Oleh
TAHUN 2022
Oleh
JUDUL
Coach Mentor
JUDUL
Mengesahkan:
Coach Penguji
MENGETAHUI,
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
………………………………..
Pembina Utama Madya
NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas curahan rahmat dan
nikmat-Nya, sehingga penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dapat
menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil Negara” yang
merupakan salah satu persyaratan yang diwajibkan selama mengikuti Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil.
Rancangan Aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua H. M. Yahya Abide. M dan Salmah Tarumpu yang sudah membesarkan
dan mendidik saya hingga mampu ke tahap ini.
2. Bapak M. Yusuf Abd. Karim selaku kepala UPT Puskesmas Kombo sekaligus sebagai
mentor yang bersedia memberikan solusi dan masukan.
3. Ni Putu Dewi, SE.,MM. selaku Pembimbing yang tentunya telah memberikan
bimbinganya kepada penulis
4. Tim Widyaiswara BPSDM Prov Sulawesi Tengah yang sangat luar biasa dalam
memberikan materi dan menebarkan semangat
5. Panitia Pelaksanan Pelatihan Dasar CPNS Kab. Tolitoli Angkatan CIX selaku
penyelenggara.
6. Seluruh teman-teman Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CIX yang solid dan semangat
meskipun pembelajaran banyak dilakukan secara daring
7. Semua pihak yang telah banyak membantu baik moril maupun materil yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan penulisan ini, semoga Rancangan Kegiatan Aktualisasi ini dapat
bermanfaat Amin.
Penulis
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................
1.2. Visi, Misi dan Gambaran Organisasi Perangkat Daerah...........................
1.3. Tugas dan Fungsi Jabatan .......................................................................
1.4. Tujuan Aktualisasi .....................................................................................
1.5. Manfaat Aktualisasi....................................................................................
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI....................................................................
2.1 Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara ....................................................
2.2 Kedudukan dan Peran PNS Untuk Mendukung Terwujudnya Smart
Governance................................................................................................
2.3 Analisis Isu.................................................................................................
2.4 Rencana Kegiatan Aktualisasi...................................................................
2.5 Jadwal Tentatif Aktualisasi.........................................................................
BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI................................................................
3.1 Persiapan Kegiatan Habituasi....................................................................
3.2 Pembuatan SOP tentang Pengelolaan dan Penyimpanan obat LASA dan
High Alert ..................................................................................................
3.3 Edukasi tentang Pengelolaan dan Penyimpanan obat LASA dan
High Alert....................................................................................................
3.4 Pelaksanan Pemasangan label obat LASA dan High Alert.......................
3.5 Evaluasi......................................................................................................
3.6 Capaian dan Kemanfaatan Aktualisasi......................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................
4.1 Kesimpulan................................................................................................
4.2 Rencana Tindak Lanjut..............................................................................
LAMPIRAN .........................................................................................................
DAFTAR TABEL
Menurut Kemenkes tahun 2014 salah satu bagian terpenting dari pengelolaan
obat adalah tahap penyimpanan yakni memelihara mutu obat-obatan, menjaga
kelangsungan ketersediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan, memberikan
informasi kebutuhan obat yang akan datang, serta mengurangi resiko kerusakan,
kehilangan serta kesalahan pemberian obat (Medication Error). Obat-obat LASA (Look
alike Sound Alike) berpotensi membingungkan staf pelaksana. Dengan puluhan ribu
obat yang beredar dipasaran maka sangat signifikan terjadinya potensi akibat bingung
terhadap nama dan kemasan.
Obat-obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medication) memiliki komplikasi yang
lebih tinggi, efek samping atau bahaya. Insiden yang tinggi salah satunya disebabkan
oleh kesalahan pengmbilan obat atau kesalahan penyimpanan obat, terutama obat-obat
dengan rentan terapi yang sempit.
