Anda di halaman 1dari 6

KONSEP CORE VALUES ASN BERAKHLAK

TUJUAN CORE VALUES ASN

BERORIENTASI PELAYANAN

Kode etik ASN berorientasi pelayanan:


1. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
2. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
3. Melakukan Perbaikan Tiada Henti

Prinsip pelayanan publik:


1. Partisipatif  Melibatkan masyarakat untuk setiap kegiatan pelayanan
2. Transparan  Akses bagi masyarakat untuk setiap kegiatan pelayanan
3. Responsif  Mendengar dan memenuhi kebutuhan masyarakat terkait pelayanan
4. Non diskriminatif  Tidak membeda-bedakan pelayanan antar masyarakat
5. Mudah dan murah  Persyaratan tidak sulit dan biaya terjangkau
6. Efektif dan efisien  Prosedur kerja yang sederhana dan tidak membutuhkan banyak biaya
7. Aksesibel  Lokasi mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8. Akuntabel  Pemanfaatan pajak untuk kegiatan pelayanan
9. Berkeadilan  melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara
lain

Alasan pelayanan prima:


1. Kepuasan pelanggan  sarana kompetisi di masa mendatang, media promosi terbaik, aset
terpenting, serta menjamin tumbuh kembang organisasi
2. Pelanggan  Kritis dalam memili layanan
3. Pelanggan yang puas  akan kembali dan memberikan referensi

Contoh sikap pelayanan prima:

AKUNTABEL

Kode etik ASN akuntabel:


1. Bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan
2. Pelaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi, penggunaan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien
3. Tidak menyalahgunakan kewenanngan jabatan

Panduan perilaku akuntabel:


1. Menciptakan lingkungan yang akuntabel  Pimpinan mempromosikan komitmen
membentuk lingkungan yang akuntabel, adanya transparansi, berintegritas terhadap semua
peraturan yang berlaku, menjalankan tanggungjawab sesuai keputusan yang dibuat,
membudayakan keadilan untuk mencapai kepercayaan dalam lingkungan kerja, penggunaan
hak dan kejelasan terkait kewenangan jabatan, serta konsistensi pelaksanaan semua
kebijakan
2. Mengelola konflik kepentingan  tidak menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan
pribadi ataupun kelompok
3. Pengelolaan gratifikasi yang akuntabel  melaporkan ke KPK
4. Membangun pola pikir antikorupsi
Akuntabel dalam konteks organisasi pemerintah:
1. Keterbukaan informasi publik
a. Semua informasi bersifat terbuka dan dapat diakses masyarakat, kecuali informasi yang
merugikan masyarakat
b. Permintaan akan informasi tidak perlu disertai alasan
c. Diperoleh dengan mudah, sederhana, murah, dan cepat
d. Informasi harus utuh dan benar
e. Proaktif dilakukan oleh badan yang berwenang
f. Perlindungan pejabat beriktikad baik  ex: pejabat yang membocorkan praktik korupsi
2. Proaktif melawan fraud (kecurangan dan korupsi)
a. Menghindari tekanan untuk melakukan fraud (masalah keuangan pribadi, atau sifat buruk
seperti penjudi, hutang berlebihan, dan lainnya)
b. Hindari sikap dan rasionalisasi yang membenarkan diri terhadap tindakan fraud yang
dilakukan
3. Penggunaan sumber daya milik negara (ex: motor mobil dinas) tidak untuk kepentingan
pribadi
4. Penyimpanan, penggunaan data, dan informasi pemerintah yang relevan, dapat dipercaya,
dapat dimengerti, dan dapat diperbandingkan
5. Membangun budaya antikorupsi

KOMPETEN

Kode etik ASN kompeten:


1. Mengembangkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah 
memanfaatkan jejaring, pakar keahlian, sumber regulasi, buku, jurnal, atau informasi digital
2. Membantu orang lain belajar  membentuk forum untuk diskusi ilmu pengetahuan
3. Melaksanakan tugas terbaik  mewujudkan pengetahuan menjadi karya terbaik dan menjadi
tipikal individu yang semangat berkarya

Pengembangan kompetensi ASN


HARMONIS

Kode etik ASN harmonis:


1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya  konsep bhineka tunggal ika
2. Suka menolong orang lain tanpa diskriminasi
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

Peran ASN harmonis:


1. Bersikap netral dan adil
2. Mengayomi kepentingan dan tidak mendiskriminasi kelompok minoritas
3. Toleran atas perbedaan
4. Bersikap suka menolong
5. Menjadi figur dan teladan bagi masyarakat

LOYAL

Kode etik ASN loyal:


1. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD NRI 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Aktualisasi ASN loyal  memiliki Komitmen, Dedikasi, Kontribusi, Nasionalisme, dan PengAbdian
(KoDeKoNasAb) dalam mengutamakan kepentingan bangsa dan negara

ADAPTIF

Kode etik ASN adaptif:


1. Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik
2. Terus menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi
3. Bertindak proaktif

Tujuan budaya adaptif  Menghadapi VUCA dengan VUCA


Penerapan budaya adaptif ASN:
1. Mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
2. Memanfaatkan peluang yang berubah-ubah  memiliki rasa ingin tahu dan selalu membuka
pikiran
3. Mendorong jiwa kewirausahaan
4. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat
dan sebagainya

Adaptif dalam konteks organisasi pemerintah  mewujudkan dynamic governance

KOLABORATIF

Kode etik ASN kolaboratif:


1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama

Bentuk-bentuk aktivitas kolaborasi:


Kolaboratif dalam aspek organisasi pemerintah  Prinsip WoG (Whole of Government)  Upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor

Keuntungan WoG:
1. Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L sektoral secara masing-masing
2. Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu instansi, tetapi lintas instansi
3. Pemerintah lebih mampu menangani tantangan kebijakan yang kompleks
4. Pencegahan terhadap masalah yang mungkin berkembang lebih jauh

Alur praktek WoG:


Penguatan koordinasi antar lembaga  membentuk lembaga koordinasi khusus  membentuk gugus
tugas  koalisi sosial dari penyatuan koordinasi antar sektor

Pelayanan WoG
1. Berdasarkan jenis  pelayanan administratif (dokumen resmi), jasa (pendidikan, kesehatan,
ketenagaan, dll), barang (jalan, perumahan, jaringan telepon, dll), dan regulatif (penegakan
peraturan)
2. Berdasarkan pola  pelayanan teknis fungsional (sesuai bidang), satu atap (terpadu pada satu
instansi pemerintah terkait), satu pintu (terpadu pada suatu unit kerja pemerintah), terpusat
(oleh instansi pemerintah selaku koordinator terhadap instansi pemerintah terkait), serta
elektronik (penggunaan IT)

Anda mungkin juga menyukai