan risiko kehilangan dan kesulitan

saat pelaporan. Tidak adanya koordinasi yang baik antara unit-unit

pelayanan serta tidak adanya integrasi data dapat menyebabkan

kegagalan dalam mencapai tujuan organisasi.

6
1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakan kegiatan aktualisasi ini yaitu :

a) Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan aktualisasi yang akan

dilakukan adalah CPNS mampu memahami dan

mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)

dalam melaksanakan tugas jabatan.

b) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari kegiatan aktualisasi yang akan

dilakukan adalah mengoptimalkan kegiatan konseling dan PIO

pada pasien penyakit Kronis yang memerlukan pengobatan

dalam jangka panjang untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman pasien terkait pengobatannya sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup pasien.

1.4 Manfaat

Manfaat dari kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS yang

dilaksanakan di UPTD Puskesmas Babai adalah sebagai berikut :

a) Bagi Penulis

Kegiatan aktualisasi ini akan meningkatkan pemahaman

terkait materi Latsar CPNS serta mampu menginternalisasi

7
dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi

(ANEKA) dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai

apoteker terutama dalam pelaksanaan konseling.

b) Bagi Instansi

Kegaiatan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas,

efesiensi, inovasi serta mutu pelayanan farmasi terutama

pelayanan konseling kepada pasien penyakit kronis, serta

membantu mewujudkan visi dan misi UPTD Puskesmas Babai

c) Bagi masyarakat

Kegiatan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat

terutama kepada pasien penyakit kronis yang berobat di UPTD

Puskesmas Babai seperti meningkatnya pengetahuan dan

pemahaman pasien penyakit kronis terkait pengobatannya

sehingga tujuan terapi dapat tercapai dan dapat meningkatkan

kualitas hidup pasien.

8
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 IDENTITAS PUSKESMAS BABAI

Gambar 2.1 Profil UPTD Puskesmas Babai

1. Keadaan Geografis

Secara geografis, puskesmas terletak di Desa Babai

Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan, dimana kantor

wilayah merupakan daerah pinggiran Sungai Barito. Transportasi

antar wilayah kerja UPTD Puskesmas Babai dihubungkan dengan

jalur sungai, yang mana jalur sungai tersebut hanya bisa dilalui

memakai speedboat dan perahu (kelotok) serta sulit dijangkau

dengan sarana transportasi darat LuasWilayah

9
Luas wilayah kerja Puskesmas Babai ±486 km²,

Puskesmas Babai secara administrasi terdiri dari 5 desa

wilayah kerja, yaitu Desa Babai, Desa Talio, Desa Tampijak,

Desa Bintang Kurung dan Desa Sampudau. Puskesmas

Babai memiliki 4 puskesmas pembantu dan 1 polindes, yaitu

Pustu Talio, Pustu Tampijak, Pustu Bintang Kurung, Polindes

Bintang Kurung dan Pustu Sampudau.

Puskesmas Babai merupakan Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) yang berlokasi di Desa Babai

Kecamat Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.Luas

wilayah kerja berdasarkan wilayah naungan dapat dilihat

pada tabel 2.1.

Tabel 2.1
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Babai
No. Wilayah Desa Luas Wilayah
1 2 3
1 Desa Babai 111 km²

2 Desa Talio 166 km²

3 Desa Tampijak 103 km²

4 Desa Bintang Kurung 30 km²

5 Desa Sampudau 76 km²

TOTAL 486 km²

10
2. Demografi

a. JumlahPenduduk

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Babai
Tahun 2019
Luas Jumlah Penduduk
No. Nama Desa Wilayah Laki- Total Kriteria Desa
(km²) Perempuan
Laki
1 2 3 4 5 6 7
1 Babai 111 2124 2207 4.331 Terpencil
2 Talio 166 951 885 1.836 Terpencil
3 Tampijak 103 245 215 460 Terpencil
Bintang
4 30 542 496 1.038 Terpencil
Kurung
5 Sampudau 76 141 136 277 Terpencil
TOTAL 486 4.003 3.930 7.942

b. Pelayanan Kesehatan

1. Fasilitas Sarana Kesehatan

UPTD Puskesmas Babai merupakan Puskesmas

Rawat Jalan, dimana dalam melaksanakan

programnya, baik program Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan

Perseorangan (UKP). UPTD Puskesmas Babai

memiliki 4 puskesmas pembantu dan 1 poskesdes.

Untuk lebih jelasnya, distribusi pelayanan kesehatan

yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Babai dapat

dilihat pada tabel berikut.

11
Tabel 2.3
Sarana Pelayanan Kesehatan Di Wilayah UPTD Puskesmas Babai

No. Nama Desa Puskesmas Puskesmas Poskesdes Posyandu Posyandu


Pembantu Balita Lansia
1 2 3 4 5 6 7
1 Babai 1 - - 5 2
2 Talio - 1 - 3 1
3 Tampijak - 1 - 1 1
4 Bintang
- 1 1 3 1
Kurung
5 Sampudau - 1 - 1 1

2. Fasilitas Penunjang Pelayanan Kesehatan

Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang optimal di

Puskesmas, perlu dilakukan pengorganisasian seluruh warga atau

staff Puskesmas. Oleh karena keterbatasan jumlah staff, maka

beberapa staff dapat memegang rangkap tugas. Berikut

merupakan tabel struktur organisasi di UPTD Puskesmas Babai

tahun 2021 Distribusi tenaga kesehatan menurut tingkat

pendidikan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Babai.