Saat ini di UPT Puskesmas Kombo sudah menerapkan pelabelan obat LASA dan
High Alert, namun pelabelan ini masi kurang optimal karena kurangnya pengetahuan
petugas Farmasi mengenai pentingnya pelabelan obat LASA dan High Alert dan
kurangnya sarana yang tersedia. Sehingga dalam rangka untuk mengoptimalkan
pengelolaan obat LASA dan High Alert maka perlu dilakukan edukasi kepada petugas
mengenai pentingnya pemasangan obat LASA dan High Alert agar dapat mencegah
efek samping atau bahaya yang ditimbulkan oleh kesalahan terkait pemberian obat-
obat LASA dan High Alert maka dilakukukan penandaan. Penandaan dapat dilakukan
dengan menempelkan logo LASA dan High Alert pada obat-obat tersebut.
3. Bagi Masyarakat
a. Dapat mengurangi kesalahan pemberian obat kepada pasien
b. Dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
Pada hakikatnya, ASN mempunyai peran strategis sebagai penggerak inti dalam
birokrasi pemerintahan. Untuk mendukung hal tersebut, Core Values “BerAKHLAK” dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara (ASN) “Bangga Melayani Bangsa” resmi
diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2021.
Peluncuran Core Values ini bertujuan untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar (core
values) bagi seluruh ASN di Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja
ASN yang profesional. Core values AKHLAK dilatarbelakangi oleh adanya
penerjemahan yang berbeda-beda terhadap nilai-nilai dasar serta kode etik dan kode
perilaku ASN yang tertuang dalam UU No. 5/2014 tentang ASN. Karenanya, perlu
ditetapkan satu Core values ASN untuk mensarikan nilai-nilai dasar ASN ke dalam satu
kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN.
Berbagai nilai-nilai yang ada di instansi pemerintah digabungkan dan dikerucutkan
menjadi tujuh nilai yang dapat berlaku secara umum.
Core values ini menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja, yang tidak hanya
dilakukan pada ASN tingkat pusat namun juga pada tingkat daerah, sebagaimana
pesan Presiden Joko Widodo, “ASN yang bertugas sebagai pegawai pusat maupun
pegawai daerah harus mempunyai core values yang sama.”Core values BerAKHLAK
yang dimaksud merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Ini merupakan fondasi baru bagi
seluruh ASN di Indonesia dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai yang
terkandung dalam ‘Core Value Berakhlak’ ini diharapkan bisa mempercepat
transformasi ASN. Menciptakan birokrasi yang akuntabel dan adaptif untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat menjadi fokus utama.
3. Kompeten
Seiring perkembangan waktu, peningkatan kompetensi sangat penting. Dalam
melaksanakan pelayanan public, setiap ASN harus dapa selalu meningkatkan
potensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain
belajar dan dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Dengan mengamalkan Nilai Bhineka Tunggal ika yang berarti “Berbeda-beda
Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap
orang apapun latar belakangnya dengan membangun lingkungan kerja yang
kondusif.
5. Loyal
Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara
Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI
serta pemerintahan yang sah. Setiap ASN harus dapat menjaga nama baik sesama
ASN, nama baik pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat
menjaga nama baik negara.Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan
adalah setiap ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur
harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang
ada.Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan mengembangkan
kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak proaktif dan tidak hanya
berpangku tangan.
7. Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus
dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam pembangunan,terbuja dalam bekerja sama untuk meghasilkan
nilai tambah dan menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk mencapai
tujuan Bersama.
2.2. Kedudukan Dan Peran PNS Untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance
1. Manajemen ASN
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan akan
tersedia sumber daya ASN yang unggul dan selaras dengan perkembangan jaman.
Fungsi pegawai ASN yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, dan
perekat dan pemersatu bangsa. dan bertugas untuk :
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. SMART ASN
Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh peserta
CPNS dan diharapkan para peserta mampu mengikuti dan beradaptasi dengan
perubahan transformasi digital yang berlangsung sangat cepat. Materi literasi digital
terdiri dari percepatan transformasi digital di Indonesia, definisi literasi digital, peta
jalan program literasi digital, ruang lingkup program dan implementasi literasi digital.
