Anda di halaman 1dari 49

13

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)


Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan suatu sistem
penyelenggaraan sistem pemerintahan yang baik (good
governance), yang menyangkut aspek kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur adalah dengan
menyelenggarakan reformasi birokrasi. Salah satu bentuk upaya
tersebut adalah melalui tatanan nilai dasar aparatur sipil negara
(ASN) selaku penyelenggara birokrasi pemerintah. Karena itu peran
aparatur sangat signifikan bagi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, karena aparatur sebagai penggerak dari birokrasi itu
sendiri. Dalam konteks inilah urgensi transformasi pengelolaan SDM
aparatur perlu dipercepat sebagaimana arahan Kepala Negara.

Dalam rangka penguatan budaya kerja dalam sistem birokrasi,


sebagai salah satu strategi untuk mendapatkan percepatan
transformasi SDM aparatur negara menuju pemerintahan berkelas
dunia, pada tangal 27 Juli 2021, Presiden telah meluncurkan Core
Value ASN BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dan Employer
Rebranding ASN “Bangga Melayani Bangsa”.

Dengan menerapkan Core Value ASN BerAKHLAK diharapkan


dapat menghasilkan ASN yang profesional, yaitu ASN yang dapat
memberikan pelayanan prima, bertanggung jawab atas jabatan yang
diberikan, terus belajar dan mengembangkan kemampuan diri, saling
peduli terhadap sesama, berdedikasi tinggi, terus berinovasi dan
antusias, serta mampu membangun kerjasama yang sinergis.
Berdasarkan dari ketujuh nilai dasar BerAKHLAK yaitu Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
14

Kolaboratif yang harus di tanamkan kepada setiap ASN maka perlu


di ketahui indikator-indikator dari ketujuh kata tersebut, yaitu:
1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan didefinisikan sebagai komitmen dalam
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
Selanjutnya, panduan perilaku (kode etik) dalam berorientasi
pelayanan terdiri atas tiga panduan, sebagai berikut:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
seperti:
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak;
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
dan
4) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, seperti:
1) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika
yang luhur;
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah;
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun.
c. Melakukan perbaikan tiada henti, seperti:
1) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik;
2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai.

2. Akuntabel
15

Akuntabel dimaknai sebagai bertanggung jawab atas


kepercayaan yang telah diberikan. Adapun panduan perilaku
(kode etik) dalam akuntabel meliputi:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi;
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

Dimana dalam hal ini diperlukan pula akuntabel dalam konteks


organisasi pemerintahan, seperti dalam hal transparansi dan
akses informasi; praktek kecurangan dan perilaku korup,
penggunaan Sumber Daya Milik Negara, penyimpanan dan
penggunaan dan infomasi pemerintah, serta membangun
budaya anti korupsi di organisasi pemerintahan. Sehingga
diperlukan beberapa perilaku individu dari ASN yang akuntabel,
seperti:
a. Bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan
lembaga dan kode etik yang berlaku untuk perilaku
mereka;
b. Memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan
hormat, penuh kesopanan, kejujuran dan keadilan, dan
memperhatikan secara tepat untuk kepentingan mereka,
hak-hak, keamanan dan kesejahteraan;
c. Membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera,
memberikan pertimbangan untuk semua informasi yang
tersedia, undang-undang dan kebijakan dan prosedur
institusi tersebut;
d. Melayani stakeholders (lingkup pemerintah, swasta atau
masyarakat) setiap hari dengan tepat waktu, memberikan
masukan informasi dan kebijakan.
16

3. Kompeten
Kompeten adalah suatu sikap dengan adanya keinginan untuk
terus belajar dan mengembangkan kapabilitas diri.
Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan secara mandiri
oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan; bersama
dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi dalam
melaksanakan pengembangan kompetensi tertentu, serta
bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang
independen. Panduan perilaku (kode etik) pada nilai kompeten
antara lain:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah, dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu:
1) Bekerja dan mengelola pengetahuan dijadikan
sebagai bagian dari pekerjaan;
2) Mengalokasikan dirinya dalam waktu dan ruang yang
memadai, khususnya untuk penciptaan atau
perolehan pengetahuan;
3) Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang
terkandung dalam dokumen kerja.
b. Membantu orang lain belajar, dengan beberapa cara
sebagai berikut:
1) Berbagi perspektif, dan mendukung kolaborasi,
percakapan dan dialog;
2) Berpartisipasi untuk aktif dalam jaringan para ahli
sesuai dengan bidang kepakarannya;
3) Meluangkan dan memanfaatkan waktunya untuk
bersosialisasi dan bercakap pada saat istirahat kerja.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik, dengan
beberapa cara sebagai berikut:
1) Menjadikan pengetahuan yang dimiliki menjadi karya
terbaik yang bermanfaat untuk pribadi, organisasi,
17

masyarakat serta bangsa dan negara;


2) Bekerja dengan sebaik-baiknya dengan berorientasi
pada mutu sehingga hidup bisa menjadi lebih
bermakna dan berarti.

4. Harmonis
Harmonis diartikan sebagai sikap saling peduli dan menghargai
setiap perbedaan yang ada. ASN berperan dalam menciptakan
budaya harmoni seperti bersikap netral dan adil; mengayomi
kepentingan kelompok minoritas; bersikap toleran atas
perbedaan; memiliki sifat suka menolong; serta menjadi figur
dan teladan di lingkungan masyarakat dalam pelaksanaan
tugas dan kewajibannya,. Panduan perilaku (kode etik)
penerapan nilai harmonis meliputi:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b. Suka menolong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Hal ini tentunya berkaitan dengan terciptanya budaya kerja


yang nyaman dan harmonis yang dapat membuat tempat kerja
berenergi, memberikan keleluasaan untuk belajar dan
memberikan kontribusi; serta kebahagiaan bersama seluruh
anggota organisasi.

5. Loyal
Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara. Pegawai yang loyalitas dapat diukur
dengan beberapa nilai sikap diantaranya taat pada peraturan,
bekerja dengan integritas dan tanggung jawab pada organisasi,
kemampuan bekerja sama dan rasa memiliki yang tinggi,
hubungan antar pribadi; kesukaan terhadap pekerjaan,
keberanian mengutarakan ketidaksetujuan; serta menjadi
18

teladan bagi pegawai lain. Panduan perilaku (kode etik) loyal


adalah sebagai berikut:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia
pada NKRI serta Pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan
Negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

6. Adaptif
Adaptif diartikan sebagai terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakkan ataupun menghadapi perubahan. Dalam hal ini
budaya adaptif dalam pemerintahan adalah budaya organisasi
dimana ASN memiliki kemampuan dalam menerima
perubahan, penyelarasan organisasi secara berkelanjutan
dengan lingkungan serta perbaikan proses internal yang
berkesinambungan. Panduan perilaku (kode etik) penerapan
nilai adaptif, yaitu:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif
Kolaboratif didefinisikan sebagai membangun kerja sama yang
sinergis untuk hasil yang lebih baik. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga
pemerintah yaitu kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada
pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas
publik. Kode etik atau panduan perilaku nilai ini di antaranya:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi;
b. Terbuka dalam kerja sama untuk menghasilkan nilai
19

tambah;
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.

