OLEH :
i
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
Coach, Mentor,
1
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperbaiki sesuai dengan saran dan masukkan : Penguji, Coach dan Mentor pada
Seminar Aktualisasi / Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) Golongan III Angkatan LXXIX Kelompok A Tahun 2020.
Penguji,
MENGETAHUI:
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
Alhamdulillah Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
ridhonya , sehingga penulisan Laporan Hasil aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil
Negara yang berjudul “Optimalisasi Pelayanan Informasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien
Rawat Jalan Dan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wuna Kabupaten Muna Barat” sebagai
syarat Latsar CPNS Golongan III Angkatan LXXIX Lingkup Pemerintah Kabupaten Muna
Barat Tahun 2020.
Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dari
banyak pihak. Penulis juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan yang
disebabkan keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan aktualisasi ini.
Penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat sehat sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Aktualisasi ini;
2. Bapak Bupati Muna Barat Drs. Achmad Lamani, M.Pd, yang telah berkenan memberikan
kesempatan kepada kami untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Tahun anggaran 2020.;
3. Bapak Syahruddin Nurdin, SE, selaku Kepala BPSDM Prov Sultra beserta jajarannya
selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS.
4. Bapak La Ode Mahajaya, SKM, M. Kes, selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Muna
Barat beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III.
5. Bapak Dr. Ir. I Gede Panca, M.Pd, selaku penguji.
6. Bapak Drs.H. Abdul Rajab Rauf silondae, M.Si selaku coach atas semua inspirasi,
dorongan, masukan dan bimbingannya.
7. Bapak Darsilan, SKM selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan
dan bimbingan selama kegiatan aktualisasi.
8. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan
pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di
instansi.
3
9. Keluarga besar Puskesmas Wuna Kabupaten Muna Barat atas dukungan dan
kerjasamanya.
10. Segenap panitia penyelenggara, fasilitator dan pelatih yang telah memfasilitasi kami
dalam penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS ini; serta
11. Bapak dan Ibu penulis yang selalu memberi dorongan semangat dan doanya.
12. Teman-teman peserta Latihan Dasar CPNS dan segala pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian laporan Aktualisasi ini.
Teriring harapan semoga laporan aktualisasi ini dapat memberi manfaat bagi khalayak
terkhusus dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pelayanan kesehatan. Amin Ya
Rabbal ‘Alamin…
4
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................................... 81
C. Rencana Tindak Lanjut ......................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
6
DAFTAR TABEL
Halaman
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
10
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap dampak buruk yang ditimbulkan pemakaian antibiotik yang tidak tepat serta
kurang efektifnya dalam memberikan informasi penggunaan antibiotik kepada pasien.
Saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami penggunaan antibiotik
khususnya di wilayah Puskesmas Wuna, Kecamatan Barangka. Karena dari hasil observasi
beberapa pasien mengenai penggunaan antibiotik, mereka menghentikan pemakaian obat
antibiotik jika gejala atau sakit yang dirasakan sudah hilang padahal penggunaan antibiotik
minimal 5 sampai 7 hari meskipun sakit yang dirasakan sudah hilang, hal ini untuk mencegah
tidak terjadinya resistensi antibiotik. Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat isu
“Belum optimalnya pelayanan informasi penggunaan antibiotic pada pasien rawat jalan
dan tenaga kesehatan di Puskesmas Wuna kabupaten muna barat”.
B. TUJUAN
a. Umum
Terbentuknya PNS professional yang berkarakter sebagai pelayan masyarakat melalui
pengimplementasian nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi (ANEKA) yang diawali dengan mengidentifikasi isu melalui
prinsip pelayanan publik, whole of government, dan manajemen ASN. Nilai dan
prinsip tersebut diimplementasikan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Wuna.
b. Khusus
Meningkatnya pemahaman dan wawasan masyarakat serta tenaga kesehatan mengenai
cara penggunakan antibiotik dengan bijak.
C. Manfaat
1. Bagi Individu
Dengan teraktualisasinya nilai-nilai ANEKA dan peran serta kedudukan ASN,
kepribadian diri semakin terbentuk dengan baik sehingga dapat bekerja secara
professional, disiplin, jujur, memiliki etika dan kreatif yang mendorong capaian
kinerja yang lebih baik.
2. Bagi Unit Kerja
Manfaat bagi unit kerja yaitu meningkatnya kinerja pada kegiatan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Wuna serta tercapainya visi misi instansi sehingga citra
11
instansi di masyarakat semakin meningkat dan menjadikan kegiatan-kegiatan tersebut
menjadi sebuah kebiasaan (habituasi).
3. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat pada umumnya, dimana mereka mendapatkan hak-haknya
dan informasi yang dibutuhkan khususnya dalam meningkatkan kepatuhan pasien
dalam menggunakan antibiotik secara bijak dan rasional sehingga diperoleh pelayanan
publik yang prima dari ASN.
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
1. Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada Dokter,
Perawat, Profesi kesehatan lainnya serta pasien. Dalam hal ini penulis akan melakukan
PIO pada tenaga kesehatan (bidan dan perawat) serta pasien.
2. Obat antibiotic adalah obat yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan infeksi
bakteri.
3. Resistensi antibiotic adalah keadaan dimana obat antibiotic tidak dapat membunuh
atau menghambat pertumbuhan bakteri.
4. Standar Prosedur Operasional (SOP) sebagai acuan penerapan langkah-langkah
melakukan suatu kegiatan yang telah disetujui oleh pimpinan.
12
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI DASAR ASN DAN
PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI
A. Dasar Hukum
Kabupaten Muna Barat terbentuk melalui UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014.
Disahkan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 2014 oleh Predsiden Republik Indonesia Bapak Dr.
H. Susilo Bambang Yudoyono untuk selanjutnya diundangkan di Jakarta pada tanggal 23 Juli
2014 oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Bapak Amir
Syamsudin dengan Lembaran Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 173.
Puskesmas Wuna terbentuk sejak sebelum pemekaran Muna Barat. Sebelumnya
Puskesmas Wuna berada dibawah naungan Kabupaten Muna. Tetapi setelah Kabupaten
Muna Barat berdiri tahun 2014, Puskesmas Wuna berada dalam naungaun pemerintah
Kabupaten Muna Barat. Puskesmas Wuna merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat tingkat
pertama yang di fungsikan pada tanggal 1991, berada di desa Wuna melayani 8 desa tahun
2012 dan pada tahun 2013 dimekar menjadi 5 desa; 3 desa dari kec. Barangka dan 2 desa dari
Kec. Sawerigadi, dengan luas wilayah + 1503 ha yang mayoritas masyarakatnya bertani.
B. Visi Misi Organisasi Dan Nilai-Nilai Organisasi
a. Visi
Dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan, UPTD Puskesmas Wuna mempunyai
Visi ”Puskesmas Wuna Sebagai Pelayanan Bermutu Dan Mandiri Menuju
Masyarakat Yang Sehat”.
b. Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut, Misi UPTD Puskesmas Wuna sebagai berikut :
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, professional, merata dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat dan hidup dalam
lingkungan yang sehat.
4. Meningkatkan peran aktif masyarakat terhadap pelayanan masyarakat.
13
c. Motto
Melayani dengan hati, kepuasan anda harapan kami.
d. Tata Nilai
Tersenyum (Tertib, sehat, empati, nyaman, utuh dan merata).
C. Tupoksi Organisasi Dan Tupoksi CPNS
1. Tupoksi organisai
Dalam melaksankan tugas Puskesmas Wuna menyelenggarakan fungsi, sebagai
berikut:
a. Meningkatkan derajat kesehatan baik dari segi mortalitas maupun segi
morbiditas.
b. Meningkatkan upaya kesehatan di Puskesmas Wuna baik dari pelayanan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan, pencegahan dan pemberantasan penyakit maupun
perbaikan gizi masyarakat.
c. Meningkatkan pengetahuan permasalahan kesehatan di puskesmas Wuna.
2. Tupoksi CPNS
Secara umum tugas pokok tenaga apoteker adalah memberikan pelayanan
kefarmasian sesuai dengan tugas dan fungsi yang ditetapkan untuk kelancaran
pelayanan kefarmasian serta melaksanakan kegiatan pengelolaan obat dan Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP). Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 7 tahun 2008, berdasarkan sasaran kinerja pegawai, jabatan
fungsional Apoteker Ahli Pertama memiliki tugas sebagai berikut:
a) Membuat kerangka acuan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan
kefarmasian;
b) Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam rangka pemilihan perbekalan
farmasi;
c) Inventarisasi pemasok perbekalan farmasi dalam rangka pemilihan perbekalan
farmasi;
d) Mengolah data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi;
e) Mengawasi kegiatan dalam rangka sterilisasi sentral;
f) Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan perbekalan
farmasi;
14
g) Merekapitulasi daftar usulan perbekalan farmasi dalam rangka penghapusan
perbekalan farmasi;
h) Meracik obat resep individual dalam rangka dispensing;
i) Visit ke ruang rawat;
j) Pelayanan informasi obat (PIO);
k) Konseling obat;
l) Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya;
m) Mendokumentasikan dalam rangka pemantauan penggunaan obat;
n) Pelayanan jarak jauh (Remote Service);
o) Pelayanan di tempat tinggal (Home care);
p) Ambulatory services;
q) Swamedikasi; dan
r) Pelayanan paliatif.
15
D. Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
DARSILAN, SKM
KABAG TU
WA ODE SAMSIA, S.Kep L.M SUHFIN, SKM LYSFIA, AmKeb SRI YUSNAWATI.S,AMK
PROMKES/PKM KESLING GIZI KIA/KB P2M GIGI & MULUT KESJA OR POLI UMUM GUDANG FARMASI
FETTI FITRIA, SKM ARNI SALITI, SKM ZHULHIJA, S.Gz WA ODE ISNAWATI, AMKeb WA ODE SAMSIA, S.Kep drg. RATNA JUWITA WD SRI OMIATI IHLAFI, Amd.Kg dr. IKA ALFIA JULIATY HARY MAULANA, S.Farm., Apt
APRILIA M, Amd.Keb SRIYUSNAWATI, AMK FANI RAHMA SIFU, Amd.Kep LD. A. TAHIR, AMK LYSFIA, AMKeb HESNI, S.Kep.Ners UMRAHYANI, S.Kep SITI FATALIA DOYA, Amd.Anakes
P2 FRAMBUSIA P2 MALARIA P2 KECACINGAN P2 DBD KES. MATA KES. LANSIA APOTEK REKAM MEDIK
SALMA, S.Kep.Ns WA ODE SAMSIA, S.Kep IMAM WAHYU NINGSIH, Amd.Keb EKE MAHENDRA, SKM MULIATI, Amd.Keb HESNI, S.Kep ASNAWIAH, S.Si., Apt HARFIANA, S.Kep. Ners
LD. A. TAHIR, AMK SITI AISA, Amd.Keb LM LAMBANG S. AMK UMRAHYANI, S.Kep
KOORD. BIDAN
WA ODE ISNAWATI, AMKeb JUMIATI, AMKeb IMAN WAHYUNINGSI,Am.Keb ZATRIANI, AM.Keb SURYATI, Amd.Keb
16
E. Data- Data Pendukung Isu
1. Keadaan Umum Pegawai
Jenis tenaga kesehatan di Puskesmas Wuna berdasarkan status kepegawaian dapat
dilihat pada Tabel 1.