Peta Jalan Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi,
dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi
persoalan terkait percepatan transformasi digital dalam konteks literasi digital.
Dalam peta jalan ini, dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat
area kompetensi yaitu : kecakapan digital (digital skills), budaya digital (digital
culture), etika digital (digital ethics) dan keamanan digital (digital safety). Keempat
area kompetensi ini menawarkan berbagai indikator dan sub-indikator yang bisa
digunakan untuk meningkatkan kompetensi literasi digital masyarakat Indonesia
melalui berbagai macam program yang ditujukan pada berbagai kelompok target
sasaran. Telah disusun pula 4 modul yang dibuat untuk menunjang percepatan
transformasi digital yaitu :
1. Cakap Bermedia Digital
2. Budaya Bermedia Digital
3. Etis Bermedia Digital
4. Aman Bermedia Digital
Dalam beraktivitas di internet, terdapat etika dan etiket yang perlu diikuti oleh
pengguna. Keduanya wajib dipahami, ditaati, dan dilaksanakan oleh pengguna
selama mengakses layanan internet (Pratama, 2014: 383). K.Bertens (2014: 470)
mendefinisikan etika sebagai sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya. Berbeda
dengan etiket yang didefinisikan sebagai tata cara individu berinteraksi dengan
individu lain atau dalam masyarakat (Pratama, 2014: 471). Jadi, etiket berlaku jika
individu berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Sementara etika
berlaku meskipun individu sendirian. Hal lain yang membedakan etika dan etiket
ialah bentuknya, etika pasti tertulis, misal kode etik Jurnalistik, sedangkan etiket
tidak tertulis (konvensi).
Proses interaksi yang terjadi di media sosial ini merupakan bagian dari
komunikasi sosial, bahkan semakin kompleks dan dapat menimbulkan masalah jika
tidak dikelola dengan baik. Permasalahan yang biasanya muncul terkait dengan
privasi, hak cipta karya, pornografi, kekerasan online, dan isu etika lainnya.
Misalnya, penggunaan foto unggahan dari pihak lain tanpa izin atau pengutipan
yang tidak layak, opini yang merugikan, penyebaran video porno, dll. Khususnya
yang saat ini sedang menjadi permasalahan utama di dunia internet Indonesia
adalah terkait pembuatan dan penyebaran berita palsu atau hoaks. Sifat media
digital yang user generated content yaitu siapapun dapat memproduksi konten
dalam berbagai bentuk (audio, video, gambar, teks) dan menyebarkannya di media.
Hal ini menjadi dilema bagi pengguna dalam partisipasi di media digital, karena
karya kreatif di media sosial itu baik namun jika tidak diimbangi dengan
pengetahuan, etika, dan tanggung jawab sosial yang tinggi, maka hasilnya dapat
menjadi negatif. Sehingga, dibutuhkan peningkatan kompetensi terkait interaksi,
partisipasi dan kolaborasi aktif di ruang digital.
Adanya isu – isu tersebut diatas selanjutnya dianalisis dengan alat bantu atau
metode tertentu sehingga diperoleh kualitas penetapan isu yang sesuai kriteria.
Proses identifikasi isu terebut menggunakan alat bantu kriteria Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL).
1. Aktual yaitu benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2. Problematik yaitu isu yang memiliki dimensi masalah yang komplek, sehingga
perlu dicarikan solusinya.
3. Kekhalayakan yaitu isu yang menyangkuti hajat hidup orang banyak.
4. kelayakan yaitu isu yang masuk akal dan realitis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
b. Smart ASN
ASN yang cerdas harus mampu mengikuti perkembangan teknologi
yang semakin maju agar mampu meningkatkan pengetahun. Pada isu ini
dikarenakan masih kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya
pemasangan label obat LASA dan High Alert sehingga perlu diberikan
edukasi mengenai hal tersebut.