B. Kedudukan dan Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam


Mewujudkan Smart Governance
1. Kedudukan ASN
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politikbersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, pengelolaan ASN diatur
dalam manajemen ASN. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharpkan akan
tersedia sumber daya ASN yang unggul dan selaras dengan
perkembangan jaman.

2. Peran ASN
Pegawai ASN memiliki peran sebagai perencana, pelaksana,
dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan public yang professional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, adapun
menurut Pasal 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal
10 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN mempunyai fungsi atau
peran yang dapat dijabarkan sebagai berikut pegawai ASN
memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksana kebijakan publik, dimana ASN berperan
20

sebagai pelaksana kebijakan yang dibuat oleh pejabat


pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. Pelayan publik, dimana ASN berperan dalam memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
c. Perekat dan permersatu bangsa, dimana ASN berperan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI serta
senantiasa setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945,
negara dan pemerintah.

3, Aktualisasi/Habituasi
Habituasi adalah sebuah proses pembiasaan pada/atau
dengan “sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau terlatih untuk
melakukan “sesuatu” yang bersifat instrisik pada lingkungan
kerjanya. Sedangkan aktualisasi memiliki pengertian sebagai
suatu proses untuk menjadikan pengetahuan dan pemahaman
yang telah dimiliki terkait substansi mata pelatihan yang telah
dipelajari dapat menjadi aktual/ nyata/ terjadi/ sesungguhnya
ada. Kedudukan dan peran ASN dalam setiap organisasi
pemerintah sangatlah menentukan, sebab ASN merupakan
tulang punggung pemerintahan dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Dalam rangka memberikan pelayanan
yang professional, jujur, adil, dan merata maka dibutuhkan juga
sumber daya manusia aparatur pemerintahan yang berkualitas
dan mempunyai tanggungjawab yang tinggi. Sumber daya
manusia dikatakan berkualitas ketika mereka memiliki
kemampuan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepadanya. Peran
dan kedudukan ASN dalam NKRI dapat dilihat dari kemampuan
mereka memahami manajemen ASN, Pelayanan Publik dan
inovasi yang berhubungan dengan Whole of Government. Dari
penjelasan tersebut dapat kita simpulkan dalam pelaksanaan
21

habituasi sangat berhubungan dengan manajemen ASN yang


mengatur tentang peran, fungsi dan kode etik ASN, untuk
membentuk karakter ASN yang akan mewujudkan smart
governance sehingga dalam pelaksanaan habituasi harus
berjalan sesuai dengan kode etik dan kode perilaku ASN.

4. Manajemen ASN
Manajemen ASN dapat diartikan sebagai pengelolaan ASN
dalam menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Aparatur Sipil
Negara (ASN) mempunyai peran yang sangat penting guna
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum,
berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral
tinggi. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 6, Pegawai
ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Sementara sistem merit dalam kaitannya dengan manajemen


ASN adalah konsepsi dalam manajemen ASN berdasarkan
objektivitas dalam pengelolaan ASN yang meliputi kualifikasi,
kemampuan, pengetahuan, serta ketrampilan pegawai yang
menjadi panduan dalam pengelolaan ASN.

5. Smart ASN
Literasi digital dimaknai sebagai kemampuan dalam
mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasi,
mengkomunikasikan, mengevaluasi dan menciptakan infromasi
secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk
pekerjaan. Adapun Kominfo telah mejabarkan literasi digital
menjadi 4 (empat) kompetensi yang meliputi kecakapan
22

menggunakan media digital (digital skills), budaya


menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media
digital (digital etics) dan aman menggunakan media digital
(digital safety). Profil ASN tersebut meliputi Profil Smart ASN
meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan
global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality,
berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.

Kondisi masyarakat saat ini telah mengalami transformasi


digital, dimana hal ini dapat mempengaruhi perubahan cara
kerja disertai pemahaman konsep inovasi teknologi informasi
secara efektif dan efisien dalam lingkup kerja instansi
pemerintah. Secara khusus ASN diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dalam mengakses, mengelola,
serta memahami dalam menciptakan informasi melalui
teknologi digital secara tepat dan aman dalam pekerjaan. Lebih
lanjut lagi, budaya bermedia digital dimana para ASN dapat
membiasakan dengan membangun wawasan kebangsaan, nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-
hari perlu diterapkan sebagai bagian dari masyarakat.

C. Analisa Penetapan Isu


1. Identifikasi Isu
Isu diidentifikasi berdasarkan tugas pokok jabatan saya
sebagai Dokter Penata Muda Tingkat I Golongan III B yang
memiliki kegiatan Tugas Pokok Jabatan yaitu pelayanan
kesehatan, pengabdian kepada masyarakat, pendidikan
dan penelitian serta berpartisipasi dalam kegiatan
keorganisasian rumah sakit, dengan satuan kerja saya RS
Tk II Marthen Indey Jayapura, Kesdam XVII/Cenderawasih.
23

Beberapa isu diambil berdasarkan tugas pokok jabatan


sebagai dokter spesialis mata di RS Tk II Marthen Indey
Jayapura seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1. Identifikasi Isu

Kondisi
Kegiatan Tugas
No Rumusan Isu Masalah Kondisi Saat ini yang
Pokok Jabatan
Diharapkan
1. Melakukan Belum optimalnya Tidak terdapatnya Terdapat edukasi
edukasi pemberian edukasi edukasi digital digital
penggunaan mengenai pentingnya mengenai berkelanjutan
kacamata pada penggunan kacamata pentingnya mengenai
pasien anak pada pasien anak penggunaan pentingnya
dengan dengan kelainan kacamata pada anak penggunaan
kelainan refraksi dengan kelainan kacamata pada
refraksi refraksi anak dengan
kelainan refraksi
yang dapat
diakses melaui di
media sosial
2. Melakukan Kurangnya edukasi Kurang optimalnya Adanya edukasi
penyuluhan mengenai edukasi mengenai pemelliharaan
kesehatan mata pengetahuan pemeliharaan kesehatan mata
kesehatan mata kesehatan mata yang dilakukan
secara rutin baik
offline maupun
online
3. Melakukan Belum optimalnya tata Masih adanya pasien Penetesan yang
pemeriksaan laksana pemeriksaan anak yang tidak diberikan untuk
kelainan refraksi pada anak dilakukan pemeriksaan
refraksi dan dimana masih adanya pemeriksaan refraksi refraksi
pasien anak yang siklopegik, sehingga
24

ambliopia tidak dilakukan penetesan tidak sikloplegik


pemeriksaan refraksi seragam seragam
siklopegik
4. Melakukan Belum optimalnya Tidak terdapat alat Terdapat alat
pelayanan pelayanan skrining pemeriksaan pemeriksaan
retinopathy of retinopathy of skrining ROP yang skrining ROP
prematurity prematurity (ROP) sesuai dengan SOP sesuai dengan
(ROP) karena kurangnya yang berlaku SOP yang berlaku
alat skiring yang
memadai
5. Meneliti dalam Belum ada target Tidak ada target Terdapat 1 target
bidang jumlah penelitian penelitian penelitian dalam
kesehatan mata yang harus dilakukan kesehatan dalam waktu 1 tahun
dalam kurun waktu kurun waktu
tertentu tertentu