No. Jenis Tenaga Status Kepegawaian (Orang)
PNS CPNS NS HONORER
1. Dokter Umum 0 0 1 0
2. Dokter Gigi 0 1 0 0
3. Bidan 4 0 0 6
4. Perawat 2 3 0 3
5. Perawat Gigi 0 1 0 2
6. Sanitarian 0 0 1 1
7. Tenaga Gizi 0 1 1 2
8. Apoteker 0 1 0 0
9. Tenaga Teknis Kefarmasian 0 0 0 0
10. Ahli Teknologi Laboratorium Medik 0 0 1 1
11. Tenaga Kesehatan Masyarakat 4 0 0 1
12. Non Nakes 0 0 0 2
Jumlah 10 7 4 18
Tabel. 1 Data Ketenagaan
17
Sarana Penunjang Kegiatan Puskesmas terdiri dari:
1. Puskesmas 1 buah kondisi rusak Ringan
2. Kendaraan .
a. Roda 4 : 1 buah , kondisi baik
b. Roda 2: 1 buah, kondisi baik
3. Pustu 1 buah
a. Pustu Nihi jarak dari puskesmas 3 km
4. Poskesdes 3 buah
a. Poskesdes (Gedung Posyandu Waulai)
b. Poskesdes Lafinde
c. Poskesdes Maperaha
5. Perumahan
a. Perumahan dokter umum 1 buah kondisi baik
b. Perumahan dokter gigi 1 buah kondisi rusak berat
c. Perumahan para medis 3 buah, dipinjam Kantor perizinan
3. Jenis Pelayanan
Jenis-jenis pelayanan yang ada di puskesmas Wuna terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Jenis Pelayanan UKM
a) Esensial
a. Promosi Kesehatan (UKS)
b. Kesehatan Lingkungan
c. KIA dan KB,
d. Gizi,
e. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
b) Pengembangan
a. Upaya Kesehatan Jiwa
b. Kesehatan Olahraga
c. Kesehatan Tradisional
d. Pelayanan Kesehatan Lansia
e. Pelayanan kesehatan prolanis
f. Pelayanan kesehatan posbindu PTM
2. Jenis Pelayanan UKP
18
a) Pelayanan Tindakan Emergensi
b) Pelayanan Persalinan 24 Jam
c) Pelayanan Pemeriksaan Umum
d) Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
e) Pelayanan Pemeriksaan KIA-KB
f) Pelayanan Farmasi
g) Pelayanan Laboratorium
h) Pelayanan Imunisasi
F. Konsepsi Nilai- Nilai Dasar ASN
Dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2018,
nomenklatur Pelatihan Prajabatan disebut sebagai Pelatihan Dasar Calon PNS, sebagai salah
satu jenis pelatihan yang strategis pasca UU ASN dan PP Manajemen PNS dalam rangka
membentuk karakter dan kemampuan ASN agar dapat bersikap dan bertindak profesional
mengelola tantangan dan masalah keragaman social kultural, dengan menggunakan
perspektif Whole of Government atau one government serta didasari nilai-nilai dasar PNS
berdasarkan kedudukan dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat dan sebagai wujud
nyata bela negara seorang ASN. Dimana saat ini peserta Latsar diharapkan mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan
dan aktualisasi pada tempat tugas, sehingga manfaat latsar dapat dirasakan secara langsung.
Adapun nilai-nilai dasar ASN tersebut adalah:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan sebuah kewajiban individu, kelompok, atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya (Lembaga Administrasi Negara, 2015).
Amanah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah mampu mengambil pilihan yang tepat
dan benar ketika terjadi konflik kepentingan antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi, memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan Aparatur Sipil Negara dalam politik praktis, memperlakukan warga
Negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan public.
Serta menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
19
Nilai Indikator
Tanggung Menyelesaikan pekerjaan dan tugas secara tuntas dan dengan hasil
Jawab terbaik serta mampu mempertanggung jawabkan;
Memberikan laporan kinerja dengan memberikan bukti nyata dari
Jujur
hasil dan proses yang dilakukan;
Nilai Indikator
1. Menghadirkan Tuhan pada setiap aktivitas;
Ketuhanan 2. Menghormati kemerdekaan beragama;
3. Membina kerukunan hidup antar umat beragama.
1. Mencintai sesama manusia;
2. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
Kemanusiaan 3. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat
martabat;
4. Membela kebenaran dan keadilan.
1. Mengutamakan keutuhan bangsa;
2. Rela Berkorban;
3. Mengembangkan rasa bangga berbangsa dan bernegara
Persatuan tanah air Indonesia baik dalam pikiran, ucapan dan
perbuatan;
4. Memajukan pergaulan antar sesama manusia;
5. Menjaga persatuan dalam keberagaman.
1. Menghormati kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama;
2. Mendahulukan kepentingan bersama;
3. Tidak memaksakan kehendak;
Kerakyatan
4. Melaksanakan hasil musyawarah mufakat;
5. Bertanggungjawab atas keputusan bersama;
6. Membangun rasa persaudaraan dengan berbagai suku
dan budaya.
Keadilan 1. Membangun semangat kekeluargaan dan kegotong-
Sosial royongan;
21
2. Mendahulukan kewajiban daripada hak;
3. Gemar menolong orang lain;
4. Menghormati hak orang lain dalam pelayanan publik;
5. Mengembangkan pola hidup sederhana;
6. Mengakui dan menghargai kesempatan berkarya.
Tabel 3. Nilai-nilai dan Indikator Nasionalisme
3. Etika Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar
atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk
memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik. Kode
etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Nilai Indikator
1. Tidak berbohong, dapat dipercaya dalam
memberikan pelayanan
Jujur
2. Tidak membebani masyarakat
3. Menjalankan tugas sesuai hati nurani yang bersih
1. Menyampaikan sesuatu sesuai peraturan yang
berlaku
Terbuka 2. Siap menerima masukan dari pihak lain
3. Tidak ada yang ditutup-tutupi dalam menjalankan
tugas dan fungsinya
1. Ikhlas dalam memberikan pelayanan
Tulus
2. Memberikan pelayanan tanpa pamrih
1. Membiasakan atau membudayakan senyum, sapa,
Sopan santun dan ramah dalam memberikan pelayanan
2. Saling menghargai dan berkomunikasi baik
22
3. Menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat
1. Memberikan Informasi secara benar dan tidak
menyesatkan
Transparansi
2. Tidak menyalahgunakan informasi untuk mencari
keuntungan pribadi atau golongan
1. Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain
2. Mengindahkan nasehat orang lain
Bersikap hormat 3. Membantu / meringankan setiap urusan orang lain
4. Menjunjung tinggi harga diri dan martabat sesama
manusia
1. Menggunakan barang milik negara sesuai
Bertanggung
peruntukannya
jawab terhadap
2. Tidak menjual barang milik negara
barang milik
3. Memelihara dan tidak merusak barang milik
Negara
Negara
1. Tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan
Tidak 2. Tidak membeda-bedakan ras dan suku dan agama
diskriminatif dan dalam membrikan pelayanan.
adil 3. Berperilaku adil/ proporsional dalam menjalankan
tugas
Tabel 4. Nilai-nilai dan Indikator Etika Publik
4. Komitmen Mutu
Lembaga Administrasi Negara menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efisiensi, dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk
mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat
dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan
tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi
/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
23
Nilai Indikator
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat
Efektif 2. Mencapai target
3. Berhasil guna
1. Menjalankan tugas dengan tepat dan cermat
Efisien 2. Bekerja berdaya guna dan bertepat guna
3. Bekerja tanpa kesalahan dan tanpa pemborosan
Inovatif Menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat
1. Bekerja dengan komitmen bagi kepuasan masyarakat
2. Bekerja cepat, tepat ramah
Orientasi Mutu 3. Melayani dengan hati
4. Melindungi dan mengayomi
5. Melakukan perbaikan kelanjutan
Nilai Indikator
24
sednga dilakukan penanganan berwajib.
1. Tidak melakukan penyuapan untuk melancarkan
urusannya.
2. Tidak memberikan hadiah atau imbalan berupa apaun
Mandiri pada petugas/ pejabat yang telah melaksanakan tuga
dan tanggung jawabnya.
3. Tidak tergantung dengan orang lain dalam
melaksanakan tugas pokoknya.
1. Tidak melakukan tindakan melawan hukum.
Disiplin 2. Taat menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1. Tidak menyalahgunakan wewenang untuk
menguntungkan diri sendiri/ orang lain dan korporasi
Tanggung
dan dapat merugikan keuangan negara.
Jawab
2. Tidak menerima imbalan apapun atas pelaksaan
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
1. Bekerja dengan hasil terbaik dan tidak meminta
imbalan apapun atas pelaksanaan pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Kerja keras 2. Memilik kemampuan dan kemauan bekerja sesuai
aturan.
3. Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk mendapatkan
hasil terbaik.
1. Efisien dalam menggunakan sumber daya untuk
mendapatkan hasil terbaik.
2. Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya setelah
Sederhana melakukan upaya maksimal.
3. Memiliki gaya hidup sederhana yang akan
mempengaruhi pelaksaan tugas pokoknya.
4. Menggunakan dan memelihara aset negara.
1. Berani menolak perintah yang berlawanan dengan
Berani
hukum dana dapat merugikan negara.
25
2. Berani memberikan informasi sesuai dengan fakta.
1. Memberikan layanan sesuai dengan aturan yang berlaku
Adil secara konsisten pada semua orang.
2. Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi haknya.
Tabel 6. Nilai-nilai dan Indikator Anti Korupsi
26
perwujudan efektivitas penyelenggaraan pemerintah. Manajemen ASN mendorong lahirnya
reformasi briokrasi. Reformasi birokrasi pada hakikatnya adalah upaya pembaharuan dan
peubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut
kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumber daya.
2. Pelayanan Publik
Berdasarkan definisi pada modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2017, dinyatakan bahwa
penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga pemerintah, BUMN atau BUMD, dan
korporasi. Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat”. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan/atau dan penduduk atas barang, jasa, pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Berdasarkan definis diatas, dapat disimpulkan bahwa ada
tiga unsur utam terselenggaranya suatu pelanyanan publik yaitu penyelenggara, penerima
layanan dan kepuasaan penerima layanan.
3. Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya- upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan. WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya
kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga
dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
Alasan WoG mulai diterapkan di Indonesia adalah :
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
b. Adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya
nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi
27
sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun
tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau saling
membunuh‟.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa. Pemerintah
sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai
perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen
kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Namun, ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan WoG di
Indonesia yaitu terkait dengan Kapasitas SDM dan institusi, Nilai dan budaya organisasi,
Kepemimpinan. Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Berdasarkan pola yang diterapkan,
setidaknya ada lima macam pola pelayanan publik yang dapat diimplementasikan yaitu :
a. Pola Pelayanan Teknis Fungsional
b. Pola Pelayanan Satu Atap
c. Pola Pelayanan Satu Pintu
d. Pola Pelayanan Terpusat
e. Pola Pelayanan Elektronik.