2.3.4. Identifikasi Penyebab Masalah
Gambar 2.1 Diagaram Fishbone
Suppliers Skill
Kurangnya
tersedianya sarana
dan prasana
Belum adanya
SDM yang
kompeten
Belum optimalnya
pemberian Label
2.3.5. Alternatif Pemecahan Masalah/gagasan ide obat LASA dan High
Alert
Surroundings System
1 2 3 4 6 7 8
Adaptif
Berantusias dalam
melakukan kegiatan
c. Membuat soal Selesainya Kompeten
pre-test dan Meningkatkan kompetensi
soal pre-test
post-test diri untuk menjawab
dan post-test
tantangan yang selalu
berubah
Pembuatan SOP tentang a. Mencari Tersedianya Berorientasi Visi : Terwujudnya “Handal”, “Amanah”
2 pengelolaan obat LASA dan literatur/refere lieteratur/ Pelayanan masyarakat Kabupaten dan “Tanggap
High Alert nsi unuk referensi yang Ramah Cekatan, dalam Tolitoli Yang Sejahtera
menyusun akan mencari materi atau bahan Dan Mandiri Melalui
SOP digunakan tentang SOP Pemerintahan Yang
Management ASN : dalam Amanah, Responsif dan
pada proses pelaksanaan pembuatan Akuntabel Merakyat.
kegiatan ini melibatkan SOP dalam mencari referensi
pengaktifan Peran dan harus bersikap dengan
Fungsi PNS sebagai seorang Jujur, bertanggung jawab, Misi Ke-2 : Meningkatkan
Pelaksana Kebijakan Publik. cermat, disiplin dan Sumber Daya Manusia,
Smart ASN : berintegritas tinggi. Kualitas Hidup
Kompeten Masyarakat Lebih Maju
Penyusunan SOP harus
mencari materi merupakan dan Berdaya Saing
memerlukan
litelatur/referensi, dengan salah satu cara untuk
era digital sekarang ini mengembangkan
sanga mudah untuk kompetensi diri sendiri
mendapatkan informasi maupun orang lain
mengenai SOP yang akan
dibuat.
Kolaboratif
Terbuka dalam
bekerjasama dengan rekan
kerja untuk menghasilkan
nilai tambah
c. Penyusunan Adanya Berorientasi Pelayanan
SOP dokumen Bersikap cekatan dan
SOP yang responsif setelah SOP
telah dibuat yang disepakati agar
kualitas pelayanan segera
meningkat.
Akuntabel
Melaksanakan tugas denga
jujur, bertanggung jawab
dan berintegritas
Kompeten
Melaksanakan tugas
dengan kinerja terbaik.
Loyal
SOP yang telah disusun
tidak boleh bertentangan
dengan dengan peraturan
yang ada.
Kolaboratif
Terbuka dalam
bekerjasama untuk
menghasilkan nilai tambah
Edukasi tentang pengelolaan a. Melakukan Mendapatkan Akuntabel Visi : Terwujudnya “Handal”, “Amanah”
3 dan Penyimpanan obat pre-test hasil pre-test Melaksanakan tugas denga masyarakat Kabupaten dan “Tanggap
LASA dan High Alert jujur, bertanggung jawab Tolitoli Yang Sejahtera
dan berintegritas Dan Mandiri Melalui
Pemerintahan Yang
Smart ASN : Kompeten Amanah, Responsif dan
Meningkatkan kompetensi Merakyat.
Kegiatan Edukasi tentang diri untuk menjawab
Pengelolaan dan tantangan yang selalu
Penyimpanan obat LASA berubah
dan High Alert terkait Misi Ke-2 : Meningkatkan
menghasilkan nilai tambah
dengan mata Pelatihan Sumber Daya Manusia,
Smart ASN karena pada Kualitas Hidup
proses pelaksanaan Harmonis Masyarakat Lebih Maju
kegiatan ini melibatkan Membangun lingkungan
kerja yang kondusif dan Berdaya Saing
kemampuan seorang ASN
untuk mengembangkan dan
menambah Kompetensi
guna memberikan tambahan
pengetahuan kepada ASN
lainnya serta memanfaatkan
berbagai sumber daya
Tekhnologi Informasi yang
ada untuk mencapai tujuan
Edukasi
b. Edukasi Peserta Akuntabel
mengenai edukasi Melaksanakan tugas denga
pengelolaan mengetahui jujur, bertanggung jawab
obat LASA pentingnya dan berintegritas
dan High pengelolaan
Alert Kompeten
obat LASA Meningkatkan kompetensi
dan High diri untuk menjawab
Alert pertanyaan dari rekan kerja
yang bertanya.