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi tersebut, diambil


isu-isu aktual sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pemberian edukasi pentingnya
penggunan kacamata pada pasien anak dengan kelainan
refraksi di RS Tk II Marthen Indey Jayapura
2. Kurangnya edukasi mengenai pengetahuan kesehatan
mata
3. Belum optimalnya tatalaksana pemeriksaan refraksi pupil
lebar / refraksi siklopegik pada pasien anak dengan
kelainan refraksi.
4. Belum optimalnya pelayanan skrining retinopathy of
prematurity (ROP) karena kurangnya alat skiring yang
memadai
5. Belum ada target jumlah penelitian yang harus dilakukan
dalam kurun waktu tertentu

2. Metode APKL
Metode Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan (APKL)
25

merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji


kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan
aktualisasi. Penentukan Core Issues menggunakan teknik (+)
dan (-) yang akan menghasilkan issue tersebut masuk kategori
memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat.

Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau


akan terjadi dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang
seharusnya, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan
yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya.
Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut
hajat hidup orang banyak. Kelayakan, artinya isu bersifat logis
dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
Tapisan isu menggunakan metode APKL diperlihatkan pada
Tabel 3.2.

Dari isu tersebut di atas selanjutnya dilakukan teknik


tapisan penyelesaian isu dengan menilai APKL yang
disesuaikan dengan Sasaran Kinerja Pegawai, seperti
terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2. Metode APKL

Kriteria
No. Isu Hasil
A K P L
1 Belum optimalnya pemberian edukasi dalam penggunan √ √ √ √ MS
kacamata pada pasien anak dengan kelainan refraksi di RS Tk
II Marthen Indey Jayapura
Aktual:
Isu ini termasuk aktual karena sampai saat ini belum ada
pemberian edukasi dalam penggunan kacamata pada pasien anak
dengan kelainan refraksi di RS Tk II Marthen Indey Jayapura,
26

sehingga diperlukan suatu inovasi dalam pemberian edukasi yang


tepat dan berkesinambungan untuk pasien dengan kelainan
refraksi. (A+)
Problematik:
Isu ini problematik dan harus segera diselesaikan karena dengan
membuat edukasi digital sederhana, maka baik pasien dan
keluarga pasien mengenai pentingnya kacamata pada pasien
anak, serta dapat mencegah dampak buruk yang terjadi. (P+)
Kekhalayakan:
Dampak dari isu ini menyangkut proses pelayanan untuk
pasien di poli mata RS Tk II Marthen Indey Jayapura, serta
masyarakat umum. (K+)
Layak:
Isu ini adalah isu yang layak untuk dibahas dan segera diberikan
solusi agar nakes dengan mudah memberikan edukasi sehingga
pasien dan keluarga mendapatkan informasi yang sesuai dan
dibutuhkan. (L+)
2 Kurangnya edukasi mengenai pengetahuan kesehatan √ √ TMS
mata
Aktual:
Isu ini dianggap kurang aktual karena pasien datang ke RS Tk
II Marthen Indey Jayapura sudah mendapatkan penjelasan
lengkap dari informasi yang ada di masyarakat. (A-)
Problematik:
Isu ini tidak tergolong problematik karena kegiatan yang
dilakukan sudah bersinergi dengan organisasi lain. (P-)
Kekhalayakan:
Dampak dari isu ini luas karena berkaitan dengan media
promosi kesehatan, terutama yang dilakukan oleh RS Tk II
Marthen Indey Jayapura (K+)
Layak:
Isu ini layak untuk dibahas karena berkaitan dengan kemajuan
teknologi. (L+)
3 Belum optimalnya tata laksana pemeriksaan refraksi pada √ √ √ TMS
anak dimana masih adanya pasien anak yang tidak
dilakukan pemeriksaan refraksi siklopegik
Aktual:
Isu ini dianggap tidak aktual karena pemeriksaan refraksi pada
27

pasien anak tetap dapat dilakukan tanpa pupil lebar . (A-)


Problematik:
Isu ini tergolong problematik karena pemeriksaan refraksi pada
pasien anak tanpa pupil lebar memiliki hasil yang kurang akurat.
(P+)
Kekhalayakan:
Dampak dari isu ini menyangkut pasien anak di poli mata RS
Tk II Marthen Indey Jayapura secara keseluruhan (K+)
Layak:
Isu ini layak diangkat karena pemeriksaan refraksi pupil lebar pada
pasien anak akan mendapatkan hasil yang lebih akurat. (L+)
4. Belum optimalnya pelayanan skrining retinopathy of √ √ TMS
prematurity (ROP) karena kurangnya alat skiring yang
memadai
Aktual:
Isu ini dianggap aktual karena tidak adanya alat skrining ROP
yang memadai di RS Tk II Marthen Indey Jayapura. (A+)
Problematik:
Isu ini tidak tergolong problematik karena skrining ROP masih
dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemeriksaan lain
yang sederhana. (P-)
Kekhalayakan:
Dampak dari isu ini tidak berakibat fatal bagi penderita atau
pasien lain di RS Tk II Marthen Indey Jayapura (K-)
Layak:
Isu ini layak untuk dibahas dikarenakan harus melakukan
pekerjaan secara optimal dalam setiap kegiatan pelayanan
kesehatan. (L+)
5 Belum ada target jumlah penelitian yang harus dilakukan √ TMS
dalam kurun waktu tertentu
Aktual:
Isu ini dianggap tidak aktual, karena penelitian bukan SKP
dasar yang harus dipenuhi oleh dokter spesialis mata di RS Tk
II Marthen Indey Jayapura. (A-)
Problematik:
Isu ini tidak tergolong problematik karena pelayanan masih
dapat berjalan dengan baik, serta ilmu masih bia didapatkan
dari seminar kesehatan mata. (P-)
28

Kekhalayakan:
Dampak dari isu ini tidak berakibat fatal bagi penderita atau
pasien lain di RS Tk II Marthen Indey Jayapura (K-)
Layak:
Isu ini layak untuk dibahas dikarenakan seyogyanya dokter
spesialis mata tetap melakukan penelitian, karena salah satu
tugas dokter spesialis mata sesuai SKP adalah melakukan
penelitian (L+)
Keterangan:
MS : Memenuhi syarat
TMS : Tidak Memenuhi Syarat