Tabel 2.4
Distribusi Jumlah Tenaga Kesehatan Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Babai
Tempat Bertugas
No. Tenaga Kesehatan Induk Pustu Poskesdes Jumlah
1 2 3 4 5 6
1 Dokter Umum 1 - - 1
2 Dokter Gigi - - - -
3 Perawat 6 3 - 9
4 Perawat Gigi 1 - - 1

12
5 Bidan 2 2 1 5
6 Apoteker 2 - - 2
7 Asisten Apoteker - - - -
8 Nutrisionis 2 - - 2
9 Analis Kesehatan - - - -
10 Penyuluh KesMas 1 - - 1
11 Prakarya - - - -
12 Cleaning Service 1 - - 1
TOTAL 16 5 1 22

Adapun sarana fasilitas penunjang kesehatan di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Babai sebagai berikut.

Tabel 2.5 Jumlah Sarana Fasilitas Penunjang Kesehatan Di Wilayah


UPTD Puskesmas Babai
No. Fasilitas Jumlah
1 2 3
1 Rumah dinas dokter 0
2 Rumah dinas kepala puskesmas 1
3 Rumah dinas perawat 2
4 Ambulance 0
5 Speedboat 1
6 Sepeda Motor Dinas 3
7 Komputer 4
8 Kulkas Vaksin 2
9 LCD Proyektor 1

2.2 Struktur Organisasi

Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang optimal di

Puskesmas, perlu dilakukan pengorganisasian seluruh staff

puskesmas. Oleh karena keterbatasan jumlah staff, maka

beberapa staff dapat memegang rangkap tugas. Berikut

merupakan struktur organisasi Puskesmas Babai

13
Gambar 2.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Babai Kecamatan
Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan

2.3 VISI DAN MISI

UPTD Puskesmas Babai memiliki visi dan misi dalam

memberikan pelayan. Adapun visi dan misi UPTD Puskesmas

Babai adalah sebagai berikut :

a. Visi

Terciptanya masyarakat wilayah UPTD Puskesmas Babai

yang sehat dan mandiri dalam bidang kesehatan.

14
b. Misi

1. Meningkatkan pemberdayaan sumber daya masyarakat

untuk pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan

masyarakat yang adil, bermutu dan terjangkau.

3. Menjalin kemitraan dengan sektor terkait untuk mewujudkan

perilaku hidup bersih dan sehat.

2.4 Tata Nilai UPTD Puskesmas Babai “SEHAT”

S : Santun ( Sopan Bertutur kata dan Berprilaku baik )

E : Empati ( Melayani dengan Sepenuh Hati )

H : Handal ( Memberikan Pelayanan Baik oleh Tenaga

Profesional)

A : Akuntabel ( Dapat dipertanggung jawabkan )

T : Teladan ( Menjadi Panutan dan Tauladan Bagi Masyarakat

dalam Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat)

2.5 Role Model

Role Model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) sama artinya dengan teladan yaitu

suatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh seperti teladan,

kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya. Dalam hal ini role

model bagi penulis adalah pimpinan puskesmas yaitu bapak

15
Achmad Ismail, S.Kep.Ns. Beliau adalah pimpinan yang dapat

menjadi panutan, Inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis.

Selama beberapa bulan penulis bekerja di instansi

tersebut, penulis melihat bahwa beliau adalah sosok yang

paling bisa menempatkan diri dimana, kapan, dan bagaimana

situasi yang ada. Beliau tetap berwibawa tanpa membuat batas

antara senior dan junior. Beliau adalah sosok yang ramah,

bersahabat dan menjadi penengah.

Beliau selalu memberikan solusi yang terbaik dan objektif

terhadap masalah untuk kepentingan puskesmas. Kedisiplinan,

penampilan, kepedulian terhadap lingkungan sekitar yang

beliau tunjukkan mencerminkan sikap ASN yang berintegritas

dan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA dalam kehidupan

sehari- hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur yang cocok

untuk penulis jadikan role model.

16
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-Nilai Dasar PNS

Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS merupakan awal dari

kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat kerja penulis.

Rancangan aktualisasi merupakanpoin-poin kegiatan yang secara

bertahap akan dilaksanakan penulis ditempat kerja. Dalam setiap

kegiatan dituntut untuk bisa menjelaskan bahwa kegiatan tersebut

mengandung satu atau beberapa nilai-nilai dasar PNS.Nilai-nilai dasar

tersebut antara lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Berikut adalah deskripsi terkait lima

nilai-nilai dasar PNS yaitu:

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang

harus dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,

kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang

menjadi amanahnya.Amanah seorang PNS adalah menjamin

terwujudnya nilai nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain

adalah :

1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi

konflik kepentingan antara kepentingan publik dengan

17
kepentingan sektor kelompok danpribadi

2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan

mencegah keterlibatan Pegawai Negeri Sipil dalam politik praktis

3) Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayan publik

4) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat

diandalkan sebagai peyelenggarapemerintahan

2. Nasionalisme

Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan manusia

Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada

nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi

nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa

mengutamakan persatuan dan kesatuan; kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau

kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi

kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia

dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui

persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama

manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai

sesama manusia; dan mengembangkan sikap tenggang rasa. Adapun

nilai-nilai dasar nasionalisme antara lain keikhlasan, keadilan,

toleransi, gotong royong, musyawarah, demokrasi, amanah, rela

18
berkorban, dan cinta tanah air.