Pola pelayanan yang ada tersebut memungkinkan terjadinya kerjasama dan kolaborasi
antar agensi baik intra maupun inter lembaga dapat dilakukan demi tercapainya pelayanan
publik yang manusiawi, prosefional, cepat, murah, efektif dan efisien. Saat ini pola
integrasi dalam pelayan sudah banyak diterapkan oleh lebaga pemerintah baik pusat mapun
daerah. Misalnya pelayanan satu atap Kemenristek dikti, Samsat online Polda Jawa Barat,
Pelayanan Terpadu Disdukcapil Tangerang Selatan dan lain sebagainya.
28
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Sebelum menentukan isu utama, terlebih dahulu dilakukan identifikasi isu. Identifikasi
dan penetapan isu berdasarkan hasil observasi penulis selama tugas di Puskesmas Wuna.
Dalam rancangan aktualisasi ini, ada beberapa isu yang muncul di unit kerja Puskesmas
Wuna yaitu:
Tabel 7. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
No. Tugas/Fungsi Keadaan Keadaan Rumusan Isu
Bermasalah Sekarang Diinginkan
1 2 3 4 5
1. Menyusun Banyaknya obat Berkurangnya Kurangnya
perbekalan yang kadaluarsa obat – obat optimalnya
farmasi dalam di Puskesmas kadaluarsa di penyimpanan obat
rangka Wuna Puskesmas Wuna
berdasarkan sistem
Penyimpanan
Perbekalan FEFO (First Expire
Farmasi; First Out) di gudang
Obat.
2. Pelayanan Masih banyaknya Meningkatnya Belum optimalnya
Informasi Obat pasien belum kesadaran pasien pelayanan informasi
memahami dalam penggunaan antibiotic
penggunaan menggunakan pada pasien dantenaga
antibiotic dengan antibiotic dengan kesehatan
benar benar
3. Pelayanan Minimnya Meningkatkan Rendahnya
Informasi Obat pengetahuan kesadaran pengetahuan
pasien tentang masyarakat untuk masyarakat mengenai
penggunaan obat tidak
lama penyimpanan
yang telah lama mengkonsumsi
dibuka obat yang obat yang telah dibuka
kemasannya kemasannya telah dari kemasannya
lama dibuka
ii
urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10.
Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.
Tabel. 8 Analisis USG
Kriteria
No. Isu Total Nilai Rangking
U S G
1. Kurangnya optimalnya
penyimpanan obat
berdasarkan sistem FEFO 3 3 4 10 2
(First Expire First Out) di
gudang Obat.
2. Belum optimalnya
pelayanan informasi
penggunaan antibiotic 4 4 5 13 1
iii
1. : Tidak berkembang
2. : Kurang berkembang
3. : Cukup berkembang
4. : Berkembang
5. : Sangat berkembang
C. Isu Perioritas
Berdasarkan analisis USG, maka diperoleh masalah dengan nilai paling tinggi yaitu
“Belum optimalnya pelayanan informasi penggunaan antibiotic pada pasien rawat
jalan dan tenaga kesehatan”
D. Analisis Dampak Isu
Dampak yang terjadi apabila isu “Belum optimalnya pelayanan informasi penggunaan
antibiotic pada pasien rawat jalan dan tenaga kesehatan” tidak segera dipecahkan yaitu:
1. Terjadi peningkatan jumlah pasien yang resisten terhadap antibiotic.
2. Menurunnya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan tenaga kesehatan.
E. Gagasan Pemecah Isu
Berdasarkan analisis dampak isu di atas maka diperoleh gagasan pemecah isu ,
“Optimalisasi Pelayanan Informasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Rawat Jalan
dan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wuna kabupaten Muna Barat”
F. Kegiatan Dan Tahapan Untuk Memecahkan Isu
Untuk memecahkan isu tersebut maka kegiatan dan tahapan kegiatan yang direncanakan
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor (Kepala Puskesmas) dengan tahapan
kegiatan sebagai berikut :
1.1 Merencanakan jadwal bertemu mentor.
1.2 Konsultasi dengan mentor.
1.3 Meminta tandatangan mentor pada lembar surat persetujuan kegiatan
aktualisasi
2. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Informasi
Pengguanaan Antibiotic, tahapan kegiatannya sebagai berikut:
2.1 Melakukan telaah terhadap regulasi SOP sesuai standar Permenkes.
2.2 Membuat SK yang menaungi SOP pemberian informasi penggunaan
antibiotic.
iv
2.3 Menyusun draf rancangan SOP pemberian informasi penggunaan antibiotic
2.4 Mengusulkan rancangan SOP Dan SK kepada Pimpinan
2.5 Legitimasi SK & SOP pemberian informasi penggunaan antibiotic oleh
kepala Puskesmas Wuna.
3. Membuat etiket khusus antibiotic, tahapan kegiatannya sebagai berikut:
3.1 Merancang draf etiket khusus antibiotic
3.2 Melakukan Konsultasi desain etiket khusus antibiotic kepada kepala
Puskesmas.
3.3 Memperbanyak etiket khusus antibiotic
4. Melakukan sosialisasi dengan tenaga kesehatan lain tentang penggunaan obat
antibiotic dan etiket khusus antibiotik, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:
4.1 Merencanakan jadwal pertemuan dengan tenaga kesehatan.
4.2 Menyiapkan Etiket Khusus Antibiotik dan SOP pemberian informasi
penggunaan antibiotic yang akan diperlihatkan pada tenaga kesehatan.
4.3 Melaksanakan pre test.
4.4 Memberikan informasi tentang penggunaan obat antibiotic dan etiket
khusus antibiotic.
4.5 Melaksanakan post test.
5. KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) pasien pengguna antibiotic, dengan
tahapan kegiatan sebagai berikut :
5.1 Menerima pasien dengan resep antibiotik.
5.2 Memberikan soal pre test kepada pasien.
5.3 Menyiapkan obat berdasarkan resep.
5.4 Menulis etiket obat.
5.5 Memberikan informasi dan edukasi pada pasien pengguna antibiotik
5.6 Memberikan post test kepada pasien.
6. Melakukan monitoring evaluasi, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
6.1 Mengumpulkan hasil pre test dan post test
6.2 Menghitung presentase pre test dan post test.
6.3 Menganalisis hasil presentase pre test dan post test
v
Tabel 9 Kegiatan 1. Melakukan konsultasi dengan mentor (Kepala Puskesmas)
No Tahapan Kegiatan Output/ Capaian Keterkaitan dengan Nilai- Nilai
Hasil dasar ANEKA
1. Merencanakan jadwal Adanya Jadwal Akuntabilitas
bertemu mentor. Dalam merencanakan jadwal
bertemu mentor, saya akan
menanyakan waktu luang
pimpinan untuk berkonsultasi(
kejelasan target).
Nasionalisme
Dalam merencanakan jadwal
bertemu mentor, saya tidak akan
memaksakan kehendak untuk
menentukan jadwal konsultasi
terhadap pimpinan.
Etika Publik
Dalam merencanakan jadwal
saya akan berbahasa yang sopan
ketika berkomunikasi dengan
mentor.
Komitmen Mutu
Dalam merencanakan jadwal
penulis akan mendengarkan saran
dan masukan pimpinan tentang
waktu yang akan ditentukan
(pendekatan inovatif).
Anti korupsi
Dalam merencanakan jadwal
bertemu mentor, saya akan
menggunakan waktu yang
singkat, sehingga tidak
menggaggu waktu pelayanan
Puskesmas.
( Disiplin)
2. Melakukan konsultasi Diperoleh saran dan Akuntabilitas
dengan mentor masukan dari mentor/ Dalam melakukan konsultasi
lembar konsultasi dengan mentor penulis akan
menjelaskan kegiatan secara
terperinci dan jelas (integritas).
Nasionalisme
Dalam konsultasi dengan
vi
pimpinan, saya akan
mendiskusikan rencana
kegiatan(musyawarah) dengan
pimpinan.
Etika Publik
Dalam melaksanakan konsultasi
dengan mentor , saya akan
berbicara dengan hormat dan
sopan dengan atasan.
Komitmen Mutu
Saat konsultasi dengan mentor,
saya akan menggunakan waktu
dengan efektif agar tidak
mengganggu jam pelayanan.
Anti Korupsi
Saat konsultasi dengan mentor,
saya akan mendengarkan semua
arahan dan saran dari mentor
( Peduli).
3. Meminta persetujuan Surat persetujauan Akuntabilitas
dan tandatangan kegiatan aktualisasi Saat meminta persetujuan dan
tanda tangan mentor, saya akan
mentor pada surat
bertanggung jawab terhadap
persetujuan kegiatan kegiatan dalam rancangan
aktualisasi aktualisasi.
Nasionalisme
Saat meminta persetujuan dan
tanda tangan pimpinan, saya
akan menghormati keputusan
pimpinan dalam memberikan
persetujuannya terhadap kegiatan
aktualisasi yang akan penulis
lakukan.
Etika Publik
Saat meminta persetujuan dan
tanda tangan pimpinan saya akan
bersikap dan bertutur kata yang
sopan.
Komitmen Mutu
Saat meminta persetujuan dan
tanda tangan pimpinan, saya
akan menggunakan waktu
vii
seefisien mungkin, sehingga
tidak mengganggu jam
pelayanan.
Anti Korupsi
Dalam meminta persetujuan dan
tanda tangan pimpinan saya akan
berusaha dengan cara
menjelaskan secara terperinci
kegiatan yang akan dilakukan
selama aktualisasi (Mandiri).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: Dengan mengusulkan rancangan
kegiatan, mewujudkan misi Puskesmas Wuna, meningkatkan pelayanan kesehatan
masyarakat yang optimal.
Penguatan Nilai Organisasi : Melakukan konsultasi dituntut untuk profesional
dalam menyampaikan rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga
diperlukan kerjasama dengan mentor. Hal ini mendukung terwujudnya nilai-nilai
Puskesmas Wuna yaitutata nilai empati.
Dampak bila kegiatan tersebut tidak terlaksana : Kegiatan aktualisasi akan
terhambat.
viii
Dalam melakukan telaah terhadap regulasi
SOP sesuai standar Permenkes, saya akan
menelaah dengan baik, agar menghasilakn
SOP yang bermutu.
Anti Korupsi
Dalam melakukan telaah terhadap regulasi
SOP, saya akan melakukannya dengan jujur
sesuai dengan permenkes .
2 Membuat SK Adanya draf Akuntabilitas
yang menaungi rancangan SK Dalam membuat SK yang menaungi SOP
pemberian informasi penggunaan antibiotic,
SOP pemberian
saya akan menyelesaikan pekerjaan dengan
informasi tuntas dengan hasil yang dapat
penggunaan dipertanggungjawabkan.
Nasionalisme
antibiotic.
Dalam membuat SK yang menaungi SOP
pemberian informasi penggunaan antibiotic,
saya akan bekerja sama dengan Pimpinan
dan tenaga farmasi lain untuk penyusunan
SK.
Etika Publik
Dalam membuat SK yang menaungi SOP,
pemberian informasi penggunaan antibiotic,
saya siap menerima masukan dari pimpinan
(terbuka).
Komitmen Mutu
Dalam membuat SK yang menaungi SOP
pemberian informasi penggunaan antibiotik ,
saya akan menyusunnya dengan benar agar
menghasilkan SOP yang bermanfaat bagi
puskesmas Wuna ( efisien).