3. Metode USG
Dalam menentukan prioritas isu, dilakukan penapisan
dengan menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dari ketiga isu diatas yaitu:
 Urgency : seberapa mendesak isu tersebut harus
dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia untuk
memecahkan isu tersebut.
 Seriousness : seberapa serius isu tersebut perlu
dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan jika
isu tersebut tidak dipecahkan. Dengan kata lain apabila isu
tidak ditangani maka akan timbul masalah lain yang lebih
besar.
 Growth : seberapa besar kemungkinan isu tersebut
berkembang dan jika dibiarkan maka akan isu akan
memburuk.
Metode USG ini merupakan salah satu cara menetapkan
urutan prioritas isu atau masalah dengan teknik skoring 1-
5, nilai terendah adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 5.
Analisis USG pada isu-isu tersebut terdapat pada tabel di
bawah ini.
29

Tabel 3.3. Metode USG

Kriteria
No Isu Skor Peringkat
U S G

Belum optimalnya pemberian edukasi


dalam penggunan kacamata pada
1. 5 5 5 15 I
pasien anak dengan kelainan refraksi
di RS Tk II Marthen Indey Jayapura
Kurangnya edukasi mengenai
2. 5 4 4 13 III
pengetahuan kesehatan mata

Belum optimalnya tata laksana


pemeriksaan refraksi pada anak
3. dimana masih adanya pasien anak 4 5 5 14 II
yang tidak dilakukan pemeriksaan
refraksi siklopegik

Belum optimalnya pelayanan skrining


retinopathy of prematurity (ROP)
4. 4 4 4 12 IV
karena kurangnya alat skiring yang
memadai
Belum ada target jumlah penelitian
5. yang harus dilakukan dalam kurun 3 4 4 11 V
waktu tertentu

Dengan keterangan harus ditindaklanjuti dan dampak isu dari


indikator Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Keterangan Metode USG

Sko Keterangan
r Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
30

5 Sangat Mendesak Sangat Serius Sangat Cepat Memburuk


4 Mendesak Serius Cepat Memburuk
3 Cukup Mendesak Cukup Serius Cukup Cepat Memburuk
2 Kurang Mendesak Kurang Serius Kurang Cepat Memburuk
1 Tidak Mendesak Tidak Serius Tidak Cepat Memburuk

Serta analisis isu yang Memenuhi Syarat (MS) dapat dilihat


pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Analisis Isu Metode USG

Kriteria
No. Isu
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
1. Belum Isu ini dianggap Isu ini dianggap Isu ini sangat
optimalnya sangat mendesak sangat serius karena memburuk karena
pemberian karena dokter media edukasi dokter spesialis
edukasi spesialis mata mampu mata dan tenaga
dalam harus dituntun meningkatkan kesehatan terkait
penggunan untuk inovatif dan pemahaman serta hanya memberikan
kacamata pada kreatif untuk kepatuhan pasien edukasi lewat oral
pasien anak menyampaikan anak dalam yang menyebabkan
dengan edukai dengan menggunakan penerimaan
kelainan menggunakan kacamata, sehingga informasi semakin
refraksi di RS media edukasi terhindari dari berkurang
Tk II Marthen yang menarik dampak yang tidak
Indey untuk diinginkan
Jayapura meningkatkan
kepatuhan
penggunaan
kacamata pada
pasien anak-anak
2. Kurangnya Isu ini dianggap Isu ini dianggap Isu ini cepat
edukasi sangat mendesak serius karena pasien memburuk karena
mengenai
31

Kriteria
No. Isu
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
pengetahuan karena edukasi tidak mempunyai apabila pasien tidak
kesehatan yang sesuai akan wadah untuk mendapatkan
mata mencegah mendapatkan edukasi yang
terjadinya dampak informasi yang sesuai, maka
yang tidak sesuai mengenai kondisi kesehatan
diinginkan di kesehatan mata mata pasien akan
kemudian hari dapat memburuk
3. Belum Isu ini dianggap Isu ini dianggap Isu ini dianggap
optimalnya mendesak karena sangat serius, akan sangat cepat
tata laksana apabila tidak karena apabila memburuk karena
pemeriksaan
dilakuakn pemeriksaan masa anak-anak
refraksi pada
pemeriksaan kacamata anak tidak adalah masa
anak dimana
refraksi siklopegik, dilakukan dengan stimulasi
masih adanya
hasil yang akurat, maka akan penglihatan paling
pasien anak
yang tidak didapatkan timbul mata lelah optimal, sehingga
dilakukan menjadi kurang dan pandangan jika koreksi refraksi
pemeriksaan akurat yang buram tidak maksimal,
refraksi pandangan mata
siklopegik anak akan
memburuk di
kemudaiin hari
4. Belum Isu ini dianggap Isu ini dianggap Isu ini dianggap
optimalnya mendesak karena serius karena cepat memburuk
pelayanan skrining ROP apabila tidak karena kurangnya
skrining
membutuhkan terdapat nya alat alat skrining ROP
retinopathy of
waktu yang cepat skrining yang yang memadai
prematurity
agar mendapatkan memadai, maka akan menyebabkan
(ROP) karena
hasil terapi penegakan kondisi ROP yang
kurangnya
alat skiring maksimal diagnosis ROP memburuk karena
yang menjadi terhambat diagnosis dan
memadai penanganan krg
sesuai
5. Belum ada Isu ini dianggap Isu ini dianggap Isu ini dianggap
32

Kriteria
No. Isu
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
target jumlah cukup mendesak, serius karena cepat memburuk
penelitian mengingat penelitian yang tidak karena tidak
yang harus peneltian seuai akan adanya target
dilakukan
diperlukan bagi menurunkan penelitian
dalam kurun
dokter spesialis kredibilitas dokter menyebabkan
waktu tertentu
mata sebagai spesialis mata kemapuan ilmu
syarat sebagai seorang pengetahuan dokter
perpanjangan surat peneliti dan pendidik spesialis mata
tanda registrasi kurang berkembang

Berdasarkan Urgency, Seriousness, dan Growth dari ketiga isu


tersebut, maka dipilih isu mengenai “Belum optimalnya
pemberian edukasi dalam penggunan kacamata pada pasien
anak dengan kelainan refraksi di RS Tk II Marthen Indey
Jayapura” menjadi core issue pada lingkup satuan kerja RS Tk
II Marthen Indey Jayapura karena isu tersebut dianggap
memiliki tingkat keseriusan dan potensi dampak yang lebih
tinggi dibandingkan isu yang lain.

