Anda di halaman 1dari 13

A.

Konsepsi Nilai-Nilai ASN


1. Berorientasi Terhadap Pelayanan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara lain
adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Amanat tersebut mengandung makna negara berkewajibaan memenuhi kebutuhan
setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya
penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik dan pelayanan
administrative sebagaimana tercantum dalam penjelasan atas Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam pasal 4 UU
pelayanan publik yaitu :
1) Kepentingan umum
2) Kepastian hukum
3) Kesamaan hak
4) Keseimbangan hak dan kewajiban
5) Keprofesionalan
6) Partisipatif
7) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
8) Keterbukaan
9) Akuntabilitas
10) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11) Ketepatan waktu
12) Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.
Panduan perilaku atau kode etik dari berorientasi pelayanan sebagai pedoman
bagi ASN dalam melaksanakan tugas sehari-hari adalah sebagai berikut :
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Niali dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku berorientasi pelayanan memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat diantaranya :
1) Mengabdi kepada negara dan rakyat indonesia
2) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
3) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
4) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama
b. Ramah, Cekatan, Solutif dan Dapat Diandalkan Niali dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan panduan perilaku berorientasi pelayanan ramah, cekatan,
solutif dan dapat diandalkan diantaranya :
1) Memlihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
2) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
3) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti Niali dasar ASN yang dapat diwujudkan
dengan panduan perilaku berorientasi pelayanan melakukan perbaikan tiada henti
diantaranya :
1) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
2) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap
seseorang/organisasi yang meberikan amanat. Dalam konteks ASN 12 akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya
sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina dan lebih luasnya kepada
publik. Terdapat beberapa aspek-aspek akuntabilitas adalah sebagai berikut :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result-oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda sebagai berikut :
a. Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang
digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki akuntabilitas
personal antara lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi
dan membuat perbedaan?”
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dan instasinya sebagai pemberi
kewenangan. Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat
akuntabilitas individu seorang PNS adalah kemampuan untuk mengatakan “ini
adalah tindakan yang telah saya lakukan dan ini adalah apa yang akan saya
lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik”
c. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok.
Dalam hal ini tidak ada istilah “saya” tetapi yang ada adalah “kami”. Dalam
kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan
semngat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam
sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja
organisasi yang diharapkan.
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang
telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholder.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi pemerintah
untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan
bermartabat. Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan dan pembayar pajak yang memberikan masukkan, saran dan kritik
terhadap kinerjanya.

Akuntabilitas merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin
dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal 210 sampai
dengan pasal 212, Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1) Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
2) Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk
melaksanakan pengembangan kompetensi tertentu.
3) Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen.
4) Terdapat dua pendekatan pengembangan yang dapat dimanfaatkan pegawal
untuk meningkatkan kompetensinya, yaltu klasikal dan non klasikal.
Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat 14 dilakukan dengan
pendekatan pelatihan non klasikal, diantaranya ealearning, job enrichment dan
Job enlargement termasuk coaching dan mentoring.
Kompoten merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
2) Membantu orang lain belajar
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Pola harmonis merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai
pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubunganhubungan sosial
ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang paling
sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan antara
anggota masyarakat. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuat kita
secara individu menjadi tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk
saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktivitas bekerja serta
meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah peruahaan Brand)
menyatakan beberapa hal tentang bagaimana membangun kultur tempat kerja yang
harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut
adalah :
a. Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan separuh
hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa
agar karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata ruang yang baik dan
keberadaan ruang terbuka sangat disarankan. Desain ruang terbuka dapat
meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan 15 kepuasan kerja,
sekaligus optimal Mengurangi terjadinya kurangnya komunikasi. Disharmonis
yang disebabkan kurangnya komunikasi
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang
menjalankan alur produktivitas, Ketika Anda sudah “mentok", ada baiknya Anda
mencari ide dari orang-orang yang berada dalam tim. Hal tersebut mampu
meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis atau
organisasi.
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi kebahaglaan
dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan kepemilikan dan
meningkatkan antusiasme para karyawan.
Harmonis merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2) Suka menolong orang lain
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
Secara etimologis, istilah "loyal" diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu "Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran
sendiri pada masa lalu. Dalam Kamus Oxford Dictionary kata loyal didefinisikan
sebagai "giving or showing firm and constant support or allegiance to a person or
institution (tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang
teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)".
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah sifat loyal atau setia
kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat
diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap ASN harus senantiasa
menjunjung tinggi kehormatan negara, 16 pemerintah dan martabat pegawai negeri
sipil serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitas terhadap bangsa dan negara.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, memiliki panduan perilaku sebagai berikut :
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintah yang sah
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instasi dan negara
3) Mejaga rahasia jabatan negara.
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak
dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan lingkungan.
Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat penting bagi terjaminnya
keberlangsungan kehidupan. Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut
Management Advisory Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah
organisasi akan mempraktekkannya, yaitu :
a. Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Demikian pula dengan organisasi pemerintah, yang mempunyai tujuan-tujuan
penyelenggaraan fungsinya yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundangan.
Penetapan tujuan organisasi menjadi elemen budaya adaptif pertama yang
diperlukan, dimana pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh variabel
lingkungan. Perubahan lingkungan tidak serta merta mengubah tujuan
organisasi, tetapi adaptasi akan menyesuaikan cara organisasi bekerja 17 agar
pencapaian tetap dilakukan.
b. Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional yang
sesuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya. Demikian pula dengan ASN
sebagai individu yang mempunyai nilai-nilai yang tersemat dalam budaya
kerjanya, sehingga dituntut untuk mengaplikasikannya agar dapat memberikan
pelayanan yang maksimal dan berkualitas.
c. Vision
Menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam Kerangka pikir
dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam organisasi.
d. Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi di atas, makan ilai-nilai korporat juga
menjadi fondasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam organisasi.
e. Coporate strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategi-strategi yang
lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara
terstruktur, efisien dan efektif
f. Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat
diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya adaptif
dapat berkembang dan tumbuh pada sebuah organisasi.
g. Problem solving
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul
dalam organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan. Penyelesaian
masalah harus menjadi tujuan besar dari proses adaptasi yang dilakukan oleh
organisasi.
h. Partnership working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan
partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling menguatkan
dalam penerapan budaya adaptif.
i. Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang penting
dan tidak bisa dihindari.
Adaptif merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3) Bertindak proaktip
7. Kolaboratif
Berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapadefinisi
kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Singh(1998, dalam Celik et al,
2019) mengungkapkan bahwa kolaborasiadalah “value generated from an alliance
between two or more firmsaiming to become more competitive by developing shared
routines”. Ansen dan gash (2012) mengungkapkan beberapa prosesyang harus dilalui
dalam menjalin kolaborasi yaitu :
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholdermitra kolaborasi.
2) Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik danbersungguhsungguh
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan;sharing
ownership dalam proses; serta keterbukaan terkaitkeuntungan bersama
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisibersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilaibersama
5) Menetapkan outcome.