Anti Korupsi
Dalam membuat SK yang menaungi SOP
pemberian informasi penggunaan antibiotik,
saya akan bekerja dengan hasil terbaik dan
tidak meminta imbalan apupun atas
pekerjaan yang sudah menjadi tugas dan
tanggungjawab penulis ( Kerja keras).
3. Menyusun draf Adanya draf Akuntabilitas
rancangan SOP rancangan SOP Dalam menyusun draf rancangan SOP
pemberian pemberian informasi penggunaan antibiotik ,
pemberian
informasi saya akan menyelesaikan tepat waktu
ix
penggunaan informasi (kejelasan target)
antibiotic penggunaan Nasionalisme
x
Antikorupsi : Dalam Mengusulkan
rancangan SK dan SOP pada pimpinan
penulis akan tidak mengganggu waktu
pelayanan (Disiplin)
5. Legitimasi SK Terbitnya SK dan Akuntabilitas
& SOP SOP yang sah Dalam Legitimasi SK & SOP pemberian
pemberian informasi penggunaan antibiotic, saya akan
informasi terlibat untuk pencapaian tujuan dan ikut
penggunaan bertanggungjawab terhadap SK dan SOP
antibiotic oleh yang telah dilegitimasi(partisipasi).
kepala Nasionalisme
Puskesmas Dalam Melegitimasi SK & SOP pemberian
Wuna informasi penggunaan antibiotic, saya akan
bertanggung jawab atas keputusan bersama
(kerakyatan).
Etika Publik
Melegitimasi SK & SOP pemberian
informasi penggunaan antibiotic, siap
menerima masukan dari pihak lain jika masih
ada yang perlu diperbaiki (terbuka).
Komitmen Mutu
Melegitimasi SK & SOP pemberian
informasi penggunaan antibiotic, SK dan
SOP dapat bermanfaat bagi pelayanan
kefarmasian (berhasil guna).
Anti Korupsi
Dalam melegitimasi SK & SOP pemberian
informasi penggunaan antibiotic, tidak
memberi imbalan apapun kepada pihak yang
telah membantu menyelesaikan SK dan SOP
( mandiri).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: Dengan Melegitimasi SK & SOP
pemberian informasi penggunaan antibiotic , mewujudkan misi Puskesmas Wuna
yaitu mewujudkan pelayan kesehatan yang bermutu, profesional, merata dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi : Melegitimasi SK & SOP pemberian informasi
penggunaan antibiotic dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien di Puskesmas
Wuna, Hal ini mendukung terwujudnya nilai-nilai Puskesmas Wuna yaitu tata nilai
tertib.
xi
Dampak bila kegiatan tersebut tidak terlaksana : Tidak adanya standar
operasional prosedur pemberian informasi penggunaan antibiotic yang menjadi acuan
bagi tenaga kefarmasian di Puskesmas Wuna sehingga tidak adanya mutu dan kualitas
pelayanan.
xiv
Tabel 12.Kegiatan 4. Melakukan sosialisasi dengan tenaga kesehatan tentang
penggunaan obat antibiotic dan etiket khusus antibiotic
No. Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Dengan Nilai-
Nilai ANEKA
1. Merencanakan jadwal Adanya jadwal Akuntabilitas
pertemuan dengan pertemuan Dalam Merencanakan jadwal
pertemuan dengan tenaga
tenaga kesehatan
kesehatan, saya akan
menentukan jadwal pertemuan
dengan menanyakan kesiapan
tenaga kesehtan lain (kejelasan
target).
Nasionalisme
Dalam Merencanakan jadwal
pertemuan dengan tenaga
kesehatan, saya akan
menggunakan bahasa yang baik
dan benar (persatuan).
Etika Publik
Dalam Merencanakan jadwal
pertemuan dengan tenaga
kesehatan, saya akan
menggunakan bahasa yang
sopan.
Komitmen Mutu
Dalam Merencanakan jadwal
pertemuan dengan tenaga
kesehatan, saya terlebih dahulu
akan mengkonfirmasi jadwal
pertemuan dengan efektif.
Anti Korupsi
Merencanakan jadwal
pertemuan dengan tenaga
kesehatan, saya akan
menentukan jadwal kemudian
mengkonfirmasi ketenaga
kesehatan lain (Mandiri).
2. Menyiapkan Etiket Foto/ dokumentasi Akuntabilitas
khusus antibiotic dan Dalam menyiapkan etiket
khusus antibiotic dan SOP
SOP pemberian
pemberian informasi
penggunaan antibiotik , saya
xv
informasi penggunaan akan melakukan dengan penuh
antibiotik yang akan tanggung jawab.
Nasionalisme
diperlihatkan pada
Dalam menyiapkan etiket
tenaga kesehatan khusus antibiotic dan SOP
pemberian informasi
penggunaan antibiotik , saya
akan meluangkan sedikit waktu
untuk menyiapkan etiket( rela
berkorban, persatuan)
Etika Publik
Dalam menyiapkan etiket
khusus antibiotic dan SOP
pemberian informasi
penggunaan antibiotik , saya
akan membagi waktu dengan
menyelesaikan tugas kantor
(Adil).
Komitmen Mutu
Dalam menyiapkan etiket
khusus antibiotic dan SOP
pemberian informasi
penggunaan antibiotik , saya
akan menjalakan tugas dengan
tepat dan cermat (Efisien).
Anti Korupsi
Dalam menyiapkan etiket
khusus antibiotic dan SOP
pemberian informasi
penggunaan antibiotik , saya
akan menyelesaikan tugas
tersebut sendiri (Mandiri).
3. Melaksanakan Pre test Adanya hasil pre test Akuntabilitas
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan, saya
akan menjelaskan kepada
mereka tujuan dari pre test
( Transparan).
Nasionalisme
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan, saya
akan berkomunikasi dengan baik
xvi
kepada mereka tentang kegiatan
ini(Persatuan).
Etika Publik
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan, saya
tidak akan menyalahgunakan
hasil pre test( Transparansi).
Komitmen Mutu
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan, saya
tidak akan menceritakan hasil
pre test mereka kepada orang
lain (Orientasi mutu,
Melindungi dan mengayomi).
Anti Korupsi
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan,saya
akan memberikan hak kepada
mereka untuk menjawab sesuai
pemahamannya ( Adil).
4. Memberikan informasi Foto / dokumentasi/ Akuntabilitas
tentang penggunaan Daftar Hadir Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
obat antibiotic dan
antibiotic dan etiket khusus
etiket khusus antibiotic. antibiotic, saya akan
menjelaskan tentang
penggunaan antibiotic dan
pemberian etiket antibiotic
kepada tenaga kesehatan lain
untuk mencapai tujuan yang
diinginkan (kejelasan target).
Nasionalisme
Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
antibiotic dan etiket khusus
antibiotic, saya akan
menghormati tenaga kesehatan
lain (kemanusiaan).
Etika Publik
Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
antibiotic dan etiket khusus
xvii
antibiotic, saya akan
menyampaikan pemberian
informasi antibiotic dan
penulisan etiket sesuai SOP
yang telah dibuat (terbuka).
Komitmen Mutu
Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
antibiotic dan etiket khusus
antibiotic, saya akan
berkomitmen untuk kepuasan
pasien (orientasi mutu).
Anti Korupsi
Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
antibiotic dan etiket khusus
antibiotic, saya tidak akan
mengganggu waktu pelayanan
sosialisasi dilaksanakan setelah
jam pelayanan (disiplin).
5. Melaksanakan Post test Adanya hasil post test Akuntabilitas
Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan, saya
akan menjelaskan kepada
mereka tujuan dari kegiatan post
test ( Transparan).
Nasionalisme
Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan, saya
akan berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa yang baik
kepada mereka (Persatuan).
Etika Publik
Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan, saya
tidak akan menyalahgunakan
hasil post test tenaga kesehatan(
Transparansi).
Komitmen Mutu
Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan, saya
tidak akan menceritakan hasil
xviii
post test kepada orang lain
(Orientasi mutu, Melindungi
dan mengayomi).
Anti Korupsi
Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan,saya
akan memberikan hak pmereka
untuk menjawab sesuai
pemahamannya ( Adil).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: sosialisasi dengan tenaga kesehatan
tentang penggunaan obat antibiotic dan etiket khusus antibiotic, mewujudkan misi
Puskesmas Wuna, meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.
Penguatan Nilai Organisasi : sosialisasi dengan tenaga kesehatan tentang
penggunaan obat antibiotic dan etiket khusus antibiotic. Hal ini mendukung
terwujudnya nilai-nilai Puskesmas Wuna yaitu tata nilai empati.
Dampak bila kegiatan tersebut tidak terlaksana : Pelayanan kepada pasien yang
menggunakan antibiotik tidak optimal.
Tabel 13. Kegiatan 5 : KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pasien pengguna
antibiotik.
Output/ Keterkaitan dengan Nilai Dasar
No. Tahapan Kegiatan
Capaian Hasil ANEKA
1. Menerima pasien Resep/ Akuntabilitas : Dalam menerima
dengan resep Dokumentasi pasien dengan resep antibiotik penulis
antibiotik akan melayani masyarakat tanpa
diskriminasi dan sepenuh hati (adil).
Nasionalisme : Dalam menerima
pasien dengan resep antibiotik penulis
akan membantu pasien (keadilan
sosial) dengan memberikan informasi
yang benar .
Etika Publik : Dalam menerima
pasien dengan resep antibiotik penulis
akan ikhlas dalam memberikan
pelayanan kefarmasian(tulus).
Komitmen Mutu : Dalam menerima
pasien dengan resep antibiotik penulis
akan memenuhi kebutuhan
xix
masyarakat terhadap obat yang
dibutuhkannya(efektif).
Antikorupsi : Dalam menerima
pasien dengan resep antibiotik penulis
akan memberikan layanan sesuai
dengan aturan yang berlaku secara
konsisten pada semua orang (adil).
2. Memberikan soal pre Foto/dokumentasi Akuntabilitas
test kepada pasien Dalam memberikan soal pre test
kepada pasien, saya akan
menjelaskan kepada pasien tujuan
dari pelaksanaan pre test (
Transparan).
Nasionalisme
Dalam memberikan soal pre test
kepada pasien, saya akan
berkomunikasi menggunakan bahasa
baik kepada pasien (Persatuan).
Etika Publik
Dalam memberikan soal pre test
kepada pasien, saya tidak akan
menyalahgunakan hasil pre test (
Transparansi).
Komitmen Mutu
Dalam memberikan soal pre test
kepada pasien, saya tidak akan
menceritakan hasil pre test pasien
kepada orang lain (Orientasi mutu,
Melindungi dan mengayomi).
Anti Korupsi
Dalam memberikan soal pre test
kepada pasien,saya akan memberikan
hak pasien untuk menjawab sesuai
pemahamannya ( Adil).
3. Menyiapkan obat Obat / dokumentasi Akuntabilitas : Dalam menyiapkan
berdasarkan resep obat berdasarkan resep penulis akan
menyelesaikan pekerjaan dan tugas
secara tuntas dan dengan hasil terbaik
serta mampu dipertanggung jawabkan
(tanggung jawab).
Nasionalisme
Dalam menyiapkan obat berdasarkan
xx
resep, penulis akan melaksanakan
dengan sepenuh hati untuk
kemanusiaan (kemanusiaan).