4. Diagram Fishbone
Pembahasan selanjutnya digunakan teknik analisis isu dengan
metode Fishbone diagram, melalui teknik 4M yang terdiri atas
Man (tenaga kerja/pekerja fisik), Material (raw material,
konsumsi, dan informasi), Method (metode/proses), dan
Machine (mesin/tekologi) penyebab dari adanya isu tersebut.
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab isu tersebut
kemudian dijelaskan pada Gambar 3.1
33

METHOD MAN

Penyampaian Komunikasi
secara verbal saja interpersonal
kurang efektif kurang

Belum adanya Kurangnya Belum optimalnya


edukasi yang kesadaran dalam pemberian edukasi
berkesinambungan pemberian edukasi
mengenai pentingnya
penggunan kacamata pada
pasien anak dengan
Keterbatasan Belum adanya kelainan refraksi di RS Tk II
penggunaan aplikasi edukasi digital
Marthen Indey
dalam edukasi yang menarik

Keterbatasan Belum adanya media


edukasi melalui edukasi yang
media sosial disosialisasikan di RS

MACHINE MATERIAL

Gambar 3.1. Analisis Isu Menggunakan Metode Fishbone

Sehingga diperoleh analisis penyebab core issue sebagai


berikut:
a. Man: Kurangnya kesadaran dan komunikasi interpersonal
dalam memberikan edukasi
b. Material: Belum adanya media edukasi yang menarik,
yang disosialisasikan di RS
34

c. Method: Belum adanya pemberian edukasi efektif yang


berkesinambungan
d. Machine: Keterbatsan penggunaan edukasi melalui media
sosial

D. Analisis Dampak Rancangan Aktualisasi


Analisis dampak merupakan akibat yang terjadi apabila isu yang
diangkat tidak segera terselesaikan. Hal ini dapat mengakibatkan
dampak bagi individu, unit, maupun organisasi. Sehingga apabila isu
terkait “Belum optimalnya pemberian edukasi dalam penggunan
kacamata pada pasien anak dengan kelainan refraksi di RS Tk II
Marthen Indey Jayapura” tidak terpecahkan, dampak yang dapat
ditimbulkan antara lain sebagai berikut:

1. Belum mampunya tenaga kesehatan dalam memberikan


edukasi pentingnya penggunaan kacamata pada anak dengan
kelainan refraksi dimanapun dan kapanpun;
2. Terbatasnya informasi pentingnya penggunaan kacamata pada
anak dengan kelainan refraksi terbatas;
3. Ketidak patuhan penggunaan kacamata pada anak dengan
kelainan refraksi;
4. Tingginya kejadian mata malas pada pasien anak dengan
kelainan refraksi;
5. Rendahnya nilai akademik pada pasien anak yang dengan
mata malas, disertai dengan kelainan refraksi yang tidak
teratasi .

Apabila isu terkait “Belum optimalnya pemberian edukasi dalam


penggunan kacamata pada pasien anak dengan kelainan refraksi di
RS Tk II Marthen Indey Jayapura” dapat terpecahkan dengan
gagasan membuat standing banner dan video edukasi pentingnya
penggunaan kacamata pada pasien anak dengan kelainan refraksi di
35

RS Tk II Marthen Indey Jayapura Jayapura, maka dampak yang


ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1. Optimalnya tenaga kesehatan memberikan edukasi pentingnya


penggunaan kacamata pada anak dengan kelainan refraksi
secara berkesinambungan;
2. Mudahnya mendapatkan Informasi pentingnya penggunaan
kacamata pada anak dengan kelainan refraksi yang dapat
diperoleh dimanapun kapanpun melalui media sosial;
3. Kepatuhan penggunaan kacamata pada anak dengan kelainan
refraksi naik;
4. Rendahnya kejadian terjadinya mata malas pada pasien anak
dengan kelainan refraksi;
5. Dapat dicegahnya nilai akademik yang rendah pada pasien
anak yang dengan mata malas. .

Kemudian, setelah dianalisis penyebab dan dampak yang


ditimbulkan dari core issue tersebut, penulis membuat pe
pemecahan isu yaitu membuat standing banner dan video edukasi
pentingnya penggunaan kacamata pada anak dengan kelainan
refraksi di RS Tk II Marthen Indey Jayapura Jayapura. Dengan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1. Pemberian informasi yang ditunjang dengan media edukasi


berupa standing banner dan video akan membantu pasien
serta orang tua dan keluarga pasien untuk lebih mudah
memahami petingnya penggunaan kacamata pada anak
dengan kelainan refraksi, selain itu informasi juga dapat
diperoleh secara berkesinambungan dimanapun juga;
2. Tenaga kesehatan dituntun untuk selalu lebih kreatif, inovatif,
dan solutif dalam memberikan edukasi yang menarik, mudah
diingat dan mudah dimenegerti bagi segala lapisan masyarakat;
36

3. Mempermudah interaksi pelayanan kesehatan mata dalam


fungsi rehabilitatif dimanapun dan kapanpun, sehingga proses
pelayanan kesehatan berupa pemberian edukasi dapat
dilakukan dimanapun juga, tanpa harus saling bertatap muka
antara dokter pasien;
4. Melakukan sosialisasi kepada rekan sejawat (perawat dan
refraksionis optisien) bahwa sudah ada media edukasi
pentingnya penggunaan kacamata bagi anak dengan kelainan
refraksi;
5. Memberikan bimbingan/penyuluhan pemeliharaan
penglihatan/edukasi kepada pasien dengan menggunakan
standing banner dan video edukasi;
6. Melakukan evaluasi penggunaan media edukasi yang dilakukan
oleh sejawat (perawat dan refraksionis optisien)
37

E. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit kerja : RS Tk II Marthen Indey Jayapura, Kesdam XVII/Cenderawasih


Identifikasi isu : 1. Belum optimalnya pemberian edukasi pentingnya penggunan kacamata pada pasien anak
dengan kelainan refraksi di RS Tk II Marthen Indey Jayapura
2. Kurangnya edukasi mengenai pengetahuan kesehatan mata
3. Belum optimalnya tatalaksana pemeriksaan refraksi pupil lebar / refraksi siklopegik pada
pasien anak dengan kelainan refraksi.
4. Belum optimalnya pelayanan skrining retinopathy of prematurity (ROP) karena kurangnya alat
skiring yang memadai
5. Belum ada target jumlah penelitian yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu
Isu yang diangat : Belum optimalnya pemberian edukasi pentingnya penggunan kacamata pada pasien anak
dengan kelainan refraksi di RS Tk II Marthen Indey Jayapura
Gagasan pemecahan isu : Membuat standing banner dan video edukasi pentingnya penggunan kacamata pada anak
dengan kelainan refraksi di RS Tk II Marthen Indey Jayapura, kegiatan ini mewujudkan
kedudukan dan peran ASN yaitu Smart ASN
38

Tabel 3.6. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi

KONTRIBUSI
KETERKAITAN SUBSTANSI TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Mengumpulkan data a. Mencari referensi Model edukasi Agenda 2 Terkumpulnya Kegiatan
dan referensi standing banner efektif Akuntabel: bahan referensi menyiapkan
dan video edukasi bertanggungjawab untuk baik lokal maupun bahan referensi
dengan tema menyiapkan bahan untuk internasional sebagai dasar
kesehatan mata dijadikan referensi yang dalam membuat untuk membuat
dari Google dan kredibel edukasi digital standing banner
YouTube Kompeten: bagi pasien dan dan video
meningkatkan masyarakat untuk edukasi adalah
kompetensi dengan mendukung visi bentuk
mencari referensi lain dan misi RS Tk II profesional
baik lokal maupun Marthen Indey dalam
internasional Jayapura dalam pemanfaatan
memberikan sarana dan
Agenda 3 pelayanan prasarana,
Smart ASN: kesehatan (dalam merupakan nilai
menggunakan media hal ini edukasi disiplin yang
digital untuk mencari kesehatan), dimiliki oleh RS
bahan untuk dijadikan emngembangkan Tk II Marthen
referensi kekmpuan melalui Indey Jayapura
b. Menetapkan Model standing Agenda 2 pendidikan sesuai Jayapura
referensi standing banner dan Kompeten: dengan
banner dan video video edukasi meningkatkan perkembangan
edukasi kesehatan yang efektif kompetensi dengan teknologi untuk
mata mencari referensi lain meningkatkan
baik lokal maupun derajat kesehatan
39