Harmonis
Membangun lingkungan
kerja yang kondusif
Kompeten
Meningkatkan kompetensi
diri untuk menjawab
tantangan yang selalu
berubah
Harmonis
Membangun lingkungan
kerja yang kondusif
Akuntabel
Melaksanakan tugas denga
jujur, bertanggung jawab
dan berintegritas
Kompeten
Meningkatkan kompetensi
diri untuk menjawab
tantangan yang selalu
berubah.
Akuntabel
Melaksanakan tugas
dengan jujur, bertanggung.
Adaptif
Bersikap proaktif
2.5 Jadwal Tentatif Aktualisasi
1. Persiapan
Kegiatan
Habituasi
- Berkonsultasi dengan
kepala puskesmas
sekligus sebagai mentor
- Menyusun
jadwal
kegiatan
- Membuat soal
pre-test dan
post-test
2. Pembuatan SOP tentang
pengelolaan dan
penyimpanan obat LASA
dan High Alert
- Mencari
literatur/referensi unuk
menyusun SOP
- Berdiskusi dengan
penanggung jawab
Gudang Farmasi
- Penyusunan SOP
3. Sosialisasi tentang
pengelolaan dan
penyimpanan obat LASA
dan High Alert
- Melakukan pre-test
- Edukasi mengenai
pengelolaan obat LASA
dan High Alert
- Melakukan post-test
4. Pelaksanan Pemasangan
label obat LASA dan High
Alert
- Menyiapkan daftar obat
LASA dan High Alert
- Pengadaan label obat
- Memasang label LASA
dan High Alert pada
daftar obat yang telah
disusun
5. Evaluasi
- Pengumpulan hasil
- Analisa
- Laporan hasil
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI
Analisa Dampak
Jika tidak menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang telah disebutkan pada
tahapan ini, maka kegiatan aktualisasi tidak akan terlaksana dengan baik
karena tidak ada kepercayaan dari pimpanan sehingga diskusi tidak berjalan
dengan efekif dan efisien.
Analisa Dampak
Adapun Akibat dari tidak diterapkannya nilai dasar ASN diatas maka
hasil dari materi edukasi yang telah disusun tidak terkait pengelolaan dan
penyimpanan obat-obat LASA dan High Alert yang benar dan pelaksanaanya
pun tidak sesuai dengan harapan.
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai dasar ASN diatas maka
pengelolaan dan penyimpanan obat-obat LASA dan High Alert tidak dapat
terlaksana dengan baik.
Bukti pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada Lampiran 1 dan rincian
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Keterkaitan
No Tahapan Tanggal Bukti
Substansi
Kegiatan pelaksanaan Pelaksanaan
Mata
pelatihan
1 Konsultasi 8 Agustus Akuntabel Foto
kepada mentor 2022 Harmonis
sekaligus sebagai Adaptif
pimpinan
3.2 Pembuatan SOP tentang Pengelolaan dan Penyimpanan obat LASA dan High
Alert
a. Mencari literatur/referensi untuk menyusun SOP
Dilaksanakan Tanggal : 15 Agustus 2022
Tempat : Apotek Rawat Jalan
Uraian pelaksanaan
Setelah mendapatkan persetujuan mengenai isu/kegiatan yang akan
dilakukan selama habituasi oleh pimpinan, kegiatan selanjutnya adalah
membuat SOP mengenai pengelolaan dan penyimpanan obat LASA dan
High Alert. Namun sebelum menyusun SOP tersebut dibutuhkan
lieratur/referensi tentang pengelolaan dan penyimpanan obat LASA dan High
Alert.