3. Etika Publik

Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,

benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang

baik atau benar.Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika

publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan

baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk

mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung

jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik yakni sebagai

berikut:

1) Memegang teguh ideologiPancasila.

2) Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945 serta pemerintahan yangsah.

3) Mengabdi kepada Negara dan rakyatIndonesia.

4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidakberpihak.

5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

6) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.

7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yangluhur.

8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada

publik.

9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan

program pemerintah.

19
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,

tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.

13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik

dengan orientasi kualitas hasil pelayanan. Semua bidang yang

menjadi tanggung jawab ASN harus dilaksanakan secara optimal agar

dapat memberi kepuasan kepada stakeholders. Aspek utama yang

menjadi kepuasan stakeholders adalah layanan yang berkomitmen

pada mutu melalui penyelenggaraan pada tugas secara efektif,

efisien, dan inovatif.

Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu adalah sebagai berikut:

1) Efektifitas danefisiensi.

2) Inovasi.

3) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasancustomers/clients.

4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan

memelihara customers/clients tetap setia.

5) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat,

tanpa kesalahan,dan tidak ada pemborosan.

20
6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan

dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients

maupun perkembangan teknologi.

7) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan.

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari kata latin corruptio yang artinya secara

harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,

dapat disuap, tidak bermoral dan penyimpangan dari kesucian.

Langkah untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi

integritas pada diri sendiri dan hidup/bekerja dalam lingkungan yang

menjalankan integritas dengan baik. Nilai-nilai dasar anti korupsi

penting untuk mencegah terjadinya korupsi yaitu :

1) Kejujuran

2) Kepedulian

3) Kemandirian

4) Kedisiplinan

5) Tanggung jawab.

6) Kerja keras

7) Sederhana

8) Keberanian

9) Keadilan

21
3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat memahami peran

dan kedudukan PNS dalam NKRI.

a) Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan

ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari

intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Berdasarkan jenisnya, ASN terdiri atas PNS dan Pegawai

Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). ASN berkedudukan

sebagai aparatur Negara yang menjalankankebijakan yang ditetapkan

oleh pimpinan instansi pemerintah dan serta harus bebas dari

pengaruh dan intervensi semua golongan dan politik.

1. Fungsi ASN adalah:

a. Pelaksana Kebijakan Publik

b. Pelayan Publik

c. Perekat dan Pemersatu Bangsa

b) Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas

22
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan

penyelenggara pelayanan publik. Prinsip-prinsip pelayanan publik

yaitu kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi,

keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana,

kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan, keramahan, dan

kenyamanan. Adapun klasifikasi pelayanan publik yaitu:

1. Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik;

2. Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik;

3. Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

jasa yang dibutuhkan oleh publik;

4. Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum

dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik

yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.

c) Whole of Government (WoG)

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan

pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif

pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi

yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan,

manajemen program dan pelayanan publik. Terdapat beberapa

alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan

23
tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari

pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti

dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan. Selain itu

perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan

yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam

menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan

dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan

adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat

dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar

belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang

lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. Dalam hal ini

WoG menjadi penting, karena diperlukan sebuah upaya untuk

memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna

mencapai tujuan bersama.

3.3 Rancangan Aktualisasi

a) Deskripsi Isu

1. Belum optimalnya pelaksanaan konseling dan PIO pada

pasien yang memiliki penyakit kronis

Sebagian besar pasien penyakit kronis mengaku tidak

memahami terkait pengobatannya dan sering lupa minum obat.

24
Banyak juga pasien yang berhenti minum obat karena merasa

sudah tidak ada keluhan. Kurangnya informasi terkait obat dapat

menyebabkan tidak tercapainya tujuan terapi, terutama pada

pasien penyakit kronis seperti hipertensi. Apoteker sebagai salah

satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kefarmasian

dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan cara

melakukan pelayanan kefarmasian seperti konseling pada pasien

di ruang farmasi UPTD Puskesmas Babai. Namun, kegiatan

konseling ini tidak terlaksana dengan baik mungkin disebabkan

beberapa faktor seperti tidak adanya SOP, form dokumentasi

kegiatan, dan sebagainya.

Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Puskesmas, kriteria pasien yang perlu diberikan konseling yaitu:

a) Pasien rujukan dokter

b) Pasien dengan penyakit kronis

c) Pasien dengan obat yang berindeks terapetik sempit dan poli

farmasi

d) Pasien geriatrik

e) Pasien pediatrik

f) Pasien pulang

25
2. Belum optimalnya monitoring obat-obat yang mendekati

masa kadaluwarsa/ED (Expired Date)

Isu yang kedua yaitu terkait belum optimalnya monitoring

terhadap obat-obat yang mendekati masa ED. Masalah ini

kemungkinan disebabkan beberapa hal misalnya kelalaian petugas,

tidak adanya SOP, dan lain-lain. Seringkali ditemukan obat-obat

yang telah melewati masa ED masih berada di wadah

penyimpanan obat.Selain itu, terdapat beberapa obat yang

melewati masa ED masih tersusun di dalam gudang farmasi.Hal ini

tentu dapat menyebabkan pemberian obat yang tidak memenuhi

persyaratan kepada pasien. Hingga saat ini belum ada kejadian

pemberian obat ED kepada pasien karena adanya pemeriksaan

obat / double checking sebelum diberikan kepada pasien.Namun,

jika masalah ini tidak diatasi dan pada kondisi tertentu terjadi

kelalaian apoteker saat penyerahan obat, maka dapat berisiko

pemberian obat yang telah ED kepada pasien.Obat yang diberikan

kepada pasien haruslah obat yang berkualitas, aman, dan bermutu.