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
internasional masyarakat

Agenda 3
Smart ASN:
menggunakan media
digital untuk mencari
bahan untuk dijadikan
referensi
c. Mencari data Data dan Agenda 2
informasi yang informasi Kompeten:
dibutuhkan dalam meningkatkan
membuat standing kompetensi dengan
banner dan video mencari referensi lain
edukasi baik lokal maupun
internasional

Agenda 3
Smart ASN:
menggunakan media
digital untuk mencari
bahan untuk dijadikan
referensi
d. Menentukan Pasien anak Agenda 2:
sasarn target dengan Berorientasi
edukasi kelainan pelayanan:
refraksi dan Memahami keperluan
keluarga pasien pasien dan masyarakat
secara khusus, dalam merencanakan
serta edukasi yang sesuai
40

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
masyarakat Loyal:
luas secara Mengutamakan
umum keinginan dan
kebutuhan masyarakat
e. Berkonsultasi Saran dan Agenda 2
dengan mentor masukan dari Harmonis:
mentor mendengarkan dan
mengemukakan
pendapat satu sama
lain
Loyal:
Menggunakan bahasa
yang sopan dan baik
saat berkonsultasi
dengan mentor
Kolaboratif:
bekerjasama dengan
orang lain untuk hasil
kinerja yang lebih baik

Agenda 3
Manajemen ASN:
mencatat masukan
dan saran dari mentor
agar perencanaan
sesuai dengan
rencana
2. Menyusun konsep a. Mempelajari Ide dan Agenda 2 Kegiatan Kegiatan
dan desain standing banner rancangan Akuntabel: penyusunan menyusun konsep
41

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
standing banner dan video edukasi outline standing membuat konsep konsep dan dan outline ini
dan video edukasi dari Google dan banner dan outline standing outline dapat sejalan dengan
YouTube video edukasi banner dan video berkontribusi nilai RS Tk II
edukasi penggunaan dalam Marthen Indey
kacamata pada anak mendukung visi Jayapura
Adaptif: misi RS Tk II Jayapura untuk
memanfaatkan teknologi Marthen Indey memberikan
untuk membuat standing Jayapura pelayanan
banner dan video edukasi Jayapura dalam melebihi apa yang
melakasakan diharapkan oleh
Agenda 3 penelitian dan pelanggan, dan
Smart ASN: pengembangan lebih baik dari
memanfaatkan yang bermutu pelayanan
teknologi digital sesuai sebelumnya, serta
b. Menyusun Konsep Agenda 2 perkembangan selalu terbuka
rancangan konsep standing Akuntabel: iptek untuk terhadap setiap
membuat standing banner dan membuat konsep memberikan masukan untuk
banner dan video video edukasi outline standing pelayanan kebaikan
edukasi digital banner dan video kesehatan demi organisasi adalah
edukasi penggunaan meningkatkan salah satu wujud
kacamata pada anak derajat nilai ekstra
Adaptif: kesehatan pelayanan prima
memanfaatkan teknologi masyarakat serta akuntabilitas
untuk pembangunan melalui program dan transparansi
instansi pelayanan yang dimiliki oleh
kesehatan RS Tk II Marthen
Agenda 3 mayarakat Indey Jayapura
Smart ASN: umum Jayapura
memanfaatkan
42

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
teknologi digital
c. Konsultasi dengan Saran dan Agenda 2
mentor masukan Harmonis:
mendengarkan dan
mengemukakan
pendapat satu sama
lain
Loyal:
Menggunakan bahasa
yang sopan dan baik
saat berkonsultasi
dengan mentor
Kolaboratif:
bekerjasama dengan
orang lain untuk hasil
kinerja yang lebih baik

Agenda 3
Manajemen ASN:
mencatat masukan
dan saran dari mentor
agar perencanaan
sesuai dengan
rencana
d. Berdiskusi dan Konsep dan Agenda 2
sejawat untuk materi standing Kompeten:
membahas konsep banner dan Membaca literatur
dan materi tentang video edukasi untuk menambah
kelainan refraksi informasi yang akan
43

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
dan pentingnya dituangkan dalam
penggunaan standing banner dan
kacamata pada video edukasi
kelainan refraksi Harmonis:
sesuai dengan mendengarkan dan
literatur. mengemukakan
pendapat satu sama
lain
Loyal:
Menggunakan bahasa
yang sopan dan baik
saat berkonsultasi
dengan mentor
Adaptif:
Menggunakan
teknologi untuk
pengembangan
edukasi
Kolaboratif:
bekerjasama dengan
orang lain untuk hasil
kinerja yang lebih baik

Agenda 3
Manajemen ASN:
mencatat masukan
dan saran dari mentor
agar perencanaan
SMART ASN:
44

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Memanfaatkan
teknologi digital

e. Mendesain Desain Agenda 2


standing banner standing Adaptif:
dan video edukasi banner dan Kreatif dan inovatif
video yang dalam membuat
menarik dan edukasi digital
kreatif
Agenda 3
SMART ASN
Memanfaatkan
teknologi digital

f. Kolaborasi dengan Persetujuan/ Agenda 2


kemitraan masukan dari Harmonis:
mengenai konsep, kemitraan mendengarkan dan
materi, dan mengemukakan pendapat
publikasi satu sama lain
Loyal:
Menggunakan bahasa
yang sopan dan baik saat
berkonsultasi dengan
mentor
Adaptif:
Menggunakan teknologi
untuk pengembangan
edukasi
Kolaboratif:
45

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
bekerjasama dengan
orang lain untuk hasil
kinerja yang lebih baik

Agenda 3
Manajemen ASN:
mencatat masukan
dan saran dari sejawat
SMART ASN:
Memanfaatkan
teknologi digital

g. Melakukan standing Agenda 2


perbaikan hasil banner dan Akuntabel:
konsultasi video edukasi Bertanggung jawab
standing banner yang sudah memperbaiki
dan video edukasi diperbaiki kesalahan sesuai
dengan masukan
sejawat dan mentor

Agenda 3
Manajemen ASN
Mengerjakan tugas
sesuai hasil diskusi
dengan sejawat dan
mentor
3 Membuat media a. Koordinasi dengan Persetujuan Agenda 2 Membuat edukasi Kegiatan
standing banner dan Karumkit dan Karumkit Akuntabel: yang kreatif dan membuat
video edukasi pemasangan untuk membuat standing banner inovatif standing banner
46