Etika Publik
Dalam menyiapkan obat berdasarkan
resep penulis akan ikhlas
melaksanakan kegiatan dalam
menyiapkan obat (tulus).
Komitmen Mutu
Dalam menyiapkan obat berdasarkan
resep penulis akan berusaha bekerja
tanpa kesalahan dalam menyiapkan
obat pasien (efisien).
Antikorupsi
Dalam menyiapkan obat berdasarkan
resep penulis tidak akan tergantung
dengan orang lain dalam
melaksanakan tugas (mandiri).
4 Menulis etiket obat Etiket/ Akuntabilitas
Dokumentasi Dalam menulis etiket obat penulis
akan menulis informasi sesuai dengan
aturan pakai obat yang tertulis diresep
pasien(kejelasan target).
Nasionalisme
Dalam menulis etiket obat penulis
akan menulis sesuai dengan aturan
pakai yang tercantum pada resep
pasien (disiplin).
Etika Publik
Dalam menulis etiket obat, penulis
akan menggunakan aturan penulisan
yang sesuai EYD(sopan santun).
Komitmen Mutu
Dalam menulis etiket obat, saya akan
menulis aturan pakai obat dengan
benar sehingga bertepat guna
(efisien).
Antikorupsi
Dalam menulis etiket obat saya akan
mencantumkan aturan pakai dengan
informasi yang baik dan benar
(jujur).
xxi
5. Memberikan Dokumentasi/Foto Akuntabilitas
informasi dan edukasi Dalam memberikan informasi dan
pada pasien pengguna edukasi obat yang akan digunakan
antibiotic pasien penulis akan menyelesaikan
tanggung jawab dan berbicara jujur
saat berkata (tanggung jawab dan
jujur).
Nasionalisme
Dalam memberikan informasi dn
edukasi obat yang akan digunakan
pasien penulis akan sukarela tanpa
mengharapkan imbalan saat
memberikan informasi pada pasien
(sosial).
Etika Publik
Dalam memberikan informasi dn
edukasi obat yang akan digunakan
pasien penulis akan memberikan
informasi secara benar dan tidak
menyesatkan, ikhlas dalam berbicara
dan menerapkan 3S (transparan,
tulus dan sopan santun).
Komitmen Mutu
Dalam memberikan informasi dan
edukasi obat yang akan digunakan
pasien penulis akan menjalankan
tugas dengan tepat dan cermat
(efisien).
Antikorupsi
Dalam memberikan informasi dn
edukasi obat yang akan digunakan
pasien penulis akan memberikan
informasi dengan jelas sehingga
pasien dapat memahami aturan
penggunaan obatnya (jujur).
6. Memberikan soal post Foto/ Dokumentasi Akuntabilitas
test kepada pasien Dalam memberikan soal post test
kepada pasien, saya akan
menjelaskan kepada pasien tujuan
dari post test ( Transparan).
Nasionalisme
Dalam memberikan soal post test
xxii
kepada pasien, saya akan
berkomunikasi dengan baik kepada
pasien (Persatuan).
Etika Publik
Dalam memberikan soal post test
kepada pasien, saya tidak akan
menyalahgunakan hasil post test(
Transparansi).
Komitmen Mutu
Dalam memberikan soal post test
kepada pasien, saya tidak akan
menceritakan hasil post test pasien
kepada orang lain (Orientasi mutu,
Melindungi dan mengayomi).
Anti Korupsi
Dalam memberikan soal post test
kepada pasien,saya akan memberikan
hak pasien untuk menjawab sesuai
pemahamannya ( Adil).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi) pasien pengguna antibiotik, mewujudkan misi Puskesmas Wuna yaitu
meningkatkan peran aktif masyarakat terhadap pelayanan masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi : KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pasien
pengguna antibiotik dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien di Puskesmas
Wuna, Hal ini mendukung terwujudnya nilai-nilai Puskesmas Wuna yaitu tata nilai
sehat .
Dampak bila kegiatan tersebut tidak terlaksana : Penggunaan antibiotic yang
tidak tepat akan terus berkelanjutan di masyarakat.
xxv
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
xxvi
No Tahapan Output/ Waktu Nilai Dasar Keterangan
Kegiatan Capaian Pelaksanaan
Hasil
1. Merencanakan Adanya 9 November Akuntabilitas Terlaksana
jadwal bertemu Jadwal 2020 Nasionalisme
Etika Publik
mentor.
Komitmen
Mutu
Anti Korupsi
2. Melakukan Diperoleh 9 November Akuntabilitas
konsultasi saran dan 2020 Nasionalisme Terlaksana
Etika Publik
dengan mentor masukan dari Komitmen
mentor/ Mutu
Lembar Anti Korupsi
Konsultasi
xxvii
Kegiatan 2. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Informasi
Penggunaan Antibiotic
Deskripsi kegiatan : Pada kegiatan pembuatan SOP penulis pertama-tama melakukan telaah
regulasi sesuai standar Permenkes, kemudian dibuatkan SK pelayanan kefarmasian yang
menaungi SOP dan menyusun rancangan SOP. Setelah itu penulis melakukan konsultasi
dengan pimpinan dan setelah disetujui meminta penomoran SK dan SOP yang telah dibuat,
Setelah itu SK dan SOP diprint kembali untuk ditandatangani oleh Kepala Puskesmas untuk
dijadikan arsip untuk kebutuhan administrasi.
xxviii
No Tahapan Output/ Waktu Nilai Dasar Keterangan
Kegiatan Capaian Hasil Pelaksanaan
1. Melakukan Adanya 9 November Akuntabilitas Terlaksana
telaah terhadap regulasi SOP 2020 Nasionalisme
regulasi SOP Etika Publik
sesuai standar
sesuai standar Komitmen
Permenkes. Permenkes Mutu
Anti Korupsi
2. Membuat SK Adanya draf 9 November Akuntabilitas
yang menaungi rancangan SK 2020 Nasionalisme Terlaksana
Etika Publik
SOP pemberian
Komitmen
informasi Mutu
penggunaan Anti Korupsi
antibiotic.
3. Menyusun draf Adanya draf 9 November Akuntabilitas Terlaksana
rancangan SOP rancangan 2020 Nasionalisme
pemberian Etika Publik
SOP
informasi Komitmen
penggunaan pemberian Mutu
antibiotic informasi Anti Korupsi
penggunaan
antibiotic
4. Mengusulkan Perbaikan SK 10 November Akuntabilitas Terlaksana
rancangan SOP Dan 2020 Nasionalisme
Dan SK kepada Etika Publik
SOP/Lembar
Pimpinan Komitmen
Konsultasi/Do Mutu
kumentasi Anti Korupsi
xxix
Kegiatan 3. Membuat etiket khusus antibiotic
Deskripsi Kegiatan: Dalam kegiatan ini penulis terlebih dahulu merancang desain etiket
khusus antibiotic. Kemudian melakukan konsultasi kepada pimpinan mengenai design etiket
antibiotik yang telah dibuat. Dimana etiket khusus antibiotic ini agak berbeda dengan etiket
obat lainnya karena diaturan pakainya dicantumkan waktu/jam konsumsi obat dan terdapat
kalimat “Antibiotik harus dihabiskan” dengan tulisan warna merah yang dicetak tebal agar
pasien mudah mengingat penggunaan obat antibiotic. Setelah desain etiket sudah disetujui
oleh pimpinan, etiket dicetak dan diperbanyak untuk digunakan dalam pelayanan
kefarmasian.
xxx
No Tahapan Output/ Waktu Nilai Dasar Keterangan
Kegiatan Capaian Hasil Pelaksanaan
1. Merancang Adanya 11 November Akuntabilitas Terlaksana
desain etiket rancangan 2020 Nasionalisme
Etika Publik
khusus antibiotic etiket khusus
Komitmen Mutu
antibiotic/ Anti Korupsi
Dokumentasi
2. Melakukan Diperolehnya 12 November Akuntabilitas Terlaksana
konsultasi desain persetujuan 2020 Nasionalisme
Etiket khusus dari Kepala Etika Publik
antibiotik kepada Puskesmas Komitmen Mutu
Kepala untuk Anti Korupsi
Puskesmas mencetak etiket
khusus
antibiotik
xxxi
Gambar 6. Sosialisasi Dengan Tenaga Kesehatan
xxxii
Komitmen
Mutu
Anti Korupsi
4. Memberikan Foto / 16 November Akuntabilitas Terlaksana
informasi tentang dokumentasi/ 2020 Nasionalisme
penggunaan obat Daftar Hadir Etika Publik
antibiotic dan Komitmen
penulisan etiket Mutu
khusus antibiotic Anti Korupsi
antibiotik.
xxxiii
Gambar 7. Pemberian Informasi Obat Antibiotik Kepada Pasien Rawat Jalan
xxxv
Gambar 8. Melakukan Rekapitulasi Hasil Pre Test Dan Post Test
No Tahapan Output/ Waktu Nilai Dasar Keterangan
Kegiatan Capaian Hasil Pelaksanaan
1. Mengumpulkan Hasil pre test 28 November Akuntabilitas Terlaksana
hasil pre test dan dan post test 2020 Nasionalisme
Etika Publik
post test
Komitmen
Mutu
Anti Korupsi
2. Merekap hasil Foto/ 28 November Akuntabilitas
pre test dan post Dokumentasi 2020 Nasionalisme Terlaksana
test Etika Publik
Komitmen
Mutu
Anti Korupsi
3. Menganalisa data Adanya Hasil 28 November Akuntabilitas Terlaksana
hasil presentase analisis 2020 Nasionalisme
pre test dan post presentase pre Etika Publik
test test dan post Komitmen
test Mutu
Anti Korupsi
Pelaksana : Penulis
xxxvi
B. KETERKAITAN NILAI DASAR ASN DENGAN KEGIATAN AKTUALISASI
xxxvii
konsultasi terperinci dan jelas (integritas).
Nasionalisme
Dalam konsultasi dengan
pimpinan, saya telah
mendiskusikan rencana
kegiatan(musyawarah)
dengan pimpinan.
Etika Publik
Dalam melaksanakan
konsultasi dengan mentor ,
saya telah berbicara dengan
hormat dan sopan dengan
atasan.
Komitmen Mutu
Saat konsultasi dengan mentor,
saya telah menggunakan waktu
dengan efektif agar tidak
mengganggu jam pelayanan.
Anti Korupsi
Saat konsultasi dengan mentor,
saya telah mendengarkan
semua arahan dan saran dari
mentor ( Peduli).
3. Meminta persetujuan Surat persetujauan Akuntabilitas
dan tandatangan kegiatan aktualisasi Saat meminta persetujuan dan
tanda tangan mentor, saya telah
mentor pada surat
bertanggung jawab terhadap
persetujuan kegiatan kegiatan dalam rancangan
aktualisasi aktualisasi.
Nasionalisme
Saat meminta persetujuan dan
tanda tangan pimpinan, saya
telah menghormati
keputusan pimpinan dalam
memberikan persetujuannya
terhadap kegiatan aktualisasi
yang akan penulis lakukan.