Obat-obat yang telah melewati masa ED dapat menyebabkan tidak

tercapainya tujuan terapi pada pasien karena efektivitas obat yang

telah berkurang dan dapat membahayakan pasien. Padahal sudah

menjadi tugas apoteker untuk menjamin kualitas, keamanan, dan

efektivitas obat.

26
3. Belum Optimalnya pelaporan stok obat pada polindes dan

pustu di wilayah kerja Puskesmas babai.

Petugas Pustu dan Polindes tidak melakukan pencatatan

pengeluaran obat harian sehingga pengeluaran obat harian di

pustu dan polindes tidak dapat dimonitoring dengan baik.

Petugas Pustu dan Polindes di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Babai seharusnya selalu melakukan pencatatan dan pengecekan

stok obat setiap hari sesuai dengan jumlah resep yang masuk

perhari. Masalah ini kemungkinan disebabkan karena belum ada

SOP Pelaporan dan pencatatan obat harian baik di pustu,

polindes dan puskesmas induk. Pencatatan dan Pelaporan obat

sebaiknya dilakukan setiap hari dan dilakukan monitoring oleh

apoteker selaku penanggung jawab apotek di puskesmas.

27
3.3.2 Penetapan Core Isu

Tabel 3.1.
Teknis Analisis
No Masalah / Isu Aktual Kriteria Ket Prioritas Ket
A P K L U S G =
1. Belum optimalnya 4 4 4 4 16 4 4 4 12 MS/ √
Konseling dan PIO
terutama kepada pasien
penyakit kronis
2. Belum optimalnya 4 4 4 3 15 3 3 4 10 TMS
monitoring obat-obat
yang mendekati masa
kadaluwarsa /ED
(Expired Date)
3. Belum Optimalnya 4 4 4 4 16 4 4 3 11 TMS
pelaporan stok obat
pada polindes dan pustu
di wilayah kerja
Puskesmas
Babai
Keterangan:
1 =Sangatkecil 4 =Besar
2=Kecil 5 = Sangat besar
3 =Sedang
MS : Memenuhi syarat
TMS: Tidak memenuh isyarat
√ : Isu yang terpilih

3.3.3 Rumusan Isu

Berdasarkan hasil analisis APKL dan USG maka isu yang akan

dibahas adalah “Belum Optimalnya Konseling Dan PIO pada

Pasien Penyakit Kronis di UPTD Puskesmas Babai”

28
Tabel 3.2
Relevansi isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS
Kedudukan dan Peran PNS
No Isu
Manajemen Whole of Pelayanan
ASN Goverment Publik
1 2 3 4 5
1. Belum Salah satu Dalam Peningkatan
Optimalnya kode etik memenuhi Konseling dan
Konseling Apoteker kebutuhan Pelayanan
dan PIO sebagai ASN pasien Informasi Obat
pada adalah terkait (PIO) kepada
Pasien memberikan informasi masyarakat
Penyakit informasi dan obat, merupakan
Kronis edukasi obat diperlukan salah satu
secara tepat koordinasi layanan publik
kepada pasien. antar tenaga di bidang
Pemberian kefarmasian farmasi klinis
Layanan dan tenaga sesuai standar
konseling dan kesehatan pelayanan
PIO ini lainnya yang kefarmasian di
dilakukan ada di puskesmas
dengan puskesmas sekaligus
mengacu agar sebagai salah
kepada SOP tercapainya satu upaya
yang dibuat pelayanan untuk
agar tercipta kefarmasian meningkatkan
peningkatan yang sesuai mutu
pengetahuan standar. pelayanan agar
pasien terkait terciptanya
pengobatannya pelayanan
dan publik yang
memastikan optimal.
bahwa obat
diberikan
kepada pasien
adalah obat
yang
berkualitas,
aman, dan
bermutu.

29
3.3.4 Penyebab Isu

Setelah menentukan isu yang paling utama untuk ditindaklanjuti,

selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam terkait isu tersebut

menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis, misalnya

menggunakan diagram fishbone. Untuk dapat menentukan penyebab

dari pelaksanaan konseling yang belum optimal pada pasien

hipertensi, dilakukan analisis menggunakan diagram fishbone. Berikut

adalah analisis isu untuk menentukan penyebab dari isu tersebut :

PENYEBAB AKIBAT
PEOPLE
PHYSICAL
EVIDENCE
Kurangnya
tenaga
kefarmasia
n

Tidak ada form Pasien tidak


dokumentasi bersedia menerima
konseling
KONSELING
DAN PIO
BELUM
Tidak ada Tempat penyerahan Tidak ada OPTIMAL
SOP obat tidak mendukung media
komunikasi yang informatif
efektif