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
pentingnya standing banner pemasangan dan video edukasi merupakan dan video
penggunaan dan video pada standing Loyal: kontribusi Visi RS edukasi yang di
kacamata bagi anak TV/layar informasi banner dan membangun instansi lebih Tk II Marthen dalamnya
dengan kelainan video edukasi baik Indey Jayapura terdapat
refraksi di RS Tk II pada TV/layar Adaptif: memanfaatkan yaitu menjadi kolaboratif
Marthen Indey informasi teknologi rumah sakit dengan pihak
Jayapura kebanggaan sejawat, karumkit
Agenda 3 bermanfaat bagi serta IT
Manajeman ASN: masyarakat. Serta merupakan sikap
Ijin atasan untuk sesuai misi RS Tk profesional
pemasangan video edukasi II Marthen Indey memanfaatkan
di RS Tk II Marthen Indey Jayapura dalam sumberdaya
Jayapura memberikan yang ada untuk
Smart ASN: pelayanan pelayanan
menggunakan teknologi kesehatan optimal melalui
untuk pembangunan dengan kerja sama
instansi memanfaatkan dengan pihak
b. Koordinasi dengan Bantuan IT Agenda 2 kemampuan lain merupakan
IT terkait untuk Akuntabel: sumberdaya perwujudan nilai
pemasangan video pemasangan membuat edukasi digital sesuai disiplin, ekstra
pada TV/layar video edukasi Loyal: perkembangan pelayanan prima
informasi pada TV/layar membangun instansi lebih IPTEK untuk dan
informasi baik meningkatkan kebersamaan
Adaptif: memanfaatkan derajat kesehatan yang dimiliiki RS
teknologi masyarakat Tk II Marthen
Indey Jayapura
Agenda 3
Smart ASN: menggunakan
teknologi untuk
47

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
pembangunan instansi
c. Pemasangan video Video edukasi Agenda 2
di TV/layar sudah Berorientasi
informasi terpasang di pelayanan:
TV/layar Pemasangan video
informasi nerupakan pemberian
pelayanan publik yang
berkualitas
Kompeten:
Kreatif dan inovatif
dalam memberikan
edukasi
Adaptif:
memanfaatkan
teknologi

Agenda 3
Smart ASN:
menggunakan
teknologi untuk
pembangunan instansi
d. Pemasangan standing Agenda 2
standing banner di banner sudah Berorientasi
depan poli mata terpasang pelayanan:
Pemasangan standing
banner merupakan
pemberian pelayanan
publik yang berkualitas
Kompeten:
48

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Kreatif dan inovatif
dalam memberikan
edukasi
Adaptif:
memanfaatkan
teknologi

Agenda 3
Smart ASN:
menggunakan
teknologi untuk
pembangunan instansi
e. Konsultasi dengan Saran dan Agenda 2
mentor masukan Harmonis:
mendengarkan dan
mengemukakan
pendapat satu sama
lain
Loyal:
Menggunakan bahasa
yang sopan dan baik
saat berkonsultasi
dengan mentor
Kolaboratif:
bekerjasama dengan
orang lain untuk hasil
kinerja yang lebih baik

Agenda 3
49

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Manajemen ASN:
mencatat masukan
dan saran dari mentor
agar perencanaan
sesuai dengan
rencana
f. Menyebarkan Video edukasi Agenda 2
video edukasi di tersebar melalui Berorientasi
media sosial media sosial pelayanan:
Menyebarkan video
edukasi merupakan
pemberian pelayanan
publik yang berkualitas
Kompeten:
Kreatif dan inovatif
dalam memberikan
edukasi
Adaptif:
memanfaatkan
teknologi

Agenda 3
Smart ASN:
menggunakan
teknologi untuk
pembangunan instansi

4. Melakukan a. Koordinasi dengan Jadwal waktu Agenda 2 Kegiatan Kegiatan


sosialisasi kepada mentor untuk dan tempat Harmonis: sosialisasi ini sosialisasi media
50

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
rekan sejawat menentukan waktu sosialisasi berinteraksi dengan atasan dapat edukasi digital
bahwa sudah ada dan tempat (Undangan) dan berdiskusi dalam berkontribusi kepada para
media edukasi sosialisasi menentukan jadwal dan untuk mendukung sejawat untuk
pentingnya tempat yang tepat visi misi RS Tk II mewujudkan
penggunaan Kolaboratif: Marthen Indey nilai-nilai
kacamata bagi anak bekerjasama dengan Jayapura dalam kebersamaan,
dengan kelainan orang lain mengembangkan bahu membahu
refraksi b. Menyiapkan Peralatan Agenda 2 kemampuan untuk mencapai
sarana dan pendukung Akuntabel: sumberdaya, visi misi RS Tk II
prasarana sosialisasi Menyipkan seluruh sarana dan Marthen Indey
peralatan dan bahan yang prasarana dalam Jayapura sesuai
dibutuhkan dengan baik menimgkatkan dengan nilai
derajat kesehatan kebersamaan
Agenda 3
Manajemen ASN:
melaksanakan seluruh
kegiatan sesuai
dengan jadwal
c. Melaksanakan Bahan ajar dan Agenda 2
sosialisasi kepada media edukasi Kompeten:
personil yang digital meningkatkan
hadir secara kompetensi diri dan
offline kelompok dengan
berbagi informasi
terbaru
Adaptif:
antusias mempelajari
hal baru
51

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Agenda 3
Smart ASN:
menggunakan edukasi
digital sebagai sarana
sosialisasi
d. Melakukan sesi Notulensi, Agenda 2
tanya jawab dan saran, dan Harmonis:
membuat notulensi masukan mendengarkan dan
dari hasil mengemukakan pendapat
sosialisasi satu sama lain
Kolaboratif:
bekerjasama dengan
orang lain untuk mencapai
tujuan bersama.

Agenda 3
Manajemen ASN:
melaksanakan
rangkaian kegiatan
sesuai dengan
rencana
e. Menyimpan data Data edukasi Agenda 2
edukasi digital di digital Akuntabilitas:
tempat yang aman tersimpan Penyimpanan media yang
dan mudah dengan baik baik mengandung nilai
diakses sejawat dan mudah tanggung jawab barang
diakses milik RS
5. Memberikan a. Melakukan Waktu edukasi Agenda 2 Memberikan Kegiatan
bimbingan/penyuluh persiapan pasien telah disepakati Berorientasi edukasi dengan sosialisasi media
52