Etika Publik
Saat meminta persetujuan dan
tanda tangan pimpinan saya
telah bersikap dan bertutur kata
yang sopan.
xxxviii
Komitmen Mutu
Saat meminta persetujuan dan
tanda tangan pimpinan, saya
telah menggunakan waktu
seefisien mungkin, sehingga
tidak mengganggu jam
pelayanan.
Anti Korupsi
Dalam meminta persetujuan
dan tanda tangan pimpinan
saya telah berusaha dengan
cara menjelaskan secara
terperinci kegiatan yang akan
dilakukan selama aktualisasi
(Mandiri).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: Dengan mengusulkan
rancangan kegiatan, mewujudkan misi Puskesmas Wuna, meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.
Penguatan Nilai Organisasi : Melakukan konsultasi dituntut untuk profesional
dalam menyampaikan rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga
diperlukan kerjasama dengan mentor. Hal ini mendukung terwujudnya nilai-
nilai Puskesmas Wuna yaitu tata nilai empati.
Analisis Dampak Dari Pelaksanaan Kegiatan 1:
1. Analisa dampak negative
Jika kegiatan ini tidak dilakukan maka akan terjadi kesulitan dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi karena tidak adanya arahan, dorongan atau
respon dari pimpinan pada kegiatan yang akan dilaksanakan di Puskesmas
Wuna.
2. Analisis dampak positif
Jika kegiatan ini dilakukan, maka kita mendapatkan respon positif dari
pimpinan dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi sehingga kegiatan
aktualisasi dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Permasalahan Yang Dihadapi : -
xxxix
Kegiatan 2. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Informasi
Penggunaan Antibiotic
xli
Laptop dan printer) (sederhana).
4. Mengusulkan Adanya Saran Akuntabilitas : Dalam Mengusulkan
rancangan SK perbaikan SK rancangan SK dan SOP pada kepala
Puskesmas penulis telah menjelaskan
dan SOP dan
rencana kegiatan secara teperinci dan jelas
kepada SOP/Lembar (Integritas)
Pimpinan Konsultasi Nasionalisme : Dalam Mengusulkan
rancangan SK dan SOP pada kepala
Puskesmas penulis telah melakukan
musyawarah agar menghasilkan SOP yang
bermutu (Musyawarah)
Etika Publik : Dalam Mengusulkan
rancangan SK dan SOP pada kepala
Puskesmas penulis telah menggunakan
bahasa yang sopan (Sopan)
Komitmen Mutu : Dalam Mengusulkan
rancangan SK dan SOP kepala Puskesmas
penulis telah menyampaikan rancangan SK
dan SOP secara jelas (Efektif)
Antikorupsi : Dalam Mengusulkan
rancangan SK dan SOP pada pimpinan
penulis tidak mengganggu waktu pelayanan
(Disiplin)
5. Legitimasi SK Terbitnya SK Akuntabilitas
& SOP dan SOP yang Dalam Legitimasi SK & SOP pemberian
informasi penggunaan antibiotic, saya
pemberian sah
terlibat untuk pencapaian tujuan dan ikut
informasi bertanggungjawab terhadap SK dan SOP
penggunaan yang telah dilegitimasi(partisipasi).
Nasionalisme
antibiotic oleh
Dalam Melegitimasi SK & SOP pemberian
kepala informasi penggunaan antibiotic, saya
Puskesmas bertanggung jawab atas keputusan bersama
(kerakyatan).
Wuna
Etika Publik
Melegitimasi SK & SOP pemberian
informasi penggunaan antibiotic, siap
menerima masukan dari pihak lain jika
masih ada yang perlu diperbaiki (terbuka).
Komitmen Mutu
Melegitimasi SK & SOP pemberian
informasi penggunaan antibiotic, SK dan
xlii
SOP dapat bermanfaat bagi pelayanan
kefarmasian (berhasil guna).
Anti Korupsi
Dalam melegitimasi SK & SOP pemberian
informasi penggunaan antibiotic, tidak
memberi imbalan apapun kepada pihak yang
telah membantu menyelesaikan SK dan SOP
( mandiri).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: Dengan Melegitimasi SK &
SOP pemberian informasi penggunaan antibiotic , mewujudkan misi Puskesmas
Wuna yaitu mewujudkan pelayan kesehatan yang bermutu, profesional, merata
dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi : Melegitimasi SK & SOP pemberian informasi
penggunaan antibiotic dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien di
Puskesmas Wuna, Hal ini mendukung terwujudnya nilai-nilai Puskesmas Wuna
yaitu tata nilai tertib.
Analisis Dampak Dari Pelaksanaan Kegiatan 2
1. Analisa dampak negatif
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka petugas farmasi tidak memiliki
acuan dalam pelayanan pemberian/ penggunaan sebagai wujud disiplin
dalam memberikan pelayanan kefarmasian. Selain itu tanpa adanya SOP
petugas tidak dapat bekerja secara sistematis.
2. Analisis dampak positif
Jika kegiatan pembuatan SOP ini terlaksana petugas farmasi dapat memiliki
acuan dalam bekerja saat melakukan pelayanan kefarmasian khususnya pada
saat pemberian/penggunaan dan pelabelan antibiotic.
Permasalahan Yang Dihadapi:
Adanya beberapa spetugas dalam unit kerja yang kurang merespon rencana
kegiatan pembuatan SOP penggunaan Antibiotik.
Solusi pemecahan masalah : Pemberian penjelasan akan manfaat yang akan
diperoleh dalam pembuatan SOP penggunaan antibiotik dan jika disahkan maka
akan menjadi sumber acuan pelayanan informasi obat serta akan meningkatkan
pelayanan publik serta kepuasan pasien.
xliii
Kegiatan 3. Membuat etiket khusus antibiotic
No. Tahapan Kegiatan Output / Capaian Keterkaitan dengan Nilai-
Hasil Nilai dasar ANEKA
1. Merancang draf etiket Adanya rancangan Akuntabilitas
khusus antibiotic etiket khusus Dalam merancang draf etiket
khusus antibiotic, saya telah
antibiotik
menyelesaikan tugas secara
tuntas (Tanggung jawab).
Nasionalisme
Dalam merancang draf etiket
khusus antibiotic, saya telah
bekerjasama dengan petugas
farmasi lain (kerakyatan).
Etika Publik
Dalam merancang draf etiket
khusus antibiotic, saya
menerima masukan dari
pimpinan demi kesempurnaan
etiket (terbuka).
Komitmen Mutu
Dalam merancang draf etiket
khusus antibiotic, saya telah
merangcang dengan baik
desain etiket agar dapat
bermanfaat bari pasien
(berhasil guna).
Anti Korupsi
Dalam merancang draf etiket
khusus antibiotic, saya tidak
melakukan perbuatan curang
pada saat pengadaan bahan-
bahan pembuatan etiket
(Jujur).
2. Melakukan konsultasi Diperolehnya saran Akuntabilitas : Dalam
desain Etiket khusus dan masukan dari melakukan konsultasi desain
antibiotik kepada Kepala Puskesmas, Etiket khusus antibiotik kepada
Kepala Puskesmas dokumentasi kepala puskesmas penulis telah
mencatat masukan yang
diberikan oleh
pimpinan(Integritas)
Nasionalisme : Dalam
melakukan konsultasi desain
xliv
Etiket khusus antibiotik kepala
puskesmas penulis akan
menerima segala masukan dan
saran dari pimpinan (Saling
menghormati)
Etika Publik : Dalam
melakukan konsultasi desain
Etiket khusus antibiotik kepada
kepala Puskesmas penulis
telahmenggunakan tutur kata
yang baik (Sopan)
Komitmen Mutu : Dalam
melakukan konsultasi desain
Etiket khusus antibiotik kepada
kepala Puskesmas penulis telah
membawa pembaruan terkait
informasi penggunaan etiket
(Inovasi)
Antikorupsi : Dalam
melakukan konsultasi desain
Etiket khusus antibiotik kepada
kepala Puskesmas penulis telah
melakukan kegiatan dengan
tepat waktu agar tidak
mengganggu waktu
pelayanan(Disiplin)
3. Memperbanyak etiket Printout etiket Akuntabilitas
khusus antibiotic khusus antibiotic Dalam memperbanyak etiket
khusus antibiotic, saya telah
yang sudah
menyelesaikan pekerjaan
diperbanyak secara tuntas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Nasionalisme
Dalam memperbanyak etiket
khusus antibiotic, saya telah
bekerja sama dengan petugas
farmasi (Gotong royong).
Etika Publik
Dalam memperbanyak etiket
khusus antibiotic, saya telah
melakukan dengan
menggunakan bahan dan alat
xlv
dari kantor dengan tidak
mengambil keuntungan untuk
kepentingan pribadi( jujur).
Komitmen Mutu
Dalam memperbanyak etiket
khusus antibiotic, saya telah
menghasilkan sesuatu yang
baru dan bermanfaat bagi
pasien (Inovatif).
Anti Korupsi
Dalam memperbanyak etiket
khusus antibiotic, saya tidak
melakukan perbuatan curang
(Jujur).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: Membuat etiket khusus
antibiotic, mewujudkan misi Puskesmas Wuna yaitu meningkatkan pelayanan
masyarakat yang optimal.
Penguatan Nilai Organisasi : Membuat etiket khusus antibiotic dapat
meningkatkan pelayanan terhadap pasien di Puskesmas Wuna, Hal ini
mendukung terwujudnya nilai-nilai Puskesmas Wuna yaitu tata nilai sehat .
Analisis Dampak Dari Pelaksanaan Kegiatan 3 :
1. Analisa dampak negatif
Jika kegiatan ini tidak dilakukan maka pasien masih bisa mendapatkan
kesulitan untuk mengingat dan mengetahui obat mana yang termasuk
antibiotik dan kapan saja dikonsumsi, sehingga terjadi ketidaktepatan dalam
penggunaan antibiotik yang bias mengakibatkan resistensi antibiotic.
2. Analisis dampak positif
Hal positif yang didapatkan jika kegiatan ini dilaksanakan adalah pasien
dengan mudah mengetahui penggunaan antibiotic sehingga pasien tepat
dalam penggunaan antibiotik. Dengan ini derajat kesehatan masyarakat dapat
meningkat.
Permasalahan yang dihadapi :
Terdapat beberapa tenaga kefarmasian yang belum menerapkan pembaharuan
pelabelan etiket khusus antibiotik. Misalnya, Jika ada obat antibiotic, petugas
masih menggunakan etiket biasa.
xlvi
Solusi pemecahan masalah : Melakukan pendekatan personal melalui
komunikasi efektif.
xlvii
khusus antibiotic dan Dalam menyiapkan etiket
SOP pemberian khusus antibiotic dan SOP
pemberian informasi
informasi penggunaan
penggunaan antibiotik , saya
antibiotik yang akan telah melakukan dengan penuh
diperlihatkan pada tanggung jawab.
Nasionalisme
tenaga kesehatan
Dalam menyiapkan etiket
khusus antibiotic dan SOP
pemberian informasi
penggunaan antibiotik , saya
telah meluangkan sedikit waktu
untuk menyiapkan etiket( rela
berkorban, persatuan)
Etika Publik
Dalam menyiapkan etiket
khusus antibiotic dan SOP
pemberian informasi
penggunaan antibiotik , saya
telah membagi waktu dengan
menyelesaikan tugas kantor
(Adil).