Tidak tersedia
ruang konseling

PROCESS PLACE PRODUCT

Diagram 3.1 Analisis Fishbone

30
Berdasarkan analisis fishbone diperoleh beberapa penyebab

belum optimalnya konseling pada pasien hipertensi, yaitu :

a. Tidak ada form dokumentasi menyebabkan tidak ada panduan

pelaksanaan kegiatan dan tidak ada bukti terlaksananya

konseling

b. Tidak ada SOP menyebabkan kegiatan konseling tidak dapat

terlaksana dengan baik dan tidak bisa mencapai tujuan yang

diharapkan

c. Tidak ada tempat yang nyaman untuk konseling karena tempat

penyerahan obat yang tertutup. Idealnya tempat penyerahan

obat memiliki desain seperti front office untuk memudahkan

komunikasi disertai meja dan kursi untuk menjaga privasi

pasien. Hal ini disebabkan karena ketidaktepatan pada desain

bangunan ruang farmasi yang menyebabkan kesulitan dalam

komunikasi.

d. Pasien tidak bersedia menerima konseling seringkali

disebabkan oleh pasien yang terburu-buru untuk pulang dan

mengaku tidak memiliki banyak waktu luang

e. Tidak adanya media informatif untuk mempermudah pemberian

informasi pada kegiatan konseling dan PIO seperti banner,

leaflet dan spanduk

31
3.3.5 Dampak

Dampak dari belum optimalnya pelaksanaan konseling dan PIO

yang dilakukan oleh Apoteker selama pelayanan kefarmasian di

Puskesmas adalah

a. Pasien tidak memahami terkait penyakit dan pengobatannya

b. Pasien menggunakan obat dengan tidak tepat atau tidak patuh

dalam pengobatan

c. Tujuan terapi tidak tercapai

d. Ada potensi terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan

e. Pasien tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan

masalah kesehatannya

f. Tidak terbangun kepercayaan antara apoteker dan masyarakat

3.3.6 Gagasan Isu

Berdasarkan core issue yang diangkat yaitu belum

optimalnya pelaksanaan konseling dan PIO pada pasien penyakit

kronis, maka gagasan pemecahan isu yang akan dilakukan yaitu

‘OPTIMALISASI PELAKSANAAN KONSELING DAN PIO PADA

PASIEN PENYAKIT KRONIS DI UPTD PUSKESMAS BABAI”.

3.3.7 Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan Diagram

Fishbone, diperoleh beberapa penyebab isu.Tidak semua penyebab

dapat ditindaklanjuti karena adanya keterbatasan waktu dalam

32
pelaksanaan aktualisasi ini. Adapun gagasan pemecahan isu yang

akan dilakukan yaitu

1. Merencanakan penyusunan SOP konseling, SOP PIO, dan SOP

Alur pelayanan Resep

2. Membuat keragka alur pelayanan obat/resep

3. Membuat Checklist / daftar tilik PIO

4. Membuat kartu Pengambilan Obat

5. Melakukan konseling dan PIO kepada pasien dengan penyakit

kronis

6. Membuat Spanduk dan membagikan leaflet mengenai program

DAGUSIBU

33
Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Babai

Identifikasi Isu :
a. Belum optimalnya pelaksanaan konseling dan PIO pada pasien yang memiliki penyakit kronis

b. Belum optimalnya monitoring obat-obat yang mendekati masa kadaluwarsa/ED (Expired Date)

c. Belum Optimalnya pelaporan stok obat pada polindes dan pustu di wilayah kerja Puskesmas Babai.

Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pelaksanaan konseling dan PIO pada pasien yang memiliki penyakit kronis

Gagasan Pemecahan Isu :

1. Merencanakan penyusunan SOP konseling, SOP PIO, dan SOP Alur pelayanan Resep

2. Membuat keragka alur pelayanan obat/resep

3. Membuat Checklist / daftar tilik PIO

4. Membuat kartu Pengambilan Obat

5. Melakukan konseling dan PIO kepada pasien dengan penyakit kronis

6. Membuat Spanduk dan membagikan leaflet mengenai kampanye program DAGUSIBU

34
Tabel 3.3
Rancangan Aktualisasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Merencanakan Melakukan konsultasi Terjalin Dalam penyusunan SOP ini Kegiatan ini membantu Membuat SOP
penyusunan dengan mentor terkait komunikasi Penulis berkonsultasi tercapainya visi suatu hal baru
SOP substansi SOP antara dengan mentor untuk puskesmas babai yaitu dalam organisasi
konseling, apoteker mendapatkan kesepakatan terciptanya sehingga
SOP PIO, dan dengan dengan mentor dengan sikap masyarakat wilayah meningkatkan nilai
SOP Alur kepala penuh hormat, sopan UPTD Puskesmas akuntabel dan
pelayanan puskesmas santun, dan menghargai Babai yang sehat dan handal terhadap
Resep Selaku mentor pendapat (Nasionalisme : mandiri dalam bidang pelayanan yang
Mengumpulkan Regulasi yang Musyawarah; kesehatan dan misi diberikan.
regulasi terkait digunakan Akuntabilitas: Kejelasan; Meningkatkan
substansi SOP untuk Etika Publik : Hormat dan pemerataan
penyusunan Sopan Santun; WOG). pelayanan kesehatan
SOP Perencanaan SOP dan masyarakat yang adil,
Menyusun usulan Usulan SOP dilakukan dengan sebaik- bermutu dan
SOP baiknya (Komitmen Mutu : terjangkau
Mencetak SOP SOP yang Orientasi Mutu) Membuat
telah dicetak perencanaan dengan
penelusuran berbagai
literature dan berkonsultasi
dengan mentor menunjukkan
kerja keras dan semangat
dalam memberikan yang