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
an pemeliharaan dan keluarga Pelayanan: menggunakan edukasi digital
penglihatan/edukasi pasien (kontrak Melakukan edukasi yang media edukasi kepada para
kepada pasien waktu) kreatif mencerminkan digital sejawat untuk
dengan pelayanan maksimal berkontribusi pada mewujudkan
menggunakan Loyal: visi misi RS Tk II nilai-nilai
media edukasi Menggunakan bahasa Marthen Indey kebersamaan,
santun, menunjukkan Jayapura untuk bahu membahu
hormat pada pasien mengembangkan untuk mencapai
sumber daya yang visi misi RS Tk II
Agenda 3 dimiliki sesuai Marthen Indey
Smart ASN dengan profesinya Jayapura sesuai
Menggunakan teknologi dalam dengan nilai
informasi pengembangan kebersamaan,
pelayanan serta nilai
b. Melaksanakan Pasien Agenda 2 kesehatan akuntabilitas dan
konsultasi mengerti dan Berorientasi bermutu sesuai transparansi
penglihatan pada paham Pelayanan: perkembangan dengan
pasien dengan penjelasan Melakukan edukasi yang IPTEK memberikan
kelainan refraksi edukasi yang kreatif mencerminkan pelayanan
dan edukasi diberikan pelayanan maksimal berupa edukasi
penggunaan Akuntabel: digital kepada
kacamata Bertanggung jawab pasien internal
memberikan edukasi maupun
maksimal pada pasien eksternal,
Kompeten: bahkan kepada
Memberikan informasi masyarakat
sesuai keilmuan yang umum
dimiliki
Loyal:
53

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Menggunakan bahasa
santun, menunjukkan
hormat pada pasien

Agenda 3
Smart ASN
Menggunakan teknologi
informasi

c. Melakukan Pasien Agenda 2


evaluasi mengerti dan Berorientasi
pemberian edukasi paham Pelayanan:
penjelasan Berusaha memperbaiki
edukas yang kesalahan untuk
diberikan pelayanan lebih baik
Harmonis:
Berdiskusi dengan
pasien mengenai
edukasi yang diberikan
Loyal:
Menerima segala
masukan terhadap
perbaikan edukasi

Agenda 3
Smart ASN:
Menggunakan teknologi
informasi
d. Melakukan Saran dan Agenda 2
54

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
evaluasi edukasi di masukan Berorientasi
lingkungan RS Tk Pelayanan:
II Marthen Indey Berusaha memperbaiki
Jayapura kesalahan untuk
pelayanan lebih baik
Harmonis:
Berdiskusi dengan
pasien mengenai
edukasi yang diberikan
Loyal:
Menerima segala
masukan terhadap
perbaikan edukasi

Agenda 3
Smart ASN:
Menggunakan teknologi
informasi
e. Melakukan Saran dan Agenda 2
evaluasi video masukan Berorientasi
edukasi di media Pelayanan:
sosial Berusaha memperbaiki
kesalahan untuk
pelayanan lebih baik
Harmonis:
Berdiskusi dengan
masyarakat mengenai
edukasi yang diberikan
Loyal:
55

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Menerima segala
masukan terhadap
perbaikan edukasi digital

Agenda 3
Smart ASN:
Menggunakan teknologi
informasi
6. Melakukan evaluasi a. Observasi Notulensi, Agenda 2 Melakukan Kegiatan
penggunaan media penggunaan saran, dan Harmonis: evaluasi untuk evaluasi untuk
edukasi oleh media masukkan mendengarkan dan mendukung visi meningkatkan
sejawat mengemukakan pendapat misi RS Tk II motivasi kerja
satu sama lain. Marthen Indey yang tinggi untuk
Kolaboratif: Jayapura selalu
bekerjasama dengan terselenggaranya memberikan
orang pelayanan yang terbaik bagi
lain untuk mencapai kesehatan optimal organisasi,
tujuan bersama sesuai dengan dengan
perkembangan mengepentingka
Agenda 3 IPTEK dan profesi n kepentingan
Manajemen ASN: untuk organisasi,
melaksanakan meningkatkan merupakan nilai
rangkaian kegiatan derajat kesehatan dasar prestasi
sesuai dengan melalui program kerja yang
rencana pelayanan dimiliki RS Tk II
b Evaluasi hasil Notulensi, Agenda 2 kesehatan (dalm Marthen Indey
sosialisasi saran, dan Akuntabel: hal ini edukasi Jayapura
masukan Aktif bertanya mengenai kesehatan)
kekurangan, tanggung masyarakat
56

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
jawab terhadap produk umum.
yang dihasilkan
Harmonis:
mendengarkan dan
mengemukakan pendapat
satu sama lain.
Kolaboratif:
bekerjasama dengan
orang
lain untuk mencapai
tujuan bersama

Agenda 3
Manajemen ASN:
melaksanakan
rangkaian kegiatan
sesuai dengan rencana
c. Memperbaiki Video, saran, Agenda 2
media edukasi dan masukkan Kolaboratif:
menerima saran
dan masukkan dari
orang lain
Harmonis:
mendengarkan dan
mengemukakan
pendapat satu
sama lain
57

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Agenda 3
Manajemen ASN:
mencatat masukan
dan saran untuk
perbaikan yang
lebih baik
d. Melaporkan hasil Mentor Agenda 2
final pada mentor mengetahui Harmonis:
produk final mendengarkan dan
edukasi mengemukakan
pendapat satu sama
lain
Loyal:
Menggunakan bahasa
yang sopan dan baik
saat berkonsultasi
dengan mentor
Kolaboratif:
bekerjasama dengan
orang lain untuk hasil
kinerja yang lebih baik

Agenda 3
Manajemen ASN:
Kegiatan berjalan
sesuai dengan
rencana
e. Melaporkan hasil Karumkit Agenda 2
membuat edukasi mengetahui Harmonis:
58

KONTRIBUSI
TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI
MATA PELATIHAN DAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
digital pada produk edukasi mendengarkan dan
Karumkit digital mengemukakan
pendapat satu sama
lain
Loyal:
Menggunakan bahasa
yang sopan dan baik
saat berkonsultasi
dengan mentor
Kolaboratif:
bekerjasama dengan
orang lain untuk hasil
kinerja yang lebih baik

Agenda 3
Manajemen ASN:
Kegiatan berjalan sesuai
dengan rencana
f. Mengarsipkan Edukasi digital Agenda 2
edukasi digital tersimpan Akuntabel:
Mendokumentasikan dan
menyimpan edukasi digital

Agenda 3
Manajemen ASN:
melaksanakan
rangkaian kegiatan
sesuai dengan rencana
59

F. Timeline Rancangan Aktualisasi

Tabel 3.7 Timeline Rancangan Aktualisasi

27 Juni 2023 – 1 Agustus 2023


No. Kegiatan Minggu ke Minggu ke Minggu ke
Minggu ke 4
1 2 3

1. Mengumpulkan data dan referensi

2. Menyusun konsep dan desain standing banner dan video edukasi

Membuat media standing banner dan video edukasi pentingnya


3. penggunaan kacamata bagi anak dengan kelainan refraksi di RS
Tk II Marthen Indey Jayapura
Melakukan sosialisasi kepada rekan sejawat bahwa sudah ada
4. media edukasi pentingnya penggunaan kacamata bagi anak
dengan kelainan refraksi
5. Memberikan bimbingan/penyuluhan pemeliharaan penglihatan/
edukasi kepada pasien dengan menggunakan media edukasi
60

digital

6. Melakukan evaluasi penggunaan media edukasi oleh sejawat


61

Anda mungkin juga menyukai