Gambar. 3.4 Mencari Litelatur/Referensi untuk Menyusun SOP
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai-nilai tersebut maka
kegiatan ini akan berjalan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
dan pelaksanaan kegiatan aktualisasi akan menjadi tidak matang dan efisien
serta sulit untuk dipertanggung jawabkan.
Analisa Dampak
Apabila Nilai Dasar Harmonis dan Kolaboratif tidak diterapkan, maka
dalam pelaksanaan tahapan kegiatan tidak akan mendapat arahan oleh
Penanggung Jawab Farmasi sehingga menyebabkan pelaksanaan
Aktualisasi tidak berjalan dengan baik.
c. Penyusunan SOP
Dilaksanakan Tanggal : 18 Agustus 2022
Tempat : Apotek Rawat Jalan
Uraian pelaksanaan
Pada Tahapan kegiatan ini Penulis melakukan finalisasi penyusunan
SOP yang kemudian akan di tandangani oleh Kepala Puskesmas sebagai
bukti persetujuan atas SOP yang telah dibuat. Tahapan ini perlu dilakukan
agar pengelolaan dan penyimpanan obat LASA dan High Alert berjalan
sesuai dengan SOP yang dibuat.
Analisa Dampak
Bukti pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada Lampiran dan rincian
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Ringkasan Pelaksanan Pembuatan SOP tentang Pengelolaan dan
Penyimpanan obat LASA dan High Alert
Keterkaitan
No Tahapan Tanggal Bukti
Substansi Mata
Kegiatan pelaksanaan Pelaksanaan
pelatihan
3.3 Edukasi tentang Pengelolaan dan Penyimpanan obat LASA dan High Alert
a. Melakukan pre-test
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai-nilai tersebut maka
kegiatan ini tidak akan dapat dipertanggungjawabkan karena tidak adanya
data yang dapat menunjukkan seberapa efektif/berhasilnya kegiatan Edukasi
yang akan dilakukan dan ini tidak akan menyesuaikan dengan Ilmu atau
Informasi yang seharusnya serta tidak akan memiliki sifat Netral akibat
munculnya perilaku membeda-bedakan individu berdasarkan Latar-
Belakangnya
b. Edukasi mengenai Pengelolaan dan Penyimpanan obat LASA dan High Alert
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai-nilai tersebut maka
kegiatan ini tidak akan berjalan karena tidak adanya rasa tanggung jawab
oleh Penulis dan tidak akan memberikan Nilai tambah positif bagi Tenaga
Kesehatan Lainnya.
c. Melakukan post-test
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai-nilai tersebut maka dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan ini tidak akan dapat dipertanggungjawabkan
karena tidak adanya data yang dapat menunjukkan seberapa
efektif/berhasilnya kegiatan Edukasi yang telah dilakukan serta dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan pemberian soal Post-Test ini tidak akan
menyesuaikan dengan Ilmu atau Informasi yang seharusnya.
Bukti pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada Lampiran dan rincian
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Ringkasan Pelaksanan Edukasi tentang SOP tentang Pengelolaan dan
Penyimpanan obat LASA dan High Alert
Keterkaitan
No Tahapan Tanggal Substansi
Bukti Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan Mata
pelatihan
1 Melakukan 24 Agustus Akuntabel
pre-test 2022 Kompeten Foto
Harmonis
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai-nilai tersebut maka dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan ini nilai pelayanan tidak akan meningkat dan
kegiatan tersebut tidak berjalan dengan baik karena dilakukan tanpa
tanggung jawab.
c. Memasang label LASA dan High Alert pada daftar obat yang telah disusun
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai-nilai tersebut maka dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan ini nilai pelayanan tidak akan meningkat dan
kegiatan tersebut tidak berjalan dengan baik karena dilakukan tanpa
tanggung jawab.