Komitmen Mutu
Dalam menyiapkan etiket
khusus antibiotic dan SOP
pemberian informasi
penggunaan antibiotik , saya
telah menjalakan tugas dengan
tepat dan cermat (Efisien).
Anti Korupsi
Dalam menyiapkan etiket
khusus antibiotic dan SOP
pemberian informasi
penggunaan antibiotik , saya
telah menyelesaikan tugas
tersebut sendiri (Mandiri).
3. Melaksanakan Pre test Adanya hasil pre test Akuntabilitas
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan, saya
telah menjelaskan kepada
mereka tujuan dari pre test
( Transparan).
xlviii
Nasionalisme
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan, saya
telah berkomunikasi dengan baik
kepada mereka tentang kegiatan
ini(Persatuan).
Etika Publik
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan, saya
tidak menyalahgunakan hasil pre
test( Transparansi).
Komitmen Mutu
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan, saya
tidak menceritakan hasil pre test
mereka kepada orang lain
(Orientasi mutu, Melindungi
dan mengayomi).
Anti Korupsi
Dalam melaksanakan pre test
kepada tenaga kesehatan,saya
memberikan hak kepada mereka
untuk menjawab sesuai
pemahamannya ( Adil).
4. Memberikan informasi Foto / dokumentasi/ Akuntabilitas
tentang penggunaan lembar koordinasi Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
obat antibiotic dan
antibiotic dan etiket khusus
etiket khusus antibiotic. antibiotic, saya telah
menjelaskan tentang
penggunaan antibiotic dan
pemberian etiket antibiotic
kepada tenaga kesehatan lain
untuk mencapai tujuan yang
diinginkan (kejelasan target).
Nasionalisme
Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
antibiotic dan etiket khusus
antibiotic, saya menghormati
tenaga kesehatan lain
(kemanusiaan).
xlix
Etika Publik
Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
antibiotic dan etiket khusus
antibiotic, saya telah
menyampaikan pemberian
informasi antibiotic dan
penulisan etiket sesuai SOP
yang telah dibuat (terbuka).
Komitmen Mutu
Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
antibiotic dan etiket khusus
antibiotic, saya telah
berkomitmen untuk kepuasan
pasien (orientasi mutu).
Anti Korupsi
Dalam Memberikan informasi
tentang penggunaan obat
antibiotic dan etiket khusus
antibiotic, saya tidak
mengganggu waktu pelayanan
sosialisasi dilaksanakan setelah
jam pelayanan (disiplin).
5. Melaksanakan Post test Adanya hasil post test Akuntabilitas
tenaga kesehatan Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan, saya
telah menjelaskan kepada
mereka tujuan dari kegiatan post
test ( Transparan).
Nasionalisme
Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan, saya
telah berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa yang baik
kepada mereka (Persatuan).
Etika Publik
Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan, saya
tidak menyalahgunakan hasil
post test tenaga kesehatan(
Transparansi).
l
Komitmen Mutu
Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan, saya
tidak menceritakan hasil post
test kepada orang lain
(Orientasi mutu, Melindungi
dan mengayomi).
Anti Korupsi
Dalam melaksanakan post test
kepada tenaga kesehatan,saya
telah memberikan hak mereka
untuk menjawab sesuai
pemahamannya ( Adil).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: sosialisasi dengan tenaga kesehatan
tentang penggunaan obat antibiotic dan etiket khusus antibiotic, mewujudkan misi
Puskesmas Wuna, meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.
Penguatan Nilai Organisasi : sosialisasi dengan tenaga kesehatan tentang
penggunaan obat antibiotic dan etiket khusus antibiotic,. Hal ini mendukung
terwujudnya nilai-nilai Puskesmas Wuna yaitu tata nilai empati.
Analisis Dampak Dari Pelaksanaan Kegiatan 4 :
1. Analisa dampak negative
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka penggunaan etiket antibiotic tidak akan
diketahui oleh semua petugas sehingga tujuan penggunaannya tidak tercapai.
Dengan demikian penggunaan antibiotik oleh masyarakat masih bias keliru atau
tidak tepat.
2. Analisis dampak positif
Dengan berkoordinasi dengan semua petugas kesehatan terutama petugas farmasi,
bidan dan perawat ,maka hal ini dapat membantu mengoptimalkan penyampaian
informasi mengenai penggunaan antibiotik yang benar.
Permasalahan yang dihadapi :
Banyak tenaga kesehatan yang berhalangan hadir dikarenakan urusan di luar kantor.
Solusi pemecahan masalah : Melakukan pendekatan personal kepada tenaga
kesehatan yang berhalangan hadir serta menjelaskan tentang penggunaan antibiotic
dan penggunaan etiket khusus yang akan diterapkan di Puskesmas Wuna.
li
Kegiatan 5 : KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pasien pengguna antibiotik.
Output/ Keterkaitan dengan Nilai Dasar
No. Tahapan Kegiatan
Capaian Hasil ANEKA
1. Menerima pasien Resep/ Akuntabilitas : Dalam menerima
dengan resep Dokumentasi pasien dengan resep antibiotik penulis
antibiotik telah melayani masyarakat tanpa
diskriminasi dan sepenuh hati (adil).
Nasionalisme : Dalam menerima
pasien dengan resep antibiotik penulis
telah membantu pasien (keadilan
sosial) dengan memberikan informasi
yang benar .
Etika Publik : Dalam menerima
pasien dengan resep antibiotik penulis
telah ikhlas dalam memberikan
pelayanan kefarmasian(tulus).
Komitmen Mutu : Dalam menerima
pasien dengan resep antibiotik penulis
atelah memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap obat yang
dibutuhkannya(efektif).
Antikorupsi : Dalam menerima
pasien dengan resep antibiotik penulis
telah memberikan layanan sesuai
dengan aturan yang berlaku secara
konsisten pada semua orang (adil).
2. Memberikan soal Adanya hasil pre Akuntabilitas
pre test test Pasien Dalam memberikan soal pre test
Foto/dokumentasi kepada pasien, saya telah menjelaskan
kepada pasien tujuan dari pelaksanaan
pre test ( Transparan).
Nasionalisme
Dalam memberikan soal pre test
kepada pasien, saya telah
berkomunikasi menggunakan bahasa
baik kepada pasien (Persatuan).
Etika Publik
Dalam memberikan soal pre test
kepada pasien, saya tidak
menyalahgunakan hasil pre test (
lii Transparansi).
Komitmen Mutu
Dalam memberikan soal pre test
kepada pasien, saya tidak
menceritakan hasil pre test pasien
kepada orang lain (Orientasi mutu,
Melindungi dan mengayomi).
Anti Korupsi
Dalam memberikan soal pre test
kepada pasien,saya telah memberikan
hak pasien untuk menjawab sesuai
pemahamannya ( Adil).
3. Menyiapkan obat Obat / dokumentasi Akuntabilitas : Dalam menyiapkan
berdasarkan resep obat berdasarkan resep penulis telah
menyelesaikan pekerjaan dan tugas
secara tuntas dan dengan hasil terbaik
serta mampu dipertanggung jawabkan
(tanggung jawab).
Nasionalisme
Dalam menyiapkan obat berdasarkan
resep, penulis telah melaksanakan
dengan sepenuh hati untuk
kemanusiaan (kemanusiaan).
Etika Publik
Dalam menyiapkan obat berdasarkan
resep penulis telah ikhlas
melaksanakan kegiatan dalam
menyiapkan obat (tulus).
Komitmen Mutu
Dalam menyiapkan obat berdasarkan
resep penulis bekerja tanpa kesalahan
dalam menyiapkan obat pasien
(efisien).
Antikorupsi
Dalam menyiapkan obat berdasarkan
resep penulis tidak tergantung dengan
orang lain dalam melaksanakan tugas
(mandiri).
4 Menulis etiket obat Etiket/ Akuntabilitas
Dokumentasi Dalam menulis etiket obat penulis
mencatat informasi sesuai dengan
aturan pakai obat yang tertulis diresep
pasien(kejelasan target).
Nasionalisme
liii
Dalam menulis etiket obat penulis
mencatat sesuai dengan aturan pakai
yang tercantum pada resep pasien
(disiplin).
Etika Publik
Dalam menulis etiket obat, penulis
telah menggunakan aturan penulisan
yang sesuai EYD(sopan santun).
Komitmen Mutu
Dalam menulis etiket obat, saya telah
menulis aturan pakai obat dengan
benar sehingga bertepat guna
(efisien).
Antikorupsi
Dalam menulis etiket obat saya telah
mencantumkan aturan pakai dengan
informasi yang baik dan benar
(jujur).
5. Memberikan Dokumentasi/Foto Akuntabilitas
informasi dan edukasi Dalam memberikan informasi dan
pada pasien pengguna edukasi obat yang akan digunakan
antibiotik pasien penulis telah menyelesaikan
tanggung jawab dan berbicara jujur
saat berkata (tanggung jawab dan
jujur).
Nasionalisme
Dalam memberikan informasi dn
edukasi obat yang akan digunakan
pasien penulis dengan sukarela tanpa
mengharapkan imbalan saat
memberikan informasi pada pasien
(sosial).
Etika Publik
Dalam memberikan informasi dn
edukasi obat yang akan digunakan
pasien penulis telah memberikan
informasi secara benar dan tidak
menyesatkan, ikhlas dalam berbicara
dan menerapkan 3S (transparan,
tulus dan sopan santun).
Komitmen Mutu
Dalam memberikan informasi dan
liv
edukasi obat yang akan digunakan
pasien penulis telah menjalankan
tugas dengan tepat dan cermat
(efisien).
Antikorupsi
Dalam memberikan informasi dn
edukasi obat yang akan digunakan
pasien penulis telah memberikan
informasi dengan jelas sehingga
pasien dapat memahami aturan
penggunaan obatnya (jujur).
6. Memberikan soal post Foto/ Dokumentasi Akuntabilitas
test kepada pasien Dalam memberikan soal post test
kepada pasien, saya telah menjelaskan
kepada pasien tujuan dari post test (
Transparan).
Nasionalisme
Dalam memberikan soal post test
kepada pasien, saya telah
berkomunikasi dengan baik kepada
pasien (Persatuan).
Etika Publik
Dalam memberikan soal post test
kepada pasien, saya tidak
menyalahgunakan hasil post test(
Transparansi).
Komitmen Mutu
Dalam memberikan soal post test
kepada pasien, saya tidak
menceritakan hasil post test pasien
kepada orang lain (Orientasi mutu,
Melindungi dan mengayomi).
Anti Korupsi
Dalam memberikan soal post test
kepada pasien,saya telah memberikan
hak pasien untuk menjawab sesuai
pemahamannya ( Adil).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi) pasien pengguna antibiotik, mewujudkan misi Puskesmas Wuna yaitu
meningkatkan peran aktif masyarakat terhadap pelayanan masyarakat.
lv
Penguatan Nilai Organisasi : KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pasien
pengguna antibiotik dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien di Puskesmas
Wuna, Hal ini mendukung terwujudnya nilai-nilai Puskesmas Wuna yaitu tata nilai
sehat .
Analisis Dampak Dari Pelaksanaan Kegiatan 5 :
1. Analisa dampak negatif
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan pasien tidak akan mengetahui tentang
kegunaan, aturan pakai, cara penggunaan dan penyimpanan obat yang didapatkan.