35
terbaik (Anti Korupsi :
Kerja Keras).
SOP yang dibuat diadopsi
dari form rujukan yang diatur
dengan jelas pada
Permenkes No. 74 tahun
2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas (Pelayanan
Pubilk: efektif dan efisien,
akuntabel, responsive;
Manajemen ASN)
2. Membuat Mencari referensi Desain alur Penulis akan membuat Kegiatan ini membantu MembuatKerangka
keragka alur desain alur pelayanan pelayanan rancangan alur pelayanan tercapainya visi misi alur pelayanan
pelayanan obat/resep obat/resep obat/resep dengan penuh puskesmas babai yaitu resep merupakan
obat/resep 1. tanggung jawab dan terciptanya masyarakat suatu hal baru
Melakukan konsultasi Terjalin dihasilkan alur pelayanan wilayah UPTD dalam organisasi
dengan kepala komunikasi yang jelas dan mudah Puskesmas Babai sehingga
puskesmas antara dilihat (akuntabilitas; yang sehat dan mandiri meningkatkan nilai
apoteker tanggung jawab dan dalam bidang akuntabel dan
dengan kejelasan target) kesehatan dan misi handal terhadap
kepala Pembuatan alur pelayanan Meningkatkan pelayanan yang
puskesmas obat/resep disesuaikan pemerataan pelayanan diberikan.
Membuat rancangan Rancangan dengan kebutuhan pasien kesehatan masyarakat
alur pelayanan alur pelayanan (komitmen mutu; yang adil, bermutu dan
obat/resep obat/resep efektifitas) serta terjangkau
mengutamakan
Mencetak hasil Alur
kepentingan pasien dimana
pelayanan

36
rancangan alur obat/resep akan memberikan
pelayanan obat/resep berupa papan kemudahan kepada pasien
baliho dalam memperoleh
Memasang papan Papan baliho pelayanan. Selanjutnya
baliho alur pelayanan alur pelayanan penulis akan melakukan
obat/resep di lokasi obat/resep komunikasi, konsultasi dan
yang dapat dilihat ditempel di kerja sama dengan kepala
pasien lokasi strategis puskesmas mengenai
rancangan alur yang
diajukan (etika publik;
hormat, sopan, taat
perintah; WOG) dengan
menghargai pendapat &
masukan dari atasan untuk
perbaikan alur pelayanan
(nasionalisme,
menghargai pendapat)
Alur pelayanan harus
dicetak dengan jelas tanpa
kesalahan, sehingga tidak
ada pemborosan komitmen
mutu; efisiensi). Penulis
akan memperhatikan lokasi
strategis untuk memasang
alur pelayanan resep di
area ruang tunggu pasien
agar mudah dilihat oleh
pasien dengan jelas &

37
transparan (Anti Korupsi :
Peduli; Pelayanan Publik :
akuntabel, aksesibel,
transparansi)
3 Membuat Mengumpulkan Desain daftar Daftar Tilik dibuat sesuai Kegiatan ini membantu Membuat daftar
Checklist / literatur terkait tilik dengan rujukan yang diatur tercapainya visi misi tilik suatu hal baru
daftar tilik PIO informasi apa saja dengan jelas pada puskesmas babai yaitu dalam organisasi
yang harus Permenkes No. 74 tahun terciptanya sehingga
disampaikan 2016 Tentang Standar masyarakat wilayah meningkatkan nilai
Melakukan konsultasi Terjalin Pelayanan Kefarmasian di UPTD Puskesmas akuntabel dan
dengan kepala komunikasi Puskesmas dan berdasarkan Babai yang sehat dan handal terhadap
puskesmas antara hasil diskusi dengan mentor mandiri dalam bidang pelayanan yang
apoteker dapat kesehatan dan misi diberikan.
dengan dipertanggungjawabkan Meningkatkan
kepala (Akuntabilitas: Tanggung pemerataan
puskesmas Jawab; Manajemen ASN) pelayanan kesehatan
Mengetik dan Desain daftar Setelah daftar tilik selesai masyarakat yang adil,
mendesain daftar tilik tilik yang telah disusun, meminta bermutu dan
disetujui persetujuan mentor dengan terjangkau
mentor sikap menghormati,
Mencetak daftar tilik Daftar tilik musyawarah dan tidak
yang telah memaksakan kehendak
dicetak dan (Nasionalisme :
disetujui Musyawarah; WOG)
mentor Substansi dari daftar tilik
digunakan dibuat sesuai dengan
saat kebijakan dalam program
pelayanan pemerintah terkait pelayanan

38
kefarmasian (Etika Publik :
Taat Aturan, Profesional)
daftar tilik yang telah dibuat
akan digunakan sebaik
mungkin untuk kegiatan PIO
kepada pasien (Komitmen
Mutu : Mengedepankan
komitmen terhadap
kepuasan pasien;
Pelayanan Publik :Efektif
dan Efisien) Dalam
pembuatan daftar tilik ini
dilandasi dengan kepedulian
terhadap kebutuhan pasien
terkait pelayanan
kefarmasian (Anti Korupsi :
Kepedulian)
4 Membuat Mengumpulkan Desain kartu Kartu pengambilan obat Kegiatan ini membantu Membuat Kartu
kartu literatur terkait pengambilan dibuat sesuai dengan tercapainya visi misi pengambilan obat
Pengambilan obat referensi dan berdasarkan puskesmas babai yaitu merupakan suatu
Obat Melakukan konsultasi Terjalin hasil diskusi dengan mentor terciptanya hal baru dalam
dengan kepala komunikasi dapat masyarakat wilayah organisasi
puskesmas antara dipertanggungjawabkan UPTD Puskesmas sehingga
apoteker (Akuntabilitas: Tanggung Babai yang sehat dan meningkatkan nilai
dengan Jawab) Setelah kartu mandiri dalam bidang akuntabel dan
kepala pengambilan obat selesai kesehatan dan misi handal terhadap
puskesmas disusun, meminta Meningkatkan pelayanan yang
Mengetik dan Desain Kartu persetujuan mentor dengan pemerataan diberikan.

