Anda di halaman 1dari 7

Tugas Individu

Ringkasan Materi Agenda II

Nama : Muhammad Khoirul Muzzammil


Angkatan/Kelompok : 41/3
Unit : Lapas Kelas IIB Probolinggo

BerAKHLAK

1. Berorientasi Pelayanan
Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai
Berorientasi Pelayanan pada peserta melalui substansi pembelajaran yang terkait
dengan bagaimana memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; ramah,
cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; serta melakukan perbaikan tiada henti.
Secara lebih operasional, Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan dengan beberapa
kriteria, yakni:
a. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan pedoman
perilaku sesuai dengan tujuan yang terkandung dari masing-masing nilai. Kode
etik juga terkadang dibuat untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis
boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya yang terkait dengan konflik
kepentingan. Dalam menyelenggarakan pelayanan publik jika terjadi konflik
kepentingan maka aparatur ASN harus mengutamakan kepentingan publik dari
pada kepentingan dirinya sendiri.

b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode perilaku
(code of conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang wajib dan tidak boleh
dilakukan oleh pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut. Contoh
perilaku spesifik dapat juga berupa bagaimana penerapan SOP dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.

c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip


melayani sebagai suatu kebanggaan. Munculnya rasa kebanggaan dalam
memberikan pelayanan akan menjadi modal dalam melaksanakan pekerjaan. Hal
ini juga sejalan dengan employee value proposition atau employer branding ASN
yakni “Bangga Melayani Bangsa”. Kebanggaan memberikan pelayanan terbaik
membantu kita memberikan hasil optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan.
Prinsip melayani juga menjadi dasar dan perlu diatur dengan prosedur yang jelas.

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam


konteks ASN, yaitu

1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,

2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan


3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga
pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat menimbulkan
kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat
dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas
untuk:

a. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan


c. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat
kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN
mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat.

2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah
untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas
adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara
mencapainya.

Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu


akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil,
akuntabilitas membutuhkan adanya 24 laporan, akuntabilitas memerlukan
konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,


akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan
akuntabilitas stakeholder.
a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability) Akuntabilitas personal
mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran,
integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang digunakan untuk
mengidentifikasi apakah seseorang memiliki akuntabilitas personal antara
lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan
membuat perbedaan?”. Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan
dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
b. Akuntabilitas Individu Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan
antara individu dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan
instansinya sebagai pemberi kewenangan. Pemberi kewenangan
bertanggungjawab untuk memberikan arahan yang memadai, bimbingan,
dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja, sedangkan PNS
sebagai aparatur negara bertanggung jawab untuk Bagan 1 Tingkatan
Akuntabilitas 23 memenuhi tanggung jawabnya. Pertanyaan penting yang
digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas individu seorang PNS
adalah apakah individu
mampu untuk mengatakan “Ini adalah tindakan yang telah saya lakukan,
dan ini adalah apa yang akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi
lebih baik”.
c. Akuntabilitas Kelompok Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas
kerjasama kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada
adalah “Kami”. Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka
pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar
berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan
yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
d. AkuntabilitasOrganisasi Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil
pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh
individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada
stakeholders lainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat
umum, pengguna layanan, dan pembayar pajak yang memberikan
masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas
stakeholder adalah tanggungjawab organisasi pemerintah untuk
mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.

3. Kompeten

Arti kompeten dalam asn adalah terus belajar dan mengembangkan kapasitas:
✓ Mengembangkan kompetensi diri
✓ Membantu orang lain belajar
✓ Melaksanakan tugas terbaik

i. Meningkatkan kompetensi diri


untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah keniscayaan.
Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut
juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada
sumber pembelajaran utama dari Internet. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu
melakukan konektivitas dalam basis online network. Sumber pembelajaran lain
bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para pakar/konsultan, yang
mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain.
Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur
diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar
organisasi.
ii. Membantu Orang Lain Belajar:
Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk
morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan. Perilaku
berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam
dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan
dan diambil (Knowledge Repositories). Aktif untuk akses dan transfer
Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk pengembangan
jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned).

iii. Melakukan kerja terbaik:


Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi,
baik instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan
berkembang melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan
dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang

Sesuai dengan kebijakan Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014, prinsip
dasar dalam pengelolaan ASN yaitu berbasis merit. Dalam hal ini seluruh aspek
pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
Pembinaan dan penempatan pegawai pada jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrasi maupun jabatan fungsional didasarkan dengan prinsip merit, yaitu
kesesuaian kualfikasi, kompetensi, kinerja, dengan perlakuan tidak diskriminatif dari
aspek-aspek subyektif, seperti kesamaan latar belakang agama, daerah, dan aspek
subjektivitas lainnya.
Sekurangnya terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi
ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan
karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan
global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.
Kedelapan karakteristik ini disebut sebagai smart ASN
Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika
lingkungan strategis, yaitu: inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan
perseverance serta teamwork dan cooperation.

4. Harmonis

harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa
hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:

a. Membuat tempat kerja yang berenergi Sebagian besar karyawan atau orang
dalam organisasi menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja. Untuk itu
tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan
nyaman saat bekerja. Tata ruang yang baik dan keberadaan ruang terbuka
sangat disarankan. Desain ruang terbuka dapat meningkatkan komunikasi,
hubungan interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus optimal mengurangi
terjadinya disharmonis yang disebabkan kurangnya komunikasi.
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi Selalu ingat
dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang menjalankan alur
produktivitas. Ketika Anda sudah "mentok", ada baiknya Anda mencari ide dari
orang-orang yang berada dalam tim. Hal tersebut mampu meningkatkan
keterlibatan dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi.
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi Tak dapat dielakkan
jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di lingkungan kerja.
Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi kebahagiaan dalam organisasi
kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan
meningkatkan antusiasme para karyawan.

Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya


harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil.
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas,
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap
netral dan adil
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka
menolong
e. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

upaya menciptakan suasana kondusif yang harmonis bukan usaha yang dilakukan
sekali dan jadi untuk selamanya. Upaya menciptalkan dan menjaga suasana
harmonis dilakukan secara terus menerus

5. Loyal

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:

a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan


panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu
atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini
bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan
diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.
c) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan,
kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak
lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d) Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang
mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk
negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai
wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial,
dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan
prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
e) Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat,
atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.

Adapun perilaku adaptif


a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak positive

Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan
baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan
membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi
VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan
Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity,
dan hadapi ambiguity dengan agility. Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki
kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan
stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang
sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan
dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan
organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan
maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan
adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas.

7. Kolaboratif

Kolaboratif atau collaborative governance adalah sebagai sebuah proses yang


melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor
governance Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi
dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya. kolaborasi yang diharapkan
menghasilkan outcome yang diharapkan.

Dalam kolaboratif trdapat panduan perilaku sebagi berikut:


a. Memeberi kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menhasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujaun bersama.

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang


menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.

Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon
ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan
harapan tersebut. Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara
lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga
/Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan
negara
ia.

Anda mungkin juga menyukai