Kolaboratif merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN
yang memiliki panduan perilaku sebagai berikut :

1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi


2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

B. Kedudukan dan Peran ASN


1. Manajemen ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun PPK.
Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan, peran,
hak, kewajiban dan kode etik ASN (Lembaga Administrasi Negara, 2017).
a. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN
terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
2) Pelayan Publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayananadministratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan .
c. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu
yang patut atau layak diterima.Agar melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan baik, dan dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang
diatur di Undang-undang No 5 tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
Berdasarkan pasal 70 UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak serta 21 kesempatan untuk
mengembangkan kompetensinya. Berdasarkan pasal 92 pemerintah juga wajib
memberikan perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja
3) Jaminan kematian
4) Bantuan hukum Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan yang
bersifat kontraktual.
d. Kode etik dan kode perilaku
ASN Dalam UU no.5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa ASN
sebagai profesi berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode
etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan dan etika pemerintahan
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
7) Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau orang lain
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenaidisiplin
pegawai ASN.

2. Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada perspekti
fliterasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang kaya akan
informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia muncul berbagai
perbincangan, regulasi pendukung dan upaya konkret menerapkan transormasi
digital dilingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia.
Terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan dampak yang sangat luar biasa
dalam aspek ini.
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh internet.
Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat Indonesia tidak
terlepas dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek
(GagapTeknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan
aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet
yang digunakan dalam nmeningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan
kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan
dan pengabdian kepada masyarakat.
Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:
a. Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi Pegawai ASN
dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan / atau etika organisasi
dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung dan
pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika
tinggi dan bertanggung jawab.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu
terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap
penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah. Seorang PNS dituntut
untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia (nasionalisme) dan
mengedepankan kepentinga nnasional. Nasionalisme merupakan salah satu
perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam
menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok,
individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya.
c. Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara kemampuan
aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat 23 terbentuknya aparatur
yang profesional. Artinya, keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah
dan tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi. 4) Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan anak
didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki
kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan
antar bangsa yang sangat tinggi
d. Mengusai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi yakni dapat
mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT (informasi
Tekhnology) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang
digunakan dalam meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan
dan pengabdian kepada masyarakat. Seorang ASN selain menguasai Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa
Asing seperti bahasa Inggris, Mandarin dan lain sebagainya.
e. Berjiwa hospitality ( Keramahan )
Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi
bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan aktivitas
pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam menampilkan pelayanan
prima kepada masyarakat
f. ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun
personal.
g. ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreativitas,
inovatif, pantang menyerah, dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Enterpeneurship juga dapat diartikan berpikir
tentang masa depan orang banyak. Kehidupan orang banyak kesejahteraan
masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan dan
dengan dimilikinya kemampuan Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan
mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

Anda mungkin juga menyukai