39
mendesain kartu pengambilan sikap menghormati, pelayanan kesehatan
pengambilan obat obat bagi musyawarah dan tidak masyarakat yang adil,
pasien kronis memaksakan kehendak bermutu dan
Mencetak kartu Kartu (Nasionalisme : terjangkau
pengambilan obat pengambilan Musyawarah) Substansi dari
obat ini dicetak kartu pengambilan obat
dan dibuat sesuai dengan
diserahkan kebijakan dalam program
kepada pasien pemerintah terkait pelayanan
penyakit kronis kefarmasian (Etika Publik :
saat berobat Taat Aturan, Profesional;
Kedisiplinan Pegawai)
kartu pengambilan obat
yang telah dibuat akan
digunakan sebaik mungkin
untuk kegiatan konseling
kepada pasien (Komitmen
Mutu : Mengedepankan
komitmen terhadap
kepuasan pasien;
Pelayanan Publik :Efektif
dan Efisien). Dalam
pembuatan kartu
pengambilan obat ini
dilandasi dengan kepedulian
terhadap kebutuhan pasien
terkait pelayanan
kefarmasian (Anti Korupsi :

40
Kepedulian)
5. Melakukan Menyiapkan meja Tersedianya Konseling dilaksanakan Kegiatan ini membantu Melakukan
konseling dan dan kursi sebagai tempat dengan terus menerus tercapainya visi misi konseling dan pio
PIO kepada tempat untukkonseling yang sesuai dengan SOP yang puskesmas babai yaitu meningkatkan nilai
pasien dengan kegiatan konseling memadai telah dibuat (Akuntabilitas: terciptanya santun, empati,
penyakit Menyeleksi pasien Dokumentasi Konsistensi; Manajemen masyarakat wilayah handal dan
kronis berdasarkan penyakit resep pasien ASN). Penulis memanggil UPTD Puskesmas akuntabel
dan jumlah obat yang yang akan nama pasien dan tidak ada Babai yang sehat dan terhadap
digunakan diberikan diskriminasi antara pasien mandiri dalam bidang pelayanan yang
konseling umum atau BPJS kesehatan dan misi diberikan.
Memberikan Pasien (Nasionalisme: persamaan Meningkatkan Adanya prosedur
konseling dan PIO mengerti hak dan kewajiban; pemerataan yang jelas,
sesuai SOP terhadap terapi Pelayanan Publik : pelayanan kesehatan komunikasi yang
yang Berkeadialan, tidak masyarakat yang adil, baik, dan tempat
didapatkan diskriminatif; WOG) bermutu dan yang nyaman
Mengisi form Dokumentasi Selanjutnya penulis akan terjangkau serta dapat
dokumentasi konseling dan memberikan konseling mewujudkan perilaku menciptakan
konseling dan daftar daftar tilik PIO terkait obat dengan santun, hidup sehat hubungan yang
tilik PIO telah diisi jujur, cepat, tepat dan akurat baik dengan
serta menjunjung tinggi pasien dan
etika. Materi konseling dan membuat pasien
PIO yang diberikan mulai ikut berpartisipasi
dari informasi nama obat, dalam
indikasi obat, aturan pakai, kesehatannya
jumlah obat & waktu
penggunaan obat serta
informasi tambahan berupa
saran diet sehat dan

41
olahraga teratur (etika
publik; memberi informasi
dengan sopan santun)
serta tidak lupa
mengkonfirmasi kembali jika
ada informasi lain yang
dibutuhkan pasien agar
pasien tetap puas & setia
menerima layanan
(komitmen mutu;
efektifitas).
Pengisian form dokumentasi
saat kegiatan konseling
dilakukan dengan sebenar-
benarnya terkait kondisi
pasien (Anti Korupsi :
Jujur)
6. Membuat Mencari referensi Desain leaflet Melakukan diskusi / Kegiatan ini membantu Membuat Spanduk
Spanduk dan desain leaflet dan dan spanduk konsultasi dengan kepala tercapainya visi misi dan leaflet dapat
membagikan spanduk puskesmas dan apoteker puskesmas babai yaitu meningkatkan nilai
leaflet Melakukan Terjalin penanggung jawab dengan terciptanya organisasi Teladan
mengenai konsultasi dengan komunikasi cara yang baik dan sopan masyarakat wilayah dan akuntabel
DAGUSIBU mentor kepala antara (etika publik; sopan UPTD Puskesmas terhadap
puskesmas apoteker santun, menghormati; Babai yang sehat dan pelayanan yang
mengenai leaflet dengan WOG) dilakukan secara mandiri dalam bidang diberikan.
yang akan dibuat kepala baik, dan tidak memaksakan kesehatan dan misi
puskesmas kehendak sendiri terhadap Meningkatkan
Membuat leaflet menggunakanorang lain MS.
Masyarakat (nasionalisme;
Office Word pemerataan