Bukti pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada Lampiran dan rincian
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Ringkasan Pelaksanan Pemasangan label obat LASA dan High Alert
Keterkaitan
N Tahapan Kegiatan Tanggal Bukti
Substansi Mata
o pelaksanaan Pelaksanaan
pelatihan
3.5 Evaluasi
a. Pengumpulan Hasil
Dilaksanakan Tanggal : 24 Agustus 2022
Tempat : Aula PKM Kombo
Uraian pelaksanaan
Dalam memulai kegiatan evaluasi hasil sosialisasi, penulis
mengumpulkan langsung Pre-Test dan Post-Test yang telah terisi dihari yang
sama setelah sosialisasi diadakan. Jumlah Pre-Test dan Post-Test yang
terkumpul adalah sebanyak 20 Pre-Test dan 20 Post-Test sesuaii dengan
jumlah responden yang menghadiri sosialisasi. Hasil yang diperoleh dari
tahapan ini adalah terkumpulnya pre-test dan post-test.
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai-nilai tersebut maka dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan ini tidak dapat selesai dengan dengan tepat
waku dan haslinya tidak dapat di pertanggung jawabkan.
b. Analisa Hasil
Pretest Postest
Gambar. 3.14 Analisis Hasil
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai-nilai tersebut maka dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan ini tidak dapat dipertanggungjawabkan
karena tidak adanya data yang dapat menunjukkan seberapa
efektif/berhasilnya kegiatan Edukasi yang telah dilakukan dan tidak akan
menyesuaikan dengan Ilmu atau Informasi yang seharusnya.
c. Laporan Hasil
Analisa Dampak
Adapun akibat dari tidak diterapkannya nilai-nilai tersebut maka dalam
pelaksanaan tahapan kegiatan tidak akan terselesaikan dengan tepat waktu
dan hasil yang dibuat tidak dapat di pertanggung jawabkan.
Bukti pelaksanaan kegiatan ini dapat dilihat pada Lampira dan rincian
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5 Ringkasan Pelaksanan Evaluasi
Keterkaitan
No Tahapan Tanggal Bukti
Substansi Mata
Kegiatan pelaksanaan Pelaksanaan
pelatihan
4.1 Kesimpulan
a. Seluruh Kegiatan yang direncanakan telah dapat dilaksanakan dengan baik, yakni
dengan Capaian 100% yang terdiri dari total 5 Kegiatan dan 15 Tahapan
Kegiatan.
b. Selama Pelaksanaan Kegiatan Kami Menjadi mampu mengaktualisasikan Seluruh
Nilai-Nilai Dasar ASN yakni Meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK).
c. Kemanfaatan Hasil yang dicapai adalah (1) Meningkatnya Pengetahuan Staff
Puskesmas Kombo Terkait Pengelolaan dan Penyimpanan obat LASA dan High
Alert; (2) Terdapatnya SOP mengenai Pengelolaan dan Penyimpanan Obat LASA
dan High Alert ; (3) Terpasangnya Label LASA dan High Alert.
d. Berdasarkan Kemanfaatan Hasil yang telah dicapai, maka Kegiatan “Pengelolaan
dan Penyimpanan obat LASA dan High Alert di Puskesmas Kombo” telah berhasil
dilaksanakan.
Amelia R. 2021. Modul Smart ASN: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Fatimah E, Irawati E. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Manajemen Aparatur Sipil
Negara: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Handoko R. 2021. Modul Akuntabel: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Idris I, Suwarno Y, Purwana, Dendi S, et al. 2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS:
Analisis Isu Kontemporer : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Jalis A. 2021. Modul Kompeten : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan – RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016
Tentang Standar Kefarmasian di Rumah Sakit: Kemkes-RI.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara – RI. 2003. KEPMENPAN No. 13 Tahun
2021 Tentang Jabatan Fungsional Apoteker: KemenPAN-RB.
Mirdin AA. 2021. Modul Berorientasi Pelayanan : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Presiden RI. 2014. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara:
Republik Indonesia.
Rahmanendra D. 2021. Modul Loyal : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Sejati TA. 2021. Modul Kolaboratif : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Sembodo J. 2021. Modul Harmonis : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Suwarno Y. 2021. Modul Adaptif : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
LAMPIRAN