Sehingga pengobatan yang tepat tidak akan tercapai dan khususnya antibiotic
akan terjadi kesalahan dalam penggunaanya yang dapat berakibat resistensi
antibiotik yang dapat menyebakan kecacatan hingga kematian.
2. Analisis dampak positif
Jika kegiatan ini dilakukan terus menerus maka dalam mewujudkan masyarakat
cerdas menggunakan obat dapat tercapai karena dengan pelayanan informasi obat
kepada pasien dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada pasien
sehingga penggunaan antibiotic ataupun obat lainnya menjadi tepat. Dan kegiatan
ini dapat memberikan kepuasan tersendiri kepada pasien karena merasa dihargai
dengan adanya pelayanan informasi mengenai obat yang didapatkannya.
Permasalahan yang dihadapi : Adanya pasien yang kurang peduli terhadap
informasi penggunaan obat yang akan digunakan.
Solusi pemecahan masalah : Petugas farmasi harus lebih peka dan respek terhadap
pasien, sehingga pasien bersedia meluangkan waktunya untuk mendengarkan
informasi penggunaan obat yang akan digunakan.
lvi
Kegiatan 6. Melakukan Monitoring Evaluasi
No. Tahapan Kegiatan Output / Capaian Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai
Hasil ANEKA
1. Mengumpulkan hasil Hasil pre test dan Akuntabilitas
pre test dan post test post test Dalam mengumpulkan hasil pre test
dan post test, saya telah bekerja
dengan jujur.
Nasionalisme
Dalam Mengumpulkan hasil pre test
dan post test, saya telah
berkoordinasi dengan petugas
farmasi yang lain (musyawarah).
Etika Publik
Dalam mengumpulkan hasil pre test
dan post test , saya telah melakukan
kegiatan tersebut dengan benar
(transparansi).
Komitmen Mutu
Dalam mengumpulkan hasil pre test
dan post test, saya telah
melakukannya dengan tepat
(efisien).
Anti Korupsi
Dalam mengumpulkan hasil pre test
dan post test, saya telah
mengumpulkan data pasien dengan
benar (jujur).
2. Merekap hasil pre test Foto/ Dokumentasi Akuntabilitas
dan post test Dalam merekap hasil pre test dan
post test, saya telah transparansi
terhadap hasil perhitungan
presentase.
Nasionalisme
Dalam merekap hasil pre test dan
post test, saya telah meluangkan
waktu untuk menyelesaikan rekapan
hasil pre dan post test (rela
berkorban).
Etika Publik
Dalam merekap hasil pre test dan
post test, saya telah ikhlas dalam
menyelesaikan rekapan hasil pre dan
lvii
post test.
Komitmen Mutu
Dalam merekap hasil pre test dan
post test, penulis telah berusaha
tidak ada kesalahan dalam
perhitungan rekapan hasil pre dan
post test (Efisien).
Anti Korupsi
Dalam merekap hasil pre test dan
post test, penulis tidak melakukan
kecurangan pada saat menghitung
presentase (Jujur).
3. Menganalisis hasil Adanya hasil Akuntabilitas
presentase pre test dan presentase pre test Dalam menganalisa data hasil
presentase pre dan post test, saya
post test. dan post test
telah membuat laporan berdasarkan
bukti dari hasil pre test dan post test
(Jujur).
Nasionalisme
Dalam menganalisa data hasil
presentase pre dan post test, penulis
telah menggunakan bahasa yang
baik dan benar (Persatuan).
Etika Publik
Dalam menganalisa data hasil
presentase pre dan post test, saya
telah membuat sesuai data yang ada
(Terbuka).
Komitmen Mutu
Dalam menganalisa data hasil
presentase pre dan post test, saya
telah membuat laporan dengan baik
sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan.
Anti Korupsi
Dalam menganalisa data hasil
presentase pre dan post test, saya
telah menyelesaikan laporan tepat
waktu ( Disiplin).
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi: Melakukan monitoring evaluasi ,
mewujudkan misi Puskesmas Wuna yaitu mewujudkan pelayan kesehatan yang
lviii
bermutu, profesional, merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi : Melakukan monitoring evaluasi dapat meningkatkan
mutu pelayanan terhadap pasien di Puskesmas Wuna, Hal ini mendukung
terwujudnya nilai-nilai Puskesmas Wuna yaitu tata nilai tertib.
Analisis Dampak Dari Pelaksanaan Kegiatan 6 :
1. Analisa dampak negatif
Jika kegiatan evaluasi ini tidak dilaksanakan maka tidak dapat diketahui capaian
dari kegiatan aktualisasi mengenai penggunaan antibiotic masyarakat di wilayah
Puskesmas Wuna.
2. Analisis dampak positif
Dengan melakukan evaluasi dari kegiatan ini kita dapat mengetahui capaian hasil
kegiatan dan dapat menentukan langkah apalagi yang bias penulis lakukan untuk
lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai
penggunaan antibiotik.
Permasalahan yang dihadapi : Adanya pasien yang belum memahami informasi
obat secara menyeluruh dikarenakan waktu terbatas yang dimiliki oleh pasien.
Solusi pemecahan masalah : Meminta nomor telepon/handphone pasien agar
Apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian lainnya dapat menjelaskan lebih lanjut
tentang informasi obat antibiotik yang akan digunakan oleh pasien.
lxi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terwujudnya peningkatan kompetensi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lain
dalam memberikan pelayanan informasi obat kepada pasien di wilayah kerja
Puskesmas Wuna setelah dilakukan : Penyusunan SOP tentang pemberian informasi
penggunaan antibiotik, dan sosialisasi penggunaan obat antibiotic kepada tenaga
kesehatan dan sosialisasi etiket khusus antibiotic . Adanya SOP pemberian informasi
penggunaan antibiotic dan etiket khusus sangat membantu para tenaga kefarmasian
dalam melakukan pelayanan informasi obat antibiotik di Puskesmas, juga
memudahkan pasien dalam menggunakan obat antibiotik ketika pulang ke rumah
tanpa didampingi oleh tenaga kefarmasian.
2. Terwujudnya peningkatan pemahaman masyarakat tentang obat antibiotic. Sehingga
dapat menekan peningkatan resistensi antibiotic dimasyarakat.
B. Saran
Dengan terlaksananya aktualisasi “Optimalisasi Pelayanan Informasi Penggunaan
Antibiotik Pada Pasien Rawat Jalan Dan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wuna Kabupaten
Muna Barat” dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang panjang karena melihat manfaat
yang akan diperoleh oleh Puskesmas Wuna pada masa kini dan masa yang akan datang maka
dapat diterapkan di Puskesmas lain
C. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut dari kegiatan aktualisasi “Optimalisasi Pelayanan Informasi
Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Rawat Jalan Dan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wuna
Kabupaten Muna Barat” yang akan dilakukan oleh penulis antara lain :
1. Penggunaan SOP Pemberian Informasi Penggunaan Antibiotik dalam waktu jangka
panjang untuk Puskesmas Wuna.
2. Penggunaan Etiket Khusus Antibiotik dalam proses pelayanan informasi obat akan
dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Wuna.
3. Sosialisasi tentang penggunaan Obat Antibiotik akan terus dilakukan, salah satunya
melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terutama pada kegiatan Posyandu
lxii
lansia, hal ini bertujuan untuk lebih meningkatkan pemahaman pasien tentang
penggunaan obat antibiotic.
4. Monitoring evaluasi secara terus menerus untuk mengevaluasi penggunaan obat
antibiotic.
lxiii
DAFTAR PUSTAKA
Tim penulis komisi pemberantasan korupsi. 2015. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III.Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Kumorotomo, Wahyudi,dkk. 2015. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Yuniarsih, Tjutju,dkk. 2015. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Fatimah, Elly,dkk. 2015. Manajemen ASN: Modul Diklat Prajabatan Golongan III. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara.
Latief, Yudi. 2015. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan Golongan III. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara.
Suwarno, Yogi, dkk. 2017. Whole of Goverment: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Agus purwanto, Erwan.2015. Pelayanan Publik: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 7 tahun 2008 tentang Jabatan
Fungsional Apoteker dan Angka Kreditnya.
lxiv
Lampiran Kegiatan 1
lxv
Gambar 1.3 Surat Persetujuan Kegiatan Aktualisasi
lxvi
Lampiran Kegiatan 2
lxvii
Gambar 2.3 Draf rancangan SK Pelayanan Kefarmasian
lxviii
Gambar 2.5 Mengusulkan rancangan SK dan SOP Kepada Pimpinan
lxix
Gambar 2.7 SK Pelayanan Kefarmasian
lxx
Lampiran Kegiatan 3
lxxi
Gambar 3.3 Konsultasi Desain Etiket Khusus Antibiotik
Gambar 3.4 Memperbanyak Etiket Khusus Gambar 3.5 Printout Etiket Khusus
Antibiotik Yang Telah Diperbanyak
lxxii
Lampiran Kegiatan 4
Gambar 4.2 Melaksanakan Pre Test Gambar 4.3 Hasil Pre Test
lxxiii
Gambar 4. 4 Sosialisasi Penggunaan Gambar 4.5 Daftar Hadir Peserta Sosialisasi
Antibiotik dan Etiket khusus antibiotik
lxxiv
LAMPIRAN KEGIATAN 5
Gambar 5. 2 Resep
lxxv
Gambar 5.3 Melaksanakan Pre Test
lxxvi
Gambar 5. 5 Menyiapkan Obat Berdasarkan Resep
lxxvii
Gambar 5. 8 Obat Yang Telah Diberi Etiket
lxxviii
5.10 Melaksanakan Post Test
lxxix
Lampiran Kegiatan 6
lxxx
Hasil Pre
Hasil Post
NO. Nama Test
Test
Jawaban(√)
Jawaban(√ )
1 2 3 4
1. Wa Ode Samsia 70 90
2. Iman Wahyu 60 80
3. Hesni 70 90
4. Umrahyani 70 90
5. Salma 60 90
6. Wd. Isnawati 60 100
7. Siti Aisa 70 90
8. Wa Liala 80 90
9. Muliati 70 100
JUMLAH 610 820
PERSENTASE(%) 67,78% 91,1%
Gambar 6. 3 Rekapitulasi Hasil Pre Test Dan Post Test Tenaga Kesehatan
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
Presentase
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pre test Post test
Presentase 67.78% 91.10%
Gambar 6. 4 Diagram Perbandingan Hasil Pre Test Dan Post Test Tenaga Kesehatan
lxxxi
Hasil Pre Hasil Post
NO. Nama Test Test
Jawaban(√) Jawaban(√ )
1 2 3 4
1. La Temba 30 80
2. La Nsigari 20 70
3. Wa Ode Musa 30 80
4. Andrias 50 80
5. Wa Ode Ndoladi 20 70
6. Fatalia 80 90
7. La Sikae 10 60
JUMLAH 240 630
PERSENTASE(%) 34,3% 75,7%
Gambar 6. 5 Rekapitulasi Hasil Pre Test Dan Post Test Pasien
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
Presentase
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pre Test Post Test
Presentase 34.30% 75.70%
Gambar 6. 6 Diagram Perbandingan Hasil Pre Test Dan Post Test Pasien
lxxxii
lxxxiii