42
Mencetak 20 buah mengetahui menghargai pendapat) hal pelayanan kesehatan
leaflet edukasi tentang aksi yang dibahas tentang masyarakat yang adil,
DAGUSIBU serta 1 dagusibu rencana pembuatan leaflet bermutu dan
spanduk dan spanduk yang menarik, terjangkau
aplikatif, dengan alur
sederhana, mudah diingat
dan mudah dijalankan oleh
yang membaca, Membuat
leaflet untuk tujuan edukasi
adalah inisiatif saya agar
dapat membantu pasien
memahami cara
menggunakan obat
(Pelayanan Publik efektif
dan efisien; akuntabilitas;
kejelasan, transparansi)
mengendalikan penyakit
tidak menular termasuk
kewajiban setiap tenaga
kesehatan di puskes baik
yang berperan di unit
kegiatan masyarakat (UKM)
maupun yang bertugas di
Unit kesehatan perorangan
(UKP) (Kedisiplinan
Pegawai) ( manajemen asn
;Komitmen mutu;
menghasilkan produk/jasa

43
berkualitas tinggi; Anti
korupsi; jujur,
bertanggung jawab pada
kewajiban, tidak berbuat
curang)

44
Tabel 3.4
Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi dalam Bentuk Tabel

No Kegiatan Pelaksanaan Tempat


Persiapan
1 Konsultasi dan koordinasi dengan coach Daring
2 Konsultasi dan koordinasi dengan mentor Puskesmas Babai
Pelaksanaan
Membuat SOP (Standart Operational Procedure) PIO,
1 20 Oktober- 6 November
Konseling dan Alur Pelayanan resep
2 Membuat kerangka alur pelayanan obat/resep 20 Oktober- 6 November
3 Membuat checklist pio 20 Oktober- 6 November
4 Membuat kartu pengambilan obat 7 November- 13 November Puskesmas Babai

5 Membuat Spanduk dan membagikan leaflet 14 November – 20 November


mengenai DAGUSIBU
6 Melakukan konseling dan PIO kepada pasien dengan 20 Oktober- 27 November
penyakit kronis
Evaluasi
1 Pelaporan Puskesmas Babai
2 Evaluasi pelaksanaan aktualisasi 1-8 Desember BKPSDM Provinsi

45
Tabel 3.5
Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi dalam Bentuk Matriks

No Kegiatan Oktober November Desember


Persiapan 1-7 8-14 15-19 20-30 1-6 7-13 14-20 21-30 1-8
Konsultasi dan koordinasi dengan
1
coach
Konsultasi dan koordinasi dengan
2
mentor
Pelaksanaan
Membuat SOP (Standart Operational
1 Procedure) PIO, Konseling dan Alur
Pelayanan resep
Membuat kerangka alur pelayanan
2
obat/resep
3 Membuat checklist pio
4 Membuat kartu pengambilan obat
Melakukan konseling da PIO kepada
5
pasien penyakit kronis
Membuat Spanduk dan membagikan
6
leaflet mengenai aksi DAGUSIBU
Evaluasi
1 Pelaporan
2 Evaluasi pelaksanaan aktualisasi

46
BAB IV

PENUTUP

Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan

kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Setiap peserta

pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi

pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri.

Kemampuan mengidentifikasi dan menetapkan isu adalah hal pertama

yang harus ditunjukkan atau sebagai pintu gerbang pertama menuju

keberhasilan menyusun rancangan aktualisasi. Isu yang dibahas dalam

rancangan aktualisasi ini yaitu tentang belum optimalnya pelaksanaan

konseling dan PIO pada pasien penyakit kronis di UPTD Puskesmas

Babai. Berdasarkan hasil analisis isu, diperoleh beberapa penyebab isu

lalu ditentukan suatu gagasan kreatif untuk menyelesaikan isu tersebut.

Gagasan kreatif dari isu ini adalah membuat Merencanakan penyusunan

SOP konseling, SOP PIO, dan SOP Alur pelayanan Resep; Membuat

keragka alur pelayanan obat/resep; Membuat Checklist / daftar tilik PIO;

Membuat kartu Pengambilan Obat; Melakukan konseling dan PIO kepada

pasien dengan penyakit kronis; Membuat Spanduk dan membagikan

leaflet mengenai kampanye program DAGUSIBU. Gagasan ini akan

dilaksanakan pada saat aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar

PNS yaitu nilai ANEKA pada setiap kegiatannya. Dengan adanya kegiatan

aktualisasi ini diharapkan peserta menjadi seorang ASN yang profesional

dan berkarakter.

47
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Memasyarakatkan Tanya Lima O.


https://farmalkes.kemkes.go.id/2017/09/memasyarakatkan-tanya-
lima-o/
Diakses pada 02 Oktober 2021.

LAN RI. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Habituasi. Jakarta :
LAN RI.

LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Analisis Isu
Kontemporer. Jakarta : LAN RI.

LAN RI. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS – Wawasan


Kebangsaan dan Nilai-Nlai Bela Negara. Jakarta : LAN RI.

Peraturan LAN RI Nomor 1. 2021. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri


Sipil.

Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2016. Standar Pelayanan Kefarmasian


di Puskesmas.

Undang-Undang RI Nomor 5. 2014. Aparatur Sipil Negara.

Undang-Undang Nomor 25. 2009. Pelayanan Publik.

48
49

Anda mungkin juga menyukai